DOKUMEN RKL-RPL SEM II 2022 Koreksi Ok
DOKUMEN RKL-RPL SEM II 2022 Koreksi Ok
KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II Tahun 2022 ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan dan pengelolaan di
wilayah KPH Banyumas Barat pada Tahun 2022 dengan mensinergikan aspek lingkungan
dan untuk mengidentifikasi, memonitoring, dan mengevaluasi kondisi dan dampak yang
ditimbulkan akibat kegiatan pengelolaan sumber daya hutan serta dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan pengelolaan melalui upaya perbaikan dan penyempurnaan
pengelolaan di masa yang akan datang.
Melalui Laporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan ini mampu menunjang upaya
peningkatan kinerja perusahaan khususnya Perum Perhutani KPH Banyumas Barat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Identitas Perusahaan........................................................................................................1
B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.....................................................................................2
C. Deskripsi Kegiatan..........................................................................................................3
D. Perkembangan Lingkungan Sekitar..............................................................................25
BAB II PELAKSAAN DAN EVALUASI .............................................................................26
A. Pelaksanaan...................................................................................................................26
1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)....................................................................26
1.1. Komponen Lingkungan Fisik Kimia.....................................................................26
1.2. Komponen Lingkungan Biologi............................................................................31
1.3. Komponen Lingkungan Sosekbud.........................................................................35
1.4. Komponen Lingkungan Keslingmas.....................................................................41
2. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).....................................................................41
2.1. Komponen Lingkungan Fisik Kimia.....................................................................42
2.2. Komponen Lingkungan Biologi............................................................................48
2.3. Komponen Lingkungan Sosekbud.........................................................................54
2.4. Komponen Lingkungan Keslingmas.....................................................................65
B. Evaluasi.........................................................................................................................67
1. Evaluasi Fisik Kimia.....................................................................................................67
1.1. Peningkatan Laju Erosi..........................................................................................67
1.2. Koefisiensi Rejim Sungai (KRS, TSS, dan Sedimentasi)......................................68
1.3. Curah Hujan...........................................................................................................68
1.4. Perubahan Struktur Flora dan Fauna.....................................................................69
1.5. Keberadaaan Pengelolaan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT)...........69
1.6. Bahan Kimia..........................................................................................................70
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat ii
Laporan Kegiatan Pelaksanaan 2022
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II
2. Biologi...........................................................................................................................70
2.1. Perikanan...............................................................................................................70
2.2. Satwa......................................................................................................................73
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................78
3.1. Kesimpulan................................................................................................................78
3.2. Rekomendasi.............................................................................................................79
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Penyiapan Lahan di Wilayah KPH Banyumas Barat Tahun 2022................6
Tabel 4. Jenis pupuk dan pestisida yang direncakan digunakan di lokasi persemaian di
wilayah KPH Banyumas Barat.................................................................................................12
Tabel 5. Realisasi Kegiatan Pemanenan Kayu di Wilayah KPH Banyumas Barat Tahun 2022
..................................................................................................................................................20
Tabel 6. Realisasi angkutan produksi di TPK KPH Banyumas Barat tahun 2022..................20
Tabel 9. Hasil Pemantauan Erosi Aktual dan Indeks Erosi Semester II tahun 2022...............44
Tabel 15. Jumlah Tenaga Kerja Lokal KPH Banyumas Barat tahun 2022..............................55
Tabel 17. Pendapatan Wisata s.d Desember tahun 2022 KPH Banyumas Barat.....................57
Tabel 22. Hasil Pemantauan Penggunaan Bahan Kimia Semester II tahun 2022....................66
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat iv
Laporan Kegiatan Pelaksanaan 2022
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II
Tabel 24. Hasil Evaluasi Pengukuran Debit (KRS) Semester II tahun 2022...........................68
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Perusahaan
Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Barat
Nama Perusahaan
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah
Penanggung Jawab
Nama NUR BUDI SUSATYO, S.Hut, M.M
Kota
Propinsi
Koordinat lokasi 07° 58' 13” LS
109° 35' 03” BT
n
Arah
- Utara Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas (KPH
Pekalongan Barat dan KPH Banyumas Timur)
- Timur Kabupaten Banyumas dan KPH Banyumas Timur
- Selatan P. Nusakambangan, Samudra Indonesia
- Barat Kota Banjar, KPH Ciamis Divre Jawa Barat dan Banten
Luas lahan kegiatan 54.704,52 Ha
Luas Areal Per
Kabupaten:
← - Banyumas 7.760,46 Ha (14,19%)
← - Cilacap 46.944,06 Ha (85,81%)
C. Deskripsi Kegiatan
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat merupakan salah satu unit managemen dari
57 KPH di wilayah kerja Perum Perhutani yang mengelola hutan.kawasan hutan KPH
Banyumas Barat berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor SK.73/MenLHK/Setjen/Kum.1/2/2021 tentang Penugasan Pengelolaan Hutan
Produksi dan Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi
Jawa Barat dan Provinsi Banten kepada Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan
Negara. Sedangkan berdasarkan hasil risalah/ penataan kawasan hutan KPH
Banyumas Barat tahun 2022 yang ditetapkan dalam Rencana Pengaturan Kelestarian
Hutan (RPKH) jangka 2022-2031 yaitu seluas 54.704,52 Ha yang meliputi kawasan
hutan yang berada di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah. Selain itu berdasarkan Evaluasi Potensi SDH tahun 2021 luas kawasan hutan
KPH Banyumas Barat adalah seluas 54.407,52 Ha yang terdiri dari kelas perusahaan
pinus dan kelas perusahaan mangrove, dengan pembagian berdasarkan fungsinya
terdiri dari, Fungsi Kawasan Hutan Produksi seluas 54.509,52 Ha yang dibagi lagi
menjadi Hutan Produksi seluas 28.903,99 Ha dan Hutan Produksi Terbatas seluas
25.687,19 Ha serta kawasan Hutan Lindung seluas 114,10 Ha.
Kegiatan pengelolaan hutan didasarkan pada aspek kelestarian produksi, sosial, dan
lingkungan guna pencapaian pembangunan berkelanjutan/ lestari (sustainable
development). Pengelolaan hutan berbasis kelestarian tersebut merupakan komitmen
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat 3
Laporan Kegiatan Pelaksanaan 2022
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II
Secara umum kegiatan pengelolaan hutan untuk produksi baik kayu, non-kayu,
maupun jasa dan produk turunan lainnya akan berpengaruh terhadap kondisi
ekosistem dan lingkungan, begitu pula dengan pengelolaan hutan oleh KPH
Banyumas Barat secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap
komponen lingkungan, baik dampak baik maupun buruk. Sebagai salah satu upaya
untuk penanggulangan, penanganan, pencegahan, pengendalian dampak negatif dan
sebagai upaya peningkatan dampak positif terhadap lingkungan, maka KPH
Banyumas Barat melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). Sebagai
tindak lanjut dalam menguji efektifitas dan efisiensi teknologi pengelolaan hutan yang
digunakan, maka dilakukan langkah monitoring dan pemantauan melalui Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) yang dilaksanakan secara terpada dan terintegrasi
sesuai kewenangan, peran serta tanggung jawab masing-masing stakeholder.
Berikut ini akan diurakain beberapa kegiatan pengelolaan hutan di KPH Banyumas
Barat yang terdiri dari 14 elemen kegiatan yaitu penataan hutan, persiapan tanaman,
persemaian, pelaksanaan tanaman, pemeliharaan tanaman, perlindungan dan
pengamanan hutan, pembuatan dan pemeliharaan sarana jalan, pemanenan hasil
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat 4
Laporan Kegiatan Pelaksanaan 2022
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II
hutan, pengangkutan hasil hutan, pemasarana hasil hutan, pengelolaan HCVF (High
Conservation Value Forest), penanganan tenaga kerja, kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat, serta penelitian dan pengembangan.
1. Penataan Hutan
Kegiatan penataan hutan yang dilakukan di wilayah KPH Banyumas Barat
meliputi:
a. Risalah Awal Jangka
Risalah awal jangka merupakan kegiatan inventarisasi untuk menyediakan
informasi mengenai kondisi sumberdaya hutan, utamanya tentang potensi
tegakan hutan. Informasi ini nantinya digunakan untuk melakukan kegiatan
perencanaan pengaturan kelestarian hutan pada jangka berikutnya. Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) Perum Perhutani yaitu rencana
perusahaan yang berlaku dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun untuk kelas
perusahaan jati maupun rimba.
Evaluasi posisi pal-pal batas melalui pengukuran ulang jarak antar pal
batas.
Selain itu KPH Banyumas Barat juga melakukan penataan batas Kawasan
Perlindungan Setempat (KPS), dimana KPS diposisikan sebagai petak baru.
KPS yang ada di KPH Banyumas Barat meliputi sempadan sungai, sempadan
pantai, sempadan jurang, dan kawasan sekitar mata air.
2. Persiapan Tanaman
Kegiatan pembuatan tanaman di KPH Banyumas Barat pada tahun 2022 hanya
dilaksanakan pada tanaman rutin dan pembangunan, Tanaman Rutin adalah
tanaman yang dibuat pada kawasan bekas tebangan rutin (A2) yang direncanakan
sesuai dengan pola pengaturan kelestariannya. Jenis yang digunakan pada
tanaman rutin adalah Pinus (Pinus merkusii). Sedangkan Tanaman
Pembangunan adalah tanaman yang dibuat dalam rangka rehabilitasi kawasan
produksi yang tidak/kurang produktif seperti lokasi TK (Tanah Kosong) dan TBK
(Tanaman Bertumbuhan Kurang). Jenis yang digunakan pada tanaman
pembangunan dapat berupa Jati (Tectona grandis) maupun jenis rimba seperti
Pinus (Pinus merkusii), serta rimba lainnya tergantung jenis tanah dan kelas hutan
sebelumnya. Persiapan tanaman adalah penyiapan lahan dilakukan pada areal
yang akan ditanami, baik di areal bekas tebangan maupun lahan kosong. Setelah
dibersihkan areal diupayakan langsung ditanami. Namun dengan target sebesar
yang direncanakan oleh perusahaan, ada kemungkinan terdapat jangka waktu
antara pembersihan dan penanaman. Penyiapan lahan tersebut dilaksanakan sesuai
dengan rencana penanaman, seperti disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.
a. Perekrutan Pesanggem
Perekrutan pesanggem dilakukan oleh Asper/ KBKPH (Kepala Bagian
Kesatuan Pemangkuan Hutan) melalui proses pengumuman terbuka kepada
masyarakat sekitar hutan, khususnya yang tergabung dalam LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan). Apabila terjadi kurangnya peminat untuk menjadi
pesanggem dari masyarakat setempat, maka dilakukan upaya pengadaan dari
tempat lain.
yang dibuat dari kayu dengan panjang 1,5 m diameter 13 -19 cm pada bagian
atas sepanjang 1 m dipacak (dibuat persegi, ujungnya dibuat lancip dan pada
bagian tersebut ditulis nomor andil, nama pesanggem/pekerja dan luas andil).
e. Plang Tanaman
Plang tanaman dibuat dengan ukuran panjang 120 cm dan lebar 80 cm di
pasang dilokasi masuk jalan pemeriksaan. Plang tanaman berisi informasi
mengenai petak tanaman tersebut.
f. Gubug Kerja
Gubug kerja adalah bangunan sederhana untuk keperluan penjagaan tanaman
dan tempat beristirahat yang bukan merupakan tempat kediaman.
h. Pembersihan Lapangan
Mandor Tanam dengan dibantu pesanggem atau tenaga kerja mulai
melaksanakan pekerjaan pembersihan lapangan pada bulan April tahun
berjalan. Pembersihan meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan yang tidak
diperlukan, sampah, serasah dan tumbuhan bawah tidak dibakar, namun
3. Persemaian
Dalam kegiatan persemaian di KPH Banyumas Barat meliputi : kegiatan
pengadaan bibit, lokasi persemaian, serta metode produksi bibit.
a. Pengadaan Bibit
Sumber Benih
Jenis-jenis tanaman yang akan ditanam di wilayah KPH Banyumas Barat
pada tahun 2022 meliputi : tanaman pokok Pinus dan Kayu Putih serta
Perum Perhutani KPH Banyumas Barat 9
Laporan Kegiatan Pelaksanaan 2022
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester II
b. Lokasi Persemaian
d. Pemupukan Bibit
Jenis pupuk dan pestisida yang direncanakan digunakan di lokasi persemaian
di wilayah KPH Banyumas Barat disajikan pada Tabel 4 berikut ini
4. Pelaksanaan Tanaman
a. Kegiatan Penanaman dan Teknis Penanaman
Kegiatan penanaman di wilayah KPH Banyumas Barat tahun 2022 akan
dilaksanakan awal musim hujan yaitu antara bulan Oktober – Desember awal.
Pola tanam yang digunakan diatur berdasarkan kaidah silvikultur THPB
(Tebang Habis Permudaan Buatan) dengan memperhatikan aspek konservasi
tanah dan air. Pada lahan yang relatif datar (0 – 15 %) dilaksanakan
penanaman dengan system tumpangsari dengan jarak tanam yang digunakan
adalah 6 m x 3 m, sehingga jumlah tanaman yang dibutuhkan sebanyak 555
pohon/Ha. Arah jalur tanamn sedapat mungkin dibuat dari Barat – Timur dan
dibuat bersambung apabila memotong jalan. Pada lahan yang relatif curam
(kelerengan 15 – 25 %) pada persiapannya dibuat teras/anggelan.
adalah acir pokok dan pengisi karena penanaman hanya dilakukan untuk
tanaman pokok dan pengisi saja.
Pada lahan kering, penanaman pada prinsipnya dilakukan pada awal musim
penghujan, yaitu pada bulan Oktober, November, Desember, Januari, dan
paling lambat pada bulan Maret (dua bulan sebelum musim kemarau). Hal ini
dilakukan untuk menjamin agar tanaman memperoleh suplai air yang cukup,
terutama pada masa awal pertumbuhannya.
Sebelum dilakukan penanaman, tanah galian dari lubang tanam sekitar 1/3
bagian kemudian diberikan pupuk dasar (pupuk kandang 2 kg/lubang). Proses
penanaman dilanjutkan dengan memasukkan tanah dan bibit kedalam lubang
tanam. Pupuk diletakkan tepat di bawah bibit (media). Penanaman diatur
sehingga media bibit bagian paling atas berada sekitar 1 cm di bawah
permukaan tanah asli (sekelilingnya).
a. Pencurian Kayu
Upaya pencegahan dan penanggulangan pencurian kayu yang dilakukan di
wilayah KPH Banyumas Barat meliputi:
Meningkatkan koordinasi aparat serta kerjasama dengan LMDH
Publikasi menyangkut perlindungan hutan
Peningkatan kekuatan petugas secara mental maupun fisik
Meningkatkan patroli dan optimalisasi sarpra yang dimiliki
Memfasilitasi pembelian kayu bagi industri kayu dan mebel sekitar
hutan
Pemasangan papan peringatan dan ancaman sesuai undang-undang
Sosialiasi perlindungan hutan dan pengamanan hutan kepada
masyarakat sekitar hutan
b. Perburuan Satwaliar
Upaya pencegahan dan penanggulangan perburuan satwaliar di wilayah KPH
Banyumas Barat yang dilakukan meliputi:
Publikasi menyangkut perlindungan satwa-satwa yang dilindungi
Koordinasi dan membangun kesepahaman dengan BKSDA dan
Perbakin
Memasang plang berisi peringatan dan ancaman hutan sesuai undang-
undang terhadap pelaku perburuan liar
c. Kebakaran Hutan
Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di wilayah
KPH Banyumas Barat yang dilakukan meliputi:
Penyamaan persepsi tentang aspek-aspek menyangkut kebakaran hutan
dan kelestarian hutan melalui penyuluhan serta menjamin hubungan
baik dengan masyarakat utamanya yang langsung berhubungan dengan
keamanan hutan (kebakaran)
Dalam kawasan hutan KPH Banyumas Barat terdapat enclave dengan status
hak milik masyarakat namun tidak menimbulkan masalah. Enclave tersebut
berupa sawah, permukiman, kebun, dan tegal. Adanya enclave ini bukan
merupakan masalah tenurial yang kemungkinan akan menyebabkan terjadinya
perubahan kelas hutan atau fungsi hutan di KPH Banyumas Barat. Upaya yang
telah dilakukan oleh KPH Banyumas Barat terkait dengan masalah enclave
adalah laporan Pal Batas tiap 3 (tiga) bulan sekali, dan juga adanya risalah
hutan terkait dengan penentuan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan tiap 10
tahun sekali. Masyarakat mengakui batas-batas kawasan hutan yang telah ada
selama ini.
e. Penggembalaan
b. Tebangan B (Tebang
Redesain)
Adalah penebangan habis dari hutan yang produktif untuk tujuan perombakan/
perbaikan kelas hutan dari Tanah Kosong (TK) atau Tanaman Bertumbuh
Kurang (TBK) menjadi Kelas Umur (KU). Tebangan B dimaksudkan juga
untuk mengembalikan jenis pohon sesuai dengan jenis kelas perusahaan,
seperti tebangan pada Tanaman Kayu Lain (TKL).
Ha M3 M3
A (Teb. Sesuai Daur) 254,8 25.774,620 25.662,060
B (Teb. Redesain)
- J 63,7 569,896 595,834
ati 15,8 392,869 402,040
- R
imba
D (Tebangan Rawat)
- J 19,7 6,673 5,839
ati 254,9 1.383,210 1.506,950
- R
imba
E (Teb. Penjarangan)
- J 126,8 110,915 91,442
ati 223,4 1.230,915 1.204,080
- R
imba
JUMLAH 959,10 29.469,098 29.468,245
Sumber data: Laporan Realisasi Tebangan s.d Desember 2022 KPH Banyumas
Barat
Pemasaran hasil pemanenan hasil hutan (kayu) yang ada di KPH Banyumas Barat
dilakukan oleh KPH sendiri, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana
sistem pemasaran dilakukan oleh KBM (Kesatuan Bisnis Mandiri) Pemasaran I
Banyumas Barat, dimana sistem pemasaran hasil hutan di Perum Perhutani waktu
itu dipisahkan antara pengeolaan hutan (KPH Banyumas Barat) dengan pemasaran
hasil hutan.
NKT5 (sosial ekonomi) dan NKT6 (budaya) bertujuan untuk mengakui dan
memberikan ruang kepada masyarakat lokal dalam rangka menjalankan pola hidup
tradisionalnya yang tergantung pada hutan atau ekosistem lainnya.
Dari hasil identifikas dan evaluasi yang telah dilakukan, di wilayah hutan KPH
Banyumas Barat terdapat kawasan hutan dengan nilai konservasi tinggi sebagai
berikut:
KPH Banyumas Barat tidak memiliki bagian khusus yang menangani penelitian
dan pengembangan, tetapi kegiatan ini dilakukan olah Pusat Penelitian dan
Pengembangan di Cepu.
tersebut secara garis besar tidak berpengaruh secara signifikan dalam pengelolaan
hutan.
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan
1.1.5. Sedimentasi
a. Jenis Dampak : Meningkatnya Kandungan TSS pada Air Sungai
b. Sumber Dampak :
- Persiapan Tanaman
- Pemanenan Hasil Hutan
- Pengelolaan HCVF/KBKT
c. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Kegiatan Penanaman dengan Sistem Banjarharian dengan
Pengolahan Tanah yang minimum
- Pengelolaan HCVF/KBKT
c. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Penetapan Kawasan-kawasan Lindung
- Pemberian Tanda Batas dan Papan Peringatan dalam rangka
Perlindungan terhadap Satwaliar Dilindungi
- Identifikasi Jenis Tumbuhan sebagai Sumber Pakan Satwa
- Mempertahankan dan Mengembangkan Jenis Tumbuhan Sumber
Pakan Satwa
- Mengembangkan Jenis-jenis Tanaman yang merupakan Habitat
ataupun Sumber Pakan bagi Satwaliar terutama yang Dilindungi
- Kegiatan Pengamanan Hutan dengan melakukan Pengamatan dan
Identifikasi Satwa terutama pada areal yang merupakan Habitat
Satwaliar
- Pemasangan Plang Larangan Berburu
d. Tolak Ukur Dampak : Indeks Keragaman Shannon
e. Lokasi Pengelolaan :
- Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan KPH Banyumas Barat
- Sesuai dengan RTT Tanaman Tahun 2022
f. Periode/Waktu Pengelolaan :
- Sesuai dengan RPKH jangka 2022 sd. 2031
- Sesuai dengan RTT Tanaman Tahun 2022
- Penataan Hutan
- Pelaksanaan Tanaman
- Penanganan Tenaga Kerja
- Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
- Memberikan akses kepada masyarakat dalam kegiatan Tanaman
Banjarharian dan Tumpangsari, Pemeliharaan Tanaman, dengan besar
upah yang telah ditetapkan
- Memberikan akses kepada masyarakat untuk ikut memanfaatkan
Lahan di bawah Tegakan yang sedang diteres
d. Tolak Ukur Dampak : Tingkat Pemanfaatan Lahan oleh Masyarakat
e. Lokasi Pengelolaan :
- Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan KPH Banyumas Barat
- Sesuai dengan RTT Pelaksanaan Tanaman Tahun 2022.
f. Periode/Waktu Pengelolaan :
- Sesuai RPKH jangka 2022 – 2031
- Sesuai dengan RTT Pelaksanaan Tanaman Tahun 2022
Hasil Uji
Kegiatan pemantauan erosi yang dilakukan pada (SPLE) sampai dengan bulan Juni
2022, menunjukkan hasil dengan nilai kriteria baik masih berada pada ambang normal
(rata-rata IE < 0,1), sehingga memiliki kecenderungan membaik di masa yang akan
datang karena telah habisnya tanah kosong dan adanya upaya pengelolaan SDH yang
lebih baik di Perhutani. Lokasi SPLE (Stasiun Pemantauan Lingkungan Erosi) metode
bak secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 9. Hasil Pemantauan Erosi Aktual dan Indeks Erosi Semester II tahun 2022
PENGAMATAN DALAM BULAN PENGAMATAN DALAM BULAN
JUMLAH RATA-RATA
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
LOKASI SPL Erosi Aktual Erosi Erosi Erosi Erosi Erosi Erosi
NO Erosi Aktual
EROSI Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks
(A) (A)
erosi (A) erosi (A) erosi erosi (A) erosi (A) erosi (A) erosi (A) erosi
(Ton/Ha/Tah (Ton/Ha/Tah
(IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE)
un) un)
ahun) ahun) ahun) ahun) ahun) ahun)
1 SPL 1 0.4971 0.0157 0.7438 0.0235 0.5426 0.0172 0.3301 0.01044 0.7437 0.02354 0.7478 0.02366 3.6051 0.1141 0.6008 0.0190
2 SPL 2 0.5329 0.0169 0.8968 0.0284 0.7093 0.0224 0.5294 0.01675 0.8968 0.02838 0.7233 0.02289 4.2884 0.1357 0.7147 0.0226
3 SPL 3 0.7232 0.0229 1.0084 0.0319 0.2414 0.0076 0.6771 0.02143 0.7810 0.02472 0.7820 0.02475 4.2131 0.1333 0.7022 0.0222
4 SPL 4 0.3976 0.0126 1.0574 0.0335 1.0027 0.0317 0.5449 0.01724 0.9986 0.03160 1.0032 0.03175 5.0043 0.1584 0.8340 0.0264
Jumlah 2.15078 0.06806 3.70624 0.11729 2.49603 0.07899 2.08142 0.06587 3.42011 0.10823 3.25634 0.10305 17.11091 0.54148 2.85182 0.09025
Berdasarkan hasil evaluasi pemantauan erosi aktual semester II tahun 2022 yaitu
sebesar 17,11091 ton/ha/thn dengan indeks erosi sebesar 0,54148. Hasil tersebut
menunjukkan erosi yang terjadi pada wilayah KPH Banyumas Barat masih berada di
bawah ambang batas.
Laporan rekapitulasi debit semester II tahun 2022 di wilayah KPH Banyumas Barat
dapat dilihat pada Tabel 11.
Dari hasil uji kimia air di beberapa parameter hampir semuanya masih di ambang
baku mutu yang sudah di tetapkan, untuk itu pengelolaan di kawasan perarian
masih tergolong baik dan perlu di tingkatkan lagi pengawasan tentang
penggunaan pestisida yang bisa mengakibatkan tercemarnya lokasi sungai yang
ada di wilayah hutan KPH Banyumas Barat. Kegiatan patroli rutin dan sosialisasi
agar selalu di tingkatkan untuk menjaga keberhasilan kawasan tersebut.
Cites Appendix
II
2 Ayam Hutan Gallus gallus Cites Appendix 91
II, IUCN (LC)
3 Bangau Ciconia stormi 17
4 Bangau Tongtong 1
5 Beo Gracula religiosa Cites Appendix 1
II, IUCN (LC)
6 Biko 1
7 Blekok Ardeola speciosa Cites Appendix 73
II
8 Branjangan Mirafra javanica 3
9 Bubut Centropus bengalensis IUCN (LC) 90
10 Bubut alang-alang 16
11 Burung hantu 5
12 Cangak Ardea purpurea IUCN (LC), 29
Permen LHK No.
6
13 Cangkakak Lacedo pulchella IUCN (LC) 19
14 CEKAKAK/Jesngek Halcyon cyanoventris 23
15 Ciang mungkal Cochoa azurea 17
16 Ciblek Prinia familiaris IUCN (NT) 19
17 Cipoh/Sirdum Aegithina tiphia IUCN (LC) 34
18 Crocokan/Trocokan Pycnonotus goiavier 24
19 Cucukurang Alcedo meninting IUCN (LC) 28
20 Dekukur Streptopelia chinensis 154
21 Dokjali/Elang Haliatus indus 50
22 Emprit Amandava amandava 409
23 Gagak Corvus corax IUCN (LC) 17
24 Gelatik Jawa Haliatus indus 10
25 Holibri 1
26 Jalak Acridotheres javanicus IUCN (Vu) 5
27 Kacamata Zosterops palpebrosus IUCN (Lc) 45
28 Kacer/Kucica Copsychus saularis 1
Kampung
29 Kaling 24
30 Kedasih/Wiwik Cacomantis merulinu 24
Kelabu
31 Kores/Empuloh Alophoixus bres 20
Janggut/Cucak
Janggut
32 Kuntul Egretta alba IUCN (LC) 149
33 Kurwok Amaurornis phoenixurus 23
34 Kutilang Pycnonotus aurigaster IUCN (LC) 113
35 Lontrok/Kadalan Phenicophaeus curvirostris 14
birah
malaccensis
16 Surili/Kera Ekor Trachypithecus 31
Panjang cristatus
17 Tikus Rattus tiomanicus 8
sabae
18 Trenggiling Manis javanica 27
19 Tupai Tupai tanna IUCN (LC) 73
20 Tupai Pohon Ordo rodentia 5
21 Tupai kecil 2
22 Tupai tanah 8
JUMLAH MAMALIA 662
C. HERPETOFAUNA
1 Biawak Varanus salvator Cites Appendix 5
II, IUCN (LC)
2 Buaya Crocodylus porosus 1
3 Bunglon Gonocephalus kuhlii 38
4 Cicak 1
5 Dindang Fejervarya cancrivora 29
6 Hap-hap/Klarap Draco volans Linnaeus 34
7 Iguana Iguanidae 3
8 Kadal Mabouya multifasciata 70
9 Kadal Coklat Eutropis rudis 2
10 Kadal Hijau Dasia olivacea 3
11 Kadal Kuning Lacertilia 3
12 Katak 1
13 Katak Hijau Rhacophorus 1
reinwardtii
14 Katak Kuning Polypedates 5
leucomystax
15 Londok Anura 14
16 Ular 5
17 Ular Air Cerberus rynchops 3
18 Ular Derik Crotalus cerastes Cites Appendix 11
II, IUCN (LC)
19 Ular Dumung Ptyas mucosus 2
20 Ular Gadung 1
21 Ular Hijau Dryophis prasinus 26
22 Ular Hitam Dendroaspis polylepis 17
23 Ular Kadut Tropidonotus 1
trianguligerus
24 Ular Kobra Naja sputatrix 7
25 Ular Koros/Jali Ptyas korros 2
26 Ular Pecut/Pucuk Ahaetulla 3
27 Ular Piton Pythonidae 1
28 Ular Sanca Bodo Phyon morulus 10
Berdasarkan monitoring yang dilakukan selama semester II 2022, hama penyakit yang
terdapat di KPH Banyumas Barat yaitu adanya ulat daun yang menyerang tanaman
kayu putih dan hal tersebut telah diatnggulangi dengan menggunakan bahan kimia
herbisida. Namun demikian KPH Banyumas Barat bersama personil dilapangan tetap
melakukan kegiatan patroli pengamanan juga pengamatan hama dan penyakit.
Rencana Realisasi
NO TAHUN Jumlah LMDH Kayu Non Kayu Total Jumlah LMDH Kayu Non Kayu Total Ket
Dibayarkan tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2
Sharing wisata dilakukan setiap akhir tahun dan sesuai data laporan pendapatan
wisata KPH Banyumas Barat sampai dengan semester II tahun 2022 telah tercapai
dengan rincian seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 17. Pendapatan Wisata s.d Desember tahun 2022 KPH Banyumas Barat
TARGET RKAP TARGET RKAP TARGET RKAP REAL REAL REAL Persentase Persentase %
NAMA OBYEK PENGUNJNG PNDPTN GROSS PNDPTN NET PENGUNJNG PNDTN GROSS PENDTN NET Pengunjung Pendapatan
(Org) (Rp) (Org) (Org) (Rp) (Rp) 4:2 5:3 8;5
1 2 3 5 4 5 8 6 7 11
KEMIT F E 87,122 670,837,000 201,251,100 29,812 604,479,670 121,631,168 34.22 90.11 60.44
TRITIH 11,889 107,004,000 32,101,200 5,012 60,246,820 17,822,766 42.16 56.30 55.52
CIMANDAWE 1,538 10,000,000 2,500,000 1,315 6,437,500 1,689,450 85.50 64.38 67.58
SALAM SARI 2,800 14,000,000 4,200,000 1,749 11,352,630 3,058,515 62.46 81.09 72.82
WANASUTA 5,941 44,556,408 13,366,922 5,325 51,825,490 13,276,165 89.63 116.31 99.32
BUKIT WT KUMPUL 1,000 5,000,000 1,500,000 -
Under Writing Asuransi 3,362,795
- -
JML TOTAL 110,290 851,397,408 254,919,222 43,213 737,704,905 157,478,064 39.18 86.65 61.78
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bidang pariwisata KPH Banyumas Barat
meliputi Kemit Forest, Hutan Payau Tritih, Cimandawe, Salam Sari, Bukit Wanasuta,
Paralayang Bukit Watukumpul. Hasil yang didapatkan sampai dengan bulan
Desember 2022 yaitu pendapatan kotor sebanyak Rp 737.704.905 dan pendapatan
bersih sebanyak Rp 157.478.064 dengan jumlah pengunjung sebanyak 43.213 orang.
Dari hasil evaluasi gangguan hutan khususnya pencurian pohon di KPH Banyumas
Barat masih ditemukan kejadian pencurian di setiap bulannya dan dalam jumlah yang
cukup besar. Adanya kegiatan pencurian pohon ini menyebabkan kerugian materil
yang besar bagi KPH. Hal tersebut menjadi salah satu evaluasi bagi KPH Banyumas
Barat untuk lebih meningkatkan pengamanan hutan dengan cara melakukan patroli
rutin, melakukan pembinaan kepada masyarakat, dan menindak tegas pelaku
pencurian pohon.
Data Kebakaran Hutan Semester II Tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 19 berikut
ini.
Tabel 19. Data Kebakaran Hutan Semester II tahun 2022
K EB A K A R A N H U T A N
NO
Tgl Kejadian Ptk Jml Luas Kerugian
Keterangan
BKPH Jenis Phn ( ha ) ( Rp x 1000 ) LMDH Desa Kecamatan Kabupaten
Urut HA
RPH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NIHIL
JUMLAH : - - -
Sumber data: Laporan Gangguan Keamanan Hutan KPH Banyumas Barat Tahun
2022
Pada semester II Tahun 2022 tidak ditemukannya peristiwa kebakaran hutan yang
melanda hutan di wilayah KPH Banyumas Barat. Tidak adanya kebakaran hutan
tersebut didukung oleh adanya patrol rutin oleh KPH Banyumas Barat dan tidak
adanya musim kemarau panjang sehingga tidak menimbulkan adanya kebakaran.
NIHIL
Hasil pengamatan pada semester II pada KPH Banyumas Barat tidak ditemukan
adanya kegiatan penggembalaan pada wilayah hutan KPH Banyumas Barat. Adanya
kegiatan patroli yang dilakukan oleh KPH Banyumas Barat mencegah adanya
kegiatan penggembalaan pada wilayah hutan KPH Banyumas Barat. Masyarakat
sekitar pun sudah mengetahui bahwa tidak boleh adanya kegiatan penggembalaan
pada lahan Perhutani.
Sampai dengan semester II Tahun 2022 tidak diketemukan kegiatan perburuan satwa
liar di Perum Perhutani KPH Banyumas Barat (NIHIL).
Pemantauan Kesehatan dan Keselamatan Kerja selama semester II Tahun 2022 dalam
hal pengikutsertaan asuransi/jamsostek untuk tenaga kerja lokal (borong prestasi)
dalam kegiatan yang beresiko tinggi telah dilakukan sebanyak 8.884 orang. Jumlah
Kecelakaan Kerja semester I Tahun 2022 di KPH Banyumas Barat adalah nihil.
Tabel 22. Hasil Pemantauan Penggunaan Bahan Kimia Semester II tahun 2022
∑ Penggu naan
kategori bahan kimia yang boleh digunakan dan dalam penggunaannya telah diatur
melalui PK-SMPHT.02.5-018 tentang Penggunaan dan Pengelolaan Bahan Kimia.
Bahan kimia lain yang digunakan di KPH Banyumas Barat yaitu jenis pestisida yang
digunakan untuk membasmi gulma dan ulat daun. Selain itu pula digunakan pupuk
urea dan pupuk kandang pada persemaian dan pada tanaman, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesuburan tanah.
Sesuai Prosedur kerja Pengelolaan Bahan Kimia, KPH Banyumas Barat telah
menyediakan tempat sampah organik dan non-organik yang berada di masing-masing
kantor KPH, BKPH, maupun RPH. Selain itu KPH Banyumas Barat pun telah
membuat gudang B3 yang berlokasi di kantor KPH Banyumas Barat. Tempat sampah
di KPH Banyumas dapat dilihat pada Gambar 9.
B. Evaluasi
LOKASI SPL Erosi Aktual Erosi Erosi Erosi Erosi Erosi Erosi
NO Erosi Aktual
EROSI Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks Aktual Indeks
(A) (A)
erosi (A) erosi (A) erosi erosi (A) erosi (A) erosi (A) erosi (A) erosi
(Ton/Ha/Tah (Ton/Ha/Tah
(IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE) (Ton/Ha/T (IE)
un) un)
ahun) ahun) ahun) ahun) ahun) ahun)
1 SPL 1 0.4971 0.0157 0.7438 0.0235 0.5426 0.0172 0.3301 0.0104 0.7437 0.0235 0.7478 0.0237 3.6051 0.1141 0.6008 0.0190
2 SPL 2 0.5329 0.0169 0.8968 0.0284 0.7093 0.0224 0.5294 0.0168 0.8968 0.0284 0.7233 0.0229 4.2884 0.1357 0.7147 0.0226
3 SPL 3 0.7232 0.0229 1.0084 0.0319 0.2414 0.0076 0.6771 0.0214 0.7810 0.0247 0.7820 0.0247 4.2131 0.1333 0.7022 0.0222
4 SPL 4 0.3976 0.0126 1.0574 0.0335 1.0027 0.0317 0.5449 0.0172 0.9986 0.0316 1.0032 0.0317 5.0043 0.1584 0.8340 0.0264
Jumlah 2.1508 0.0681 3.7062 0.1173 2.4960 0.0790 2.0814 0.0659 3.4201 0.1082 3.2563 0.1030 17.1109 0.5415 2.8518 0.0902
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui erosi yang terjadi di wilayah KPH Banyumas
Barat bervariasi setiap bulannya. Pada bulan Juli hingga Desember nilai erosi aktual
berflutuasi berkaitan dengan adanya hujan yang tidak tentu setiap bulannya.
Tabel 24. Hasil Evaluasi Pengukuran Debit (KRS) Semester II tahun 2022
LOKASI SPL PENGAMATAN DALAM BULAN PENGAMATAN DALAM BULAN
NO DEBIT JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
SEDIMENTASI KRS TTS LS KRS TTS LS KRS TTS LS KRS TTS LS KRS TTS LS KRS TTS LS
1 SPL 1 6.216 0.263 0.052 11.164 0.375 0.086 3.379 0.363 0.105 6.515 0.429 0.279 5.931 0.421 0.285 6.681 0.396 0.131
2 SPL 2 2.098 0.358 0.106 1.754 0.346 0.145 4.481 0.363 0.141 2.020 0.371 0.164 2.299 0.417 0.191 2.019 0.379 0.103
3 SPL 3 7.538 0.371 0.033 24.243 0.346 0.015 15.164 0.383 0.001 15.343 0.379 0.001 16.379 0.425 0.002 11.483 0.413 0.002
4 SPL 4 2.577 0.379 0.007 2.567 0.342 0.006 3.032 0.371 0.000 3.140 0.375 0.000 1.898 0.396 0.000 2.670 0.388 0.000
5 SPL 5 1.583 0.363 0.044 2.059 0.358 0.046 2.031 0.388 0.046 1.638 0.371 0.047 2.589 0.383 0.042 1.972 0.350 0.020
6 SPL 6 1.898 0.379 0.061 1.982 0.375 0.054 1.965 0.383 0.058 1.827 0.400 0.061 1.886 0.383 0.060 1.909 0.358 0.016
7 SPL 7 1.799 0.288 0.018 3.325 0.288 0.011 1.175 0.388 0.020 3.063 0.392 0.055 2.138 0.383 0.135 1.820 0.363 0.015
8 SPL 8 1.492 0.375 0.039 1.492 0.375 0.038 1.680 0.383 0.013 2.585 0.388 0.016 1.270 0.396 0.016 2.096 0.363 0.023
BULAN BKPH Wanareja BKPH Majenang BKPH Lumbir BKPH Bokol BKPH Kw.Anten BKPH Sidareja BKPH Rawa Barat BKPH Rawa Timur Kantor KPH Jumlah Rata-rata
CH I CH I CH I CH I CH I CH I CH I CH I CH I CH I CH I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
JULI 970.00 472.28 307.50 69.91 320.50 193.66 179.00 61.77 223.50 171.57 229.00 89.33 0.00 0.00 38.00 53.96 500.00 50.00 2767.50 1162.48 307.50 129.16
AGUSTUS 225.00 156.67 382.00 109.96 229.10 138.99 313.80 116.69 161.50 192.84 169.00 113.17 169.00 113.17 167.50 216.80 240.20 41.65 2057.10 1199.92 228.57 133.32
SEPTEMBER 229.00 176.08 392.00 180.74 209.90 119.03 225.00 67.59 97.50 114.39 351.50 3280.00 351.50 3280.00 90.00 113.81 308.10 53.33 2254.50 7384.98 250.50 820.55
OKTOBER 772.00 372.19 646.50 181.22 335.70 173.74 832.60 162.40 235.50 228.55 955.00 254.91 955.00 254.91 258.60 251.13 638.90 126.34 5629.80 2005.39 625.53 222.82
NOVEMBER 1066.00 421.11 618.00 209.42 333.20 179.61 781.90 210.91 144.50 164.90 428.50 202.73 428.50 202.73 153.00 186.82 511.30 115.76 4464.90 1894.00 496.10 210.44
DESEMBER 982.00 486.11 788.50 348.39 419.50 223.08 384.00 134.83 104.00 151.97 198.50 104.17 196.50 103.50 117.00 137.67 321.90 80.09 3511.90 1769.80 390.21 196.64
JUMLAH 4244.00 2084.44 3134.50 1099.64 1847.90 1028.11 2716.30 754.18 966.50 1024.22 2331.50 4044.30 2100.50 3954.30 824.10 960.20 2520.40 467.17 20685.70 15416.57 3447.62 2569.43
MAX 1066.00 486.11 788.50 348.39 419.50 223.08 832.60 210.91 235.50 228.55 955.00 3280.00 955.00 3280.00 258.60 251.13 638.90 126.34 6149.60 8434.51 1024.93 1405.75
MIN 225.00 156.67 307.50 69.91 209.90 119.03 179.00 61.77 97.50 114.39 169.00 89.33 0.00 0.00 38.00 53.96 240.20 41.65 1466.10 706.71 244.35 117.79
HH 116.00 116.00 87.00 87.00 109.00 109.00 44.00 44.00 85.00 85.00 64.00 64.00 58.00 58.00 87.00 87.00 86.00 85.00 736.00 735.00 122.67 122.50
RT 940.00 426.47 684.33 246.34 362.80 192.14 666.17 169.38 161.33 181.81 527.33 187.27 526.67 187.05 176.20 191.88 490.70 107.40 4535.53 1889.73 755.92 314.95
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa rata-rata curah hujan semester I tahun
2022 adalah sebesar 755,92 mm. KPH Banyumas Barat mempunyai nilai intensitas
hujan yang cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pemantauan di wilayah hilir jika
terjadi hujan lebat. Selain itu kondisi SPL Curah Hujan perlu di cek secara berkala
sehingga kondisinya tetap terjaga dan dapat berfungsi dengan baik. Gambar SPL
Curah Hujan dapat dilihat pada Gambar 10.
Berdasarkan hasil pemantauan diketahui bahwa bahan kimia yang yang digunakan
adalah CAS (Cairan Asam Stimulansia) untuk merangsang keluarnya getah pinus
dengan jumlah yang optimal dan mutu yang baik. merangsang keluarnya getah pinus
dengan jumlah yang optimal dan mutu yang baik. Adapun cara penggunaan
stimulansia (CAS) tertuang melalui PK-SMPHT.02.5-018 tentang Penggunaan dan
Pengelolaan Bahan Kimia sehingga tetap menjaga kelestarian tegakan pinus dan
kelestarian hutan. Selain itu digunakan pula bahan kimia berupa pestisida untuk
menanggulangi adanya gulma dan ulat daun pada tanaman kayu putih. KPH
Banyumas Barat pada semester II tahun 2022 telah memiliki gudang limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3).
2. Biologi
2.1. Perikanan
Aktivitas perikanan di KPH Banyumas Barat sesuai hasil pengamatan ditemukan bahwa
terdapat gangguan penangkapan ikan dengan pancing, jala atau jaring oleh warga
setempat. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak ditemukan penggunaan alat berbahaya
seperti strum maupun dengan obat kimia dalam kegiatan pengambilan ikan. Hasil
pemantauan perikanan di wilayah KPH Banyumas Barat dapat dilihat pada Tabel 27.
1 2 3 4 5 6
1 Babakan Benter, Lunjar Pancing Pembinaan
2 Biana Blanak, Munjaer Pancing Pembinaan
3 Binangun Munjaer, Lunjar Jala Pembinaan
4 Bokol Bathok, Melem. Gabus Kail Pembinaan
5 Cawitali Bogo, Lunjar, Jaer, Udang Pancing Pembinaan
6 Ciaur Tembelan, Lunjar, Blanak, Bogo, Pancing Pembinaan
Udang, Kekel, Benter
7 Ciawitali Lele, Mujair, Nilam, Bogo, Blanak' Pancing Pembinaan
8 Cibagajing Nilem , Benter, Udang, Bogo, Jaer Pancing Pembinaan
9 Cibaringkeng Bogo, Lele, Nilam Pancing Pembinaan
10 Ciberem Gabus, Blanak, Mujair, Nila Pancing Pembinaan
11 Cibombo Bogo, Nilam, Lele, Lunjar Pancing Pembinaan
12 Ciborang Kutuk, Bogo, Putihan, Lunjar, Pancing Pembinaan
Udang
13 Cibungur Munjaer, Wader, Bogo, Lunjar Jala,Pancing Pembinaan
14 Cidali Bogo, Blanak, Wader Jaring Pembinaan
15 Cidayeuh Benter, Nilam, Kekel, Jaer, Lunjar, Pancing Pembinaan
Bogo
16 Cidora Bogo, Kutuk, Cangkek, Benter, Jaring, Pembinaan
Kutuk Pancing
Kakap, Mujair
92 Watu Jajar Kutuk, Munjaer, Bogo, Blanak Pancing Pembinaan
2.2. Satwa
Pemantauan satwa dilakukan berdasarkan dua metode yaitu metode transek biodiversity
yang dilakukan satu tahun sekali dan metode pemantauan bulanan oleh petugas lapangan.
Adapun hasil pemantauan bulanan di KPH Banyumas Barat ditemukan jenis aves,
mamalia, dan herpetofauna. Hasil pemantauan satwa dapat dilihan pada Tabel 29.
Berdasarkan data hasil pemantauan satwa diketahui bahwa teridentifikasi sebanyak 110
jenis satwa di wilayah KPH Banyumas Barat dengan rincian jenis aves sebanyak 57
jenis, jenis herpetofauna sebanyak 31 jenis, dan mamalia sebanyak 22 jenis. Satwa yang
ditemukan di wilayah KPH Banyumas Barat sebagian besar telah masuk ke dalam
perlindungan IUCN. Oleh karena perlu adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap
perlindungan satwa tersebut.
BAB III
3.1. Kesimpulan
1. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH
Banyumas Barat telah memasukkan aspek lingkungan dan sosial dalam setiap
kegiatan pengelolaan. Kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan pada RKL-RPL KPH
Banyumas Barat dan telah dilakukan secara kontinyu.
2. Hasil monitoring telah menunjukkan kondisi mutu lingkungan oleh karena kegiatan
pemantauan kondisi fisik kimia lingkungan (KRS, Indeks Erosi, Laju Sedimentasi)
telah dilakukan secara konsisten, sehingga dapat memberikan gambaran secara jelas
tentang pemenuhan batas baku mutu/ standar pengelolaannya. Sedangkan untuk
biologi lingkungan, telah menunjukkan daya dukung habitat RTE, keragaman flora/
fauna, serta tidak adanya dominasi jenis tertentu.
3. Adanya pemantauan curah hujan, kesuburan tanah, pengelolaan Bahan Kimia dan
limbah Bahan Kimia, pengelolaan Kawasan Biodiversity,dan HCVF, menunjukkan
3.2. Rekomendasi
1. Meningkatkan patroli di petak-petak rawan dan menjalin koordinasi dengan pihak
instansi terkait ( Muspida, muspika dan masyarakat desa hutan).
2. Perlu adanya pengelolaan lebih intensif terhadap daerah tangkapan air dengan
dilakukan pengkayaan di daerah tangkapan air tersebut.
3. Perlu adanya evaluasi terhadap pemantauan lingkungan, baik proses maupun
peralatannya.
4. Ada perbaikan pengelolaan hutan sebagai upaya perlindungan satwaliar terutama
satwa-satwa RTE berupa pemeliharan tegakan tinggal yang teridentifikasi sebagi
tempat bersarang dan berkembang biak satwa, penanaman jenis rimba lokal sebagai
Dalam kegiatan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan yang dilaksanakan pada areal
Perhutani KPH Banyumas Barat selama semester II tahun 2022, terdapat beberapa hal yang
dapat disimpulkan :
1. Hasil evaluasi Kecenderungan, Kekritisan dan Penataan bahwa perusahaan telah
melakukan pengelolaan lingkungan secara efektif pada unit usaha yag menjadi
tanggung jawabnya.
2. Sesuai dengan hasil Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dilapangan, tidak
terdapat indikator dampak penting yang melampaui baku mutu, sehingga dapat
disimpulkan rencana kelola yang dilaksanakan efektif untuk menanggulangi dampak
penting yang berarti keefektifitasnya baik.
3. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan sesuai dengan
rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen RKL dan RPL, maka dapat
disimpulkan perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan baik
sesuai dengan dokumen RKL-RPL yang telah ditetapkan.
LAMPIRAN