Anda di halaman 1dari 24

KONSEKUENSI KEGAGALAN

Ida Ayu Widhiantari, S.TP.,M.P.


Pola Kegagalan
• Gambar 1.
menunjukkan beberapa
macam bentuk pola
kegagalan pada suatu
material
• Manakah pola yang
menunjukkan kegagalan
karena faktor umur?

Gambar 1. pola kegagalan (Davis, 1952)


Pola Kegagalan B
Kasus pada pola B diumpamakan terjadi keausan
pada impeller pompa dengan jumlah impeller
sebanyak 110
Pola Kegagalan B
Pola Kegagalan B
Pola Kegagalan B
• Gambar no 3 menunjukkan distribusi survival dari impeller, dimana
terdapat titik penurunan yang tajam
• Kurva menunjukkan bahwa terdapat 98 impeller yang bertahan hingga
lebih dari 11 periode sedangkan 16 impeller dapat bertahan lebih dari 14
periode
• Berdasarkan gambar kurva frekuensi no 4, memperlihatkan bahwa
terdapat 10 impeller gagal di awal (prematur) yaitu 1 pada setiap periode
dari 10 periode pertama
• Sedangkan 100 impeller lainnya mengalami kegagalan antara periode 11
dan 16
• Impeller yang bertahan hingga awal dari suatu periode akan gagal
• Terdapat 14% peluang bahwa suatu impeller yang bertahan hingga awal
periode 12 akan gagal pada periode tersebut
• 14 dari 16 impeller yang bertahan sampai awal periode ke 15 akan gagal
pada periode tersebut
• Pada periode ini (periode 15) menunjukkan bahwa besarnya probablity of
failure sebesar 87%
Pola Kegagalan E

• Pola kegagalan E
dicontohkan pada
materian bantalan)
• Bagian 1 menunjukkan
sejumlah komponen
dimana kegagalan
yang terlihat tidak
memiliki hubungan
dengan umur operasi
Pola Kegagalan E
• Model kegagalan dapat terjadi
secara acak yang artinya
kemungkinan suatu item akan
gagal pada sembarang periode
• Dengan kata lain kemungkinan
kondisional kegagalanya
adalah konstan
• Pada gambar terlihat bahwa
terdapat 10% kemungkinan
bahwa bantalan yang telah
bertahan hingga awal dari
sembarang periode akan
mengalami kegagalan pada
periode tersebut
Pola Kegagalan E
• Bagian ke 3 menunjukkan bagaimana
kemungkinan kegaggalan kondisional
yang konstan menjadi eksponensial (
distribusi survival)
• Dimisalkan terdapat sebanyak 100
sampel bantalan dan kemungkinan
kegagalan dalam periode 1 adalah
10%, maka 10 bantalan akan gagal
dalam periode 1 dan 90 bantalan
lainnya akan survive lebih dari satu
periode
• Bila terdapat 10% bantalan yang
survive pada periode 1 akan
mengalami kegagalan pada periode ke
2, maka 9 bantalan akan gagal pada
periode ke 2, dan 81 bantalan akan
bertahan hingga awal periode ke 3
• Bagian ini menunjukkan berapa
banyak bantalan akan survive hingga
awal dari setiap periode yang
berurutan pada awal 16 periode
Pola Kegagalan E
• Gambar 4 menunjukkan kurva
frekuensi yang diturunkan dari
kurva survival pada bagian 3
• Kurva frekuensi dan survival
menunjukkan pola menurun
secara terus menerus
(konsisten), menunjukan
bahwa pola E tidak
menunjukkan kenaikan
kemungkinan kegagalan
kondisional yang signifikan,
sehingga tidak ada tahap
manapun yang menunjukkan
umur ditemukan untuk
melaksanakan reparasi
terjadwal
Pola Kegagalan C
Pola Kegagalan C
• Pola kegagalan C menunjukkan peningkatan
secara tetap kemungkinan kegagalan
• Penyebab yang mungkin terjadi dari pola C
adalah faktor kelelahan
Pola Kegagalan F
• Pola kegagalan F merupakan satu-satunya pola dimana
kemungkinan kegagalan tidak bergantung dengan umur
• Bentuk pola kegagalan F menunjukkan kemungkinan
kegagalan yang tertinggi yang terjadi bila peralatannya
adalah baru atau baru saja di overhaul
• Fenomena ini dinamakan kematian dini (infant mortality)
dan memiliki variasi penyebab yang sangat luas
• Kematiaan dini biasanya disebabkan oleh :
1. Desain yang buruk
2. Manufaktur dan instalasi
3. Kualitas dari peralatan dan bahan yang buruk
4. Proses pengerjaan yang buruk
5. Operasi yang salah
Pola Kegagalan F
Desain/Rancangan
• Masalah infant mortality yang terkait dengan
desain terjadi bila bagian dari item tidak mampu
memberikan prestasi yang diinginkan dan
akhirnya cenderung gagal segera setelah
dioperasikan
• Masalah ini hanya dapat diatasi dengan
merancang ulang komponen yang gagal dengan
penggunaan teknologi yang telah teruji
Pola Kegagalan F
Manufaktur dan instalasi
• Kematian dini yang terkait manufaktur terjadi
karena standar kualitas manufaktur yang
terlalu lemah atau bisa juga disebabkan oleh
komponen terkait salah satu kurang sempurna
pemassangannnya
• Permasalahan ini hanya dapat diselasaikan
dengan membangun kembali rakitan atau
mengganti komponen yang rusak
Pola Kegagalan A
• Merupakan gabungan dari dua atau lebih
pola-pola kegagalan yang berbeda, salah
satunya adalah kematian dini dan yang lainnya
merupakan peningkatan kemungkinan
kegagalan karena umur pemakaian
• Bagian yang datar merupakan periode ketiga
dari kegagalan acak diantara dua lainnya
Konsekuensi Operasional
• Bagaimana kegagalan mempengaruhi operasi?
✓ suatu kegagalan memiliki konsekuensi operasional bila
kegagalan memiliki efek langsung yang buruk pada
kemampuan operasional
▪ Pada umumnya kegagalan mempengaruhi operasional
dengan cara sbb :
1. Kegagalan mempengaruhi output total
– Hal ini dapat terjadi jika peralatan berhenti bekerja sacara
total atau apabila peralatan bekerja sangat lambat
– Dapat menimbulkan kenaikan ongkos produksi bila pabrik
harus bekerja dengan waktu ekstra untuk mengejar
ketinggalan atau kehilangan penjualan apabila pabrik
telah berbeban penuh
Konsekuensi Operasional
2. Kegagalan mempengaruhi kualitas produk
– Dapat terjadi apabila suatu mesin tidak mampu lagi
mempertahankan toleransi manufaktur
– Dapat menyebabkan hasil yang diperoleh dibuang
atau mengulang operasi yang mahal
3. Kegagalan mempengaruhi customer service
– Kegagalan peralatan mempengaruhi customer service,
mulai dari keterlambatan pengiriman, sehingga dapat
berdampak pada dikenainya penalti
– Masalah pelayanan yang kronis dapat menyebabkan
pelanggan kehilangan kepercayaan padanya dan
melakukan bisnis di tempat lain
Konsekuensi Operasional
4. Menaikkan Biaya Operasi
• Kegagalan dapat menjurus pada naiknya
pemakaian energi atau dapat berpindah ke
proses alternatif yang mahal
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsekuensi Operasional
1. Proses Batch dan Proses kontinu
• Faktor utama yang mempengaruhi konsekuensi kegagalan operasional
adalah jenis produksi
• Dalam proses kontinu, kegagalan tunggal dapat menghentikan seluruh
pabrik atau dapat menurunkan output secara signifikan, terkecuali
terdapat pabrik yang standby
• Konsekuensi pada proses kontinu biasanya lebih besar sehingga
dibutuhkan suatu langkah khusus untuk mencegah kegagalan terjadi
• Dalam pabrik atau mesin jenis batch, kebanyakan kegagalan fungsional
hanya mempengaruhi satu mesin atau satu garis produksi
• Konsekuensi kegagalannya ditentukan terutama oleh lama waktu
berhenti dan jumlah material/bahan yang menunggu
• Konsekuensi kegagalan dalam pabrik batch cendrung lebih kecil
dibandingkan dengan jenis kontinu
• Mesin jenis batch biasanya beroperasi secara independent, sehingga
akan lebih mudah dalam melakukan perawatan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsekuensi Operasional
2. Pengaturan Shift
▪ Pengaturan shift sangat mempengaruhi konsekuensi kegagalan
operasional
▪ Contoh dimisalkan suatu perusahaan/pabrik bekerja selama 8
jam/hari dan dalam 5 hari kerja/minggu (dan mungkin dapat kurang
pada kondisi yang buruk). Pabrik lain beroperasi selama 7
hari/minggu
▪ Dalam pabrik dengan satu shift, dimungkinkan untuk menambah
waktu operasi yang hilang karena kegagalan pada jam-jam di luar
shift, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi. Kebutuhan
untuk pencegahan harus dipertimbangkan melihat biaya produksi
yang tinggi
▪ Jika pabrik yang sama bekerja dengan kapasitas penuh secara
kontinu, maka tidak mungkin untuk menambah waktu yang hilang
sehingga downtime mengakibatkan kehilangan penjualan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsekuensi Operasional
3. Waktu perbaikan
• Semakin cepat kegagalan fungsional dapat
diatasi, maka akan semakin kecil konsekuensi
operasionalnya
• Waktu perbaikan/reparasi yang pendek dapat
dicapai dengan meningkatkan kecepatan respon
terhadap kegagalan dengan beberapa cara
seperti:
– Memberikan jaminan bahwa kegagalan dilaporkan
secara cepat
– Pelatihan bagi operator yang memperbaiki kegagalan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsekuensi Operasional
4. Suku Cadang
• Faktor lain yang mempengaruhi konsekuensi kegagalan
adalah ketersedian suku cadang
• Dengan menyediakan suku cadang merupakan suatu cara
untuk menghindari atau menurunkan konsekuensi-
konsekuensi kegagalan
• Hubungan antara suku cadang dengan konsekuensi
kegagalan terletak pada waktu yang diperlukan untuk
pengadaan suku cadang
• Bila dapat diadakan dalam waktu singkat, maka tidak akan
ada kebutuhan untuk menyimpan suku cadang
• Biasanya pengadaan suku cadang memakan waktu yang
lama
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsekuensi Operasional
5. Standby Plant
• Adanya pabrik yang standby juga mempengaruhi
konsekuensi operasional
• Bila tidak tersedia pabrik standby, maka
kegagalan fungsional mempengaruhi kemampuan
operasional selama waktu reparasi
• Bila pabrik standby tersedia, maka dimungkinkan
untuk memindahkan sesegera mungkin pada
waktu terjadi kegagalan

Anda mungkin juga menyukai