Anda di halaman 1dari 4

Ilham Ramdani 1006705930

Hubungan Reliability, Availability, Maintainability Berdasarkan Statistik


Konsep Reliability (kehandalan) Yang dimaksud dengan keandalan adalah : 1. Peluang sebuah komponen atau sistem akan dapat beroperasi sesuai fungsi yang diinginkan untuk suatu periode waktu tertentu ketika digunakan dibawah kondisi operasi yang telah ditetapkan. (Ebeling, 1997, p5) 2. Peluang dari sebuah unit yang dapat bekerja secara normal ketika digunakan untuk kondisi tertentu setidaknya bekerja dalam suatu kondisi yang telah ditetapkan. (Dhillon and Reiche, 1995, p25) Konsep Maintainability (keterawatan) Adalah probabilitas suatu komponen atau system yang rusak akan diperbaiki atau dipulihkan kembali pada kondisi yang telah ditentukan selama periode waktu tertentu dimana dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Keterawatan suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas peralatan tersebut untuk bisa diperbaiki pada kondisi tertentu dalam periode waktu tertentu (Ebelling, hal 6) Konsep Availability (ketersediaan) Availability adalah probabilitas komponen atau sistem dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya pada kondisi operasi normalnya apabila tindakan perawatan pencegahan dan pemeriksaan dilakukan. Availability total meliputi penggantian pencegahan dan pemeriksaan dalam arti availability merupakan proporsi waktu. Dalam konsep maintenance management, telah dikenal terminologi/definisi yang cukup logis untuk menjelaskan hubungan antara: availability (ketersediaan/kesiapan alat), reliability (keandalan alat), dan maintainability (kemampuan memperbaiki kerusakan/memelihara alat). Tinggi-rendahnya tingkat availability ditentukan oleh reliability dan maintainability. Sedangkan antara reliability dan maintainability, masing-masing merupakan faktor yang independent (artinya: satu sama lain tidak saling pengaruh-mempengaruhi). Ukuran reliability ditentukan oleh tingkat/frekuensi kerusakan mesin --> makin sering rusak, makin rendah reliability-nya, dan sebaliknya. Ukuran maintainability ditentukan oleh kecepatan/kemampuan memperbaiki mesin rusak --> makin tinggi kemampuan memperbaiki kerusakan, makin tinggi pula maintainability-nya, dan sebaliknya. Secara konvensional, manajemen hanya melakukan penilaian terhadap tanggung jawab fungsi maintenance pada keberhasilannya mencapai tingkat availability yang optimal. Persoalannya, bagaimana kalau terjadi peralatan oke, tetapi produksi tidak lancar? Misalnya feeding sering terlambat, terlalu banyak waktu untuk penyetelan (set-up & adjustment) karena banyaknya ragam produk, jadwal produksi ngaco, dll. Dalam sistem produksi dengan tingkat otomatisasi yang cukup tinggi, lebih baik digunakan pendekatan TPM (Total Productive Maintenance). Dalam TPM, dibentuk kelompokkelompok kecil untuk 'mengelola secara mandiri' suatu unit/kelompok peralatan (bagian dari plant) yang masing-masing bertanggung-jawab dan menjamin agar bagian dari peralatan yang

dikelolanya itu mencapai tingkat efektivitas yang optimal. Dalam hal ini ukuran yang digunakan adalah OEE (overall equipment effectiveness). Sedangkan OEE merupakan fungsi dari: rasio operasi (availability), rasio kinerja (performance), dan rasio mutu. Pada hakekatnya OEE merupakan hasil (result) dari keberhasilan mengeliminasi keborosan-keborosan dalam sistem produksi dan pemeliharaan. Dalam konsep TPM keborosan tersebut dikenal dengan "six-big losses", terdiri dari: 1. kerusakan mesin 2. penyetelan & penyesuaian 3. kekosongan (idle) & kemacetan 4. berkurangnya kecepatan (putaran mesin) 5. cacat/kegagalan produk 6. penurunan hasil/output (dari standar normal) Terdapat 4 distribusi yang digunakan agar mengetahui pola data yang terbentuk. Distribusi itu antara lain: 1. Distribusi Weibull Distribusi Weibull merupakan distribusi yang paling banyak digunakan untuk waktu kerusakan karena distribusi ini baik digunakan untuk laju kerusakan yang meningkat maupun laju kerusakan yang menurun. Terdapat dua parameter yang digunakan dalam distribusi ini yaitu yang disebut dengan parameter skala (scale parameter) dan yang disebut dengan parameter bentuk (shape parameter). Fungsi reliability yang terdapat dalam distribusi Weibull yaitu (Ebeling, 1997, p59) :

Dimana > 0, > 0, dan t > 0

Gambar 2.3 Grafik Weibull 2. Distribusi Eksponensial Distribusi Eksponensial digunakan untuk menghitung keandalan dari distribusi kerusakan

yang memiliki laju kerusakan konstan. Distribusi ini mempunyai laju kerusakan yang tetap terhadap waktu, dengan kata lain probabilitas terjadinya kerusakan tidak tergantung pada umur alat. Distribusi ini merupakan distribusi yang paling mudah untuk dianalisa. Parameter yang digunakan dalam distribusi Eksponensial adalah , yang menunjukkan rata rata kedatangan kerusakan yang terjadi. Fungsi reliability yang terdapat dalam distribusi eksponential yaitu (Ebeling, 1997, p41) Dimana t > 0, > 0

Gambar 2.4 Grafik Exponential

3. Distribusi Normal Distribusi Normal cocok untuk digunakan dalam memodelkan fenomena keausan (kelelahan) atau kondisi wear out dari suatu item. Sebenarnya distribusi ini bukanlah distribusi reliabilitas murni karena variable acaknya memiliki range antara minus tak hingga sampai plus tak hingga. Akan tetapi, karena hampir untuk semua nilai dan , peluang untuk variable acak yang memiliki nilai negative dapat diabaikan, maka distribusi normal dapat digunakan sebagai pendekatan yang baik untuk proses kegagalan. Parameter yang digunakan adalah (nilai tengah) dan (standar deviasi). Karena hubungannya dengan distribusi Lognormal, distribusi ini dapat juga digunakan untuk menganalisa probabilitas Lognormal. Fungsi reliability yang terdapat dalam distribusi Normal yaitu (Ebeling, 1997, p69) :

Dimana > 0, > 0 dan t > 0

Gambar 2.5 Grafik Normal 4. Distribusi Lognormal Distribusi Lognormal menggunakan dua parameter yaitu s yang merupakan parameter bentuk (shape parameter) dan tmed sebagai parameter lokasi (location parameter) yang merupakan nilai tengah dari suatu distribusi kerusakan. Distribusi ini dapat memiliki berbagai macam bentuk, sehingga sering dijumpai bahwa data yang sesuai dengan distribusi Weibull juga sesuai dengan distribusi Lognormal. Fungsi reliability yang terdapat pada distribusi Lognormal yaitu (Ebeling, 1997, p73) :

Dimana s > 0, tmed > 0 dan t > 0

Anda mungkin juga menyukai