Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putri Aulia Cahyati

Kelas : XI IIS 1

Cio dan rasa penasaran

Pada suatu waktu di daerah laut pulau Derawan, hiduplah 2 anak ikan badut bernama Cio
dan Cimi, mereka berdua tinggal di anemon anemon laut bersama ibu nya.

Cio dan Cimi memiliki sifat yang sangat berbeda, Cio memiliki sifat yang selalu ceria dan
dipenuhi rasa penasaran, sedangkan Cimi ia sangat cerdas dan penurut. Walaupun memiliki
sifat yang berbeda mereka berdua saling menyayangi dan saling melindungi

Cio dan Cimi memiliki teman bermain, teman teman mereka bernama Kimbo, Lolita dan
Meri. Mereka selalu bermain di dasar dasar laut pulau derawan dan tidak pernah melewati
batas bermain sampai ke atas permukaan laut.

Suatu hari saat mereka asyik bermain timbullah rasa penasaran di benak Cio

"Teman-teman, apakah kalian tidak penasaran dengan apa yang ada di permukaan laut?" ucap
Cio tiba tiba yang membuat Cimi, Kimbo, Lolita dan Meri menghentikan permainannya

"Kau ini ada ada saja, mana boleh kita ke atas permukaan laut, itu sama saja kita mencari
mati" ucap Lolita

"benar kata Lolita, bisa bisanya kau berpikir kesana sedangkan aku saja tidak pernah
terpikirkan permukaan laut karena saking takutnya aku dengan cerita ikan ikan lain mengenai
permukaan laut" ucap Meri membenarkan perkataan Lolita

"hey hey kalian tenang dulu jangan langsung marah marah gitu dong, aku kan hanya
bertanya, bukan langsung mengajak kalian untuk naik ke permukaan laut" ucap Cio

"Mau bagaimanapun tetap saja berpikiran seperti itu sudah tidak boleh, kita harus
menghindari perasaan penasaran terhadap hal hal yang tidak boleh dilakukan" ucap Cimi
sambil berenang lebih mendekat ke Cio

Mereka hanya bisa menggeleng gelengkan kepala ke arah Cio, tetapi Cio masih merasa tidak
bersalah dengan pertanyaannya sehingga ia bertanya pada Kimbo yang dari tadi hanya
berdiam dan menyimak pembicaraan

"bagaimana denganmu Kimbo? apa pendapatmu mengenai pertanyaanku? aku kan hanya
penasaran dengan permukaan laut" ucap Cio mencari pembenaran, ia sengaja bertanya
kepada Kimbo karena ia tahu Kimbo selalu satu pikiran dengannya
"hum… benar si yang kau katakan itu… aku juga sebenarnya selama ini selalu penasaran
dengan permukaan laut" ucap Kimbo yang langsung dibalas dengan senyuman Cio

"NAH! KAN! bukan cuman aku yang penasaran, gini deh terlepas dari larangan larangan itu,
kalian yakin tidak pernah penasaran dengan apa yang ada diatas sana? jujur saja, para orang
tua sedang tidak ada disini kok" ucap Cio meyakinkan mereka

Lolita Meri dan Cimi saling bertatapan dan saling menunggu siapa yang akan merespon
pertanyaan Cio terlebih dahulu

"Ya memang benar sih aku juga pernah penasaran sepertimu tapi aku selalu meyakinkan
diriku sendiri bahwa diatas sana hanya ada bahaya yang akan siap menyambut jika kita
nekat" Lolita mengangkat suara terlebih dahulu

"Huft seperti yang kukatakan tadi, sebelumnya aku tidak pernah memikirkan dan penasaran
bagaimana permukaan laut, karena saking takutnya aku, tetapi karena melihat kalian
penasaran aku jadi penasaran juga" ucap Meri

hanya Cimi yang belum menjawab pertanyaan dari Cio, Cimi tampak sangat kebingungan
dan bimbang

"Santai saja saudaraku, Cio, disini tidak ada ibu" Cio tahu betul bahwa Cimi bimbang pasti
karena takut dengan ibu mereka

"Ya.. aku penasaran, ah tapi lupakan saja aku tidak boleh mengecewakan ibu" ucap Cimi
terdengar kesal sambil berenang pulang kerumah

mereka berempat hanya melihat Cimi pulang lalu menatap satu sama lain

"kau tidak menghentikan Cimi saudaramu? nanti bila ia melapor ibumu bagaimana?" tanya
Kimbo ke Cio

"ah tidak apa apa kok, eh ngomong ngomong mengenai permukaan laut, apa kalian tidak
ingin menyusun rencana untuk melihat permukaan laut? hanya sekedar melihat lihat sebentar
kok" ujar Cio mengecilkan suaranya

"AH KAU INI SUDAH GILA, TIDAK AH" bentak Meri

Kemudian Meri meninggalkan mereka dengan kesal, lalu disusul dengan Lolita yang
mengikuti Meri pergi. Lolita berpikir sama seperti Meri ia juga menganggap Cio sudah
kehilangan akal sehatnya.

"ah mereka ini lebay sekali, bagaimana denganmu?" tanya Cio ke Kimbo
"ya.. asalkan bukan aku yang menyusun rencananya, kau taukan aku sangat bodoh hehe"
jawab Kimbo sambil tertawa kecil

"HEHEHE BAIKLAH" ucap Cio sambil ikut tertawa

pada saat itu juga mereka menyusun rencana mereka dan memutuskan untuk ke permukaan
laut pada esok hari

Pada malam harinya di Anemon tempat tinggal Cimi, Cio dan Ibunya terjadi perbincangan
serius

"kalian sudah tahu kan bahwa naik ke permukaan laut adalah tindakan yang benar benar
berbahaya?" tanya Ibu Cimi dan Cio serius

Cio sudah tau dari awal pasti ibunya akan membahas ini karena dia yakin Cimi pasti
memberitahu ibunya mengenai pembicaraan mereka dan teman teman saat bermain tadi. Cimi
dan Cio hanya berdiam dan tidak merespon apa apa mengenai pertanyaan Ibunya itu

"Di Permukaan laut banyak sekali hal hal berbahaya, di permukaan laut kita akan lebih
nampak oleh manusia apalagi dengan tubuh kita yang memiliki banyak corak, pasti manusia
sangat tertarik untuk menangkap kita, belum lagi pancingan dan jaring nelayan yang siap
menangkap ikan ikan, kita tidak bisa menghindari itu" ujar Ibu mereka dengan perkataan
yang sangat pelan dan lembut meyakinkan

"Tapi kan bu selama kita melihat lihat saja sudah pasti akan aman, lagian kita pasti tidak akan
terpancing dengan umpan umpan nelayan tersebut" ucap Cio memberikan argumennya

"Dengar nak, saat kita sudah sampai disana kita tidak bisa berpikir apa apa, karena saking
menggodanya umpan umpan para nelayan, mereka menggunakan cacing segar untuk
memancing kita" ucap Ibu sambil mengusap kepala Cimi dan Cio
"Ibu tidak mau kehilangan kalian, kalian mengertikan?" senyum hangat ibu Cimi dan Cio
terpancar sambil memeluk anak anaknya

Keesokan harinya, pada pagi pagi buta Cio sudah meninggalkan rumah mereka, tentu saja
tidak lain dan tidak bukan untuk menjalankan rencananya bersama Kimbo, Cio tidak kapok
meskipun sudah dinasehati Ibunya semalam, ia yakin dengan rencananya yang sudah matang
ia tidak akan dalam bahaya lagian ia benar benar hanya sebentar untuk sekedar melihat dan
mengobati rasa penasarannya

saat Cio kerumah Kimbo untuk menjemput Kimbo, Lolita dan Meri berenang cepat menuju
rumah Cio dan Cimi

"CIMI, IBU CIMI, CIMI, IBU CIMI!!" teriak Meri mengejutkan Ibu dan Cimi
"Maaf kami tidak sopan, tetapi langsung ke pembahasan inti saja, Cio pergi bersama Kimbo
untuk menjalankan rencana mereka, mereka membuat rencana untuk pergi melihat
permukaan laut" ucap Lolita tergesa gesa namun masih bisa terdengar jelas oleh Cimi dan
Ibunya

"Ah… tidak tidak… kenapa.. kenapa bisa itu terjadi…" balas Ibu sambil pelan pelan lemah
dan perlahan jatuh pingsan, Ibu jelas Syok dengan informasi tersebut ia sangat takut
kehilangan salah satu anaknya, karena ia tahu bahwa permukaan laut benar benar berbahaya
dan fatal jika kesana

"ibu….. ibuu" ucap Cimi menyadarkan ibunya

"Lolita, Meri, aku minta tolong untuk menjaga ibuku disini sampai pulih, aku akan menyusul
Cio, kalian tenang saja aku pasti akan kembali dengan selamat, jangan banyak berkomentar
dan tetap disini bersama ibuku" Ujar Cimi bergegas berenang menyusul Kimbo dan Cio

Sesampainya di permukaan laut Kimbo dan Cio hanya bisa tercengang melihat pemandangan
yang mereka saksikan benar benar diluar nalar, cacing cacing yang masih sangat segar
bertebaran di sekitar mereka, mereka jelas tidak bisa menahan nafsu mereka, Kimbo dan Cio
saling bertatapan seakan akan mereka sepakat akan melahap cacing cacing segar yang
menyambut mereka itu

Tetapi Belum sempat Kimbo dan Cio Berenang menghampiri cacing cacing itu mereka
dikejutkan dengan Cimi yang menarik ekor mereka

"KENAPA KAU ADA DISINI, KENAPA KAU MENARIK KU?" ucap Cio yang langsung
menggertak Cimi

Baru saja Cimi ingin menjawab gertakan Cio, mereka kembali dikejutkan dengan ikan lain
yang berteriak dan terjebak, kondisinya bener benar sangat menyedihkan ikan itu ditarik oleh
pancingan nelayan keluar dari air laut
Cio dan Kimbo yang tercengang langsung ditarik kembali oleh Cimi untuk lebih menjauh

"KALIAN LIHAT ITUKAN!? LIHAT APA YANG TERJADI? KALIAN LIHAT?


SEKARANG APA KALIAN MASIH PENASARAN?" Bentak Cimi, ia sedari tadi memang
sudah menahan amarahnya

Cio dan Kimbo hanya bisa terdiam dan tidak tahu mau menjawab apa, mereka baru sadar
perbuatan mereka ini sangat fatal bagaimana jadinya jika tadi mereka yang berada di posisi
ikan lain tersebut

"SEKARANG BAGAIMANA? APA YANG MAU KALIAN LAKUKAN? APA KALIAN


MASIH INGIN MEMAKAN CACING CACING ITU? APA KALIAN MASIH
PENASARAN HAH? CIO, ASAL KAU TAHU IBU DIRUMAH PINGSAN SEMUANYA
KARENA RASA PENASARANMU ITU!" Bentak Cimi lagi

"I-ibu? ibu pingsan? t-tidak maaf kan aku, maafkan aku Cimi, maafkan aku Ibu" tangis Cio
menyesal, Cimi langsung memeluk Cio

"sekarang kita pulang, kita sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi, kita pulang ya?" ucap
Cimi menenangkan, ia juga tidak tega dengan saudaranya itu.

Sesampainya mereka bertiga dirumah nya


sudah terlihat ibunya yang berenang cepat ke arah Cimi dan Cio memeluk mereka berdua,
terlihat juga Lolita dan Meri yang sedang bergegas menghampiri mereka juga

Cio, Cimi dan Ibunya saling berpelukan diiringi dengan tangisan mereka bertiga

Kimbo berenang perlahan menghampiri Lolita dan Meri


"bagaimana? sekarang? masih penasaran?" tanya Meri mengintimidasi
"sangat mengerikan.. benar benar mengerikan, aku tidak penasaran lagi" jawab Kimbo yang
disusul dengan senyum kecil Lolita dan Meri karena lega mereka tidak kehilangan teman
teman mereka

Anda mungkin juga menyukai