Anda di halaman 1dari 3

laut senja

suatu sore menjelang malam, ileena, istri dari Robert melahirkan anak perempuan mereka. Sealin, itu
namanya. Orang orang bertanya, “kenapa namanya Sealin?, kenapa tidak nama lain?”. Ileena, ibu dari
sealin menjawab dengan sangat bangga,

“nama itu terdengar seperti seorang putri laut, sangat elegan. Aku suka nama itu, karna itulah aku
menamainya dengan nama, sealin.”

beberapa tahun berlalu, sealin sudah berumur 14 tahun. Kata orang – orang sealin adalah anak yang
baik dan sangat ramah kepada semua orang. tidak hanya baik, dia juga sangat pintar di sekolah nya,
sampai guru guru sangat sayang padanya. Orang tua sealin yang mendengar hal itu sangat bangga
kepada sealin, tidak hanya Namanya yang elegan, gerak – gerik tubuhnya pun elegan, benar – benar
seperti seorang putri. Hari demi hari berlalu dengan sangat cepat, sealin pergi sekolah seperti biasa.
Pada saat jam pertama guru sealin membahas tentang oseanografi, oseanografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang Samudra dan lautan.
sealin sangat tertarik dengan lautan, dia sangat antusias mendengar gurunya menjelaskan. Saat pulang
sekolah, ia melewati lautan luas di dekat sekolahnya untuk pulang ke rumah, ia membayangkan
dirinya menenangkan dirinya di pinggir laut itu.

“pasti sangat menarik jika aku bisa berada disana, apa saja ya benda-benda yang ada di lautan sana..”
gumam sealin.

saat sudah sampai di rumahnya, ia langsung menemui ibunya untuk menceritakan apa saja yang ia
lakukan hari ini. Namun saat ia menghampiri ibunya, ibunya sedang duduk di meja makan sambil
menangis, sealin yang melihat ibunya menangis langsung menyampiri ibunya, lalu bertanya.

“ibu, ada apa? Kenapa menangis?, apa terjadi sesuatu? Tolong lihat aku dan beritahu aku ada apa ini.”
Tanya sealin dengan panik.

“sealin, minggu depan ayahmu akan pergi untuk melawan penjajah yang akan datang, ibu takut akan
terjadi sesuatu pada ayahmu” ibu menjawab sambil menahan tangisannya.
Sealin yang mendengar hal itu langsung memeluk ibunya dan menenangkan ibunya.
“sudah, ayah pasti baik - baik saja ibu, ayah kan sangat kuat, dia pasti dapat melawan orang – orang
itu, aku yakin.” Balas sealin
Hari – hari pun berlalu, ayahnya akan pergi berperang untuk menjaga negaranya, sealin dan ibunya
berpamitan sebelum ayahnya pergi ke kota sebelah.
“ayah, ayah harus menang!, orang – orang jahat itu harus di beri pelajaran, semangat ayah!.” Kata
sealin.
“iya sayang, ayah akan melakukan yang terbaik demi kalian, jaga diri baik – baik selagi ayah pergi ya,
jaga ibumu, sealin.” Jawab ayahnya, Robert.
Setelah berpamitan dengan anak perempuan dan istrinya, teman Robert yang ikut berperang
memanggilnya.
“Robert, saatnya pergi, ayo!.” Seruan dari temannya.

sealin dan ibunya sangat sedih melihat ayahnya akan pergi melawan penjajah itu, tapi mereka juga
sangat bangga kepadanya, ia memilih untuk pergi melawan penjajah demi menyelamatkan semua
orang, itu perbuatan yang sangat mulia bagi mereka dan bagi orang - orang. Tapi, kehidupan sealin
tidak sebahagia itu saat sudah di tinggal ayahnya berperang. ayah sealin meninggal karna tertembak
peluru, dan sialnya penjajah berhasil masuk ke wilayah kota sealin, semua orang panik, dan saat itu
juga ibu sealin jatuh sakit, dan kata dokter di sana, ibu sealin tidak bisa bertahan lama. Kalau ingin
ibunya sembuh, Ibunya harus di operasi. Dan biaya operasi sangat mahal, sealin dan ibunya tidak
punya uang sebanyak itu. Esoknya, saat sealin ingin menyuruh ibunya bangun untuk makan malam,
ibunya terlihat seperti sesak nafas. Sealin yang melihat hal itu langsung memanggil tetangga yang
sedang berada di dekat sana, dan ibunya langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun naasnya, ibu
sealin tidak bisa di selamatkan. Esoknya, ibu sealin di kubur dekat dengan kuburan ayahnya, Robert.
Sealin tidak betah berada di kotanya itu, karna penjajah sudah masuk dan mulai menghancurkan
semuanya. Sealin berniat untuk kabur dari kota tempat ia lahir itu, saat perjalanan, sealin mampir ke
toko roti di desa sebelah, saat ia memasuki toko roti tersebut, betapa kagetnya sealin melihat mayat –
mayat berserakan. Banyak bekas tembakan, memar di tubuh, dan tusukan benda tajam lainya. Sealin
cepat – cepat keluar dari toko itu dan langsung pergi meninggalkan desa itu. Selama perjalanan, perut
sealin terus berbunyi, di tasnya hanya ada baju dan handuk. Saat sedang di perjalanannya, ia melihat
nenek yang sedang duduk di pinggir jalanan itu.

“nek?, apa yang nenek lakukan disini?, jika nenek terus disini nenek akan di tangkap oleh penjajah
itu..” tanya bingung sealin.
“tidak nak, nenek hanya istirahat sebentar saja disini, nanti nenek akan pergi” balas nenek sambil
tersenyum.
sealin hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu ia melanjutkan perjalannya. Saat sudah
lumayan jauh berjalan, sealin berhenti sejenak di bawah pohon mangga dekat lautan luas. Sealin
melihat ke arah lautan itu terus - menerus, saat memandang lautan itu sealin tertidur di bawah pohon
mangga. Saat ia terbangun, ia melanjutkan perjalanannya sambil mencari makanan di dekat situ.
Sayangnya, saat perjalanan itu ia dikejar oleh penjajah yang kejam itu, sealin sudah mencoba untuk
lari dari mereka. Karna penjajah itu sangat banyak, sealin tidak bisa melawan dan sudah tidak kuat
untuk berlari menghindari para penjajah itu. Dan sialnya, sealin berhasil tertangkap oleh mereka.
Sealin dibawa ke markas mereka dan di pukuli habis – habisan. Tidak hanya di pukul, sealin pun
digunakan untuk memenuhi nafsu para orang – orang kejam itu. Mereka melakukan hal itu kepada
sealin selama berbulan – bulan, bahkan bisa bertahun – tahun lamanya. Dan pada saat senja, mereka
berkumpul di markas mereka dan membicarakan tentang sealin. Ada satu prajurit yang memotong
pembicaraan temannya, dan prajurit itu berkata.

“ah, aku bosan dengan wanita ini, buang saja dia ke lautan.” Perintah salah satu penjajah itu.
Mereka menuruti perintahnya, dan pergi menghampiri sealin. Lalu, sealin diikat ke beban yang
beratnya mencapai 150kg. sealin terus – menerus menangis sebelum ia di lempar kedalam lautan yang
luas itu. Entah apa saja yang ada di dalamnya, sealin sangat ketakutan. Tetapi, disisi lain sealin pasrah
bagaimanapun kelanjutannya. Ia hanya memejamkan matanya dan berdoa.

“ayah, ibu. Aku akan menyusul kalian sekarang, tunggu ya.” gumam sealin.

tanpa aba – aba, sealin langsung dilempar ke laut oleh orang – orang itu. Sangat disayangkan,
kehidupan sealin hanya sampai disini saja. Kerabat dekat sealin sangat sedih mendengar sealin sudah
tiada.
Sealin yang selama ini sangat menyukai laut dan ingin mengetahui lebih banyak tentang laut itu,
benar – benar dekat dengan laut dan benda – benda yang ada di dalamnya.

END

Anda mungkin juga menyukai