Anda di halaman 1dari 35

Love story ; semi-different

Di kota Bandung, ada seorang gadis yang hidup dengan caranya sendiri (sederhana),
walaupun dia dibesarkan di keluarga yang sangat-sangat kaya raya. Apapun yang dia mau, selalu
dibelikan kedua orangtuanya. Dia juga tidak pernah manja kepada kedua orang tuanya dari kecil,
karena dia selalu dilatih untuk hidup mandiri pada saat dia duduk di bangku SD. Gadis tersebut
bernama Lia Calandra. Gadis tersebut blesteran dari Korea-Indonesia.
Sekarang, Dia tinggal di kampung kakeknya di Ulsan, Seoul, Korea Selatan. Pekerjaan
beliau sehari-harinya adalah berkebun. Beliau juga menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Jika merasa ingin memakan sayuran atau buah-buahan tersebut, tinggal mengambil dari
kebunnya.
Lia adalah anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal pada saat Lia berumur 10 tahun.
Sebelum kedua orang tuanya meninggal, mereka berpesan kepada sang kakek, “Jika suatu saat
kami tiada, tolong. Tolong titip anak kami.” Beliau mengangguk, berarti beliau setuju kalau Lia
akan dirawat oleh beliau setelah orang tuanya meninggalkan dunia.
Sudah lebih dari 19 tahun, beliau-kakeknya Lia-telah merawat dan membesarkannya di
rumahnya. Rumah beliau tidak sebesar rumahnya Lia dahulu. Lia selalu membantu beliau. In
fact, Lia adalah orang sangat ramah, selalu rendah hati, murah senyum, memiliki banyak teman,
cantik banget, suaranya sangat lembut, tidak pernah membantah, selalu meredam semua
amarahnya.
Suatu hari, Lia memasak untuk kakeknya. Memasak makanan kesukaannya beliau, yaitu
sup yang terbuat dari sayur-sayuran. Sayurannya, dia petik dari kebunnya sendiri, jadinya fresh.
Dan tak lama kemudian, masakannya matang dan siap disajikan bersama lauk pauk yang lain.
“Kakek? Kakek di mana? Makanannya sudah datang,”panggil Lia.
Kemudian, kakeknya Lia datang dan berakhir mereka berdua makan bersama.
Ditengah-tengah makan, beliau bertanya kepada Lia, “Lia? Kakek ingin kamu segera
menikah. Usia kamu sudah memasuki 26 tahun, apakah kamu tidak ada keinginan untuk
menikah?” Lia terdiam dan berpikir. Hening untuk beberapa menit.
Kemudian, Lia mengangkat suaranya, “Kakek untuk saat ini saya, Lia, ingin mengurus
kakek terlebih dahulu. Lia juga tidak ingin kakek merasa lelah itu saja. Untuk masalah jodoh,
akan saya pikirkan nanti.”
Beliau-kakeknya Lia-mengangguk dan berkata, “baiklah, kakek tidak memaksa. Yang
penting Lia harus selalu bahagia.”
Setelah selesai makan, Lia membereskan meja makan serta mencuci piring dan gelas.
Sebenarnya, beliau-kakeknya Lia-sudah menawarkan diri untuk membantunya, tetapi Lia dengan
tulus menolak dengan baik-baik.
Matahari sudah tidak lagi menampakkan dirinya di bumi. Dia-matahari-telah digantikan
dengan bulan dan bintang-bintang. Berarti cuaca sudah mulai larut. Dan malam hari, akan
menyapa para penduduk bumi bagian Asia.
Lia mengatarkan kakeknya ke kamar. Setelah itu, Lia pergi ke kamarnya. Di dalam
kamarnya, Lia pun masih berpikir dengan perkataan kakeknya. Lagi-lagi berputar di otaknya.
“Apakah aku harus menikah untuk waktu dekat ini? Apakah aku akan dijodohkan? Aku bahkan
belum menyukai seseorang. Sudahlah, besok-besok aku kan pikirkan lagi. Sebaiknya, aku pergi
tidur,” batinnya.
[Gangnam-gu, Seoul, Korea Selatan]
Kota gangnam atau sering disebut Gangnam-gu City adalah kota idaman seluruh
manusia. Banyak yang bilang bahwa kalau di sana adalah kota yang penuh dengan keuntungan.
Banyak artis dan actor Korea yang sering syuting drama maupun film di situ, sama seperti
kabupaten Inje, lebih tepatnya di provinsi Gangwon.
13 menit dari pusat kota Gangnam (jika pakai KRL), terdapat sebuah restoran ternama
dan termewah di sana. Restoran tersebut adalah Gaon Restaurant. Mereka-Gaon Restaurant-
sering menyajikan menu yang mewah bagaikan di istana sang raja. Harganya sama dengan tiket
konser pada umumnya.
“Mari kita bersulang bersama!” teriak para lelaki itu.
“Woah! Gila! Ini adalah bir yang selalu aku sukai! Seger banget, bor!” ucap salah satu
dari mereka.
“An*ir, wkwk bisa-bisanya, melanturkan kata ‘aku-kamu’, Hyun,” ucapnya.
“Og*b,” – Choi Beomgyu.
Yap! Orang pertama kali bilang seperti itu adalah Choi Soobin atau sering dipanggil
Kelinci.
“Gyu! Tambahin dong! Hehe” – Choi Yeonjun.
Para 5 lelaki tersebut berminum-minum ria di sana. Kini, mereka sudah mabuk total.
Parahnya lagi, mereka mengeluarkan banyak kata-kata kasar, menjijikan, dan berhalusinasi.
“Gue pengen nikah!” ucap Soobin begitu saja.
“Ha? Apaan an*ir tiba-tiba. Lu mau nikah? Lu aja masih selalu nolak fans cewek lo,
wkwk. Ngadi-ngadi wahai CHOI SOOBIN!” – Kang Taehyun.
“Soobin hyung, kalau lo mau nikah persiapin mental dulu,” ucap salah satu anggota
termuda yang paling gemes! Yaitu Hueningkai.
“Persiapin mental? Maksudnya apaan si, nyet?” Tanya Soobin. Dia sambil mengajukan
gelasnya untuk meminta Beomgyu mengisikannya dengan air Soju.
“Heh! Jangan bilang 34+35?” – Beomgyu.
Tak!
Soobin menyentik kepalanya Beomgyu.
Ok, di sini yang 75,999999999993% masih normal adalah Soobin.
Beomgyu cuman cengengesan doang.
“Ah, bomat, gue ga tau maksud lo, ningkai. Mau pulang, bye!” ucap Soobin dan segera
meninggalkan ke 4 sahabatnya itu.
Di saat perjalanan pulang, Soobin terhuyung-huyung, seperti tadi. Dia sudah meminum
soju terlalu banyak dan gak lama kemudian Yeonjun pingsan.
In fact, Choi Soobin adalah seorang mahasiswa dan gak terlalu suka mabuk-mabukan.
Dia memang tampan di antara cowok yang lain dan banyak menyita perhatian semua orang,
terlebih lagi para cewek. Setiap kali Soobin menginjakkan kaki ke kampusnya, fansnya sudah
terkumpul di depannya dan mereka juga sudah menyiapkan berbagai hadiah.
[Lia POV]
Matahari mulai menyinari dan menyapa penduduk bumi bagian Asia. Bulan dan bintang
sudah menghilang.
Pada pukul 06.10 AM, Lia bersiap-siap untuk berkebun untuk menanam sayur-sayuran
sekaligus biji buah-buahannya, sedangkan kakeknya pergi mencari sesuatu. Kemudian, beliau
berpamitan kepada Lia, “Nak! Kakek mau pergi sebentar, ya?! Kakek mau mencari sesuatu
dulu.”
“Oke! Hati-hati kek,” Lia melanjutkan berkebunnya.
[Seoul, Korea Selatan]
[Soobin POV]
Di lain tempat.
“Eungh! Gua dimana?” ucap seseorang itu.
“Lha? Kok gue di sini? JAM BERAPA AN**R!” Orang itu segera beranjak dari
ranjangnya dan segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
“An**r gue belom ngunci pintu.”
In fact again, Choi Soobin juga anak yatim piatu. Dirinya telah ditinggal oleh orang
tuanya sejak dia berumur 7 tahun. Waktu itu, Soobin diurus disebuah panti asuhan di Pyongyang,
Korea Utara. Dia pindah ke Korea Selatan, karena tidak kuat berada di sana. Setelah beranjak
remaja, dia ingin hidup mandiri dan saat kuliah dia tinggal dikontrakan di Korea Selatan. Lebih
tepatnya di kost Goshiwon.
Soobin berlari sangat cepat seperti kijang menuju ke halte bus dan tepat waktu! Soobin
datang, bus pun datang juga.
Dreet…dreet
Ponsel Soobin bergetar. Ada sebuah panggilan masuk. Dia melihat nama penelpon
tersebut. Tertera, “Yeonjun Hyung.” Dia segera menangkatnya.
“Halo, Yeonjun Hyung. Ada ap-”
“DASAR YA LU! SEMALEM GUE PINGSAN DI JALAN UNTUNG GUE NGELIAT
LU TERUS GUE BAWA LU KE KOST-AN NYUSAHIN AMAT JADI HUMAN!” Dia teriak
eh bukan lebih tepatnya si Yeonjun yang berteriak. Untung saja Soobin tidak meng-loud speaker.
“Mian, Hyung. Gue kelebihan minum soju hehehe mian. Oke, gini aja dari pada lu ma
gue ribut kagak kelar-kelar, sebagai ucapan terimakasih, gimana kalau lu ma gue ntar makan
bareng di kantin? Sekalian ngajak anak-anak yang lain?”
“Boleh. Lu temen yang baik, Choi Soobin! Gue tunggu di kantin.”
“Ya. Gue otw, bye”
Tak lama bis pun berhenti. Kemudian, Soobin berlari cepat menuju ke tempat janjian.
Soobin telah tiba di kampusnya. Ada salah satu fansnya yang mencegat dia di depannya
sambil menyodorkan sebuah hadiah.
“Minggir, gue mau lewat.”
Ya begitulah Soobin kepada para fansnya. Dingin, gak ada senyumnya, cool, dan cuek.
“T-terima hadiahku dulu,” – ucap fansnya.
Soobin menerimanya. Tetapi, bukan untuk dia simpan, melainkan dibagi untuk ke-4
sahabatnya itu.
[Lia POV]
Lia telah selesai berkebun. Kemudian, Lia mencari kakeknya yang belum kembali ke
rumah. Dia juga keluar dari rumah, merasa khawatir kepada beliau. Kemudian, dia mencari
beliau ke seluruh tempat.
“Kakek! Di mana?.. hiks…hiks”
“Hiks.. kakek di mana? Aku gak mau kakek meninggalkanku.”
Kemudian, Lia pun melihat banyak kerumunan orang. Lia pun bergegas mencari tahu dan
yang diliatnya adalah kakeknya tergeletak dengan banyak darah yang mengalir ke luar dari tubuh
beliau.
“Kakek!! Bangun!! Hiks… kakek!.”
Kakeknya Lia tubuhnya mulai mendingin dan melemas. Ternyata, kakeknya mengalami
kecelakaan. Kemudian, beliau dilarikan ke rumah sakit. Lia pun sesegera mungkin untuk
mengikutinya.
Sesampainya di rumah sakit. Kakeknya Lia masih dalam kondisi setengah sadar,
sedangkan Lia, masih menangis dan khawatir melihat kondisi kakeknya yang saat itu sudah tidak
dapat diprediksikan lagi dan kemungkinan besar tak tertolong. Tak lama kemudian, beliau
meminta para perawat untuk berhenti mendorongnya ke ruang UGD. Kemudian, Beliau
memanggil Lia.
“Lia?”
“Hiks… i-iya?” Lia terbata-bata.
“Ka-kakek i-ingin berpesan kakek ingin ka-kamu bisa segera me-menikah. Kakek i-ingin
kamu baha-gia, kakek gak ma-mau kamu me-merasa ke-sepian lagi.”
“Kakek.. a-aku ga mau kakek p-pergi…hiks..hiks..”
Tangan beliau memegang tangan Lia dan meyakinkan bahwa beliau ingin Lia bahagia.
Yeji pun terkejut.
“Kakek!! Bangun!!”
Genggaman tangan beliau mulai melemas dan mendingin. Beliau pun meninggalkan
dunia selamanya, dan menuju ke dunia yang kekal-akhirat-. Beliau juga ingin Lia menikah agar
dia dapat bahagia dan tidak merasa kesepian ketiga kalinya. Kemudian, Lia pun pada akhirnya
menyetujui permintaan sang kakek.
Setelah kakeknya meninggal, Lia memutuskan untuk pergi dari kampung halamannya
sang kakek dan memulai kehidupan barunya, yakni dengan merantau ke ibu kota Negara Korea
Selatan, yaitu kota Seoul, karena dia tidak ingin merasa sedih untuk ketiga kalinya atas kejadian
yang dialaminya dan juga ingin mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
nantinya dan kembali berkuliah setelah dia cuti setahun.
[Soobin POV]
“Sini bro!” panggi Taehyun.
Soobin segera bergabung dengan ke-4 sahabatnya tersebut.
“Roti mulu, hyung. Bosen gue liatnya,” ucap Beomgyu begitu saja.
“Sewot lu, beruang disco!” teriak Soobin.
Mereka berlima makan bersama disertai dengan canda-candaan dan ngibah tentunya.
“Eh, gue denger-denger ntar ada anak baru ya?” ucap salah satu cowok yang sedang
mengantre untuk membeli makanan di kantin.
“Wah gils si cantik banget, pinter lagi. An**r incer dia ah. Lumayan buat pacaran lagi.”
Lanjutnya.
Mereka berlima saling menatap satu sama lain. Ingatkan mereka, kalau ini sedang tidak
berlomba, ok. Skip!
“Heh raja ngibah! Kok lu kagak tau rumornya?” Tanya Yeonjun ke Beomgyu.
Beomgyu hanya bengong. Dan tiba-tiba, “ha? Apa?”
Tak!
Yeonjun menyentik kepalanya Beomgyu.
“Aish… apaan si kalian. Gue ga semuanya tau.”
“Makannya, hyung. Jangan ngurusin Toto mulu.” – Hueningkai.
Beomgyu mengumpat di dalam hatinya.
[Lia POV]
Lia mencari kost dekat dengan kampus yang akan dia tempati.
“Berhasil!” Lia menemukan sebuah kost dengan tarif harga yang sangat murah untuk
seorang mahasiswa pada umumnya. Dia segera masuk ke kost-an tersebut.
“Kamsahamnida, heolmoni.” Dia membungkuk dan mengucapkan terimakasih kepada
pemilik kost-an itu.
Lia segera meletakkan semua barang dan menatanya dengan rapi. Udara dari luar masuk,
karena jendela telah dibuka olehnya. Ruangan kedap suara. Udara yang sangat menyejukan.
Tempat yang sangat bersih. Jalanan tidak ramai.
Dipasangnya sebuah foto keluarganya berserta dengan kakeknya di depan lemari. Dia
sedikit tersenyum dan menitikan air mata. Betapa amat kasihannya Lia sekarang. Dia hanya
hidup sendirian untuk beberapa tahun ke depannya (mungkin).
“Apa yang harus ku lakukan? Harus kah aku memulai semuanya sekarang? Detik ini?”
batinnya.
Nega deo geurieun Bam~
Late night, Late Night, Late Night~
Diputarnya lagu dari salah satu boygroup yang berasal dari Plan M Entertainment, yaitu
siapa lagi kalau bukan Victon. Judul lagunya Nostalgic Night. Dia sangat-sangat rindu dengan
orang-orang yang ada di dalam foto yang telah ia pasang di depan lemari tersebut.
Ting!
Sebuah notifikasi masuk. Dia segera memencetnya.
“Halo, kami dari Universitas Yonsei. Selamat anda diterima di sekolah ini. Datanglah ke
sekolah pada Hari Senin minggu depan. Persiapkan dengan baik. Jika sudah masuk, harap
menuju ke ruang guru, dimengerti? Terimakasih elah bergabung dengan kami di Universitas
Yonsei. Hara panda dapat menikmati dan enjoy di sini. Terimakasih, Lia-ssi.”
[Soobin POV]
Bugh!
Soobin terjatuh karena sebuah tinjuan melayang di mukanya.
“Mau apa lo!”
“Uke diem! Makin lucu kamu..”
“B**ch! Lu pikir gue belok? Mana ada. Gue lurus!”
“Diam kalian!” teriak seorang gadis muda dengan dia membawa sebuah pisau di
tangannya.
Para preman tersebut menghampiri gadis tersebut. Gadis itu segera menusukkan pisaunya
ke dalam perut, kepala, kaki, dan wajah preman tersebut. Sungguh bar-bar sekali.
Soobin yang berada di sana, masih dalam posisi yang sama, shook meliat kejadian itu.
Diliatnya gadis tersebut mulai maju ke Soobin. Soobin dengan jerih upayanya, dia berhasil
bangkit dan segera lari. Tetapi, tangan gadis itu memegang tangan Soobin duluan. Soobin tidak
bisa lari kemana-mana.
“Mian. Gue benar-benar bukan psikopat yang lu kira. Gue berani bersumpah atas nama
Tuhan Jesus Christus.”
Soobin mengangguk dan bilang, “mau gue traktir?”
Gadis itu terdiam dan akhirnya, mengangguk.
[Narator POV]
Mereka berdua berjalan bersama sambil menyari restaurant. Dan finally, mereka
menemukan sebuah restaurant yang cocok untuk makan malam bersama, yaitu di Yang GOOD.
Restaurant tersebut lumayan jauh dari tempat kost-annya dan lumayan jauh juga dari Seoul.
Letaknya di Yongsan-gu.
Sesegera mungkin mereka milih makanan yang tepat untuk mereka makan bersama. Dan
selang beberapa menit, makanan pun datang. Kemudian, mereka kembali mengobrol bersama
disela-sela makan.
“Eh lo, makasih. Tadi lo udah nyelamatin gue. TMI, sadis banget.” – Soobin heran.
“ Hahaha, biasa mah gue lol! Gue lebih suka aja bunuh tu preman. Oh ya, btw, kita lom
sempet kenalan.” Lia menjulurkan tangannya untuk ngajak Soobin kenala.
“Nama gue Lia Calendra, panggil ae Lia.” So santuy.
“Kenalin gue Choi Soobin. Lo bisa manggil gue Soobin, silken.”
Selepas perkenalan, mereka berdua lanjut makan dengan lahap. Kemudian, Lia dan
Soobin mengobrol lagi disela-sela makan mereka.
“Lia? Emm… lo tinggal di mana?”
“Aslinya, gue tinggal di Bandung. Terus, gue pindah ke Ulsan, ke rumah kakek gue
selama umur gue sekarang. Tapi, sekarang gue memutuskan merantau ke Seoul dan ngelanjutin
kuliah plus cari pekerjaan sampingan sambil buat bayar biaya kuliah sama kost-an.” Lanjut
makan.
“Ortu lo? Di mana?”
“Ortu gue? Dah meninggal, pas gue berumur 10 tahun, gegara kecelakaan.”
Soobin berhenti makan. Diam sejenak.
“Sama. Ortu gue meninggal pas kecelakaan juga dan waktu itu gue berumur 7 tahun.”
Di sana, Soobin dan Lia mengobrol banyak banget sampai mereka tidak tau kalau hari ini
mereka berdua akan kuliah.
“Ini jamber, si?” Tanya Lia. Ingin menemukan jam dinding. Melihat-lihat sekitar, namun
hasil nihil, tidak ada jam dinding sama sekali di sana.
“Jam 07.30 AM. Gue kuliah hari ini! Sh**t! Gue harus cepet-cepet ke kampus.”
Memasukan HP dan airpodsnya ke dalam tas.
“Eh bentar, lo sekolah di mana?” menahan Lia sebentar.
“Universitas Yonsei.”
“Sama dong! Barengan?”
“Eh? Jangan bilang lo murid baru, Li?”
“Iya.”
“Barengan? Kuy!”
Mereka langsung menuju ke kampus mereka. Jarak antara Restaurant Yang GOOD dan
Universitas Yonsai jauh, harus menempuh 49 menit-an. Jadi, mereka berdua ke sana (Universitas
Yonsei) dengan menggunakan bus no. 470.
Yap! Tepat waktu lagi. Mereka datang, bus datang. Mereka akan tiba di kampus pukul
08:35 AM.
Pada akhirnya, mereka sampai di Universitas Yonsei. Lia takjub dengan kampusnya,
karena kampusnya sekarang sangat elite. Banyak drama sekolah yang sering syuting di kampus
ini. Di mulai dari drama School 2015 (Sejeong ex-Gugudan) sampai True Beauty (Eunwoo aka
Dongmin ASTRO).
“Kok bengong? Masuk, kuy!” ajak Soobin.
“Eh? Eh ok!”
Koridor kampus dipenuhi oleh anak-anak kampus yang keluar-masuk dari berbagai
tempat. Lia masuk ke koridor kampusnya ditemani Soobin. Banyak anak-anak kampus dari sini,
yang melihat ke arah Lia, termasuk para cowok. Melongo menatap Lia yang berjalan di depan.
“Itu? Murid barunya? WAAAH!! CANTIK BANGET GILAA!!”
“CANTIK BANGET! BODYGOALS!”
“Soobin? TARGET GUE SELANJUTNYA DIA! Siap-siap kau Choi Soobin.”
Ya begitulah reaksi mereka. Dan reaksi dari para cewek :
“Weh! Gila! Anak kaya! Pinter lagi!”
“Cantik banget gils.”
“Gila gila! Bakalan ada artis ni di kampus ini.”
Lia tersenyum kea rah para cewek yang sedang memujinya tersebut. Mereka juga ikutan
senyum dan menyapa Lia, walaupun hanya kata, “Annyeong”.
“Lia? Gue masuk ke kelas duluan ya. Ntar lo isa nanya ke dosen, ntar masuk ke kelas
yang mana, ok?” – Soobin.
“Ok! Eh tunggu, bin. Ruang guru tu di mana?”
“Liat tulunjuk gue. Itu ruang guru. Sebelah kelas. Lebih tepatnya di sebelah ruang Lab.”
Soobin menunjuk ke arah ruang guru. Ngerti?”
“Ok, ngerti. Thanks.”
“Yoi” Soobin meninggalkan Lia.
[LIA POV]
Menyusuri koridor yang kurang familiar membuatku bingung batinku.
Bugh!
“Aduh.”
“E-eh maaf kan gue.” Orang itu membungkuk di depanku dan aku masih tergeletak di
lantai.
Akhirnya, dia peka juga. Dia menjulurkan tangannya untuk membantu berdiri lagi. Lagi-
lagi dia meminta maaf kepadaku. Dan aku muak. Akhirnya..
“Gue Choi Beomgyu. Beomgyu.”
“Oh ok, gue Lia Calandra. Lia.”
“Maaf gue tadi buru-buru. Lo mau kemana?”
“Ah~ ok gapapa hehe Gue mau ke ruang guru.”
“Oh iya lo kan murid baru. Ok, gue bantuin lo ke ruang guru. Gue juga mau ke sana.”
Ya begitulah akhirnya. Lucu si orangnya, ga garing amat. Candaan gue sama dia pas
banget seperti mint + choco = mintchoco wkwk. Bakalan cocok kalau gue sahabatan sama dia.
Ramah juga.
“Makasih! Bye!” aku melambaikan tangan ke Beomgyu. Soalnya, tadi ku liat, dia
meletakan sesuatu di atas meja guru. Terus, dia pergi gitu ae. Ya dah lah, emang dia mint,
kayaknya.
Lia segera masuk ke ruang guru.
“Permisi? Apakah ini benar ruang guru?”
“Ah~ iya benar. Silakan masuk!”
Aku diam, menggerakan kakiku. Nervous lmao.
“Benarkah kamu Lia Calandra?” tanya dosen tersebut.
Aku menganggukan kepala dan berkata, “iya benar.”
“Kenalkan saya. Saya Lee Chaeyeon. Dosen mata kuliah bahasa di sini. Nanti kamu
dapat mengikuti saya untuk menuju ke ruang kelasmu. Saya akan tunjukkan ruang kelasmu.”
Aku jalan di samping dosen Lee Chaeyeon. Kalau diliat-liat, dosen gue dancer. Eit?
Bentar? Napa dosen gue dancer semua? Skip:)
[Soobin POV]
Gue masuk ke kelas dan seperti biasa, fans gue muncul entah darimana ghosting emang.
“Aaa~! CHOI SOO.BIN!!”
Telingaku RIP. THT?
Aku ngambil hadiahnya terus ya nerusin sifat guelah, yang cuek, cool, dan sok ramah.
Padahal, gue ramah, cuman males aja ketemu fans yang tiba-tiba muncul seperti hantu, kan ya
kagak lucu. Bukan OFC Schedule lagi.canda males
Setelah gue nerima hadiah dari fans, gue nyari tempat duduk. Kemudian, temen-temen
gue manggil gue, yakni sapa lagi kalau bukan geng rusuh eh rusuh? Yeonjun Hyung, Beruang
disco aka Beomgyu, Tupai kesayangannya beruang disco aka Taehyun, dan favorite human aka
Hueningkai.
“Hai Bro!” teriak Yeonjun.
“Soobin Hyung! Sini” – Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai (maknae line).
“Oi! Guys!”
“Lu tuh gimana? Se-
“Gimana maksudnya?” potong Soobin.
“Jangan motong, tolong, leader rabbit!” bentak Yeonjun.
Pertama kali gue dibentak dengan Yeonjun hyung. PMS kali ya?
“Semalem nyusahin aja lu!”
“Emang gue napa?”
“Hoo, emang si kelinci kenapa?” – Beomgyu.
“Oh alah, ok gue inget. Kagak ada apa-apa. Makasih Yeonjun Hyung dah mau bantuin
gue.”
“Weird” – Hueningkai.
“Iye iye, sama-sama. Jadikan ke kantin?” ajak Yeonjun Hyung.
Gue ngangguk dan bilang, “iya. Gue yang traktir.”
“Kesambet apa si lo, hyung?” – Taehyun.
“WOAH! SIAP!, sekalian beliin gue soju ya, hyung.” Yang bilang tupai kesayangannya
beruang disco.
Enggak ada akhlak emang. Namanya juga tupai, yxg? Ups~
“Pasti! Bro! ntar gue beli soju yang banyak buat kita semua.”
“Ye~ bakal minum-minum lagi kita~ Uhuy~!” teriak Hueningkai.
Gue sama 3 bocah dan 1 Hyung akhirnya ke kantin. Sesuai janjinya, gue meneraktir
mereka.
[Narator POV]
Tak lama kemudian, bel masuk bordering. Semua murid di kampus ini, masuk ke dalam
kelas dan menyiapkan semua peralatan untuk pelajaran berikutnya. Kelasnya Soobin atau yang
bisa dibilang kelas masuk ke dalam kelasnya. Para murid yang menempati kelas itu pun juga ikut
bersiap-siap.
“Aish! Gue paling males kalau dah masuk pelajaran bahasa.” – Beomgyu.
“Elah bukan lo doang, Beomgyu. Gue juga sama,” Sahut Taehyun.
Ea.. satu server yeu~ upss!
“Iya lah gue juga males,” sahut Soobin.
Kemudian, dosennya pun datang.
[Soobin POV]
“Good morning, student!”
“Morning, miss Chaeyeon!” jawab gue dan murid yang lain.
“Today we have a new student-
Gue ngacungin jari.
“Napa, Soobin?”
Anak-anak yang lain ngeliatin gue. Tatapannya sekaan mereka bertanya-tanya.
“Miss, pake bahasa Korea aja. Males trans di otak.”
“Baiklah. Ntar saya akan tes uji kemampuanmu dalam speak, Choi Soobin.”
Semua penghuni-murid-kelas ini menertawakan gue, termasuk sahabat gue. An**r
emang!
Mampus kau Choi Soobin batin gue.
“Kagak usah basa-basi lagi. Hari ini kelas kita akan kedatangan murid baru. Sini nak!
Silakan masuk.”
Kemudian, dia masuk ke dalam kelas gue. Gue terkejut dengan murid baru yang masuk di
kelas gue dan auto mengenalnya. Dia…
Lho? Dia masuk di kelas ini ternyata batin gue.
[Beomgyu POV]
Gue ngeliat murid barunya masuk dan….mata gue kagak bisa kedip. Lia? Bukan si?
[Lia POV]
“Introduce yourself, please!”
“H-Hai! Kenalin aku. Namaku Lia Calandra. Panggil Lia. Salam kenal.” Membungkuk
0
90 dan memberi senyum kepada mereka.
“Owah!! Cantik banget!!”
“Senyumnya manis~!”
Mulai lagi, muak aku.
“Hai Lia!” teriak semua murid.
Gue hanya ngelambaiin tangan doang.
[Soobin POV]
“Eh, kelinci! Si Lia cantik juga ya.” –Yeonjun.
Iya emang batin gue.
“Gue dah kenal,” sambil menopangkan dagunya di tangannya.
“Ha? Serius, hyung?” – Taehyun.
[Beomgyu POV]
Oh jadi Soobin hyung dah kenal sama Lia? Batin Gue.
Gue juga dah kenal sama dia. Cuman, gue males ngumbar-ngumbar gitu. Lebih baik gue
pendem, ntar mereka terkejut sendiri.
[Narator POV]
“Silakan, kamu bisa nyari tempat duduk, ya. Lia?”
“E-eh ok, miss.”
Lia mencari tempat duduk dan menemukan tempat duduk yang kosong. Pas banget di
belakangnya ada Soobin dan 4 sahabatnya Soobin.
“Gue Choi Yeonjun. Yeonjun,” Orang bernamanya Yeonjun langsung menjulurkan
tangan minta berkenalan dengan gadis itu.
Lia menerima perkenalan dari Yeonjun dan senyum.
“Lia Calandra. Lia.”
Taehyun dan Hueningkai menjulurkan tangan.. Minta juga berkenalan dengan Lia.
Beomgyu? Kalem. Kagak tau kesambet apaan.
“Yang di belakang, kalian berdua ngapain? Kalau masih rebut, saya akan kasih tugas
skripsi!”
“Eh? Enggak, miss! Enggak!” teriak Taehyun dan Hueningkai.
[Beomgyu POV]
Pura-pura gak kenal aja batin gue.
“Salken.”
Dia kaget dong dan akhirnya, senyum. Gue ngewink ke dia, buat isyarat,kata gue pura-
pura lupa sama dia.
“Salken. Lia.” – Lia.
“Eh hyung, lu kenal sama Lia?” tanya gue ke Soobin Hyung.
“Iya. Soalnya tadi pagi buta, dia nolongin gue pas ditonjok preman. Sadis cuy, dia. Dia
pakai pisau buat bunuh preman itu.”
Ha? Batin gue.
“Woah berani juga ya si Lia, bagus deh.”
[Soobin POV]
Dosen miss Chaeyeon menjelaskan beberapa materi dan tidak lama kemudian, miss
Chaeyeon menunjuk Soobin untuk menguji kemampuan speak-nya.
“Hari ini, miss want to try kemampuan speak-nya Choi Soobin use Inggris language in
front of this class.”
Sh**t! batin gue.
“Yes, ma’am!”
Ngawur aja kali ya? Sumpah demi cacing alaskanya Spongebob sunbaenim, gue males
batin gue.
“Hi, epribadeh mi nem is Choi Soobin.”
Semua murid ketawa, termasuk sahabat gue. Gue ngeliat Lia, dia ketawa pelan dan juga
senyum. Entah kenapa, gue ngangkat senyum pas di ketawa pelan gitu.
Lucu. Eh gue napa si? Batin gue.
Kembali fokus.
“Heh kelinci! Bahasa apaan itu hahahaha!”
Orang yang barusan ngejek gue adalah Yoon Sanha, sering dipanggil Ddana. Untung gue
satu liner sama dia.
“Dah balik ke tempat mu, Soobin.”
Gue b aja, tapi yang malu sahabat gue.
Kemudian, miss Chaeyeon nunjuk Lia. Dia kaget dong.
[Lia POV]
Aku? Batinku.
“Lia Calandra? Maju ke depan.”
Aku sedikit ngelirik ke Beomgyu. Dari matanya, dia bilang bahwa aku harus percaya diri.
Aku berdiri dari kursi dan berjalan menghampiri miss Chaeyeon.
“Saya akan menguji kemampuan test speak kamu ya..”
Ku ngeliat matanya Beomgyu lagi dan dari matanya juga masih bilang aku harus percaya
diri.
“Baik, ma’am.”
Ambil napas, keluarkan berlahan, dan ok aku siap!
“Hai everyone, my name is Lia Calandra. You can call me Lia. Actually, I’m live in
Bandung West Java, Indonesia. And a few months ago, I moved to Seoul to continue my studies
and want to make dream’s come true. So! I’m here, now!”
1…2…3… semua anak kelas ini teriak dan aku hanya senyum dan bilang, “thank you,
next everyone!”
[Narator POV]
“Gak nyangka si Lia pinter banget,” puji Yeonjun.
“Iya bener.” – Soobin.
“Wow that it’s very amazing! Good job, Lia. Baiklah saya akan kasih nilai kamu 10 dan
kamu bisa kembali ke tempat duduk, sekarang.”
Ting…tong…ting…tong
Bunyi bel istirahat berbunyi.
“Nah sampai di sini dulu pelajarannya. Lanjut minggu depan lagi. Untuk hari ini, saya
meminta kalian membuat format makalah tentang aspek kebahasaan. Deadline dua minggu dan
untuk kelompoknya akan saya share lewat group chat kelas. Thank you and Good bye. Have a
nice day!"
Soobin dan four power rangers.g alias keempat sahabatnya ke kantin. Gak lama setelah,
five power rangers keluar dari kelas, Lia juga ikutan ke kantin. Kemudian, ada seseorang yang
menggenggam tangan Lia. Dia kaget dan membalik kan tubuhnya menghadap orang yang
menggenggam tangannya.
“Iya?”
“Kamu lia Calandra? Kenalin namaku Yuna Astria. Aku sangat mengagumimu. Kagum
dengan kemampuan speak mu tadi.”
“Ah~ Yuna! Terimakasih banyak. Iya, namaku Lia.”
“Oh ya, bagaiman kalau kita ke kantin bareng terus kita ngobrol lebih banyak?”
“Of course, why not?”
Ey… slogannya Mingyu Seventeen.skip
Lia dan Yuna pun menuju ke kantin. Setelah sampai di kantin, meraka membeli makanan
dan mencari tempat duduk. Kemudian, mereka berbincang-bincang.
“Oh ya, li? Kamu di Seoul punya rumah sendiri? Atau…?” Yuna mengunyah
makanannya.
“Emm… aku ngekost, kok.”
“Oh gitu…”
[Soobin POV]
Gue dan four power rangers makan bareng di kantin. Ditambah lagi dengan minuman
soju, atas permintaan nyai kesayangannya beruang disco!
“Woah~ sojunya banyak ya, hyung! Kita lagi kuliah lho, masa minum soju?” –
Hueningkai.
Penguin polos ku suka~ - author.
“Ya… kita simpen lah buat ntar malem. Gimana si ni, bocah?”
“Iya… iya.” – Hueningkai.
[Narator POV]
Mereka pun asyik makan bersama, sedangkan Yeonjun sedari tadi hanya melihat Lia
yang sedang makan di sebrang mejanya pas.
“Yeonjun Hyung! Kok kagak makan?” tanya Taehyun.
“E-eh?”
“Dari tadi ni ye. Yeonjun hyung ngeliatin Lia. Si anak baru itu, kayaknya Yeonjun hyung
suka ma dia.” Ucap Beomgyu secara tidak sadar. Lanjut makan.
“Kagak lah!”
“Jangan bohong lu, hyung. Telinga lo merah.” – Taehyun.
“Kayaknya dari dalam hati lu, hyung, ada rasa suka gitu ma si Lia, wkwkwk” ledek
Hueningkai.
“Udahlah, gue mau makan. Laper.”
“Salting lo, hyung?” tanya Taehyun.
Soobin? Diem dan ngelanjutin makannya
[Lia POV]
Aku dan Yuna asyik ngobrol. Sampai-sampai di nanya ginian…
“Lia? Aku mau nanya?”
“Hm? Nwanywa apwa?” jawabku sambil makan.
“Punya pacar?”
Eh? Punya dong wkwk tu namanya Hwang Hyunjin SKZ wkwkwk canda batinku.
“Uhuk uhuk!”
“E-eh minum dulu, Lia.”
Lia batuk yang noleh sebrangnya, siapa lagi kalau bukan five power rangers. Mereka
terkejut karena Lia tersedak saat menanyakan soal pacar tapi kelima anak laki-laki tersebut tidak
memerdulikannya dan melanjutkan makannya.
“Gimana udah mendingan? Maaf kalau aku lancang.” – Yuna. Dia panik.
“Ah gapapa. Sebenarnya, aku masih single, belum pacar tapi semenjak kakekku
meninggal dia berpesan kalau aku harus cepat-cepat menikah karena usiaku yang saat ini ya…
bisa dibilang telat untuk menikah ya? Mau gak mau, aku harus membahagiakan beliau nantinya.”
Percapakaan mereka berdua di dengan oleh Yeonjun, Beomgyu, dan Soobin. Telinga
mereka bertiga tajam.
“Tapi, saat ini kamu belum ada keinginan untuk nyari pasangan?” – Yuna.
“Emm… belum si. Belum sempat. Ya… karena aku ingin fokus kuliah dulu dan mencari
pekerjaan sampingan atau tetap buat kebutuhan sehar-hari.”
“Aku salut sama kamu, Lia. Oh ya, nanti pulangnya kita barengan, ya.” – Yuna.
“Ok!”
Bel istirahat berakhir. Para murid segera kembali ke kelas untuk melanjutkan kelas
selanjutnya, kecuali yang kuliah pagi. Aku pun segera masuk ke kelas sendirian. Yuna? Masuk
sama temen-temennya. Kemudian, ada seseorang memanggilku, yaiu Choi Yeonjun.
“Lia-ssi?”
“Eung? Choi Yeonjun bukan?”
“Iya, aku Choi Yeonjun. Yeonjun.”
“Oke. Napa?”
Dia diem. Gue nunggu dan..
“Eh kagak jadi, Lia. Maaf.”
Diphp-in batinku.
“Oh oke, ya dah. Aku masuk kelas dulu!”
“Ok!”
Sepertinya Yeonjun cukup canggung denganku batinku.
[Narator POV]
Datanglah Soobin dan four power rangers.
“Eh hyung?! Kok bengong di sini? Kuy masuk ke kelas,” ajak Soobin.
“Lagi ngetembak hantunya lu, hyung?” tanya Hueningkai.
[Yeonjun POV]
Ni bocah pengen gue ceburin di atlantis batin gue.
“Ah ok!” jawab ku.
“Jadi, Yeonjun hyung ngetembak hantu?” tanya Beomgyu.
“Kagak an**r! Gue masih waras kagak mirip kalian bedua!” gue nunjuk ke Hueningkai
dan Beomgyu.
[Narator POV]
Kelas bahasa dimulai kembali. Selang 2 jam, bel berbunyi, artinya kelas sudah selesai.
Para murid behamburan untuk segera keluar dari sekolah. Sementara itu, Lia dan Yuna keluar
bersama dan juga akan pulang bersama.
“Kita naik bus, ya nanti?’
“Oke!”
Kemudian, Soobin dan kawan-kawannya pulang bersama, tetapi dia ingin mengajak
kawan-kawannya untuk minum bersama.
“Eh guys? Kita minum-minum lagi dulu, kuy? Kan tadi gue dah beli soju banyak.”
“Kuy!!” teriak temen-temennya.
[Soobin POV]
Gue dan kawan-kawan gue, udah nyampe di Jungsik Seoul Cafe. Jaraknya jauh banget!
Lewat sungai. Tapi, gue ma kawan-kawan gue naik kereta bawah tanah. Berangkat jam 16:00
PM KST sampe sana ntar 16:56 PM KST.
Banyak minuman bir di sana. Dan gak nunggu lama lagi, gue ma yang lain langsung
minum sojunya. Untung banget gue beli di kantin tadi.
Keadaan sekarang seperti yang terjadi di kemarin malem.
“Chears!!” teriak five power rangers.
Mereka pun menikmati hura-huranya dengan minum-minum yang dapat memabukan
mereka. Persen alkoholnya tinggi banget, 10%
[Lia POV]
“Bye, Lia!”
“Bye juga, Yuna!”
Aku sampai di kost-an dan langsung istirahat sejenak karena aku sangat senang untuk
saat ini. Dapet teman baru dan melakukan kuliah dengan baik.
Waktu sudah menunjukan pukul 19:00 PM KST. Aku membuka sedikit jendela ku dan
menatap keluar. Angin malam yang sejuk mulai menyentuh setiap helai rambut ku, pipiku,
mataku, bibirku, hidungku, dan alisku. Lagu yang ku putar masih bersuara.
Sudah lama sekali, aku tidak menikmati ini. Ku julurkan tangan ku keluar. Ujung jari
telunjukku terdapat butiran air yang jatuh dari langit. Aku tidak peduli dengan hujan, akan ku
nikmati.
Eh? Itu Beomgyu? Dan… Soobin? Batinku.
Segera keluar tanpa menutup jendela ku. Biarkan basah, yang terpenting mereka berdua
tidak basah. Ku ambil payung dan segera keluar dari kost-an dan menjemput mereka berdua.
[Narator POV]
Lia keluar dengan membawa payung dan segera dibukanya payung tersebut. Hujan
semakin deras disertai angin yang lumayan besar. Tubuh Soobin dan Beomgyu terhuyung
kemana-mana. Sudah terkena hembusan angin + mabuk = Zombie.
“Aish…kenapa tidak bisa dibuka si? Sia-sia.”
Nekad sudah. Lia basah-basahan karena terkena hujan. Dia tetap menahan dinginnya
angin yang hembus di badannya. Dia juga sudah merinding, saking dinginya kota Seoul.
Tangan Soobin dan Beomgyu, ditarik oleh Lia dan segera masuk ke dalam lobi kost-
annya. Masuk dalam keadaan basah kuyup semua, terutama si Lia. Dia hampir saja kehilangan
Beomgyu tadi.
Flashback
Beomgyu sudah lari duluan sebelum Lia menariknya. Tetapi, lariannya seperti Zombie
mengejar mangsanya. Terhuyung ke sana-sini, entah dia mau kemana.
“Beomgyu!! Jangan lari!! Nanti ilang!” teriak Lia dari kejauhan.
Lia menarik Soobin dulu dan menyuruhnya untuk menetap di dalam lobi kost-annya
tersebut. Sementara itu, Lia lari mengejar Beomgyu yang sudah lari.
Grab!
Lia berhasil menggenggam tangan Beomgyu dan langsung membawanya ke dalam lobi
kost-an bersama Soobin.
End of flashback
Lia meletakkan Soobin dan Beomgyu di kursi meja makannya. Mengasih jaket tebal yang
ia miliki, bantal empuk, serta air panas.
[Lia POV]
“Akan ku tutup ini.” Akhirnya, jendela yang tadi dibuka, sekarang ditutup.
Dingin sekali mereka batinku.
Aku segera mandi dan menyiapkan makan malam. Entah makanan apa yang akan ku
makan sekarang. Mungkinkah… telur, rumput laut, dan mie? Tanpa perpanjang lagi, aku
membuat mie dengan isinya telur dan rumput laut dan juga membaginya kepada mereka berdua
yang sedang tidur di kursi meja makan kesayanganku.
[Narator POV]
Lia memasak. Dia juga bolak-balik mengambil sesuatu dari kulkasnya.
“Uhuk…uhuk..” terdengar suara orang batuk dari luar dapur. Lia mengintip dan yap! Dia
melihat Beomgyu bangun lebih dulu.
“Gue dimana?”
Lia mematikan kompornya, tidak jadi lanjut masak dan segera menghampiri Beomgyu.
[Beomgyu POV]
Gue masih bingung. Dimana gue sekarang? Barang-barang asing yang ku pegang dan
melihat barang-barang asing lainnya di mana-mana.
Gue membuka mata gue sedikit lebar dan juga ngeliat ada Lia di sini. Eh tunggu? Lia?
Jadi… ini rumah Lia?
“L-Lia?”
“Eung? Feel better now, Choi Beomgyu?” Dia senyum.
Gue ngangguk dan bertanya, “Ne. Geunde, yeogineun neui jipiya? (Iya. Tapi, di sini
apakah rumahmu?)”
“Aniya~ yeogineun jip animida. (Bukan~ di sini bukan rumah)”
“Lalu?”
“Ini kost, Choi Beomgyu.”
Dia mengasih gue bantal empuk, jaket tebal miliknya, dan… handuk?
“Handuknya buat apa?”
“Tadi, lu kehujanan, tubuh lo juga tidak stabil. Habis mabuk?”
Gue ngangguk.
“Lain kali, jangan gitu ya. Arraji (ngertikan), Choi Beomgyu?”
“Arrajyo! (Ngerti!)”
“Lia? Neo Gajug eodisseo? (Keluargamu dimana?)”
“Dareun segye, geunyang sigane sigan (Di dunia lain, hanya waktu adalah waktu)”
Gue turut berduka dan auto tangan gue ngelus tangannya Lia.
Ini bukan lo, gyu! Batin gue.
[Lia POV]
Selesai gue ngeringin rambutnya Beomgyu-karena Beomgyu yang minta-, gue lanjut
masak mie. Doa aja jangan dingin.
Meniriskan mie yang sudah ku rebus. Lalu menuangkannya ke sebuah mangkok.
Menaburkan segala bumbu yang telah disedikan. Pada akhirnya, mie goring ku jadi.
“Lia?”
“Aigo kkamjaggiya! Ya! Joshimhae! (Ya Tuhan, kaget! Hey! Hati-hati!)”
Dia bukannya minta maaf malah ketawa, dasar mint! Batinku.
“Mwohanya?(Apa yang kamu lakukan? (dalam bahasa informal))”
“Masak, mie. Itu mie lo. Ambil sendiri.”
Aku ma dia keluar dari dapur dan segera menuju ke meja makan. Ku melihat, Soobin
masih terlelap.
“Beomgyu, mintchoco-
“MINTCHOCO SIRREO!(Gak suka coklat mint)”
“Wae? (Napa?)”
“Geunyang (Gapapa)”
Ku lanjut makan bersama dia. Biasa kalau gue makan, mesti ntar ditengah-tengahnya
akan ada lawak-an garing segaring padang pasir di gurun.g
“Hoam!”
“Soobin hyung, irreona!(Bangun!)” - Beomgyu.
Hyung? Batinku.
“Aku dah bangun. Wah! Kalian masak berdua ya tadi?”
“Mana ada, gue tadi tidur.” Ucap Beomgyu seenak jidat, tapi bener.
“Dia mah buka-
Mulutku disumpelin pake mie dong. Masih panas lagi. Langsung ku makan, daripada
dimuntahin lagi dimangkok.
“Ya! Mwohaneungeoya! (Kamu ngelakuin apaan! (bahasa kasar))”
Haha hehe hihi batinku.
“Mie mu di dapur, bin. Ambil aja.”
[Narator POV]
Soobin berjalan ke dapur dan mengambil mienya.
Sementara itu, Lia dan Beomgyu berbincang-bincang lagi, berdebat lagi, ketawa bareng
lagi,dll. Intinya lagi dan lagi.
“Gyu? Soobin saudaramu?” tanya Lia.
“Bukan.”
“Oh~ jadi dia lebih tua darimu?”
Beomgyu mengangguk.
“Sasil, naneun 19imnida (Sebenarnya, umurku 19 tahun)”
“Geurae?(Benarkah?)” tanya Beomgyu.
Lia mengangguk.
“Naneun 21imnida (Umurku 21 tahun)”
“Jadi? Boleh ku panggil oppa?”
“Hajima! (Jangan!)”
“Wae geurae? (Napa begitu?)”
“Isanghae (Aneh).”
[Narator POV]
Soobin join makan bareng bersama Lia dan Beomgyu. Si Soobin diem aja ngeliat Lia dan
Beomgyu ngomong terus kagak henti-hentinya.
“Eh maaf, Soobin.”
Soobin? Kagak jawab.
Selesai makan, Beomgyu dan Soobin pulang. Lia membersihkan rumahnya,
mengembalikan jaket yang tadi ia berikan untuk menyelimuti mereka, mencuci gelas dan piring,
menyapu, dan ngepel lantai.
Tok…Tok…
Suaranya berasal dari pintu. Lia melihat dari bolongan kecil yang ada dipintunya dan
berteriak, “Siapa?”
“Beomgyu!”
Dia langsung menyuruh Beomgyu masuk rumahnya lagi. Sebenarnya, Beomgyu kembali
ke rumahnya hanya ingin meminta nomer telpon saja. Lalu, Lia memberikan nomer telponnya
dan Beomgyu pulang. Benat-benar pulang ke rumahnya.
Malam mulai larut. Jalanan sudah sepi, namun pusat kota Seoul masih ramai. Walaupun
malam ini tidak ada bulan dan bintang karena tertutup oleh awan-awan, gadis itu tetap
menyukainya. Ternyata gadis itu adalah gadis nocturnal. In fact, gadis itu lebih sering keluar dari
kost-annya pada malam hari, walaupun sering dibilang aneh dengan beberapa tetangganya di
kost-an, namun dia tetap tidak peduli.
Gadis itu mulai keluar dari wilayah kost-annya sambil memakai baju pendek yang
ditutupi dengan jaket tebal dan celana jin pendek. Dia tidak merasa kedinginan, karena sudah
terbiasa.
Berjalan menyelusuri pusat kota Seoul dengan jalan kaki dan berhenti di sebuah toko
yang ada di depannya. Masuk secara perlahan.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pemilik toko tersebut.
Pemilik toko tersebut langsung speechless melihat muka gadis itu. Betapa terkejutnya
dia-si pemilik toko-.
“Kau…Jangan bilang-
“Iya ini aku. Oraenmaneyeo (lama tidak bertemu), Lee Know.”
“Bagaimana kau bisa tau kalau aku-
“Kau lupa dengan nomermu yang masih ku simpan? Aku masih bisa melacakmu dengan
nomermu.”
Tunggu? Kenapa dia speaking typenya menggunakan kata, ‘aku-kamu’ iya karena
sebenarnya mereka memiliki hubungan. Backstreet. Mereka melakukannya karena Lee Know
harus pergi dari Indonesia karena dia akan dikemotrapi.
“Maaf. A-aku benar-benar minta maaf atas semuanya.”
Gadis itu memahaminya dan berkata, “sudah itu bukan salah mu. Aku tau penyakitmu
kalau tidak segera diobati akan menular ke organmu yang lain, bukan?”
Lee Know mengangguk.
[Lee Know POV]
Terimakasih, Tuhan. Telah mempertemukan ku lagi dengan Lia batin gue.
“Li? Tinggal dimana? Maaf aku tidak mengabarimu.”
“Di kost-an. Jangan minta maaf terus, ntar aku muak dan meninggalkanmu.”
Gue tertawa kencang saat dia bilang seperti itu.
“Mana bisa seorang Lia Calandra menghilang begitu aja.”
Dia tertawa dan terus memukul lenganku secara perlahan.
Gue menawarkan untuk kencan malam ini di Sungai Han. Dia menyetujuinya.
[Narator POV]
Mereka berdua berjalan menuju ke stasiun KRL. Sebelum itu, mereka membeli gelang
couple, baju couple, dan juga tiket. Ini masih pukul, 19:20 PM KST, berarti 10 menit lagi kereta
KRL akan segera tiba. Lee Know membawakan syal yang dia buat untuk Lia.
“Kau tidak ke dinginan dengan celana jin pendek itu?”
“Anieo (Enggak).”
Pukul 19:30 PM KST, kereta KRL pun datang. Mereka segera masuk ke dalam kereta
dan memilih tempat duduk yang kosong. Mereka akan duduk di kereta KRL selama 19 menit
karena kereta tersebut akan berhenti selama 3 kali.
Tepat pukul 20:05, mereka turun dari kereta KRL di stasiun Ui-dong. Tak lupa untuk
berswafoto di sana. Setelah itu, mereka segera keluar dan berjalan dekitar 24 menit untuk sampai
di sungai Han. Setibanya di sungai Han, Lee Know menggenggam tangan Lia dan memasukkan
di dalam jaketnya. Sebenarnya, udara kota Seoul tidak terlalu dingin malam ini, hanya saja Lee
Know yang sungguh peka, dia tidak ingin Lia kedinginan pulang nanti.
Lia berlari duluan dan Lee Know mengejarnya.
Grab!
Lia tertangkap. Mereka tertawa.
Lee Know membenarkan rambut Lia yang sedikit berantakan karena terkena hembusan
angina, begitu juga sebaliknya. Setelah itu, Lee Know memajukan dirinya dan mengecup bibir
Lia, lalu melepaskannya. Mengusak rambutnya.
[Lia POV]
“Liat lah kamu memerah. Dasar Tomat”
Aku memang benar-benar memerah karena kaget.
Dia lari dong. Mau main kejar-kejaran.
Ku habis kan mala mini dengannya. Sungguh tidak kusangka, finally I found him in here,
because I’m miss him so much. Menghasilkan banyak selca dengan HP maupun kamera polaroid.
Menikmati udara malam di luar bersama dia hari ini, sungguh anugrah yang hebat
bagiku. Udara tidak sedingin tadi sore. Mungkin saja, Tuhan menyuruhku keluar malam ini
karena tadi sore, aku belum sempat keluar dari kost-an malah mengurus kedua temanku yang
mabuk.
Setelah itu, kami kembali ke pusat kota Seoul dan aku segera kembali ke kost-anku,
karena Lee Know juga harus pulang. Dia tidak boleh pergi terlalu lama saat malam hari, jika dia
melakukan itu, penyakitnya akan kambuh dan dissapear again.
Ku menghabis kan saldo KRL untuk dia dan tentu saja untuk aku pulang ke kost-anku.
Jarak antara Seoul dan kost-anku hanya 7,0 km, dekat sekali. Hanya saja melewati sungai. Jadi,
mau gak mau, harus lewat kereta KRL lagi.
Setibanya di kost-anku, aku berpapasan dengan Soobin di sana. Soobin melihat ku dan
aku melihat Soobin.
“Kost-an lo di sini?”
Aku mengangguk.
Aku dan Soobin masuk ke dalam lobi kost-anku dan berpisah dengan dia. Kamar dia
berada di lantai 2, sementara aku berada di lantai 3. Sebelumnya, kami bertukar nomer HP dulu.
[Narator POV]
Pagi telah menyapa penduduk Asia. Membangunkan yang tertidur pulas pada malam
kemarin. Matahari bergerak dari arah timur, membuat langit tampak indah nan cerah. Tidak
awan yang menutupinya. Hangatnya matahari pagi dengan sedikit hembusan angina pada pagi
hari, membuat semua orang bersemangat untuk siap melakukan aktivitas lagi.
Tak jauh dari kota Seoul, terdapat sebuah kost yang berdiri tegak dengan penghuni secara
keseluruhan adalah mahasiswa dan siswa. Naik ke lantai 3. Terdapat seorang gadis yang tengah
bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Tetapi,…
Ting!
Muncul lah notifikasi. Dia langsung membukanya.

Gadis itu tidak jadi berangkat sekolah dan langsung menuju ke rumahnya Lee Know. Tak
lupa, sebelum dia pergi, dia mengabari ke Beomgyu bahwa dia tidak sekolah hari ini, karena
sakit. Dia menjelaskan semua kepada Beomgyu dan memilih jujur dari pada seperti dahulu kala.
[Lia POV]
“Kamu dimana?”
“Aku di ruang tamu!”
Aku segera menu ke ruang tamu. Padahal, aku tadi tidak melihat dia di ruang tamu.
“Maaf aku tadi ke toilet. Perih banget, Lia. Aku gak tahu har-
Aku mengecup bibirnya dan tidak mau mendengar kata selanjutnya.
“Ke Rumah Sakit?”
Dia mengangguk. Dan tak lupa aku mengabari kepada ibunya Lee Know.
Aku segera menyalakan mobil miliknya dan langsung menuju ke RS Hallym University
Medical Center. Jaraknya hanya 950m, tidak jauh.
“U-udah sampai?”
Aku mengeleng dan berkata, “tunggu bentar. Aku akan ngebut.”
[Narator POV]
Brak!
“Minggir semua! Jangan masuk ke wilayah ini selain petugas kepolisian dan ambulan!”
teriak salah satu seorang polisi.
“Jadi, bagaimana ke saksi-annya?”
“Ketika mobil itu berhenti di lampu lalu lintas, mobil yang itu menabrak mereka.
Pelakunya sempat pergi dari sini, tetapi keluarga saya berhasil menangkapnya. Ini orangnya.”
Ucap seorang saksi mata tersebut.
“Apakah anda ibu dari keluarga korban?”
“Iya. Saya.”
“Bisa diceritakan kronologinya sebelum kecelakaan?”
“Sebelum itu, anak saya dan pacar anak saya ingin ke rumah sakit menggunakan mobil
anak saya. Rumah Sakit Hallym University Medical Center.”
Di lain tempat. Five power rangers mulai memasuki ruang kelasnya setelah mereka
berolahraga di lapangan. Mereka baru saja menyelesaikan olahraga. Setiap fakultas di sana,
selalu mengadakan olahraga pagi.
“Lia mana?”
“Entah. Gue juga gak tau. Hey Yuna!”
“Ya?”
“Kau tau Lia dimana?” tanya Hueningkai.
Dia mengeleng dan berkata, “gue gak dapet pesan darinya.”
Kemana dia? Batinku.
Gue menghampiri salah satu guru yang ada di sana.

“Annyeonghaseyo, seosaengnim (Halo, guru)” membungkukan badan gue 90o di


depannya.
“Ne? Ada apa?”
“Lia-
“Lia izin sakit.”
Sakit? Mesti gegara kemarin batinku.
“Ne, Kamsahamnida seosaengnim (Oh oke, makasih guru)”
Gue kembali ke geng. Soobin hyung menatap gue.
“Lo pacaran sama Lia?”
“Ha? Mana ada gue pacaran sama Lia. Dah hyung, jangan suk-
“Jujur aja!” teriak Soobin Hyung.
Para murid melihat ke arah kami, begitu juga sahabat kami.
“Gue tau semuanya, CHOI! BEOM. GYU!” menekan pada akhirnya.
“Maksud?”
“Lo kemarin jalan barengkan sama Lia di Sungai Han? Lo juga ngecup bibirnyakan?
JUJUR AJA!”
Apaan si hyung batin gue.
“Soobin, kemarin dia sama Hueningkai sama gue di supermarket. Ga-
“Gue percaya 100% kalau lo jalan sama Lia!”
“Hyung, beneran. Kemarin dia jalan sama kami berdua, Yeonjun Hyung dan gue.”
Soobin Hyung nonjok gue duluan. Gue diem dan mengepal tangan gue.
“Ini bukan lo, Hyung!” teriak gue.
[Narator POV]
Perkelahian antara Soobin dan Beomgyu terjadi. Semua murid menyaksikannya termasuk
para juniornya. Guru-guru segera datang ke TKP. Memisahkan Soobin dan Beomgyu. Lalu,
membawa ke ruang BK.
“Siapa yang mulai duluan!?”
Tidak ada yang ngaku.
“Yeonjun, siapa yang memulainya lebih dahulu!?”
“I-itu b-bu, s-si Soobin.”
“Beomgyu kau keluar. Biar Ibu mengurus Soobin.”
“Ti-tidak, bu. J-jangan sakit i, Soobin hyung.”
“Lalu? Kau mau apakan, Soobin? Di skors?”
“Jangan bu! Biarin aja gapapa. Cuman salah paham doang.”
Guru itupun mengerti dan menyuruh mereka bertiga keluar dari ruangannya.
Mereka bertiga jalan bersama menuju ke ruang kelas. Muka Beomgyu masih bengkak.
Terdapat tanda ungu di pipi dan dahinya.
“Gyu? Masih sakit?” tanya Yeonjun.
Beomgyu mengeleng tapi dia bohong.
Dreet…dreet
Ponselnya Beomgyu bergetar. Ada 1 notifikasi masuk dan langsung dia buka.
“Gyu! Cepet buka berita sekarang!” teriak Jaeyun.
Tanpa basa basi, Beomgyu membuka berita hari ini. Dia melihat berita tersebut dan
kagetnya lagi, di sana terpampang fotonya Lia dan pacarnya sebagai korban kecelakaan.
“Hyung! Kalau lo mau egois sekarang. Aku akan meninggalkanmu. Mau pergi dulu!”
pamit Beomgyu ke Soobin.
Soobin mematung dan tidak berkata apapun.
“Lo egois, hyung! Semua cowok bisa mendapat Lia. Gak hanya lo. Jika, lo mau sama
Lia, lo harus gerak cepat. Gue mau jujur sekarang. Sumpah demi Tuhan Jesus Christus, gue
belum pacaran sama Lia. Camkan itu!”
“Lo egois, hyung.” – Taehyun.
Akhirnya, Yeonjun dan Hueningkai menemani Soobin di dalam kelas. Sementara itu,
Taehyun dan Beomgyu berada di luar sekolah. Taehyun mengantarkan Beomgyu menuju ke
gerbang pintu sekolah. Dia sudah izin kepada gurunya, dan bolehkan.
“Jaga, Soobin Hyung.” Minta Beomgyu sebelum dia meninggalkan kampusnya.
Taehyun mengangguk dan segera kembali ke dalam kampusnya.
[Beomgyu POV]
Gue lari dari kampusnya ke Sinchon, memakan waktu 21 menit. Lalu, segera masuk ke
dalam stasiun Sinchon 234. Kereta KRLnya pun tiba. Hanya memakan waktu 22 menit, karena
ada 9 pemberhentian. Berhenti di stasiun Sindaebong dan berlari cepat ke rumah sakit yang dia
tuju yaitu, Hallym University Kangnam Sacred Heart Hospital. Araknya hanya 700m.
Sesampainya di sana, gue langsung menanyakan kamar yang Lia tempati.
“Li?”
“Y-ya? Siapa” jawab ibunya Lee Know.
“Maaf tante, saya temannya Lia. Apakah lia ad-
Ibunya Lee Know langsung menunjuk ke arah Lia. Gue melihat Lia belum sadarkan diri.
“Tunggu di sini dulu, nak.”
Gue duduk di sampingnya Ibunya Lee Know.
Tiba-tiba dokter datang dan bertanya, “Permisi, bu, bisa bersama kami sebentar?”
Gue ditinggal sendiri bersama Lia yang lagi siuman.
Mainan HP lah batin gue.
“A-aku di-dimana?”
Lia dah bangun dari siumannya. Langsung gue hampiri dia.
“Lee Know mana?!”
“Tenang dulu. Heh tenang!”
Gue segera mencegah Lia dan bilang, “Li, lo-
“Gue mau ketemu dia!! DIA SAKIT BERAT! STADUIM 4 MASALAHNYA!!”
[Lia POV]
Aku langsung ngelepas infusnya dan lari keluar.
“Lee Know di kamar mana?”
“Ruang ICU.”
Aku langsung terduduk di lantai. Untung aja, Beomgyu menolong ku. Tadi hampir
kepleset. Beomgyu membantuku berdiri.
“Anterin gue ke ICU, sekarang, gyu.” Pintaku.
Beomgyu ga ada respon.
“BEOMGYU!”
“Eh i-iya. A-ayo!”
Sesampainya di ruang ICU, aku nekad masuk ke dalam.
“Lee Know kemana?! Hiks… hiks…”
“Ma-maafkan ibu, Lia.”
Aku masih menangis dan mendekati tubuhnya Lee Know dan memeluknya.
“Gak! Gak! Hiks…hisk… Jangan tinggalin aku!! Please, a-aku mohon! Hikss…hikss…”
(Ku sarankan dengerin lagu yang judulnya, “I’m missing you – Sunjae” atau “Starlight –
Chani” atau “If we can’t see from tomorrow – Han Seungwoo” biar kerasa feelnya. Ku jamin
akan dapet feelnya 100%)
“Maaf mbak, ini jenazahnya harus segera ditaruh di sana.”
“Gak! Tunggu dia bangun dulu, dok!! DIA PASTI hiks… Pasti bangun!! Hikss…”
Beomgyu melihatku yang menangis. Kemudian, dia pergi keluar dan katanya, “gue
tunggu di luar.”
“DOK!! JANGAN !! BANGUN DIAAAA!!! TOLONG!! Hikss… hikss…” teriakku.
Tidak ada yang merespon. Hanya ada suara tangisan di dalam ruangan itu. Aku ditarik
oleh beberapa dokter yang akan mengantarkan ku keluar. Aku juga langsung memberontak,
tetapi hasilnya tidak bisa. Ibunya Lee Know kemudian keluar dan berkata, “Makasih, Lia. Udah
merawat Lee Know sampai akhir hayatnya. Tetap yang kuat ya. Ibu tau pasti akan ada yang
menggantikan Lee Know. Lebih baik darinya. Percaya lah kepada ibumu ini, ya Lia?”
Aku mengangguk dan MENGIKHLASKANNYA!
Beomgyu mengantarkan ku keluar dari rumah sakit dan meninngalkan Lee Know di
rumah sakit. Dia berusaha untuk ngehiburku. Beruntung banget punya temen seperti dia.
Di sebuah minimarket 7-Eleven, kami berpapasan dengan Subin. Dia saudaraku dari
Korea. Nama aslinya Jung Subin. Lebih tua dariku setahun doang dan gam au dipanggil oppa.
“Lia?” tanyanya.
“Jung Subin!!”
Subin dan aku pelukkan diliat Beomgyu yang semestinya diotaknya terdapat berbagai
macam pertanyaan.
“Beomgyu, ini saudara jauh gue. Namanya Jung Subin.”
“Muka mu sangat familiar, hyung.”
“Benarkah?”
Wow cepet banget akrabnya batinku.
“Iya. Kau bukannya salah satu member Victon?”
“Kamu tau dari mana?”
“Aku sering melihat mu di berbagai acara music.”
Berasa ketemu fans dan artis batinku.
[Narator POV]
Subin, Beomgyu, dan Lia makan hamburger bersama di 7-Eleven. Lia diem aja karena
nyimak interaksi antara Beomgyu dan Subin. Lia aja gak tau kalua saudaranya-Subin-kini telah
menjadi artis terkenal.
“Lia? Mau jalan-jalan gak?” tanya Subin.
“Boleh! Ngajak Beomgyu boleh, gak?”
Subin mengangguk. Beomgyu sangat antusias sekali. Tetapi,…
Ting!
Ada notifikasi masuk. Sekarang nada dering HPnya Beomgyu dibunyikan, tidak digetar.

Anda mungkin juga menyukai