Anda di halaman 1dari 3

19 Jan 2023 17:37

Kamis

Malam ini kota sedang padat akan begitu banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Tentu saja ini sudah menjadi
rutinitas tiap Minggu.

Kota akan begitu ramai dikarenakan malam ini jatuh pada malam minggu. Malam Minggu tentunya adalah malam
yang sangat di nanti nantikan oleh seluruh masyarakat.

Malam Minggu adalah malam yang dihabiskan oleh semua orang untuk bersenang-senang terutamanya orang
yang berpasangan, mereka akan menghabiskan malam Minggu bersama kekasihnya seperti jalan-jalan,
nongkrong, atau pun melihat pemandangan kota yang ramai.

Adapun orang-orang yang menghabiskan malam ini bersama teman maupun keluarga mereka. Dan ada juga orang
yang tidak bisa merasakan hal ini karena kerja ataupun malas untuk keluar rumah.

Disinilah saat nya kita fokus kepada seorang gadis yang tengah berlari pelan dipinggiran jalan dengan pakaian
yang serba hitam menutupi suruh tubuhnya.

Ia adalah Elina Dezora, seorang gadis yang memiliki tubuh tinggi, rambut hitam panjang, mata hitam tajam seperti
elang, dan tak lupa paras nya yang cantik mampu membuat siapapun terpanah olehnya.

Elina adalah gadis yang keras kepala dan memiliki sifat yang dingin,cuek, dan tidak peduli kepada sekitar.

Bahkan di sekolahnya dia di kenal sebagai wanita dingin yang sadis. aketika ada yang mengganggunya ia tidak
segan-segan membuat orang itu berakhir di rumah sakit mau itu laki-laki ataupun perempuan.

Namun itu semua dilakukannya atas untuk melindungi dirinya kepada orang lain. Sedari kecil ia tidak mempunyai
orang tua, keluarga, ataupun teman. Dulu dia besar di panti asuhan hingga usia lima tahun sayangnya panti
asuhan tersebut bangkrut dan ditutup.

Kerena tidak tau harus berbuat apa ia hanya bisa menangis sambil berjalan di pinggir jalan tanpa tujuan apapun.
Hingga seseorang bertanya kepadanya apa kah ia mau ikut dengannya?

Tentu saja Elina yang saat itu tidak mempunyai apa-apa dan keluarga lagi langsung mengangguk menyetujuinya.

Elina mengira bahwa ikut dengannya akan menjadi sebuah kebahagiaan ternyata dugaannya salah. Ia disiksa
habis-habisan dan di suruh menjadi seorang pengemis yang menghasilkan banyak uang jika tidak ia akan disiksa.

hal itu terjadi kurang lebih selama 7 tahun bahkan karena merasakan semua itu Elina tidak tau kapan terakhir ia
meneteskan air matanya. tubuhnya juga suda kebal akan rasa sakit.

karena lelah merasakan itu semua Elina melarikan diri sejauh-jauhnya dari orang itu dengan hasil tabungan yang ia
hasilkan diam-diam dari orang itu.

ia mulai bekerja menjual bunga untuk menghasilkan uang serta membiayai dirinya sendiri untuk sekolah ia juga
belajar bela diri untuk melindungi dirinya dari orang-orang yang ingin mengganggu dan menyakitinya.

Bahkan ketika usianya lima belas tahun ia memasuki sekolah SMK untuk bisa melanjutkan kerja.

                                                       $$_$$

Bukannya seharusnya dimalam ini Elina bersenang-senang


nya seharusnya dimalam ini Elina bersenang-senang menikmati malam minggu sama seperti remaja lainnya, ia
lebih memilih untuk melaksanakan rutinitas nya yaitu berlari mengelilingi sebagian jalan yang ada di kota.
menurutnya olahraga lari lebih menyenangkan ketimbang berpoya poya menghabiskan uang, lagian juga bila keluar
untuk nongkrong atau jalan-jalan ia sama sekali tidak mempunyai teman atau kekasih untuk diajak menghabiskan
malam minggu.

Elina terus berlari dengan kecepatan sedang bahkan tidak terlihat rasa lelah sedikitpun. Ia juga memasang sebuah
earphone di kedua telinganya untuk mendengarkan musik.

Musik yang begitu enak didengar dengan campuran suasana kota malam ini yang sejuk ditambah lampu jalan
yang menerangi setiap langkah yang ia ambi,l membuat ini betul-betul sempurna untuk dirasakan.

Cukup lama Elina berlari hingga dia merasakan tenggorokan nya yang begitu kering karena terlalu lama berlari
tanpa meminum air sedikitpun.

Elina menghentikan lari kecilnya kala melihat sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia juga melihat begitu
banyaknya pedagang kecil yang berada di sepanjang jalan.

"Bu aqua nya satu," ucap Elina kepada seorang wanita pemilik warung didepannya.

Wanita tersebut tersenyum, "Itu aja nak? ada yang lain lagi?" tanyanya.

Elina menggeleng dan wanita tersebut langsung memberikan Aqua nya. Ia juga langsung memberikan uang untuk
membayar.

Elina langsung duduk di kursi kayu yang tersedia di setiap tempat perjalanan kaki. Kemudian ia mulai meneguk
sedikit demi sedikit air yang sudah ia beli tadi.

Begitu menyegarkan nya. Tak lupa juga ia membuka jaket nya hingga menampilkan kaos putih yang sudah basah
separuh oleh keringat.

Karena gerah Elina menarik mundur kaos nya agar ada angin masuk.

pada saat tengah asik, tak sengaja mimik matanya melihat ke arah kanan dan menampilkan seorang anak kecil
perempuan tersenyum kepadanya.

Elina membalas senyuman kepada anak tersebut dan anak itu berlari menuju kearahnya.

"Nama kakak siapa?" ucap anak tersebut yang  sudah berada di depan Elina.

"Elina Dezora," jawab Elina kepada anak kecil dihadapannya yang memakai gaun simpel berwarna merah muda
dan rambut yang diikat dua bagian kiri dan kanan kepalanya, yang membuatnya terkesan  menjadi lucu dan
manis.

Setelah mendapatkan jawaban dari Elina gadis itu kemudian berpindah tempat yang semulanya di hadapan Elina
kini mendudukkan tubuhnya di bangku sebelah Elina.

"Nama aku Tia. Usiaku baru tujuh tahun. Nama kakak bagus banget!" jawab anak tersebut memperkenalkan
dirinya dengan semangat.

Elina tersenyum kepada anak kecil yang bernama Tia didepannya.

"Hay Tia, kamu di sini sama siapa?" tanya Elina kepada Tia.

"aku disini mana mama," jawab Tia sambil menunjuk ke arah warung yang Elin
margin-top:0; margin-bottom:0;">"aku disini mana mama," jawab Tia sambil menunjuk ke arah warung yang Elina
membeli air tadi.
"Kakak dari mana kok kayak cape banget."

"Kakak habis dari lari keliling kota," jawab Elina dan melanjutkan meminum botol air tersebut hingga habis.

Tia tersenyum, "Kakak hebat! Kakak Elina berani banget! Tia juga pengen tapi mama marahin..." Tia
mengatakannya dengan penuh semangat dan cemberut di akhir katanya.

"Mama kamu marahin itu karena sayang. Kamu boleh kok kayak kakak tapi nanti tunggu udah gede, okehh," ucap
Elina dengan lembut yang hanya di balas anggukan oleh Tia.

"kakak aku pergi dulu yah. Aku di panggil sama mama tuh" ucap Tia yang sudah berdiri sambil menunjuk ke arah
warung.

"Kakak semangat yah larinya, nanti sering-sering ke sini yah," lanjutnya yang langsung berlari sambil melambaikan
tangannya.

jujur saja mendengar kata semangat itu sangat berarti untuk Elina. karena sedari kecil ia jarang sekali mendengar
kata tersebut. Elina juga akan bersikap hangat kepada orang-orang tertentu.

Kini sudah puas istirahat Elina akan bergegas untuk pulang namun, baru saja melangkah ia langsung
menghentikan ketika mendengar ribut-ribut dari arah belakangnya.

Ia melihat Tia yang berlari ke arah jalan raya untuk mengejar seekor kucing. Semua orang yang melihat hal
tersebut sontak langsung menegang. Bahkan ibunya saja sudah berteriak dan berlari.

Elina yang melihat ada sebuah mobil yang laju menuju ke arah Elina sontak langsung mengambil langkah yang
panjang untuk berlari.

elina berlari dan sudah dekat dengan Tia ia langsung menarik tangan Tia dengan sekuat tenaga.

Elina berhasil Tia, langsung terlempar ke arah gerumbunan orang.

TITT

TITT

TITT

Terdengar suara klakson dari arah sebuah mobil yang laju.

BRAKK

Elina merasakan tubuhnya yang melayang di udara secara tiba-tiba Dan langsung mendarat di tanah. Darah
mengalir dari seluruh tubuhnya bahkan kaos putihnya saja sudah menjadi merah pekat.

Tubuhnya rasanya hancur, bahkan tangan dan kakinya saja sudah tidak bisa di gerakan.

Elina mendengar suara teriakan di sekitarnya bahkan tangisan.

orang-orang mulai mengelilinginya. "Kakak senang... kamu selamat... ini bukan salah kamu Tia..." Kata Elina
kepada Tia yang tidak jauh darinya.

perlahan demi perlahan pandangan nya menjadi buram bahkan pendengarannya sedikit demi sedikit menghilang.
Mungkin sudah saat nya ia akan pergi dari dunia yang melelahkan ini.

Anda mungkin juga menyukai