Anda di halaman 1dari 6

Terowongan Infinita: Perjalanan Ilusi Tanpa Akhir

Karya: Panji Akbar Gumilang

Kelas: XI IPA 4

Sinopsis:

Apakah kamu tahu di tempat ini ada legenda urban terkenal?. Ya, sebuah terowongan misterius
yang rumornya apabila kita memasukinya keinginan apapun akan dikabulkan saat itu juga.
Namun terowongan ini hanya muncul kepada orang-orang yang terpilih. Orang-orang yang
menurut terowongan ini pantas untuk diwujudkan keinganannya. Akan tetapi ada rumor lain
yang mengatakan siapa saja yang sudah masuk ke dalam terowongan ini tidak akan bisa keluar
dengan mudah. Mereka semua akan terjebak di dalam sana, selamanya.

Di pagi hari yang cerah hiduplah seorang remaja SMA yatim piatu, ia bernama Will Smith.
Remaja itu tinggal di sebuah desa kecil jauh dari ramainya perkotaan. Ayah, ibu, dan adiknya
wafat pada saat kecelakaan yang menimpa keluarganya. Will melanjukan hidupnya dari sisa gaji
orang tuanya dan warisan keluarganya. Rasa rindu akan keluarganya tidak pernah hilang dalam
dirinya, hanya rumah itu saja yang masih tersisa kenangan keluarganya. Keseharian Will sebagai
pelajar sama seperti yang lain namun bedanya ia tidak didampingi keluarganya. Akan tetapi Will
tidak sendirian, saat di sekolah teman-teman Will sangat baik kepada dirinya. Diantaranya ada 2
sahabat setianya yaitu Adam dan Bill. Mereka berdua mampu menghilangkan rasa kesepian Will
dengan segala obrolan beserta canda tawa mereka. Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun
Will mereka berdua berencana memberikan will hadiah saat istirahat sekolah.

Adam,Bill: “Selamat ulang tahun Will…,ini hadiah untuk kamu” ucap mereka berdua.

Will: “Waahh terima kasih banyak teman-teman” balas Will.

Adam: “Nah mumpung hari ini hari spesialmu, kamu ada permintaan gak nih?” Tanya Adam.

Will: “Apa yaahh?, oh iya kalian mau nemenin aku jalan-jalan gak nyari terowongan yang
namanya Infinita itu, katanya rumor terowongan itu benar” jawab Will.

Bill: “Owhh terowongan yang katanya bisa ngabulin permintaan itu kan?” tegas Bill.
Will: “Iya benar, ayo kita cari setelah pulang sekolah sekarang ya!” ucap Will.

Adam,Bill: “Okeee, nanti kita bertiga kumpul di lapangan sekolah ya” ucap Adam dan Bill

Will dan teman-temannya kemudian memulai pencarian mereka hingga ke pelosok hutan tempat
tinggal mereka. Namun sayangnya pencarian mereka gagal, mereka sepakat bahwa rumor
tentang terowongan itu tidak benar.

Adam: “Maaf Will tapi kayaknya terowongan yang tadi kamu bilang bukan disini tempatnya”
ucap Adam.

Will: “Ya, kamu ada benarnya juga terima kasih ya teman teman sudah mau menemani hari ini”
jawab Will.

Akhirnya mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Will yang sedih akhirnya terpaksa
pulang dan berakhir sendiri lagi di kediamannya. Di pikirannya Will hanya ingin bersama
keluarganya sama seperti teman-temannya yang lain. Will ingin ada yang menunggu dirinya
ketika ia pulang namun saat ini hal seperti itu hanyalah sebuah tabu bagi dirinya.

Didalam dirinya ia ingin sekali menemukan terowongan itu agar ia dapat memohon untuk
meminta keluarganya kembali. Dalam perjalanan pulang menuju rumahnya tanpa sengaja ia
melihat sebuah daun gugur bercahaya senja yang bertaburan di jalanan. Namun anehnya tidak
ada satu pun pohon yang memiliki daun seperti ini. Will pun mengikuti arah daun ini. Anehnya
arah daun ini menuju kedalam hutan di tepi pegunungan desanya. Dengan berani ia mengikuti
daun ini menuju arah hutan. Tanpa ia sadari langit sudah mulai memasuki malam dan daun ini
bercahaya layaknya cahaya senja. Hingga daun ini pun terhenti di sebuah danau kecil yang
memantulkan cahaya rembulan di airnya. Ketika Will menghadap kedepan betapa terkejutnya ia
melihat terowongan yang bercahaya di ujung danau itu. Tanpa ragu ia pun mulai menyusuri
danau itu dan akhirnya memasuki terowongan ini.

Terowongan yang ia lihat sangat besar bagian dalamnya namun bercahaya layaknya senja di sore
hari. Cahaya itu berasal dari pohon pohon yang berdaun langit senja sama seperti yang ia
temukan di jalanan tadi.

“Tempat apa ini?, apakah ini terowongan yang diceritakan itu?, mengapa saat indah didalam
sini?” pikir Will.
Will pun mulai menyusuri terowongan ini, selama di perjalanan yang ia lihat hanya barisan
pohon berdaun senja itu saja. Di tengah perjalanannya ia meliat sebuah rumah misterius yang ada
diujung terowongan itu. Dengan cepat Will pun berlari kearah rumah itu kemudian Ia pun
membuka pintu rumah itu. Saat Will masuk ke rumah tersebut tanpa sadar tubuhnya berubah
menjadi Will berusia 10 tahunan. Will pun melihat-lihat kedalam sana dan seketika Will pun
tahu kalau ini adalah rumah lamanya. Saat will melewati ruang keluarga ia melihat anak
perempuan sedang bermain disana, yang ternyata anak kecil itu adalah adik perempuannya.
Dengan cepat Will pun langsung memeluk adiknya itu.

“Waahh kakak sudah pulang ya dari sekolah” ucap adiknya.

“Iya kakak baru saja pulang” jawab Will.

Kemudian dari lantai atas terdengar suara langkah kaki yang ternyata adalah ibunya. Ibu Will
turun sambil membawa makanan untuk mereka. Tanpa aba-aba Will pun langsung memeluk erat
ibunya dan menangis tersedu.

“Waduh kakak kenapa nangis?, kangen ya sama ibu padahal baru sehari” ucap ibunya.

Tidak berselang lama dari arah pintu depan ayahnya juga datang sehabis pulang kerja. Will dan
keluarganya pun akhirnya bersama kembali. Will pun melepas rindunya dan menghabiskan
waktu ini untuk bersama dengan keluarganya. Tanpa sadar Will melupakan bahwa sesungguhnya
saat ini ia berada di dalam terowongan Infinita.

Di dunia aslinya 1 pekan sudah berlalu, namun di terowongan ini baru berjalan beberapa jam
saja. Teman-teman Will mulai mencari dirinya karena ia sudah lama tidak masuk sekolah. Tetapi
terowongan itu terus saja memberikan ilusi visual palsu kepada Will agar ia tetap didalam sana
dan melupakan dunia aslinya. Hingga suatu ketika Will meraba celananya saat sedang bercanda
bersama keluarganya.

“Apa ini, kayak ada barang didalam sini?”

Will pun menemukan sebuah kotak didalamnya dan langsung membuka kotak itu. Ternyata
isinya ialah sebuah lembaran foto 3 orang yang ia tidak ketahui. Orang-orang di foto itu tampak
sangat bahagia dan bergembira bersama-sama. Will pun bingung siapa orang yang ada pada foto
ini. Adik perempuannya juga secara kebetulan melihat foto itu.
“Waahh bukannya itu foto kakak dan teman kakak?” sahut adiknya.

Wajah Will pun tercemin pada kaca foto itu dan seketika wajah Will kembali pada usianya saat
ini. Will pun sadar bahwa ini adalah gambaran saat keluarganya masih hidup yang tercipta dari
ilusi terowongan ini karena Will ingin sekali bertemu dengan mereka. Saat melihat kearah
cermin ia melihat wajah dirinya saat remaja seperti sedang berbicara. Karena penasaran Will pun
menghampiri cermin tersebut.

Will asli berkata: “Pergilah dari sini!, ini semua hanyalah masa lalumu”

Will kecil menjawab: “Tidak aku tidak mau pergi, aku lebih suka disini!”

“Tapi Will ini semua hanyalah ilusi palsu yang dibuat terowongan ini agar kamu selamanya
terjebak disini dan melupakan dunia aslimu!” tegas Will asli.

“Tidak aku lebih suka disini, inilah yang selama ini aku cari” jawab Will kecil.

“Tapi apakah kamu tidak bersyukur?, foto yang kamu pegang adalah foto sahabatmu, sekarang
ini mereka semua sedang mencarimu!” tegas Will asli.

“Apa?, mereka mencariku?” bingung Will kecil.

“Yaa, kamu harus menghadapi realita kehidupan aslimu Will, ini semua hanyalah kenanganmu
yang sekarang ingin kamu rasakan, tapi kali ini kamu berbeda kamu jauh lebih kuat dan hebat
dari dulu” ucap Will asli.

“Oleh karena itu pulanglah Will, meskipun keluargamu tiada tapi sekarang kamu memiliki
teman-teman hebat yang selalu ada bersamamu” jawab Will asli.

Cermin pun pecah seketika dan kini Will sudah kembali ke sosok aslinya sambil memegang foto
tersebut. Will pun segera berlari keluar namun terowongan menolak pergi dirinya.

“Will mau kemana kamu nak?” ucap ibunya.

“Kakak kayo main lagi bersamaku” ucap adiknya.

“Will ayo sini makan bareng sama ayah, ibu sudah membuat cemilan kesukaanmu” ucap
ayahnya.

Dengan perasaan sedih Will menghampiri keluaganya


“Mah, yah, dek maafin Will, saat ini Will tidak bisa bersama dengan kalian, ada orang lain dari
dunia sana yang sama berarti seperti kalian, maafkan Will karena kalian hanyalah masa laluku,
sekarang Will sudah bisa menerima keadaan yang telah terjadi, terima kasih telah
menyembuhkan kesepian Will…, terimakasih banyak…” ucap sedih Will.

“Baiklah, tapi kamu harus tahu kamu tidak sendiri, kamu telah tumbuh menjadi remaja yang
tangguh ingat kami selalu ada untukmu, pergilah Will jangan sia-siakan teman-temanmu”ucap
ibunya.

Mereka semua pun menangis dan perlahan sosok keluarga Will dan rumah lamanya menghilang
terbawa angin dan dedaunan pohon. Will pun langsung berlari keluar sambil tersedu-sedu kini ia
tahu sekarang tidak bisa bersama lagi dengan mereka dan ia harus menerima kepergiannya
dengan tabah. Will sadar sebagai ganti kepergian keluarganya tuhan datangkan teman-teman
baik yang selalu menemaninya kala susah maupun sedih dan kali ini Will tidak akan membuang
kesempatan ini.

Sambil berlarian membawa foto ia menuju arah keluar menyusuri pepohonan yang tadi ia lewati
saat masuk kedalam. Di jalan pulang pohon-pohon itu kini berguguran akan tetapi yang gugur
bukanlah daun melainkan foto-foto selama ia kecil hingga remaja bersama keluarganya. Sembari
menangis ia pun mengambil semua foto itu bersamanya.

“Terima kasih ibu, ayah, dan adikku aku tidak akan pernah melupakan kalian semua” ucap
senang Will.

Kini Will tahu maksud dari terowongan ini yaitu agar pengunjung memilih opsi antara tetap
tinggal disini bersama dengan keinginan yang dikabulkan namun meninggalkan kehidupan
aslinya atau keluar dari terowongan ini dan siap menghadapi realita kehidupan dibanding ilusi
semata.

Will pun sampai diluar terowongan dan seketika terowongan itu pun menghilang tanpa jejak.
Tanpa sadar Will tertidur lelap namun sambil menangis matanya. Tak lama berselang dari
kejauhan terdengar suara teriakan teman-temannya. Will pun menghampiri mereka dan akhirnya
mereka bertiga bertemu.
Terowongan ini mengajarkan pentingnya untuk terus siap menghadapi realita kehidupan baik
saat ini maupun masa yang akan datang. Semakin kita siap perlahan kita akan tumbuh kuat
karena sejatinya itulah kehidupan yang sebenarnya. Teruslah hidup sampai kamu menemukan
alasan agar kamu tetap hidup karena pada dasarnya “Pemenang adalah orang yang mampu
bertahan”.

“Dunia ini memang buruk sampai kamu menemukan alasan untuk terus tetap hidup”

-Princess Mononeke-

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai