Anda di halaman 1dari 194

ANAK RUMAHAN

1
BAB 1. Sulitnya Terkenal

Namaku rilo, seorang laki laki gentleman dan gagah ketika aku
dirumah. namun kegagahanku tidak berlaku disekolah dan
dimanapun kecuali diluar. Gaktau apakah ini sifat gen dari
ayah dan ibuku yang pasti aku seorang lelaki yang gagah.
Disekolah aku disebut bencong oleh teman temanku, aku tidak
tahu apakah mata teman temanku yang salah atau mereka yang
syirik dan paling pasti aku ganteng.
Ayahku seorang tentara dan ibuku mengajar di salah satu
sekolah dasar, kurasa sifat gagahku ini didapat dari ayahku
yang seorang tentara tapi itu dulu. Sekarang ayahku sudah tua
dengan baju tentara yang ketat yang tak pernah digantinya
bahkan setiap bertugas dia hanya pakai baju itu saja dengan
perut yang kelihatan hamil 3bulan kurasa.
Pepatah bilang surga dibawah telapak ibu, kalian tahu yang
kulakukan?? Meminjam teleskop sekolah lalu pada saat ibuku
lagi tidur lalu aku meneropong kaki ibuku dan apa yang
kudapatkan bukan surga kelihatannya tapi ceramahan ibuku.
Hidupku memang penuh berwarna saat ini, punya kakak yang
sangat pintar dan sekarang kakakku kuliah di australia, dia
teman ngobrolku dulu tapi semenjak dia kuliah aku tak bisa
2
ngobrol dengan kakakku satu satunya itu, dia perempuan yang
luar biasa.
Pernah suatu hari aku ketahuan oleh kakakku nonton film
terlarang, kejadiannya bukan hanya sekali tapi ribuan kali dan
ini membuatku lebih wasapada ketika sedang nonton tapi
kakakku makhluk yang sangat pintar, dimanapun aku nonton
pasti aku ketahuan. Di toilet rumah,didalam selimut,di atap
rumah,bahkan didalam lemari.
“Kakakku terlalu pintar untuk sebuah kebohongan”. Ini yang
kucatat didalam diary ku. Aku sebenarnya benci kalimat ini
tapi aku terpaksa menulisnya.

***
HARI SENIN, DISEKOLAH.
Ril, ngapain sih kamu ngegame terus?? Entar dirumah aja lah,
kita kekantin aja yuk?. Bobi berkata.
Bobi adalah sahabatku, mukanya yang tidak terlalu jelek dan
tidak juga ganteng beserta rambut kribonya tersebut
melengkapi kebodohanku. Bersama bobi hidup lebih berwarna,
kekonyolan, kebersamaan,candaan, kegilaan dilakukan
bersama dirumahku.
“sabar sabar dikit lagi nih”. Dengan muka semangat yang
berubah sedih karena baterai hpku habis dan dengan sangat
terpaksa aku harus kekantin bersama teman mesumku ini.
Pada saat aku memasang sepatu begitupun bobi aku tersentak
kaget dan melihat dibalik celana bobi. Bukan maksudku mau
mesum juga pada laki laki tetapi dengan celana dibelakang
yang sedikit terbuka tampaklah celana dalam berwarna pink
dengan gambar karakter cinderella.

3
“woy, celana dalammu kenapa”. Sambil ngakak sekuat
mungkin. Melihat mukanya yang panik menimbulkan
ketertarikan semua orang untuk melihat yang terjadi dan
seketika semua orang yang lewat tertawa terbahak bahak.
Guru yang lewat juga tertawa melihat kekonyolan temanku
yang satu ini. Mukanya pucat,cemas dan bego ketika
ditertawakan
“kamu ngapain sih pakek celana dalam cewek”. Sambil ngakak
melihat kejadian tadi.
“celana dalamku masih dicuci ril, yah terpaksa deh celana
dalam adikku yang kupinjam”
“kamu doyan atau gimana??”
“gila kamu bilang aku doyan”. Sambil melahap bakso dikantin
“eh,ril ntar malam jadikan main fortnite dirumahmu”
“jadi dong, jangan lupa bob bawa celana dalamnya”. Masih
ketawa akibat tragedi bego tadi
“Awas dong, kami mau duduk”. Suara ini bergetar, suara laki
laki idaman para wanita disekolah ini. Aku melihatnya
terpesona seperti melihat karakter di video gameku.
Wangi,gagah,ganteng,berwibawa dia adalah ketua tim
sepakbola disekolah ini.
Tanpa menolak aku langsung lari meninggalkan bakso yang
belum dilahap sampai habis dan tak ada yang berani sama junet
itu, mukanya yang tampan seakan membius semua orang.
“Bob, ganteng sekali sih”. Termenung bego.
“iya ya,gila badannya itu mempesona” . bobi juga merasakan
hal yang sama.
Aku jadi teringat setahun yang lalu saat kami masuk sma kami
mencari nama junet di sosial media. Aku kepo bagaimana
melihat dia bisa seganteng ini. Lalu saat terkagum kagum

4
melihat foto junet secara reflek aku memeluk bobi sambil
melihat terkagum kagum melihat foto junet dan seketika
mamakku membuka pintu dan kaget melihatku berpelukkan
dengan bobi.
“bob,gimana ya supaya kita bisa dikagumi seperti junet yang
bahkan lelaki juga bisa terpincut”. Hal ini beribu kali
kutanyakan pada bobi namun bobi memberi saran yang tak
pernah masuk akal.
Pernah suatu hari aku menanyakan hal yang sama dengan
jawaban yang singkat dan menarik dia menjawab . “gini ril,
kalau sih junet main sepakbola kau harus jago juga main
sepakbola”
“betul juga ya”. Saran yang sangat bagus dari si bego ini.
Semenjak saran itu aku mulai bermain bola terus menerus dari
pagi,siang,malam,subuh dan semua waktuku habis untuk
bermain bola.
Tapi semua berakhir kacau saat aku memutuskan ikut seleksi di
tim sepak bola. Tendanganku yang kacau tak sengaja mengarah
ke arah kepala sekolah dan mengenai rambut panjangnya.
Yang membuatku jadi kaget bola yang mengenai rambutnya
ternyata wig dan seketika rambut gundul kepala sekolah
tampak licin berkilau dan semua anak sekolah yang melihat itu
terlihat menahan tertawa lalu aku mendapat hukuman dari dia
membersihkan seluruh lantai yang ada disekolah dan semua
berakhir dengan kelelahan dan saat itu juga aku memutuskan
untuk tidak lagi bermain sepak bola.

Bob,emang gak ada cara lain yah selain main sepak bola.

5
“ aku punya ide ril?”
“tapi ini bukan ide konyolkan?? Bukan ide yang pergi kesalon
untuk perawatan wajah tapi malah digodain bencong dan
minum obat pengganteng wajah malah itu obat kuat kan, bukan
ide konyol kamu kan. Kalau ide konyol aku gak mau ahh.”
“aku yakin ini pasti berhasil ril, dengan muka percaya dirinya
dia. Ntar malam deh aku kasih tahu tapi kita main fortnite
dulu”.
“ya ya”.
“Ril, ini nih ideku mending kita cari diyoutube cara supaya
bisa dikagumi orang”. Kata bobi sambil memandangi komputer
dengan walpaper duo serigala.
“kamu yakin ini berhasil”. Dengan muka konyolku melihat
wajah bobi yang sangat sangat meyakinkan.
Bobi lalu mengetikkan. “Cara supaya bisa dikagumi orang”.
Keluarlah pilihan pilihan video yang ada diyoutube. Lalu ada
video yang menarik dengan tulisan . tips supaya dikagumi
banyak orang by dukun cinta.
“wih mantap nih ril”.
“coba buka bob”
Saat dibuka terpampanglah muka orang dengan perawakan
kurus,alis hitam tebal muka seram serta tua.
“STOP, Bentar bob kakakku udah pulang nih dari bandara
terus aku disuruh jemput dia”. Sambil melihat hpnya.
“hah,tapi ini gimana?”.
“yaudah entar aja, ayo buruan temanin”
Lalu pergilah aku dengan bobi kebandara dengan mobil hitam
aku bergegas menyetir menuju bandara yang jaraknya sekitar
20menitan.

6
“bob,aku punya ide bagus nih?”. Kulihat bobi yang terdiam
dari tadi
“apaan emang”.
“ aku bisa minta bantuan kakakku nih, kurasa dia tahu
bagaimana caranya”.
Setelah aku ngomong sama bobi aku jadi teringat sesuatu
bagaimana kakakku dikagumi banyak orang waktu dia sma
dulu. Aku jadi ingat lelaki entah siapa namanya datang
kerumah terus bawa anak band dan laki laki ini bernyanyi
didepan rumah terus dia kabur karena ayahku membawa
senjata untuk mengusirnya.
“kak,ulfa”. Aku meneriakinya dibandara dan menghampiri
terus memeluknya.
“gilaa, makin culun aja kamu dek”. Dia ketawa melihat
penampilan konyolku dengan singlet dan celana pendek ke
bandara,begitupun bobi.
“ini siapa kak?” terlihat cowok bule disamping kakakku
“oh ini james, teman kakak yang mau liburan di indonesia”
“Hallo”. Kataku diapun membalas balik
“yuk dek pulang”.
Sampai dirumah kami melepas rindu dan berkumpul bersama
dengan makan malam yang nikmat masakan mamaku, memang
masakan orang padang memang nikmat begitu juga bule
australia yang dari tadi melahap lauk yang ada.
Bobi sudah pulang, malam ini kami tidak jadi merencanakan
sesuatu karena kepulangan kakakku dan malam ini juga terasa
nikmat sebab kakakku dan seorang bule pulang liburan masa
kuliahnya.
“Mr.james your room”. Sambil menunjukkan kamar tamu
disebelah kamarku.

7
“oke, thanks”. Dia tidak banyak berbicara langsung masuk
mungkin dia kelelahan dengan perjalanan yang panjang.
Malam ini juga aku terus mencari info info diartikel tentang
cara dikagumi oleh orang, inilah kerjaanku dari dulu mencari
cara menuju kejayaan yang mutlak.
“dek, ngapain nyari yang beginian”. Kakaku dibelakangku
yang tidak kusadari, seketika aku menghapus dari komputerku
“nggak kok, iseng aja”
“dek.kamu masih nonton?.”
“nggaklah gilakk aku udah besar bego”. Kebohongan mulai
berlanjut.
Padahal 1minggu yang lalu aku dan bobi menghabiskan banyak
waktu hanya untuk nonton video terlarang tersebut, dari yang
ingin mengerjakan pr sampai jadi nonton dan besoknya kami
dihukum gara gara tidak mengerjakan pr. Kebodohan yang
hakiki dari seorang rilo dan bobi.
“Kak aku mau bertanya sesuatu deh”.
“apaan?”
“Kakak ingat gak orang yang pernah nyanyi didepan rumah”.
“iya ingat, itu toni teman sma kakak”
“nah kak pas banget, gimana sih supaya bisa dikagumi dan
punya fans kayak kakak”
“Hahahaha” .dia hanya tertawa.
Aku bengong kenapa dia malah tertawa bukannya beri saran
dan dia malah ketawa sambil merhatiin mukaku yang dari tadi
mangap” liatin kelakuan dia.
“Apaan kak?. Menatap bengong
Dia masih ngakak gak peduliin adiknya sendiri.

8
“ketawa aja terus sampai puas kak”. Kataku sambil bergegas
ketempat tidur dan udah malas lihatin kakakku yang dari tadi
ngeselin ngeliatnya”.
“pas banget ril, teman kakak si james playboy di australia
kamu bisa tanya dia”. Kata kak ulfa sambil bergegas keluar dan
masih ketawa ngakak
Aku seketika bangun dan langsung ingin menanyakan sesuatu
ke james. Akupun bergegas menuju kamar james yang letaknya
disebelah kamarku.
Tok tok, dia lalu membuka pintu dan aku seketika bingung
melihat tangan kirinya memegang bulu ketiak dan tangan
kanan memegang gunting.
“ Gilaa, bener gak nih kata kakakku. Aku pertama kali melihat
ketiak bule secara langsung didepanku.
“no, sorry james”. Aku bergegas dengan muka panik dan
kulihat dia langsung menutup pintu dengan ekspresi heran.
Aku bergegas kekamar langsung tidur tidak ingin
membayangkan tidur satu kamar dengan si james aku bisa
membayangkanya ketika aku terbangun dan didepanku ada
ketek dengan rambut yang panjang,. Badanku merinding dan
tidak lagi membayangkan itu.

9
BAB 2. RENCANAKU

Sepulang sekolah hari ini aku dan bobi ingin langsung


menanyakan sesuatu pada james teman kakakku ini.
“ril, kamu yakin nanya dia”. Kata bobi yang agak ragu
“tenang bob, ini pasti berhasil”. Dengan mukaku yag
meyakinkan
Belum sempat aku mengetuk pintu, keluarlah james dari balik
pintunya dan seketika aku melongo melihat singlet dan celana
dalam yang dipakai james. Seketika aku dan bobi berteriak
kencang karena kulihat james seperti tarzan modern yang
konyol.
“bang james,ada yang ingin kutanyakan”.kataku ragu
“ya boleh, kita bicara didalam aja biar enak”
Lalu masuklah aku kedalam kamar ini dan tak peru berlama
lama lagi aku langsung melontarkan pertanyaan pada james ini.
Awalnya aku tak yakin ingin menanyakan karena tampangnya
tak pantas dicap playboy. Tampangnya yang konyol serta
kehidupan yang aneh.
“james apakah kau memiliki pacar”. Kataku
“ya, aku memiliki 4 pacar”. Dengan muka yang meyakinkan
dan aku seketika terkejut mendengarnya

10
“hah, bolehkah kami tahu caranya james”.kata bobi sambil
memegangi rambut kribonya
“Oke baiklah kita bisa mulai sekarang tapi aku harus merubah
penampilan kalian berdua menjadi orang yang cool.
“baiklah james, bagaimana caranya?”. Kataku
Tak lama kemudian dia mengambil 2 pakaian dari lemari dan
meminjamkannya untuk kami, katanya baju ini adalah baju
pemikat wanita yang james dapat dari india saat dia
menjelajahi hutan india. Aku tak yakin dengan pakaian ini tapi
mungkin bisa merubah hidupku yang konyol.
Paginya aku memakai baju yang diberi james dan
membawanya kesekolahan dan sontak orang terkagum kagum
dengan gaya coolku hari ini begitu juga bobi dengan kacamata
dia tampak gagah.
“HAHAHAHA”. Sontak khayalanku tadi berubah menjadi
kekacauan yang memalukan yang terjadi di hidupku.
Aku dan bobi jadi pusat perhatian karena pakaian kami yang
sangat minim. Sialan si james, setelah kuamati pakaian ini
ternyata pusatku kelihatan. Ternyata bajunya kekecilan hingga
sampai pusat sontak aku berlari ke wc berdua bersama bobi
didalam wc.
“aduh bob, gimana nih kok kamu gak beri tahu aku”.
“aku juga nggak lihat”.
Mukaku yang panik seketika melihat pintu wc terbuka dan
diluar ada guru yang melihat kami heran.
“Ngapain kalian berdua diwc guru?”
“salah masuk pak”.
Dan pada akhirnya kami mendapat hukuman,karena masuk
kedalam wc guru dan tidak menggunakan pakaian sekolah. Ini
adalah ide terbego yang pernah kucoba sama bobi.

11
Akhirnya kebodohan kami berdua dengan kesalahan konyol
membuat kami dihukum membersihkan seluruh lantai yang ada
disekolah.
Gara gara baju ini juga kami ditertawakan semua orang dan
bisa dibayangkan orang dengan pakaian india sedang mengepel
lantai ditambah tampak pusatnya.

“Bob kita harus cari rencana lain nih, kira kira apaan ya?”.
Kataku didalam kamar atau markasku dan bobi
Kuharap rencana rencana berikutnya tidak seperti cara james
sebelumnya karena cara tadi membuat aku malu semalunya
didalam hidupku
Tiba tiba handphoneku berdering...
“halo siapa ya??”. Kataku
“susi, ini rilo kan?”.
Sontak aku kegirangan karena baru kali ini aku ditelpon cewek
secantik dan terkenal seperti susi yang merupakan mantan dari
junet.
“ada apa si”. Kataku sangat antusias
“ril, kamu kapan mau bayar hutangmu”. Dengan nada yang
tinggi susi berbicara menagih utang
“emm, besok deh”.
“awas ya kamu rilo, besok gak ada udah berapa lama tuh
hutang”.
“i..y...a iya “. Telpon ditutup
Kukira tadi ada sesuatu yang spesial dari susi ternyata dia
menagih hutang yang satu bulan tidak kubayar karena aku
kelupaan.

12
Hari hari berikutnya yang kuhadapai bersama bobi sungguh
menyakitkan, mulai dari ejakan dari teman teman dan ocehan
dari guru guruku.
“dasar banci kalian berdua”. Kata kata ini banyak keluar dari
mulut murid murid disekolahku.dan aku harus berberat hati
menulis kisah baju india ini didalam diaryku bersama kisah
konyolku yang lain. Aku hanya berharap diary ini tidak dilihat
anak dan cucu cucuku nanti, aku tidak bisa membayangkan
bagaimana jadinya mereka melihat kekonyolanku.

**
“bob, nomor 2 apa ?”. kataku berbisik ke bobi
Dia kemudian memegang rambut dan memasukkan tangan
kerambut besarnya lalu memanggil kertas kecil yang berupa
contekan yang sudah disiapkan matang matang.
“awas ketawan ril”. Ucap bobi
“mantap idemu”. Aku adalah orang pertama yang bangga pada
bobi saat ini
“Hmm...hm”.
Suara ini kelihatan tidak asing lagi ditelingaku dan benar saja
untuk kesekian kalinya aku dan bobi ketahuan nyontek.
“Rilo..rilo, Kamu ini gak kapok kapok. Ini juga bobi emang
dasar otak udang kalian berdua, lari 10x kelapangan sekarang”.
Teriak pak edi
Keringat membasahi bajuku dan bobi, setengah jam aku berlari
keliling lapangan dan ini akibat kecerobohanku. Setelah berlari
aku merebahkan badanku di lapangan dengan nafas yang
tersengal sengal.
“bob,kenapa ya kita selalu sial, apapun rencana kita yang buruk
pasti sial terus”. Ucapku lemah

13
“mungkin kita harus berubah deh ril, berhenti main game dan
belajar untuk menghadapi ujian sebentar lagi”. Jawab bobi
“betul bob, gak terasa udah mau kelas 3”.
PUKK!!!
“Woy banci awas”. Suara lantang geri
“ maksud kamu apa?”. Kata bobi yang mulai emosi
“ini lapangan bukan tempat mesum kalian berdua”
BUKK!!. Aku salut dengan bobi atas keberaniannya melawan
orang yang paling ditakuti disekolah ,tapi keberanian berubah
kebodohan setelah pipinya merah dihantam tangan geri.
Bukannya pertolongan malah tawaan dari semua orang dan aku
mulai merasa hidupku mulai tidak bermakna untuk sekarang.

“ril, kayaknya kita memang harus cari rencana deh supaya geri
tidak merendahkan kita dan tidak dibilang banci lagi sama
semua orang bahkan ayahmu bilang kamu banci ril”. Ucap bobi
sambil memegangi pipinya
“betul bob, tapi kamu lihat sendirikan dengan rencana kita
sebelumnya. Satu rencana pun tidak ada yang berhasil bob “
“tenang ril, kita harus optimis, kita bisa, kita kuat, ditertawakan
satu sekolah aja kita kuat masa mencoba menaikan derajat
sendiri aja pesimis”. Ucap bobi dengan lantang sambil
memegang pipiku yang tak sadar dilihat banyak orang di uks.
“bob, semua rencana udah dilakuin, satupun tidak ada yang
berhasil kenapa ya??” ucapku
“aku tahu ril, kita ini terlalu culun dan anak rumahan.
Bagaimana kalau kita jalan jalan biar gaul ?”.
Malam ini dengan tampang meyakinkan menggunakan baju
yang gagah dan ini merupakan idenya bobi supaya orang orang

14
tidak menanggap kami rendahan dan rencananya kami akan
berkeliliing pasar.
“eh, kira kira senjata perlu gak ??”. ucapku
“boleh ril”. Kata bobi
Akhirnya berangkatlah aku dan bobi menuju pasar dengan
meminjam pakaian tentara ayahku. Aku senang malam ini
terlihat gagah didepan banyak orang, karena terlalu gagah
sampai-sampai orang disekitar banyak yang panik berlari
kocar-kacir melihatku dan bobi berpakaian seperti ini lengkap
dengan senjata ditangan.
Tiba tiba...
“pak tentara, tolongin ada copet”. Ucap ibu itu sangat panik.
Dengan sigap aku dan bobi lari mengejar si copet kearah
kawasan rumah kosong dan menemukan 4orang yang
merupakan kawanan copet.
“aduh, mampus kita”. Ucapku pada bobi.
“jangan takut ril, biar aku yang hadapi kalau kamu tidak
berani”. Dengan lantang suara bobi.
“HAHA,bocah berani juga”. Kata salah satu preman disitu
Bobi yang dari tadi meyakinkan langsung membuat preman
preman itu ketakutan setengah mati menunduk panik karena
dai mengeluarkan pistol dari sakunya. “memang mantap
temanku yang satu ini”.ucapku dalam hati
Bobi kemudian mendekat pada preman itu dan tak sengaja
menekan pistol. BUMM!! Keluarlah peluru mainan berbentuk
bulat kecil dan bobi kaget karena itu adalah pistol mainan
kemudian kami kabur sekencang kencangnya.
***

15
“gila kau ril,ngasih pistol mainan. Aku udah hampir kelihatan
pahlawan tadi”. Dengan nafas tersengal sengal.
“maaf itu pistol mainanku kalau punya ayahku tidak disimpan
dirumah”.
“woi tunggu bangsat!”. Suara pencopet terdengar lagi.
Kurang ajar padahal kita udah lari jauh jauh ril, buruan kabur
lagi. Aku dan bobi kemudian la lari menghindari preman
preman itu. Kemudian aku dan bobi bersembunyi dibalik
pohon beringin yang sunyi dan ada 1truk didepan pohon itu.
“ril coba lihat udah pergi belom premannya?”. Kata bobi masih
tersengal sengal.
Aku kemudian mengintip dari balik pohon beringin yang besar
ini dan tidak melihat apapun yang mencurigakan tetapi ada
seperti bunyi air mengalir didekat kami.
AAAHHHHH!!! Aku teriak sekencang mungkin ternyata
didepan kami ada sesorang sedang kencing dan aku melihat
burung dia.
Kami berdua langsung kabur pergi

***
Malam ini aku lelah sekali, keringat bercucuran dimana mana
dan aku memutuskan buat mandi.
“sikat gigiku mana ya”.
Aku teringat sesuatu dengan james, dia yang meminjamnya
aku bergegas kekamarnya mengambil sikat gigiku
‘James, sikat gigiku?”.
“nih”.ucap james dengan pintu terbuka sedikit dia menjulurkan
tangan memberi sikat gigi.

16
Aku merasakan ada yang aneh dengan sikat gigiku saat aku
menggunakannya di wc, rasanya seperti bau busuk bahkan
lebih dari busuk kentut bobi.
Kulihat sikat gigiku berwarna merah dan ada sedikit bulu halus
menempel di sikat gigiku. Aku mulai curiga pada james apa
yang dilakukannya dengan sikat gigiku.
“james, kau apakan sikat gigiku”.
“oh, tadi aku hanya memberi warna pada ketiakku karena aku
bosan melihatnya dengan warna hitam”. Ucapnya sambil
melihatkan ketiaknya yang berwarna merah padakau.
“HAH!!”. Aku bergegas kembali ke kamarku dan muntah
dimana mana.
“maaf kukira kau tidak memakainya lagi jadi kugunakan untuk
memberi warna pada bulu ketiakku, lihatlah rilo, bagus kan?”
ucap james
“TIDAAAAKKK”. Teriakku
Aku sudah melakukan kesalahan besar didalam hidupku
dengan merusak gigiku dan memberi gigiku racun dari ketiak
james. Aku sampai tidak bisa tidur dan takut gigiku
bertanggalan gara gara menggosokan ketiak james pada
mulutku.
Keesokannya dikantin sekolah tepat setelah selesai ulangan
biologi.
“eh bob lihat deh airin, cantik banget”. Kataku
“iya ril”.
Tak lama menatap airin terpampang jelas muka susi, muka susi
yang terang benderang mengalahkan kepala pak feri yang
mengkilau terkena cahaya matahari
“mana ril?”. Ucap susi
“mana?” tanyaku heran
17
“hutang?”.
“oh hutang, ada ada sebentar”. Kataku sambil mengambil uang
disaku
Mukaku konyol seketika yang ternyata uangku sudah habis
karena dipinjam sama james tadi pagi.
“bob, bisa pinjam uang gak?”. Bisikku pada bobi
“bisa, tapi ganti dua kali lipat ya?”. Jawab bobi
“yaudah iya”
“bob menurutmu aku bisa gak dapatin airin”.
“ yakin kau dengan tampangmu seperti itu”. Ucap bobi sambil
melahap baksonya
“emang kenapa bob dengan tampangmu??”. Tanyaku
“gak punya kaca dirumah kau ril, lihat deh pakaianmu aja
culun dan konyol gini. Pakai kacamata, rambut berantakan,baju
kusut terus pakai kauskaki warna pink lagi”. Sambil melirik
pada kauskaki ku
“belum dicuci bob”.
“menurutku mendingan kita cari cara supaya bisa dikagumi
semua orang dan aku yakin setelah itu kamu nggak perlu cari
cewek malahan cewek yang ngejar ngejar kita”. Ucap bobi
“kamu gak ingat semalam?”.
“itu mungkin kesalahan teknis ril”
“tapi kok udah banyak cara malahan gagal terus ya”.
“ril, orang kalau mau dapat nilai seratus perlu belajar dulu kali.
Nah, sama seperti kita perlu proses dan tahap, gagal itu wajar
ril.”
“kau kok yakin seperti itu bob, dapat pemikiran dari mana”.
“baca buku raditya dika sih”.
“bob ada junet”. Ucapku pada bobi

18
Semua orang dikantin terkagum kagum melihat junet dan
teman temannya berjalan. Mereka menggunakan baju
sepakbola dengan memegang piala ditangannya.
Dia mengarah padaku..
“bisa permisi gak”. Ucap junet dengan sopan
“hah, gimana gimana”. Aku gugup
“maaf kami mau duduk bisa permisi gak??”. Ucapnya
“awas kalian banci banci pergi sana”. Salah satu teman junet
meneriaki kami
Tanpa banyak pikir kami berlari kearah taman sekolah, dalam
pikiranku membayangkan diriku adalah junet dan menjadi
idola disekolahan. “bob kita harus bisa, aku tidak mau
dipanggil banci lagi”.
“ngapa kau ril, semangat sekali”. Ucap bobi heran

19
BAB 3. DUKUN CINTA

Malam ini dikamarku atau bisa disebut markas setelah selesai


mengerjakan pr bersama bobi, kami ingat sesuatu tentang
rencana berikutnya saat aku menjemput kakakku
dibandara.saat itu aku dan bobi jadi lupa menonton video dari
dukun cinta dan mungkin ini adalah saat yang tepat
menontonnya untuk merancang rencana kami dan mimpi kami
yang belum tercapai
“kali ini kita pasti berhasil ril, lihat video dukun cinta ini
viewnya aja banyak”. Ucap bobi sambil melihatkannya
dikomputer
“ide brilian bob,kita tidak salah tempat”. Sambil meminum teh
kesukaanku yakni teh thailand.

***

“pernahkah anda membayangkan sesuatu yang buruk akan diri


anda? Harga diri anda serasa diinjak dan anda merasa
terpukul akan itu, saya akan membeberkan 5 cara menaikan
derajat anda dengan sekejap. Sebelumnya silahkan tekan
subscribe, dan langsung saja kita ke cara cara berikut setelah
20
iklan berikut ini.” Lalu muncullah tulisan divideo. “jangan di
skip, dukun perlu uang istri dukun akan melahirkan”.
“oke bob simak baik baik”. Ucapku
“yang pertama kalian harus lakukan adalah berpenampilan
keren, percayalah orang yang nonton ini pasti orang yang
direndahkan, terhina dan 99% orang culun. Jadi saran saya
yang pertama adalah menggunakan pakaian yang bisa
mengubah hidup anda menjadi tampak keren dimata para
cewek-cewek. Saya ada menjual kemeja ini dengan beberapa
warna dan tipe kalian bisa pilih sesuai keinginan kalian dan
untuk masalah pembayaran silahkan transfer ke nomor
rekening yang sudah ada di deskripsi”. Video dihentikan
sejenak

“keren bob, kita beli sekarang”. Ucapku


“bentar ril,baju yang dijual dukun ini kok sama persis yang
dijual dipasar abang ya ril?. Tanya bobi sambil melanjutkan
video.
“khusus untuk anda yang menonton video ini silahkan
masukkan kode diskon sebanyak 60% untuk membeli 2kemeja
sekaligus”.
“Kita beli sekarang juga ril”. Ucap bobi sambil memegangi
tanganku
Tiba tiba gagang pintu terbuka dan sepertinya itu james datang.
Dia menggunakan singlet dan celana panjang. Aku bersyukur
karena james tidak memakai celana dalam dan berkeluruyan,
jika seperti ini kalau ibuku lihat dia pasti berteriak.
“apa yang kalian lakukan,berpegangan tangan?. Kata james
sambil melihat tanganku dan bobi mengenggam satu sama lain

21
“tidak james, kami hanya mengadu kekuatan tangan kami
berdua”. Sambil melepas tanganku dan bobi
“oh,baiklah. Rilo aku ingin meminjam sikat gigimu sebentar”.
Ucap james
“diakan bisa beli, ngapain pinjam sikat gigi orang. Emang
jorok nih bule” dalam hatiku
“oke james”. Ucapku dengan sangat terpaksa
Dengan sangat terpaksa aku memberinya sikat gigiku karena
merasa tidak enak kalau aku menolak permintaanya.
“terima kasih rilo, maaf menganggu. Silahkan lanjutkan
berpegangan tangan”. Ucap james lalu bergegas
Aku menutup pintu lalu kami melakukan tranksasi untuk
mendapatkan segera kemeja tadi. Setelahnya kami langsung
melanjutkan cara ke dua
“setelah cara pertama anda lakukan, saya akan membeberkan
rahasia agar kalian bisa kelihatan fresh dan wangi selalu.
Saya punya pomadent sebuah minyak rambut dengan harum
mint yang dapat memikat siapa saja jika menciumnya.
Silahkan anda bisa juga membelinya dengan saya, jika kalian
mencari ditoko lain maka jangan harap menemukannya karena
ini hanya dijual oleh saya maka saya sarankan untuk cepat
membeli ini, sebelum terlambat dan kemudian menyesal”.
video lalu kujeda sebentar.
“tunggu deh bob, ini kok jadi jualan ya bob bukan ngasih saran
atau cara cara yang lain kok malah jadi jualan. Aku jadi nggak
yakin. Ucapku heran
“rilo otakmu itu terlalu bodoh, lihatlah dukun ini. Dia yang
akan merubah hidup kita, merubah fashion kita dan gaya hidup
kita ril”.

22
“kok kamu bisa yakin segitunya kalau ini akan berhasil”.
Ucapku
“karena ini cukup meyakinkan ril”.
“meyakinkan?”.
“yaudah, kalau kamu gak mau mendingan kamu ikutin cara
james aja”.
“nggak ah, mendingan ikutin dukun cinta daripada bule gila
itu”.
“yaudah makanya beli sekarang”. Ucap bobi
“bentar deh, tadikan pakai uangku beli kemeja. Biar adil
sekarang beli minyak rambutnya pakai uangmu saja”, kataku
“hmm, uangku tinggal segini ril hehe”. Sambil melihatkan
uang seribuan disakunya
“haduhh, nyusahin aja kamu jadi teman bob”.ucapku
Akhirnya aku juga yang harus membayar minyak rambutnya.
Selang beberapa menit dan telah banyak minum teh thailand
bersama bobi sampai sampai perutku kembung.
“bentar bob aku pengen pipis”.
“yaudah sana, jangan pipis sini”.
Aku beranjak keluar kamar menuruni tangga rumah menuju wc
dilantai bawah dan entah apa yang ada dibenakku padahal
diatas ada wc. Didepan pintu aku melihat ayahku sedang
mondar mandir.
“kenapa yah? Kok gak masuk”.
“ada orang kayaknya ril”.
“o....h”. jawabku pendek
“kamu kenapa ril kok mukanya gitu? Kalau ada masalah cerita
dong sama ayah”.
“cara ayah jadi tentara gimana sih?”

23
“gini ril, em.. kalau secara luasnya kita dalam hidup ini ril
kalau melakukan sesuatu harus diperjuangkan dan harus gigih
mendapatkannya, jika terpuruk bangkit dan coba lagi. Ayah, ril
kalau dulu menggunakan satu prinsip “ jatuhlah kau untuk
sekejap, bangkitlah kau untuk selamanya”. Yang terpenting
kita yakin dulu pada diri sendiri, apakah kita yakin dan apakah
kita bisa melakukannya semua”.
“jadi aku kalau mau berusaha harus ikutin prinsip ayah?”.
“jika kau suka prinsip ayah gunakanlah dan jika tidak carilah
prinsipmu sendiri”.
“oh begitu”.
“kalian berdua ngapain didepan wc”. Ucap ibuku yang tiba tiba
datang
“mau bab ma, emangnya siapa sih didalam?” ucap ayahku
“ya ampun itukan rusak, belum dibetulin”.
Aku dan ayahku kaget ternyata tidak ada orang didalam yang
kaget seketika ayahku dengan cepat berlari keatas.
Malam ini aku dapat nasihat dari ayahku berkat perkataan yang
membuatku yakin dan percaya akan sesuatu yang tidak
kupercayai. Sekarang aku harus bisa menjadi terkenal dan
dikagumi disekolah bagaimanapun caranya sesuai prinsip
ayahku.
Aku lalu beranjak ke kamarku dan tidak jadi untuk pipis karena
rasa pipis telah hilang tergantikan oleh motivasi dari sang ayah
dan sekarang membuatku lebih percaya diri dari yang semua
orang lihat dan dengar.
“kok lama ril?”.
“nggak tadi sempat nunggu?”. Ucapku padahal wc rusak
“videonya udah habis, dan aku tahu caranya”.
“bagaimana caranya?”.
24
“ntar aku beri tahu soalnya udah malam aku mau pulang dulu”.
Beberapa hari ini kerjaanku dan bobi hanya tiduran dikasur
menunggu baju dan minyak rambut kami sampai dikirim. Kami
juga membicarakan hal hal aneh seperti mimpi mimpi kami
yang hampir lagi tercapai karena adanya dukun cinta.
Aku dan bobi yakin tak ada usaha yang mekhianati hasil jika
pun ada pasti itu adalah kesalahan kecil yang tidak sengaja.
Kalau ini tidak berhasil bobilah yang bersalah atas semua ini
karena uangku sudah habis dan aku selalu yakin dan percaya
padanya yang padahal nilai raport agamanya tidak tuntas.
Bobi baik tapi otaknya mesum, bodoh ,ceroboh dan konyol.
Dia bisa disamakan dengan hewan, tidak punya akal layaknya
manusia.

***

“wih gila, kemejanya bagus bob, walaupun mirip kemeja di


tanah abang tapi ini bahannya yang berbeda serta sudah
dibacakan mantra-mantra nih kemeja”.
“iya ril, wangi mawar lagi bajunya, aku yakin ini pasti dicuci
pakai air kembang”.
“gilaa minyak rambut bentuknya kayak pasta gigi terus isinya
putih bertuliskan pomadent pada merknya. Keren nih pasti
minyak rambut”. ucapku
“asyikk, mau pakai ah”. Bobi segera menggunakan kemejanya
Aku lalu bergegas mengambil sisir untuk menyisir rambut
ikalku. Apalagi ditambah pomadent mungkin hasilnya akan
lebih bagus dari rambut david beckham.
“gimana bob dengan rambutku ada perubahan?”. Tanyaku pada
bobi

25
“jelek ril, benar kata orang orang disekolah kamu kayak
bencong. Liat aja gaya rambutmu culun abis.”
“jadi gimana nih?”.
“ganti yang seraman dikit aja”
“okelah”.
Sekitar 20menit mencari gaya rambut yang pas pada akhirnya
selesai juga. dengan mencarinya di youtube semua bisa
kudapatkan. Sambil memasang kemeja dengan gaya rambut
paling keren maka berubahlah dari rilo anak culun menjadi rilo
anak cool.
“gimana bob kalau yang ini?’.
“nah gini dong baru pria sejati, cewek kalau ngeliatin yang gini
pasti senang ril”.
Sebaliknya gaya bobi yang berbanding terbalik dengan gayaku.
Jika aku mengeluarkan kemeja keluar dari celana maka bobi
memasukkannya kemeja kedalam celana macam pakai seragam
sekolah.Rambutnya dikepang dua, maka tidak tampaklah lagi
kribonya itu.
“kita berangkat bob malam ini juga keliling kompek sini, siapa
tahu ada cewek”.
“mau kemana kalian berdua”. Ucap kak ulfa tiba tiba
menanggu keseruanku dan bobi
“mau keliling dengan baju baru kak.”
“ngapain, pamer?”.
“nggaklah, mau cari angin. Iya kan bob?”.
“hmm, iya”. Ucap bobi gugup
“bohong ya, bob kalian mau kemana” tanya kak ulfa
“mau keliling kompek dengan baju baru kak supaya tahu ada
cewek yang suka sama gaya kita sekarangkan”. Ucap bobi
dengan cepat
26
“bego kamu bob” kataku marah padanya
“gak boleh keluar ril, udah malam”. Ucap kak ulfa
“yah, bentar aja kan Cuma keliling sini”.
“gak boleh, yaudah sekarang lebih baik kerjakan pr”. Ucap kak
ulfa
“yah kak sebentar aja habis itu ngerjain pr”
“nggak rilo, udah jam 8 ini”.
“yah kak”.
“ganti baju sekarang terus kerjakan pr habis itu tidur”.
Kakakku lalu pergi
“aduh gimana nih bob?”. Tanyaku bingung pada bobi
“kita kerjakan pr dulu ntar baru keluar”.
“kelamaan dong oon”.
“nah atau kita keluarnya sembunyi aja ril”.
“ide bagus, kita keluar dari jendela terus loncat kebawah.
Kamu gak takut ketinggiankan bob”.
“aku bisa kok”.
***

Kami menebar pesona sambil bergaya gaya layaknya artis


terkenal. Aku dengan kemejaku dan gaya layaknya anak punk
sedangkan bobi rambut dikepang dua dan kelihatan rapi sekali.
“ril, ada cewek tuh”. Ucap bobi
“mana bob, kok aku gak liat”.
“itu ditepi jalan pakai baju merah”. Kata bobi sambil menunjuk
kearah depan
“oh iya,terus apa cara yang ketiga dari dukun cinta”.
“hmm, kata dukun cinta saat kau bertemu cewek mulailah
dengan basa basi sederhana misalnya kamu ril sebutkan

27
keahlian dan bakatmu yang keren sampai bisa buat cewek
tergila gila”.
“tapi bob emang keahlianku apaan ya?”.
“udah kamu bohong aja”.
“oh iya”. Ucapku lalu pergi menghampiri cewek itu.
“halo, lagi nunggu angkot ya”. Ucapku gugup
“siapa sih kamu pergi sana”. Ucapnya dengan nada tinggi
“perkenalkan namaku rilo,umur 16 tahun dan jago main basket.
“basket? Orang cebol emang bisa main basket”.
“basket mini maksudnya”.ucapku terbata bata
“emang ada?”. Ucap cewek ini lagi
“eh aku belum tahu nama kamu, nama kamu siapa?”. Kataku
untuk mengalihkan pertanyaan
“udah sana, kamu gak perlu tahu”
“tapi akukan mau tahu”.
“yaudah habis ini kamu pergi ya?”.ucapnya sinis
“iya dan sekalian nomor handphone baru aku pergi”.
“namaku asti,hmm kamu yakin mau nomor handphone aku.”
“tapi buat apa sih?”.
“buat pdktlah siapa tahu bisa hmmm”.
“tapi aku udah punya suami, kamu mau bersaing”.
Tiba tiba motor menghampiri dan tampaknya adalah suami
asti. Badan suaminya besar seperti preman pasar dengan tatto
penuh ditangannya.
“maaf sayang kamu udah nunggu lama ya, soalnya aku lagi
ngambil jatah dipasar”. Kata suami asti
“gak apa apa kok”.
“eh ini siapa? Pengamen ya”. Ucap suami asti yang bilang
tampangku seperti pengamen

28
“bukan tadi dia mau minta nomor hpku”.
“oh, ngapain kamu minta nomor hp istri saya”. Tanyanya
sambil memegangi kerah bajuku
“gak bang, ampun tadi saya Cuma mau promo kuota gratis kok
jadi saya minta nomor hpnya”. Jawabku agak takut
“ mau bohong kamu? Mau saya cincang badan kamu”.
“mau om, eh nggak om”. Jawabku gugup
BUMM!!
“awas ya kamu jangan sampai kamu godain istri saya lagi,
daging kamu saya jadin bakso”.
“ampun om, nggak lagi” kataku sambil memegangi pipi
lebamku
Rencanaku gagal total, tak ada yang bisa menjamin cara dari
dukun cinta berhasil dan kemeja ini sama sekali tidak berfungsi
begitu pula minyak rambutnya. Sedangkan bobi dia berhasil
mengobrol dan mendapatkan seorang cewek yang sama sama
gila dengan bobi. Mungkin itu adalah seleranya dia.
“ril, sepertinya rencana kita berhasil”.
“berhasil apaan, liat nih pipi sampai lebam kayak gini”.
“hah, kamu kepleset dimana?”.
“kepleset apaan”.
“ditonjok sama preman pasar nih gara gara idemu, ternyata
cewek semalam itu udah nikah”.
“aku sih gaktau kalau dia udah punya suami”.
“maaf, rilo bisa ikut aku sebentar”. Tiba tiba airin didepanku
“udah bob kamu duluan kekantin”.
Aku pergi mengikuti langkah airin yang menyuruhku kekantor,
dia bilang ada sesuatu yang spesial dari pak arif untukku
“ini pak rilonya”. Ucap airin

29
“eh sini kamu, kamu ini ya rilo udah nilai ulangan rendah pr
gak dikerjain muka pakai tatto lagi”
“ini habis ditonjok pak” .ucapku
“oh, kamu habis tawuran ya”.
“gak pak, jatuh pak” aku terpaksa berbohong
“yaudah, sekarang dan untuk nanti karena nilai ulangan kamu
rendah terus dan pr tidak pernah dikerjain maka kamu saya beri
jam pelajaran tambahan waktu pulang sekolah”.
“apa apaan pak, saya gak perlu jam pelajaran. Saya bisa kok
pak dapatkan nilai lebih tinggi dari ulangan sebelumnya”.
“ah,nggak ada. Udah sering tidur dikelas, malas lagi.
“tapi pak”.
“eh ril asal kamu tahu ya, mukamu itu gak cocok untuk jadi
murid nakal disekolah. Muka culun kayak begitu mau semena
mena kamu”.
“tapi saya gak pernah macam macam pak”.
“gak ada, mulai hari ini kamu dapat jam pelajaran tapi yang
ngajar kamu bukan saya tapi airin”.
“wah saya mau pak, yaudah nanti kita mulai belajarnya rin”.
“tapi kamu jangan macem macem ya, ini untuk belajar bukan
yang lain”.
“iya”.
Dengan beginiaku sekarang lebih mudah menjalankan cara
cara dari dukun cinta untuk mendekati airin. Untuk sekarang
aku lebih bahagaia walaupun masih ada bekas bekas rasa sakit
tonjokan dipipi.
Aku harus bertanya pada bobi sekarang cara selanjutnya pada
bobi demi melancarkan rencanaku untuk sekarang pada airin.
“bob gimana menurutmu pasti berhasilkan”.
“ini pasti berhasil ril, percaya sama aku”.
30
“tapi kalau gagal aku gak mau lagi ikutin rencana ini”.
“aku yakin kamu bisa, kamu liat aku aja bisa ril”.
“pokoknya kamu jalankan saja rencana-rencananya dengan
baik
Aku jadi tidak bisa tidur malam ini setelah tadi sore belajar dan
aku tidak bisa berbicara pada airin yang membuatku tidak bisa
fokus belajar juga mataku tidak lepas mata wajahnya yang ayu.
Mungkin pak arif adalah jembatanku dan airin mungkin dia
yang tidak sengaja mempertemukan kami. Aku sangat optimis
sekarang.
HAHAHAHA!! Seluruh murid disekolah dan aku tersenyum
lebar karena mungkin mereka suka dengan gayaku.
“woy, seragammu mana?”. Tanya bobi heran
“ada dirumah sih tapi pakai kemeja ini lebih keren sekaligus
aku mau jalankan rencananya ntar ketemu airin”.
“tapi gak disekolah juga”. Ucap bobi disampingmu berjalan di
koridor sekolah
“hey ngapain kamu pakai kemeja kesekolah, kamu kira ini
acara sunatan”. Ucap pak arif dengan suara tinggi
“hah, sunat emang harus pakai kemeja ya pak”.
“jangan banyak tanya kamu, sekarang kenapa kamu pakai
kemeja, dimana seragam kamu?”.
“ada pak dirumah”.
“terus ini ngapain kamu pakai kemeja udah gak ada lengannya
lagi, coba liatin tuh bulu ketiak kamu apa gak malu
ditertawakan satu sekolahan”.
“ini hari kemeja internasional jadi katanya saya liat dikalender
wajib menggunakan kemeja”. Kataku berbohong pada pak arif
“banyak alasan kamu, mau bohong lagi. Pokoknya saya gak
mau tahu kamu saya hukum.”
31
“yaa kok dihukum pak”.
“sekarang kamu pel seluruh lantai yang ada disekolah”.
Ini cukup bersejerah dalam hidupku dan didalam diary real
lifeku bahwa rilo sudah beribu ribu kali mengepel lantai
sekolahan paling tidak 1minggu bisa 3-4 kali. Tidak ada murid
nakal dengan tampang konyol sepertiku dan saat ini akulah
orangnya.
Aku tidak pernah bosan mengepel walaupun dengan kemeja
tanpa lengan ini dan walaupun bulu ketiakku terlihat
menakutkan tapi aku tetap percaya diri dalam melakukan
sesuatu.
“rilo ntar jangan lupa ya pulang sekolah”. Ucap airin
menghampiriku yang sedang mengepel lantai
“eh airin, iya rin”. Ucapku gugup
“kamu kok aneh ril sekolah pakai kemeja gak ada lengan lagi”.
Ucap airin tertawa
“ee...mmm”.
“makin tampan sih”. Ucap airin lalu dia pergi dengan
senyumannya
Jantungku rasanya meledak, otakku rasanya mencair dan
rambutku rasanya terlepas. Dalam sejarah hidupku baru kali ini
aku dibilang ganteng oleh orang orang selain ibuku. Bahkan
bobi saja tidak pernah mengatakan aku ganteng dan pada
akhirnya mungkin saja ini berkat kemeja ini.
Beberapa menit berlalu aku jadi tidak fokus mengepel,
tanganku fokus bergerak sementara aku melamun.
“HEYY!!!”. Ucap pak arif
“ehh bapak, kenapa pak?”.
“asal main pel kamu, coba liat sepatu saya basah:.
“eh maaf pak gak sengaja”. Ucapku
32
Aku lalu mengambil kain dengan langkah yang tergesa gesa
sampai kaki tak sengaja menyenggol ember dan seketika air
diember mengenai lagi sepatu pak arif dan sekarang sepasang
sepatu pak arif basah ditambah kauskakinya yang lembab.
“RILOO!!!”.
“pokoknya saya gakmau tahu ya, setelah kamu mengepel
seluruh lantai. Silahkan kamu membersihkan toilet dan sampai
sekali lagi kamu berbuat kecerobohan orangtua kamu saya
panggil”.
“ampun pak”. Ucapku
Setlah letih mengepel bahkan menghabiskan waktu 2jam untuk
mengepel lantai sekolahan. Aku disuruh membersihkan toilet
lagi, aku sekarang bukan lagi datang sekolah untuk belajar dan
aku bukan lagi sebagai pelajar disekolah tetapi tukang bersih
bersih disekolah.
“kenapa hari ini aku kena sial terus”. Ucapku dalam hati
smebari isitirahat setelah selesai membersihkan toilet
“eh rilo, kamu ngapain?.” Tiba tiba airin didepanku
“ini habis bersihin toilet, aku kelelahan”.
“hm, ini ada air minum dulu”.
Aku menyambar botol ditangan airin dan meneguk habis air
yang ada didalamnya.
“terima kasih rin”.
“iya sama-sama, aku ke kelas dulu ya”.
“iya”.
Aku jadi bingung kenapa airin pergi ke tilet hanya untuk
memberiku minum, apakah ini suatu pertanda atau hanya
sebuah kebetulan. Kalaupun ini kebetulan dia juga tidak buang
air.
***
33
“Rilo bapak minta satu hal sama kamu, tolonglah kamu kalau
sekolah yang benar dan serius jangan main main”. Ucap pak
arif
“iya pak saya minta maaf, saya janji gak akan mengulangi
kesalahan yang sama”.
“kamu udah saya maafkan itu beribu ribu kali, kamu udah
berjanji ribuan kali dan kamu juga saya hukum ribuan kali,
kenapa kamu kok gak ada kapok kapoknya saya hukum”.
“iya pak, saya minta maaf”.
“pokoknya ini yang terakhir kali saya liat kamu dihukum,
sekarang kamu boleh pulang”.
“pulang pak? Tapi inikan belum waktunya pulang pak”.
“liat baju kamu, aneh sekali. Pokoknya sekarang kamu pulang
dan belajar dirumah”.
“tapi lesnya gimana pak”.
“saya sudah bilang airin, lesnya hari ini tidak ada”.
“hah, tapi pak sayakan mau belajar disekolah”.
“yaudah tapi saya panggil orangtua kamu sekarang”.
“jangan pak, saya pulang sekarang”.
“oh iya satu lagi”.,
“apa pak?”.
“tolong bulu ketiak kamu dipotong, itu coba lihat udah
menjalar kemana mana”.
Hari ini aku pulang sebagai pembersih dan aku pulang lebih
awal dari biasanya. Dirumah kulihat james sedang berdua
dengan kakakku menonton film cinta brontosaurus dengan
ketawa yang luar biasa.
Aku masuk kekamar, aku rasa sekarang tidak ada lagi dukun
cinta dan kurasa cara ini sudah gagal. Aku tidak tahu lagi cara
34
yang sesuai. Mungkin aku tidak perlu lagi berkutat pada mimpi
mimpiku menjadi orang yang dikagumi dan tidak perlu lagi
menjadi apa yang orang lain miliki.
Aku akan menjadi diriku sendiri, aku yang anak rumahan tak
punya kelebihan dan tak tahu pergaulan. Kurasa inilah diriku
anak rumahan yang tahunya hanya game dan satu temanku
yang sama konyolnya denganku.
Sekarang aku percaya pada diri sendiri, aku ingin melakukan
kehendak sesuai hatiku dan tidak ragu untuk menjadi diri
sendiri.
aku sekarang ingin mengubah hidupku dari kejelakan dan
keburukan. Intinya adalah aku ingin merubah sikap dan
pikiranku dengan pandangan yang tepat. Mungkin aku harus
menjauhi bobi dan mencari teman baru yang dapat
membantuku pada kejelekan sikapku.
Aku harusnya mengerti mana yang buruk dan mana yang baik
karena aku sudah remaja dan sudah bisa mandiri. Aku tahu
mungkin ini buruk bagiku dan bobi jika aku harus terus
berteman dengannya.
“buah akan tumbuh jika bunga tidak disapu angin, sifat akan
baik jika tidak dipengaruhu” tulisku dalam diary.

35
BAB 4 . PESAN UNTUKKU

“Bob, sebelumnya aku minta maaf”.


“maaf apaan ril?”.
“coba deh kamu hitung berapa kali aku kena hukum
disekolah”. Ucapku
“gaktau, pokoknya banyak sih”. Kata bobi singkat dengan
muka heran
“sepertinya kita jangan dulu berteman 2minggu dulu deh bob,
soalnya aku mau berubah dari sekarang dan aku gak mau
dihukum terus-terusan bob”.
“oh jadi maksudmu gara-gara aku, kamu sering dihukum ril?”.
“bukan gitu bob, ini demi kepentingan kita berdua. Coba deh
kamu bayangin setiap kali kita mau ngerjakan pr pasti ada aja
halangannya. Bentar-bentar main gamelah, terus nonton
youtube, nonton porno. Dan kurasa itu membuat kita tidak baik
bob, jadi aku mau coba dulu gak berteman sama kamu untuk
serius belajar”.
“oke kalau itu keputusanmuu”. Ucap bobi dengan nada sedih
“maaf bob jika kamu tersinggung tapi ini demi kebaikanku dan
kamu, kita juga beberapa bulan lagi ada ujian kenaikan kelas
36
dan aku sering dihukum dan ketinggalan pelajaran. Ini sangat
sulit bagiku bob, mungkin kamu dapat mengerti”.
“oke, 2minggu terhitung dari sekarang aku gak akan
kerumahmu lagi, kekamarmu dan menegurmu”.
“oh iya ingat ini juga berlaku disekolah bob, jadi jangan
sampai kamu negur apalagi ngajakin makan bakso dikantin”.
“oke ril aku pulang dulu, udah malam”. Ucap bobi lalu pergi
dari kamarku.
Walau Cuma 2minggu tapi aku berat ingin mengatakannya
pada bobi. Tapi dia kuat, dia tahu apa yang harus dilakukan
anak sesusianya sekarang. Bobi bukan orang yang benar benar
bodoh dan konyol pasti ada sisi positif dan kelebihan dari
seorang bobi. Makanya aku berani mengatakannya pada bobi.
Aku harap 2minggu ini bisa memperbaiki sifat burukku dan
lebih giat lagi untuk belajar. Tidak ada lagi bermain game dan
nonton porno. Melainkan fokus pada pelajaran yang sangat
jauh tertinggal dari teman-temanku.

***

“ril, sekarang kamu kerjakan soal yang ini”. Ucap airin sambil
menunjuk soal yang ada dibuku
“hmm sepertinya agak sulit nih rin, aku gak bisa nih”. Ucapku
lemas
“tenang nanti aku bantu, sekarang kerjakan soalnya
semampumu dulu”. Ucap airin
5 menit mengerjakan soal tidak menghasilkan apapun dan airin
tidak memperhatikanku melainkan buku yang dipegangnya.
“hmm rin gimana nih, aku masih gak ngerti”. Ucapku
“yaudah, sini aku bantu”. Ucap airin
37
Saat yang ditunggu-tunggu, air mencari celah yang sempit
untuk masuk. Airin berada didekatku, parasnya yang cantik
serta rambut lurusnya yang wangi membuatku jadi gugup saat
airin mengajarku.
“ril, rilo”.
“eh...maaf rin, aku agak ngantuk”.
“udah selesai nih, kamu pahamkan sekarang?”.
“dikit-dikit pahamlah”.
Hari ketiga aku tidak bergaul bersama bobi mengubah alur
cerita hidupku. Aku merasa sekarang aku berubah drastis.
Ulanganku selalu tuntas berkat airin, pr selalu kukerjekan dan
yang paling penting tidak menonton porno lagi. Saatnya untuk
serius sekolah......
“ril, makan bakso yuk”. Ucap airin sambil memegang tanganku
“hah, iya..iya”. ucapku kaget sekaligus gugup
Sampai dikantin aku melirik bobi sedang asyik mengobrol
bersama teman-temannya yang aku tidak kenal siapa. Tapi dia
sempat melihatku bersama airin dan kelihatan dari mukanya
sangat tidak suka dan sinis.
Aku heran mengapa muka bobi seperti itu padahal dikelas tadi
pagi biasa-biasa saja. Aku tidak lagi memikirkannya, toh
selama aku tidak berteman lagi dengan bobi aku jadi lebih
pintar dari sebelumnya.
“eh rin, tadi nilau ulangan matematikaku 100”.
“wah hebat, siapa dulu gurunya”. Ucap airin
“kamu ingat gak, kalau aku dapat 100 kamu janji apa rin”.
“hmm,ingatlah baru 2hari yang lalu kita janjian”.
“oke jadi kapan rin kita nonton”. Ucapku
“besok malam deh”.

38
Akhirnya setelah keluar dari perut ibuku, baru kali ini aku
nonton bareng cewek cantik disekolahku. Di bioskop aku tidak
bisa melihat selain airin, mataku tidak pernah lepas pada
senyumnya yang manis. Ini adalah hal paling indah didalam
hidupku yang nyata
“ternyata benar, tidak perlu mencari cara untuk dikagumi
orang lain. Ikuti saja arus kebaikan didalam hidupmu,
biarkan hidupmu yang menuntun”. Tulisku dalam diary
kesayanganku.
Kututup diaryku, melepas penat sehabis menonton dengan
airin. Sekarang adalah bahagiaku yang sangat luar biasa.

***
Hari demi hari berganti akhirnya sudah berjalan 2minggu.
maka usai sudah perjanjianku dan bobi untuk tidak saling
menyapa dan mengobrol. Nanti malam aku ingin mengajaknya
kerumahku, kami akan mengobrolkan kegiatan kami 2minggu
tak berteman. Tapi sebenarnya aku sudah melihat perubahan
bobi semenjak 4hari yang lalu.
Dia menggegerkan sekolah dengan membuat ekskul pemburu
hantu disekolah. Ini adalah ekskul baru yang didirikan olehnya
baru-baru ini dengan beranggotakan 3orang yaitu
bobi,deri,jumi.
Didalam kelas dia juga kelihatan semakin aktif belajar,
sekarang dia sainganku didalam kelas. Aku tidak tahu dia
belajar dengan siapa tapi aku ragu apakah dia belajar dengan
para hantu yang ditemukannya atau belajar bersama kedua
teman pemburu hantunya.

39
“ udah dua minggu nih, bob sekarang bisa kerumahku gak?”.
Aku mengirim pesan pada bobi.
Tak lama kemudian aku mendapatkan pesan dihpku yang
ternyata balasan dari bobi.
“sorry ril, sekarang aku gak bisa. Saolnya aku lagi ekskul
berburu hantu disekolah”.
“emangnya boleh ya ekskul malam-malam bob”.
“namanya juga berburu hantu”.
“yaudah, jadi besok aja bob”.
“oke deh”. Percakapanku dan bobi berhenti sampai disini.
Aku tidak menyangka pada bobi, dia sekarang sesibuk ini
padahal dulu sering kerumahku hanya karena bosan
dirumahnya.
Malam ini yang kulakukan didalam kamar adalah mengobrol
dengan airin lewat telpon. Banyak yang kami bicarakan malam
ini dan kurasa aku dan airin nyambung saat mengobrol
walaupun aku agak bego.
“selamat tidur anak rumahan”. Ucap airin lewat telpon lalu
mematikan telponnya.

***

“ril, ke taman murni yuk. Kita udah lama gak kesana”. Ucap
kak ulfaku sambil nyemil disofa
“kapan kak?”. Tanyaku sambil mengerjakan tugas
“sekarang aja, mumpung masih sore”.
“yaudah, siap-siap dulu”. Ucapku lalu bergegas kekamar ganti
baju
“sekalian ajak james ril”. Teriak kakakku dari lantai bawah

40
“ manggil james didalam kamarnya, semoga ketiaknya gak
menyeramkan lagi deh”. Ucapku dalam hati
“TOK!!TOK!”.
“ada apa ril”. Ucap james
Kali ini aku tidak lagi melihat bulu ketiaknya, dia
menggunakan baju yang rapi sekarang.
“oh, kita mau ke taman ya rilo?”. Tanya james
“iya james, tunggu dibawah saja”. Ucapku lalu bergegas
kekamar
Hari ini adalah hari terakhir kak ulfa di indonesia dan besok dia
akan kembali kuliah di australia. Sebenarnya ini akan sedih,
rumah akan kembali sepi tanpa kakakku. Ibuku sangat sibuk
dan ayahku jarang pulang. Aku sedih karena akan sendirian
lagi tanpa kak ulfa.
“ril kakak mau beli minum bentar, kamu sama james jalan-
jalan dulu sana”. Ucap kak ulfa sambil membeli air di taman
murni.
“hey rilo berapa umurmu”. Kata james tiba tiba membuka
pertanyaan
“16 tahun”. Ucapku
“apakah kamu akan kuliah di australia juga sama seperti
kakakmu?”. Tanya james
“aku tidak tahu james, aku belum memikirkannya”.
“apa tujuanmu setelah sekolah ini?”. Ucap james
“aku masih belum tahu james”. Ucap james
“hm begini rilo, kalau kau tahu mengapa kakakmu bisa kuliah
di australia jawabannya sangatlah mudah, kau tahu dia telah
mempersiapkan banyak hal sebelum kuliah di australia. Mulai
dari mental,fisik, dan banyak hal lainnya.”
“maksudnya james aku masih tidak paham”.
41
“lihat bunga ini, mengapa dia bisa tumbuh secantik ini”. Ucap
james sambil mengambil salah satu bunga.
“karena kena cahaya matahari?”.
“betul,tapi jangan lupakan air dan banyak yang lain yang bisa
membuat bunga ini tumbuh, begitupun juga kakakmu.
Mengapa dia bisa? karena dia memikirkan matang-matang
sebelum pergi kuliah. Karena dia pintar, karena dia siap
menjalani, dia tahu resiko dan akibat yang lain. Tapi sebelum
dia memikirkan semua itu pasti dia memikirkan bagaimana
cara mengatasi semua agar bisa berhasil di australia ril”.
“hm jadi?”. Ucapku bingung
“apakah kau tahu kakakmu itu akan melanjutkan kuliahnya lagi
di inggris?”.
“hah, aku tidak tahu”. Ucapku
“dia diberi beasiswa karena dia mahasiswi yang sangat pintar
diaustralia, prestasinya yang baik dan konsisten membuatnya
seperti itu.
“kakakku hebat memang james”. Ucapku pelan
“kau tahu juga, tapi jangan bilang-bilang dia kalau dia mau
melanjutkan kuliahnya”.
“baiklah”.
“kau ril sebaiknya belajar mengatasi kejelakan dirimu sendiri
daripada kebanyakan nonton porno. Kau bisa gila nanti.”.
“dari mana kau tahu kalau aku nonton porno?”.
“aku sering melihatmu, saat aku lewat didepan kamarmu kau
sering lupa menutup pintumu”. Ucap james
“sepertinya sebelum aku nonton pasti ku kunci deh”. Dalam
hatiku
“buanglah jauh-jauh sifat kejelakanmu ril, jauhilah yang buruk.
Semenjak pertama melihatmu aku bahkan tak percaya kau
42
adiknya ulfa finansia. Tapi setelah beberapa hari aku yakin kau
bisa seperti kakakmu jika kau mau berusaha.”
“bagaimana aku melakukan semuanya james, aku bahkan tidak
pernah bermimpi menyamai kepintaran kakakku. Aku hanya
anak rumahan yang kerjaannya main game bersama bobi, aku
tidak tahu apapun. Bahkan ayahku tidak pernah mengajariku
sesuatu, orangtuaku selalu sibuk.”
“rilo, carilah sesuatu hal yang bisa merubahmu jadi baik.
Jangan terus terusan mengikuti nafsumu tapi ikuti masa
depanmu”. Ucap james sambil duduk ditengah taman.
Seketika aku sadar bahwa james tidak seburuk yang kulihat.
Yang sekarang kulihat bukan james yang sedang mewarnai
bulu ketiaknya tapi james yang sekarang adalah mahasiswa
australia pintar teman kak ulfa.
“halo, udah lama ya”. Tiba tiba kak ulfa datang
“gak kok baru aja duduk kak”. Ucapku
“gilaa, udah lama gak kesini”.
“iya gilaa, padahal dekat dari rumah kak”. Kataku
“ril kamu kangen gak sama kakak kalau udah diaustralia ?”.
Ucap kak ulfa tiba tiba serius
“kangenlah”.
“rilo, kalau kakak udah kembali ke australia kamu janji sama
kakak harus belajar lebih giat lagi. Bisa dapat rankinglah
dikelas jangan hancur terus lihatnya”.
“aku gak bisa janji tapi kak, nanti aku usahain”.
“ kamu tahu? Kerja keras tak akan sia-sia dalam hal kebaikan
tapi ril”.
“emang iya kak”.
“iya makanya kamu serius belajar ril jangan main game terus,
rusak ntar matamu”.
43
“caranya kak?”.
“ya kamu cari kesibukan kamulah tapi ingat cari kesibukan
dalam kebaikan dan bermanfaat untu kamu dan semua orang”.
Aku sekarang lebih mengerti bagaimana menjadi pribadi yang
baik, walaupun aku konyol dan sedikit bego tapi aku
mempunyai celah dalam diriku yang membuatku pribadi yang
baik seutuhnya.
Ini semua berkat ayah dan ibuku mereka yang mengajariku
secara tak langsung lewat kak ulfa lalu kepadaku. Aku tahu
sekarang orangtuaku sangat peduli padaku, bukti nyatanya
sekarang.

***

“Hati-hati ril, jaga diri baik-baik. Kamu juga bob jangan main
game terus belajar juga”. Ucap kakakku dibandara yang
sekarang akan beangkat.
“Iya kak ulfa”. Ucap bobi cengar cengir
“iya jaga diri kakak juga”. Ucapku lalu memeluk kakakku
“rilo nanti aku kesini lagi mungkin 5 atau 10 tahun lagi. Aku
ingin melihatmu berubah nanti saat aku kesini lagi dan ini
ambil gelangku, anggap terima kasih telah meyediakan
tempatku di indonesia”. Ucap james
“terima kasih james, aku janji aku bisa berubah james”.
Ucapku pada james
“yaudah ya rilo,bobi, kak ulfa berangkat dulu. Sampai ketemu
lagi”. Ucap kak ulfa lalu meninggalkan bandara menuju
pesawat yang sudah berdesing.
“oke sampai jumpa, jaga kesehatan” ucap james juga

44
Kakakku telah berangkat sementara aku dan bobi masih
termenung dibandara saat ini. Ayah dan ibuku juga tidak ada
mengantar kakakku kebandara mungkin mereka masih sibuk.
“eh bob, yuk kerumahku kita ngobrol dulu”.
“yaudah yuk”.

45
BAB 5. CERITA BOBI

Setelah dua minggu tak mengobrol bersama bobi dan ini adalah
saat yang tepat untuk kami menunjukkan pada pribadi kami,
apakah ada perubahan atau tidak. Aku rasa bobi mengetahui
perubahanku dan sebaliknya akupun mengetahui perubahan
yang ada pada bobi.
Tapi dari sikap kurasa bobi dan aku tidak berubah, kami heboh
didalam mobil setelah mengantarkan kak ulfa dan james
kebandara.
Didalam mobil sudah seperti dikamarku, aku jadi tidak
konsentrasi mengemudikan mobil. Gara-gara ketawa kami
yang sangat keras mengakibatkan orang orang disekitas kami
jadi heran saat melihat kami.
“gimana bob bisa kau ceritakan dari hari pertama sampai hari
ke empat belas kita tidak mengobrol dan bermain bersama?”.
Ucapku sambil tiduran dikasur empuk didalam kamar.
“bentar ril, aku coba ingat-ingat lagi”. Ucap bobi sambil main
game, dia sudah kecanduan game parah.
Jadi seperti ini ril...
***
BOBI

46
Ini adalah hari pertamaku tidak mengobrol dengan rilo, aku tak
tahu apakah dia sudah dapat hidayah namun yang pasti dia
tampaknya merencanakan sesuatu untuk dirinya.
“eh bob, tumben kewarnet lagi”. Ucap komeng, operator
warnet tempat biasa aku bermain.
“iya nih, aku sama rilo lagi ada gangguan meng”. Ucapku
“gangguan gimana maksudmu?”.
“ya gitu deh, masalah pribadinya. Jadi aku gak bisa
kerumahnya nih”. Ucapku lalu dudk didepan salah satu dari
banyaknya komputer diwarnet ini
“oh gitu, yaudah main berapa jam?”.
“ dua jam aja deh”.
Aku selalu begitu jika sudah kewarnet, aku akan main dua jam
terlebih dahulu. Namun jika aku masih kurang puas aku bisa
main sampai lima atau 6 jam lebih tergantung moodku.
Tapi sekarang aku jarang ke warnet setelah mengenal rilo. Aku
jadi sering bermain ke rumah rilo bukan ke warnet lagi dan
berubahlah panggilanku dari anak warnet menjadi anak
rumahan.
“eh bobi ya?”. Tanya salah satu cewek yang bermain
disebelahku.
“iya, kok tahu”. Jawabku heran
“ helena, teman smpmu”,
“kamu helena temanku main diwarnet dulu smp?”.
“iya bob ini aku, wah rambutmu makin keren bob”. Ucap
helena lalu ketawa.
Helena adalah teman smpku, rumahnya tidak jauh dari
rumahku hanya berjarak 5 rumahlah. dia adalah cewek yang
selalu suka dengan gaya rambutku kribo seperti ini, entah
47
kenapa aku tidak tahu alasannya dia menyukai rambutku.
Padahal seluruh murid di smpku bahkan guru guruku mau
muntah melihat rambutku lama-lama.
Helena juga cinta pertamaku yang tidak tersampaikan, aku
menyukainya karena wajahnya yang kecinaan dengan mata
sipit dan kulit putih mulus khas orang cina pada umumnya.
Sebelum aku menyampaikan perasaanku yang terdalam ke
helena, dia menghilang. Dia pindah ke kota lain tanpa
memberitahuku. aku sedih waktu itu dan aku merasa bosan
karena tidak memiliki teman lagi selain helena.
Sekarang dia kembali dengan penampilannya yang lebih
dewasa dan jauh lebih berbeda sampai-sampai aku tidak
mengenalnya.
“kamu pindah kok gak bilang-bilang hel?”.
“iya maaf bob, waktu itu pindahannya tiba-tiba gitu jadi aku
gak sempat bilang kamu”.
“aku rindu hel”. Ucapku lalu ketawa
“aku nyari kamu dari kemarin bob. Kemarin gak ada kemana?
Sakit? Tugas banyak ya?”. Ucap helena
“nggak, aku udah jarang kewarnet hel, tadi bosan dirumah jadi
kesini deh”.
“kenapa bob?”. Tanya helena
“karena gak ada kamu”. Kataku
“bisa aja bob”. Kata helena sambil tersenyum
“kamu tumben kesini hel, pindahan lagi?”. Ucapku ke helena
“iya bob, kemarin kebetulan papaku ada urusan disini jadi aku
ngikut”. Ucap helena
“oh kapan pulang?”.
“besok pagi bob, aku hanya sebentar disini”. Jawab helena

48
Hari ini aku seperti tinggal diwarnet, delapan jam kuhabiskan
bersama helena diwarnet. Diwarnet kami tidak hanya bermain
game tapi mengobrol kesibukan kami masing-masing.
“pulang yuk bob udah malam”. Ucap helena karena sudah dari
siang disini dan aku dari pulang sekolah langsung kesini
“oh iya, kamu nginap dimana hel?”. Ucapku sambil berjalan
keluar dari warnet
“dihotel gak jauh dari sini bob”.
“mau aku antarin hel?”. Tanyaku
“yaudah gak apa-apa kalau gak keberatan sih bob”.
“yuk jalan aja hel, aku nggak bawa motor soalnya.
Rilo benar, tidak berteman dengannya dua minggu tidak juga
membosankan. Setidaknya baru sehari tidak bertemu rilo, aku
bertemu helena. Bagaiman jadinya aku sekarang jika dirumah
rilo, maka aku tidak akan bertemu dengannya.
“eh bob, kamu makin ganteng deh gak seperti waktu smp bego
banget”. Ucap helena
“emang sih banyak orang bilang begitu”. Ucapku dengan
percaya diri
“tapi bob kamu makin ganteng kalau kamu hilangin kribo
kamu bob, mungkin cewek-cewek akan lebih tertarik”. Ucap
helena
“oh gitu ya, tapi sayang hel gak pernah dipotong”.
“kamu bob gak pernah berubah dari dulu kalau soal rambut,
kamu pilih rambut nampaknya daripada cewek cewek yang
suka sama kamu”.
“emangnya ada yang suka sama aku ya hel, kok aku gak
sadar”.
“menurutmu??”.

49
“Menurutku yang suka sama aku itu kamu hel”. Kalimat itu
muncul dalam hatiku
“sudah sampai bob, terima kasih ya”. Ucap helena
“iya hel sama sama, aku pulang dulu ya udah malam soalnya”.
Ucapku
“bentar bob, boleh minta kontak kamu gak?”.
“iya boleh hel”.
“makasih bob, sampai jumpa lagi”. Kata helena kemudian
pergi masuk kedalam hotel.
Hari ini aku sangat senang, bertemu helena diwarnet tidak
kusangka-sangka walaupun hanya sehari tapi ini membuatku
bahagia.
Beberapa hari setelah bertemu helena dan mendapatkan
kontaknya, aku jadi sering bermain handphone. Kami sering
bicara lewat telpon jika sudah malam setelah belajar.
Perubahan yang tidak kurasakan berkat helena, aku lebih giat
belajar, aku lebih serius dalam sekolah dan semenjak itu aku
tidak pernah tidak mengerjakan pr,pasti selalu kukerjakan.
Sekarang aku belajar menjadi lebih semangat karena ada
helena dibaliknya.

***

Seminggu kemudian aku dan helena masih saling berinteraksi,


namun lebih jarang karena kesibukan sekolah kami masing-
masing.
Aku senang tapi aku merasa juga jenuh dengan kegiatanku
yang begitu aja. Aku lihat rilo, dia menjalani sekolah sangat
semangat. Aku tahu dibalik semangatnya pasti ada airin
dibelakangnya, begitu juga aku ada helena.
50
“bob tumben gak main sama rilo, biasanya seperti orang
pacaran”. Ucap deri disebelahku sambil makan bakso.
“nggak sih, dia gak mau diganggu katanya”.
Aku dan deri yang asyik makan bakso dikantin heran dengan
apa yang dilakukan jumi. Jumi terlihat antusias melihat
catatan-catatan lama tentang sekolahku.
“jum, baca apa sih?”. Kataku heran ke jumi.
“kalian tau gak, kalau sekolah ini ada hantunya”. Ucap jumi
dengan muka datar
“soktau kamu jum”. Kata deri
“beneran der, coba deh kamu baca yang ini”.
“Seorang wanita ditemukan tak bernyawa disekolahnya, tidak
diketahui sampai sekarang siapa pelaku dibalik tewasnya
wanita ini”.
“catatan ini udah disimpan 20tahun yang lalu dan sampai
sekarang belum ditemukan pelakunya”. Ucap jumi
“iya bener, ini sekolah kita”. Ucapku melihat gambar yang ada
di catatan milik sekolah
“der,bob gimana kalau kita yang menemukan pelakunya?”.
Ucap jumi
“hah, emang kamu berani lagipula ini udah lama jum”. Ucapku
“tapi bener juga kata jumi bob, lebih baik kita ungkap
pelakunya”. Ucap deri
“yaudah sih kalau kalian semua berani”. Ucapku dengan sangat
terpaksa

Hari itu juga kami mulai ke perpustakaan mencari informasi


yang lebih teliti lagi mengenai meninggalnya seorang wanita
itu. Kami mengecek satu persatu buku sampai akhirnya aku
menemukan yang aneh didalam buku tahunan. Sebuah foto
51
perempuan dengan perawakan kurus,putih,rambut lurus diberi
tanda silang pada fotonya.
“ini apaan ya?”. Tanyaku
“ini pasti korbannya bob, aku yakin pasti dia”. Ucap jumi
mengeluarkan argumen, begitu juga deri mengeluarkan
argumen yang sama.
Aku saat itu juga bersama deri dan jumi membentuk ekskul
baru yaitu pemburu hantu, namun ekskul ini hanya kami yang
tahu. Tapi ada seorang yang tampaknya menguping
pembicaraan kami yaitu rilo, dia tahu kami membuat ekskul ini
tapi dia tutup mulut.
“nah sekarang kita cari informasi-informasi lain yang baru”.
Ucapku sambil membuka buku buku tentang sekolah
Hari ini kami dapat banyak informasi mengenai kematian
wanita itu dua puluh tahun yang lalu. Tapi kami dusir oleh
penjaga perpustakaan karena sudah terlalu lama di
perpustakaan. Sudah waktunya masuk jam pelajaran, aku yang
diusir saat itu mencuri salah satu kertas yang isinya belum
sempat kubaca tapi ini sangat penting untukku.

***

Malam ini aku dan kedua temanku akan kesekolahan untuk


mengungkapkan fakta-fakta pada koran.
“Jadi gimana bob udah ketemu informasi lain?”. Ucap jumi.
“nah beruntung banget nih, aku dapat informasi bahwa pelaku
meninggalkan sesuatu ditubuh korban. Yaitu sebuah cincin
biasa berwarna putih diatas tubuh korban, ada gambarnya lgi”.
Ucapku

52
“hah kayaknya aku tadi melihat foto-foto di perpus, aku ada
melihat cincin seperti ini dipakai oleh guru laki laki yang tak
kukenal”. Ucap deri
“hah, seriusan kamu?”. Ucap jumi
“besok kita pastikan lagi diperpustakaan”. Ucap deri
Esoknya diperpustakaan kami mencari foto-foto dibuku buku
tentang sekolahan. Tak lama kemudian deri menemukan satu
foto yang mungkin dilihatnya kemarin. Fotonya berdebu dan
sudah agak tidak terlihat foto-fotnya.
“Ini dia, lihat cincinnya sama gak?.” Dan ternyata benar sekali,
cincinnya sama dengan yang dipakai oleh orang ini.
“Bentar deh ini mukanya mirip mantan kepala sekolah ya”.
Ucapku, aku teringat foto-foto kepala sekolah yang kemarin
kulihat dan akupun mengambil kembali foto tersebut dan
kucocokkan benar benar sama persis mukanya walaupun
fotonya sudah agak tidak jelas.
“oh iya, bener ini. Berarti pembunuh yang sebenarnya adalah
mantan kepala sekolah yang bernama pak burhan”. Ucap jumi
“nah selesai pengungkapan misteri tewasnya pembunuh ini”.
Ucapku
“iya gila, 20tahun gak ada yang tahu siapa pembunuhnya.
Mungkin gara-gara foto yang tak terlihat oleh orang yang
menyelidiki”.
Kasus pertama kami selesai dengan mudahnya, pelaku yang
sebenarnya adalah pak burhan mantan kepala sekolah. Ini
merupakan pencapaian terhebat kami karena dalam waktu yang
singkat selesai sudah pembunuhan ini.
Oke jumi,deri sepertinya kita harus memberitahu ketua osis
deh supaya ekskul ini bisa jadi ekskul resmi dan banyak yang
gabung.

53
“ide bagus bob, minggu depan deh kita rapat lagi mengenai
eskul ini dan ingat untuk semuanya. Dan ingat kasus pertama
kita hanya kita yang tahu dan kita yang tahu pembunuhnya.”
“iya sih, percuma juga kita sebarkan pasti gak ada yang tahu
karena sudah terlalu lama dan pak burhan juga sudah
meninggal jadi gak perlu dibeberkanlah kasus pertama kita”.
Hari ini selepas mengobrol banyak dengan jumi dan deri
akhirnya kami menemukan kelanjutan untuk eskul pemburu
hantu. Dan yangk kuharap eskul pemburu hantu bukan eskul
yang salah dipahami orang untuk menangkap hantu tapi
mengungkap misteri dan kejadian aneh yang ada disekitar
kami.
Hari ini juga adalah hari ke lima belas, artinya aku kelewatan
satu hari. Tadi malam aku tidak sempat menemui rilo karena
kesekolahan dan nanti sore aku akan pergi kebandara untuk
mengantar james dan kak ulfa pulang ke australia.

54
BAB 6. JALANKU DAN BOBI

Aku bosan dan merasa jenuh setiap hari harus belajar, aku
rindu mengepel lantai. Sebab satu bulan terakhir aku tidak
pernah dihukum guru. Apakah ini kecanduan dihukum? Atau
sudah menjadi kebiasaanku. Masa bodo
“ril, nanti jangan sampai lupa pulang sekolah kita belajar
matematika ya?”. Ucap airin
“iya rin”. Ucapku lesu
aku sering sekali letih setiap hari karena aku belajar terlalu
keras. Belajar dengan airin sekarang juga tidak semangat
karena aku tahu tidak ada perubahan hubunganku pada airin
selain belajar.
Apalagi setelah aku tahu dia punya hubungan spesial dengan
junet, pria paling tampan disekolah ini. Ini membuatku hampir
patah semangat untuk belajar lagi dengan airin, karena apa
yang ingin kudapatkan sudah tidak ada.
“ngapa ril?”. Ucap bobi sambil melahap bakso dikantin
“ngantuk bob, semalam ngerjain pr gak selesai selesai”.
“pr apa, bukannya nggak ada pr”. Ucap bobi
“bukan dari guru tapi dari airin tuh”.
“ngapain sih masih belajar sama dia, habisin waktu aja ril
mending kita main fortnite(game) iya gak”.

55
“ah otak game”. Aku lalu pegi meninggalkan bobi seorang
dikantin
Aku berpikir berulang-ulang setelah bobi mengatakannya
padaku. Kenapa aku harus belajar pada airin yang padahal
kulihat airin akhir akhir ini sering tidak serius mengajariku.
Ini semua gara-gara junet, dia sering menemani airin
mengajariku. Dia sering buat airin tidak fokus mengajariku.
Saat aku berjalan dengan muka konyol, setengah mengantuk
aku bertemu airin saat melewati koridor sekolah. Dia bersama
junet yang tampaknya ingin pacaran
“rin bisa bicara sebentar”. Ucapku pada airin. “ bisa pergi
sebentar jun, aku mau ngobrol berdua dengan airin
Aku lalu menuju ujung pagar sekolah yang tempatnya sepi
benar-benar tidak ada siapapun yang lewat.
“ada apa ril, tumben?”.
“aku mau kamu berhenti mengajariku”.
“hah, kamu mau berhenti. Kenapa?”.
“aku gak perlu bantuanmu lagi”. Ucapku dengan muka serius
“kamu gak bisa berhenti gitu aja, apa kata pak feri nanti”. Ucap
airin
“ pak feri gampang, ntar aku yang ngomong”.
“ oh yaudah, aku juga gak mau ngajarin kamu. Dasar manusia
aneh”.
Airin lalu pergi dengan santai seperti tidak ada beban sekali.
Aku heran dengannya, seperti menyepelekan amanat pak feri
dan dia anggap tidak penting. Ini pasti gara-gara disantet sama
junet nih.
“woy ngapain kamu disitu”. Saat aku marah-marah, ada murid
yang menoleh padaku dan mengira aku orang gila karena
marah-marah sendiri.
56
“orang gila, ngomong sendiri”. Murid yang melihatku lalu lari
dengan muka merasa jijik sementara aku hanya terdiam
bengong menatapnya.

***

“Bob gimana, aku bosan nih”. Kataku yang sedang baring.


“gimana apanya”. Ucap bobi sambil asyik dengan
handphonenya
Aku lihat bobi satu bulan terakhir seperti orang gila, ciri
cirinya mirip. Suka ketawa sendiri, suka ngomong sendiri, aneh
kalau bobi dengan handphonenya.
“eh bob gimana eskul pemburu hantumu disetujui atau tidak”.
“nggak jelas tuh eksul”. Ucap bobi
“yaudah kita bentuk eskul lain aja yang lebih keren, bukannya
aneh seperrti itu”.
“sembarangan aja kalau ngomong”. Ucap bobi lalu berjalan
menuju komputer
Aku tidak ada melihat perkembangan pada eskul pemburu
hantu milik bobi. Tapi kulihat sebulan terakhir bobi sudah
jarang berkomunikasi dengan deri dan jumi. Padahal niatku
yang ingin ku sampaikan pada bobi adalah aku ingin masuk
juga menjadi anggota pemburu hantu.
“ril liat deh, ada perlombaan fortnite(game) secara online nih”.
“hah, mana-mana”. Ucapku lalu bergegas dari baringku
menuju komputer
“gila, 500 juta untuk juara 1”.
“wih, kita ikutan bob lumayan hadiahnya”.
“tapikan kalau fortnite lima orang, kita Cuma berdua bob”.
Kataku pada bobi
57
“iya ya, waduh gimana nih”. Bobi berpikir sejenak
“coba bob, kita lihat info perlombaannya dulu”.
Info pendaftaran perlombaan sampai tiga mingu kedepan,
adapun syarat untuk pendaftaran adalah, memiliki tim dengan
jumlah 5 orang per tim, uang pendaftaran 500.000, online
tepat waktu sesuai jadwal pertandingan.
“bob masih satu bulan lagi sih liat deh”. Sambil menunjuk
layar komputer
“iya nih, kita harus cari tiga orang lagi ril”.
“ kita cari disekolah aja”. Ucapku
Aku hari itu sedang semangat-semangatnya ingin membentuk
tim untuk mengikuti perlombaan ini. Aku dan bobi sangat
antusias.
Kami berburu uang, bukan lagi berburu hantu. Dalam hatiku

***
Satu mingu belakangan ini setelah tahu adanya perlombaan
game online aku dan bobi dengan cepat mencari orang. Kami
sedang giat-giatnya mencari manusia berbakat didunia game.
Pertama kami meminta izin untuk meminjam lab komputer dan
mengetes para calon tim yang bakalan memperkuat tim ini.
Karena kasian atau prihatin akhirnya guru mengizinkan kami
untuk menggunakan lab- komputer.
Setelah mendapatkan izin aku dan bobi mulai menyebarkan
poster dan masuk satu per satu kelas untuk memberitahu.
Jumlah peminat setiap hari bertambah dan terus bertambah.
Mungkin itu hanya mimpi.
Di lab-komputer tidak ada satu orang pun yang datang untuk
mendaftar untuk menjadi anggota di tim ini.
58
“bob, kamu udah tempel posternya kan?”. Ucapku sambil
melihat bobi yang sedang memperhatikan komputer.
“udah kok”. Ucap bobi tanpa menoleh
“tapi kok gak ada yang daftar ya, apa ada yang salah dengan
posternya ya”.
“udahlah, positif thinking aja”. Ucap bobi
Tiga hari tiga jam tiga menit tiga detik datanglah seorang
perempuan datang ke lab-komputer dengan poster yang
dipegang ditangannya.
“maaf, saya mau ikut perlombaan ini. Boleh saya gabung”.
Ucap wanita tersebut ke arahku
“helena!”. Teriak bobi
“bobi”. Ucap helena
“Kamu udah kenal bob? Kok gak kasih tahu sih”. Ucapku
“ini temanku waktu diwarnet ril”. Ucap bobi
“bob kita ketemu lagi hehe”. Ucap helena
“kok kamu bisa masuk sini, pakai seragam sekolah sini lagi.
Kamu lagi ngapain?”.

***

“Yaudah kita tinggal mencari dua anggota lagi sebelum


memulai latihan pertama kita kurang lebih dua minggu lagi”.
Ucap bobi serius
Beberapa hari yang lalu helena ikut menjadi bagian anggota
tim kami, aku tidak tahu baru pertama kali melihatnya. Helena
bilang dia pindahan karena papanya dipindahkan tugas.
Bobi bilang helena adalah teman waktu smp sekaligus teman
dia biasa diwarnet. Awalnya aku tidak percaya pada bobi, masa
cewek cantik di warnet yang banyak laki-lakinya kan gak
59
mungkin. Tapi setelah kulihat skill dari helena bermain fortnite
aku mulai mempercayainya kalau helena anak warnet.
Sekarang aku, bobi dan helena setiap waktu istirahat jam
pelajaran kami pasti ke lab komputer untuk menunggu calon
anggota yang kurang dua orang tadi.
Setelah helena ikut gabung di tim ini juga banyak yang ikut
penndaftaran menjadi anggota tim kami sampai-sampai harus
berdesakan. Dan setelah gabungnya helena aku mulai merasa
hawa keberuntungan.
“namamu siapa?”. Tanyaku pada calon anggota tim ke 99
“billy bang”.
“baiklah sekarang kamu duduk di kompter sebelah helena, biar
dia yang mengetesmu”.
Dia lalu bergegas mendekati helena, namun bukannya dites
malahan helena digoda oleh billy yang seperti cacing tanah
menggeliat tak karuan. Badannya gemetar bertatapan dengan
helena. Aku hanya bisa geleng-geleng melihat peserta dengan
kelakuan seperti itu
“bob gimana menurutmu? Kira kira dari 121 peserta ada yang
cocok gabung tim ini gak”.
“udah ketemu ril kayaknya dua orang ini cocok gabung tim
ini”. Ucap bobi melihat kertas dengan berisikan nama-nama
calon.
Tak lama berbincang dengan bobi pintu terbuka oleh pak feri.
“sudah selesai rilo? Kalau sudah kalian boleh keluar dan
jangan gunakan lab ini lagi mengerti!”. Ucap pak feri yang
langsung pergi
Kalau kalian tahu dialah guru lab komputer disekolah ini. Aku
yang pada waktu itu untuk meminjam lab komputer sangat sulit
untuk membujuknya meminjamkan lab komputernya kekami.

60
Guru matematika, guru lab- komputer sekaligus spesialis
rambut. Anak laki laki disekolah ini takut sekali mencari
masalah dengan guru ini bahkan junet sekalipun.
Dia selalu menggunting rambut murid disekolah sampai tidak
ada yang berani berbicara maupun ketemu dia. Mungkin bisa
disimpulkan hanya akulah yang berani menemuinya. Aku tidak
tahu sudah berapa kali rambutku digunting tapi yang jelas ini
sudah sering terjadi padaku.
“hel, matikan komputernya kita keluar sekarang”. Ucap bobi
“iya bob”. Jawab helena
Di persimpangan kami berlainan arah, aku dan bobi kekanan
sedangkan helena kekiri karena kami beda kelas. Aku terus
berpikir kenapa setiap ada helena bobi selalu perhatian pada
helena atau itu hanya sekedar teman saja.
“bob kamu suka ya sama helena?”. Ucapku pada bobi yan
berjalan disampingku
“apaan, nggak”. Jawab bobi meragukan
“masa?”.
“iyalah diakan temanku dari smp ril”. Ucap bobi
“gak percaya”.
“ini bob aku udah memikirkan nama-nama yang bakalan jadi
anggota kita nih”. Ucap bobi mengalihkan pembicaraan
“emangnya siapa sih bob”.
“ntar deh aku kasih thu pulang sekolah dirumahmu”.
“yaudah”.

***

61
KAMAR RILO

“Jadi gimana bob siapa aja orangnya? Tanyaku


“bentar kayaknya kita harus panggil helena dulu deh biar dia
juga tahu”. Ucap bobi
“sebenarnya bobi hanya ingin dekat dengan helena tapi ya
sudahlah aku tidak mau ikut campur urusannya”. Ucapku
dalam hati
“Halo hel?”.
“ya kenapa?
“bisa kerumah rilo sekarang gak, penting soalnya”.
“sepuluh menit lagi kami sampai”. Telpon lalu ditutup
Sepuluh menit menunggu akhirnya sampai juga helena
kerumahku. Kami berkumpul membentuk lingkaran lalu
berdiskusi.
“baiklah, ini aku punya namanya, kalau tidak setuju bisa
angkat tangan”. Ucap bobi
“aku memilih fad dan ray untuk menjadi anggota kita, apa
punya saran berbeda?” ucap bobi
“gimana hel menurutmu, kalau aku setuju saja?”.ucapku
“baik aku setuju dan aku kira mereka bermain juga cukup
bagus saat kulihat”. Ucap helena
“kalau begitu kita sepakat dengan anggota baru untuk memilih
fad dan ray, diskusi selesai”. Ucap bobi
“oh iya ril, besok jangan lupa kabari fad dan ray untuk
berdiskusi disekolah, kita akan mencari tempat berdiskusi dan
kita akan mencari leader untuk tim ini sekaligus posisi masing”
pemain”.

62
“iya bob”. Ucapku. Aku jadi heran pada bobi kenapa tiba-tiba
dia jadi tegas dan sok jadi pemimpin seperti ini, apakah ini gara
gara ada helena? Sudahlah bukan urusanku

63
BAB 7. TIM DAN PERLOMBAAN

“ril, kamu ngapain pakai pakai bh”. Ucapan bobi membuatku


terkejut, dia tiba tiba sudah berada didalam kamarku.
“ah,nggak”. Jawabku gugup lalu melemparkan bh itu dan
memasan bajuku
“kamu masih waras kan ril, kok pakai bh”.
“nggak Cuma mau tahu rasanya aja”. Ucapku nyengir pada
bobi
“aneh”. Ucap bobi tegas
“bob gimana udah bisa gak kita latihan”. Ucapku pada bobi
yang sedang memainkan komputer
“hmm.. ntar deh nunggu anak-anak datang”.
“oh iya, kita latihan dimana nanti?”.tanyaku
Sebenarnya aku kepikiran ini sebelum jauh mencari anggota,
kalau dirumahku tidak mungkin karena komputerku hanya
satu. Kan tidak mungkin satu komputer yang main langsung 5
orang.
“ntar deh ril, mending lanjutin pakai bh aja sana”. Ucap bobi
masih fokus pada layar kompter
“kutumu tuh kasih makan dulu”. Aku bergegas kelantai bawah
ambil minuman
64
TOKTOK!!!
Aku tersedak saat asyik-asyiknya minuman dikejutkan suara
ketukan pintu yang sangat kuat, ini bukan lagi mengetok tapi
mau menghancurkan pintu rumahku.
“woy hancur pintu rumahku woy”. Teriakku dari dalam rumah
sembari melihay siapa diluar
“buka ril!”. Ucap seorang laki laki dari luar
“fad? Sendirian?”. Ucapku ternyata yang mengetuk adalah fad.
“gila kamu ril, aku udah setengah jam ngetuk pintu rumah
kamu tapi tidak ada satupun yang sahutin”. Ucap fad marah
“maaf bro, soalnya aku di kamar nggak kedengaran mungkin”.
Ucapku
Tiba tiba keluarlah dari mobil fad yang terpakir didepan
rumahku dan yang turun adalah pria berbaju merah dan wanita
tertutup jaket abu-abunya.
“ray, helena juga udah datang”. Ucapku
‘iya ril tadi kami sama-sama kesini”. Ucap ray
Aaaa!!!. Teriak helena yang membuatku terkejut
“ada apa hel”. Tanya ray kaget
“rilo celanamu mana?”. Ucap helena sambil menutupi kedua
matanya dengan tangan
“maaf aku lupa pakai celana, ayo kalian masuk aku duluan”.
Ucapku lalu bergegas dengan cepat kembali kekamar
Tampaknya aku lupa tadi belum memasang celana karena
kehausan. Sialan, aku malu besar sekarang.

DIRUANG TAMU

“siapa yang akan jadi pemimpin di tim ini”. Ucap fad

65
“siapa yang mau aja deh”. Ucap ray sembari meminum jus
jeruk yang dipegangnya
“gimana hel?”. Tanyaku
“terserah kalian yang penting jangan aku”. Ucap helena yang
masih asyik dengan hpnya
“biar aku saja”. Suara itu membuat kami semua menoleh
padanya, dan benar itu adalah suara bobi dengan tampang
serius.
“terserah sih yang penting semua setuju”. Ucapku
“kamu aja bob”. Serempak helena fad dan ray
“terus bob, kamu belum jawab pertanyaanku. Kita mau latihan
gimana?”.
“di warnet aja”. Jawab helena
“gak ah diwarnet,malas” ucap ray
“kita latihannya di rumah rilo aja”. Sahut bobi
“tapi kan komputernya Cuma satu bob.” bantahku
“dasar otak udang kamu ril”. Ucap bobi
“jangan sembarangan bob, nilai disekolahan tinggian mana
hah?”. Jawabku pada bobi
“gini, sekarang teknologi udah maju. Kita main game bukan
dari komputer aja kan”.
“terus kita main pakai apa”. Tanya helena
“laptop”. Jawab bobi
“masing-masing pasti punya laptopkan, jadi kita hanya bawa
laptop kerumah rilo terus kita main sama-sama, gimana?”.
Ucapku
“ide bagus bob”. Ucap fad
“jadi mulai besok kita kumpul setiap jam 7 malam dirumah rilo
dan membawa masing-masing laptop”. Ucap bobi yang

66
membuatku semakin bingung kenapa anak ini tiba tiba jadi bisa
bijak seperti ini
Hari ini ada yang aneh dirumahku, tanpa sengaja saat aku mau
melintasi toilet aku mendengar suara helena dan bobi saling
bercakapan. aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena
mereka pelan sekali saat berbicara dan aku hanya bisa
mengintip wajah bobi dan helena yang aneh.
Kejadian konyol juga terjadi hari ini selain dihukum disekolah,
bobi dan helena. Yaitu fad dan ray mentertawakanku karena
mereka melihat bh dikamarku. Mereka habis-habisan
mentertawakanku, mereka semakin yakin bahwa aku memang
seorang bencong karena diketahui memiliki bh.
“pantasan disekolah anak-anak bilang banci ke rilo ternyata
memang simpan bh dikamar”. Ucap fad dan ray yang
kemudian disambung dengan ketawa keras didalam kamarku.
Mereka lalu membongkar lemariku dan mencari lagi yang
aneh-aneh selain bh yang tergeletak dilantai.
“ini apaan ril?”. Ucap ray sambil memegang celana dalam
berwarna pink dengan motif bunga
“itu punya ka..”.
“gila, doyan kamu ril. Mending periksa kedokter deh.”. sahut
fad yang memotong omonganku
Aku hanya menggaruk kepala sambil diam kaku saat mereka
membongkar yang aneh-aneh dikamarku. Mereka tertawa
sangat puas
“ril kami pulang dulu”. Ucap fad
“iya”. Jawabku dengan muka konyol
“ril jangan suka sama aku ya, aku ntar jijik sama kamu”. Ucap
ray lalu pergi dengan tertawa terbahak-bahak

67
Semua memang begitu setiap tamu-tamu yang datang
kerumahku. Mereka bilang aku aneh menyimpan bh dan celana
dalam wanita, aku ingin bilang bahawa itu bukan punyaku tapi
hadiah dari pacar kakakku waktu sma yang disembunyikan
dilemariku karena tidak mau diketahui ayahku.
Ampasnya malahan kena aku, aku dikatakan bencong saat
temanku datang kerumah dan kekamarku, dia tak sengaja
melihat bh dan celana dalam saat iseng membuka lemari
bajuku.
Semua terasa aneh buat orang orang diluar sana yang sering
mencaci makiku, tapi aku hanya sabar dan tidak membalasnya.
Aku sudah di ajarkan oleh ayahku sikap sabar dan menahan
emosi. Terkadang saat aku dicaci maki, emosiku yang
membara seketika hilang karena amanat dan nasihat dari
ayahku. Dia selalu meyakinkanku saat aku sudah mulai
terpuruk.
karena untuk memutuskan suatu hal perlu kebijakan
dalam memutuskan sebelum menyesal.
ini adalah ucapan ayahku yang masih aku ingat waktu aku
masih sd, saat itu aku dibully namun kemudian ayah
meyakinkanku dengan bermacam-macam perkataan bijaknya.
Sampai sekarang aku masih bisa menerima ejekan dari
siapapun, aku membalasnya dengan senyuman ataupun cuekan
dariku. Aku tidak mau menambah masalah hanya untuk
memutuskan suatu hal yang salah pada mereka.
“sudah ril, kamu harus kuat. Ayah juga begini dulu”. Ucapan
ayahku yang masih kuingat beberapa tahun yang lalu
“manusia tidak akan terlepas dari kejahatan walau sekecil
apapun kita harus kuat dan bisa menerimanya.” Ucap ayahku
“bagaimana ayah bisa kuat sampai sekarang?”. Tanyaku polos
saat itu yang masih kecil
68
“ayah mengikuti prinsip, ayah selalu sabar dan tidak pernah
membalas kejahatan sesiapapun”.
Air mataku jatuh saat mengingat saat kecil aku sering dibully
di sekolah, aku yang masih tak tahu di ejek habis-habisan oleh
temanku.
Aku tidak pernah melupakan itu semua, aku hanya perlu
menerimanya dalam hati dan tak perlu memikirkannya lagi.
Toh aku sudah punya jalan kehidupan terbaikku.

***
“bob semua registrasi pendaftaran udah beres kan”. Tanyaku
disebelah bobi
“udah siap, perlombaan tinggal satu minggu lagi dan kita harus
segera mempersiapkannya”. Ucap bobi semangat
“kalau kita juara, kita terkenal gak ya bob? Apa kita dikagumi
disekolah ya”. Aku masih mengingat impianku walau sedikit
demi sedikit menghilang
“itu udah gak penting”. Ucap bobi dingin
Aku hanya diam melihat kelakuan bobi semakin berubah, dulu
saja paling gilanya mencari cara dikagumi tapi sekarang malah
tidak peduli lagi.

GRUP WHATSAPP

BOBI : Kumpul dirumah rilo sekarang, bawa


laptop dan tidak ada yang telat
FAD : Maaf agak telat ketua, aku ada tugas kelompok
RAY : Aku dan helena segera berangkat

69
BOBI : Ditunggu kehadirannya !
RILO : ray titip nasi goreng, dirumah gak ada apa-apa nih
RAY : Pedas apa enggak?
Karena aku seorang lelaki dan tidak ingin dianggap bencong
lagi dan dengan sombongnya
RILO : yang paling pedas aja
RAY : Oke
Tak lama datanglah sebuah mobil silver didepan rumah, yang
ternyata si ray dan helena didalamnya. Kulihat saat ray dan
helena satu mobil muka bobi sangat tidak enak, sepertinya dia
cemburu. Selang beberapa menit datang juga fad dengan mobil
merahnya, tim ini sangat kaya.
“oke semuanya kita gunakan strategi kemarin untuk menghalau
musuh masuk zona kita, helena dan fad yang akan memancing
musuh sedangkan rilo dan ray akan membunuhnya dari
belakang dan aku menjaga jarak pada kalian untuk melihat
musuh pada zona yang lebih jauh.”. ucap bobi panjang lebar
sementara aku masih menahan pedas setelah makan nasi
goreng.
Semua kelihatan bersemangat latihan, heboh, seru, lucu bahkan
saling menyalahkan ada pada tim ini. Untung saja ibu rilo
sedang keluar kota dan ayahnya sedang bertugas jadi tidak ada
yang terganggu selain pembantu dirumahku yang dari tadi
kebisingan dengan suara kami
Persiapan kami sudah hampir rampung, semua heboh
mempersiapkan semua. Latihan kami teruskan dan kami
maksimalkan mungkin. Bobi ternyata memilih fad dan ray
karena ada alasan yang logis, sebab saat kulihat fad dan ray
bermain mereka sangat bagus sekali. Fad dan ray juga rekan
tim saat ada perlombaan dulu sebelum mereka pensiun dari
dunia game.
70
Mental kami sudah kuat, kami hanya tinggal menunggu hari
perlombaan. Aku dengan percaya diri yang tinggi untuk jadi
juara dan membuktikan pada pak feri bahwa aku dan bobi
benar membuat ekskul untuk murid yang menyukai game.
Aku ingin lihat pak feri bangga padaku karena telah membawa
dampak yang baik pada murid lain agar tidak bolos sekolah
karena kewarnet melainkan mereka bisa bermain game
disekolah. Soal impian untuk dikagumi cewek-cewek juga
sudah mulai besar dikepalaku. Aku mengingat airin yang
sekarang ntah apa kabarnya pada junet. Yang pasti aku masih
menyukainya walau tersakiti.
***

Besok adalah hari perlombaan, aku kepikiran untuk memberi


tahu airin untuk menonton pertandingan ini. aku ingin chatan
dengan airin, tapi aku tidak yakin ingin mengobrol dengannya
jadi aku buatkan surat saja tanpa nama.

To : Airin
Halo airin, apa kabar? Semoga baik seperti yang kuharapkan.
Aku hanya ingin memberitahu sedikit informasi mohon dibaca
sampai selesai. Besok hari minggu timku akan bertanding
game online nih, nonton ya. Dukung aku dan timku lewat
youtube, live streaming aja rin hehe :v.
FROM ME : RILO

Aku kemudian mencari sebuah amplop putih dan kumasukkan


saja surat tersebut tanpa memberi nama diamplopnya jadi dia

71
tidak akan tahu siapa pengirim dan akan tahu setelah menonton
di tv.

***
Baiklah permirsa pencinta game online, kita kembali kepada
pertandingan selanjutnya pada siang hari ini. saya ucapkan
selamat datang pada penonton live streaming yang telah setia
menonton.. doakan terus tim kesayangan anda.
“kita bisa kita harus bisa, siapkan mental kalian semua”. Ujar
bobi memberi semangat
“fad kau bisa, jangan gugup terus kita bermain santai saja”.
Ucap ray
“aku gugup nih gilaa liat perlombaannya”. Gugup ray
menjawab
“udah kita pasti bisa, tos dulu”. Ucap bobi
Ketegangan yang terjadi didalam rumah rilo, semua sudah siap
pada masing masing, baik laptop maupun signal yang baik
sudah tersedia.
Pertandingan demi pertaandingan terlewati, satu per satu tim
tersingkirkan dan terkalahkan. Bayangkan dari ribuan tim yang
terdaftar kami melewatinya dengan catatan yang cukup baik.
Kami merasakan ketegangan walaupun ini perlombaan secara
online tapi ketegangan tetap tidak bisa dihindar.
Beberapa hari kemudian kami sudah memasuki babak secara
semi final karena menang dramatis diperempat final melawan
wakil dari kalimantan yaitu tim dmn gaming.
Disemi final timku yaitu tim rumahan vs tim youngman dan
semi final yang lainnya mempertemukan tim eagle vs tim x-
bow.

72
Dibalik itu semua ada yang aneh, benar saja. Nama timku yang
dirasa agak sedikit aneh karena namanya rumahan. Ini
merupakan ide ketua kami si bobi, dia yang mengusulkan
sesuai dengan pribadi kami dan latihan kami dirumah jadi tim
ini dinamakan tim rumahan.
Semi final berlangsung seru antara timku dan tim youngman,
jaringan sempat hilang karena petir dan hujan terus menerus
dirumahku namun untung hanya sebentar.
Beberapa lama bertanding akhirnya timku bisa mengalahkan
tim youngman yang mempunyai rekor tak terkalahkan tersebut.
Timku menang tipis berkat pahlawan perempuan kami helena.
“oke kita masuk final, 500 juta didepan mata”. Ucap bobi
“iya bob, aku udah gak sabar”. Sahutku
“kita harus latihan keras malam ini karena besok kita melawan
tim x-bow nih”. Ucap helena
“yuk mulai latihan lagi”. Ucap ray
Tak ada permasalahan selama latihan berlangsung malam ini.
semua berjalan sesuai rencana dengan mencari strategi baru
supaya tidak ketebak oleh lawan. Kami selesaikan latihan
pukul 10 malam setelah latihan dengan maksimal.
“hel kamu pulang sama siapa?”. Ucap ray sambil merapikan
laptopnya
“gaktau, sendiri kayaknya”. Jawab helena
“sama aku aja yuk”.
“boleh ray”. Kata helan sambil senyum kearah ray
Bobi yang melihat mereka pulang berdua langsung mulai tidak
suka melihatnya. Bobi lalu mendekati ray setelah helena keluar
dari rumah rilo menunggu ray merapikan laptopnya
“ray biar aku aja yang antar helena, kamu bisa pulang sendiri”.
Ucap bobi dingin
73
“rumah kamu dekat bob, mendingan aku aja”. Kata ray tak mau
mengalah begitu saja
“kamu pulang saja ray aku bisa dan aku tidak keberatan”.
“apaan sih kan aku duluan”.ucap ray yang mulai
mengencangkan suaranya
“ga bisa, helena itu teman aku dari dulu. Aku takut dia kenapa
kenapa”. Ucap bobi
“kamu suka bob sama helena?”. Ray tersenyum sinis
“dia temanku, aku takut dia kenapa napa kalau sama kamu
ray”. Teriak bobi dengan muka amarah. Malam yang tenang
jadi gaduh, aku jadi kaget mendengarnya
“ngeles aja bob, mukamu gak bisa berbohong” ray memancing
emosi bobi
BUKK! Tinjuan mengenai muka ray
ANJING!! Ray kemudian melayangkan tinjuan kemuka bobi
dan bobi seketika terjatuh
Perkelahian tidak terelakkan namun helena dan fad yang
menunggu diluar serta aku yang baru keluar dari dapur datang
ke sumber suara kegaduhan.
Woy berhenti brengsek!. Kata fad yang coba melerai.
Keduanya masih beringas untuk meninju satu sama lain. Aku
dan fad berusaha sekuat tenaga melerai.
Helena yang melihat perkelahian dan mendengarkan
pembicaraan dari tadi lalu pulang naik taxi karena tidak kuat
melihat mereka berkelahi gara-gara helena. Air berkeluaran
dari mata helena, dia menangis takut membayangkan
perlombaan besok.
Dirumah rilo, bobi dan ray masih ribut.
“apa sih yang kalian ributin”. Ucap fad tegas

74
“besok kita ada perlombaan ray,bob. Kenapa kalian jadi
berantem, kalian gak mikir apa? Udah gede tapi pikiran
bocah”. Ocehanku untuk keduanya
Bobi dan ray hanya terdiam lalu mengambil nafas yang masih
tersengal sengal. Entah apa yang dipikirkan bobi dan ray,
Cuma gara gara sepele mereka memberantakan perlombaan
dan kekompakan tim kami. Entah apa yang akan terjadi esok
hari. Aku pusing melihat mereka berdua.
“ril aku mau pulang dulu, mau muntah aku disini lama-lama”.
Ucap bobi yang sudah tenang lalu pergi meninggalkan
rumahku
Ray hanya terdiam dengan fad yang berusaha menenangkan
ray untuk tidak berkelahi lagi.
“ayo ray pulang gak enak sama tetangga ribut ribut udah
malam”. Uca fad yang menggotong ray kedalam mobil.
Aku bingung melihat tingkah bobi dan ray hari ini, perkelahian
mereka memusingkan otakku untuk persiapan besok. Apakah
mereka akan mau menjadi tim? Bermain sebagai tim?
Kompakkah mereka? Sialan, kepalaku pusing memikirkan
anak-anak bodoh tersebut.

75
BAB 8. MENANG ?

GRUP WHATSAPP

RILO : Kumpul sekarang dirumahku, cepat pertandingan udah


mau mulai
FAD : Ok, sebentar lagi aku datang ril.
RILO : ray dan bobi cepat datang, lupakan kejadian masalah
tadi malam. Kita final sekarang, kita bermain sebagai tim!
Percakapan terhenti, tidak ada respon dari ray,bobi dan helena.
Aku semakin panik karena sebentar lagi pertandingan final
akan segera dimulai.
Aku mencoba menelpon ray kembali.
RILO : Woy cepetan, udah jam berapa
RAY : Bentar lagi kesana ril aku mau mandi
RILO : Awas kalau telat
Telpon kumatikan, aku segera menghubungi helena kembali.
Helena tampaknya tidak mempersalahkan tadi malam mungkin
dia tidak mau terganggu dengan pertandingan ini.
Ada satu hal yang membuatku geram, semuanya sudah kumpul
tapi muka bobi belum juga timbul-timbul..
“ah sial, kemana tuh anak anjing”. Emosi ray sambil
menghentakkan gelas kemeja
“sabar mungkin dia sedang siap-siap”. Ucap fad menenangkan

76
“coba telpon ril”. Ucap fad
“gak aktif fad dari tadi, aku juga bingung dia dimana,
dirumahnya juga gak ada”. Jawabku
Aku mulai cemas sekarang, tinggal 30menit lagi perlombaan
akan dimulai tapi bobi tidak menampakkan wajahnya sama
sekali bahkan memberitahu dia dimana. Helena hanya bisa
diam saat itu tidak mau mengobrol, dia merasa bersalah saat
kejadian semalam.
10 menit tersisa bobi juga belum muncul-muncul. Waktu
singkat kami persiapkan untuk persiapan kelancaran laptop,
jaringan dan lain-lain.
“dimana tuh anak?”. Ucap ray lagi
“sabar mungkin dijalan”. Sahut fad
Lama berselang tidak ada juga kabar dari bobi, aku hanya
mondar mandir dari tadi pusing memikirkannya.
“aduh bisa di diskualifikasi kita nih”. Kataku cemas
10menit sudah habis kamipun mencoba bermain berempat,
apakah bisa dan disilahkan panitianya.
Aku menelpon panitia segera sebelum pertandingan.
“halo pak, kami dari tim rumahan mau bertanya. Apakah boleh
nanti kami bermain Cuma 4 orang?”.
“hmm..sebetulnya ini didiskualifikasi, tapi saya akan bicarakan
sebentar pada panitia yang lain, mohon bersabar”.
Tak lama berselang panitia menelpon kembali dan
memperbolehkan kami bermain berempat, aku sedikit lega dan
sekarang aku yang mengambil alih tim.
“oke semuanya, sebelum final dimulai aku mau ngasih
penjelasan tentang pertandingan. Karena satu orang hilang jadi
kita rombak strategi serapi mungkin. Persentase kemenangan

77
kita 10%, karena musuh ini menjadi runner up tahun kemarin.
apalagi kita berempat”.
“tos dulu”. Sahut fad
“kita bisa”. Ucapku
“Baiklah penonton setia live streaming yang masih setia, kita
segera memulai pertandingan ini dalam 5menit lagi. Para
pemain sedang melakukan prepare untuk pertandingan dan
yang lebih mengejutkan tim rumahan hanya akan bermain
dengan 4orang. Semua pasti terkejut begitupun saya. Apakah
bisa 4orang tim baru di perlombaan ini memenangkannya?
Kita akan tahu jawabannya satu jam kemudian penonton
setia.”
Lalu sahut komentator yang lain
“pertandingan akan dimulai dalam 1menit, 4 lawan 5
bukanlah hal yang mudah untuk tim rumahan. Tapi saya rasa
mereka bisa menghandle itu semua. oke semua sudah berisap-
siap”.
Aku benar benar cemas saat itu, keringat bercucuran karena
terlalu tegang. Namun tiba tiba ketegangan berubah menjadi
kaget, aku berasa mimpi sekarang tiba-tiba kami sudah berlima
bobi sudah masuk room didalam game.
“baiklah pemirsa tampaknya satu orang di tim rumahan sudah
masuk, jadi 5vs5 sekarang penonton. Kita lihat apakah
pertandingan akan berjalan seru, langsung saja”.
Aku kaget bercampur senang karena kami tidak jadi bermain 4
orang, lalu handphone diatas meja berdering dan rupanya ada
satu pesan masuk.
“sorry aku telat, aku berada diwarnet sekarang dan maaf aku
tidak bisa main dirumahmu nanti konsentrasiku terganggu,
bilang ke yang lain gunakan strategi tadi malam aja”. Pesan
dari bobi lalu kusampaian pada semuanya dan mereka semua
78
helena,fad dan ray juga lega karena bobi masuk room in game
secara tiba tiba.
Aku dan yang lain mulai serius bermain dan tambah semangat
karena bobi datang mengejutkan kami. Akhirnya bobi datang
juga, walaupun dia diwarnet dan kami dirumahku.
Adu skill terjadi dipertandingan final ini, semua tim bermain
bagus. Aku kewalahan dan cukup panik menghadapai musuh
musuh yang bermain seperti orang gila. Tapi ray dan bobi lebih
gila lagi dari mereka.
Hampir satu jam melelahkan, secara mengejutkan kami bisa
mengimbangi tim x-bow ini. kemenangan tinggal sedikit lagi,
timku dan tim x-bow tinggal melakoni ronde penentuan. Seri
sebelumnya membuat kami semakin fokus untuk mencapai
kemenangan, aku semakin tegang saat bermain. Bobi juga
pamer skill dan bermain kompak sebagai tim walau dia
diwarnet.
Ronde terakhir dimulai, semua penonton dan pemain tegang.
Begitupula komentator. Timku dan tim x-bow tempur hais-
habisan di ronde terakhir.
Satu poin lagi kami akan menang, aku sudah bahagia dan
tambah semangat. Kami main habis habisan. Namun aku lagi-
lagi kaget saat itu juga, di sisa sisa terakhir akan menang bobi
keluar dari game. Aku tidak tahu sebabnya, kami semua panik
karena poin kami dikejar cepat oleh tim x-bow.
Kami kesulitan melancarkan strategi karena tidak ada bobi.
Aku tidak tahu ada apa dengan bobi. Kami sangat-sangat
kesulitan saat ini, kesedihan terlihat pada kami. Kami akhirnya
tumbang oleh tim x-bow karena kesulitan mengatur strategi
dengan empat orang. Kemenangan didepan mata namun bobi
membuang itu semua. dia keluar dari game tanpa memberitahu
apa penyebabnya. Kami semua sedih, beribu ribu tim yang ikut
79
dan jauh sampai kefinal kami harus kandas tidak memberi
sama sekali perlawanan dironde terakhir.
“sialan si bobi hampir menang”. Ray sangat emosi lalu
membanting laptopnya
“aduh, kenapa ya dengan bobi?”. Ucap fad pelan
“kemenangan didepan mata sirna begitu saja, awas bobi
ketemu kuhajar habis-habisan”.
“tenang, mungkin diwarnet mati lampu atau wifinya
berkendala”. Sahut helena dengan pernyataan yang positif
“coba telpon ril, siapa tahu beneran mati lampu”. Ucap fad
dengan nada yang pelan
Lima menit aku menelpon bobi tidak diangkat sama sekali. Dia
benar-benar hilang sekarang, aku tidak tahu apa penyebabnya
namun kami semua sangat panik dan sedikit marah pada bobi.
“aku mau pulang dulu”. Ucap ray pamit
Aku helena dan fad hanya menatap ray keluar dari rumah dan
kami meratapi lantai kosong melamuni kekalahan dramatis
kami. Padahal satu poin lagi tersisa namun kami harus terima
kenyataannya sekarang.
Tiba-tiba telponku berbunyi, kurasa dari bobi tapi ternyata dari
panitia.
Panitia : selamat atas perjuangannya untuk tim rumahan,
hadiah akan dikirimkan ke rekening yang telah terdaftar, tim
kalian mendapatkan 250 juta dan sebuah piala serta piagam
masing masing pemain. Semua akan dikirim dan besok
dipastikan sudah sampai kealamat yang terdaftar, terima
kasih.
Pihak panitia hanya berbicara seperti itu lalu menutup
telponnya padahal aku belum menutup telpon sama sekali.

80
Namun untuk kedua kalinya telponku berbunyi lagi, ini pasti
panitia nih kelupaan sesuatu. Setelah kulihat ternyata bobi
“halo, ril aku minta maaf aku keluar dari game tadi tanpa
langsung memberitahumu. Aku sedang ada masalah
sekarang?”. Ucap bobi cemas yang membuatku panik
“ada masalah apa bob?”. Sahutku dengan cemas pada bobi
Fad dan helena yang mendengarkan itu semua lalu panik.
Mereka antusias mendengarkannya kembali.
“komeng, penjaga warnet mati dibunuh dan listrik diwarnet
dirusak orang tak dikenal”. Kata bobi dengan sangat panik.
Helena yang terkejut saat mendengar nama komeng lalu
merampas telponku.
“komeng dimana sekarang bob?”. Helena sudah menitikkan air
matanya
“aku dirumahnya, dia akan dikuburkan segera”. Ucap bobi
“aku kesana sekarang”. Jawab helena lalu menutup telpon
Helena mengambil tas lalu pegi dengan air mata membasahi
pipinya. Aku tidak tahu dan heran kenapa helena. Aku juga
tidak kenal dengan komeng, aku hanya pernah melihatnya
waktu menemani bobi kewarnet sebentar.
Aku dan fad hanya bisa terdiam setelah mengetahui masalah
yang ada pada bobi. Untung juga bobi tidak ikutan dibunuh
saat itu dan siapa pelaku yang tega melakukannya.
apakah mereka memang sengaja mengacaukan tim kami atau
tidak. Apakah pembunuh itu ada masalah dengan komeng.
Kuharap polisi menyelesaikan masalah dengan cepat

81
BAB 9. PERSELISIHAN

“Sebelum bapak selesaikan upacara pada pagi hari ini, bapak


ingin mengapresiasikan kepada murid-murid berprestasi.
dipersilahkan untuk maju kedepan Rilo dan bobi dari 11 ipa,
ray 12 ips, helena 11 ips dan fad 10 ipa. Untuk nama tersebut
silahkan maju kedepan.” Ucap pak feri
Aku terkejut, sekaligus bangga namaku dipanggil dan para
murid semuanya bertepuk tangan.
“nah saya mengapresiasikan kepada mereka berlima sebagai
juara 2 dalam perlombaan game online terbesar di indonesia,
sekali lagi beri tepuk tangan pada mereka”. Ucap pak feri
Aku berdiri dilapangan dengan perasaan yang sangat bangga
dan bahagia. Bagaimana tidak selurh murid menepuk tangan
sambil menyoraki kami walau ada satu dua orang yang
meneriaku rilo bencong huu!. Namun semua tergantikan oleh
tepuk tangan yang meriah dari semua pihak, baik guru maupun
murid.
“baiklah saya akan mempersilahkan kalian berbicara satu per
satu tentang bagaimana cara kalian bisa sampai juara 2 diacara
besar ini, dari rilo silahkan”. Ucap pak feri
Aku kemudian bergegas mengambil mic.
82
“baiklah, sebelumnya saya ingin berterima kasih atas apresiasi
semuanya dan yang menonton kami secara live streaming. Tapi
kami juga minta maaf tidak dapat menjuarai perlombaan ini,
kami sudah berusaha semampu kami. Pertama kami mengikuti
perlombaan ini sangat sangat tidak yakin untuk bisa sampai ke
final. Keyakinan dan kepercayaanlah yang bisa membuat kami
sampai disini”. ucapku
“walau hanya sebulan membentuk tim namun kerja keras
membuat tim ini seperti sudah terbentuk lama. Kemenangan ini
juga tak terlepas dari kekompakkan dan tidak mendengarkan
ocehan orang lain. Mungkin sekian dari saya, jika ada yang
menjelekkan tetaplah kuat walau itu sungguh menyakitkan.
Terima kasih sekali lagi semuanya yang telah mendukung
kami”.
Seketika semuanya bertepuk tangan, sekarang aku berharap
tidak ada yang menjelekkan ku lagi.
“baiklah selanjutnya saya persilahkan bobi untuk memberikan
pernyataannya untuk murid murid yang lain”. Ucap pak feri
lalu memberi mic pada bobi
“terima kasih semuanya, kemenangan tak terlepas dari
dukungan dan semangat semua pihak. Kerja keras kami
terbayar dengan hasil yang memuaskan. Saya cukup senang
dengan prestasi yang didapat, sekali lagi terima kasih
semuanya”. Ucap bobi
“ah kalau gak gara-gara dia pasti kita menang ril”. Bisik ray
padaku
“udahlah, yang terjadi biarkan saja”. Bisikku
“baiklah selanjutnya murid yang baru beberapa bulan disini
dan dia seorang wanita, silahkan helena untuk memberi
pernyataannya”. Pak feri memberi mic, suara barisan cowok

83
cowok berteriak kegirangan melihat helena dengan paras yang
cantik.
“terima kasih semuanya, pendukung kami disetiap
pertandingan kami. Saya juga senang atas apresiasinya, saya
harap ini akan berlanjut dan membuat sekolah menjadi lebih
bangga”. Ucap helena ditutup dengan senyum manisnya yang
membuat cowok cowok dilapangan menganga.
“terima kasih helena, selanjutnya fad anak kelas 10 yang
berprestasi silahkan fad memberi pernyataann atau motivasi
untuk semua yang ada dilapangan”. Ucap pak feri
“halo semua, saya sangat senang juara 2 dalam perlombaan
online besar di indonesia. Motivasi untuk semua adalah kita
mengambil satu kebaikan dari 99 kejahatan. Banyak orang
kecanduan game lalu menyiakan waktunya hanya untuk game
itu salah. Bermain game yang baik adalah bermain seperti
belajar disekolah, kemampuan,kecerdasan dan trik serta
kekompakan, bukan hanya untuk seru seruan diwarnet. Saya
harap setelah ini tidak ada yang bolos sekolah ke warnet,
terima kasih”. Panjang lebar fad bicara
“terima kasih fad motivasinya, selanjutnya ada ra..eh mana
dia”. Tiba tiba ray menghilang
Aku yang berada disebelah ray juga tidak menyadarinya sudah
pergi. Pak feri bingung lalu menanyakan kami, aku hanya
menggaruk kepalaku.
“baiklah mungkin ray di uks, jadi tepuk tangan untuk para
pemenang kita kali ini. semoga kemenangan ini akan berlanjut.
Silahkan para murid masuk ke kelas masing-masing.” Ucap
pak feri.

BOBI

84
Aku sangat senang hari ini, baru pertama kali diapresiasi oleh
semua murid. Semua ini juga mempengaruhi sifatku. Dari
konyol menjadi tegas, tak ada lagi kebodohan pada diriku,
meski masih sedikit tertular pada rilo.
Tiba tiba handphoneku berdering.
RAY : Ke belakang sekolah sekarang
BOBI : Ada apa ray ?
RAY : Jangan banyak tanya, cepat kesini sekarang
Akupun meninggalkan helena, fad dan rilo yang masih
mengobrol. Aku berjalan santai ke belakang sekolah, dijalan
banyak murid yang memujiku. Aku berjalan seperi pahlawan
sekarang. Aku sudah sampai dibelakang sekolah, aku melihat
ray sedang bersender di dinding dengan tangan memegang hp.
“ada apa ray?”. Ucap bobi
“udah datang aja bocah”.
“ada apa?”. Aku tak memperdulikan ocehan ray
“gak merasa bersalah ya?”. Tanya balik ray
“hah?apanya?” aku masih bingung
Ray mendekatiku dengan tangan yang mengepal lalu
mendekatkan wajahnya ke wajahku. Matanya melotot tajam
“maksudmu apa ninggalin permainan, kita kalah gara gara kau
hilang entah kemana dari perlombaanya”.
“oh itu bisa dijelaskan nanti”. Jawabku santai
“gak merasa bersalah?”. Tanya ray
“buat apa, mempercundangi diri sendiri hanya untuk orang
lemah”. Ucapku
“oh gitu”. Ray mengangguk
BUKK!! Tinjuan dilayangkan ray ke arahku
Aku kaget dan kesakitan pada pipiku. Gigiku seakan retak,
emosiku seketika membara naik tinggi
85
ANJINGG!!! Ray terlempar, aku menendang kakinya dengan
kencang sampai dia terjatuh, emosiku sedang memuncak saat
itu
Aku dan ray saling membalas pukulan, saling memaki
meneriaki satu sama lain. Disini hanya ada kami berdua, tidak
ada pengganggu dan tidak ada murid.
“kalau kau tidak hilang di perlombaan kita pasti juara”.
“kau tidak tahu ray”. Ucapku
“apa sial, mau cari alasan lagi?”. Ucap ray lalu melayangkan
tinjuannya berikutnya
“dasar penuduh, tidak punya akal kau ray”. Ucapku sinis
sambil memegangi pipi
“gak usah banyak omong”. Ucap ray masih emosi
Tiba tiba untuk sekian kalinya tinjuan ray terhenti karena
sebuah tangan menyangkalnya.
“kalian berdua bisa gak berhenti”. Yang ternyata fad
“lepaskan fad aku harus beri dia pelajaran”. Jawab ray
“aku bilang berhenti ray, aku tidak mau melihat kalian
berkelahi terus”. Ucap fad
Aku yang masih kesakitan memegang pipiku berdiri.
“dia seperti binatang fad, tidak bisa mikir, tidak punya akal”.
Ucapku yang membuat ray semakin emosi
“masih aja, udah salah membela lagi” ucap ray semakin emosi
UDAH!! Teriak fad
Aku terkejut melihat fad marah, dia tampak tak bisa bersabar
lagi. Mukanya datar dengan mata tajam.
BUK! BUK! Aku terkejut tiba-tiba fad yang biasanya sabar
meninju mukaku dan ray.
“sekarang kalian pegi”. Ucap fad

86
Ray mendengar itu langsung pergi tanpa pamit sambil
memegangi pipinya. Aku yang masih mematung menatap fad
seperti pembunuh.
“aku pergi dulu bob, jangan sampai aku lihat kalian berkelahi
lagi”. Ucap fad yang sudah agak tenang
“iya i..ya” jawabku sambil memegagi pipiku. Gigiku semakin
rontok nampaknya
Aku baru pertama kali melihat fad marah besar seperti itu. Ray
yang emosi bisa ciut melihat fad marah. Begitu pula dengan
aku.
“ada apa bob?”. Tanya helena yang sudah berdiri dibelakangku
“ah nggak hel”. Ucapku sambil menutupi pipiku
“oh tadi aku dengar teriak dari arah sini, aku kira ada apa”.
Ucap helena santai
Aku tahu pasti helena pasti sudah tahu aku berkelahi dengan
ray namun dia tampak pura-pura tidak tahu dan pura-pura
bertanya.
Aku sekarang merasa bersalah, tampaknya aku sadar akan
kesalahanku kemarin. Itu tampak pada ray namun tidak yang
lainnya. Mungkin rilo,helena atau fad belum memberi tahu
alasannya makanya ray bisa marah besar padaku.

***
“raka, ayah besok mau ke australia sama mama kamu. Kakak
kamu sakit disana.” Ucap ayahku dalam mobil mengantarku
sekolah
“hah?, kok aku gak diajak”. Ucapku kaget
“tidak bisa, bagaimana sekolahmu nanti. Dirumah juga ada
pembantu kan”. Tolak ayahku
87
“ya, berapa lama ayah pergi?”. Tanyaku
“kira-kira satu minggu”. Ucap ayahku lalu memberhentikan
mobilnya tepat didepan gerbang sekolah.
“oh yaudah, aku sekolah dulu”.
Baru keluar dari mobil ayahku, murid didekatku senyum-
senyum melihatku. Aku hanya membalas senyum senyum itu
dengan senyum. Aku terkenal sekarang
“bob, uang hadiah udah ada nih. Mau digunakan buat apa?”.
Bisikku pada bobi, karena takut ketahuan guru yang sedang
menulis di papan.
“ntar suruh anak-anak kumpul”. Bisik lagi bobi

GRUP WHATSAPP

RILO : Ada yang mau dibicarakan, istirahat kumpul dikantin


FAD : ada apa ril, penting gak? Kalau gak penting mending
gausah
RILO : ini menyangkut masa depan tim
RAY : Sekalian ada pengumuman dariku
HELENA : Oke belajar dulu, semangat semua 
Percakapan terhenti, aku tinggal menunggu istirahat sekitar
satu jam lagi menuju kantin.

DIKANTIN

“semua sudah ada, jadi uang waktu itu kita menang sudah
masuk ke rekening. Uangnya mau diapakan kira kira”. Ucapku
“jumlahnya berapa ril?”. Sahut helena
“250 juta” jawabku

88
“lebih baik kita bikin pesta disekolahan”. Sahut ray
“jangan deh kayaknya ray, kita cari yang lain aja”. Kata fad
“gimana menurutmu bob”. Tanyaku pada bobi yang dari tadi
diam
“tidak tahu”. Jawab dingin bobi yang tidak biasanya seperti ini
“kenapa bob?”. Sahut helena heran
“nggak malas aja”. Jawab bobi masih dingin walaupun yang
bertanya adalah helena
“aku pamit mau ngerjain tugas”. Ucap bobi dingin lalu pergi
meninggalkan kami yang sedang bicara serius
“kenapa tuh anak”. Kataku heran
“udahlah biarin lanjut aja” ucap fad, namun ray tampaknya
tidak senang dengan kelakuan bobi
Namun ray tampaknya tidak juga berlebihan dan tidak
mempersalahkannya. Dia hanya menatap bobi yang pergi
secara dingin
“aku punya ide, lebih baik kita sumbangkan pada panti asuhan
dan anak-anak jalanan.” Ucapku
“boleh juga tuh”. Ucap helena
“gimana fad,ray? Kita juga orang berkecukupan dan tidak juga
membutuhkannya.”. tanyaku lagi
“boleh boleh aja sih”. Ucap fad
Tinggal menunggu ray menjawab iya kami akan menggunakan
250 juta ini untuk diserahkan pada panti asuhan dan dibagikan
pada anak anak jalanan.
“aku tidak pernah keberatan, setuju aja. tapi ada satu hal yang
ingin aku bicarakan”. Ucap ray mendadak sangat serius
“apa ray?’ tanyaku heran
“aku mau keluar dari tim ini, tampaknya aku sudah tidak tahan
dengan semuanya”. Pernyataan ray yang membuat semuanya
89
kaget bahkan murid-murid yang sedang makan bahkan
menoleh seketika
“ke..napa ray?”. Tanyaku kaget
“semua sebab bobi, aku tidak suka padanya”. Jawab ray
“sudahlah ray yang berlalu biarkan saja”. Ucap fad
“nanti juga baikan sendiri”. Sahut helena
“ayolah ray, jangan terlalu dibawa perasaan untuk masalahmu
sekarang. Masalah sekarang kita lupakan gantikan dengan
masalah baru yang membuatmu senang”. Ucapku panjang lebar
“tidak bisa ril, sahabatmu itu tidak tahu diri dan mau seenaknya
sendiri sesuka hatinya”. Ucap ray
“mungkin dia punya masalah ray”. Sahut helena
“iya masalahnya itu sama aku”. Jawab ray dengan nada tinggi
dan menatap helena
“jadi kamu tetap mau keluar ray?”. Tanyaku
“iya, semoga tim kalian semakin sukses”. Ucap ray lalu pergi
meninggalkan kami semua yang duduk dikantin
“ada apa sih dengan tim ini, selalu ada masalah”. Ucap fad
mulai marah lalu pegi
Hari ini sungguh aneh, aku tidak tahu lagi kedepannya dengan
tim ini. ray sudah keluar dari tim ini dan bobi tampaknya tidak
lagi peduli. Ada apa sebenarnya, padahal tim ini sudah mulai
terkenal.
Aku tidak mau lagi memikirkannya nanti kepalaku tambah
pusing, aku belum memutuskan kedepannya tim ini. uang 250
juta rasanya tidak berarti dengan tim yang berantakan.
Sahabatku bobi yang selalu semangat, ceria dan konyol
sekarang mulai berubah menjadi lebih dingin dan pendiam.
Sungguh aneh perjalanan cerita ini, terlalu rumit untuk
perjalanan yang terlalu pendek.
90
Aku tetap memutuskan untuk menyumbangkan uang ini
walaupun timku ini sedang masalah besar. Aku dan helena
memutuskan akan menyerahkan uangnya dan sisa uang untuk
dibelikan nasi kotak dan dibagikan pada anak anak jalanan
yang belum bisa makan enak.
“Lebih baik tetap ditempat daripada berjalan terlalu jauh
hanya untuk dapat masalah”. Tulisku dalam diaryku
“rilo, ayah berangkat dulu”. Ucap ayahku lalu memelukku
“hati-hati yah”.
“kamu juga hati-hati, jaga diri baik baik. Sekolahnya yang
benar dan prnya dikerjain”.
“oke yah”.
“ibu hanya pesan tolong jangan main game terus rilo, nanti
otak kamu jadi o’on”. Ucap ibu
“nggaklah, akukan udah pintar”. Jawabku tegas
“bagus, ayah suka anak optimis seperti kamu”.
Aku hanya nyengir, ayahku kemudian masuk mobil diantar
menggunakan taxi untuk berangkat kebandara. Aku tidak bisa
mengantar mereka karena aku akan pergi kepanti asuhan
dengan helena nanti.

91
BAB 10. BERSEDEKAH

“Ngelamun terus hel?”. Tanyaku memecah hening didalam


mobil
“nggak kok”. Helena mengelak
“kamu suka ya sama bobi?”.
“hah”. Kaget helena
“atau bobinya yang suka sama kamu nih, antara dua”. Ucapku
sambil hati-hati saat mengendarai
“kamu tahu dari mana ril”.
“gampang, bobi akhir akhir ini berubah drastis setelah
kepindahanmu kesini”.
“nggak tahu deh”. Cuek helena
Setelah pembicaraan singkat mobilku melaju terus, tak ada
yang dapat dibicarakan pada helena, anaknya pendiam dan
pemalu seperti cewek jepang. Aku hanya fokus berkonsentrasi
mengendarai sampai ke panti asuhan.
“itu bukan bobi ya?”. Aku melihatnya keluar dari pemakaman
“eh iya itu bobi”. Ucap helena sambil memandangi laki laki
berjalan
Akhirnya aku mendekat, dia menunduk, entah apa yang
dilakukannya didalam kuburan.
“woy bob, ngapain dari kuburan”. Ucapku
92
Bobi tak bergeming, dia hanya melihatku dingin. Aku merasa
aneh dengan anak itu, dia tidak ngomong sama sekali.
“bob cepat naik kedalam”. Suruhku pada bobi
“bob ayo, kami mau ke panti asuhan”.
Dia berhenti berjalan, dia menatapku tajam dan dingin.
Mukanya tidak lagi konyol seperti biasanya. Aku hanya
melongo melihatnya, kemudian dia pergi berlari ke jalan kecil.
Aku menatap helena bingung, begitupun sebaliknya.
“kenapa ya bobi?”. Ucapku
“mungkin dia punya masalah ril”.
“kemarin disekolah masih ngobrol santai sama aku”. Aku
masih heran dengan kelakuannya
“yaudahlah, entar juga balik lagi semula. Mungkin dia masih
sedih dengan komeng”. Ucapnya
“emangnya dia sedekat apa dengan komeng”.
“komeng itu sudah seperti abangnya sendiri ril diwarnet.
Komeng itu baik kedia, diwarnet kalau tidak ada uang komeng
gratisin dia main. Pokoknya seperti saudara gitulah”.
“oh mungkin masih kepikiran komeng”. Kataku lalu menginjak
gas mobil menuju pergi kepanti asuhan.
Lima menit berlalu kami sampai dihalaman panti asuhan ini.
anak-anak terlihat bermain satu sama lain, mereka tertawa,
berbagi dalam kebersamaan. Aku senang menyaksikan yang
seperti ini tapi ada satu anak kecil perempuan yang membuatku
menatapnya terus-menerus. Mukanya halus,cantik, imut
mungkin berusia 5 tahun dan memegang boneka kecil
ditangannya.
“halo adik-adik”. Ucap helena mengalihkan mereka semua
“halo kak”. Serempak mereka semua
“wah semuanya senang sekali bermain ya”. Sahutku
93
“iya om”. Serempak semua menjawab
Aku kaget karena semuanya memanggil aku dengan sebutan
om, mukaku seketika heran dengan anak-anak ini. mereka
malah tertawa memperhatikan muka konyolku begitupun
helena.
“jangan panggil om, kak rilo saja”.
“dimana pengurus panti ini”. tanya helena
“ada didalam kak, mari saya antar”. Ucap salah satu anak
disitu.
Aku menatap panti ini asri, begitupun anak kecil yang kulihat
dari tadi. Dia sibuk bermain dengan bonekanya dan tak
bergeming dengan apa yang dilihat disekitarnya.
“yaudah kak rilo dan kak helena masuk dulu ya, silahkan
lanjutkan mainnya”. Ucapku lalu kami bergegas dari halaman
panti tersebut namun mataku masih tertuju pada gadis kecil
boneka itu, mukanya mengingatkanku sesuatu. Aku pernah
melihatnya diwarnet, ntahlah mungkin hanya mirip saja.
“halo bu, selamat sore”. Ucap helena
“iya, ada apa ya?”.
“sebelumnya nama saya helena dan disamping saya rilo”.
“oh iya nama saya asti, saya pengurus panti asuhan ini”.
“mari duduk dulu, gak enak kalau bicaranya berdiri terus”.
Suruh bu asti
“riko ambilkan air ya untuk tamu kita”. Suruh bu asti pada
anak laki-laki yang mengantar kami
“jadi kedatangan kami ke panti asuhan cemara ini, ada maksud
tertentu bu”. Ucapku
“iya jadi ada apa ya?”. Tanyanya
“kami ada sedikit rejeki untuk membantu panti asuhan ini, saya
pikir panti asuhan ini perlu renovasi dan anak-anak perlu lebih
94
semangat dari biasanya bu”. Ucap helena sambil melihat
bangunan ini
“begini bu, rejeki ini semoga dapat membantu anak-anak ya
bu. Tolong digunakan baik-baik, ibu boleh menggunakan untuk
renovasi panti ini dan keperluan yang lainnya”. Ucapku yang
tak perlu berbasa-basi lalu menyerahan uangnya.
“terima kasih nak rilo dan helena, saya sangat senang sekali
atas rejekinya.” Senang bercampur kaget perasaan bu asti
“saya harap ibu menggunakannya dengan baik”. Ucapku
“mudahan panti asuhan cemara ini terus berkembang dan
mendidik anak-anak dengan baik”. Sahut helena
“saya akan gunakan sebaik mungkin untuk keperluan sehari
anak-anak”. Jawab bu asti dengan raut yang bahagia sekali
Kemudian datanglah anak lelaki yang membawa dua air teh,
dia sangat berhati hati membawanya. Baik dan sopan santun
lagi.
“ini anak panti sini ya bu”. Tanya helena
“oh ini anak saya, dia juga membantu saya mengurus dan
mendidik anak-anak disini”.
“wah hebat ya kecil-kecil sudah rajin dan membantu, semoga
bisa sukses ya”. Sahutku sambil tersenyum dan agak terharu
Bayangkan saja waktu aku kecil hanyab isa bermain game dan
bersenang-senang, namun anak ini sama sekali berbeda.
Akhlaknya sopan dan rajin sekali, dia berbanding terbalik
padaku. Aku hanya malu pada diriku sendiri, mengapa aku
tidak seperti dia.
Aku meminum teh sedikit lalu melanjutkan ngobrol dengan bu
asti kurang lebih 10 menit. Helena sangat antusias sekali
dengan percakapannya, dia bertanya ratusan kali pada bu asti.

95
Helena juga menyapa anak kecil yang lewat, mukanya manis
dan cantik sekali saat tersenyum, menurutku inilah salah satu
hal yang membuat bobi jatuh cinta padanya.
“kalau begitu bu, kami pamit dulu. Hari semakin gelap
tampaknya”. Ucapku
“terima kasih ya nak rilo dan helena sudah mau memberikan
sedikit rejekinya pada kami disini”. Lembut bu asti
“semuanya kesini sebentar, kak rilo dan helena mau pamit
nih”. Teriak bu asti kearah halaman panti asuhan
Semuanya menyalamiku dan helena satu persatu.
“wah terima kasih ya om sudah datang kemari”. Ucap salah
satu anak kepadaku
Dia kembali memanggilku om, emangnya mukaku kelihatan
begitu tua sampai-sampai mereka memanggil aku om. Aku
biarkan saja sudah terserah mereka
“kakak pulang dulu ya, belajar yang benar semuanya jangan
nakal”. Ucap helena
Selagi helena berbicara pada mereka aku melihat anak kecil
yang dari tadi mengalihkanku, dia hanya diam ditengah
keramaian anak kecil. Aku memanggilnya
“namamu siapa?”. Tanyaku
“sarah om”. Jawabnya dan tetap saja mereka memanggilku om
“oh sarah sekarang umur berapa?”.
“enam tahun om”. Jawabnya lembut
“udah sekolah apa belum?”.
“belum sih tapi kata ibu bentar lagi aku sekolah”. Ucapnya
“mamah sama papa kamu dimana sekarang?”. Tanyaku lagi
“nggak tahu om”. Dia menjawab bingng
“oh yaudah, belajar yang rajin ya supaya pintar”. Aku lalu
menggosok kepala sarah
96
“semuanya kak helena dan om rilo pulang dulu ya”. Ucap
helena yang secara tak langsung menyindirku
“ya kak, terima kasih, jangan lupa datang lagi ya”. Kata salah
satu anak panti
“ya kakak usahain” ucap helena pelan
“bu asti kalau begitu kami pamit ya”. Ucapku lalu
menyalaminya
“sekali lagi terima kasih”. Ucap lembut bu asti
“kapan-kapan kami main kesini lagi”. Jawab helena.
Aku dan helena pulang dengan bahagia hari ini, aku sangat
senang saat tadi melihat mereka bahagia kedatangan tamu.
Mereka tampak senang dan semangat dengan kedatangan kami.
Helena tampak terharu disampingku dengan meneteskan air
mata.
“kenapa hel? Kok nangis”. Tantaku
“aku bayangin kalau aku jadi mereka. Tidak tahu dimana
keluarga, hidup bersama seperti itu. Mereka pasti menjalaninya
dengan berat saat mereka besar ril”. Helena masih menitikkan
air matanya
“ya aku juga berperasa begitu, aku senang melihat mereka
semuanya. Kapan-kapan kita kesini lagi hel bareng fad dan
bobi”. Ucapku
“Mereka mengajarkanku ketegaran dalam hidup, bukan
salah mereka tapi mereka yang menanggungnya.
Perjalanannya masih panjang dan berat. Perjalanan
mereka seperti sedang menyeret batu yang berat. Aku
tidak bisa bayangkan jika aku menjadi mereka, dengan
sikapku yang seperti ini”. tulisku dalam diary
***

97
Siapa aku? Aku hanya anak rumahan, anak biasa lebih buruk
dibandingkan anak nakal disekolahan. Pergaulanku buruk,
namun aku mematahkan yang jelek-jelek tentang anak
rumahan. Siapa bilang anak rumahan hanya bisa minta
uang,dimanja dan anak mami.
Aku membuktikannya lewat prestasi besar, aku tahu aku
berusaha melakukannya dan berusaha membuktikan kalau aku
ini bukan sekedar manusia saja, tapi ada bakat.
Orang hanya menilai sekilas tampang dari luar namun tidak
melihat sisi yang lain dari diriku. Aku dihina? Bukan masalah
untukku, aku berusaha tegar dan sabar untuk apapun.
Aku anak rumahan tidak begitu buruk dimata orang.
Hari ini aku mendapatkan semuanya, semuanya yang
kuharapkan dan kubayangkan walau dengan jalan yang agak
berbeda. Hari ini waktunya membagikan nasi kotak kepada
anak-anak jalanan, ini adalah rejeki kami semua.
Aku,fad dan helena pergi ke bawah tol, banyak anak anak yang
bermain dengan pakaian lusuh namun mereka tetap bahagia
dalam kesengsaraan.
Aku,fad dan helena antusias membagikan nasi kotak yang
berjumlah kurang lebih 500 kotak. Semuanya nampak
semangat setelah mendapatkan nasi kotak dari kami. Tidak
hanya anak jalanan, orang tua juga kami beri.
“semoga suka ya dek”. Ucap fad pada sambil memberikan nasi
kotaknya pada anak kecil.
Aku turut gembira juga, aku suka melihat orang lain senang.
“terima kasih nak, semoga rejekinya nambah terus”. ucap
seorang kakek yang sudah rentan

98
“terima kasih ya om”. Anak kecil dengan muka yang berseri
seri namun membuatku lagi-lagi malas
“panggil kakak saja, saya masih muda”. Ucapku
“tapi mukanya kok tua”. Dengan polosnya anak jalanan ini
“nggak kok, kakak masih muda”. Ucapku
“oh yaudah, kakak om”. Aku hanya menghela nafas, terserah
mereka saja
Mereka makan dengan lahap, ada yang makan sambil berteduh
di bawah tol, ada yang sedang menyuapi adiknya, macam
macam kalau lihat anak jalanan ini makan.
Kulihat fad tersenyum bahagia melihat mereka bisa makan
bersama, begitu fad begitu juga helena.
“adik-adik semua kakak mau pulang dulu ya, tugas kakak
sudah selesai.”. ucapku
“iya kak, terima kasih ya”. ucap mereka
“terima kasih om, kapan kapan bawakan lagi ya”. Anak jalanan
ini tidak tahu malu, aku hanya tersenyum
“iya nanti kalau kami ada rejeki, dibawakan lagi”. Ucapku
Kami membawa perasaan senang hari ini, “semua hanya
untuk mereka yang membutuhkan menjalankan dengan
ikhlas dan tegar dalam hidup”. Tulisku dalam diary
“gimana perasaanya?”. Basa basiku memecah keheningan
dimobil
“wah aku bangga sekali”. Kata fad senyum lebar
“sama aku juga merasakan hal yang sama”.begitu juga dengan
helena
“mudahan bobi juga suka”. Ucapku

“siapa tuh?”. Tiba tiba fad melihat seseorang yang dikejar sama
orang
99
“kayak bobi”. Ucapku
“iya rambutnya mirip bobi”. Fad masih melotot melihatnya
Dan benar saja, saat menghadap kebelakang benar benar bobi.
Dia dikejar beberapa orang, dari arah kuburan tampaknya.
“ada apa sebenarnya bobi?”. Ucapku
“tolongin yuk, kasihan”. Ucap fad yang dicegat oleh helena
“jangan, lihat itu berbahaya”. Ucap helena sambil menunjuk
tangan orang yang mengejar bobi, itu adalah pisau kecil
“lalu bagaimana ini?”.
“kita ikutin pelan-pelan”. Ucap helena
Aku menginjak gas kencang, aku punya ide lain untuk
menyelamatkan bobi. Mobil melaju melewati penjahat yang
mengejar bobi.
“bob cepat naik”. Suruhku sambil melihat bobi dengan muka
tegang
“ayo bob”. Mobil masih melaju disusul dengan lari bobi
Bobi berusaha meloncat kedalam mobil namun sayangnya
penjahat selalu menganggunya, beberapa kali mencoba dia
gagal karena satu persatu pisau dilemparkan penjahat itu ke
bobi
Bobi melompat dengan cepat kedalam mobil, pintu lalu ditutup
dan aku mulai melajukannya.
“aman bob?”. Ucapku
“kakiku”. Resah bobi sambil memegangi kakinya berlumuran
darah terkena sabitan pisau
AWASSS!!! Aku yang melihat bobi dibelakang sampai lupa
fokus menyetir.
Aku sigap, refleks menghindari orang didepanku dengan kaki,
namun mukaku menghadap belakang. Kalian bisa
membayangkan betapa sulitnya aku mengendarai.
100
“ril, fokus dulu mengendarai”. Teriak fad
“iya iya”. Aku seperti orang bodoh,linglung berusaha
membalikan badanku. Sementara helena membantu luka bobi
dibelakang
Dengan susah payah aku membetulkan posisi dudukku. Mobil
kembali normal menuju kearah rumahku, penjahat tersebut
tidak megejar
“syukurlah”. Ucapku
“eh ril, itu yang pakai motor bukannya penajahat tadi”. Ucap
fad melihat kebelakang
“iya itu dia, lari ril jangan kerumahmu dulu”. Teriak bobi
Aku terkejut dan reflek lalu menginjak gas dengan kuat.
“aaaaa”. Teriakku
Orang orang yang ditepi jalan bingung menatapku, tapi aku
terus berteriak sambil mengendarai kencangnya mobil.
PLAKK!! Tamparan itu membuatku berhenti berteriak
“ada apa”. Mereka semua melihatku
“pencurinya sudah tidak ada”. Ucap fad
“lalu kenapa aku teriak-teriak”. Aku bingung
“Ayo cepat kembali”. Ucap fad
Aku memutar kembali mobil menuju rumahku, aku sangat
malu disepanjang jalan orang-orang menatapku. Mungkin
mereka bilang aku tarzan yang baru belajar mengemudi mobil
sebab dari tadi aku berteriak.
Aku malu sekarang, aku menutup kaca lalu membawa mobil
laju menyusuri ramainya jalan.

101
BAB 11. PELAJARAN

“bob ngapain sih penjahat itu ngejar ngejar kamu”. Ucap


helena
“aku juga nggak tahu dan nggak tahu apa permasalahannya”.
Sahut bobi
“mungkin kamu punya salah sama mereka bob terus kamu
lupa”. Kataku
“selama ini aku gak punya masalah sih”. Ucap bobi sambil
merengek kesakitan karena kakinya masih diobati oleh fad dari
tadi
“terus apaan dong”. Aku bingung
“mungkin mereka disuruh sama orang lain buat bunuh kamu
bob”. Sahut helena
“salah orang kali, muka bobi kan pasaran mirip sama banyak
orang”. Ledekku
“yeee... dasar muka tua”. Ledek bobi padaku
“ril minta alkohol dikit”. Ucap fad
“hah alkohol. Buat apaan? Aku gak pernah mabuk fad”.
Tanyaku kaget
“yaelah, buat luka tuh”. Ucap helena kesal melihatku
“oh ngomong, kalau alkohol buat oitu sih ada”. Aku beranjak
menuju kotak obat-obatan
102
Hari ini berakhir dengan lelah, pinggangku masih sakit gara-
gara salah posisi duduk saat mengemudi.
Bobi dan helena sudah pulang kerumahnya masing-masing,
dirumahku masih ada fad yang mau menemaniku sampai
malam. Aku inginnya fad menemaniku sampai besok pagi
karena aku takut sendirian, namun apa daya nanti aku
dikatakan bencong olehnya.
Pembantuku juga pergi kerumah saudaranya sekitar 3hari, jadi
aku sendiri dirumah besar ini selama 3hari membuatku takut
sendiri
“eh fad, tahu tempat buat pijat gak? Badanku rasanya sakit
sekali nih”. Tanyaku pada fad sambil membengkokkan
badanku kebelakang
“aku tahu, aku pernah pijat disana”. Ucapnya sambil meminum
segelas jus jeruk dirumahku
“besok temanin aku ya?”. aku memohon
“nggak ah, aku gak mau pijat”. Tolak fad
“aku traktir deh sepuasnya dikantin besok”. Ucapku menggoda
fad
“boleh deh, besok sore kita kesana ril”. Fad menangguk
“nah gitu baru temen”.
“tapi benar ya traktir sepuasnya?”. Tanya fad untuk
meyakinkan
“iya iya”.
Huh, fad kemudian pulang. Aku menjalani aktivitas sendirian
dirumahku, tak ada yang bisa kulakukan selain bermain
komputer dikamarku sampai pagi.
Saat asyik bermain komputer dirumah hpku kemudian
berdering, mengganggu aku sedang bermain.
“halo rilo gimana?”.
103
“ini siapa? Tukang kfc ya, oh tunggu mas saya kebawah”.
“tukang kfc? Ini ayah ril, ya ampun suara ayah sendiri aja gak
inget”.
“oh ayah, maaf yah. Terbawa suasana lapar soalnya”.
“terus gimana dirumah, baik baik aja kan?”.
“tidak masalah sih, Cuma ayah kok gak bilang kalau
pembantunya mau kerumah saudaranya”.
“hah, ayah tidak tahu. Dia juga tidak ada ijin ke ayah”.
“aku sendirian dirumah”.
“bahaya itu, ada hantu dirumah kita ril”. Ayahku mulai
menakuti
“hm, gak takut hantu aku yah”.
“dikamar kamu paling banyak ril”.
“aaaaa! Teriakku”. Ayahku hanya tertawa ditelpon
“nggak bercanda”.
“yah aku takut”.
“udah besar ril, mau burungmu ayah potong lagi”.
“wah bahaya itu”.
“yaudah kamu jaga diri baik-baik, kalau ada perlu telpon ayah
saja. belajar yang rajin, kurangi main game ril”. Ucap ayahku
dengan sangat sangat tegas
“oke deh. Sambungan ditelpon dimatikan
Hening kemudian rumahku, karena tidak ada siapapun disini,
kecuali aku dan komputerku. Masa bodo, yang penting main
gamelah. Aku lalu melanjutkan main game sampai larut
malam.

***

104
“airin tunggu sebentar”. Tanganku menggenggam tangannya
Dia menoleh kearah ku, dengan senyumannya membuatku
berdebar seketika
“iya ada apa ril”.
“ada yang mau aku omongin”. Tubuhku gemetaran
“ngomong apa? Yaudah ngomong aja”. lembut airin
“gini rin, aku mau ngomong sesuatu nih”. Aku mulai malu
“apa ril?”.
“jadi aku Cuma mau bilang”. Potongku karena gugup
“bilang apa?”.
“kalau aku itu, hm...”.
“apa?”. Antusias airin
“kalau aku itu suka sama kamu”. Kataku cepat
“apanya yang suka!”. Suara itu membangunkan ku dari mimpi
indah anak pubertas
Aku terkejut saat bangun, itu suara pak feri yang sudah ada
didepanku.
“disuruh nyatat didepan malah tidur”. Ucap pak feri
“saya nggak tidur pak”. Aku mengelak
“terus barusan itu apa?”.
“itu Cuma pejam saja kok pak”.
“mau membantah lagi kamu”.
“benar pak, tadi celana dalam bapak keliatan terus saya tutup
mata”.
“hah, masak sih celana dalam bapak kelihatan”. Suara hening
berubah jadi riuh tawaan satu kelas.

105
“benar pak tadi saya melihatnya, warna hijau kan?”. Tebakku
asalan
“kok kamu tahu?”. Tanya pak feri bingung
“kan sudah saya bilang pak, tadi saya lihat celana dalam
bapak”.
“kamu bohong ya?”.
“kamu mau ngeleskan kamu tidur dari tadi, bapak lihat kamu
tidur ya rilo, jangan mau membodohi saya”.
“bohong apaan, buktinya saya tahu warna celana dalam
bapak”.
“kamu suka ngintip saya ya?”. ucapnya
“ih jijik”.
“kamu gay?”. Tanya pak feri heran
“hah gay”. Semua murid dikelas lalu tertawa mendengar
percakapan itu
“yaudah sekarang bapak gak mau tahu, pokoknya sekarang
kamu melanggar aturan saya dengan tidur dikelas”. Ucapnya
lalu meneruskan ocehannya
“saya gak tidur pak, saya memang melihat celana dalam bapak
terus saya memejamkan mata pak”. Aku masih membantah
“terus tadi kamu bilang, aku suka sama kamu itu maksudnya
apa?”. Ucapnya
“maksud saya itu pak, saya suka sama celana dalam bapak”.
“nah kamu ketahuan, kamu gay kan?”.
“nggak pak sumpah”. Seisi kelas masih mentertawakanku
begitupun bobi
“kamu ngaku kamu tidur atau saya kasih tahu keseluruh
sekolah bahwa kamu suka ngintip celana dalam cowok dan
kamu gay”.
“waduh, yaudah pak saya ngaku tidur”.
106
“nah gitu dong, sekarang kamu pel seluruh lantai sekolah dan
saya akan kasih kamu bonus pada hukum kali ini”.
“yah pak”.
“ayo cepat keluar sekarang” aku pun terpaksa keluar menjalani
hukuman
“murid itu tidak ada kapok-kapoknya”. Suaranya nyaring
terdengar dikelas sementara murid lain menahan ketawa
melihatku
Aku hanya menghela nafas dalam-dalam, aku masih menahan
kantuk yang amat terdalam. Dengan sangat lesu aku mulai
mengambil air dan mulai memeras air, mulai mengepel seluruh
lantai disekolahan.
“ril,ril gak bosan-bosannya dihukum”. Ucap salah satu murid
yang lewat didepanku
“kamu murid atau tukang bersih-bersih disekolah”. Sahut
murid yang lain, mereka mulai menghinaku silih berganti.
“dihukum apa nafsu tuh ngepel”. Sahut yang lain lagi
Semuanya mengejek, tak ada satupun yang memberiku
semangat. Aku adalah orang bodoh yang terus dibodohi
bukan diajari.
“eh ril, tumben rajin?”. Ucap fad tiba-tiba dibelakangku
“nggak fad, gara-gara guru kesayanganmu tuh”.
“siapa ril?”.
“pak feri tukang bubur”. Ucapku sambil menunjuk kearah
belakang
“eh ril, aku kekantin”. Kata fad dengan muka takut, aku
menatapnya bingung.
“hmm”. Suara itu dibelakangku, aku amsih belum menoleh
kebelakang.
“kayak kenal suaranya”. Ucapku pelan
107
“mau beli bubur?”. Ucap suara itu yang ternyata adalah pak
feri.
Aku tersentak kaget, dia mendengar pembicaraanku. Aku
memasang muka takut.
“aduh makin banyak nih hukuman”. Dalam hatiku
“bapak tidak mau tahu apapun alasan kamu selanjutnya, selesai
mengepel kamu ke ruangan saya”. Ucap pak feri nyaring
“yah pak”.
“sekarang cepat selesaikan ngepelnya”. Pak feri lalu pergi
Aku mendengus kesal dengan pak feri, dia tidak bosan
bosannya menghukumku. Aku tidak tahu lagi dan hanya
mampu menggerakkan tangan kurusku yang mungkin bisa
patah kelamaan ngepel.
“ril, mau minum gak?”. Ucap suara dibelakangku yang
menyodorkan air mineral dengan tangan putih halusnya
Aku menatap belakang, kukira itu helena namun airinlah.
“ril kok bengong”.
“hm nggak, ya..ya gimana”. Ucapku dengan gugup
“mau gak nih air, sepertinya kamu capek dan kehausan?”.
Ucapnya lembut
“boleh deh”. Aku dengan cepat dan tergesa-gesa
“yaudah ril, aku mau kekelas dulu”.
“bentar rin”. Aku menolak dia pergi, untung saja dia baru
melangkah satu jalan.
“ada apa ril?”. Ucapnya mendongak dan bingung menatapku
“jangan lewat situ, masih basah rin nanti kamu jatuh. lewat
sebelahnya saja, disitu belum dipel sama sekali”. ucapku
sambil menunjuk jalan yang benar
“makasih ril”. Ucapnya lalu dia pergi, rambutnya yang tergurai
membuat asaku kembali kepadanya
108
Aku mempercepat tanganku untuk mengepel, lantai demi lantai
sekolah telah ku pel. sampai akhirnya aku sudah berada di
lantai terakhir yaitu dilantai tiga dengan nafas yang tersengal-
sengal.
Saat asyik mengepel tak sengaja mataku menangkap sesuatu,
dibawah pohon tersebut asaku menghilang.
Aku menatap benci, aku tidak suka dengan junet saat ini
walaupun aku sempat mengaguminya tapi dia mengambil apa
yang akan menjadi hak.
“bengong aja ril”. Suara itu mengagetkanku yang sedang
menatap airin dan junet dibawah bermesraan
“helena? Ngapain disini, bukannya kelasmu dilantai dua ya?’.
ucapku heran dan bingung sambil menatapnya
“aku dari perpus?”.
“oh perpustakaan, emangnya kamu suka baca hel?”.
“nggak”.
“lah, terus apaan?”.
“Cuma beres-beres buku yang berserakan”.
“maksudnya?”. Tanyaku heran
“tadi istirahat ada anak kelas tiga yang berkelahi di
perpustakaan, sepertinya sih ray tapi satunya aku tidak tahu
siapa. Buku buku berantakan semuanya”. Helena panjang lebar
menjelaskan
“ray? Ngapain tuh anak”.
“nggak tahu deh, nggak ada yang liat soalnya tadi perpus sepi,
semuanya pada kekantin ril”. Helena menjelaskan
“yaudah ril, aku mau masuk kekelas dulu. Udah telat masuk
nih”. Katah helena bergegas turun tangga menuju kekelasnya
yang berada dilantai dua.

109
Aku kepikiran sesuatu jika sudah menyangku perkelahian ray,
apakah bobi yang berkelahi dengan ray di perpustakaan.
Namun kurasa tidak mungkin, tadi aku lihat bobi dikelas terus
saat aku mengepel, jadi tidak mungkin dia berkelahi dengan
ray.
Aku terus menguatkan tanganku, menggosok lantai dengan pel.
Letih sudah pasti, sekolah bukannya belajar tapi kerja bakti.
Inilah sifat burukku.
“Sudah saya pel semua pak”. Sambil menunjukkan muka
letihku
Dia mengangkat kepala, menatapku sebentar lalu melanjutkan
mengetik dilaptopnya.
“pak terus gimana?”.
“apanya? Kamu mau dihukum lagi” ucapnya sedikit kesal
“bukannya, eh.. yaudah pak saya permisi dulu. Terima kasih
saya sudah dihukum hari ini”. kataku lalu bergegas pamit dari
ruangannya yang terkenal menakutkan.
“yes dia lupa haha”. Dalam hatiku bangga
Dia lupa satu hal, lupa dengan kejadian saat aku bilang pak feri
tukang bubur. Untung saja dia tidak menghukumku, dia terlalu
asyik dengan laptopnya.
Ternyata pak feri punya kelemahan dan kebodohan, pelupa.
Manusia tidak sepenuhnya dan tidak pasti sempurna, jika
kita lihat lebih dalam maka tampaklah kekurangan dan
kelemahan seseorang tersebut.

***

110
Handphone ku berdering saat asyik-asyiknya bermain game di
kamar yang lengang sore ini. di handphone bertuliskan nama
ayah hamil, itu adalah nama kontak ayahku dihand phoneku.
Aku tidak mungkin mengabaikannya, walaupun aku sedang
asyik dan serunya bermain game.
“halo kenapa yah?”. Tanyaku dengan tergesa-gesa karena
masih fokus bermain game.
“kamu sehat, pembantunya sudah ada dirumah ril?”.
“belum sih, tampaknya sih besok yah”. Ucapku sambil masih
fokus kedalam game
“nah kan kamu itu kalau dibilangin gak dengar-dengar ril,
matikan gamenya belajar sana”.
“siapa yang main game sih yah”.
“itu suaranya kedengaran rilo, ayo cepat matikan”.
Aku lalu mematikan telpon dengan ayahku, aku tidak mau
diganggu karena sedang asyik bermain.
Kemudian handphone ku berdering, kukira itu ayahku namun
setelah kulihat lagi ternyata grup whatsapp tim rumahan. Aku
mulai membaca pesan didalamnya
FAD : Maaf semuanya, aku minta ijin untuk keluar dari tim
rumahan.
HELENA : Kenapa fad, kenapa kamu memilih keluar. Tim ini
baru membanggakan sekolah fad tidak mungkin tim ini bubar
FAD : Maaf hel, aku telah memikirkannya sepertinya tim ini
tidak bisa berjalan sesuai jalannya deh
RILO : Tapi fad, perjalanan tim ini sudah panjang. Tim ini
sekarang terkenal fad, masa kamu mau keluar aja
FAD : Sorry ril, aku sudah menemukan tim baru yang
mungkin tidak memberatkan kepalaku. aku tidak bisa bermain

111
dengan tim rumahan, terlalu banyak masalah yang harus
dihadapi dengan tim rumahan.
RILO : Kita bisa menghadapinya fad, kita pasti bisa
HELENA : Ini juga kerja kerasmu fad, kamu seriusan mau
keluar ?
RILO : Ayolah fad, kita ini sudah seperti keluarga sekarang.
Soal kepindahan ray juga kita bisa cari penggantinya yang
lebih
FAD : Tidak bisa !
Percakapan terhenti, aku tidak bisa memaksakan kehendak fad
untuk berhenti. Tim ini semakin berat, fad dan ray sudah pergi
dari tim ini. tinggal kami bertiga sekarang, perjalanan
memasuki jurang.
Aku putus asa untuk membentuk tim baru lagi, kami diujung
perjalanan yang begitu singkat namun mengesankan. Aku
hanya menghelas nafas, tidak mau pusing memikirkannya.
Mimpi meredup sebelum bersinar, perjalanan sudah berhenti.
Aku tidak mampu lagi membayangkan hal berikutnya

112
BAB 12. TERUNGKAP

“Woy! Bangsat kau ray”. Ucap fad yang mengagetkan murid


dilantai dua dan tiga disekolah. Semuanya memperhatikan
gerak bobi yang berjalan menuju ray.
“kenapa?”. Nyengir ray
“mending ngaku sekarang, kalau berani dari depan jangan
dibelakang”. Teriak bobi didepan muka ray
“jangan nuduh sembarang”. Ucap ray sambil fokus dengan
handphonenya
“banyak alasan, pulang sekolah aku tunggu dibelakang,
pengecut!”. Mulut bobi dengan beringas mengatakan itu, aku
dari lantai bawah hanya bisa memperhatikan. Helena gemetar
melihat bobi, tampak dari buku yang dipegang helena.
“hel? Kamu kenapa?”. Tanyaku heran
“kalau kamu tahu, aku tidak pernah melihat bobi marah seperti
ini sebelumnya.” Jawab helena dengan terbata-bata.
“yang aku tahu bobi orangnya tenang, tidak beringas dan
menakutkan seperti sekarang”. Lanjut helena
“aku juga berpikiran yang sama sepertimu”. Mataku masih
tertuju pada bobi yang berjalan dilantai 3 meninggalkan ray
yang masih sibuk dengan handphonenya.
113
“orangnya penyabar dan tidak emosi saat diejek oleh orang
lain”. Air mata helena menetes
“mungkin ada kejadian buruk yang masih membuatnya sedih,
hal itu membuatnya tidak bisa mengendalikan diri”. Kataku
dengan bijak, sambil heran melihat helena
“hel, kamu suka ya sama bobi?”. Aku keceplosan, tidak tepat
untuk membicarakannya namun kata itu keluar tidak sengaja
dari mulutku.
Helena menatapku sedih, dia hanya mengangguk lalu
meneteskan air mata untuk sekian kalinya. Helena kemudian
pergi sambil menangis dan menutup mulut dengan tangannya.
Murid-murid menatap helena heran begitupun aku, mengerti
kesedihan helena yang tampaknya sudah lama terpendam.
Bobi dan helena adalah perubahan tali pertemanan dan juga
cerita didalamnya. Cinta yang kuat mematahkan yang palsu
didalamnya, apapun penyebab dan resikonya cinta terlalu cinta
penyebabnya.
Didalam kelas aku melihat bobi menatap dingin guru yang
sedang mengajar, aku melihatnya takut. aku memikirkan apa
yang terjadi padanya karena harus berurusan pada ray dan
apalagi jika penjahat yang mengejar bobi bukan suruhan ray,
bisa mati itu anak.
“hey kamu dengar tidak saya berbicara”. Ucap guru biologi
yang memberhentikan lamunanku, aku tersentak kaget.
“saya dengar pak”. Ucapku gugup karena barusan terkejut
“sekarang tuliskan apa yang saya bicarakan dipapan tulis”.
Suruhnya, aku hanya bengong karena tidak tahu apa yang akan
ditulis
“tulis apa pak?”.
“tadi yang saya jelaskan”. Dengan tegas

114
“ah, bapak bercanda. Mana ada bapak jelaskan, bapak dari tadi
saja main hp kok”. Aku berusaha mencari jalan keluar
“kamu jangan mengada-ngada ya, kamu kira saya ini bodoh”.
Dengan nada tinggi
“gimana sih bapak, coba tanya yang lain?”.
“dia bohong pak, dia melamun pak”.
“tuh kamu masih mau bohongi saya”. Aku hanya bisa
menghela nafas, Cewek-cewek dikelasku memang tak bisa
diajak kompromi
“iya pak saya salah”.
“sekarang kamu berdiri didepan kelas, cepat”. Suruhnya
“iya pak”. aku hanya bisa pasrah sekarang.
“tangannya diangkat satu dan kakinya diangkat satu”.
“tapi pak?”. aku ingin membantah
“tidak ada tapi-tapi, cepat lakukan sekarang”.
“nyium ketiak nih satu kelas”. Ucap dalam hatiku
Dua jam pelajaran biologi, dua jam juga tangan dan kakiku
terangkat. Sakit sekali, tanganku ngilu walaupun setiap kali
sakit aku bergantian dengan tangan kiri dan kanan, begitu juga
ngilunya kakiku sampai gemetaran.
Aku meringis kesakitan, tapi guru biologi itu tidak ada rasa
kasihan sama sekali. Aku sudah memasang muka orang yang
tersakiti tapi hati guru biologi itu tidak luluh.
“hati-hati pulang kerumahnya”. Ucapnya yang sama sekali
tidak menyuruhku selesai berdiri
Murid-murid berhamburan pulang, hanya ada aku dan guru
biologi yang sedang membereskan buku-bukunya.
“pak, sa..ya gimana”. Ucapku sambil meringis kesakitan
“oh iya saya lupa, ya kamu boleh pulang asalkan kamu
bawakan buku ini ke meja saya”. Suruhnya
115
“pak tangan saya mau patah”. Aku meringis
“mau saya patahkan sekalian”. Ancamnya
“nggak mau pak, iya pak saya bawakan”. Ucapku memegangi
tanganku yang terasa sakit sekali.
“kamu ini rilo tidak bosan-bosannya dihukum, yaudah saya
tunggu dimeja saya”. Ucapnya lalu meninggalkan setumpuk
buku
Aku berjalan terbirit birit,menunduk sambil menahan kesakitan
tanganku. Tumpukan buku ini semakin membuat tanganku
semakin ngilu.
Saat membawa buku ini, seketika aku mendengar suara
perkelahian yang tampaknya berasal dari belakang sekolah.
Suara itu nyaring sekali, sekolah sudah sepi, guru-guru juga
sudah pulang. Beberapa kali aku mendengar tinjuan dan
teriakan perkelahian itu.
Aku tersentak kaget, aku baru ingat itu adalah bobi dan ray.
Sontak aku menjatuhkan buku itu lalu berlari ke belakang
sekolah yang tidak jauh dari tempatku berdiri.
“woy berhenti”. Teriakku lalu memisahkan mereka yang
beringas sekali berkelahi.
“ril, cepat pergi jangan ikut campur”. Ucap bobi
“ril, kamu ajarkan sopan santun gak sih temanmu”. Ucap ray
tanpa merasa sakit walaupun pipinya sudah lebam.
“kau yang harusnya diajarkan sopan santun”. Sahut bobi
“dasar banci!”. Ucap ray lalu mengambil tasnya dan pergi
meninggalkan kami
“udah bob, tahan emosi mu, kita tidak perlu memikirkannya.
Biarkan orang berkata apapun, kita tidak perlu
mendengarkannya”. Kataku menenangkan bobi

116
Bobi luluh, emosinya mulai mereda. Dia diam melihatku lalu
pergi begitu saja. aku hanya menatap heran.
Saat berjalan kembali mengambil buku, seketika tanganku sakit
kembali. Aku sudah tidak kuat untuk berjalan bahkan
mengangkat semua buku-buku itu. Aku akan terjatuh
PLAPP!! Ada yang menangkapku saat aku terjatuh, itu adalah
airin, sang malaikat dihatiku.
“ril kamu gak kenapa-kenapa kan?”. Khawatir airin
“tidak apa-apa” ucapku lesu
“aku mau mengemaskan buku buku dulu rin”. Ucapku, aku
tidak mau di fitnah
“jangan ril, biar aku saja, kamu pulang saja”. tahan airin, lalu
bergegas mengemaskan buku. Sementara aku lesu dan lemah
saat berjalan ke parkiran.
“kenapa airin masih disekolah ya?”. dalam hatiku bertanya
Sampai dirumah aku lalu bergegas kekamar kemudian baring
tanpa mengganti baju terdahulu. Aku baring dan tidak lama
setelahnya tertidur pulas.

***
Aku terbangun dengan rasa sakit ditangan maupun kaki-
kakiku. Sengaja menatap luar jendela ternyata hari sudah gelap,
aku kaget dan segera pergi untuk mandi. Hanya dingin yang
kurasakan saat mandi malam-malam begini.
Saat mengecek handphone untuk melihat pemberitahuan di
media sosial. Namun ternyata ada pesan masuk dari bobi, aku
melihatnya antusias.
BOBI : Ril malam ini kau bisa keluarkan? Aku ada urusan
penting, aku ingin mengajakmu untuk menemaniku malam ini.
aku tunggu nanti malam didepan rumahmu.
117
Aku hanya heran menatap pesan bobi, aku bingung kenapa
urusannya harus membawa aku segala. Aku hanya menghela
nafas, aku sebenarnya tidak mau karena tangan dan kakiku
masih sakit. Tapi demi teman apa boleh buat.
Tak lama membaca pesan bobi tiba-tiba ada pesan masuk lagi.
BOBI : Aku sudah dibawah, cepat keluar.
Aku bergegas menuruni tangga, memmbuka pintu dan sudah
berdirilah manusia kurus dan kribo serta sedikit lebam di
pipinya.
“ada apa bob?”.
“cepat ikut aku”. Dia lalu menarikku
“eh.. bentar bob, aku belum memasang celana”. Ucapku, dia
seketika bengong
“ayo cepat pakai celanamu”. Aku kemudian kembali kekamar
memasang celana kemudian turun lagi dengan nafas yang
tersengal-sengal
“gak naik mobil aja bob”. Tanyaku
“jangan, kita jalan kaki saja”.
“emangnya mau kemana?”.
“jangan banyak tanya dulu”. Aku kemudian bergegas
menyusulnya berjalan
“woy mau kemana sih”. Dengan nafas tersengal-sengal, karena
sudah 10 menit berjalan.
“ada satu hal yang ingin kuberitahu”. Ucap bobi dengan nafas
tersengal-sengal
“apaan”.
“kita akan mengungkap sesuatu”.
Kami menyusuri jalanan lengang dan sepi, tidak jauh dari
temaptku sekarang. Aku mendengar suara beberapa orang,
seperti orang-orang nongkrong.
118
“sini ril”. Sambil menyuruhku diam dan bersembunyi dibalik
tembok rumah orang lain.
“eh bob, itu bukannya rumah fad”.
“iya makanya diam dulu”.
“dengarkan ril, apa yang mereka bicarakan”. Suruh bobi
“kita maju sedikit lagi”. Ucap bobi
Kami mulai melangkah pelan, aku dan bobi mengendap-
ngendap. Aku mulai gugup sekarang, didepan rumah fad
banyak motor dan orang-orang yang sudah tidak asing lagi, ya
benar saja itu adalah orang-orang yang ingin membunuh bobi
kemarin.
“bob kok penjahat itu dirumah fad?”. Tanyaku halus
“diam dulu”.
Tak lama mengintip, keluarlah fad dari dalam rumahnya
dengan membawa beberapa gelas minuman, nampaknya
mereka nongkrong dan sudah akrab didepan rumah fad.
“eh.. gimana roy, sudah dapat rencana bagus untuk
membunuhnya”. Ucap fad yang terdengar dari kejauhan.
“gampang bos, lusa kami kerjakan semuanya”. Ucap laki-laki
yang disebut fad itu roy.
“oke bagus, jangan sampai ketahuan ya. bonus akanku
tambahkan bagi kalian yang membunuhnya”. Ketawa
kemudian memenuhi perkumpulan orang-orang tersebut
“membunuh siapa?”. Tanyaku pada bobi sambil menghela
nafas pelan
“bob,woy”. Bobi hanya mematung
“kenapa”. Bobi pucat pasi
“kamu gak kenapa-kenapa kan bob”. Tanyaku
“ril, ternyata dia fad yang menyuruh penjahat itu”.

119
Aku seketika tersentak kaget, menatap tak percaya. Awalnya
aku tidak percaya dengan perkataan bobi tapi setelah
mendengar semua percakapan fad dan sengkongkolanya. Aku
mulai percaya bahwa fad.
“ril aku harus bagaimana?”. Tanya bobi dengan sangat gugup
“tenang bob, kau harus tenang”. Bisikku
Aku menatap bobi dan geng fad bergantian. Bobi sudah pucat
karena tidak kuat mendengarkan pembicaraan fad yang sudah
ketahuan oleh kami.
“bob lebih baik kita pergi dari sana, akan lebih bahaya jika
terlalu lama”. Suruhku pada bobi
Kami kemudian pergi mengendap-ngendap, namun saat
beberapa langkah berjalan. Bobi yang masih tegang dan pucat
dan tidak fokus, tidak sengaja menginjak botol mineral kosong
sehingga menimbulkan bunyi.
Seketika orang-orang dirumah fad mendengar suara dan
melihat kami yang sedang mengendap-ngendap.
Aku saat itu ketakutan karena harus berurusan banyak orang
lalu berlari dengan kencang, begitu juga bobi.
Bobi berlari dengan sangat kencang, sementara dibelakang
kami orang-orang tersbut mengejar kami sambil melemparkan
gelas-gelas. Untungnya tidak ada yang mengenai kami namun
mereka terus mengejar.
Dengan nafas tersengal-sengal aku terus berlari sekencang
mungkin. Begit juga bobi yang mulai panik berlari sambil
mendengar sorakan dibelakangnya.
Sambil berlari, aku berusaha menutupi wajahku dengan baju.
Aku tidak mau ketahuan oleh fad, aku juga menyuruh bobi
begitu.

120
“ril, kesini”. Suruh bobi sambil menunjuk tong sampah kosong
didepan rumah orang
Aku bergegas masuk kedalam tong sampah begitu juga bobi.
Sambil menahan nafas, aku mulai menutupi mulutku dengan
tangan dan memejamkan mata tidak ingin melihat.
“berhenti, kemana mereka sudah menghilang”. Saura seorang
laki-laki terdengar olehku
“ada yang kenal siapa mereka?”. Ucap lelaki yang tampaknya
adalah roy
“tidak tahu bos, muka mereka gelap tadi”. Sahut anak buahnya
dengan nafas yang tersengal-sengal.
“lanjut kejar gak bos?”.
“tidak usah, ayo kita kembali”. Mereka lalu melangkah
meninggalkan kami.
Hp ku bergetar, aku tersentak kaget dan mengambil hpku
kemudian menanggalkan baterainya.
“suara apa tuh?”. Ucap salah seorang anak buah yang
mendengar bunyi
Semua sudah melangkah pergi hanya salah satu yang
tampaknya masih didekatku. Aku gemetaran, suara langkah
mulai mendekatiku.
“woy ngapain, ayo cabut”. Suara laki-laki lain tampaknya
mengalih perhatian orang yang mencurigaiku di tong sampah.
“iya.iya”. dia hanya menatap tong sampah heran.
Belum sempat keluar dari tong sampah kemudian terdengar
suara seorang perempuan sambil bernyanyi. Aku jadi gugup
lagi, sementara bobi tidak bersuara dari tadi.
Aku terhenyak kaget seketika sampah-sampah jatuh kearahku.
Namun nampaknya dia tidak melihatku berada ditong sampah.

121
“eh,, siapa buang boneka bagus bagus ditong sampah ni”.
Suara perempuan yang tampaknya pembantu rumah ini.
“boneka besar lagi, tapi udah bau, wekk!”. Ucapnya lalu
menutup tong sampah bergegas pergi
Selang beberapa menit aku keluar dengan muntahan yang
sangat mengerikan. Aku tidak kuat dengan bau sampah disitu,
kepalaku kemudian pusing.
“woy keluar bob”. Kataku sambil mengetok-ngetok tong
sampah disampingku
Aku membuka tong sampah dan isinya tidak ada siapapun,
bobi sudah lenyap, kemana anak itu meninggalkanku sendirian
disini.
Aku mulai mual sambil berjalan terhuyung-huyung. Bau
sampah masih menyengat, masih menempel dibajuku. Aku
tidak kuat, aku muntah untuk sekian kalinya dan mulai lemas.
“ril!”. suara itu dari balik pohon
“bob, kamu kemana aja”. Ucapku
Bobi menutup hidungnya karena merasa kebauan dengan
tubuhku.
“kok bau sih kamu ril”.
“gak sengaja tadi, orang buang sampah gak bilang-bilang”.
Bobi tertawa pelan lalu kami pulang dengan keringat.
Malam ini seluruh badanku sakit, mulai dari tangan dan kakiku
yang ngilu. Tubuhku yang bau sampah dan mulutku yang terus
mengeluarkan muntahan.
Aku tidak tahu apa nama penyakitnya tapi ini sungguh
membuatku tersiksa untuk sekian kalinya. Berbeda dengan
bobi yang aman-aman saja dari tadi seperti tidak merasakan
apapun hanya bau dari tubuhku.

122
“sekarang terungkap pelakunya ril”. Ucap bobi sambil berjalan
menutup hidungnya dengan baju
“ngomongin itu entar dirumahku aja”. Ucapku lemas
“ aku jadi tidak menyangka, aku merasa bersalah kepada ray
karena sering menuduhnya”. Aku hanya mendengarkannya
lemah dan sama sekali tidak sekali menjawab pertanyaan bobi.
“aku harus hati-hati nih ril, bahaya akan mengancamku
sebentar lagi. Karena fad bisa membunuhku kapan saja saat
aku lengah”. Ucapnya lalu berhenti bicara sampai dirumahku.
Terungkapnya pelaku mengakbitkan penyesalan pada diri bobi
karena sudah memandang sebelah mata ray. Padahal pelaku
sebenarnya lebih licik dari koruptor, orang sok baik yang
sebenarnya sangat jahat. Aku malam ini juga tidak menyangka
mengungkap pelaku penjahat yang ingin membunuh bobi.

123
BAB 12. SUARA HELENA

Lorong sekolah lengang, hanya menyisakan bobi dan helena.


Mereka saling bertatapan, aku hanya bisa mengintip melalui
jendela kelas. Aku takut menganggu jika aku berada disana.
“hm.helena, ada yang akan kubicarakan”. Ucap bobi gerogi
“ada apa”. Kata helena sambil menyibakkan rambut
panjangnya.
“sebenarnya aku”.ucap bobi tak berani menatap helena, hanya
menatap lantai
“apanya bob”. Helena tersenyum, membuat bobi lebih grogi.
“aku mau bilang kalau..” bobi berhenti berkata
“aduh bob, lama sekali sih”. Dalam hatiku yang masih
mengintip mereka
“aku Cuma mau bilang kalau aku suk....”. pembicaraan
terpotong
“wah, seru nih”. Sahut fad yang tiba-tiba muncul dibelakang
bobi.
Aku mendongak kaget karena ada fad disana, bahaya kalau ada
fad disini, rencanaku dan bobi akan gagal.
“fad?”. Ucap bobi dan helena serempak
124
“wah, mengganggu ya?”. tanya fad sambil menyeringai
“nggak kok fad, santai saja”. ucap bobi berpura-pura
membohongi diri sendiri
“hel bisa ikut sebentar?”. Tanya fad
“hm.. boleh”. Kata helena dengan ragu
Fad pergi disusul oleh helena mengikutinya, tampaknya
mereka pergi kearah kantin sekolah. Bobi yang kulihat hanya
menghela nafas kecewa.
“kamu sih bob kelamaan”. ucapku menghampiri bobi
“ini pertama kali ril, wajar”. Mulut bobi masih bergetar.
Bobi memperhatikan helena pergi dan berniat untuk
menyusulnya.
“jangan bob”. Cegahku pada bobi yang baru selangkah
“kenapa? Aku takut dia dalam bahaya, kau tahu sendirikan apa
yang kita lihat sebelumnya dengan fad. dia pasti merencanakan
sesuatu”. Ucapku pelan pada bobi
“tapi helena?”. Tanya bobi
“tenang saja, dia tidak apa-apa. Kau yang seharusnya berhati-
hati, dia bisa saja membunuhmu”. Hentak bobi ketakutan
sambil melihat sekelilingnya takut ada apa-apa
“cepat ril, rasanya tidak enak disini lama-lama”. Muka bobi
tidak enak dipandang tak enak sekarang.
Hari ini aku pulang sekolah menggunakan mobil, aku terpaksa
melakukannya supaya bobi tidak dikejar oleh orang suruhan
fad. aku tahu fad bisa mengancamnya kapan saja.
“ril kalau aku gunting rambut gimana?”. Tanya bobi sambil
memegangi rambut kribonya
“mau sekarang?”. Tanyaku balik
“boleh”.

125
Kami bergegas kesalon untuk mempermak rambut bobi,
merubah penampilan bobi menjadi ganteng karena sebelumnya
harus kuakui bobi sangat kumuh dan jelek.
“tante oki, tolong teman saya. Rambutnya dirapikan ya”.
“boleh say, mau dicatok gak?”. Sambil mengelus daguku,
seketika aku merinding menghadapi bencong ini
“bob rambutmu mau terus kriting atau mau dilurusin?”.
Tanyaku
“menurut tante oki gimana?”. Tanya bobi balik bertanya pada
tante oki
“mending dicatok aja, bencong aja geli liat rambutmu kriting”.
Kata tante oki yang membuatku menahan tawa.
“yaudah deh, ayo buruan”. Suruh bobi pada tante oki
Dua puluh menit meluruskan rambut bobi, dua puluh menit
juga bobo digoda oleh bencong salon ini. aku menahan tawa
sementara bobi hanya bisa menghindar saat digoda bencong.
“gila kalau lurus panjang ya say”. Ucap tante oki
“mau gini aja gak bob, sekalian nemanin tante oki disalon”.
Aku mengejek bobi dengan rambut lurus dan panjangnya
“isshhh”. Tubuh bobi bergetar
Tante oki mulai mulai mencukur rambut bobi sedemikian rupa
hingga cocok dengan wajah bobi. Tidak ada masalah, bobi
tampak lebih muda sekarang.
Dia tampak semakin segar setelah rambutnya dicatok dan
dirapikan. aku tersenyum, ternyata bobi bisa ganteng juga.
“begini cukup say?”. Tanya tante oki
“ud..ah cu..kupp”. jawab bobi yang dari tadi tidak kuat digoda
bencong.

126
“jangan lupa disampo ya, kalau nggak disampoin ntar
rambutnya kriting lagi”. Tante oki memberi saran pada bobi
sambil membersihkan rambut-rambut yang berserakan.
“iya.om”. ucap bobi sambil gerogi, aku hanya bisa menyeringai
mentertawakan bobi.
“om? Tante keles”. Tante oki kaget
“eh maaf, iya tante”. Ucap bobi grogi lalu bergegas pergi
menuju ke mobil.
Aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi bobi yang penuh
dengan ketakutan.
”Baru pernah gunting rambut soalnya jadi tidak biasa dengan
tante oki”. Aku menjelaskan pada tante oki
“oh nggak apa say, kesini lagi ya”. ucapnya
Aku kemudian pamit pergi dari salon penuh dosa itu, aku juga
merasa jijik namun aku masih bisa menahannya.
“ril, ternyata setelah dilihat-lihat aku ganteng juga”. Ucap bobi
sambil memainkan rambut barunya
“iyee bob”. Aku menghela nafas, aku iri karena bobi lebih
ganteng dari pada aku.

Saat menunggu lampu merah dengan bosan, aku melihat helena


membawa tas kecil dan ingin menyebrangi jalan.
“hel”. Teriakku dari, sambil menongolkan kepalaku diluar
mobil
“eh ril”. Senyum helena lalu bergegas ke arah mobilku
“bob helena, cepat pasang muka ganteng”. Suruhku pada bobi
yang dari tadi memperhatikan rambutnya.
“mau kemana hel?”. Tanyaku
“aku mau kerumah teman sih, ada kerja kelompok soalnya”.
Jawab helena
127
“eh bobi, ya ampun bobi kok berubah sekarang” kaget helena
sambil tersenyum ke arah bob.
“hm.. nggak kok”. Bobi malu-malu kucing.
“wah, pasti cewek-cewek disekolah tergila-gila tuh”.
“haha”. Bobi hanya tertawa tidak jelas
“eh, hel mau nebeng gak? Kita antarin”. Aku memberi
penawaran
“boleh, merepotkan nggak tapi?”.
“nggaklah santai aja”. Helena bergegas masuk kedalam mobil
dan dengan segera aku menginjak gas, mobil melaju.
Diperjalanan aku punya rencana yang bagus sekali, rencana ini
terlintas saja dalam pikiranku. Mobil ku hentikan tepat didepan
rumahku.
“eh bob, ayah sama ibuku udah pulang tuh, kamu bisa kan
yang antar helena”. Tanyaku sambil memberinya kode untuk
iya
“hmm...”. bobi melihat helena, helena melihatku, aku melihat
bobi. Sekarang kami saling bertatapan menunggu jawaban
bobi.
“boleh deh”. Jawab bobi
“yaudah, aku masuk ke rumah dulu. Hati-hati bob bawa
mobilnya. Soalnya itu mobil mahal”. Ucapku.
Dengan rasa grogi, helena pindah tempat duduk kedepan tanpa
disuruh. Dia duduk begitu saja disamping bobi. Sementara bobi
dengan gerogi mengendarai mobil.
Entah apa yang akan dilakukan bobi, apakah itu sesuai dengan
rencana yang sudah kupikirkan atau dia akan sama seperti di
lorong sekolah beberapa jam yang lalu. Bobi belum sempat
mengganti bajunya sekarang, ini semua demi helena.

128
***

BOBI

“hel, gimana rambutku?”. Tanya bobi memecah lengang


dimobil
“bagus sih dari sebelumnya”. Helena nyengir sambil melihat
gaya rambut bobi yang baru
“oh gitu ya”. senyum bobi, permulaan yang seorang bobi.
Didalam mobil tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulut
mobil. Mereka agaknya canggung, aneh padahal sudah
berteman sudah lama tapi serasa baru berkenalan.
Apakah ini yang dinamakan cinta? Setiap bertemu seperti
orang yang baru kenalan, malah sebaliknya.
“lah.. kok sepi sih rumahnya”. Helena heran sambil
mendongak menatap rumah temannya yang sepi
“tapi betulkan ini rumahnya?”. Tanya bobi
“iya kemarin aku kesini kok”.
“coba telpon deh”. Saran bobi
Helena mengambil ponselnya, menelpon temannya. Bobi
hanya menatap helena bengong, berlarut-larut pada muka
helena yang cantik.
“gimana hel?”.
“gak diangkat”.
“terus?”.
“kita pulang aja kali ya”. ucap helena dengan muka tidak enak.
“oke, baiklah”.ucap bobi ringan
Bobi menancap gas mobil, dengan senang hati mengantar
helena kemanapun. Sambil mengendarai mobil bobi berpikir
sejenak untuk mengungkapkan perasaan terdalamnya.
129
“hel, kita ke nonton yuk ada film bagus?”. Tanya bobi
“tumben bob mau nonton, setahuku dulu kamu gak suka
nonton”. Ucap helena heran
“ee..., tapi itu kan dulu hel, sekarang aku suka nonton kok”.
Kata bobi sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
“oh gitu, bagus deh”. Senyum helena
“yaudah kita nonton sekarang”. Ucap bobi lalu melajukan
mobilnya tepat setelah lampu merah.

***

“gimana bob, helena?”. Tanyaku antusias pada bobi


“wih gila sih barusan”. Jawab bobi seru
“terus gimana tadi, kau ngapain aja terus kok lama gitu
ngantarnya udah mau dua jam”. Tanyaku heran dengan muka
kepo
“aku tadi nonton ril,hahaha”.
“hah? Masa sih”. Aku kaget
“iya tapi tadi aku lupa bawa uang”. Nyengir bobi dengan muka
konyolnya.
“bob,bob. Padahal rambut udah berubah gayanya masa sifatmu
juga gak berubah sih”.
“iya, aku juga gak kepikiran. Aku yang ngajak nonton eh
malah dia yang bayar”.
“kau terlalu bodoh bob”.
“iya juga ya”. ucap bobi
“terus sesudah nonton ngapain”.
“hm... oh iya tadi helena ngasih surat tapi belum kubuka ril”.
Ucap bobi sembari mengeluarkan surat dari celananya

130
“kok gak dibuka bob”. Tanyaku heran
“gak mau aku, aku takut isinya tagihan hutang nonton”. Ucap
bobi, aku hany melihat bobi heran.
“ya ampun bob, sumpah kamu bego amat sih.”. aku hanya
mendengus kesal pada bobi
“gak mau ah, mendingan kamu yang buka”. Tolak bobi tidak
mau membuka suratnya.
Yang ditakutkan bobi tidak ada, dia terlalu berprasangka buruk
pada helena. Dan tidak mungkin cewek secantik helena
berubah menjadi ibu-ibu kost. Nagih-nagih hutang pada bobi,
helena juga pasti ikhlaslah.
Aku sekarang hanya khawatir pada helena. Bagaimana nanti
kalau bobi yang agak bodoh pacaran dengan helena. Kurasa
tidak cocok, bagaikan ibu kost dan penghuni kost yang konyol.
“bob ini bukan hutang deh bob”. Ucapku pada bobi sambil
memperhatikan surat yang isinya sangat panjang. Penuh satu
kertas dengan tulisan karena kalau hutang tidak mungkin
kertasnya sepenuh itu.
“ah, bohong kau”. Ucap bobi
“ini liat dulu”. Sambil menunjukkan isi surat
“sini”. Rampas bobi setelah melihat suratnya.
Bobi melihat isi surat agak takut tapi dia juga membacanya.
“bobi, maaf aku hanya bisa mengirim surat untukmu. Aku tidak
bisa bicara secara langsung, aku tidak tega jika aku bicarakan
ini langsung di depan mukamu. Sebelumnya aku minta maaf ya
bob, aku beserta surat ini ingin memberitahumu suatu hal
yang harus kau tahu.
Aku tahu kau menyukaiku, aku melihat semuanya dari
wajahmu dan sikapmu didepanku. Aku sangat-sangat
menghargai rasamu, kita berteman sudah lama.

131
Bob, maaf tapi aku tidak bisa membalas cintamu karena aku
akan melangsungkan pernikahan setelah lulus. Mohon maaf
sekali bob, kurasa kau harus melupakan perasaanmu dalam-
dalam. Aku tahu ini berat buatmu, namun ini adalah
konsekuensinya bob.
Sekali lagi aku minta maaf padamu bob, maaf aku tidak bisa
bicara secara langsung. Hanya melalu surat inilah akhirnya
kau bisa mengungkap alasannya. Semoga kau bisa menemukan
yang terbaik.”
Bobi menatap sedih isi surat dari helena. Aku juga sedih
melihat bobi sedih, aku hanya bisa menenangkannya supaya
dia tidak bersedih berlarut-larut.
“sudahlah bob, lupakan saja. masih banyak cewek lain.”
“tidak bisa ril, aku suka padanya sudah lama”.
“penampilanmu berbeda sekarang, kau bisa mencari yang lebih
dari helena”. Aku meyakinkan bobi.
Tiba-tiba ada pesan masuk dari handphone bobi, tapi bobi tidak
sama sekali melihatnya. Akhirnya aku memutuskan untuk
melihat isi pesannya siapa tahu penting.
“besok siap-siap bob, kita ketemuan di tepi jalan merak dan
ingat bob datang sendirian. Aku ada perlu denganmu

132
BAB 13. FAD YANG SEBENARNYA

“udah bob ah, gak enak liat mukamu sedih terus”. ucapku
menenangkan bobi yang masih terus melamun dengan muka
masamnya.
“ril, minjam baju ya. aku masih pakai seragam sekolah nih”.
bobi berbicara sambil melamun.
“yaudah, mandi sana. Badanmu bau”. Suruhku ke bobi
“sikat gigi pinjam ya ril”.
“eh, jangan. Ambil didapur masih ada yang baru.” Cegatku
“ya udah deh”. Bobi kemudian bergegas menuju dapur
mengambil sikat gigi.
Aku termenung memikirkan kesedihan bobi, walaupun itu
tidak penting buat siapapun tapi itu penting buatku. Alasannya
sangat mudah, karena bobi adalah sahabat sekaligus sudah
kuanggap saudara tiri.
“eh ril bengong aja?”. Tanya ayahku yang menganggetkanku
“gak tidur yah, kan baru pulang dari australia?”. Tanyaku balik
“kamu kayak gak kenal ayah aja, ayah ini tentara ril bukan artis
kali.” Tegas ayahku
133
“terus kamu kenapa dari tadi sama bobi ayah liatin bengong
terus”.
“nggak ada, Cuma kecapean”. Kataku berat dan dengan sangat
sadar sudah membohongi ayahku.
“terus mana tuh si bobi, barusan suaranya masih ada”. Ayahku
menatap seluruh ruangan mencari bobi.
“lagi mandi”. Ucapku dengan sangat bosan
“rumahnya kehabisan air ya”.
“dia belum mau pulang katanya, kan gak enak nyuruh dia
pulang buat mandi mending suruh dia mandi disini”. Jawabku
“eh ril kamu tahu ilusi gak?”. Tanya ayahku untuk sekian
kalinya.
“apaan emang?”. Aku menatap bingung
“semakin dipikirin, semakin kita terjebak didalamnya”.
Ayahku kemudian beranjak kekamarnya, aku menatapnya
heran, mungkin dia mendengar pembicaraanku dan bobi tadi.
Setelah melihat ayahku dengan bingung, aku kemudian
beranjak ke kamarku untuk mengambilkan bobi baju.
“eh bob, kapan kamu naik ke atas?”. Tanyaku heran, aku tidak
sadar bobi sudah ada didalam kamarku.
“dari tadi”. Ucap bobi
“kok aku gak liat ya”.
“iya kamu tadi ngobrol sama ayahmu, aku gak enak untuk
ganggu”.
“kayak rapat aja bob, gak bisa diganggu”. Aku mendengus
pelan
Saat itu aku tidak membahas helena sama sekali, aku tidak mau
dia terlalu berlarut dalam kesedihannya. Malam ini kuajak dia
untuk bermain game untuk melupakan helena dan juga
kesedihannya sejenak.
134
Saat asyik main game, pesan dari handphone bobi ada kembali
namun bobi tidak menyadari pesan masuk di handphonenya
yang berada di kasur. Aku yang sedang terbaring ngantuk
mengambil dan membaca pesan itu.
“jangan lupa bob, aku tunggu besok dan ingat jangan bawa
teman satupun termasuk rilo”. Yang ternyata pesan dari fad
lagi untuk kedua kalinya, entah apa yang ada dipikiran fad. dia
sangat bernafsu sekali nampaknya. Aku lalu segera menghapus
pesan tersebut agar tidak dibaca oleh bobi nantinya.

DISEKOLAH
Aku berjalan dengan bobi menuju ke kantin dengan santai. Aku
dan bobi sedang mencari seseorang yang nampaknya tidak ada
dikantin.
Aku mendengus kesal dengan orang itu, kemana dia pergi,
dikelas,dikantin, di toilet pria dan wanita juga tidak ada.
“dimana sih ray?. Aku menghela nafas pelan dan kecewa
karena lelah mencarinya
“oh iya, mungkin dia di perpustakaan”. Ucap bobi
Kami berjalan lagi, naik ke lantai tiga membuatku sangat lelah
dan bercucuran keringat.
“itu dia”. Tunjuk bobi pada ray yang sedang duduk dan
membaca sebuah buku.
Kami mulai mendekatinya yang sedang fokus membaca.
“maaf ray, sorry menganggu”. Ucapku pelan dengan grogi
“kenapa?”. Tanya ray sambil menatap bukunya
Aku menoleh bobi menyuruhnya untuk bicara pada ray.
“gini ray sebelumnya aku mau..”. ucap bobi sambil menggaruk
kepala yang tidak gatal.

135
“kenapa mau ngajak ribut lagi”. Potong ray tanpa semapt bobi
melanjutkan omongannya. Aku hanya menatap datar mereka
berbincang.
“bukan itu ray, aku hanya ingin minta maaf”. Ucap bobi sambil
menunduk penuh penyesalan.
Ray lalu memperhatikan muka bobi dengan raut tanpa ekspresi
sekalipun.
“nyadar juga bob”.
“ya aku tahu, aku nuduh kamu sembarangan. Aku main hakim
sendiri. Aku hanya ingin minta maaf padamu”. Ucap bobi
“yaudah ini pelajaran buatmu, sekarang jika mengambil
keputusan dipikirin dulu jangan ikutin emosi labilmu”. Ucap
ray dewasa
“ya ray, aku minta maaf”.
“ray aku mau nanya sesuatu nih, kamu kan udah lama nih dekat
sama fad. aku ingin kau jujur tentang fad”. tanyaku pada ray
“emang kenapa ril?”. Ucap ray heran
“aku rasa fad menyembunyikan sesuatu”.
Ray semakin resah dan grogi saat kutanyakan tentang fad. aku
berpikir bahwa ray tahu sesuatu bahkan banyak tentang fad.
“kenapa ray, kok gugup gitu kan aku Cuma nanya”. Ucapku
“kamu mau tahu emang sih fad yang aslinya”. Ucap ray pelan
“iyalah” aku mendengus kesal, ray belum bicara tentang fad
sepatah katapun
“baiklah, ini agak panjang seperti dongeng”.
“aku pertama kali bertemu fad beberapa tahun yang lalu, aku
juga lupa kapan pastinya tapi aku kenal dia di warnet kalau gak
salah. Aku semakin akrab dengan dia semenjak dia sering ke
warnet. Waktu itu aku sedikit curiga dengannya kenapa tiba-
tiba dia jadi akrab denganku, dengan sikapnya yang sangat-
136
sangat baik padaku. Aku berpikir bahwa fad punya maksud
tertentu padaku. Aku hanya bisa diam menantikan keaslian fad.
fad juga mempunya seorang teman yang biasa mengantarnya
ke warnet dan kalau tidak salah namanya itu roy.” Ray lalu
menelan ludah sejenak kemudian melanjutkan pembicaraanya
“fad tampak baik didepanku, entah itu sebagai teman atau ada
maksud tertentu dan aku masih menyelidikinya selama ini.” ray
menghela nafas dan semakin pelan berbicara.
“selama ini aku hanya melihat sisi baiknya saja sampai kalian
berdua membantuku dalam sebuah rencanaku untuk
membongkar identitas fad”. kata ray yang mengagetkanku
“maksudmu rencana apa?”. Tanyaku dengan muka penasaran.
“fad yang sebenarnya bukanlah fad yang sekarang. Dia adalah
kekalahan kita dibalik kemenangan tim x-bow kemarin. Dia
adalah salah satu tim x-bow dari dulu, Cuma semakin besarnya
nama tim x-bow fad malahan memutuskan mundur dari tim itu
tanpa ada alasan yang jelas. Timku sebelumnya juga kalah
setiap kali berhadapan dengan tim x-bow.
“jadi maksudmu semua ini sudah direncanakan?”. Tanyaku lagi
“betul sekali”. Jawab ray lugas
“yang pasti dia itu adalah penyusup dari tim lain untuk
menghancurkannya, dia memang melawan tim x-bow tapi itu
hanya sandiwara belaka. Dia Cuma membantu tim x-bow
menang, karena itulah tim x-bow bisa melangkah sejauh ini
dan sebentar lagi akan mengikuti kejuaraan internasional. Aku
tidak tahu lagi tim mana lagi yang akan dia hancurkan.” Mulut
ray terhenti berbicara
Lonceng tanda masuk kelas terdengar dan dengan begini
habislah masa istirahat. Ray aku dan bobi segera keluar dari
perpustakaan dan pergi ke kelas masing.

137
“eh bobi, bob ntar ya?”. saat menuju ke kelas aku berjumpa
dengan si busuk fad
“iya”. Ucap bobi grogi.
fad kemudian pergi dengan santai meninggalkan seberkas
senyum dan jejak sepatu yang melekat di lantai.
“semalam fad menyuruhku untuk ketemuan”. Ucap bobi yang
padahal aku lebih tahu duluan
“jangan bob, lebih baik jangan. Kau sudah lihatkan sifat asli
fad”. cegahku pada bobi
“baiklah”.
Pulang sekolah kembali menemui bobi dan selalu
mengingatkan untuk menemuinya nanti. Bobi selalu
mengiyakannya saja.
Aku berjalan dengan ekspresi datarku, dan lagi-lagi aku
melihat junet dan airin yang sedang bermesraan. Aku hanya
bisa meamnelan ludah melihatnya.
“eh ril tadi pak feri myariin”. Ucap airin tiba-tiba
“iya tuh, ada urusan yang belum beres katanya dan dia minta
ketemuan ruangnya”. Sahut junet
“oh oke”. Aku menoleh sebentar ke mereka lalu kembali ke
ruangan pak feri
Aku menghela nafas berat, guru ini seperti tidak ada kerjaan
untuk menghukumku terus menerus. Aku benci hukuman pak
feri,ini menghabiskan banyak waktuku. Aku lalu masuk
kedalam kantor dan menemui ray dan pak feri sedang
berbincang didalamnya.
“kamu usut tuntas masalah ini ray”. Ucapan pak feri terdengar
ditelingaku dari kejauhan.
“ada apa pak?”. tiba tiba mengentikan obrolan mereka berdua

138
“nah ini orangnya pak, saya harap dia dan bobi bisa bantu
teman saya”. Ucap ray sambil tersenyum.
“nah rilo pasti kamu sudah tahu soal fad dari ray kan? Jadi
bapak ada tugas penting untukmu”. Ucap pak feri
“maksudnya pak?’. tanyaku kurang jelas
“fad adalah anak kelas satu, setahu saya dia itu didepan saya
sopan santun dan baik. Namun saya dapat laporan dari ray
bahwa fad itu sebaliknya, seperti yang sudah ray ceritakan ke
kamu tentang fad. maka dari itu bapak ada tugas untukmu
untuk mengidentifikasi dan mengenal lebih dalam fad yang
sebenarnya. Bapak ingin tahu seberapa jahatnya fad
menyembunyikan identitasnya.”
“tapi kenapa saya pak?”. aku sebenarnya takut disuruh
“ya udah kamu gak mau? Nilai kamu gak tuntas ini”.
“lah pak, lagipula ini berbahay pak. kenapa gak anak karate
atau silat aja sih”. Aku memberikan tawaran logis
“nggak bisa, kamu yang kenal fad lebih dalam begiutpun ray
makanya kamu saya tugaskan untuk mencari kebenarannya.
Kalian boleh laporan ke saya kalau kalian punya bukti. Ucap
pak feri lalu menyuruh kami pergi
Aku hanya menghela nafas berat, aku sebenarnya takut sekali
dengan masalah-masalah ini. aku tidak ingin masuk
kedalamnya, aku ini tidak tahu apa-apa, aku ini hanya anak
yang masih di manja ayah dan ibu. Yang tiap malam
kerjaannya dirumah terus main game dan sekarang aku disuruh
mencari kebenaran seorang fad yang sudah diketahui teman-
temannya sangat tragis.
Aku hanya bisa merinding membayangkan kalau aku ditangkap
dan kepalaku dilemparkan botol bir oleh fad,roy dan teman-
teman lainnya.

139
Nanti dikoran jadi viral, ada seorang bocah ingusan yang
kepalanya tertancap pecahan botol bir, diduga kuat titisan
limbad, dia akhirnya mencoba menancapkan botol bir itu
dikepalanya.

***

Dengan sangat hati-hati aku hanya bisa mendongak di balik


semak semak sambil memperhatikan banyaknya orang-orang di
tepi jalanan.
“ray, aku merinding dan aku takut ditangkap”. Mulutku
bergetar seketika
“kau mau ditangkap atau diam saja memperhatikan disini”.
“baiklah aku akan diam”. Terusku lalu memperhatikan roy dan
teman-temannya sedang mengobrol satu sama lain.
Sampai 10 menit kemudian sampailah ketua mereka yaitu fad
dengan mobilnya. Mereka saling sapa dan kemudian tertawa
bersama.
Aku melihat mereka sangat hati-hati dibalik semak-semak, aku
lalu memperhatikan ray yang tampaknya menulis sesuati
dibukunya sambil terus melihat fad dan kawanannya.
“bobi ray”. Bisikku pada ray
Bobi mendekati perkumpulan fad yang dari tertawa riang
berubah ekspresi menjadi sangat datar sekali. Ray dengan cepat
mengeluarkan hpnya dan siap merekam kejadian didepan kami.
Aku melihat bobi tanpa rasa takut menyalami fad,roy dan
rekan-rekan lainnya. Aku semakin bergetar saat mereka semua
mulai serius memperhatikan bobi bicara. Sayangnya saat aku

140
bersembunyi disini, aku tidak bisa mendengar apa yang
dibicarakan bobi dan fad.
“ray kenapa kau tidak rekam?”. Bisikku
“akan menghabiskan bateraiku, nanti saja tunggu waktunya
siap”. Ucap ray tanpa menoleh padaku.
“lebih baik kau diam ril, kita akan ketahuan jika terlalu banyak
bicara”. toleh ray padaku
Aku lalu kembali pada mereka disana, namun raut wajahku
seketika kaget. Aku tidak melihat siapapun disana, maksudku
mereka semua pergi dan lenyap tanpa kuketahui.
“sial mereka kemana”.ungkap rya
“aduh, kita kehilangan mereka. Bagaimana dengan bobi?”.
“kau sih, kebanyakan bicara”. kesal ray
Semua lenyap tak tersisa, mereka yang dari tadi ramai mulai
hilang entah kemana. Aku dan ray hanya menatap kosong serta
bingung mau mengejarnya kemana. Aku gemetaran seketika.
“ kita kembali ril, masuk kedalam mobil”.
“oke”. Aku melihat sekitar kemudian berlari kemudian
mengendap dan masuk kedalam mobil ray.
Mobil melaju kencang menuju jalanan ramai demi keamanan
kami berdua.
“ray bagaimana ini, gimana dengan bobi?”. Tanyaku bingung
“sebentar”. Ray kemudian memejamkan mata kemudian
mengambil buku yang biasa dibawanya. Dia membuka
halaman-halaman tertentu yang ditulisnya kemudian melajukan
mobil kembali. Aku hanya menghela nafas berat.
“kemana kita?”. Tanyaku
“kerumah fad, kemungkinan besar mereka disana”. ray masih
fokus dengan mobilnya.

141
Mobil kami yang melaju kencang akhirnya sampai tidak jauh
di dekat rumah fad. ray menyuruhku untuk diam di mobil
sampai semua aman.
Aku tak melihat aktivitas apapun didepan rumah fad, semua
sangat sepi bahkan gerbang ditutup tapi aku tidak tahu didalam
dan bobi sedang apa sekarang.
TUK!TUK!TUK, kaca mobil ray diketuk oleh bobi dengan
muka lesunya.
Bobi masuk mobil dengan muka sangat pucat dan ada lebam di
dahinya.
“kenapa bob?”. Tanyaku
“cepat kabur”. Ucap bobi sambil terbatuk-batuk.
Ray kemudian melajukan mobilnya menuju ke rumahku yang
tidak jauh dari rumah fad.
“apa yang bisa kau temukan?”. Tanya ray pada bobi yang
masih lemas berbaring di kamarku
“mereka semua bajingan”. Ucap bobi sambil menahan sakit
“iya kenapa?”. Tanya ray
“kau benar, fad bersandiwara didepanku. Dia merupakan
penjahat berkelas. Aku tidak sanggup lagi melihat mukanya.”
“tahan sedikit bob”. Kataku serius sambil mengobati dahi bobi
“kau tahu fad dan teman-temannya siapa?”. Tanya ray dengan
suara berat
“aku hanya tahu dia adalah pemain tim x-bow bersama roy.
Roy adalah penggerak dibalik ganasnya fad. roy dan fad
memang bekerja sama untuk memajukan timnya dengan cara
apapun bahkan membunuh orang sekalipun.”
“Aku mengetahuinya setelah aku menguping pembicaraan
mereka.”

142
“lalu kemana kau saat kabur bersama mereka”. Tanya ray
sambil terus mencatat omongan bobi di bukunya
“mereka membawaku masuk kedalam jalan sampai ke ujung
jalan tersebut. Ujung jalan tersebut benar-benar sepi, tidak ada
orang yang lewat disana. lalu tanpa sepatah kata fad lalu
meninjuku, aku bingung sekali, aku sempat kabur saat mereka
mendengar sirine polisi yang kuhidupkan dari balik ponselku.
Aku kemudian berlari ke arah rumah rilo tapi aku melihat
mobilmu ray di pinggiran”. Ucap bobi panjang lebar sambil
masih kesakitan
Ray mengangguk paham kemudian menutup bukunya.
“oke aku tahu apa yang akan kita lakukan, besok aku akan
jemput kalian berdua disini”. Ucap ray lalu bergegas pulang.
Kamarku lengang seketika, aku hanya bingung melihat semua
ini. bagaimana bisa aku dan bobi seorang anak rumahan yang
kerjaan main game terseret masalah besar semacam ini. aku
hanya menghela nafas kemudian menuju komputer sambil
menunggu bobi bangun tidur dan mengantarnya pulang.

***

“ril, jangan pulang dulu. Kalian bisa ikut aku sebentar?”. Cegat
ray dengan nafas berat
“mengapa? Kalau fad bisa nanti sajalah”. Ucapku menolak
“tidak bisa, bobi dalam bahaya kalau ini dibiarkan”.
“yaudah”. Aku menghela nafas
Aku mengajak bobi untuk pergi bersama ray pergi menyelidiki
fad. tampaknya ray telah mengumpulkan data dan cerita fad
sehingga saat aku melihat ray sudah tahu jalan yang dituju.

143
“kok sepi ya?”. ucap ray heran sambil mengintip rumah fad
yang masih lengang
“mungkin di dalam”. Ucap bobi
“tidak mungkin, sepertinya tidak ada orang didalam”. Ray
mengambil kesimpulan lalu diam sejenak.
WOYY!!! Ngapain didepan rumahku
Suara itu mengagetkanku, aku lalu menatap ke belakang dan
melihat fad dan teman-temannya sedang menuju ke arah mobil
ray dengan sepeda motor yang ribut.
DOR!. Suara pecahan kaca kecil terdengar.
“ray, mereka menembak kita”.
“cepat menunduk”. Teriak ray
Ray lalu melajukan mobilnya dengan gas full, aku dan bobi
hanya bisa menunduk agar tidak terkena peluru-peluru tersebut.
Jantungku seketika berdegup kencang, aku sangat takut jika
terkena tembakan.
“aku masih muda”. Ungkapku sambil menangiskannya
“sudah tidak ada penakut”.ungkap ray
Aku terdiam sejenak memperhatikan sekitar dan tidak ada
suara-suara siapa lagi begitupun juga bobi.
“ray aku tidak mau lagi, aku takut”. ucapku
“silahkan, jika kau ingin ditembak fad”. ucap ray membiarkan
“aku tidak mau, baiklah”. Dengan terpaksa
“sebenarnya aku salah apa ya sama fad”. bobi berpikir
“dasar bodoh, kalian masih belum tahu”. Ucap fad sambil
melajukan mobilnya entah kemana
“emangnya apaan?”. Tanya bobi
“hm, fad adalah orang belakang dari tim x-bow dan kau bob
adalah orang terpintar sekaligus jago dalam tim rumahan,

144
jelaslah dia ingin membunuhmu supaya tim x-bow dapat
berkompetisi dan menang dengan sangat mudah”.
“masa sih aku jago”. Ucap bobi tidak percaya
“dasar sok merendahkan diri sendiri”. Ucapku yang segera
terpotong oleh handphone ray yang berdering.
“halo pak, selamat siang”.ucap ray tegas
“belum pak, kami akan membongkarnya dengan segera.
Mungkin dua atau tiga hari lagi kita bisa melakukan
penggebrekan, bukti saya masih kurang untuk memperjelas
masalah”. Ucap ray sambil menganggukkan kepalanya lalu
mematikan ponselnya.
Ray menghela nafas berat, dia terus melajukan mobilnya
sampai ke rumahku.
“kita sampai”. Ucap ray
Aku segera turun dengan kepala yang pusing, tidak terbiasa
sangat laju didala mobil.
“oh iya, bisa difoto gak kaca yang pecah tadi”. Ucap ray
memberikan hpnya
Tanpa perlu basa-basi aku segera memfoto kaca belakang
mobil ray yang sudah pecah.
“sudah”. Ucapku sambil memegang kepalaku yang terasa berat
“besok aku tunggu disini, tugas kita hampir selesai”. Ucap ray
lalu meninjak gasnya.
Aku beranjak dari tepi jalan menuju kerumahku, bobi hanya
mengikutiku dari belakang dengan jalan gemetaran. Kemudian
masuk ke dalam kamar yang diikuti bobi kemudian terduduk
didepan layar komputer.
“ril, kayaknya aku harus hati-hati nih kalau ketemu fad. bisa
bocor jantungku kalau ditembaknya”. Ucap bobi ketakutan
sambil menatap layar komputer didepannya.
145
“hmm”. Jawabku pelan karena kepalaku masih agak pusing.
“helena gimana ya kira-kira ril, aku udah lama gak ngobrol
nih”. ucap bobi
“gak tau bob ah, udah biarin aja. Aku juga airin sama junet aku
biarin, masih banyak kok yang mau sama kamu”. Ucapku
pelan
“yaudah deh”. Bobi menghela nafas

146
BAB 14. NASIB BOBI

“geser ril”. Ucap ray pelan


“aku yang gak nampak kalau geser”. Ucapku risih
“yaudah jangan liat dulu”. Ucapnya
“awas, biar aku duduk didepan ray”.
“woy kalian berdua ngapain sih, susah benar ngatur posisi
duduk. Kalau ketahuan gimana?”. Bobi mendesis pelan
“yaudah ril diam aja”. Ucap ray
“yang ngomong siapa sih ray?”. Tanyaku agak keras
“diam aja kalian berdua, entar ketawan mampus kita”. Geram
bobi
Kami mengintip rumah fad dari balik mobil baru fad tapi
sayangnya mobil ini terlalu kecil. Ini yang membuatku dan ray
jadi susah untuk berpindah tempat.
“ril majuin dikit, tidak jelas kalau dari sini”. Suruh ray
Aku mengangguk pelan sambil menginjak gas pelan. Mobil
bergerak pelan dengan bunyi halusnya.
“sudah belum?”. Tanyaku
“belum maju lagi dikit”. Ucap ray
147
Aku menginjak gas pelan lalu mematikan mobil.
“bagaimana?”.
“begini cukup”. Jawab ray
Lima menit tidak ada perubahan di rumah fad, dengan
banyaknya motor dihalaman rumah fad tapi satu pun tidak ada
manusia yang keluar dari rumahnya. Bobi sampai mengantuk
menunggu orang rumah tersebut.
“kalau fad udah keluar bangunin ya”. gumam bobi pelan dan
lemah lalu tidur
Sepuluh menit aku dan ray menunggu tanpa basa-basi pula
didalam mobil membuatku juga ikutan ngantuk seperti bobi
yang sudah dari tadi tidur.
“ray bagaimana?”. Tanyaku pelan
“kita tunggu kira-kira setengah jam lagi”. Jawabnya sambil
memperhatikan jamnya.
Setengah jam berlalu, motor dirumah fad semuanya tidak ada
berubah dan tetap sama seperti posisi semula yang kami lihat.
“woy ril”.
Aku tersentak kaget dari bangunku, sambil mengucek mata
mengarah kebelakang.
“kenapa?”. Tanyaku pelan
“kita pulang tampaknya mereka tidak ada disitu”. Ucap ray
menghela nafas berat.
“bobi dibangunin gak?”. Tanyaku
“jangan, biarin aja tampaknya dia kecapean”. Jawab ray
Aku hanya mengangguk, lalu fokus mengendarai mobil. Baru 5
detik mobil bergerak tiba-tiba suara tembakan seperti kemarin
terdengar lagi. Bukan mengenai kaca mobil tapi ban mobil.
Sekarang mobil yang kukendarai tidak teratur dijalan raya.
“gimana ray?”. Tanyaku cepat sambil kesusahan menyetir
148
“fokus aja dan anggap saja tidak bocor”. Ucap ray
“woy bangsat, mati kalian”. Suara nyaring terdengar di
belakang kami.
“ril itu mereka”. Ucap ray gugup lalu menyuruhku melajukan
mobil
Aku menginjak gas dengan kencang, mobil bergerak kemana-
mana dan aku sangat susah mengendarai mobil ini.
Tanganku ke kiri dan ke kanan berusaha tidak menabrak
apapun disekitarku sementara geng motor fad di belakang terus
mengejar.
“ke jalanan yang ramai ril”. Ucap ray menepuki bahuku
Aku berusaha mencari jalan terdekat untuk ke jalanan ramai
karena yang ku tahu didekat rumah fad memang sepi yang
lewat.
Suara tembakan berkali-kali terdengar di telingaku. Aku sibuk
dengan menyetir sementara ray memotret geng motor
dibelakangnya dan si bobi dengan enaknya masih tidur.
Mobil kembali berdesing, sekarang dua ban belakang mobil
bocor terkena peluru. Aku bingung dan panik mengendarai
mobil dengan peluh yang terus membahasi tubuhku.
Aku mendengus kesal.
DORR! Salah satu peluru mengenai ban depan sebelah kiri.
Aku semakin panik dan mobil semakin sulit dikendalikan,
bergerak ke mana-mana dan aku hanya pasrah.
“aku ada sesuatu”. Ucap ray lalu membuka jendela dan
melemparkan sesuatu ke luar.
Saat aku melihat dari spion mobil, aku melihat asap tebal yang
membuat geng motor fad tersebut terbatuk-batuk sambil
mengucek mata merah mereka. Mereka sekarang tidak
mengejar lagi

149
“itu apa?”. Tanyaku dengan tatapan masih fokus menyetir
“bom asap”.
“kau dapatkan dari mana?”.
“kau tidak perlu tahu, kau lebih baik fokus menyetir”. Tegas
ray
Tak lama kemudian satu suara motor masih terdengar dan saat
kulihat spion mobil itu adalah roy dan fad yang berboncengan.
Aku kembali panik seperti sebelumnya namun hanya bisa
pasrah dan tetap fokus menyetir. Jalanan ramai sebentar lagi
namun roy dan fad semakin dekat. Kulihat ray tidak melakukan
apapun dia hanya memotret didalam mobil.
DORR!DOR!! tembakan yang berulang terdengar namun tidak
mengenai ban yang satunya. Mobil terus bergerak diisusul oleh
roy dan fad.
“woy ray bagaimana ini?”. tanyaku sambil melihatnya masih
fokus dengan handphonennya.
“kau menyetir saja sudah, aku tahu caranya”. Jawab ray
Beberapa menit berselang dan tanpa diduga ban yang satunya
terkena tembakan. Mobil berhenti seketika dan tidak mau
bergerak lagi.
Roy dan fad tepat berhenti didepan kami, aku hanya panik dan
gerogi. Ray dengan cepat menyembunyikan bobi yang masih
tidur dibalik kursi mobil.
TOK!TOK! “buka cepat”. Ucap fad yang sudah berdiri
disamping mobil.
Aku menatap ray bingung sekaligus takut. ray hanya memberi
kode untuk berdiam dan menunduk mengikutinya.
“woy keluar”.
“kalian yang kemarin mengikuti kemari kan”.
“ayo cepat keluar”.
150
“kalau kalian tidak mau keluar, kalian bisa mati ditempat.
Kami bakar mobil ini”. sambil tertawa fad dan roy diluar
“ayo cepat”. Mereka mengetuk kaca mobil
Tiba-tiba terdengar di telingaku suara motor yang lainnya.
Sekarang entah berapa orang mengelilingi mobil kami. Aku
dan ray serta bobi yang masih tidur hanya menunduk pasrah.
“aku hitung nih, satu”. Teriak fad dari luar
“dua... tiga, ayo cepat”. Teriaknya
“empat...lima..”. ambilakn bensin cepat”. Suruh fad pada anak
buahnya
“enam...tujuh”. fad mengguyur bensin ke mobil kami.
“delapan...sembilan. keluar cepat”. Teriak fad
“woy bajingan cepat keluar, atau aku bakar sekarang mobil
kalian.” Teriak fad
“sepuluh”. Fad dengan senyum sinis mengambil korek di saku
celananya dan segera membakar mobil ray.
Tinggal sejengkal lagi, aku ray dan bobi akan hangus
didalamnya.
ANGKAT TANGAN!!! Suara itu terdengar dari luar sementara
aku masih panik didalam.
Fad dan teman-temannya terkejut, fad melihat ada ramai polisi
dan tak sengaja mengenai apinya ke mobil ray dan dalam
seketika mobil ray terbakar oleh api.
“keluar ril”. Teriak ray menyuruhku sementara api terus
merembet ke mobil.
Aku bergegas keluar dari pintu yang belum sempat terkena api.
Aku dengan paniknya keluar dari mobil.
“kau tidak apa-apa?”. Tanya ray sambil mengangkat badanku
yang lemas sementara kulihat fad dan teman-temannya hanya
tertunduk saat tertangkap basah oleh kepolisian
151
“bobi!!”. Aku teringat sesuatu didalam mobil, bobi masih
didalam tertidur.
Aku kemudian membuka pintu belakang mobil ray yang sudah
terbakar namun aku menahan panasnya api.
“bob woy bangun!!”. Teriakku ke bobi, tak lama bobi
membuka mata dengan muka panik.
“Sini tanganmu bob”. Suruhku pada bobi.
Bobi dengan sigap dan tanpa bicara mengulurkan tangannya.
Aku segera menarik bobi yang lumayan berat, namun belum
sempat aku menariknya api memaksa tanganku melepas tangan
bobi. Aku memegangi tanganku yang kesakitan sambil melihat
bobi yang masih didalam. Sementara polisi-polisi yang lain
panik dan berusaha mencari air untuk menghilangkan api.
Bobi masih didalam, aku hanya panik dan tidak berani mau
masuk kedalam mobil. Kepalaku seketika pusing dengan nafas
sesak karena sekitarku tidak ada oksigen. Tubuhku mulai lemas
dan terjatuh ketanah....

***
Aku terbangun dan tiba-tiba sudah terbaring di rumah sakit.
Aku melihat kanan dan kiri, tidak ada sesiapapun disini. Hanya
aku terbaring dikasur.
“woy udah bangun kau”. Suara itu mengejutkanku
“kaget kampret”. Ucapku sambil melihat muka itu yang
ternyata pak feri
“eh maaf pak”. ucapku grogi
“sudah tidak apa, saya mengambil roti saya jatuh”. Ucapnya
sambil menghela nafas

152
“kan udah jatuh pak kok masih dimakan”. Sambil menunjuk
roti yang dimakannya
“oh iya ya, saya lupa”. Ucapnya sambil tertawa lalu membuang
rotinya.
“bapak kenapa kesini?”. Tanyaku
“saya kesini hanya ingin bicara sama kamu, oh iya sebelumnya
soal hukuman di sekolah saya minta maaf sama kamu”.
Ucapnya
“iya pak lalu?”. Tanyaku heran
“saya sebenarnya disekolah kamu bukan guru, saya hanya
menyamar menjad guru saja. saya ini intel yang bertugas
memata-matai kejadian yang sedang diusut disekolahmu. Saya
dan teman-teman yang lain mendapat kabar bahwa buronan
kami sedang berada disekolahmu.” Ucapnya panjang lebar
“terus kenapa bapak kok bisa ngerti dan ngajar matematika?”.
Tanyaku
“itu juga saya gak tahu, saya ngasal aja ngajar”. Kata pak feri
sambil tertawa
“pantasan nilai saya selalu rendah dan selalu dihukum. Yang
ngajar aja gak paham”. Ucapku sambil menghelan nafas
“soal hukuman saya minta maaf atas semuanya. Pekerjaan saya
bawa-bawa dan saya memang terbiasa menghukum yang
salah”. Ucapnya
“saya juga berterima kasih pada kamu telah membantu
menangkap buronan yang saya kejar bersama bobi dan anak
saya”.
“anak bapak siapa? Saya saja tidak kenal”. Ucapku heran
“ray itu anak saya, saya sedang mengetes dia selama ini agar
dia bisa diterima menjadi intel seperti saya setelah lulus sma”.
“jadi dia anak bapak? Kok gak mirip”.
153
“kamu ngeliat pakai mata gak sih”. Tawanya
“masa sih ril gak mirip?”. Ucap suara itu dari belakang yang
ternyata ray

Aku memperhatikan dengan heran muka ray dan pak feri yang
sebenarnya mirip. Aku menatap mereka berdua heran sambil
melihat ray dan pak feri bergantian.
“udah sadar ril?”. Tanya ray
“iya udah, eh bobi gimana ray?”. Tanyaku
“aman, dia sedang diperiksa dokter”. Ucapnya meyakinkan
“tapi baik-baik aja kan”.
“iya, bobi gak apa-apa”.
“ya sudah, saya tinggal sebentar. Saya punya urusan lain”.
Ucap pak feri lalu pergi dari ruanganku
“eh ray, fad bagaimana?”.
“dia dan teman-temannya sudah ditangkap pihak kepolisian ril.
Fad bukan hanya penyusup paling bahaya tapi juga pembunuh
beberapa orang.” Ucap ray
“gak percaya? Ini aku udah catat dan ada fotonya”.
“iya percaya. Ternyata kau udah bisa seperti pak feri aja nih”.
ucapku
“ya kan anaknya”. Ucapnya sambil menyeringai.
“eh rilo gak apa-apa”. Suara itu menghentikan tawaku dengan
ray.
Aku mendongak ke belakang dan menatap airin dengan
senyum khasnya yang bisa memikat siapa saja.
“kok kamu ada disini?”. Tanyaku heran
“aku liat kamu di tv terus aku disini”. Ucap airin dengan
lembut
Hatiku berdegup kencang, aku serasa idola remaja masa kini.
154
“kamu gak apa-apa”. Ucap airin
Aku masih melongo melihat airin
“woy badut”. Teriak ray, aku terkejut seketika.
‘kalau perempuan aja, kebiasaan nih orang”. Ucap ray
“apa tadi rin?”. Tanyaku dengan raut muka cicak sangek
“kamu gak apa-apa kan?”. Tanya airin sekali lagi.
‘iya gak apa-apa”. Jawabku dengan wajah yang penuh
kharismatik
“syukurlah kalau begitu”. Senyum airin
“yaudah aku tinggal dulu ya ril, kalian ngobrol dulu. Aku mau
cek bobi sebentar”. Ucap ray lalu meninggalkanku dan airin
berdua disini.
“hm ril aku minta maaf ya kalau ada jahat sama kamu”. Ucap
airin
“tenang aja, kamu gak pernah salah kok sama aku. Kamu itu
selalu benar dalam hidupku”. Ucapku sambil menyeringai
gembira
Airin hanya tersenyum malu mendengar perkataanku.
“masa sih nak”. Ucap nenek-nenek disebelahku sambil
tersenyum.
‘bukan nenek, tapi dia”. Aku heran sambil menunjuk airin
“kamu jahat, kamu seperti suami kakek. Buaya”. Ucap nenek
itu kembali terbaring lemah dikasurnya.
“gak kok nek”. Ucapku
“hmm”. Ucap laki-laki dengan jas dan kacamatanya sambil
menggandeng dua cewek dikiri dan kanannya.
“gimana darling, kamu udah sembuh?”. Tanya kakek itu
menghampiri nenek itu.
“itu siapa sih yang, kamu selingkuh ya”. ucap nenek itu yang
membuatku jadi sedikit geli.
155
‘oh ini pembantu sama tukang mandiin aku”. Ucap kakek itu
dengan santai
“awas ya kamu selingkuh lagi nanti aku pulang ke orangtua
aku”. Ucap nenek itu
“memang orangtua nenek masih hidup?”. Tanyaku
“ya dikuburan”.jawab nenek itu
“oh iya nek”. kataku sambil menganggukkan kepala.
“oh iya darling aku pulang dulu ya. aku mau berenang dulu
dikolam berenang, nanti aku kesini lagi”. Ucap kakek itu lalu
pergi dengan digandeng dua cewek seksi disampingnya.
Aku hanya tertawa melihat sikap kakek dan nenek itu. Aku
dapat pembelajaran dari kisah cinta kakek itu. Bahwasanya
jika cari pembantu maka carilah yang bisa membuat kita
bahagia.
‘oh iya ril, kamu mau makan gak?”.
“boleh,aku juga udah lapar”.
“ini, aku ada bawa bubur. Aku suapin ya”. tawar airin padaku
“iya boleh banget”. Jawabku dengan jujur
Aku tersenyum, aku tahu penantianku telah tiba sekarang. Aku
semakin dekat dengan impianku sekarang yang mengejarku
karena aku tidak perlu mengejarnya lagi.
“enak buburnya?”. Tanya airin
“enak kok, apalagi sambil lihat muka kamu”. Jawabku cerdas
“apa sih kamu”. Airin malu-malu.
“temenin nenek nak, nenek kesepian nek”. tangan nenek itu
menyambarku seketika
“nggak nek, aaaaaa tolong”. Teriakku

Beberapa bulan kemudian......

156
“gila ini mading kok fotomu semua ril?”. Tanya bobi heran
“gak tahu, anak-anak biasa gitu”. Jawabku santai
“ternyata bisa hebat juga kau ril”. Puji bobi padaku
“mukamu juga ada bob, tapi waktu kamu dirumah sakit”.
Tunjukku pada fotonya di mading.
“ini bobi ya?”. tiba-tiba salah satu murid cewek menghampiri
kami
“ya benar, aku bobi”. Ucap bobi heran
“wah selamat ya bob, udah bisa sekolah lagi”. mereka
kemudian berjabat tangan
“iya terima kasih”. Ucap bobi santai
“tuh bob ingat gak rencana kita pertama kali’. Ucapku sambil
menepuk bahu bobi
“yang mana?”. Tanyanya heran
“kau juga lupa rencana kita? Sebenarnya kau ini kena luka
bakar atau kepalamu terbentur sih?”. Tanyaku agak marah
“gak tau ah”. Cuek bobi.
Bobi dan aku melihat pemandangan yang mungkin bobi sudah
sedikit lupa disekolahnya sendiri.
“ini apa ril?”. Ucap bobi sambil menunjuk ke sesuatu ruangan.
“ini lab baru, khusus untuk belajar ekskul baru dan akulah yang
memintanya ke kepala sekolah bob. Hebat gak?”.
“yap tapi main game membuatmu bodoh ril”. Jawab bijak bobi
“ini anak kenapa sih, kok jadi pelupa”. Dalam hatiku
KRINGG!!KRING!! Bel tanda masuk kelas berbunyi, aku dan
bobi pun segera ke kelas kami.

Secara tak sengaja entah karena apa, bobi menabrak orang.


Buku-buku lalu berhamburan dilantai sekolah.

157
“maaf ya”. ucap bobi sambil membantu merapikan buku.
“iya tidak apa-apa”. Jawab perempuan itu juga membereskan
buku.
“bobi kamu udah keluar dari rumah sakit”. Ucap helena.
“iya baru beberapa hari yang lalu, kamu kok tahu nama aku?”.
Tanya bobi pada helena
“kamu lupa siapa aku? Aku helena”. Balas helena
“helena? Kayaknya aku gak kenal”. Ucap bobi.
“oh baguslah, kalau begitu aku pergi dulu. Sudah ditunggu
guru dikelas”. Ucap helena lalu pergi.
“ayo bob nanti telat ke kelas”. Ucapku lalu menarik bobi
“helena siapa sih ril?”. Tanya bobi sambil mengingat
“bukan siapa-siapa”. Ucapku lalu menarik tangannya menuju
ke kelas.
Didalam kelas begitu juga, aku menatap bobi agak heran
karena dia tidak biasanya fokus belajar dan mendengarkan
guru. Bobi yang dulunya tukang tidur sekarang sedang fokus
belajar. Menurutku itu aneh.
Au terbangun dari tidur, mengucek mata melihat sekeliling.
Murid-murid sudah mengemaskan buku, guru juga sudah tidak
ada dikelas kami.
“udah pulang ya bob?”. Tanyaku
“iya, barusan aja. Dirumah kau gak tidur ya”. ucap bobi
“habis main game semalam”. Ucapku
‘main game terus sih, kan aku udah bilang dari dulu main game
itu tidak baik”. Ucap bobi
Aku heran dengan bobi, dia tidak ingat padahal dulu sebelum
dia kecelakaan, dialah yang paling selapnya bermain game.
“yuk pulang”. Suruh bobi
“iya bentar’. Aku hanya menghela nafas
158
Kami berjalan di koridor sekolah berdua, aku melihat raut bobi
heran melihat ruangan sekolah. Dia berusaha mengingat
semuanya dengan susah payah.
“maaf, kak bobi boleh ikut aku sebentar gak?”. Ucap suara
cewek yang tampaknya adik kelas.
“iya kenapa?”. Tanya bobi
“hm.. kita bisa mengobrol berdua gak”. Ucap cewek itu.
“ya udah bob, aku tunggu di parkiran”. Aku lalu pergi
meninggalkan bobi disitu.

BOBI

“iya ada apa?”. Ucapku


“aku saras kak bobi, salam kenal”. Adik kelas itu ternyata
bernama saras.
“iya”.
“kak bobi boleh bantu aku ngerjain tugas bentar gak?”. Tanya
saras
“tugas apa ya kalau boleh tau?
“jadi aku disuruh ngerjain soal fisika sama guruku. Tapi aku
gak ngerti, kata pak guru minta bantu kak bobi katanya”. Ucap
saras dengan lembut
Aku hanya heran melihat cewek ini, sifatnya agak manja dan
sangat lembut kalau berbicara.
“boleh deh, kapan mau dikerjain?”. Tanyaku
“nanti malam dirumahku bisa gak kak bobi”. Balasnya
“ya boleh deh, minta alamat rumahmu dong”.
“jalan merpati no. 22 kak, aku tunggu ya nanti malam
dirumahku”. Ucapnya pelan lalu meninggalkanku karena dia
sudah dijemput supirnya.
159
BAB 15. SARAS
160
BOBI

Malam ini dengan tulus untuk mengajari saras mengerjakan


fisika aku harus kerumahnya. Rumahnya tak juga jauh dari
rumah rilo ternyata. Bagus juga tidak menghabiskan bensin.
“permisi”. Ucapku didepan rumah yang luas dan besar dengan
taman kecil didepan rumahnya.
“cari siapa ya?”. keluarlah seorang wanita tua dari dalam
rumah
“sarasnya ada bu?”. Tanyaku
“kebetulan, nona saras pergi dari tadi belum pulang kerumah”.
“oh gitu ya”. kataku heran
“mau ditunggu aja, mungkin sebentar lagi udah pulang”. Ucap
perempuan tua itu
“ya boleh bu”.
Aku masuk kedalam ruangan besar dan lumayan luas hingga ke
dalam-dalamnya. Kepalaku hanya menatap kagum dengan
rumah sebesar ini.
“silahkan duduk dulu, mau minum apa?”. Ucap perempuan itu
“air putih aja bu”. Ucapku
Ibu itu lalu pergi ke dapur menyiapkan airnya. Aku masih
menatap sekitarku yang sekiranya banyak foto-foto keluarga
terpampang jelas. Saras, ayah, ibunya beserta seorang laki-laki
yang tampaknya abang saras.

161
Saat menatap laki-laki itu agak lama, kepalaku seketika
pusing. Aku mengerang kesakitan sambil memegangi
kepalaku.
“kenapa? Kamu sakit?”. Ucap perempuan itu
“tidak bu, maaf saya hanya sakit kepala”. Ucapku
“baiklah, saya masih ada kerjaan didalam jadi saya tinggal
sebentar tidak apa ya”.
“iya tidak apa-apa”. Ucapku sambil masih memegangi
kepalaku yang sakit
Pembantu itu kemudian pergi lagi sementara aku langsung
mengambil obat didalam sakuku. Persiapan jika kepalaku sakit
aku akan meminum obat.
Baru selesai meminum obat, aku mendengar suara gerbang
dengan bunyi klakson mobil. Tampaknya saras sudah pulang.
“kak bobi udah datang ya, maaf aku telat soalnya habis jenguk
kakak aku”. Ucap saras dengan lembut yang membuatku luluh.
“iya tidak apa, saya juga baru sebentar”. Ucapku jujur
“ini siapa?”. Suara perempuan yang tampaknya ibu saras
“ini kak bobi, dia yang mengajar fisika buat saras bu”. Jujur
saras
“oh iya, terima kasih ya sudah mau mengajari saras”. Ucap ibu
saras
“iya bu sama-sama”.
“kalau begitu ibu mau kedalam dulu ya, mau ganti baju dan
mandi”. Dia pergi meninggalkan kami lagi.
“bentar kak bobi, saras mau ambil bukunya dulu”.
Aku kembali duduk dengan senang hati Menunggu saras
sebentar.
“sudah kak bobi ayo dimulai”. Ucap saras yang terlihat lebih
anggun dengan baju tidur dipakainya.
162
***

DISEKOLAH...

“kak bobi terima kasih ya, soal fisikanya benar semua”. ucap
saras membuatku terkejut saat menikmati bakso
“iya sama-sama”. Aku lalu tersedak
“maaf, terkejut ya?”.
“tidak apa-apa”. Ucapku
“nanti bisa bantu lagi kan?’. Tanya saras pelan
“gak bisa, aku ada kesibukan lain”. Ucapku agak risih lama-
lama diganggu saras
“kalau besok?”.
“tidak bisa lagi, tadi malam itu yang terakhir”. Ucap bobi yang
tidak mau terganggu
“hm.. kok gitu sih”.
“saya sarankan cari guru les aja biar enak ngajarnya”.
“kalau sama guru les saras tidak paham. Kalau sama kak bobi
bisa paham”.
“gak bisa saras, aku juga ada kesibukan”. Tegasku
“sekali lagi aja ya kak bobi”. Paksa saras
“tidak bisa”. Teriakku sambil menghentakkan meja
Saras terkejut melihatku marah, perlahan air matanya menetes.
Aku jadi bingung karena murid-murid dikantin melihatku dan
saras.
“eh maaf saras, iya nanti aku bantu tapi jangan nangis”.
Ucapku pelan
“benar ya?”.

163
“iya benar tapi jangan nangis”. Ucapku Saras kemudian
mengelap air matanya dan kembali tersenyum.
“terima kasih kak bobi”. Ucap saras lalu pergi
Aku hanya bisa menghela nafas sambil melanjutkan makanku.
Rilo tidak ada disampingku, anak itu tidur terus dari tadi
Sampainya dikelas, rilo juga masih tidur dengan liur yang
membasahi bukunya.
“woy bangun’. Sambil menepuk badannya
Tidak ada respon sama sekali dari rilo dan aku mencobanya
sekali lagi.
“woy guru bk masuk”.
Rilo terkejut dengan mata mengantuk serta panik. Dia lalu
menunduk sembunyi dibawah kolong meja.
“kesini gak dia”. Ucap rilo
“udah pergi’. Bohongku pada rilo
Rilo berdiri kemudian menguap, seperti orang bangun tidur
pada umumnya.
“tidur terus kau ril”.
“biasa main game”.
“belajar pikirin malah main game”.
Pembelajaran sampai pulang sekolah berjalan normal tidak ada
masalah. Waktu pulang sekolah inilah aku bertemu lagi dengan
saras.
“kak bobi jadi kapan kita belajar lagi”. cegat saras
“besok malam aja, malam ini kak bobi sibuk”. Ucapku
“ya udah deh, sampai jumpa besok ya”.
Saras berlari menuju mobilnya, pulang sambil melambaikan
tangannya ke aku.
“ril ternyata rumah saras itu gak jauh dari rumahmu”. Ucapku

164
“emangnya dimananya sih?”. Tanya rilo
“hmm.. jalan merpati no. 22 ril”.
“HAH!!”. Rilo kaget
“kenapa kok kaget?”. Tanyaku pada rilo
“nggak kaget, aku Cuma bisul aku mau pecah”. Ucap rilo
sambil memegangi pantatnya
Aku hanya tersenyum sinis melihat rilo.
Hari demi hari terlewati dan tak terasa aku dan rilo hampir
kelas tiga. Aku dan saras semakin dekat entah bagaimana
caranya. Rasanya kalau melihat saras aku seperti melihat
sesuatu yang berbeda seperti yang kulihat sebelumnya.
Sayangnya, ingatanku tidak bisa kembali jadinya aku lupa
pernah melihat saras seperti siapa.
Beberapa bulan kemudian juga saras sepertinya memang
menginginkan sesuatu dibalik dia suka minta belajar.
Malam ini juga setelah beberapa lama berlalu, aku ingin
mengungkapkan sesuatu pada saras. Aku sengaja bilang pada
sopir biasa yang jemput saras biar aku saja yang mengantarnya
pulang.
Seperti biasa, aku meminjam mobil rilo. Sementara rilo dari
tadi mengoceh karena dia harus naik angkot untuk pulang.
Aku menunggu saras di parkiran pulang sekolah.
“saras pulangnya sama aku”. Kataku
“tapi sopir saras nanti jemput gimana?”.
“itu udah aku bilangin, tenang aja”. Ucapku
“oh ya udah deh”. Senyum saras
Aku berpikiran sesuatu tentangku dan saras. Sepertinya tidak
ada masalah berarti jika aku pacaran dengan saras. Beberapa
bulan semuanya lancar saja tidak ada masalah antara kami.
“kita kok gak pulang”.
165
“aku mau ke sebuah tempat”. Ucapku sambil tersenyum ke
arah saras
Saras kemudian mengangguk dan tak banyak bertanya.
“ke taman?”. ucap saras
“yuk kita duduk disitu”. Ucapku
Saras hanya menurut saja, sama sekali tidak menolak. Kusuruh
saras duduk duluan, sementara aku sengaja pergi mengambil
bungan ditaman itu.
“nih saras untukmu”. Ucapku sambil memberikan bunga yang
kuambil
“wah, makasih ya kak bobi”. Ucap saras
“hm.. aku mau ngomong sesuatu”.
“apa kak, ngomong aja”.
“tapi beberapa bulan ini kamu manggil aku kakak terus.
bagaimana kalau bobi aja?”. Suruhku
“iya deh bobi”. Ucap saras pelan
“aku mau bisikkin sesuatu nih”. ucapku
“aku suka sama kamu, kamu mau jadi pacarku?”. Bisikku
pelan ditelinganya
Saras kemudian tersenyum kemudian berbisik sesuatu ke
telingaku.
“iya aku juga suka, aku mau kok jadi pacar kak bobi”. Bisik
saras ditelingaku
“serius saras mau sama bobi?”.
“iya bobi”. Tegas saras
Dengan begitu, taman ini adalah saksi antara aku dan saras
jadian. Aku merasa lega karena telah mengatakannya pada
saras, tak ada yang lebih tegang daripada menyatakan cinta.
Aku dan saras jalan-jalan ditaman dengannya sambil memakan
es krim.
166
“pulang yuk, udah jam 5 nih”. ucap saras
“yuklah”. Balasku.
Aku mengantar saras pulang, didalam mobil obrolan kami
sangat lancar. Aku suka dan nyambung kalau berbicara dengan
saras.
“terima kasih ya udah ngantarin saras”. Senyum saras
“iya sama-sama”. Ucapku sambil tersenyum
“ya udah, hati-hati ya kak bobi. Nanti jangan lupa hubungin
saras”. Ucap saras pelan
“bobi aja”. Ucapku
“oh iya, saras kelupaan”.
“ya udah, aku pulang dulu ya”. ucapku
aku menginjak gas mobil dan menuju rumah rilo yang juga tak
jauh dari rumah saras. Kasihan rilo pulang naik angkot tadi.

RILO

“lama amat bob ngantarin saras”. Ucapku sambil fokus ke layar


komputer
“ke taman dulu tadi sama saras”. Ucap bobi sambil
menyeringai
“ngapain? Makan es krim sambil jalan-jalan”. Ucapku
mencoba menebak
“tuh, kok tahu ril”. Heran bobi
“ aku kesana pasti ngeliat yang begituan bob”. Ucapku
“oh gitu ya. eh, tapi kalau kamu mau tahu aku udah jadian
sama saras”. Senang bobi sambil menggoyangkan bahuku.
“hah? Jadian”. Aku kaget
“kok kaget”. Ucap bobi

167
“nggak, biasa aja”.
“pengen ya ril, hahahaha”. Tawa bobi
“terserah bob mau ngejek”. Ucapku
“kamu makanya ril, mukamu itu selalu kusut didepan cewek.
Ubah penampilan gitu, pasti airin langsung cinta mati”. Bobi
sok mengajariku
“sok ngajarin kamu bob, dulu aja yang buat kamu jadi gini kan
aku”.
“sok berjasa”. Jujur bobi
Hari ini bobi sibuk dengak tugas sekolah sementara aku sibuk
dengan bermain game. Kalau soal pr aku bisa nyalin dengan
bobi.
Bobi juga sudah berubah yang berarti bagus untukku karena
tidak menganggu aku main game lagi.
“eh ril, aku mau nanya deh. Aku kalau kerumah saras dan
ngeliat kakak saras kok suka sakit kepalaku”. ucap bobi yang
mengagetkanku
“kayaknya kepalaku yang sakit pasti ada hubungannya dengan
kakak saras deh ril. Aku pasti yakin itu”. Ucap bobi
“bukan kali, mungkin mukanya hanya mirip aja”. Ucapku
berbohong.
Aku sebenarnya tahu siapa sebenarnya kakak sarah, dia adalah
fad. cuman aku tidak mau memberi tahu siapa itu fad. aku takut
hubungan saras dan bobi menjadi renggang. Aku ingin
mencoba kembali mengingatkan semuanya dalam pikiran bobi
tapi aku perlu waktu yang tepat mengatakannya. Begitupun
tentang helana.

168
BAB 16. HELENA DAN FAD

Hari ini aku berniat mengajak bobi untuk pergi ketemu dengan
ray. Aku juga ingin mengajak ray bertemu dengan fad, sudah
lama ini aku tidak melihat tampang sialan fad.
“bob yuk cepat”.
“bentar ril, aku minjam baju ya ril”. Ucap bobi sambil
membuka lemari bajuku
“ya udah cepat, aku tunggu dalam mobil”.
Kami menuju ke rumah pak feri, tepatnya untuk menjemput ray
dirumahnya.
Ray bergabung bersama kami didalam mobil, untungnya bobi
ingat dengan ray.
“apa kabar bob?”. Tanya ray
“baik, ray kok kamu gak pernah tampak disekolahan sih”.
“aku udah gak sekolah, aku udah masuk kepolisian bob”. Ucap
ray
“oh gitu”. Ucap bobi lalu tertawa
Aku kemudian menuju ke rumah tahanan, tempat dimana fad
ditahan setengah tahun terakhir.

169
Aku sampai didepan ruangan fad lalu mengajaknya untuk
mengobrol. Aku melihat banyak perubahan pada fad. sekarang
fad sangat-sangat kurus dan sangat pendiam didalam tahanan.
“ada apa nih?”. ucap fad dingin
“aku Cuma mau ngeliat kamu aja, udah lama kita gak ketemu”.
Ucapku
“kamu kakaknya saras ya?”. tanya bobi penasaran
“maaf fad, dia hilang ingatan”. Ucapku sambil menyuruh fad
diam tentang masa lalu dan kejadian yang dulu
“kok kamu tahu?”. Tanya fad
“aku sering liat mukamu dirumah saras dan saras juga sering
cerita soal kamu”. Ucap bobi yang tidak tahu fad itu siapa.
“oh iya”. Canggung fad sambil menolehku
Aku hanya memberi kode pada fad untuk diam-diam.
“ya sudah fad, ini makanan untukmu”. Ucapku sambil
memberinya sebungkus nasi padang.
“oh iya terima kasih”.
“jaga kesehatan fad, baik-baik disini jangan bikin rusuh”.
Tegas ray
“iya”. Singkat fad lalu kembali
“ternyata itu kakaknya saras yang sering diceritain saras ke
aku”. Ucap bobi
Ray dan aku hanya saling pandang, mengangkat alis kemudian
pergi.
“eh ril kayaknya kalian pulang duluan aja. Aku ada sesuatu
disini”. Ucap ray
Aku hanya mengangguk mengiyakan, sudah tugas ray sebagai
kepolisian.
Baru keluar dari kantor polisi, hp bobi berdering. Aku terpaksa
mendengar percakapan bobi yang ditelpon saras sampai selesai.
170
“udah bob?”. Tanyaku sambil menghela nafas
“ril pinjam mobil ya, aku mau jalan-jalan dengan saras”. Ucap
bobi memohon
Aku menghela nafas dan mengiyakan permintaan bobi.
“tapi antarin aku pulang dulu ya bob”. Ucapku
“nggak bisalah, kau naik angkot aja. Nanti aku telat nih”. ucap
bobi
“kampret kau bob”. Balasku
Bobi pergi dengan mobilku dan aku terpaksa menunggu
dipinggir jalan menunggu angkot lewat. Kalau bukan karena
teman, aku juga gak mau minjamin bobi mobil.
Aku menunggu ditepi jalan, cuaca sedang panas. Aku semakin
lama juga semakin risih disini.
“ril ngapain?”. Ucap suara perempuan yang memanggilku dari
dalam mobil
“eh airin, nunggu angkot”. Jujurku
“yuk naik, biar aku antarin”. Tawar airin
“nggak apa-apa rin, aku bisa nunggu angkot”. Tolakku
“beneran?”. Ucap airin.
Aku berpikir sejenak, aku melihat kanan dan kiri. Jalanan
lengang tidak ada angkot yang lewat dari tadi.
“yaudah deh boleh”. Ucapku
Di mobil, sopir airinlah yang mengantarnya kemana-mana
karena airin belum boleh naik mobil.
“habis ngapain ril di kantor polisi?”. Tanya airin
“jenguk si fad”. ucapku sambil menghela nafas
“terus gimana si fad? apakah dia baik aja”.
“iya dia agak kurusan sekarang”.

171
“tapi kenapa sih kamu gak pernah marah sama fad, bukannya
dia juga yang buat bobi lupa ingatan”. Tanya airin penasaran
“betul sih katamu tapi ayahku tidak pernah mengajarkan
kebencian. Ayahku pernah bilang bahwa kebencian lebih buruk
dari memaafkan.”
Airin kemudian tersenyum mendengarkanku yang amat bijak
walaupun aku agak konyol.
Mobil akhirnya berhenti tepat didepan rumahku.
“terima kasih rin”.
“iya kalau lain kali mau numpang jangan malu-malu”. Ucap
airin lalu menutup kaca mobil
Aku hanya menyeringai sambil menggaruk kepala.

BOBI

“keren juga filmnya ya”. ucapku


“iya sih tapi sekarang kok perut saras sakit ya bobi”. Kata saras
sambil memegangi perutnya kesakitan
“lapar atau masuk angin?”. tanyaku
“kayaknya saras belum makan deh”. Jawabnya
“ya udah kita cari makanan dibawah”. Ucapku sambil menarik
tangannya untuk cepat-cepat
“kita lewat lift aja ya biar cepat”. Suruh saras
“yaudah deh, ayo lewat sini”. Ucapku
Kami berjalan ke lantai paling bawah mall ini dengan cepat
karena ada lift. Lalu pergi ke tempat makanan, menghilangkan
lapar sejenak.
“gimana? Udah mendingan?”. Tanyaku

172
“udah mendingan kok, ini pasti gara-gara saras belum makan
nih”. ucap saras sambil mengunyah makanannya
“itu habiskan dulu di mulutnya baru ngomong”. Ucapku
Saras hanya mengangguk sambil terus mengunyah
makanannya.
Aku dan saras segera pulang, aku takutnya rilo risih jika
mobilnyta dipakai lama-lama.
“tadi aku ketemu kakakmu sar”. Ucapku sambil fokus menyetir
“kakak saras?”.
“fad, tadi aku ketemu dia dipenjara”.
“oh kak fad, terus ngobrol apa aja di kantor polisi”.
“nggak sih Cuma kenalan aja, rilo yang akrab sama dia”.
Ucapku
“eh tahu gak, kak fad kalau keluar penjara mau nikah katanya”.
“emang semuanya setuju?”. Tanyaku lagi
“setuju, calonnya itu juga anak sekolah kita. Namanya kak
helena”. Ucap saras
“helena?”.
“iya kak helena, dia sering kerumah saras bawain coklat”.
“oh gitu ya”. ucapku santai tanpa basa-basi.

***

RILO

“halo? Ini siapa?”. Tanyaku


“ini airin”.
173
“oh airin, iya ada apa rin?”. Tanyaku lagi
“malam ini sibuk gak ril?”.
“aku sih nggak pernah sibuk rin, tenang aja”. Ucapku bergurau
“oh ya udah, nanti malam kita ketemuan di cafe bintang ya”.
ucap airin dengan lembut
“tapi ada apa ya?tumben ketemuan”. Ucapku penasaran
“ada yang mau ku sampaikan”.
“ya udah, sampai jumpa nanti malam”.
Percakapanku dan airin berhenti sampai disitu, aku menghela
nafas lalu bergegas pergi kekamar mandi.
“eh..eh ngapain kamu?”. Cegat ayahku
“mau mandi yah”. Jawabku dengan wajah heran
“kamu mandi dilantai bawah saja, ayah udah kebelet”. Ucap
ayahku
“tapi yah, kamar mandi dibawahkan rusak”.
“rusak? Kapan rusaknya?”. Tanya ayahku
“kemarin”.
“siapa yang ngerusakin?”.
“kan ayah yang ngerusakin kemarin, ingat nggak?”. Ucapku
meyakinkan
“ah, sudahlah kamu tunggu saja sebentar. Ayah sudah tidak
kuat lagi”. ucap ayahku lalu menutup pintu kamar mandinya
Sambil menunggu ayah, aku bermain game dikomputerku.
Sampai satu jam ayahku kunjung tak selesai padahal hari
semakin gelap dengan cahaya rembulannya. Badanku juga
semakin bau jika tidak mandi.
Tiba-tiba ada pesan masuk.
“ril aku udah di cafe bintang? Kamu dimana?”.

174
Aku tersentak kaget, kulihat jam dilayar komputer dan sudah
menunjukan pukul 8 malam.
Aku bergegas ke kamar mandi tapi sayangnya pintu kamar
mandi masih terkunci.
TOK!TOK!TOK. AYAH CEPAT YAH! Teriakku dari luar
Pintu terbuka, tampaklah muka ayahku dengan wajah kusut
dan ngantuknya.
“kenapa?”.
“udah jam 8 malam yah, ayah tidur di kamar mandi lagi?”.
tanyaku heran
“emang benar pepatah bilang, kamar mandi adalah kasurmu”.
Sembarangan ayahku bicara
“emang ada?”. Tanyaku
“gak tahu, ayo cepat kamu mandi. Bau asam nih”. ucap ayahku
sambil menutup hidungnya dan pergi

***

“maaf rin aku telat”. Ucapku lalu duduk dengan cepat


“kau siapa?”. Ucapnya, mukaku cemas saat melihat orang
didepanku
“eh maaf mbak, salah orang”. Ucapku lalu bergegas dari meja
itu.
“RIL!”. Teriak wanita itu sambil melambaikan tangannya. Aku
bergegas menuju ke meja itu.
“maaf rin aku telat soalnya tadi..”.
“udahlah ril, nggak apa-apa”. Ucap airin.
“terus, terus gimana?”. Tanyaku sambil mengatur nafas.

175
“jadi begini ril, aku mau ngomong sesuatu”. Ucap airin yang
membuatku semakin bingung.
“iya silahkan rin”.
“kamu tahukan aku pacaran dengan junet”. Kata airin
“iya aku tahu”. Ucapku dengan perasaan semakin bingung.
“dia selingkuh ril”. Jujur airin.
“ha? Junet selingkuh. Aku rasa tidak deh”. Ucapku
“aku melihatnya sendiri ril”. Ucap helena sambil menitikkan
air mata.
“kapan kau melihat dia?”. Tanyaku lagi
“beberapa hari setelah kau kecelakaan’. Ucap airin sambil
mengelap air matanya
Aku hanya bisa berpikir sambil membayangkan junet
selingkuh. Anak sebaik junet selingkuh adalah hal yang
mustahil bagiku namun perkataan airin membuatku percaya.
“jadi bagaimana sekarang kau dan junet?”. Tanyaku
“aku sudah putus sih tapi dia masih ngejar aku ril. Aku tidak
bisa melihatnya terus, aku tidak mau dia dihidupku lagi”. ucap
airin
“jadi apa rencanamu selanjutnya?’. Tanyaku
“aku punya ide supaya junet tidak menganggu aku lagi ril dan
itu sebabnya aku ngajak kamu ketemu”.
“iya terus rencananya apa?’.
“kamu mau gak pura-pura pacaran sama aku ril?”.
“hah? Kita pacaran?’.
Mukaku berubah bingung, jantungku seketika berdegup
kencang sambil menatap muka airin yang memohon
pertolongan.
“gimana ril? Kamu mau ya?’. tanya airin.

176
BAB 17. PURA-PURA

“kau harus bisa ril, kita lewat didepan junet dan kita lihatkan
pada dia supaya dia cemburu”. Lugas airin
“iya rin”. Aku menghembuskan nafas
Aku dan airin saling bergenggam tangan dan seketika
jantungku berdegup kencang. Ini pura pura seperti sungguhan
menurutku. Aku harap ini bisa jadi kenyataan untukku
dikemudian hari.
“kita duduk disitu”. Ucap airin sambil menunjuk kursi didekat
junet nongkrong bersama temannya.
“iya yuk, kamu mau makan apa?”. Tanyaku layaknya seperti
orang pacaran umumnya.
“terserah apa aja deh yang penting kita sama”. Jawab airin
sambil menoleh sinis ke junet.
Aku bergegas memesan makanan, dua siomay tidak pedas dan
tidak pakai kuah kacang. Bisa dibayangkan rasanya siomay
tanpa kuah kacang.
“ye pesanan datang”. Ucap airin

177
“akhirnya kita bisa makan siomay dan tidak ada yang ganggu”.
Kataku sambil sesegera mengambil sendok
“eh ril, kuah kacangnya mana”. Bisik airin tiba-tiba
“gak dipakai, biar beda dari yang lain”.
“tapi inikan seret, gak enak jadinya”.
“yaudah makan aja dulu”. Ucapku lalu mulai mencoba.
“wah rasanya enak apalagi sambil lihat muka kamu”. Ucapku
sambil sedikit melirik ke arah junet yang sedari tadi tampaknya
mulai cemburu.
“buka mulutnya”. Ucap airin sambil menyodorkan siomaynya.
Junet menatapku sinis, aku hanya menatap balik dia dengan
senyum sambil terus melahap siomay yang sebenarnya tidak
enak.
“rin kok aku terus yang makan”. Bisikku ke airin yang daritadi
menyuapiku
“aku gak mau makan siomay, kamu habisin aja semuanya”.
Balas airin
Siomay penuh dimulutku, sampai-sampai mual makan siomay
ini.
“udah cukup, aku mau muntah nih”. ucapku
Airin mengehentikan gerakan tangannya lalu melanjutkan
pembohongan kami.
“enak kan”.
“enak kok”. Ucapku singkat dengan muka kekenyangan.
“yuk balik ke kelas, udah mau bel”. Ucap airin
Diam-diam aku melihat junet sudah mulai amat cemburu,
tampaknya rencanaku dan airin berhasil.
“saat melewati junet duduk tiba-tiba mencegatku dengan
menepuk pundakku.

178
“ril bisa ketemuan pulang sekolah”. Ucap junet dengan muka
dingin
Aku menatap airin disampingku dan hanya menganggukan
kepala ke arah junet.
“rin ini gak apa-apa kan”. Ucapku dengan grogi
“tenang saja, junet orang yang baik”. Ucap airin
“Kalau junet orang baik kenapa kalian bisa putus, apa ini airin
yang egois atau junet yang salah?”. Tanyaku dalam hati
“udah ril aku mau kekelas dulu, udah masuk jam pelajaran.
Rencana kita selanjutnya nanti kita obrolin lagi.
“baiklah”.
Saatnya pulang sekolah aku bergegas menemui junet di
ruangan kelasnya. Saat aku masuk kedalam kelasnya, semua
murid sepi hanya ada dia yang sedang duduk dan menulis
sesuatu.
“ada apa jun?”. Tanyaku lalu menarik nafas
“apa kabar airin?”.
“airin, dia baik-baik saja sekarang dan bahagia”. Jawabku tegas
“oh kalau begitu, jauhi dia”. Ucap junet yang mengejutkanku
“apa maksudmu?”. Tanyaku
“dia tidak pantas untukmu”.
“kita buktikan saja, siapa yang bisa mengubah hati airin”.
Ucapku lalu bergegas pergi meninggalkan sang idola sekolahan
berdiam diri tersenyum sinis.
Aku termenung sambil tiduran dikasurku. Aku memikirkan
caranya airin melupakan junet dan jatuh hati kepadaku. Aku
memerlukan bantuan untuk merancang dan menyatakan
cintaku pada irin. Aku melihat fotoku berdua dengan bobi yang
terpajang didalam kamr.

179
Aku ingat sesuatu, aku harus menelpon bobi dan meminta
bantuannya supaya aku bisa menyatakan cintaku.
“bob kamu bisa bantu aku gak? Aku ada sesuatu yang
kuperlukan bantuanmu”.
“apaan?”.
“aku mau menyatakan cinta nih ke airin, kamu bisa bantu
gak?”.
“kau ajak aja ketempat yang dia suka, kasih bunga terus
nyatakan”.
“kau yakin ini berhasil bob”.
“tenang saja, aku sudah mencobanya ke saras dan kau bisa lihat
saras sekarangkan bro”.
“baiklah doakan saja aku supaya bisa bob”. Ucapku
“selalu my friend”. Ucap bobi layaknya manusia cool pada
umumnya.
***

Aku dan airin berjalan disamping kali ciliwung. Airin antusias


memperhatikan sungai-sungai yang kotor dan sambil sesekali
memfotokannya.
Aku mengikuti saran bobi dengan benar, membawa ke tempat
airin suka. Airin adalah orang yang bersih dan tidak ceroboh,
mungkin ditempat ini airin bisa suka.
“rin sebenarnya aku mau ngomong sesuatu”. Ucapku gugup,
keringat mulai bercucuran
“apa?”. Singkat airin
“jadi sebenarnya”. Tiba-tiba aku mencium bau tidak enak dari
sungai, obrolanku yang romantis hancur gara-gara bau ini.

180
“kita pindah jauhan dari kali rin, gak enak ngobrolnya”.
Ucapku lalu mengajak airin menjauh.
“iya terus apa ril cepetan bau nih”.
“jadi begini, aku suka sama kamu”. Spontan keluar dari
mulutku
Airin hanya menatapku heran dan bengong
“kamu mau gak jadi pacarku?”. Ucapku
“HA!”. Airin seperti disambar petir.
“kenapa, kamu lihat hantu ya?”. tanyaku grogi.
“bukan itu tapi aku harap kamu tidak kecewa dengan
jawabanku.”
Badanku semakin bergetar ditambah aroma menyengat tidak
enak.
“maaf aku tidak bisa ril, aku rasa kita tidak akan cocok. Lebih
baik jadilah dirimu sendiri dan kembangkan kemampuan yang
kau punya daripada kau harus melupakan bakatmu demi cinta
pendekmu”.
aku mematung ditolak oleh airin.
“ini juga demi kebaikanmu kan, bukan berarti aku menolakmu
karena aku tidak suka padamu. Kau salah jika aku mengatakan
begitu namun semua ada penjelasan yang masuk akal ril. Sekali
lagi aku minta maaf”. Ucap airin
“satu lagi, sebaiknya kita berhenti berpura-pura pacaran
didepan junet. Supaya kau bisa paham semuanya”. Bijak airin
Aku tidak pernah menyangka airin akan menjawab dengan
jawaban seperti itu. Yang ada dipikiranku hanyalah diterima
tapi pikiranku salah besar. Aku pulang dengan lega dan
pikiranku mulai bersih dari airn.

181
BAB 18.ANAK RUMAHAN

Dua tahun kemudian....

Setelah kisah yang kualami dan aku mulai sadar sekarang.


Cinta tidak juga penting di usia yang muda ini, melainkan
mengasah kemampuan dan terus belajarlah yang harus digapai
pada usia muda.
Dari cintaku yang gagal aku mendapatkan semuanya,
dukungan dari bobi juga begitu. Aku sadar, aku hanyalah anak
rumahan yang bisanya main game karena itulah bakatku.
“bob kau udah siap?”. Tanyku lewat telpon pada bobi
“udah, ayo jemput sekarang. Kita udah telat ril”.
Aku berpakaian rapi menggunakan batik dan celana kain warna
hitam. Beranjak menuju mobil dan bergegas ke rumah bobi.
“udah siap bob mau ketemu kakak ipar nih”. ucapku
“ya udahlah, liat gak nih gayaku”.
“ya, ayok kita berangkat bro”.
Pemandangan indah dipantai dengan ramainya para tamu
undangan. Hari ini pernikahan helena dan fad dilangsungkan di
tepi pantai. Aku sendiri sekarang menatap sekitar, bobi sudah
menghilang sejak turun dari mobil.
“woy apa kabar? Gimana pendidikan polisinya lancar ray”.
Ucapku sambil memeluk kawan lamaku
182
“aman dong, kau gimana sekolahmu lulus gak?’.
“pastilah ray”. Aku menyeringai.
“lihat didepan kita ril, orang yang pernah kita tangkap
mengundang kita ke pernikahannya”. Ucap ray
“ya bagus sih menurutku, dia jadi berubah sekarang. Tidak jadi
kriminal bersama si roy itu”.sahutku
“iya ya, gak nyangkan sudah secepat ini berlalu ril. Aku jadi
kangen dulu kita nangkap fad deh itu konyol banget”.
“sayangnya sih bobi jadi lupa ingatan tuh gara-gara tidur
didalam mobil. Helena yang dicintainya aja dia lupa ray”.
“begini jadinya kalau lupa ingatan ril, semua jadi aneh dimata
kita dan jadi baru dimata bobi”.
“bagus deh dia ngelupain helena. Dia tidak galau lagi dan aku
juga sudah bilang pada helena untuk tidak mengacau bobi
lagi”.
Ray mengangguk sambil masih memperhatikan keadaan
sekitar.
“eh ril aku tinggal sebentar ya”. ucap ray lalu pergi
meninggalkanku.
Aku tersenyum melihat orang-orang gembira disini, semuanya
berkumpul pada hari kesenangan. Dari mulai bobi dan saras
yang setiap hari tampaknya mulai semakin romantis, fad dan
helena yang sibuk menyalami tamu-tamu yang datang.
Aku turut bahagia menghadiri pesta ini, di usia semuda ini aku
berharap agar ceritaku ini menjadi pelajaranku kelak aku
dewasa.
“bengong aja ril”. Suara itu mengagetkanku dari lamunanku.
“eh pak feri, apa kabar pak?”.
“saya baik-baik saja, kamu bagaimana disini menikmati sekali
gak?”. Tanyanya
183
“iya pak enak suasananya”.
“ngomong-ngomong pacar kamu mana?”.
“siapa pak?”.
“itu yang dulunya sering ngasih kamu minum itu waktu saya
hukum kamu terus”.
“itu bukan pacar pak, itu teman saya”.
“oh begitu ya, nilai matematikamu bagaimana?”. Pak feri terus
melontarkan pertanyaannya.
“bagus pak”.
“berapa nilai ujian nasional matematikamu?”.
“40 pak”.
“katanya bagus tadi kok 40”.
“40 itu susah dapatinnya pak, itu aja syukur-syukur”.
Pak feri menghela nafas melihatku sering bercanda dengannya.
“ya sudah kamu belajar yang rajin, moga-moga kamu bisa
sukses kedepannya.
Pak feri pergi menyalami fad dan helena bersama istri dan
anaknya yaitu ray.
“ril udah makan belum?”. Tiba-tiba bobi menghampiriku
“udah sih, tapi aku belum mau pulang. Masih enak dipantai
bob”.
Sekitar tiga puluh menit, aku hanya menatap keramaian dengan
wajah gembira dengan segelas es jeruk.
“ril, kamu jadi satpam ya disini”. Ucap seorang perempuan
yang membuatku terkejut
“eh, airin. Sendirian aja rin”. Tanyaku
“itu sama junet”. Sambil menunjukan junet mengambil
makanan disana
“oh mudahan langgeng sama junet”. Ucapku

184
“terima kasih ril, gara-gara kamu kisahku dan junet berlanjut
dan bertahan hingga sekarang. Junet sepertinya gak rela
ngelihat aku sama orang lain”. Airin tersenyum
“iya sama-sama, aku doakan terus kok”. Aku tegar sekarang
karena aku sudah belajar banyak hal.
“eh ril, aku kesana dulu ya. kasian junet sendirian makan”.
ucap airin lalu beranjak
Aku bahagia melihat semua bahagia. Senyumanku atas hasil
pikiranku, bahagia atas pelajaran yang sudah dipuncak.
“bob yuk pulang, aku juga udah capek”. Ucapku
“yok, salaman dulu”.
Kami beranjak ke fad dan helena yang sedang duduk.
“selamat fad, helena”. Kataku sambil menyalami keduanya.
Aku lalu tersenyum ke arah helena sambil melirik ke bobi.
“selamat fad dan helena”. Ucap bobi santai
“kita foto dulu ya”. kata fad
Hanya satu ingatan bobi yang tidak kembali yaitu ingatan
tentang helena. Aku dan helena menyimpan rapat-rapat kisah
itu untuk kebaikan bobi.
Acara selesai, kami pulang dengan nafas lega dan agak lelah.
“gimana bob seru gak?”.
“seru sih, kira-kira aku dan saras nikah dimana ya?”. tanyanya
“gak penting itu, yang penting cintanya dipertahankan dulu”.
Ucapku
Aku hanya menyeringai pada bobi karena kebodohan si bobi
masih nyangkut sedikit.
Sadar tidak sadar itu akan kembali lagi karena belajar. Semua
kebodohan akan menjadi kedewasaan kelak beberapa tahun
kedepan.

185
***

Aku terbaring lemas didalam kamar, aku akhirnya dapat


kesimpulan lagi tentang menjalankan kehidupan dimasa depan.
Pertama adalah ikuti perkataan orang tua dan kedua ikuti kata
hati yang benar.
Aku mencatat dalam diaryku, aku juga sadar bahwa inilah
duniaku. Kamarku, rumahku dan keluargaku. Semua orang
berhak menentukan pilihannya sendiri yang dia suka namun
belum tentu dia dapat.
Rilo tetaplah rilo, anak rumahan kerjaan main game. Tidak
mendengarkan perkataan guru, tidak mengerjakan pr dan sering
tidur dikelas karena bergadang main game.
Bermain game tidak selalu buruk, ada kalanya sisi baik yang
diambil. Aku menemukan gayaku sendiri sekarang dan aku
tahu apa jalanku berikutnya.
Begitu pula kisah bobi, dia biasa bergaul dengan semua orang.
Bang komeng adalah mentor terbaiknya walaupun si roy yang
membunuhnya dia tetap tegar. Dia hanya perlu memulai hal
yang baru dan melupakan kesedihan yang mendalam. Helena
dimatanya pun seperti orang asing, dampak baik buat jiwanya
supaya tidak terguncang. Untungnya ada saraslah teman
terbaiknya sekarang sementara aku hanya bisa melihatnya dari
belakang sambil terus memberinya saran agar mereka bisa
bahagia bersama.
Lihatlah kisah cintaku yang rumit bahkan selalu gagal tapi
selalu tegar. Aku juga tidak harus menjadi mereka diluar sana,
aku punya gayaku sendiri, yaitu seorang anak rumahan kerjaan
main game dan mempunyai seorang teman bernama bobi walau
bobi sekarang tidak suka game. Kumaklumi, persahabatanku
dan bobi kudoakan supaya terus kekal sampai kami tua, sampai
186
kami di surga. Semuanya pada kisah-kisahku sebelumnya, aku
hanya bisa tersenyum bahagia menatap dan membayangkan
masa depan.

***

MASA DEPAN...

“halo sayang kita makan dimana?”. Ujarku sambil mencari


baju yang pas untuk hari ini.
“terserah aja deh, aku ngikut aja. Yang penting enak gak
masalah dipinggir jalan”. Ujarny pelan
“baiklah, bentar lagi aku jemput ya. kamu siap-siap dulu
supaya aku nggak nungguin lagi”. suruhku padanya agar tidak
menunggu dirumahnya nanti.
“iya”. Ujarnya sambil tertawa ditelpon
“udah dulu ya, aku mau siap-siap”. Kataku lalu mematikan
telpon,
Aku menghela nafas, lalu mengambil baju yang sudah pas
untukku lalu memakain parfum serta tak lupa jam tangan untuk
menambah kegantenganku.
Handphoneku berdering lagi saat aku selesai menyisir rambut
kerenku.
“ril jadi gak nih jalan?”. Tanya bobi
“jadilah, jangan lupa ajak pacarmu saras itu, bilang jangan
lama”. Ucapku sambil tertawa.
“oke bro”. Bobi menutup telpon
Aku berjalan santai penuh gembira membayangkan nanti
penuh keromantisan. Semua berawal dari kecocokan kemudian

187
RIWAYAT HIDUP :

WILSON RAMADANDI

Lahir di singkawang, 09 desember 2001. Anak pertama dari 4


bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan
sementara ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Hidup tidak
terlalu dibawah dan tidak diatas, melainkan cukup-cukup saja.

Awal mula menulis karena kesukaannya terhadap membaca


buku-buku karya tere liye, charil anwar, buya hamka dan maih
banyak yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Menapaki karir pada dunia menulis karena mempunyai prinsip
bahwasanya karya yang dibuatnya walaupun dia akan mati
namun dirinya akan hidup disetiap karyanya. Alasan menulis
juga bukan buat kaya harta melainkan kaya karya.
Wilson juga suka dengan puisi, beberapa puisinya diikutkan
perlombaan secara online disosial media.
Menulis juga tidak perlu bodoh, kepercayaan diri yang tinggi
kunci utama dan semangat luar biasa pembantunya. Niscaya,
usaha tidak akan mengkhianati hasil.

188
NB : Sorry juga kalau naskah ini tanpa daftar isi dan kata
pengantar. Kalau naskah ini bagus menurut penerbit, saya
persilahkan untuk editing daftar isi beserta kata pengantar.
Riwayat saya akan saya kirim bilamana naskah ini diterima
penerbit.

189
190
191
192
193
194

Anda mungkin juga menyukai