Air adalah penyusun utama laut. Air laut tersusun dari sekitar 97% udara, dan memiliki beberapa
karakteristik yang luar biasa dan sangat penting. Sesungguhnya, air adalah cairan utama di
Bumi.
Air tersusun oleh dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Setiap atom hidrogen itu secara
kimiawi terikat pada atom oksigen. Atom oksigen memiliki sifat elektronegatif yang tinggi, karena
memiliki tiga pasang elektron bebas pada kulit atomnya. Kemudian, karena muatan itu memiliki
penyebaran muatan yang tidak sama, maka disebut “ ikatan kovalen polar ” yang bersifat
“ bipolar ”
“ Specific heat ” (“ heat capacity ”, kapasitas panas) adalah banyaknya energi panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu unsur dalam jumlah tertentu. Kalori (energi) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram cairan air sebesar 1 o C didefinisikan sebagai 1
kal o C -1 g -1
Suara di Laut
Suara di dalam air adalah alat yang sangat penting bagi para ahli oseanografi. Suara dipakai
untuk mengukur kedalaman laut, seperti yang digunakan para ahli geologi untuk mempelajari
karakter dan ketebalan kerak bumi.
Profil kecepatan suara di dalam samudra dapat dibagi menjadi tiga zona yaitu:
1). Zona permukaan (ketebalan 100 – 150 m). Di dalam zona ini, kecepatan suara meningkat
dengan bertambahnya kedalaman karena pengaruh tekanan (kedalaman).
2). Zona tengah (dapat mencapai kedalaman 1500 m). Di dalam zona ini, kecepatan suara
berkurangkarena berkurangnya suhu secara cepat (termoklin).
3). Zona bawah (di bawah 1500 m). Di zona ini kecepatan suara meningkat dengan
meningkatnya tekanan (kedalaman), sedang suhu relatif konstan.
Sinar di Laut
Kedalaman penetrasi cahaya menentukan ketebalan zona eufotik ( zona eufotik ), yaitu zona
tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan unsur-unsur organik oleh tumbuhan. Zona
eufotik membentang dari permukaan laut hingga kedalaman yang hanya 1% sinar dapat masuk
Kedalam penetrasi sinar matahari ke dalam laut tergantung pada empat faktor utama, yaitu (1)
tutupan awan, (2) sudut inklinasi sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi, (3) banyaknya
material inorganik yang tersuspensi, dan (4) kepadatan populasi organisme plankton.
Warna Laut
Warna laut juga dapat memberikan beberapa indikasi antara lain:
1). Laut berwarna biru gelap, bila laut dalam dan airnya jernih, dan tidak banyak mengandung
bahan plankton mikroskopis.
2). Laut berwarna cokelat, cokelat muda, cokelat kekuningan, atau biru kecoklatan, bila banyak
muatan suspensi di dalam air laut. Keadaan ini umumnya terjadi atau dijumpai di perairan
dangkal, dekat pantai, khususnya di sekitar muara sungai pada saat banjir.
3). Laut berwarna biru muda jernih, bila air dangkal dan jernih, seperti di kawasan terumbu
karang.
4) Laut berwarna merah, merak kecoklatan, hijau, hijau-kuning, oranye atau putih keruh,
mengindikasikan terjadinya blooming fitoplankton atau red tide . Pada peristiwa itu, terjadi
penigkatan jumlah fitoplankton dalam jumlah besar dalam waktu yang cepat.
Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida (CO 2 ) adalah penyusun air laut yang penting. Gas ini masuk ke dalam air
laut sebagai gas terlarut, dan kemudian membentuk asam lemah H 2 CO 3
Hidrogen Sulfida
Gas hidrogen sulfida (H 2 S) di dalam air laut hanya sekitar 0,5% dari total gas yang terlarut di
dalam air laut.
2. SAMUDERA
BEBERAPA DEFINISI
Benua ( benua ) dapat didefinisikan sebagai massa daratan yang sangat besar yang muncul dari
permukan samudera, (kurang dari 200 meter).
Samudera ( lautan ) dapat diartikan sebagai tubuh air asin yang sangat besar dan terus menerus
yang dibatasi oleh benua.
Cekungan samudra ( ocean basin ) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang
dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua
Teluk ( bay , gulf ) adalah tubuh air yang relatif kecil yang tiga sisinya dibatasi oleh daratan. Teluk
sering juga disebut sebagai Laut Setengah-tertutup ( Semi-enclosed Sea ).
Estuari ( muara ) adalah kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut
dengan massa air yang memiliki salinitas lebih rendah daripada air laut dan lebih tinggi daripada
air tawar.
Pembentukan Samudera
Pendinginan yang diamali bumi terus berlanjut, awan-awan terbentuk dan akhirnya terjadi
hujan. Pada mulanya air hujan mengalami pendinginan kembali sebelum mencapai permukaan
bumi.
Tepi Benua
Tepi benua ( margin benua ) meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan zona transisi antara
benua dan cekungan samudra. Berdasarkan pada kondisi aktifitas kegempaan, volkanisme, dan
pensesaran, tepi benua dapat dibedakan menjadi tepi benua aktif ( active margin ) yang ditandai
dengan banyaknya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran. Sebaliknya, tepi benua
pasif ( pasif margin ) dicirikan oleh sedikitnya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran.
Berdasarkan morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
1). Paparan Benua ( landas kontinen ) adalah bagian benua yang tenggelam dengan
kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter).
2) Lereng Benua ( lereng benua ) adalah tepi benua dengan lereng curam, dimulai dari tekuk
lereng dari paparan benua sampai daerah dataran tinggi benua ( tanjakan benua ) dengan
lereng sekitar 4 dejarad.
3). Tinggian Benua ( continental rise ) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan
samudra. Kawasan ini tersusun oleh material yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated material)
yang terdiri dari lumpur, lanau dan pasir yang diturunkan dari bentangan benua atau lereng
benua oleh mekanisme arus turbid ( arus kekeruhan ), longsoran bawah laut, atau proses-proses
lain. Pola dari benua tinggi ini berkaitan dengan gerakan lempeng tektonik.
Cekungan Samudera
Berbagai kenampakan dari cekungan samudra yang utama adalah:
1) Pematang samudra ( oceanic ridges ) yang keberadaannya berkaitan dengan pembentukan
sistem retakan ( rifting ) karena dua blok kerak samudra yang bergerak saling menjauh.
2) Dataran abisal ( dataran abyssal ) adalah kawasan yang luas dan agak datar dengan
kedalaman dengan kedalaman berkisar dari 4000 sampai 5000 meter yang dibatasi oleh
pematang samudra atau benua. Dataran abisal umumnya tertutup oleh sedimen pelagis.
3) Pulau-pulau terumbu karang ( coral island ) yaitu pulau yang terbentuk karena pertumbuhan
koral.
4). Palung ( trences ), terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik.
5). Gunung-laut ( gunung laut ) adalah gubungapi bawah laut yang telah mati. Bila gunung-
gunung tersebut muncul maka, menjadi pulau.
6). Rangkaian pulau-pulau ( pulau rantai )
LAUT SEDIMEN
Berdasarkan asal usulnya, sedimen laut dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1). Sedimen Litogenik ( terigennous ), yaitu sedimen yang berasal dari pelapukan batuan yang
telah ada sebelumnya di daratan atau benua. Komponen sedimen ini adalah lumpur terrigen,
endapan longsoran atau turbidit, dan endapan es. Mineral penyusunnya yang utama adalah
kuarsa dan feldspar, dan mineral-mineral lempung seperti illit, kaolinit, dan chlorit.
2). Sedimen Volkanogenik ( vulcanogenic sediments ), yaitu sedimen yang berupa material
volkanik yang dilontarkan ketika terjadi erupsi gunung api. Sedimen ini banyak dijumpai di
kawasan bergunungapi.
3). Sedimen Biogenik ( biogenic sediments ), yaitu sedimen yang dihasilkan oleh organisme
atau organisme itu sendiri. Mineral-mineral utama yang terdapat dalam sedimen biogenik adalah
kalsit, aragonit, silika, dan apatit.
4). Sedimen Hidrogenik ( hydrogenic sediments ), yaitu sedimen yang terbentuk oleh reaksi
kimia anorganik dari unsur-unsur yang terlarut di dalam udara.
5) Sedimen Kosmogenik (kosmogenik sedimen), yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa,
seperti meteorit atau debu ruang angkasa yang jatuh ke Bumi.
Air laut bersifat dinamis, selalu bergerak. Sifat dinamis udara laut tersebut terutama disebabkan
oleh interaksi antara samudra dengan atmosfer, pengaruh gerak rotasi Bumi, pengaruh gaya
gravitasi Bulan dan Matahari. Pada dasarnya gerakan air laut terjadi dalam bentuk: (1)
gelombang, (2) pasang surut, dan (3) arus. Gelombang adalah gerakan air laut yang sangat
menonjol dan menarik perhatian bila seseorang berdiri di tepi pantai
Pasang pasang surut adalah gerakan air laut naik dan turun karena pengaruh gaya gravitasi dari
Bulan dan Matahari. Air laut naik terjadi pada sisi Bumi yang menghadap ke arah Bulan dan sisi
sebaliknya.
Arus laut adalah fenomena berdahnya massa air laut dari satu tempat ke tempat lain, yang
terjadi antara lain terutama karena interaksi antara lautan dengan udara di atasnya maupun
karena pengaruh gerak rotasi Bumi. Fenomena ini dapat terjadi dalam skala kecil di perairan
pantai atau selat-selat, maupun skala besar seperi arus-arus yang terjadi di samudra-samudera
yang membentuk pola sirkulasi massa air global.
GELOMBANG
Perioda gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh puncak (atau lembah) gelombang
yang berurutan untuk melalui titik tetap tertentu. Panjang gelombang (L) adalah jaral horizontal di
antara dua puncak (atau lembah) gelombang yang berurutan. Tinggi gelombang (H) adalah jarak
vertikal dari dasar lembah sampai puncak gelombang. Kedalaman air (d) adalah jarak vrtikal
antara nuka laut rata-rata sampai dasar laut.
Gelombang Pecah
Bila gelombang dari laut dalam menuju ke pantai, maka ketika gelombang itu memasuki perairan
dangkal, akan terjadi perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu mulai terjadi ketika kedalaman air
sama dengan ½ panjang gelombang, dan mulai berubah secara tegas ketika kedalaman air ¼
panjang gelombang (batas air menurut teori gelombang Airy). Perubahan bentuk yang terjadi
pada gelombang itu adalah kecepatan dan panjang gelombang berkurang , tinggi gelombang
bertambah , sedang periode gelombang tetap . Di bagian perairan yang tidak jauh di belakang
zona tempat gelombang pecah ( breaker zone), puncak-puncak gelombang menjadi bertambah
runcing dan dipisahkan oleh lembah yang relatif datar.
Refraksi Gelombang
Ketika gelombang udara memasuki perairan dangkal , gelombang itu mengalami refraksi yang
menyebabkan gelombang berubah arah ke arah rembatan sesuai dengan berkurangnya
kedalaman air. Keterkaitan antara perubahan arah dengan perubahan kedalaman dapat kita lihat
pada hubungan antara kedalaman air dan kecepatan gelombang seperti terliat pada
persamaan .
Difraksi Gelombang
Gejala difraksi gelombang terjadi apabila gelombang melewati suatu penghalang, seperti pulau,
tanjung atau bangunan teknik di pantai. Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu
rintangan, maka gelombang akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah
terlindung (daerah bayangan atau shadow zone ) di belakang rintangan.
Seiche
Femomena seiche adalah fenomena gelombang stasioner, yaitu gelombang yang tidak
memperlihatkan gerakan maju dari bentuk gelombang yang terjadi.
Gelombang karena longsoran ( longsoran longsor atau gelombang longsor )
Gelombang jenis ini terjadi karena batuan atau es yang dalam jumlah besar longsoran dan
masuk ke laut.
Kemudian, secara kasar berdasarkan variasi pasang surut air yang tinggi, menurut Davies
(1964 vide Komar, 1976) pasang surut dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
1). Mikrotidal ( microtidal ), kisaran pasang surut < 2 meter.
2) Mesotidal ( mesotida l), kisaran pasang surut 2 - 4 meter.
3) Makrotidal ( macrotidal ), kisaran pasang surut laut > 4 meter.
5. ARUS
Faktor Yang Berpengaruh
Angin yang menjembatani permukaan laut menciptakan gesekan yang menyebabkan udara
bergerak. Gerakan air tersebut adalah fungsi dari kecepatan angin dan energi yang ditransfer ke
permukaan laut. Kecepatan arus permukan yang ditimbulkan oleh tiupan angin hanya 3% dari
kecepatan angin (Ingmanson dan Wallace, 1985).
Efek Coriolis
Efek ini adalah gerak semu dari suatu objek yang bergerak ke balik permukaan Bumi, sementara
itu Bumi berrotasi di bawahnya. Efek ini mempengaruhi semua objek yang bergerak di jembatan
permukaan Bumi, seperti arus laut, angin, dan peluru kendali
Arus sepanjang pantai (longshore current)
Arus sepanjang pantai adalah arus yang bergerak sejajar dengan garis pantai. Arus ini timbul
karena dua sebab: (1) gelombang yang mendekati pantai dengan arah tegak lurus terhadap
garis pantai, dan (2) gelombang datang mendekati pantai dengan sudut miring. Arus sepanjang
pantai ini berperanan dalam transportasi sedimen menyusur pantai
6. KEHIDUPAN DI LAUT
Biologi Laut (Marine Biology) adalah cabang ilmu yang mempelajari seluruh organisme dan
habitatnya di laut dan estuari di seluruh dunia, dan juga mempelajari faktor-faktor fisika dan kimia
yang mempengaruhi keberadaannya. Organisme laut dipelajari untuk berbagai tujuan, seperti:
(1) penelitian ilmu dasar, (2) analisis dampak lingkungan, (3) eksploitasi sumberdaya alam, (4)
kesejahteraan hidup, dan (5) penentuan lokasi prioritas untuk konservasi.
Plankton
Kata “plankton” berasal dari bahasa Yunani yang berarti bergerak dari satu tempat ke tempat
lain. Kelompok organisme ini biasanya kecil dengan kekuatan untuk berpindah tempat sangat
lemah atau terbatas, dan berpendah tempat terutama karena arus laut. Plankton dapat berupa
hewan (zooplankton) maupun tumbuhan (fitoplankton). Sebagian besar plankton berukuran
mikroskopis, tetapi ada juga yang berukuran besar seperti ubur-ubur atau ganggang Sargassum
Bentos
Kata “bentos” berasal dari bahasa Yunani yang berarti dalam atau laut dalam. Bentos adalah
organisme yang hidup di atas atau di bawah dasar laut. Beberapa organisme bentos pada
Nekton
Kata “nekton” berasal dari bahasa Yunani yang berarti berenang. Nekton meliputi hewan yang
dapat berenang bebas, bebas dari gerakan arus. Kelompok ini meliputi berbagai bentuk
kehidupan hewan tingkat tinggi, seperti ikan, ikan paus, dan berbagai jenis mamalia laut.
BAKTERI
Bakteri laut memainkan peranan penting di dalam lingkungan laut sebagai pengurai
(decomposer) material organik,
sebagai pengubah (transformer) yang merubah berbagai substrat organik menjadi senyawa-
senyawa inorganik, dan sebagai agen yang mempengaruhi sifat-sifat fisika-kimia sistem pesisir
yang dangkal. Berdasarkan pada cara memperoleh energi, bakteri dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: (1) bakteri heterotropik – yang mendapatkan energi dengan menguraikan material
organik dari organisme lain yang mati, (2) bakteri fotosintetik (autotrofik) – yang memperoleh
energi melalui proses fotosintesis, dan (3) bakteri kemosintetik (chemosyntethic) – yang
mendapatkan energi dari oksidasi senyawa inorganik, seperti besi, ammonia, dan sulfur.
Berdasarkan pada kemampuannya memperoleh energi atau makanannya, bakteri secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) bakteri autotropik – yang dapat
memenuhi kebutuhan makananya secara mandiri melalui fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari, atau melalui kemosistesis (sintesa kimiawi, chemosynthetic), dan (2) bakteri
heterotropik – yang memenuhi kebutuhan makanannya melalui sumber lain di luar dirinya atau
organisme lain. Bakteri heterotropik, berdasarkan pada keterlibatan oksigen dalam proses
respirasinya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bakteri heterotropik aerobik – yang
melibatkan molekul oksigen dalam respirasinya; bakteri kelompok ini hadir di dalam lingkungan
yang mengandung oksigen atau lingkungan oksidasi, dan (2)
bakteri heterotropik anaerobik (fermentasi) – yang tidak melibatkan molekul oksigen dalam
respirasinya; bakteri kelompok ini hadir di dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen
atau lingkungan reduksi.
FITOPLANKTON
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopis – terdiri dari berbagai spesies yang berbentuk
uniselular (sel tunggal, unicellular), filamen (lempengan, filamentous), atau berbentuk rantai,
yang mengapung bebas di air permukaan (zona fotik) samudera dan peraira pesisir. Fitoplankton
meliputi berbagai jenis kelompok alga yang sebagian besar merupakan organisme autotropik.
Coccolithophore adalah algae uniselular yang melimpah di perairan samudera terbuka di daerah
tropis dan subtropis, dan kadang-kadang juga di lingkungan pesisir. Sebagian besar plankton ini
bersifat autotropik, dan beberapa
Silicoflagelata adalah organisme bersel tunggal yang kecil yang disebut nanoplankton dan
memiliki skeleton eksternal berkomposisi silika.
Blue-green algae adalah sebutan lain bagi cyanobacteria atau blue-green bacteria.
Organisme ini berperanan penting dalam memperkaya nutrien di perairan terumbu karang
ZOOPLANKTON
FLORA BENTOS
Jenis-jenis flora bentos sangat bervariasi, mulai dari tumbuhan tingkat rendah – seperti algae,
sampai tumbuhan tingkat tinggi – seperti mangrove, dan hidup diberbagai habitat di wilayah
pesisir. Makrofita (alga dan tumbuhan vascula) menyusun fraksi utama biomassa bentik di dalam
sistem pesisir. Sedimen dasar sering kosong dari makroalga yang biasanya menempel di
permukaan keras, termasuk struktur-struktur buatan manusia, cangkang hewan, batu, dan pantai
batu (rocky shore). Flora bentos yang hidup di habitat-habitat dekat pantai dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu: mikroflora dan makroflora.
Mikroflora, yang sangat ekstensif berkembang di dalam habitat pasang surut. Koloni mikroflora
bersel tunggal atau berfilamen melekat pada sedimen dan juga menempel di permukaan batuan,
tumbuhan lain, binatang, dan barang-barang buatan manusia.
Alga merah (Rhodophyta) umumnya hidup di pantai batu (rocky coast). Flora ini adalah
tumbuhan yang relatif kecil, biasanya kurang
dari satu meter panjangnya. Beberapa genera alga ini, seperti Porphyra, tumbuh di daerah
pasang surut (intertidal zone).
Satu kelompok utama dari alga merah, yaitu coralline algae (genus Corallina) dijumpai di seluruh
dunia. Coralline algae adalah komponen penting dari terumbu karang, yang membantu
memperkuat struktur terumbu melalui penyemenan.
Alga coklat (Phaeophyta) sering tumbuh besar. Sebagian alga ini hanya berbentuk filamen-
filamen bercabang sederhana, dan sebagian lainnya berupa ganggang raksasa (seaweeds)
yang dapat mencapai panjang 60 meter. Alga ini tumbuh terutama di zona pasang surut bawah
(lower intertidal) dan di zona subtidal, dan melekat pada substrat.
Alga hijau (Chlorophyta) memiliki ukuran, bentuk, sejarah hidup (life history), dan habitat yang
sangat bervariasi. Alga ini memiliki pigmen
chlorophyll dan carotenoid. Di lingkungan laut, alga ini adalah produsen primer.
Makroflora terdiri dari kelompok komunitas tumbuhan utama, yaitu rumput rawa garam (salt
marsh), lamun (seagrass), dan bakau atau mangrove (mangrove).
Mangrove adalah tumbuhan halofita yang dapat membentuk hutan di zona supratidal sampai
subtidal dangkal di perairan tropis dan subtropis.
FAUNA BENTOS
“Sponge” adalah organisme bentos yang hidup di berbagai lingkungan. Organisme ini menempel
di dasar laut dan dijumpai di berbagai kedalaman. “Siliceous sponge” sangat melimpah di
perairan dalam bila dibandingkan dengan jenis “sponge” yang lain.
Cnidaria. Filum ini sebelumnya sebagai Coelenterata. Klas yang penting dari filum ini adalah
Anthozoa, yang meliputi sebagian besar koral, anemon laut, dan alcyonarian. Koral penting
karena skeleton kalkareousnya dapat membentuk terumbu karang, yang dapat membentuk
ekosistem terumbu karang di laut. Koral hidup di perairan dangkal dan hangat di daerah tropis
dan subtropis. Kelas lainnya adalah Cubozoa (Ubur-ubur Kotak), Hydrozoa (Hidroid, Koral Api),
dan Scyphozoa (Uubur-ubur).
Moluska. Sebagian besar filum moluska adalah hewan bertubuh lunak yang dilindungi oleh
cangkang yang keras. Ada tiga kelas moluska yang sangat umum yang merupakan hewan
bentos, yaitu Polyplacophora (Amphineura), Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvia).
Klasifikasi Fauna Bentos
Mikrofauna – lolos saringan 0,04 – 1 mm. Kelompok ini sebagia besar terdiri dari protozoa.
Meiofauna – tertahan pada saringan 0,04 – 1 mm. Meiofauna dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) meiofauna temporer – meiofauna yang berupa juvenil, dan (2) meiofauna permanen
seperti: nematoda, rotifer, dan ostracoda.
Makrofauna – tertahan pada saringan 0,5 – 2,0 mm. Komposisi spesies dan kelimpahan
makrofauna bentos memiliki variasi temporal dan spasial yang lebar.
Fauna bentos dapat juga diklasifikasikan berdasarkan pada kebiasaan hidup dan adaptasi
menjadi: (1) epifauna – yang hidup di atas dasar laut atau menempel pada substrat, dan (2)
infauna – yang hidup di dalam sedimen dasar laut.
NEKTON
Chepalopoda
Lelompok hewan ini mempunyai kemampuan berenang yang aktif. Hewan yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain cumi-cumi dan gurita
Udang
Udang ada yang hidup sebagai fauna bentos dan ada yang sebagai nekton. Hidup di perairan
pesisir sampai laut dalam.
Ikan
Ikan adalah hewan laut yang sangat dikenal dan memiliki nilai ekonomis sangat penting. Ada tiga
kelas vertebrata laut yang memiliki spesies yang biasa kita sebut sebagai ikan, yaitu:
Klas Cyclostomata – ikan yang tidak memiliki rahang. Hidup terutama sebagai parasit.
Klas Chondrichthyes – kelompok ikan bertulang rawan. Anggota kelompok ini adalah ikan pari
dan ikan hiu ikan hiu umumnya dijumpai di lingkungan laut dalam, sedang ikan pari cenderung
dijumpai di lingkungan bentos dan berenang di atas permukaan dasar laut.
panjangnya), bersifat aktif, dan karnivora. Jenis-jenis ikan di daerah ini sebagian besar adalah
ikan daerah tropis, tetapi secara teratur bermigrasi ke daerah temperate untuk mencari makan
pada musim semi. Sebaliknya, ikan-ikan mesopelagis umumnya kecil (panjang sekitar 15 cm)
dan memakan plankton. Pergerakan utama ikan mesopelagis adalah migrasi harian secara
vertikal.
Reptilia Laut
Reptilia laut adalah hewan amfibi yang hidup di perairan tropis dangkal dekat pantai. Hewan
yang termasuk kelompok ini adalah ular laut dan penyu. Ular laut adalah predator yang
memakan ikan kecil-kecil; sedang penyu makanannya sangat bervariasi, antara lain daun lamun,
ubur-ubur, “sponge”, dan kepiting. Penyu dimakan oleh ikan hiu.
Mamalia Laut
Ada tiga kelompok mamalia laut, yaitu:
Serenian – terdiri dari dugong manatee, dan “sea cow”. Kelompok ini adalah herbivora, dan
sebagian besar hidup di daerah tropis, dan memakan lamun.
Pinniped – terdiri dari anjing laut, singa laut, dan walrus Hewan ini terutama dijumpai di daerah
temperate dan kutub. Kelompok hewan ini banyak menghabiskan waktu di darat.
Cetacean – terdiri dari ikan paus, dan lumba-lumba (dolphin) Semuanya adalah carnivora.
Kelompok hewan ini melakukan migrasi yang ditentukan oleh pola makan dan reproduksi.