Anda di halaman 1dari 19

MATERI OSEANOGRAFI

1. SIFAT AIR LAUT

Air adalah penyusun utama laut. Air laut tersusun dari sekitar 97% udara, dan memiliki beberapa
karakteristik yang luar biasa dan sangat penting. Sesungguhnya, air adalah cairan utama di
Bumi.

Air tersusun oleh dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Setiap atom hidrogen itu secara
kimiawi terikat pada atom oksigen. Atom oksigen memiliki sifat elektronegatif yang tinggi, karena
memiliki tiga pasang elektron bebas pada kulit atomnya. Kemudian, karena muatan itu memiliki
penyebaran muatan yang tidak sama, maka disebut “ ikatan kovalen polar ” yang bersifat
“ bipolar ”

“ Specific heat ” (“ heat capacity ”, kapasitas panas)  adalah banyaknya energi panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu unsur dalam jumlah tertentu. Kalori (energi) yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram cairan air sebesar 1 o C didefinisikan sebagai 1
kal o C -1 g -1

Beberapa perubahan penting yang terjadi antara lain


1). Kapasitas panas  ( panas spesifik , kapasitas panas ) akan turun seiring dengan kenaikan
salinitas. Di pihak lain, pada air dengan salinitas normal, kapaitas panas akan naik seiring
dengan naiknya temperatur.
2). Kepadatan meningkat seiring hampir linier seiring dengan peningkatan
salinitas . Penambahan garam menurunkan densitas suhu maksimum. Pada salinitas > 20‰,
densitas maksimum terjadi pada temperatur di bawah titik beku normal (0 o C).
3). Titik beku seiring penurunan dengan penambahan garam . Karakter ini dikombinasikan
dengan efek temperatur dan salinitas terhadap densitas (densitas udara laut naik bila temperatur
turun) memberi arti bahwa udara dengan densitas tertinggi di samudra adalah udara yang paling
dingin dan paling tinggi salinitasnya.
4). Tekanan uap (ukuran seberapa mudah molekul air lepas dari fase cair masuk ke fase gas)
semakin turun seiring dengan peningkatan salinitas, karena garam cenderung membuat molekul
air-bebas untuk penurunan berkurang. 
5). Tekanan osmosis air naik seiring dengan peningkatan salinitas. Tekanan osmosis berkaitan
dengan aliran larutan
melalui membran (selaput tipis berpori) semipermeabel. 
6). Penambahan garam akan meningkatkan viskosita udara. Hal ini karena tarikan elektrostatis
antara bahan terlarut
dan udara. perbedaan viskositas akan mempengaruhi kecepatan suara di dalam udara. 

Suatu konsekuensi penting dari keterkaitan antara salinitas, kepadatan suhu-maksimum,


dan titik beku adalah:
1). Pada udara dengan salinitas < 26‰ , suhu densitas-maksimum lebih tinggi dari pada titik
beku.
2). Pada udara dengan salinitas > 26‰ , densitas-maksimum suhu lebih rendah daripada titik
beku.  Kepadatan udara laut 33‰ – 37‰. 

KARAKTERISTIK UMUM AIR LAUT


Permukaan samudra mendapat panas dari tiga sumber, yaitu: (1) radiasi sinar matahari, (2)
konduksi panas dari atmosfir, dan (3) kondensasi uap air. Sebaliknya, permukaan laut menjadi
dingin karena tiga sebab, yaitu: (1) radiasi balik dari permukaan laut ke atmosfer, (2) konduksi
panas balik ke atmosfer, dan (3) evaporasi. Sementara itu, di bawah permukaan laut, arus-arus
horizontal dapat mentransfer panas dari satu kawasan ke kawasan lain.

Salinitas Air Laut


Salinitas adalah ukuran yang dipergunakan untuk mengukur kandungan garam ( salinitas ) di
dalam ai laut. Unsur-unsur dalam bentuk ion yang melimpah mengandung kandungan garam di
dalam air laut adalah Cl - , Na + , Mg 2+ , SO 4 2- , Ca 2+ , dan K +

Profil salinitas memperlihatkan adanya tiga atau empat zona (


1). Lapisan campuran  ( mixed layer ). Ketebalannya 50 sampai 100 meter, dan mempunyai
salinitas seragam. 
2). Haloklin  ( haloklin ), adalah zona dimana salinitas mengalami perubahan besar.
3). Zona dalam  ( deep zone ) adalah zona di bawah haloklin sampai dasar laut, dan memiliki
salinitas relatif seragam.
4). Di daerah berlintang rendah dan menengah, terdapat salinitas minimu pada kedalaman 600
sampai 1000 meter.

Densitas Udara Laut


Secara umum, kepadatan meningkat dengan meningkatnya salinitas, meningkatnya tekanan
(atau kedalaman), dan suhu turunnya. Kepadatan udara laut dapat dihitung bila ketiga variabel
itu dapat diketahui. 
Kepadatan stratifikasi di daerah lintang rendah dan menengah adalah sebagai berikut:
1). Lapisan atas , dengan ketebalan sekitar 100 meter, mempunyai kerapatan hampir seragam.
2). Piknoklin  ( Pycnocline ), yaitu zona dimana densitas bertambah dengan cepat seiring dengan
bertambahnya kedalaman.
3). Zona dalam , adalah zona di bawah piknoklin, dengan kepadatan yang meningkat sangat
pelan dengan kedalaman yang semakin dalam.

Suara di Laut
Suara di dalam air adalah alat yang sangat penting bagi para ahli oseanografi. Suara dipakai
untuk mengukur kedalaman laut, seperti yang digunakan para ahli geologi untuk mempelajari
karakter dan ketebalan kerak bumi. 
Profil kecepatan suara di dalam samudra dapat dibagi menjadi tiga zona yaitu:
1). Zona permukaan (ketebalan 100 – 150 m). Di dalam zona ini, kecepatan suara meningkat
dengan bertambahnya kedalaman karena pengaruh tekanan (kedalaman).
2). Zona tengah (dapat mencapai kedalaman 1500 m). Di dalam zona ini, kecepatan suara
berkurangkarena berkurangnya suhu secara cepat (termoklin).
3). Zona bawah (di bawah 1500 m). Di zona ini kecepatan suara meningkat dengan
meningkatnya tekanan (kedalaman), sedang suhu relatif konstan.

Sinar di Laut
Kedalaman penetrasi cahaya menentukan ketebalan zona eufotik  ( zona eufotik ), yaitu zona
tempat terjadinya fotosintesis yang menghasilkan unsur-unsur organik oleh tumbuhan. Zona
eufotik membentang dari permukaan laut hingga kedalaman yang hanya 1% sinar dapat masuk
Kedalam penetrasi sinar matahari ke dalam laut tergantung pada empat faktor utama, yaitu (1)
tutupan awan, (2) sudut inklinasi sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi, (3) banyaknya
material inorganik yang tersuspensi, dan (4) kepadatan populasi organisme plankton.

Warna Laut
Warna laut juga dapat memberikan beberapa indikasi antara lain:
1). Laut berwarna biru gelap, bila laut dalam dan airnya jernih, dan tidak banyak mengandung
bahan plankton mikroskopis.
2). Laut berwarna cokelat, cokelat muda, cokelat kekuningan, atau biru kecoklatan, bila banyak
muatan suspensi di dalam air laut. Keadaan ini umumnya terjadi atau dijumpai di perairan
dangkal, dekat pantai, khususnya di sekitar muara sungai pada saat banjir.
3). Laut berwarna biru muda jernih, bila air dangkal dan jernih, seperti di kawasan terumbu
karang.
4) Laut berwarna merah, merak kecoklatan, hijau, hijau-kuning, oranye atau putih keruh,
mengindikasikan terjadinya blooming  fitoplankton atau red tide . Pada peristiwa itu, terjadi
penigkatan jumlah fitoplankton dalam jumlah besar dalam waktu yang cepat.

Unsur-Unsur Inorganik Terlarut


Unsur-unsur anorganik tersebut dapat dikumpulkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1). Unsur Walikota , yaitu unsur-unsur yang jumlahnya lebih besar dari 100 ppm  ( part per
million ) atau 100 mg per liter. Unsur-unsur tersebut adalah Klor (Cl: 19,353 ppm); Natrium atau
Natrium (Na: 10.760 ppm); 
2). Unsur Minor , yaitu unsur-unsur yang konsentrasinya lebih dari 1 ppm tetapi kurang dari 100
ppm . Unsur-unsur tersebut adalah Brom (Br: 65 ppm); Karbon (C: 28 ppm); Stronsium (Sr: 8
ppm); Boron
3). Unsur Jejak  ( Trace Elements ), yaitu unsur-unsur yang konsentrasinya kurang dari 1
ppm . Beberapa unsur jejak yang utama adalah Nitrogen (N: 0,5 ppm); Litium (Li: 0,17
ppm); Rubidium (Rb: 0,12 ppm);

Gas-Gas Yang Terlarut


Nitrogen
Kandungan nitrogen di dalam air laut adalah 64% dari seluruh kandungan gas yang terlarut di
dalam air laut. 
Oksigen
Udara laut mengandung oksigen sebanyak 34% dari seluruh total gas yang terlarut di dalam
udara laut. 

Karbon Dioksida
Gas karbon dioksida (CO 2 ) adalah penyusun air laut yang penting. Gas ini masuk ke dalam air
laut sebagai gas terlarut, dan kemudian membentuk asam lemah H 2 CO 3

Hidrogen Sulfida
Gas hidrogen sulfida (H 2 S) di dalam air laut hanya sekitar 0,5% dari total gas yang terlarut di
dalam air laut.
2. SAMUDERA

BEBERAPA DEFINISI
Benua ( benua ) dapat didefinisikan sebagai massa daratan yang sangat besar yang muncul dari
permukan samudera, (kurang dari 200 meter).

Samudera ( lautan ) dapat diartikan sebagai tubuh air asin yang sangat besar dan terus menerus
yang dibatasi oleh benua.

Cekungan samudra ( ocean basin ) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang
dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya dibatasi oleh benua
Teluk ( bay , gulf ) adalah tubuh air yang relatif kecil yang tiga sisinya dibatasi oleh daratan. Teluk
sering juga disebut sebagai Laut Setengah-tertutup ( Semi-enclosed Sea ).

Estuari ( muara ) adalah kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut
dengan massa air yang memiliki salinitas lebih rendah daripada air laut dan lebih tinggi daripada
air tawar.

Bebarapa Fakta Tentang Bumi dan Laut


Fakta-fakta tersebut adalah:
1). Bumi berumur kira-kira 4,6 miliar tahun yang lalu, sedang bukti-bukti pertama tentang adanya
laut muncul sekitar 3,8 – 3 miliar tahun yang lalu.
2). Bukti-bukti tertua tentang adanya samudera ditemukan di benua, bukan di samudera.
3). Batuan yang tertua di laut hanya berumur 70 juta tahun.

Teori Tektonik Lempeng


1). Kontak divergen , yang disebut juga dengan pusat penyebaran (pusat pemekaran). terbentuk
karena dua lempeng saling menjauh. Pembentukan cekungan laut terjadi pada kontak lempeng
jenis ini, seperti Samudera Atlantik.
2) Kontak konvergen , yang terjadi bila dua lempeng bergerak saling mendekat satu sama
lain. Pada kontak ini juga dapat terjadi dua lempeng saling benturan, yang disebut zona
tabrakan  (zono kolisi). Zona subduksi adalah zona tempat lempeng samudera dikonsumsi,
seperti Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa; sedang zona kolisi adalah zona tempat
terbentuknya kawasan pegunungan, seperti Pegunungan Himlaya.
3). Sesar transformasi kontak , terjadi bila dua lempeng berpapasan satu sama lain dengan tepi-
tepi lempeng yang saling menggerus. Gempa bumi sering terjadi di kontak lempeng jenis
ini. Contohnya adalah kawasan Sesar San Andreas.

Sejarah Pembentukan Samudera


Pembentukan Matahari
Pembentukan bumi dimulai dari suatu ledakan bintang yang telah ada sebelumnya yang oleh
para ahli astronomi disebut Supernova.

Formasi Bumi dan Atmosfernya


Gas-gas penyusun atmosfer-awal bumi adalah gas-gas ruang angkasa, yaitu hidrogen dan
helium yang keduanya merupakan gas yang paling ringan di bumi.

Pembentukan Samudera
Pendinginan yang diamali bumi terus berlanjut, awan-awan terbentuk dan akhirnya terjadi
hujan. Pada mulanya air hujan mengalami pendinginan kembali sebelum mencapai permukaan
bumi. 

Perkembangan Benua dan Samudera


Pada kira-kira 3 Ga (giga anum) terbentuk ratusan mikrokontien dan busur kepulauan yang
disebut Ur , yang antara lain terdiri dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Afrika, India,
Australia, dan Antartika.

MORFOLOGI DASAR LAUT 

Tepi Benua
Tepi benua ( margin benua ) meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan zona transisi antara
benua dan cekungan samudra. Berdasarkan pada kondisi aktifitas kegempaan, volkanisme, dan
pensesaran, tepi benua dapat dibedakan menjadi tepi benua aktif ( active margin ) yang ditandai
dengan banyaknya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran. Sebaliknya, tepi benua
pasif ( pasif margin ) dicirikan oleh sedikitnya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran.
Berdasarkan morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
1). Paparan Benua  ( landas kontinen ) adalah bagian benua yang tenggelam dengan
kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter). 
2) Lereng Benua  ( lereng benua ) adalah tepi benua dengan lereng curam, dimulai dari tekuk
lereng dari paparan benua sampai daerah dataran tinggi benua ( tanjakan benua ) dengan
lereng sekitar 4 dejarad. 
3). Tinggian Benua  ( continental rise ) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan
samudra. Kawasan ini tersusun oleh material yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated material)
yang terdiri dari lumpur, lanau dan pasir yang diturunkan dari bentangan benua atau lereng
benua oleh mekanisme arus turbid ( arus kekeruhan ), longsoran bawah laut, atau proses-proses
lain. Pola dari benua tinggi ini berkaitan dengan gerakan lempeng tektonik.

Cekungan Samudera
Berbagai kenampakan dari cekungan samudra yang utama adalah:
1) Pematang samudra  ( oceanic ridges ) yang keberadaannya berkaitan dengan pembentukan
sistem retakan ( rifting ) karena dua blok kerak samudra yang bergerak saling menjauh.
2) Dataran abisal  ( dataran abyssal ) adalah kawasan yang luas dan agak datar dengan
kedalaman dengan kedalaman berkisar dari 4000 sampai 5000 meter yang dibatasi oleh
pematang samudra atau benua. Dataran abisal umumnya tertutup oleh sedimen pelagis.
3) Pulau-pulau terumbu karang  ( coral island ) yaitu pulau yang terbentuk karena pertumbuhan
koral.
4). Palung  ( trences ), terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik.
5). Gunung-laut  ( gunung laut ) adalah gubungapi bawah laut yang telah mati. Bila gunung-
gunung tersebut muncul maka, menjadi pulau.
6). Rangkaian pulau-pulau  ( pulau rantai )

LAUT SEDIMEN
Berdasarkan asal usulnya, sedimen laut dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1). Sedimen Litogenik  ( terigennous ), yaitu sedimen yang berasal dari pelapukan batuan yang
telah ada sebelumnya di daratan atau benua. Komponen sedimen ini adalah lumpur terrigen,
endapan longsoran atau turbidit, dan endapan es. Mineral penyusunnya yang utama adalah
kuarsa dan feldspar, dan mineral-mineral lempung seperti illit, kaolinit, dan chlorit.
2). Sedimen Volkanogenik  ( vulcanogenic sediments ), yaitu sedimen yang berupa material
volkanik yang dilontarkan ketika terjadi erupsi gunung api. Sedimen ini banyak dijumpai di
kawasan bergunungapi.
3). Sedimen Biogenik  ( biogenic sediments ), yaitu sedimen yang dihasilkan oleh organisme
atau organisme itu sendiri. Mineral-mineral utama yang terdapat dalam sedimen biogenik adalah
kalsit, aragonit, silika, dan apatit.
4). Sedimen Hidrogenik  ( hydrogenic sediments ), yaitu sedimen yang terbentuk oleh reaksi
kimia anorganik dari unsur-unsur yang terlarut di dalam udara.
5) Sedimen Kosmogenik  (kosmogenik sedimen), yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa,
seperti meteorit atau debu ruang angkasa yang jatuh ke Bumi.

3. GERAKAN AIR LAUT

Air laut bersifat dinamis, selalu bergerak. Sifat dinamis udara laut tersebut terutama disebabkan
oleh interaksi antara samudra dengan atmosfer, pengaruh gerak rotasi Bumi, pengaruh gaya
gravitasi Bulan dan Matahari. Pada dasarnya gerakan air laut terjadi dalam bentuk: (1)
gelombang, (2) pasang surut, dan (3) arus. Gelombang adalah gerakan air laut yang sangat
menonjol dan menarik perhatian bila seseorang berdiri di tepi pantai

Pasang pasang surut adalah gerakan air laut naik dan turun karena pengaruh gaya gravitasi dari
Bulan dan Matahari. Air laut naik terjadi pada sisi Bumi yang menghadap ke arah Bulan dan sisi
sebaliknya. 

Arus laut adalah fenomena berdahnya massa air laut dari satu tempat ke tempat lain, yang
terjadi antara lain terutama karena interaksi antara lautan dengan udara di atasnya maupun
karena pengaruh gerak rotasi Bumi. Fenomena ini dapat terjadi dalam skala kecil di perairan
pantai atau selat-selat, maupun skala besar seperi arus-arus yang terjadi di samudra-samudera
yang membentuk pola sirkulasi massa air global.
GELOMBANG

Beberapa definisi gelombang


Gelombang bergerak secara periodik, yaitu bergerak berulang-ulang pada suatu periode waktu
tertentu. Sifat-sifat gelombang dapat diterangkan dengan bentuk gelombang sederhana untuk
menggambarkan panjang gelombang, tinggi gelombang, dan periode gelombang.

Perioda gelombang (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh puncak (atau lembah) gelombang
yang berurutan untuk melalui titik tetap tertentu. Panjang gelombang (L) adalah jaral horizontal di
antara dua puncak (atau lembah) gelombang yang berurutan. Tinggi gelombang (H) adalah jarak
vertikal dari dasar lembah sampai puncak gelombang. Kedalaman air (d) adalah jarak vrtikal
antara nuka laut rata-rata sampai dasar laut.

Gelombang Pecah
Bila gelombang dari laut dalam menuju ke pantai, maka ketika gelombang itu memasuki perairan
dangkal, akan terjadi perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu mulai terjadi ketika kedalaman air
sama dengan ½ panjang gelombang, dan mulai berubah secara tegas ketika kedalaman air ¼
panjang gelombang (batas air menurut teori gelombang Airy). Perubahan bentuk yang terjadi
pada gelombang itu adalah kecepatan dan panjang gelombang berkurang , tinggi gelombang
bertambah , sedang periode gelombang tetap . Di bagian perairan yang tidak jauh di belakang
zona tempat gelombang pecah ( breaker zone), puncak-puncak gelombang menjadi bertambah
runcing dan dipisahkan oleh lembah yang relatif datar.

Refraksi Gelombang
Ketika gelombang udara memasuki perairan dangkal , gelombang itu mengalami refraksi yang
menyebabkan gelombang berubah arah ke arah rembatan sesuai dengan berkurangnya
kedalaman air. Keterkaitan antara perubahan arah dengan perubahan kedalaman dapat kita lihat
pada hubungan antara kedalaman air dan kecepatan gelombang seperti terliat pada
persamaan .

Difraksi Gelombang
Gejala difraksi gelombang terjadi apabila gelombang melewati suatu penghalang, seperti pulau,
tanjung atau bangunan teknik di pantai. Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu
rintangan, maka gelombang akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke daerah
terlindung (daerah bayangan atau shadow zone ) di belakang rintangan. 

Gelombang karena tiupan angin ( gelombang yang dihasilkan angin ).


Gelombang ini terjadi di permukaan laut karena angin yang bertiup di atas permukaan laut. Bila
angin menjembatani permukaan laut, maka akan terjadi transfer energi dari angin ke laut, dan di
bidang antar mukanya ( interface , permukaan laut) terjadi gelombang. 

Gelombang internal ( internal wave ).


Gelombang ini terjadi di dalam laut, terjadi di antara dua massa air laut yang berbeda
kepadatannya. Kehadiran gelombang ini tidak terlihat langsung secara visual di permukaan laut. 

Gelombang Badai ( storm surge  atau gelombang badai )


Gelombang ini terjadi karena tiupan angin badai. Fenomena gelombang ini umum terjadi di
daerah Subtropis dimana badai sering terjadi. 

Seiche
Femomena seiche adalah fenomena gelombang stasioner, yaitu gelombang yang tidak
memperlihatkan gerakan maju dari bentuk gelombang yang terjadi.
Gelombang karena longsoran ( longsoran longsor  atau gelombang longsor )
Gelombang jenis ini terjadi karena batuan atau es yang dalam jumlah besar longsoran dan
masuk ke laut.

Tsunami atau gelombang seismik


Tsunami sering disebut gelombang pasang ( tidal wave ), tetapi sebenarnya gelombang ini tidak
berhubungan dengan pasang surut air laut. Tsunami disebut juga sebagai gelombang
seismik karena kejadiannya dicetuskan oleh gerakan kerak bumi yang cepat dan tiba-tiba. 
4. PASANG SURUT

Penyebab Pasang Surut


Pasang surut adalah gerak fluktuasi muka air laut karena pengaruh gaya gravitasi Matahari dan
Bulan. Jarak yang lebih dekat antara Bulan dan Bumi dibandingkan dengan jarak Matahari dan
Bumi, menyebabkan gaya gravitasi Bulan berpengaruh lebih besar terhadap pasang surut
dibandingkan dengan gaya gravitasi Matahari. 

Kurva Pasang Surut


Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal yang diukur dari puncak air tertinggi sampai posisi air
terendah. Periode pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air tertinggi (atau
terrendah) sampai muka air tertinggi (atau terrendah) berikutnya.

Tipe-tipe Pasang Surut


Tipe pasang surut yang terjadi di bumi tidak sama di semua tempat. Perbesaan tipe pasang
pasang surut ini terjadi karena: (1) bentuk dan konfigurasi cekungan yang mempengaruhi
gerakan udara, (2) kondisi topografi dasar laut lokal, dan (3) pengaruh efek Coriolis.
Secara umum, ada 4 tipe pasang surut yaitu:
1). Pasang surut harian tunggal  ( diurnal tide ). Pada pasang surut tipe ini, pasang surut harian
menghasilkan satu kali pasang dan satu kali pasang surut. Periode pasang surut ini 24 jam 50
menit 47 detik. Faktor yang menyebabkannya adalah rotasi bumi dan deklinasi matahari dan
bulan.
2). Pasang surut harian ganda  ( semidurnal tide ). Pada pasang surut tipe ini, dalam satu hari
terjadi dua kali pasang dan dua kali pasang surut dengan tinggi yang hampir sama. Periode
pasang surut ini rata-rata 12 jam 24 menit 23,5 detik. Faktor yang menyebabkannya adalah
rotasi bumi.
3). Pasang surut campuran dominan harian ganda  ( campuran pasang surut dominan
semidiurnal ). Pada tipe ini, dalam satu hari terjadi dua kali pasang surut dan dua kali pasang
surut dengan tinggi dan periode yang berbeda.
4). Pasang pasang surut campuran dominan harian tunggal  ( mixed tide dominan diurnal ). Pada
tipe ini, dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali pasang surut, tetapi kadang-kadang
terjadi dua kali pasang dan dua kali pasang surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda.

Variasi Pasang Surut


Variasi pasang surut dapat dibedakan menjadi:
1) Variasi harian  adalah variasi yang terjadi dalam satu hari matahari. Variasi ini terjadi karena
gerak rotasi Bumi dan gerak revolusi Bulan mengelilingi Bumi. Ada perbedaan antara hari
matahari dan hari-bulan ( hari bulan ). Lama hari bulan adalah 24 jam 50,47 menit. Jadi, setiap
hari pasang yang terjadi di suatu tempat selalu terlambat sekitar 50 menit dari hari sebelumnya.
2). Variasi bulanan yaitu variasi yang tejadi dalam periode satu bulan. Variasi ini terjadi karena
revolusi Bulan mengelilingi Bumi. Periode Bulan mengelilingi Bumi adalah 29,5 hari, sehingga
pada setiap hari-bulan, pasang surut surut. 
3). Variasi tahunan  adalah variasi yang terjadi dalam periode satu tahun. Variasi ini terjadi
karena gerak revolusi Bumi mengelilingi Matahari, sumbu rotasi bumi yang membentuk sudut
23,5 o  terhadap bidang orbit Bumi, dan karena bentuk orbit Bumi terhadap matahari yang
berbentuk elips. Dalam periode satu tahun, dua kali Matahari berada pada posisi “ equinoxe ” –
posisi Matahari tepat berada di khatulistiwa, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 21 September

Kemudian, secara kasar berdasarkan variasi pasang surut air yang tinggi, menurut Davies
(1964 vide  Komar, 1976) pasang surut dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
1). Mikrotidal ( microtidal ), kisaran pasang surut < 2 meter.
2) Mesotidal ( mesotida l), kisaran pasang surut 2 - 4 meter.
3) Makrotidal ( macrotidal ), kisaran pasang surut laut > 4 meter.
5. ARUS
Faktor Yang Berpengaruh
Angin yang menjembatani permukaan laut menciptakan gesekan yang menyebabkan udara
bergerak. Gerakan air tersebut adalah fungsi dari kecepatan angin dan energi yang ditransfer ke
permukaan laut. Kecepatan arus permukan yang ditimbulkan oleh tiupan angin hanya 3% dari
kecepatan angin (Ingmanson dan Wallace, 1985).

Efek Coriolis
Efek ini adalah gerak semu dari suatu objek yang bergerak ke balik permukaan Bumi, sementara
itu Bumi berrotasi di bawahnya. Efek ini mempengaruhi semua objek yang bergerak di jembatan
permukaan Bumi, seperti arus laut, angin, dan peluru kendali
Arus sepanjang pantai (longshore current)
Arus sepanjang pantai adalah arus yang bergerak sejajar dengan garis pantai. Arus ini timbul
karena dua sebab: (1) gelombang yang mendekati pantai dengan arah tegak lurus terhadap
garis pantai, dan (2) gelombang datang mendekati pantai dengan sudut miring. Arus sepanjang
pantai ini berperanan dalam transportasi sedimen menyusur pantai

Arus Turbid (Turbidity current)


Arus turbid adalah arus dasar laut yang terjadi karena perbedaan densitas air laut. Perbedaan
densitas itu terjadi karena kandungan muatan sedimen. Arus ini telah berhasil dihasilkan dalam
percobaan di laboratorium. Di alam arus ini dapat terjadi di danau atau waduk. Di samudera,
arus turbid dicetuskan oleh gempa bumi, longsoran bawah laut, dan badai. Di daerah muara
sungai, arus turbid dapat terjadi pada waktu banjir.

Arus Rip (Rip current)


Arus rip adalah arus yang bergerak ke arah laut dengan arah yang tegak lurus atau miring
terhadap garis pantai. Arus ini adalah arus balik yang timbul setelah gelombang mencapai garis
pantai, dan kehadirannya umumnya berasosiasi dengan arus sepanjang pantai dalam suatu
sistem sirkulasi sel (cell circulation system). Arus ini berperanan dalam transportasi sedimen dari
pantai ke arah laut.

Arus pasang surut


Arus pasang surut adalah arus yang terjadi berkaitan dengan peristiwa pasang surut. Arus ini
terjadi pada saat periode pasang dan periode surut. Arus ini terlihat jelas di daerah estuari atau
muara sungai. Arus ini mempengaruhi pola pengendapan muatan sedimen dan pola penyebaran
alur-alur sungai di kawasan delta sungai.

Upwelling dan Downwelling


Telah dibicarakan di depan bahwa tiupan angin menyebabkan gerakan air laut horizontal. Selain
itu, tiupan angin dapat juga menimbulkan gerakan vertikan yang dikenal sebagai upwelling – bila
air bergerak naik, dan downwelling – bila air bergerak turun. Selanjutnya, juga telah kita
bicarakan tentang Efek Coriolis dan Transportasi Ekman, dua fenomena gerakan massa air
karena tiupan angin.

6. KEHIDUPAN DI LAUT

Biologi Laut (Marine Biology) adalah cabang ilmu yang mempelajari seluruh organisme dan
habitatnya di laut dan estuari di seluruh dunia, dan juga mempelajari faktor-faktor fisika dan kimia
yang mempengaruhi keberadaannya. Organisme laut dipelajari untuk berbagai tujuan, seperti:
(1) penelitian ilmu dasar, (2) analisis dampak lingkungan, (3) eksploitasi sumberdaya alam, (4)
kesejahteraan hidup, dan (5) penentuan lokasi prioritas untuk konservasi.

CARA HIDUP ORGANISME DI LAUT

Plankton
Kata “plankton” berasal dari bahasa Yunani yang berarti bergerak dari satu tempat ke tempat
lain. Kelompok organisme ini biasanya kecil dengan kekuatan untuk berpindah tempat sangat
lemah atau terbatas, dan berpendah tempat terutama karena arus laut. Plankton dapat berupa
hewan (zooplankton) maupun tumbuhan (fitoplankton). Sebagian besar plankton berukuran
mikroskopis, tetapi ada juga yang berukuran besar seperti ubur-ubur atau ganggang Sargassum

Bentos
Kata “bentos” berasal dari bahasa Yunani yang berarti dalam atau laut dalam. Bentos adalah
organisme yang hidup di atas atau di bawah dasar laut. Beberapa organisme bentos pada

fase awal kehidupannya memiliki bentuk larva planktonik

Nekton
Kata “nekton” berasal dari bahasa Yunani yang berarti berenang. Nekton meliputi hewan yang
dapat berenang bebas, bebas dari gerakan arus. Kelompok ini meliputi berbagai bentuk
kehidupan hewan tingkat tinggi, seperti ikan, ikan paus, dan berbagai jenis mamalia laut.

BAKTERI
Bakteri laut memainkan peranan penting di dalam lingkungan laut sebagai pengurai
(decomposer) material organik,
sebagai pengubah (transformer) yang merubah berbagai substrat organik menjadi senyawa-
senyawa inorganik, dan sebagai agen yang mempengaruhi sifat-sifat fisika-kimia sistem pesisir
yang dangkal. Berdasarkan pada cara memperoleh energi, bakteri dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: (1) bakteri heterotropik – yang mendapatkan energi dengan menguraikan material
organik dari organisme lain yang mati, (2) bakteri fotosintetik (autotrofik) – yang memperoleh
energi melalui proses fotosintesis, dan (3) bakteri kemosintetik (chemosyntethic) – yang
mendapatkan energi dari oksidasi senyawa inorganik, seperti besi, ammonia, dan sulfur.
Berdasarkan pada kemampuannya memperoleh energi atau makanannya, bakteri secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) bakteri autotropik – yang dapat
memenuhi kebutuhan makananya secara mandiri melalui fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari, atau melalui kemosistesis (sintesa kimiawi, chemosynthetic), dan (2) bakteri
heterotropik – yang memenuhi kebutuhan makanannya melalui sumber lain di luar dirinya atau
organisme lain. Bakteri heterotropik, berdasarkan pada keterlibatan oksigen dalam proses
respirasinya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bakteri heterotropik aerobik – yang
melibatkan molekul oksigen dalam respirasinya; bakteri kelompok ini hadir di dalam lingkungan
yang mengandung oksigen atau lingkungan oksidasi, dan (2)

bakteri heterotropik anaerobik (fermentasi) – yang tidak melibatkan molekul oksigen dalam
respirasinya; bakteri kelompok ini hadir di dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen
atau lingkungan reduksi.

FITOPLANKTON

Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopis – terdiri dari berbagai spesies yang berbentuk
uniselular (sel tunggal, unicellular), filamen (lempengan, filamentous), atau berbentuk rantai,
yang mengapung bebas di air permukaan (zona fotik) samudera dan peraira pesisir. Fitoplankton
meliputi berbagai jenis kelompok alga yang sebagian besar merupakan organisme autotropik.

Coccolithophore adalah algae uniselular yang melimpah di perairan samudera terbuka di daerah
tropis dan subtropis, dan kadang-kadang juga di lingkungan pesisir. Sebagian besar plankton ini
bersifat autotropik, dan beberapa

bersifat heterotropik di bawah zona fotik.

Silicoflagelata adalah organisme bersel tunggal yang kecil yang disebut nanoplankton dan
memiliki skeleton eksternal berkomposisi silika.

Blue-green algae adalah sebutan lain bagi cyanobacteria atau blue-green bacteria.
Organisme ini berperanan penting dalam memperkaya nutrien di perairan terumbu karang

ZOOPLANKTON

Zooplankton dapat diklasifikasikan berdasarkan pada ukuran atau lama kehidupan


planktoniknya. Berdasarkan pada lamanya kehidupan planktonik, zooplankton diklasifikasikan
menjadi: Holoplankton – organisme tetap dalam bentuk plankton sepanjang hidupnya: copepod,
cladoceran, dan rotifer.
Meroplankton – hewan yang hanya sebagian dari siklus hidupnya sebagai plankton: larva
invertebrata bentos, cordata bentos, dan ikan.
Tychoplankton – zooplankton demersal yang secara periodik terhambur menjadi plankton oleh
arus dasar, adukan gelombang, dan bioturbasi: amphipod, isopod, cumacean, dan mysid.
Berdasarkan pada ukurannya, zooplankton dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:
Mikrozooplankton (< 202 μm), seperti: protozoa dan tintinid, larva meroplankton dari invertebrata
bentik, dan copepod nauplii.
Mesozooplankton (202 – 500 μm), seperti: cladocerans, copepod, rotifer, dan meroplankton
besar.
Makrozooplankton (>500 μm), terdiri dari tiga kelompok, yaitu: (1) ubur-ubur (jellyfish:
hydromedusa, combjellies, true jellyfish), (2) crustacea: amphipod, isopod, mysid shrimp, true
shrimp, dan (3) cacing polychaeta.

FLORA BENTOS

Jenis-jenis flora bentos sangat bervariasi, mulai dari tumbuhan tingkat rendah – seperti algae,

sampai tumbuhan tingkat tinggi – seperti mangrove, dan hidup diberbagai habitat di wilayah
pesisir. Makrofita (alga dan tumbuhan vascula) menyusun fraksi utama biomassa bentik di dalam
sistem pesisir. Sedimen dasar sering kosong dari makroalga yang biasanya menempel di
permukaan keras, termasuk struktur-struktur buatan manusia, cangkang hewan, batu, dan pantai
batu (rocky shore). Flora bentos yang hidup di habitat-habitat dekat pantai dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu: mikroflora dan makroflora.
Mikroflora, yang sangat ekstensif berkembang di dalam habitat pasang surut. Koloni mikroflora
bersel tunggal atau berfilamen melekat pada sedimen dan juga menempel di permukaan batuan,
tumbuhan lain, binatang, dan barang-barang buatan manusia.

Alga merah (Rhodophyta) umumnya hidup di pantai batu (rocky coast). Flora ini adalah
tumbuhan yang relatif kecil, biasanya kurang

dari satu meter panjangnya. Beberapa genera alga ini, seperti Porphyra, tumbuh di daerah
pasang surut (intertidal zone).

Satu kelompok utama dari alga merah, yaitu coralline algae (genus Corallina) dijumpai di seluruh
dunia. Coralline algae adalah komponen penting dari terumbu karang, yang membantu
memperkuat struktur terumbu melalui penyemenan.

Alga coklat (Phaeophyta) sering tumbuh besar. Sebagian alga ini hanya berbentuk filamen-
filamen bercabang sederhana, dan sebagian lainnya berupa ganggang raksasa (seaweeds)
yang dapat mencapai panjang 60 meter. Alga ini tumbuh terutama di zona pasang surut bawah
(lower intertidal) dan di zona subtidal, dan melekat pada substrat.

Alga hijau (Chlorophyta) memiliki ukuran, bentuk, sejarah hidup (life history), dan habitat yang
sangat bervariasi. Alga ini memiliki pigmen

chlorophyll dan carotenoid. Di lingkungan laut, alga ini adalah produsen primer.

Makroflora terdiri dari kelompok komunitas tumbuhan utama, yaitu rumput rawa garam (salt
marsh), lamun (seagrass), dan bakau atau mangrove (mangrove).

Mangrove adalah tumbuhan halofita yang dapat membentuk hutan di zona supratidal sampai
subtidal dangkal di perairan tropis dan subtropis.

FAUNA BENTOS

“Sponge” adalah organisme bentos yang hidup di berbagai lingkungan. Organisme ini menempel
di dasar laut dan dijumpai di berbagai kedalaman. “Siliceous sponge” sangat melimpah di
perairan dalam bila dibandingkan dengan jenis “sponge” yang lain.
Cnidaria. Filum ini sebelumnya sebagai Coelenterata. Klas yang penting dari filum ini adalah
Anthozoa, yang meliputi sebagian besar koral, anemon laut, dan alcyonarian. Koral penting
karena skeleton kalkareousnya dapat membentuk terumbu karang, yang dapat membentuk
ekosistem terumbu karang di laut. Koral hidup di perairan dangkal dan hangat di daerah tropis
dan subtropis. Kelas lainnya adalah Cubozoa (Ubur-ubur Kotak), Hydrozoa (Hidroid, Koral Api),
dan Scyphozoa (Uubur-ubur).

Arthropoda. Kelompok hewan berkerangka luar (external skeleton) yang bersegmen-segmen.


Sub-filum yang penting adalah Crustacea, karena sangat umum dijumpai di lingkungan laut.
Beberapa jenis crustacea memiliki nikai ekonomi penting, yaitu kepiting (crab), udang, dan
lobster dari klas malacostraca, order Decapoda. Klas Cirripoda (Barnacles) adalah hewan yang
hidup menempel permanen pada substrat di lingkungan laut.

Moluska. Sebagian besar filum moluska adalah hewan bertubuh lunak yang dilindungi oleh

cangkang yang keras. Ada tiga kelas moluska yang sangat umum yang merupakan hewan
bentos, yaitu Polyplacophora (Amphineura), Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvia).
Klasifikasi Fauna Bentos

Mikrofauna – lolos saringan 0,04 – 1 mm. Kelompok ini sebagia besar terdiri dari protozoa.
Meiofauna – tertahan pada saringan 0,04 – 1 mm. Meiofauna dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) meiofauna temporer – meiofauna yang berupa juvenil, dan (2) meiofauna permanen
seperti: nematoda, rotifer, dan ostracoda.

Makrofauna – tertahan pada saringan 0,5 – 2,0 mm. Komposisi spesies dan kelimpahan
makrofauna bentos memiliki variasi temporal dan spasial yang lebar.

Fauna bentos dapat juga diklasifikasikan berdasarkan pada kebiasaan hidup dan adaptasi
menjadi: (1) epifauna – yang hidup di atas dasar laut atau menempel pada substrat, dan (2)
infauna – yang hidup di dalam sedimen dasar laut.
NEKTON

Chepalopoda
Lelompok hewan ini mempunyai kemampuan berenang yang aktif. Hewan yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain cumi-cumi dan gurita

Udang
Udang ada yang hidup sebagai fauna bentos dan ada yang sebagai nekton. Hidup di perairan
pesisir sampai laut dalam.

Ikan
Ikan adalah hewan laut yang sangat dikenal dan memiliki nilai ekonomis sangat penting. Ada tiga
kelas vertebrata laut yang memiliki spesies yang biasa kita sebut sebagai ikan, yaitu:

Klas Cyclostomata – ikan yang tidak memiliki rahang. Hidup terutama sebagai parasit.
Klas Chondrichthyes – kelompok ikan bertulang rawan. Anggota kelompok ini adalah ikan pari
dan ikan hiu ikan hiu umumnya dijumpai di lingkungan laut dalam, sedang ikan pari cenderung
dijumpai di lingkungan bentos dan berenang di atas permukaan dasar laut.

Klas Osteichthyes – kelompok ikan bertulang keras.


Jenis-jenis ikan di daerah epipelagis dan mesopelagis berbeda satu sama lain. Jenis-jenis ikan
epipelagis, seperti ikan tuna, cenderung untuk menjadi besar (lebih dari 1 meter

panjangnya), bersifat aktif, dan karnivora. Jenis-jenis ikan di daerah ini sebagian besar adalah
ikan daerah tropis, tetapi secara teratur bermigrasi ke daerah temperate untuk mencari makan
pada musim semi. Sebaliknya, ikan-ikan mesopelagis umumnya kecil (panjang sekitar 15 cm)
dan memakan plankton. Pergerakan utama ikan mesopelagis adalah migrasi harian secara
vertikal.

Reptilia Laut
Reptilia laut adalah hewan amfibi yang hidup di perairan tropis dangkal dekat pantai. Hewan
yang termasuk kelompok ini adalah ular laut dan penyu. Ular laut adalah predator yang
memakan ikan kecil-kecil; sedang penyu makanannya sangat bervariasi, antara lain daun lamun,
ubur-ubur, “sponge”, dan kepiting. Penyu dimakan oleh ikan hiu.

Mamalia Laut
Ada tiga kelompok mamalia laut, yaitu:
Serenian – terdiri dari dugong manatee, dan “sea cow”. Kelompok ini adalah herbivora, dan
sebagian besar hidup di daerah tropis, dan memakan lamun.
Pinniped – terdiri dari anjing laut, singa laut, dan walrus Hewan ini terutama dijumpai di daerah
temperate dan kutub. Kelompok hewan ini banyak menghabiskan waktu di darat.
Cetacean – terdiri dari ikan paus, dan lumba-lumba (dolphin) Semuanya adalah carnivora.
Kelompok hewan ini melakukan migrasi yang ditentukan oleh pola makan dan reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai