Anda di halaman 1dari 3

Menjaga Wudu, Menjaga Tertularnya Corona

Akhir-akhir ini maraknya berita tentang wabah virus corona atau yang disebut covid-
19. Wabah ini pertama diumumkan pada akhir bulan Desember 2019, bermula dari
kota Wuhan, Tiongkok dan dalam hitungan hari menyebar kebeberapa negara di
dunia. Nah, apa sih yang dimaksud virus corona atau covid-19 ini ? tentunya, kita
harus mengetahui dulu pengertiannya.

Virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.walaupun
lebih banyak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai
dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Coronavirus sendiri adalah kumpulan
virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Penularan virus ini bisa terjadi lewat sentuhan tangan, wajah, dan pegangan pintu atau
bagian lain yang umum disentuh oleh penderita.1

Nah, Lantas kita yang hidup di era modern ini bisa berbuat apa dengan virus kecil
kasat mata tak terlihat sama sekali. Dengan ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan
Agus Putranto mengatakan “Kuncinya imun yang baik, hygine yang baik dengan cuci
tangan, menurut saya itu hal yang paling baik,”2 dan menghimbau kepada masyakarat
untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari virus ini.

Terkait dengan kehidupan bersih. Islam telah mengajarkan umatnya untuk selalu
menjaga kebersihan. Sebagaimana ini tidak bisa dipisahkan dengan keimanan.
Dengan ini, Penulis mencoba mencocokkan mencari relevansi diantaranya adalah bab
thaharah (bersuci) dalam ilmu fikih islam.

Penulis memulai dengan penyataan umum bahwa islam sangat memperhatikan


kebersihan. Salah satu buktinya adalah adanya ajaran tentang thaharah, bahkan dalam
ilmu fikih hampir semua kitab-kitab fikih diawali dengan bab thaharah (bersuci). Arti

1
dr. Merry Dame Cristy Pane, “Virus Corona (COVID-19)” diakses dari :
https://www.alodokter.com/virus-corona, pada tanggal 28 April 2020, pukul 13.20
2
Muhammad Fatoni, “Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Imbauan Menteri Kesehatan Agar Tak
Mudah Terinfeksi CoVid-19” diakses dari https://jogja.tribunnews.com/2020/03/02/cegah-penyebaran-
virus-corona-ini-imbauan-menteri-kesehatan-agar-tak-mudah-terinfeksi-covid-19?page=1, pada tanggal
2 Maret 2020, pukul 23.41
thaharah secara istilah adalah menghilangkan hadas dan menyelapkan khabats yakni
menghilangkan sifat penghalang salat dan menghilangkan najis dari badan, pakaian
dan tempat salat.3Ini memberikan gambaran bahwa ibadah setinggi apapun tak akan
sempurna jika tidak bersuci. pasti dengan ini kalian bertanya-tanya mengapa penulis
menghubugkan bab thaharah (bersuci) dengan covid-19?.

Untuk mengetahui jawabannya Penulis berpendapat bahwa mencegah virus tersebut


bisa melakukan cara cuci tangan dengan sabun yang direkomendasikan Badan
Kesehatan Dunia atau WHO dengan tata cara yang sudah ditentukan. Sementara,
didalam bab thaharah (bersuci) ada salah satu pembahasan yang mendekati dengan
cuci tangan yakni tentang wudu yang telah dilakukan umat islam disetiap harinya.
Wudu adalah salah satu hal yang dilakukan umat islam lima kali dalam satu hari
bahkan lebih ketika ingin melaksankan sholat dan dianjurkan untuk menjaga wudu
setiap saat. Contoh lainnya ketika memegang Al-Qur’an hendaknya kita dalam
keadaan bersuci. Sebagaimana Allah telah menganjurkan bersuci sebelum salat yang
tercantum dalam Al-Qur’an, surah Al-Maidah ayat 6 : “Hai orang orang yang salat,
maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku dan sapulah kepala
kalian dan (basuh) kaki kalian sampai kedua mata kaki...”

Sebagaimana kita sudah tahu betapa pentingnya menjaga kebersihan terutama syariat
islam mengajarkannya dengan berwudu untuk membersihkan segala kotoran najis dan
hadas. Selain itu, wudu juga memiliki berbagai manfaat dalam kesehatan karena
mampu merangsang dan menstimulus energi dalam tubuh serta melancarkan
peredaran darah. Antara lain, saat berwudu, disunahkan untuk istinsyaq (memasukkan
air ke dalam hidung) lalu menyemburkannya keluar. Seperti perkataan Syaikh
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah:“Termasuk Sunah Nabi ketika
berwudu adalah bersungguh-sungguh dalam berkumur dan memasukkan air ke
hidung, bersungguh-sungguh dalam berkumur adalah dengan engkau menggerakkan
air dengan kuat dan engkau menjadikannya sampai ke semua bagian mulut”4.
Terkadang banyak yang meninggalkan sunah ini. Dengan melakukan hal tersebut saat
berwudu maka hidung mereka akan bersih. Rongga hidung dapat menjadi pengantar
berbagai penyakit. Apalagi jika kuman atau virus tersebut kemudian masuk kedalam

3
Izzudin Karimi,Fikih Muyassar (jakarta:darul haq,2019) h.2
4
Syeikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin,Asy-Syarhul Mumti’(Jakarta:Darus Sunnah, 2010), J.1, h.
171
tubuh maka dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius seperti yang ditimbulkan
oleh virus korona yang mewabah saat ini. Inilah hikmah disyariatkannya berwudu.

Sebagaimana yang telah ditulis oleh Penulis, memang belum didapatkan penelitian
apakah cuci tangan dengan sabun sesuai dengan standar WHO mempunyai ektifitas
yang sama dalam pencegahan penularan penyakit dibandingkan dengan seseorang
yang rutin berwudu. Namun secara logika ketika seseorang rutin berwudu, maka
dalam satu hari sudah mencuci tangan dan anggota lainnya sebanyak beberapa kali.

Dengan demikian, seharusnya menjaga kebersihan atau kesucian menjadi pola hidup
sehat seorang muslim. Dengan kebiasaan hidup sehat,bersih dan suci ini maka akan
menghindarkan kaum muslimin dari berbagai penyakit. Semoga kita terjaga dari
wabah virus ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. dr. Merry Dame Cristy Pane, ( telah diperbaharui 2020 : 8,Mei) Virus Corona
(COVID-19),dikutip 28 april 2020 https://www.alodokter.com/virus-corona
2. Fatoni, Muhammad,( 2020 : 2,Maret) Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini
Imbauan Menteri Kesehatan Agar Tak Mudah Terinfeksi CoVid-19 dikutip 7
mei 2020 dari https://jogja.tribunnews.com/2020/03/02/cegah-penyebaran-
virus-corona-ini-imbauan-menteri-kesehatan-agar-tak-mudah-terinfeksi-covid-
19?page=1
3. Alu asy Syeikh, Syeikh Shalih bin Abdul Aziz, tim ulama fikih.2019.Fikih
Muyassar,(edisi terjemahan oleh Izzudin karimi ), Jakarta:darul haq.
4. al-Utsaimin, Syeikh Muhammad bin Shalih. 2010. Asy-Syarhul Mumti’,
Jakarta:Darus Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai