Anda di halaman 1dari 4

FILOSOFI COSO

Penentuan resiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen dan
auditor internal. Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko ke dalam
program audit untuk memastikan bahwa control-kontrol yang dibutuhkan memang
diterapkan untuk mengurangi risiko.

Penentuan risiko merupakan tanggungjawab yang tidak terpisahkan dan terus-


menerus dari manajemen. Banyak hambatan yang muncul akan meng-halangi
perjalanan mencapai tujuan.
Beberapa hambatan atau risiko akan datang. Sebagai contoh:

 Suatu hukum atau peraturan baru mengalihkan sumber daya dari  operasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan
 Sebuah perusahaan pesaing memperkenalkan produk atau jasa     baru yang
membutuhkan tindakan segera dan menciptakan tujuan  baru dengan
menurunkan prioritas tujuan sebelumnya
 Sebuah terobosan teknologi membuat satu atau lebih tujuan menjadi usang
 Seorang manajer yang tidak kompeten mengabaikan tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
.
Siapa yang Memanfaatkan Penentuan Risiko ?
Manajemen menggunakan penentuan risiko sebagai bagian dari proses untuk
memastikan kesuksesan suatu entitas. Manajemen juga menggunakan penentuan risiko
sebagai alat yang penting dalam merancang sistem-sistem baru.
Auditor internal terlibat dalam penentuan risiko sejak awal profesi berdiri.
Kesalahan yang bisa terjadi dilakukan dengan pengidentifikasian kesalahan atau
ketidakwajaran yang potensial merupakan persyaratan mutlak untuk menentukan
prosedur  kontrol yang harus diterapkan.

Merencanakan Penentuan Risiko dan Eksposur


Rencana audit harus dirancang untuk memasukkan pertimbangan tentang
risiko dan eksposur organisasi. Rencana audit harus menilai tingkat strategis terhadap
elemen-elemen prioritas risiko dan eksposur.
Memperluas Audit Berbasis Risiko
Konsep audit berbasis risiko secara tradisional bermula dari observasi dan
analisis control, kemudian berlanjut ke penentuan risiko yang berkaitan dengan
operasi, dan akhirnya ke pennetuan apakah aktivitas ini sesuai dengan tujuan-tujuan
organisasi.
Para penulis merekomendasikan sebuah pendekatan yang mempertimbangkan
Memperluas Audit Berbasis Risiko terlebih dahulu tujuan organisasi yang ditetapkan   
dan kemudian menentukan risiko melalui identifikasi, pengukuran dan penempatan prioritas
dan akhirnya melakukan manajemen risiko dengan cara:
a.   Mengendalikan dan menerima risiko
b.  Menghindari atau mendiversifikasi risiko
c.   Membagi & mentransfer bagian-bagian risiko ke unit-unitnya
Konsep manajemen risiko ini telah semakin diterima karena risiko tidak dapat
dihindarkan disemua jenis operasi dan adanya kebutuhan untuk
mengakomodikasikannya melalui berbagai pilihan aktivitas pilihan-pilihan tersebut
mencakup :
 Control aktivitas organisasional untuk mengurangi elemen-elemen risiko baik
dari segi besaran maupun jumlah
 Penerimaan risiko dengan memperbolehkan risiko kehati-hatian yang
diperlukan untuk kemajuan dan keuntungan
 Penghindaran risiko yang melibatkan perancangan ulang proses bisnis untuk
mengubah pola risiko.
 Pendiversifikasian risiko dengan menyebarkan total risiko ke operasi-operasi
yang terpisah
 Pembagian dan pemindahan risiko dengan melibatkan perjanjian kontraktual
dengan pihak ketiga untuk menerima sebagian atau semua risiko.

Organisai Tanpa Proses Manajemen Risiko

Advisory ini merekomendasikan auditor internal untuk :


1. Membantu organisasi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan menerapkan
manajemen risiko dan perhatian dewan serta menentukan penyelesaiannya
menggunakan operasi dan control manajemen risiko.
2. Mengidentifikasi kesadaran manajemen dan dewan komisaris akan risiko dan
menentukan penyelesaian melalui proses manajemen risiko
3. Memberitahukan manajemen kekurangan yang ada pada proses manajemen
risiko dan memberikan saran untuk melaksanakan proses seperti itu.

Risiko Audit dan Komponen-komponennya pada Audit Laporan Keuangan


Pada tingkat laporan keuangan - risiko audit adalah “risiko bahwa
auditor mungkin secara tidak sengaja gagal memodifikasi dengan layak pendapatnya
atas laporan keuangan yang salah saji secara material”. Auditor diharap-kan untuk
merencanakan audit sehingga risiko audit dibatasi pada apa yang dipertimbangkan
auditor sebagai tingkat rendah. Seorang auditor harus mempertimbangkan
karakteristik manajemen, karakteristik operasi dan industri serta karakteristik
penugasan.

Karakteristik Manajemen
a.   Kebijakan manajemen didominasi hanya satu orang
b.  Manajemen memiliki perilaku yang sangat agresif terhadap pelaporan keuangan
c.   Perputaran manajemen tinggi
d.  Manajemen yang sangat berlebihan dalam menekankan pencapaian proyeksi laba
e. Manajemen memiliki reputasi yang buruk dalam komunikasi bisnis

Karakteristik Operasi dan Industri


a. Profitabilitas entitas dibandingkan dengan industrinya ternyata tidak memadai atau
tidak konsisiten
b. Hasil-hasil operasi entitas sensitif terhadap faktor-faktor ekonomi
c. Entitas berada pada industri yang menurun
d. Organisasi entitas bersifat desentralisasi tanpa pengawasan aktivitas yang memadai
e. Entitas diragukan kelangsungan hidupnya

Karakteristik Penugasan
a. Terdapat banyak perdebatan dan/atau masalah-masalah akuntansi yang sulit
b. Terdapat tansaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
dalam jumlah yang signifikan dan tidak biasa
c. Sebelumnya terdapat salah saji signifikan yang dideteksi selama audit atau tidak  
tersedia data mengenai hal tersebut.
SAS memberikan contoh faktor-faktor berikut yang harus dipertimbangkan auditor
dalam mengevaluasi risiko audit pada tingkat saldo atau kelompok transaksi:

a. Dampak faktor-faktor risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan keuangan


b. Masalah-masalah akuntansi yang rumit dan mengandung perdebatan
c. Transaksi-transaksi yang sering terjadi atau susah untuk diaudit
d. Salah saji signifikan yang mungkin terjadi, berdasarkan informasi yang diperoleh dari
audit sebelumnya
e. Kerentanan aktiva untuk disalahgunakan
f. Kompetensi dan pengalaman karyawan yang memproses data mengenai ranvangan
dan operasi kebijakan dan prosedur yang layak untuk membenarkan penetapan
tersebut.

Risiko Bawaan/ inheren 


Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yang material,
dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal
terkait yang ditetapkan.

Risiko Kontrol
Risiko control adalah risiko bahwa salah saji material yang terjadi pada suatu asersi
tidak dapat  dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan, atau prosedur
kontrol internal suatu entitas.

Anda mungkin juga menyukai