Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
1. Suciati (7211421091)
2. Ikbal Adam M (7211421355)
3. Kharisma Nurul Faizah (7211421356)
4. Khairun Nisa M. Tanjung (7211421357)
5. Ahmad Najmudin Alfatih (7211421358)
6. Tsabita Haibati (7211421364)
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kemudahan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Liabilitas Jangka Panjang” untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 2.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah dapat selesai dengan baik.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat berarti bagi penyusun. Besar harapan
penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi
manfaat bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 5
Pendahuluan 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan 6
BAB II 7
Pembahasan 7
2.1 Utang Obligasi 7
2.1.1 Menerbitkan Obligasi 7
2.1.2 Jenis dan Peringkat Obligasi 8
2.1.3 Penilaian Utang Obligasi 11
2.1.4 Metode Bunga Efektif 13
2.2 Utang Jangka Panjang 16
Karakteristik Utang Wesel Jangka Panjang 16
2.2.1 Wesel Yang diterbitkan Pada Nilai Nominal 17
2.2.2 Wesel Yang Tidak Diterbitkan Pada Nilai Nominal 18
2.2.3 Situasi Khusus 21
2.1.4 Utang Hipotek 23
2.3 Isu-Isu Kasus 24
2.3.1 Pelunasan 24
2.3.2 Opsi Nilai Wajar 31
2.3.3 Pembiayaan Di Luar Neraca 33
2.3.4 Penyajian Dan Analisis 36
Penyajian Liabilitas Jangka Panjang 36
BAB III 41
Penutup 41
Kesimpulan 41
Utang Obligasi 41
Utang Hipotek 41
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
3
4
BAB I
Pendahuluan
Utang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu utang hipotik dan obligasi.
Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian, pemahaman dan cara mengerjakan yang
berbeda satu sama lain. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan
dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen,
membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain. Ada
banyak instrumen investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun pada umumnya terdiri
atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta Asing. Obligasi adalah surat utang
jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga dengan nilai nominal (nilai nominal/par
value) dan waktu jatuh tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN,
atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang
diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan
tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi.
Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila
Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala
biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai mekanisme serta hal – hal yang berkaitan dengan
obligasi.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat rumusan masalah yang dapat diuraikan antara lain
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang dapat diuraikan antara lain sebagai berikut:
6
BAB II
Pembahasan
Liabilitas jangka panjang (disebut juga utang jangka panjang-long term debt)
terdiri dari arus keluar yang diharapkan dari sumber daya yang timbul dari kewajiban
sekarang yang tidak akan dibayarkan dalam waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan,
mana yang lebih lama. Utang obligasi, wesel bayar jangka panjang, utang hipotek, liabilitas
pensiun, dan liabilitas sewa adalah contoh dari liabilitas jangka panjang
Umumnya, utang jangka panjang memiliki berbagai perjanjian dan batasan yang
melindungi kreditur dan peminjam. Indenture atau perjanjian biasanya mencakup jumlah
yang disetujui untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, call provisions, properti
yang dijaminkan, persyaratan dana pelunasan obligasi, pembatasan modal kerja dan dividen,
dan batasan mengenai asumsi tambahan utang, pembatasan modal kerja dan dividen, dan
batasan mengenai asumsi tambahan utang. Perusahaan harus menjelaskan fitur ini di dalam
laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan jika diperlukan untuk memahami
tentang posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dengan lebih lengkap.
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai
nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada saat
liabilitas tersebut jatuh tempo.Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka
liabilitas dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari
7
nilai nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku
bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon *Liabilitas dijual pada harga
premium.
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon *Liabilitas dijual pada nilai
nominal.
Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon *Liabilitas dijual pada harga diskon.
A. Jenis-Jenis Obligasi
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis
obligasi,diantaranya adalah obligasi berdasarkan sisi penerbit, sistem pembayaran
bunga,hak penukaran, segi jaminan, segi nilai nominal, dan obligasi berdasarkan segi
perhitungan imbal hasil. ,n
1. Jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit
A. Corporate Bond, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu,
perusahaan ini dapat berbentuk perusahaan swasta maupun perusahaan
Negara (BUMN).
B. Government Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
C. Municipal Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang akan
digunakan untuk membiayai proyek-proyek publik.
2. Jenis obligasi berdasarkan jaminannya
A. Secured Bond, obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan kekayaan
tertentu yang dimiliki oleh penerbit, atau bisa juga dijaminkan dengan
menggunakan pihak ketiga. Obligasi ini terbagi menjadi tiga yaitu guaranteed
bond (obligasi yang dijaminkan oleh pihak ketiga), mortgage bond (obligasi
yang dijaminkan dengan hipotik atau aset tetap), dan collateral trust bond
(obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan efek yang dimiliki oleh
penerbitnya).
8
B. Unsecured Bond, obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan
kekayaan tertentu yang dimiliki oleh penerbitnya.
3. Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran
A. Convertible Bond, obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham perusahaan
penerbit. Artinya pemegang obligasi ini memiliki hak jika sewaktu-waktu
ingin menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan saham perusahaan.
B. Exchangeable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham
perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
C. Callable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
D. Putable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Jenis obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga
A. Zero Coupon Bond, sistem pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan
cara dibayarkan sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan bunganya)
bukan secara periodik.
B. Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
C. Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
D. Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark)
tertentu.
5. Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
A. Konvensional Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar,
umumnya Rp. 1 Miliar per lot.
9
B. Retail Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan
nilai nominal yang kecil.
6. Jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil
A. Konvensional Bond, obligasi yang cara kerjanya menggunakan sistem bunga.
B. Syariah Bond, obligasi yang cara kerja dan perhitungannya menggunakan
sistem islam/syariat islam yaitu sistem bagi hasil ( Mudharabah & Ijarah ).
B) Peringkat Obligasi
Risiko dalam berinvestasi di obligasi adalah risiko perusahaan penerbit
obligasi tidak mampu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko perusahaan
tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan pokok
obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi dikenal
suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi.
Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah Peringkat
Obligasi.
Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga independen yang secara khusus
bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan.
Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar dengan
adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan
seberapa besar resiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.
Peringkat investasi
A. Aaa : obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi berkualitas "terbaik" dengan
risiko yang "amat kecil".
B. Aa1, Aa2, Aa3 : obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas"baik"
dengan risiko yang "kecil".
C. A1, A2, A3 : obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menengah atas
dengan risiko yang "kecil".
10
D. Baa1, Baa2, Baa3 : obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan risiko
moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.
Peringkat spekulatif
A. Ba1, Ba2, Ba3 : obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan elemen
spekulatif dan dapat berisiko.
B. B1, B2, B3 : obligasi berperingkat B adalah obligasi yang dianggap spekulatif
dan dapat beresiko tinggi
C. Caa1, Caa2, Caa3: obligasi berperingkat Caa merupakan obligasi yang "tidak
kokoh" dan memiliki risiko yang amat tinggi.
D. Ca : obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat spekulatif yang
tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar namun
masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang.
E. C : obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan
biasanya gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok
hutang maupun bunganya.
Dalam penilaian suku bunga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
11
1. Suku nominal/kupon/tercatat adalah suku bunga yang tertulis di dalam
kontrak/perjanjian obligasi, di mana emiten menetapkan suku nominal dan
dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (nilai pari).
2. Suku bunga pasar atau effective yield adalah suku bunga yang memberikan
tingkat pengembalian sepadan dengan risiko, di mana merupakan nilai
sesungguhnya yang diterima pemegang obligasi.
3. Jumlah bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi setiap periode
5. Jika suku bunga pasar lebih rendah dari persentase nilai kupon obligasi maka
obligasi dijual dengan premium, jika suku bunga pasar sama dengan persentase
nilai kupon obligasi maka obligasi dijual pada nilai nominal, Jika suku bunga
pasar lebih tinggi dari persentase nilai kupon obligasi maka obligasi dijual
dengan diskon.
12
Berikut adalah jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 8% :
13
Metode bunga efektif menghasilkan beban bunga periodik yang sama
dengan persentase konstan dari nilai tercatat obligasi
14
Contoh : PT AAA menerbitkan obligasi senilai Rp 5 juta tertanggal 1
Januari 2012, jatuh tempo dalam waktu 4 tahun dengan kupon 8 persen yang
dibayarkan setiap tanggal 1 Januari, dengan bunga dibayarkan setiap tanggal 1
Juli dan 1 Januari (Semiannually). Pada saat diterbitkan, suku bunga untuk
obligasi tersebut adalah 10%
15
Berikut adalah jurnal akuntansi jika suku bunga pasar 10% :
Long term notes payable atau utang wesel jangka panjang adalah jenis utang
wesel yang memiliki jatuh tempo pembayaran lebih dari satu tahun sesuai dengan
kesepakatan yang dicapai antara pemberi dan penerima pinjaman.
Utang wesel jangka panjang biasanya dipilih sebagai alternatif pendanaan untuk
proyek jangka panjang, seperti pembangunan gedung baru, akuisisi aset tetap, dan
sebagainya. Namun utang wesel jangka panjang juga dapat digunakan apabila tingkat
suku bunga diperkirakan mengalami kenaikan di masa yang akan datang.
Jenis-jenis utang wesel jangka panjang adalah utang wesel berbunga (interest
bearing note) dan utang wesel tidak berbunga (zero interest bearing note).
Sementara itu, beberapa karakteristik utang wesel jangka panjang (long term notes
payable) adalah sebagai berikut:
16
1. Jatuh tempo pembayaran lebih dari satu tahun, yang mana bisa dua tahun, tiga
tahun, atau bahkan lebih, sepanjang waktu tertentu yang disepakati antara pemberi
dan penerima pinjaman
2. Pembayaran bunga pada utang wesel jangka panjang tergantung pada jenisnya .
Dalam hal ini, utang wesel berbunga mengharuskan penerima pinjaman untuk
membayar kembali pokok pinjaman beserta bunganya, sedangkan utang wesel tidak
berbunga tidak mengharuskan penerima pinjaman membayar bunga
3. Biasanya digunakan untuk mendanai proyek yang berlangsung dalam jangka
panjang
4. Utang wesel jangka panjang harus disertai dengan adanya jaminan berupa properti
atau aset tetap lain, misalnya mesin produksi, dan lainnya.
5. Sesuai namanya, utang wesel jangka panjang nantinya akan dilaporkan dalam
kewajiban jangka panjang pada laporan posisi keuangan.
Nilai nominal adalah Nilai yang tertera dalam surat berharga.Nilai Nominal
adalah nilai uang yang tertera pada mata uang atau instrumen keuangan lainnya.
Misalnya, pada uang yang tertulis Rp500 dan Rp1.000, keduanya memiliki nilai
nominal yang masing-masing adalah Rp500 dan Rp1.000.
Kas Rp.15.000.000
17
Pt. X akan mengakui bunga yang terjadi setiap tahunnya :
Kas Rp.900.000
Contoh :
Asumsikan bahwa Pt. X menerbitkan wesel bayar kepada PT. Y senilai
Rp.15.000.000, tanpa bunga, dengan jangka waktu tiga tahun . Suku bunga
pasar atas wesel bayar tersebut adalah 10%.
a. Menghitung nilai sekarang dari pokok
1
NSP = 𝑁𝑁 x
(1+0.10)³
1
=15.000.000 x
(1+0.10)³
=15.000.000 x 0,7513
= Rp.11.269.500
18
1
1− 𝑛
(1+𝑖)
= (NN X b ) x 𝑖
1
1− 3
(1+0.10𝑖)
= (15.000.000 x 0) x
0.10
= 0 x 2,487
=0
Rp 11,269,500
B. Wesel berbunga
Jika nilai sekarang melebihi nilai nominal, maka wesel tersebut
dipertukarkan pada premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debit dan
19
diamortisasikan menggunakan metode bunga efektif sepanjang umur wesel
sebagai pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga yang diakui.
Rp 13,507,800
20
Akhir tahun 2 Rp 900,000 Rp 1,395,858 Rp 495,858 Rp 14,454,438
21
memberikan wesel berjangka waktu lima tahun senilai €293.866 tanpa bunga.
Harga jual secara tunai sebesar €200.000 mencerminkan nilai sekarang dari
wesel senilai 6293.866 yang didiskontokan pada tingkat 8 persen selama lima
tahan Haruskah kedua belah pihak mencatat transaksi pada tanggal penjualan
sebesar nilai nominal wesel, yaitu €293.866? Tidak. Jika mereka
melakukannya, akun Tanah Health Spa dan akun penjualan Scenic akan terlalu
tinggi sebesar €93.866 (bunga untuk lita tahun pada suku bunga efektif 8
persen). Demikian pula, pendapatan bunga pada Scenic dan beban bunga pada
Health Spa akan dinyatakan terlalu rendah sebesar €93.866 selama periode
lima tahun.
Oleh karena selisih antara harga jual tunai sebesar €200.000 dan nilai
nominal wesel sebesar €293.866 tersebut merupakan bunga pada suku bunga
efektif sebesar 8 persen, transaksi dicatat pada tanggal pertukaran sebagai
berikut.
Jurnal untuk Transaksi Wesel NonKas
Selama lima tahun umur wesel tersebut, Health Spa melakukan amortisasi
setiap tahunnya atas sebagian dari diskonto sebesar €93.866 sebagai beban
bunga. Scenic Development mencatat pendapatan bunga sebesar €93.866
selama periode lima tahun dengan juga melakukan amortisasi diskonto. Metode
bunga efektif disyaratkan dalam perhitungan, kecuali jika hasil yang diperoleh
dari penggunaan metode lain tidak berbeda secara material dari nilai yang
dihasilkan dari metode bunga efektif.
22
dapat menentukan nilai wajar properti, barang, jasa, atau hak lainnya, dan jika
wesel tidak memiliki pasar yang efektif, maka masalah penentuan nilai
sekarang dari wesel akan menjadi lebih sulit. Untuk memperkirakan nilai
sekarang wesel dalam keadaan seperti itu, perusahaan harus memperkirakan
suku bunga yang berlaku yang mungkin berbeda dari suku bunga yang
dinyatakan pada wesel. Proses pendekatan suku bunga ini disebut imputation,
dan suku bunga yang dihasilkan disebut suku bunga yang diperhitungkan
(imputed interest rate).
Suku bunga yang berlaku untuk instrumen yang diterbitkan oleh emiten
dengan peringkat kredit serupa mempengaruhi pilihan suku bunga.
Faktor-faktor lain seperti pembatasan, agunan, jadwal pembayaran, dan suku
bunga utama juga ikut berperan dalam penentuan suku bunga. Perusahaan
menentukan suku bunga yang diperhitungkan saat menerbitkan wesel; dan
perubahan selanjutnya dalam suku bunga yang berlaku akan diabaikan.
Wesel bayar Hipotek adalah surat promes yang dijamin dengan dokumen
dengan dokumen yang disebut hipotek yang menjanjikan hak atas properti
sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.
Peminjam biasanya menerima uang tunai sebesar jumlah nominal dari wesel
hipotek. Dalam hal ini, jumlah nominal wesel adalah liabilitas yang sebenarnya,
dan tidak ada diskonto atau premi yang terlibat. Namun, ketika pemberi pinjaman
menilai "poin", jumlah total yang diterima peminjam mungkin lebih kecil daripada
jumlah nominal wesel. Poin tersebut menaikkan suku bunga efektif di atas tingkat
yang ditetapkan dalam wesel. Satu poin adalah 1 persen dari nilai nominal wesel.
Pada laporan posisi keuangan, Harrick harus melaporkan wesel hipotek
yang harus dibayar sebagai liabilitas dengan menggunakan nama akun seperti
23
"Wesel Bayar Hipotek" atau "Wesel Bayar-Dijamin," dengan pengungkapan
singkat atas properti yang dijaminkan dalam wesel pada laporan keuangan.
Hipotek dapat dibayarkan seluruhnya pada saat jatuh tempo atau dengan
angsuran selama masa pinjaman. Jika dibayarkan pada saat jatuh tempo, Harrick
mengklasifikasikan utang hipoteknya sebagai liabilitas jangka panjang dalam
laporan posisi keuangan sampai saat waran tanggal jatuh tempo mendekati sebagai
liabilitas Jangka pendek. Jika dibayarkan secara angsuran, Harrick menunjukkan
angsuran yang jatuh temponya terakhir sebagai liabilitas jangka pendek, dan
sisanya sebagai liabilitas jangka panjang.
Pemberi pinjaman telah mengganti sebagian hipotek tradisional dengan
bunga tetap (fixed-rate) dengan pengaturan hipotek alternatif. Kebanyakan
kreditor menawarkan hipotek dengan bunga variabel (juga disebut suku bunga
mengambang atau suku bunga yang dapat disesuaikan) yang menggunakan suku
bunga yang terkait dengan perubahan suku bunga pasar yang berfluktuasi.
Umumnya, pemberi pinjaman berbunga variabel menyesuaikan suku bunga
pinjaman dalam interval satu atau tiga tahun sekali, dengan menyesuaikan suku
bunga terhadap suku bunga utama atau suku bangs London Interbank Offered
Rate (LIBOR).
2.3.1 Pelunasan
24
atau diskonto yang belum diamortisasi. Kelebihan jumlah tercatat neto di atas harga
perolehan kembali adalah keuntungan dari pelunasan. Kelebihan harga perolehan
kembali di atas nilai tercatat neto obligasi adalah kerugian dari pelunasan. Pada
saat perolehan kembali, premi atau diskonto yang belum diamortisasi harus
diamortisasi sampai dengan tanggal perolehan kembali.
Ilustrasi:
Asumsikan bahwa obligasi Evermaster yang diterbitkan pada diskon pada tanggal 1
Januari 2011. Obligasi ini jatuh tempo dalam lima tahun. Obligasi tersebut memiliki
nilai nominal sebesar $100.000, tingkat kupon 8 persen dibayarkan setengah
tahunan, dan dijual dengan yield sebesar 10 persen. Daftar amortisasi untuk obligasi
Evermaster disajikan pada ilustrasi 14-21.
Ilustrasi 14-21
25
Dua tahun setelah tanggal penerbitan pada tanggal 1 Januari 2013,
Evermaster menarik seluruh penerbitan pada harga 101 dan membatalkannya.
Seperti yang ditunjukkan dalam daftar amortisasi, nilai tercatat obligasi pada
tanggal 1 Januari 2013 adalah $94.925. Ilustrasi 14-22 menunjukkan bagaimana
Evermaster menghitung kerugian akibat penebusan (pelunasan).
Ilustrasi 14-22
26
Selain menggunakan kas, penyelesaian kewajiban utang dengan pengalihan aset
nonkas (real estat, piutang, atau aset lainnya) atau penerbitan saham debitur. Dalam
situasi ini, kreditor harus memperhitungkan aset nonkas atau kepentingan
ekuitas yang diterima pada nilai wajarnya.
Debitur harus menentukan kelebihan jumlah tercatat utang atas nilai wajar
aset atau ekuitas yang dialihkan (keuntungan). Debitur mengakui keuntungan yang
sama dengan jumlah kelebihannya tersebut. Selain itu, debitur mengakui
keuntungan atau kerugian dari pelepasan aset sepanjang nilai wajar aset tersebut
berbeda dari jumlah tercatatnya (nilai buku).
Pengalihan aset
Bonn Mortgage mengalami kerugian atas pelepasan real estat sebesar 5.000.000
(selisih antara nilai buku €21.000.000 dan nilai wajar €16.000.000). Selain itu,
perusahaan mengalami keuntungan atas penyelesaian utang sebesar 4.000.000
(selisih antara jumlah tercatat wesel bayar €20.000.000 dan nilai wajar estat
€16.000.000).
27
Sekarang anggaplah bahwa Hamburg Bank setuju untuk menerima saham biasa dari
Bonn Mortgage sebanyak 320.000 lembar (nilai pari €10) yang memiliki nilai wajar
sebesar €16.000.000, dalam penyelesaian penuh atas kewajiban pinjaman bonn
sebesar €20.000.000. Bonn Mortgage (debitur) mencatat transaksi ini sebagai
berikut.
Bonn mencatat saham biasa yang diterbitkan dengan cara biasa. Bonn mencatat
selisih antara nilai pari dan nilai wajar saham sebagai premi saham.
28
menunjukkan penghitungan nilai wajar dari wesel yang dimodifikasi, dengan
menggunakan tingkat diskonto pasar Resorts Development sebesar 15 persen.
Ilustrasi 14-23
Ilustrasi 14-24 menunjukkan daftar amortisasi untuk wesel baru, setelah modifikasi.
29
Ilustrasi 14-24
Resorts Development mengakui beban bunga atas wesel ini dengan menggunakan
suku bunga efektif sebesar 15 persen. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember
2011 (tanggal pembayraan bunagn pertama setelh restrukturiasi), Resorts
Development membuat jurnal berikut.
Resorts Development membuat jurnal yang sama (kecuali untuk jumlah yang
berbeda untuk kredit ke wesel bayar dan debit ke beban bunga) setiap tahun sampai
jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, Resorts Development membuat jurnal berikut.
30
2.3.2 Opsi Nilai Wajar
Jika perusahaan memilih opsi nilai wajar (fair value option), maka
liabilitas jangka panjang, seperti obligasi dan wesel bayar dicatat sebagai nilai
wajarnya dengan keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi
akan dilaporkan sebagai bagian dari laba neto. Keuntungan atau kerugian akibat
pemilikan yang belum direalisasi adalah perubahan neto pada nilai wajar liabilitas
dari satu periode ke periode lainnya, tidak termasuk beban bunga yang diakui tetapi
tidak dicatat. Akibatnya, perusahaan melaporkan liabilitas pada nilai wajar setiap
tanggal pelaporan. Selain itu, perusahaan melaporkan perubahan nilai sebagai
bagian dari laba neto.
Ilustrasi:
31
efek utang jatuh karena obligasi membayar lebih kecil dari tingkat pasar untuk efek
serupa. Berdasarkan opsi nilai wajar, Edmonds membuat jurnal sebagai berikut.
Seperti yang ditunjukkan dalam ayat jurnal, nilai obligasi Edmonds menurun.
Penurunan ini menyebabkan penurunan pada liabilitas obligasi dan menghasilkan
keuntungan akibat kepemilikan yang belum direalisasikan, yang dilaporkan sebagai
bagian dari laba neto. Nilai utang Edmonds menurun karena suku bunga meningkat.
Perlu ditekankan bahwa Edmonds harus terus memiliki utang obligasi sebesar nilai
wajar pada semua periode berikutnya.
32
2.3.3 Pembiayaan Di Luar Neraca
Apa yang dilakukan oleh Air Berlin (DEU), HSBC (GBR), China
Construction Bank Corp. (CHN), dan Enron (AS). Mereka semua dituduh
menggunakan pembiayaan di luar neraca untuk meminimalkan pelaporan utang
dalam laporan posisi keuangan. Pembiayaan di luar neraca
(off-balance-sheet-financing) adalah usaha untuk meminjam uang dengan cara
mencegah pencatatan kewajiban. Topik telah ini menjadi isu yang sangat penting.
Banyak yang menduga bahwa Enron, termasuk salah satu perusahaan terbesar yang
gagal dalam pencatatan, menyembunyikan sejumlah besar uang nya dari laporan
posisi keuangan. Akibatnya, setiap perusahaan yang menggunakan pembiayaan
off-balance-sheet ini mungkin menyebabkan investor melepas sahamnya. Sebagai
konsekuensinya, harga saham mereka akan mengalami penurunan. Namun
demikian, sejumlah besar pembiayaan diluar neraca terus terjadi.
Bentuk lain
Pembiayaan di luar neraca dapet mengambil berbagai bentuk :
1. Entitas anak yang tidak dikonsolidasi. Dalam IFRS, entitas induk tidak
harus mengonsolidasi entitas anak yang dimiliki kurang dari 50 persen.
Dalam kasus tersebut, entitas induk melaporkan aset dan liabilitas entitas
anak dalam laporan posisi keuangannya. Semua entitas induk melaporkan
dalam laporan posisi keuangannya hanya berupa investasi pada entitas anak.
Akibatnya, pengguna laporan keuangan mungkin tidak mengerti bahwa
entitas anak memiliki utang yang cukup besar, yang mana pada akhirnya
entitas induk yang akan bertanggung jawab jika entitas anaknya mengalami
kesulitan keuangan.
2. Entitas bertujuan khusus. Perusahaan menciptakan entitas bertujuan
khusus (special purpouse entity-SPE) untuk melakukan proyek khusus.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan Clarke Company memutuskan untuk
membangun pabrik baru. Namun, manajemen tidak mau melaporkan pabrik
33
atau dana pinjaman yang digunakan untuk mendanai pembangunan tersebut
pada laporan posisi keuangannya. Oleh karena itu, perusahaan menciptakan
SPE, yang tujuannya adalah untuk membangun pabrik. Pengaturan ini disebut
pengaturan pembiayaan proyek. (SPE) akan membiayai dan membangun
pabrik tersebut. Sebagai gantinya, Clarke menjamin bahwa ia atau pihak luar
akan membeli semua produk yang dihasilkan oleh pabrik tersebut. (Beberapa
orang menyebut ini sebagai kontrak ambil atau bayar (take or pay
contract). Akibatnya, Clarke tidak melaporkan aset atau liabilitas pada
pembukuannya.
3. Sewa operasi. Cara lain agar perusahaan dapat menerbitkan utang dari
laporan posisi keuangan adalah dengan melakukan sewa guna usaha (leasing).
Daripada memiliki aset sendiri. Perusahaan cukup menyewa aset-aset
tersebut. Sekali lagi, dengan memenuhi kondisi tertentu, perusahaan harus
melaporkan bahwa beban sewa setiap periode dan memberikan
pengungkapan atas informasi transaksi. Perhatikan bahwa SPE sering
menggunakan mekanisme sewa guna usaha seperti ini untuk mendapatkan
perlakuan di luar neraca.
ALASAN
Alasan utama perusahaan terlibat dalam pembiayaan di luar neraca adalah
sebagian besar perusahaan percaya bahwa menghapus utang akan meningkatkan
kualitas laporan posisi keuangan dan menunjukan kredit untuk diperoleh dengan
lebih mudah dan dengan biaya yang lebih rendah.
Kedua, perjanjian pinjam seringkali membatasi jumlah utang yang dapat
dimiliki oleh perusahaan. Hasilnya, perusahaan menggunakan pembiayaan di luar
neraca karena jenis komitmen ini mungkin tidak dipertimbangkan dalam
menghitung batas utang.
Ketiga, beberapa berpendapat bahwa sisi aset dari laporan posisi keuangan
dinilai terlalu kecil (understated). Misalnya, perusahaan yang menyusutkan aset tas
dasar dipercepat (accelerated) sering kali memiliki jumlah tercatat untuk aset tetap
34
yang jauh lebih rendah dari nilai wajarnya. Oleh karena saling hapus atas nilai yang
lebih rendah ini, beberapa berpendapat bahwa sebagian utang tidak harus
dilaporkan. Dengan kata lain, jika melaporkan aset pada nilai wajar, tekanan
untuk melakukan pengaturan pembiayaan diluar neraca juga akan berkurang.
Gagasan umum yang menyatakan bahwa "jika tidak terlihat maka tidak
penting" mungkin tidak sepenuhnya benar dalam akuntansi. Banyak pengguna
laporan keuangan menunjukkan bahwa mereka mencoba untuk mempertimbangkan
pengaturan pembiayaan di luar neraca ini ke dalam perhitungan mereka saat menilai
hubungan utang terhadap ekuitas. Demikian pula, banyak perjanjian pinjaman juga
mencoba memperhitungkan pengaturan yang kompleks ini. Namun demikian,
masih banyak perusahaan yang percaya bahwa akan lebih bermanfaat jika
perusahaan menghilangkan kewajiban tertentu dari laporan posisi keuangan.
Sebagai tanggapan terhadap pengaturan pembiayaan di luar neraca, IASB
telah memperbaiki persyaratan pengungkapan (catatan atas laporan keuangan).
Respon ini konsisten dengan filosofi "pasar efisien" bahwa pertanyaan penting
bukanlah apakah penyajian di dalam atau di luar neraca, tetapi apakah item tersebut
diungkap atau tidak. Selain itu, fec sekarang meminta perusahaan yang melakukan
pembiayaan semacam itu untuk mengungkapkan semua kewajiban kontraktual
dalam format tabel dan liabilitas kontinjensi dan komitmen dalam format teks
maupun tabel.
SEC baru-baru ini mengeluarkan peraturan yang mewajibkan perusahaan
untuk mengungkapkan peraturan dan kewajiban kontraktual di luar neraca yang
saat ini memiliki (atau berpotensi memiliki) dampak masa depan yang material
terhadap kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan sekarang harus menyertakan
pengungkapan tabel (mengikuti format yang ditentukan) di bagian diskusi dan
analisis manajemen dari laporan tahunan. Berikut ini disajikan pengungkapan tabel
atas kewajiban kontraktual Novartis Group (CHE). Novartis mendaftarkan
sekuritasnya di Amerika Serikat, dan akibatnya harus tunduk pada peraturan SEC
35
Kita percaya bahwa mencatat lebih banyak kewajiban pada laporan posisi
keuangan akan meningkatkan pelaporan keuangan. Mengingat masalah yang terjadi
pada perusahaan seperti enron, Tiger Air (AUS), Petra Perdana (MYS), dan
Washington Mutual (AS) dan upaya berkelanjutan oleh IASB dan regulator pasar,
kita berharap bahwa pembiayaan di luar neraca akan semakin kecil terjadi di masa
depan.
Perusahaan yang memiliki liabilitas jangka panjang dalam jumlah besar dan
sejumlah penerbitan utang sering melaporkan hanya satu jumlah dalam laporan
posisi keuangan, dengan didukung komentar dan daftar dalam catatan atas laporan
keuangan. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun harus
36
dilaporkan sebagai liabilitas jangka pendek, kecuali jika perusahaan menggunakan
aset tidak lancar untuk menyelesaikannya. Jika perusahaan berencana untuk
membiayai kembali (refinance) utang, mengkonversinya menjadi saham, atau
melunasinya dari dana pelunasan obligasi, perusahaan harus terus melaporkan
utangnya sebagai liabilitas jangka panjang jika perusahaan refinancing selesai pada
akhir periode
37
38
Rasio Utang terhadap Total Aset
Rasio utang terhadap total aset (debt to total assets ratio) mengukur persentase total
aset yang disediakan oleh kreditor untuk menghitungnya, dengan cara membagi total
utang (liabilitas jangka pendek dan jangka panjang) dengan total aset seperti yang
ditunjukan pada ilustrasi 14-26.
Semakin tinggi persentase utang terhadap total aset, semakin besar risiko perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
Untuk mengilustrasikan rasio ini, dengan menggunakan data laporan tahunan Novartis
tahun 2008. Novartis memiliki total liabilitas sebesar $27.862 juta, total aset sebesar
$78.299 juta, bunga beban sebesar $290 juta, pajak penghasilan $1.336 juta, dan laba
neto sebesar $8.233 juta. Perhitungan rasio utang terhadap total aset dan rasio kelipatan
bunga Novartis seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi 14-28
39
40
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Utang jangka panjang adalah salah satu kewajiban keuangan perusahaan yang dapat
dilunaskan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Bahkan, jatuh tempo pelunasan utang
berkisar 5-20 tahun, tergantung pada perjanjian kedua belah pihak.
Umumnya, utang tenor panjang digunakan sebagai alat untuk memperkuat posisi modal
suatu perusahaan. Selain itu, utang ini juga dapat meningkatkan total aset, baik bentuk peralatan,
properti, maupun investasi.
Oleh sebab itu, utang ini mencerminkan rasio ekuitas (total debt to equity ratio), yaitu
membandingkan jumlah utang dengan modal sebuah perusahaan. Selain modal, utang tenor
panjang juga dapat mengukur keseluruhan aktiva yang digunakan dari utang.
Utang Obligasi
Obligasi merupakan salah satu jenis utang dengan cara meminjamkan surat-surat
berharga obligasi. Adapun kesepakatan tersebut dapat dilakukan berdasarkan perjanjian dengan
nominal utang yang dicantumkan melalui surat obligasi.
Sebelum dibuat perjanjian, nominal dari surat obligasi tersebut harus diperlihatkan terlebih
dahulu. Apabila telah sesuai, maka uang pinjaman akan diberikan sesuaikan dengan nominal
yang tercantum dalam surat obligasi.
Utang Hipotek
Hipotek adalah salah satu contoh utang jangka panjang yang dimana menggunakan
jaminan berupa barang tak bergerak dan aset tetap. Misalnya, rumah, gedung, sertifikat tanah,
bangunan, perlengkapan kantor, mesin dan hak cipta.
Jaminan aset tersebut nantinya dapat disita oleh pihak pemberi pinjaman, jika peminjam gagal
melunasi utangnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil dari pelelangan aset
tersebut akan digunakan untuk melunasi kekurangan utang.
41
Manfaat Utang Jangka Panjang
B. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E., and Jerry J. Weygandt. Akuntansi keuangan menengah (Intermediate
Accounting) vol.1 edisi IFRS. IFRS ed., vol. 1, Jakarta, Salemba Empat, 2018.
43
44