Anda di halaman 1dari 88

Implementasi

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia


No : KEP.186/MEN/1999

UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN


DI TEMPAT KERJA
Presentation DISNAKERTRANS GI
Thursday, Aug 18 2022
08:00 am - 16:00 p.m.
PENGANTAR

Profil Fasilitator: Profil Fasilitator:


Unggul Wahyudono Tangguh Gilang P.W.
Ph. 081513918222 Ph. 085641437657
Email unggul.fire.engineering@gmail.com Email
1. Ketua LSP – PK tangguhgilangkelautan@gmail.com
1. LSP – PK
2. Manager HSE PT Grand Indonesia 2. HSE PT Grand Indonesia
3. SekJen FKK DKI Jakarta 3. Asosiasi Profesi:
4. Asosiasi Profesi: • MPK2I
• MPK2I • IPMA
• IPMA

2
Konsideran Kep.186/MEN/1999

Kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan

Penanggulangan Kebakaran ditempat kerja Memerlukan:

• Peralatan proteksi kebakaran


• Petugas penanggulangan kebakaran
• Prosedur penanggulangan keadaan
darurat;

Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja Harus Efektif

3
Latar Belakang: Kejadian Kebakaran Besar
1. Kebakaran Selalu Membesar
2. Perangkat Gedung Rusak
3. Pengelola Tidak Siap
4. Karyawan Panik
5. Adanya Korban Jiwa
Industri Bahan Kimia 2015 Industri Spon 2015

Industri pengemas oli 2014 Industri Tekstile 2016 Industri Sepatu 2018

4
Latar Belakang: Penyebab Kebakaran

■ Hubung Singkat Arus listrik


■ Lack of Maintenance...???
■ Ke-Tata Graha-an yang buruk..??
■ Pekerjaan Konstruksi / Renovasi??
■ Operasional peralatan gedung??
■ Penumpukan material flamable / combushtible??

5
Latar Belakang: Korban Jiwa dalam Kebakaran

■ Sistem proteksi kebakaran tidak memadai


■ Ketidak pedulian dengan alarm kebakaran
■ Kurangnya kegiatan latihan evakuasi
■ Prosedur tidak memadai
■ Lambat dalam pelaporan
■ Asap mengahalangi jalan keluar
■ Kepanikan penghuni

6
Latar Belakang: Komplesitas Masalah Kebakaran
1. Jumlah penghuni yang cukup banyak
2. Adanya jarak tertentu menuju keluar bangunan
3. Ukuran bangunan yang relatif tinggi
4. Bangunan Sulit Diakses Mobil Kebakaran
5. Pengelola bangunan tidak terlatih
6. Sumber air Tidak mencukupi
7. Jenis bahan dalam bangunan sangat mudah terbakar

Berdasarkan Hal Diatas, Karyawan terlatih merupakan kunci


keberhasilan penanganan keadaan darurat
7
Pertanyaan

Apakah Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja ?


Unit Terintegrasi dari MKKG

Mengapa Diperlukan?

Bagaimana Caranya?
Apa kaitannya dengan NSPM?
8
Potret Kondisi Aktual… Ideal?? Building Management

Pemadam Kebakaran
Sasaran Ideal??

Mungkinkah…..
Norma Standar Pedoman & Manual
National Seluruh tempat kerja dalam wilayah hukum
1 UU No. 1 Tahun 1970
Republik Indonesia harus menerapkan K3
Unit Penanggulangan Kebakaran
2 Kepmenaker No. KEP.186/MEN/1999 Regu & AK3 penanggulangan kebakaran.
Bahaya ringan min 1/100 org dan Bahaya
Sedang/berat 1/unit kerja

3 Permenaker No : PER.04/MEN/1980 Syarat-syarat Pemasangan Dan


Pemeliharan APAR

Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis


4 Permenaker PER.02/MEN/1983
Memuat:
Standard - Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran
- Sistem Sprinkler Otomatis
- Sistem Hydrant Kebakaran
- Sistem Pompa Kebakaran
- Sistem Pemadam Khusus
- Kompartemenisasi
- ????????? .............................. 11
Norma Standar Pedoman Kriteria / Manual - FSM
National Aspek Kehandalan Bangunan
1 UU No. 28 Tahun 2002 Safety, Health, Comfort & Accesible

2 PP No. 36 Tahun 2005 Peraturan Pelaksana UU No. 28 th 2002

Bag III - Sertifikasi Kompetensi Ps 70 (1),(3),(5)


3 UU No. 2 Tahun 2017 Setiap Tenaga Kerja Wajib memiliki sertifikat
kompetensi – Mengikuti Uji Kompetensi –
Dilakukan Lembaga Sertifikasi Profesi
keselamatan masyarakat di dalam
3 Permen PU No. 26/PRT/M/2008 bangunan harus menjadi pertimbangan
utama
4 PerMen PU No. 20 Tahun 2009 Persyarata: 5000m2/500 org / 8 Lantai
Harus Implementasi MKKG

5 Perda DKI Jakarta No.8 tahun 2008


Local
12
Definisi
Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penganggulangan kebakaran di tempat kerja yang meliputi kegiatan
administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaaan, pemeliharaan dan
perbaikan sistem proteksi kebakaran.
Petugas peran penanggulangan kebakaran ialah petugas yang ditunjuk dan diserahi
tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan melaksanakan
upaya-upaya penanggulangan kebakaran.
Regu penanggulangan kebakaran ialah Satuan tugas yang mempunyai tugas khusus
fungsional di bidang penanggulangan kebakaran.
Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus di bidang
penanggulangan kebakaran dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja (Kelas B atau Fire Safety Manager)

13
Kewajiban Pengurus atau Perusahaan
Pengurus atau Perusahaan WAJIB mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja meliputi:

a. Pengendalian setiap bentuk energi;

b. penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;

c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;

d. pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja

e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;

f. memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat
yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

14
UU No. 28 th 2002 tentang Bangunan Gedung
Pemilik Pengguna

Hak • Pengesahan melaksanakan pembangunan • Mengetahui tata cara penyelenggaraan bangunan

• Mendapatkan surat ketetapan • Mendapatkan keterangan peruntukan lokasi bangunan

• Mendapatkan insentif utk bangunan dilestarikan; • Mendapatkan persyaratan keandalan bangunan;

• Mengubah fungsi bangunan • Mendapatkan keterangan laik fungsi;

• Mendapatkan ganti rugi bila dibongkar • Mendapatkan keterangan bangunan yang dilestarikan.

• Memanfaatkan bangunan gedung;


Kewajiban
• Menyediakan rencana teknis • Memelihara dan/atau merawat bangunan
• Memiliki izin mendirikan bangunan (IMB); • Melengkapi pedoman pelaksanaan pemanfaatan;
• Melaksanakan pembangunan • Melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi
• Meminta pengesahan rencana teknis • Memperbaiki bangunan yang tidak laik fungsi;
bangunan
• Membongkar bangunan yang tidak laik fungsi
15
UU No. 28 th 2002 tentang Bangunan Gedung
Tidak Memenuhi Ketentuan Kelalaian dan Tidak Laik Fungsi

❑ Pidana penjara paling lama 3 (tiga) ❑ Pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling
10% dari nilai bangunan, jika banyak 1% (satu per seratus) dari nilai
mengakibatkan kerugian harta benda bangunan gedung jika mengakibatkan
orang lain. kerugian harta benda orang lain;

❑ Pidana penjara paling lama 4 (empat) ❑ Pidana kurungan paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling
15% dari nilai bangunan, jika banyak 2% dari nilai bangunan gedung jika
mengakibatkan kecelakaan bagi orang mengakibatkan kecelakaan bagi orang lain
lain yang mengakibatkan cacat seumur sehingga menimbulkan cacat seumur hidup
hidup.
❑ Pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
❑ Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling
tahun dan/atau denda paling banyak banyak 3% dari nilai bangunan gedung jika
20% dari nilai bangunan gedung, jika mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
karenanya mengakibatkan hilangnya
nyawa orang lain.

16
PP No. 16 th 2021 tentang Penjelasan UU No. 28 th 2002
Pasal 31
(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b meliputi ketentuan
teknis mengenai:
a. sistem proteksi pasif;
b. sistem proteksi aktif; dan
c. manajemen kebakaran.

(6) Ketentuan teknis mengenai manajemen kebakaran sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf c mempertimbangkan fungsi, klasifikasi, luas, jumlah lantai, dan/atau
dengan jumlah Pengguna dan/atau Pengunjung tertentu.

(10) Untuk mendukung kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah kabupatenlkota
men5rusun dan menerapkan rencana manajemen kebakaran skala perkotaan dan
rencana induk sistem proteksi kebakaran kota.

17
Permen PU No 26 th 2008 - Sistem Proteksi Kebakaran
Bab I. Ketentuan Umum
Bab II. Akses Dan Pasokan Air Untuk Pemadaman Kebakaran
Bab III. Sarana Penyelamatan
Bab IV. Sistem Proteksi Pasif.
Bab V. Sistem Proteksi Aktif
Bab VI. Utilitas Bangunan Gedung
Bab VII. Pencegahan Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Bab VIII. Pengelolaan Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Bab IX. Pengawasan Dan Pengendalian
18
Permen PU No 26 th 2008 - Sistem Proteksi Kebakaran
1. Sistem Proteksi Pasif
• Struktur Tahan Api
• Sarana Jalan Keluar
• Kompartemenisasi

2. Sistem Proteksi
Aktif
• Sistem Alarm Kebakaran • Sistem Pompa Kebakaran
• Sistem Pengendali Asap • Alat Pemadam Api
• Sistem Sprinkler Otomatis • Sistem Lift Kebakaran
• Sistem Hydrant Kebakaran • Sistem Penerangan Darurat
• Sistem Tata Suara Darurat • Sistem Komunikasi Darurat
• Sistem Sumber daya darurat • Sistem Sumber air

3. Management Keselamatan
• Pengorganisasian • Perencanaan • Pelaksanaan • Pengendalian
• Sebelum.....Pada Saat.....Sesudah = Keadaan Darurat Kebakaran
19
Tujuan Fire Safety

• Pemenuhan Peraturan
Life Safety • Pra-sarana & Sarana Proteksi
Kebakaran.
• Rancangan Evakuasi Bangunan.
• Identifikasi Risiko Properti
Property Protection • Proteksi Kebakaran Khusus.
• Dokumentasi Catatan / Database.

• Kontinuitas Operasi Pasca


Continuty of Operation Kebakaran.
• Fungsi Atau Lokasi Ruangan
Tertentu.
• Identifikasi Fungsi Tertentu Yang Vital

Environment Protection
20
Kesalahan Pokok Terkait Perencanaan
1. Ketidak Tahuan terhadap aspek penting sistem proteksi kebakaran.

2. Kekurangan Pengetahuan Dari Peraturan Dan Standar yang diterapkan

3. Perhatian Yang Minimal Dari Perencana Untuk Tujuan Fire Safety.

4. Asumsi Yang Salah:


❑ “Pemenuhan Dari Peraturan Yang Ada Sudah Cukup”
Peraturan Hanya Memuat Persyaratan Minimal.
❑ “Kebakaran sebagai sebuah Risiko yang dapat ditutup asuransi”
Risiko Kebakaran dapat ditolelir
❑ “Adanya Otoritas Berwenang Yang Bertanggung Jawab”
Penanggulangan kebakaran adalah tugas Dinas Kebakaran

21
Konsep Dasar

Sistem Proteksi Kebakaran

Sistem Proteksi Aktif

Sistem Proteksi Pasif

Management Proteksi Kebakaran

22
Teori Dasar: Kurva Pertumbuhan Api

23
Teori Dasar: Bahaya Kebakaran Dalam Bangunan
Nyala Api Konduktif Luka Bakar

Thermal • Tingkat 1
• Tingkat 2
• Tingkat 3
Panas Radiatif

Langsung • Iritasi Mata


• Sesak Nafas
Asap
Tidak • Visibilitas
Non Langsung
Thermal
Gas - Gas Gas Asphysiant Sesak Nafas
• Intosikasi
• Tidak Sadar 24
Elemen Keselamatan Kebakaran

Pencegahan Kebakaran

Penjalaran & Produk Pembakaran

Perancangan Penahan Penjalaran

Deteksi dan Alarm

Pemadam Kebakaran Otomatis

Kompartemenisasi

Perancangan Evakuasi

Perancangan Operasi oleh Damkar 25


Elemen: 1. Pencegahan Kebakaran
Tujuan / Sasaran
1. Pemisahan Sumber Panas & Bahan Mudah Terbakar
2. Mengurangi Potensi Sumber panas/Api

Faktor Utama
1. Pemenuhan Peraturan & Standar
Instalasi Listrik, Tata Udara, Pemanas, Workshop Layout

Pengelola & 2. Perancangan External


Penghuni Memiliki
Peran Besar dalam Instalasi Penyalur petir, jarak sparasi bangunan, dll
Upaya
Pencegahan 3. Perancangan Internal
Ketatagrahaan, pengaturan akses dan security dll
26
Elemen: 1. Pencegahan Kebakaran

27
Elemen: 2. Penjalaran & Produk Pembakaran
Tujuan / Sasaran
Menghambat Kebakaran Untuk Memberi Waktu Kepada
Tindakan Penanggulangan Menjadi Efektif

Faktor Utama
1. Penjalaran Asap
Penyebab utama korban pada kasus kebakaran

2. Penjalaran api
Rancangan Sistematik
Kecepatan enjalaran api sangat mempengaruhi upaya
Untuk Menangani
penanganannya
Kemungkinan
Pertumbuhan Dengan
Cepat

28
Elemen: 2. Penjalaran & Produk Pembakaran

29
Elemen: 3. Perancangan Penahan Penjalaran
Tujuan / Sasaran
Kebakaran tidak menjalar melalui material bahan
bangunan khususnya langit langit

Faktor Utama
1. Pembatasan Jenis bahan material
Pembatasan kebakaran pada room fire origin

2. Rancangan Klasifikasi bahan bangunan


Penentuan klasifikasi risiko bahaya bangunan: Ringan,
sedang dan berat (aturan preskriptive

3. Perancangan Basis kinerja dari awal


Aplikasi performance based disign fire code
30
Elemen: 3. Perancangan Penahan Penjalaran

31
Elemen: 3. Perancangan Penahan Penjalaran

32
Elemen: 4. Deteksi dan Alarm Kebakaran
Tujuan / Sasaran Mendeteksi adanya kebakaran dan mengaktifkan alarm
serta memberikan waktu tanggap yang cukup bagi
penghuni untuk bertindak (memadamkan & evakuasi)

Faktor Utama
1. Kecepatan Pertumbuhan kebakaran
Semakin cepat akan mengurangi jumlah waktu tanggap

2. Pemilihan jenis detektor yang diperlukan


Type dan jenis detektor akan berpengaruh terhadap
waktu tanggap yang tersedia..... Smoke, heat atau flame

3. Alarm Voice untuk pemberitahuan


System tata suara darurat untuk pemberitahuan penghuni
33
Elemen: 4. Deteksi dan Alarm Kebakaran

34
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis
Tujuan / Sasaran
Memadamkan Kebakaran secara otomatis secepatnya

Faktor Utama
1. Manual (APAR & Hydrant)
Sangat bergantung kesiapan penghuni bangunan

2. Sistem proteksi kebakaran Otomatis


Sistem sprinkler otomatis adalah Sistem efektif untuk
pemadaman kebakaran

35
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis

36
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis
Faktor Penyebab Kegagalan System Sprinkler

37
Elemen: 6. Kompartemenisasi
Tujuan / Sasaran Pembatasan api dan panas untuk tidak menyebakan
kebakaran di tempat yang berbatasan dengan ruang
terbakar

Faktor Utama
1. Tingkat Ketahanan Api (TKA)
Efektivitas tergantung pada Sifat TKA, Detil Konstruksi,
Dan Penetrasi

2. Menahan Penjalaran asap


Rancangan kompartment mencakup asap dan panas

3. Inegritas Struktur bangunan


Integritas struktur sangat penting.... Kompartmen harus
memperhatikan inegritas struktur 38
Elemen: 6. Kompartemenisasi

39
Elemen: 6. Kompartemenisasi

40
Elemen: 6. Kompartemenisasi

41
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Tujuan / Sasaran Ruangan dalam bangunan harus dipertahankan dalam
waktu tertentusehingga memberikan waktu yang cukup
bagi penghuni untuk evakuasi ke luar bangunan

Faktor Utama
1. Alternatif 1: Evakuasi
Tersedia Jalur keluar mencukupi dan ada sarana
pemberitahuan penghuni yang memadai

2. Alternatif 2: Deffend in Place


Kemungkinan alternatif 1 gagal seperti kasus rumah sakit

3. Alternatif 3: Area of Refugee


Memiliki tempat yang dirancang khusus untuk penguhuni
berlindung di “holding area 42
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi

Exit Access Bagian dari sarana jalan keluar yang menuju ke eksit.

Exit Bagian dari sarana jalan keluar yang dipisahkan dari ruang
lainnya dalam sebuah bangunan gedung atau bangunan
oleh konstruksi atau kelengkapan sesuai persyaratan untuk
tersedianya sebuah jalan terlindung ke pelepasan eksit
Exit
Bagian sarana jalan keluar antara titik akhir/terminasi sebuah
Discharge
eksit dengan sebuah jalan umum

43
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Menentukan beban hunian
Luas Lantai
Beban Hunian =
Faktor Beban Hunian
Faktor Beban Hunian Biasa

44
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Rancangan Response Keadaan Darurat
< START TIME ..…..........................................................................EVACUATION END TIME >

FIRE / CUE Cue Validation Process …………………… and Continuing Process


INITIATION OR Recognizin Interpretin
Receiving Receiving, Recognizing,
DEVELOPMENT g g
Cues Interpreting
Cues Cues
Decision Making Period
Pre-Movement Trans-movement
Decisions Decisions
Movement / Refuge Time
DETEKSI KEBAKARAN – PETUNJUK – KEPUTUSAN Evakuasi Ketempat Aman

R S E T (Required Safe Egress Time


A S E T (Available Safe Egress Time)

45
Elemen: 8. Perancangan Operasi Damkar
Tujuan / Sasaran Bangunan harus dirancang untuk memudahkan operasi
penanggulangan kebakaran serta mampu menanggulangi
kebakaran dari sejak awal terjadi

Faktor Utama
1. Notifikasi ke Damkar

2. Akses Pemadam Kebakaran

3. Sumber air bahan pemadam

4. Ventilasi asap kebakaran

5. Basement

46
Elemen: 8. Perancangan Operasi Damkar

47
Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran

Adalah suatu sistem yang secara komprehensif dibangun dengan


tujuan untuk menanggulangi kebakaran dan bahaya lainnya baik
disengaja atau tidak disengaja yang dapat mengancam
keselamatan jiwa, harta benda maupun kelangsungan usaha
dalam suatu bangunan.

MSPK merupakan suatu proses


Perencanaan Pencegahan Kesiagaan Tanggap Darurat
Pemulihan

48
Manajemen Sistem Pengamanan Kebakaran
Tujuan:
Menyediakan kerangka kerja bagi seluruh sumber daya dalam
suatu bangunan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
keadaan darurat yang didasarkan atas ketentuan dan tanggung
jawab yang telah ditetapkan perusahaan.
Mengoptimalkan koordinasi dan kinerja seluruh sumber daya
dalam memberikan tanggapan (response) dalam waktu cepat
terhadap keadaan darurat yang terjadi dan dapat meminimalisasi
kerugian jiwa dan harta benda.
Mempersiapkan kembali bangunan/sistem untuk dapat beroperasi
secara normal.

49
Manajemen Unit Penanggulangan Kebakaran

1. Membutuhkan biaya tinggi


2. Keberhasilannya tidak dapat diukur dari
jumlah biaya yang dikeluarkan
3. Sangat tergantung pada kemampuan personil
dalam memberikan reaksi/response yang
cepat.

50
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Kemampuan dalam mengimplementasi ketentuan yang berlaku:
Peraturan maupun Standard yang diberlakukan

a) Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


· Keselamatan Kerja yang diatur dalam Undang-undang ini mencakup
semua tempat kerja.
· Syarat Keselamatan Kerja wajib dipatuhi untuk mengendalikan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
b) Undang Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Persyaratan Keandalan bangunan gedung meliputi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan

c) Perda 8 tahun 2008 tentang Penanggulangan Kebakaran


Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah DKI Jakarta
d) Perta 7 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung
51
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Memahami operasional dan pemeliharaan sistem utilitas bangunan
yang terkait dengan proteksi kebakaran dan keselamatan jiwa

Berdasarkan ketentuan/standard
yang diberlakukan peraturan

52
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Kemampuan dalam Inspeksi, Test dan Pemeliharaan Sistem
Proteksi Kebakaran & Keselamatan Jiwa

53
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Merancang dan menempatkan tanda-tanda larangan atau peringatan
terkait dengan bahaya kebakaran dan keselamatan jiwa

54
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Merancang latihan kebakaran dan penyelamatan yang terintegrasi
dengan sistem proteksi kebakaran dan keselamatan jiwa

55
Ketentuan Pembentukan Organisasi
Unit penanggulangan kebakaran terdiri dari :
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis
Ketentuan Jumlah Personil :
1. Petugas Peran Kebakaran minimal 2 orang untuk tiap jumlah
tenaga kerja 25 orang
2. Regu Penanggulangan Kebakaran dan Ahli K3 Spesialis Kebakaran
ditetapkan pada tempat kerja denga risiko bahaya kebakaran:
a. Ringan & Sedang I dengan jumlah pekerja 300 orang atau Unit
lebih; atau Penanggulangan
b. Sedang II, Sedang III dan Berat kebakaran
3. Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran ditetapkan pada
tempat kerja dengan tingkat risiko bahaya kebakaran :
a. Ringan dan Sedang I dengan minimal 1 orang untuk 100
orang pekerja
56
b. Sedang II dan Sedang III dan berat dengan minimal 1 orang
untuk tiap unit kerja
Pimpinan Keadaan Darurat Organisasi Keadaan
Darurat
Wakil PKD

Fire Team Assembly Point

Fire Team Firstaid Team

Fire Team Roll Call Team

Security Team Rescue Team

Traffic Team Floor Inspector

Entry Point Staf Tenant Warden

Doc & Treasury SAR

Control Room Information

Pump Mechanical Firstaid Team


Genset VAC Roll Call Team
Electrical Electronic
Tugas & Syarat
Petugas peran kebakaran mempunyai tugas:
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
2. menimbulkan bahaya kebakaran;
3. Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
4. Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
5. Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
6. Mengamankan lokasi kebakaran.

Untuk dapat ditunjuk menjadi petugas peran kebakaran harus memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTP
c. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I.

58
Tugas & Syarat
Regu penanggulangan kebakaran mempunyai tugas:
1. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran;
2. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
3. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
4. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat kebakaran;
5. memadamkan kebakaran;
6. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
7. mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
8. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan & mengamankan lokasi tempat kerja;
9. melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran

Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun;
c. Pendidikan minimal SLTA
d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar II.

59
Tugas & Syarat
Koordinator unit penanggulangan kebakaran mempunyai tugas:
1. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang
berwenang;
2. Menyusun progarm kerja dan kegiatan tentang cara penanggulangan kebakaran;
3. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada
pengurus.

Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTA
c. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar
II dan tingkat Ahli K3 Pratama

60
Tugas & Syarat
Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas:
1. membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
penanggulangan kebakaran
2. memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan atau instansi yang dapat
berhubungan dengan jabatannya;
4. memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang
berwenang;
5. menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran;
6. melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.

Syarat-syarat ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran adalah:


a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Pendidikan minimal D3 teknik;
c. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar II
dan tingkat Ahli K3 Pratama dan tingkat Ahli Madya
61
Klasifikasi Potensi Bahaya

62
Kurikulum Teknis Penanggulangan Kebakaran

Paket D (Tingkat Dasar I):


1. Norma K3 Penanggulangan Kebakaran
2. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
3. Teori Api dan Anatomi kebakaran I
4. Pengenalan Sistem Proteksi Kebakaran
5. Prosedur Darurat Bahaya Kebakaran
6. Praktek
7. Evaluasi

Paket C (Tingkat Dasar II):


1. Peraturan perundangan K3
2. Pengetahuan teknik pencegahan kebakaran
3. Sistem instalasi deteksi, alarm dan pemadam kebakaran

63
Rasio Jumlah Minimum

Keterangan :
Tingkat D : Pemimpin Petugas Peran Kebakaran
Tingkat C : Regu Penanggulangan Kebakaran 64
Tingkat B : Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran
Tingkat A : Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
Rancangan Response Keadaan Darurat

< START TIME ..…..........................................................................EVACUATION END TIME >

Cue Validation Process …………………… and Continuing Process


FIRE / CUE
INITIATION OR Recognizin
Receiving Interpreting Receiving, Recognizing,
DEVELOPMENT g
Cues Cues Interpreting
Cues
Decision Making Period
Pre-Movement Decisions Trans-movement Decisions
Movement / Refuge Time
DETEKSI KEBAKARAN – PETUNJUK – KEPUTUSAN Evakuasi Ketempat Aman

R S E T (Required Safe Egress Time

A S E T (Available Safe Egress Time)

65
Skenario
Titik Kebakaran
Kebakaran berdasarkan
di Lantai ...
8 potensi risiko
kebakaran
7

Staging Area 1 6

Staging Area 3 Staging Area 2


Assembly Point
Staging Area 2 Staging
Positioning
Apparatus Area 3

Firstaid
Point +

Pre-Fire Emergency Operation Plan


Prosedur Operasional Standar (Standard Operation Procedures)

Indikasi Keadaan Darurat Gempa, Topan, Banjir,


Kecelakaan, Kebakaran, Teror

Penghuni
Seluruh penghuni gedung
Gedung
Organisasi Keadaan Tim Inti Penanggulangan
Darurat Keadaan Darurat

Response Proses Tanggap Darurat


Darurat

Evakua Penentuan Proses Evakuasi


si Total / Parsial

Announcement To Assembly
Panduan Proses Evakuasi
Point
Proses Penanganan Korban &
Rehabilitasi Tahap Pemulihan Operasi

68
Prosedur Operasional Standar (Standard Operation Procedures)
Strategi Tanggap Darurat
Skenario Alarm Kebakaran
1. False
Alarm:
Detektor sensitif
Detektor terlepas
Ulah manusia

2. Kebakaran terjadi dan dapat diatasi (Alarm I) :


Kebakaran dalam unit ruang (komputer, kompor, rokok, dll)
Kebakaran panel listrik pada lantai

3. Kebakaran terjadi dan tidak dapat ditangani (Alarm II)


Kebakaran ruang dapur
Kebakaran ruang penghuni yang ditinggal
Kebakaran peralatan M/E lantai Basement

4. Total Evakuasi
Kode Alarm (General Alarm)
Penyampaian pesan/pengumumam
Prosedur evakuasi
Skenario Kebakaran Bagi Seluruh Penghuni

1. Pengumuman Keadaan Darurat


False Alarm
Alarm Kebakaran
Evakuasi

2. Panduan Menuju Area Berhimpun :


Panduan electronik menggunakan EVCS
Panduan personil Security/Housekeeping

3. Absensi pada lokasi tempat berhimpun

4. Rehabilitasi
Titik Singgung DPK & Organisasi Keadaan Darurat

1. Peran Dinas Pemadam Kebakaran


Pra-Kebakaran
Pemeriksaan dan pengetesan sistem proteksi kebakaran dan
sarana jalan keluar
Penyusunan Rencana Operasi Pemadaman Kebakaran
Pelatihan dan Gladi pemadaman kebakaran dan penyelamatan

Saat Terjadi Kebakaran


Koordinasi dengan pihak manajemen gedung / Kepala Keselamatan Gedung
Melaksanakan operasi pemadaman kebakaran dan rescue

Pasca Kebakaran
Koordinasi dengan pihak manajemen gedung / Kepala Keselamatan Gedung
Menyusun laporan kebakaran dan kronologis
Titik Singgung DPK & Organisasi Keadaan Darurat

2. Peran Manajemen Keselamatan Gedung


Sebelum DPK Tiba
Berupaya memadamkan api dan menyelamatkan penghuni serta aset dengan
segala sumber daya yang tersedia

Setelah DPK Tiba di lokasi


Memfasilitasi kebutuhan operasi DPK
Memberikan gambar Site Plan beserta denah lantai aktual
Memberikan informasi tentang sumberber kebakaran
Memandu petugas ke lantai terbakar
Mendampingi petugas DPK pada ruang kendali

Setelah Kebakaran
Memberi kemudahan dalam mengumpulkan data dan informasi
bagi keperluan penyusunan laporan kebakaran.
Segitiga Keterlibatan Institusi Pada Saat Kebakaran

PENGE
LOLA
BANGU
NAN
Pemadaman Awal dan Informasi Awal
Evakuasi Kebakaran dan
Peralatan Proteksi
Perijinan
Bangunan
Terbakar

Kondisi
PEMERI Bangunan Pemadaman PEMAD
KSA Data Peralatan Proteksi AM
BANGU Evakuasi dan FSM KEBAK
NAN ARAN
Tenant Warden: Assembly point
Assembly Point The Energy

Emergency exit Pintu exit GF ada


4 buah
GF
Identifikasi Sarana Jalan Keluar

78
Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) PRESSURE GAUGE
(not found on CO2
DISCHARGE LEVER extinguishers)
DISCHARGE LOCKING PIN
CARRYING
AND SEAL
HANDLE

DISCHARGE HOSE

DATA PLATE

BODY
=
DISCHARGE NOZZLE

DISCHARGE ORIFICE 79
Alat Pemadam Api Ringan
Type APAR
Air Bertekanan Kimia Kering

Busa Bertekanan Gas CO2

80 80
Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan
• Pemeriksaan
– Apakah APAR Siap Digunakan?
Alat Pemadam Api Ringan
1. Inspeksi: Pengecekan cepat untuk melihat
APAR:
a. berada pada lokasi yang tepat.
b. Mudah dilihat dan dijangkau (tanpa hambatan).
c. Tulisan cara penggunaan APAR menghadap ke depan.
d. segel atau indikator gangguan dalam keadaan utuh.
e. Pressurre Gauge dalam keadaan normal.
2. Pemeliharaan:
a. Pengecekan bagian-bagian mekanis, bahan pemadam
dan saluran keluaran.
b. Tindakan perbaikan bila ditemukan adanya kerusakan.
c. Memastikan bahwa alat pemadam api dapat dioperasikan
3. Pengetesan
Hydrostatis
a. Dipersyaratkan setiap 5 sampai 12 tahun
b. Menggunakan peralatan khusus.
c. Harus diadakan bila APAR berkarat/cedera mekanis.
d. Dilakukan oleh seorang ahli/kontraktor yang mampu melakukan
pengetesan tekanan tinggi.
Alat Pemadam Api Ringan
Prinsip Peletakan
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
Pengisian Ulang
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
Pemeriksaan, Pengetesan & Pemeliharaan APAR
Pengetesan
Inspeksi
Jenis Apar Hydrostatic Pemeliharaan
Visual
(tahun)
Stored Pressure Bulanan 5 Tahunan
Wetting Agent Bulanan 5 Tahunan
Foam Bulanan 5 Tahunan
AFFF (aqueous film-forming foam) Bulanan 5 Tahunan
Dry Chemical (SS) Bulanan 5 Tahunan
Carbon Dioxide Bulanan 5 Tahunan
Dry Chemical (Stored Pressure) Bulanan 12-MS Tahunan
12-BB Tahunan
12-AS Tahunan
Dry Chemical (Cartridge Operated) Bulanan 12-MS Tahunan
Halon 1301 Bulanan 12 Tahunan
Halon 1211 Bulanan 12-MS Tahunan

SS : Stainless Stell Shell MS : Mild Steel Shell


BB : Brazed Brass Shell AS : Aluminium Shell
Summary
Karyawan terlatih merupakan kunci
keberhasilan penanganan keadaan darurat
KESELAMATAN PENGHUNI BANGUNAN DARI KEADAAN
DARURAT TERMASUK KEBAKARAN MERUPAKAN SUBJEK YANG
KOMPLEKS.

PRESENTASI INI DIMAKSUDKAN SEBAGAI TITIK AWAL DAN


BUKAN AKHIR DARI PEMAHAMAN KESELAMATAN DALAM
PENGELOLAAN OPERASIONAL BANGUNAN

Unggul Wahyudono
unggul.fire.engineering@gmail.com
2022
Terimakasih

88

Anda mungkin juga menyukai