2
Konsideran Kep.186/MEN/1999
3
Latar Belakang: Kejadian Kebakaran Besar
1. Kebakaran Selalu Membesar
2. Perangkat Gedung Rusak
3. Pengelola Tidak Siap
4. Karyawan Panik
5. Adanya Korban Jiwa
Industri Bahan Kimia 2015 Industri Spon 2015
Industri pengemas oli 2014 Industri Tekstile 2016 Industri Sepatu 2018
4
Latar Belakang: Penyebab Kebakaran
5
Latar Belakang: Korban Jiwa dalam Kebakaran
6
Latar Belakang: Komplesitas Masalah Kebakaran
1. Jumlah penghuni yang cukup banyak
2. Adanya jarak tertentu menuju keluar bangunan
3. Ukuran bangunan yang relatif tinggi
4. Bangunan Sulit Diakses Mobil Kebakaran
5. Pengelola bangunan tidak terlatih
6. Sumber air Tidak mencukupi
7. Jenis bahan dalam bangunan sangat mudah terbakar
Mengapa Diperlukan?
Bagaimana Caranya?
Apa kaitannya dengan NSPM?
8
Potret Kondisi Aktual… Ideal?? Building Management
Pemadam Kebakaran
Sasaran Ideal??
Mungkinkah…..
Norma Standar Pedoman & Manual
National Seluruh tempat kerja dalam wilayah hukum
1 UU No. 1 Tahun 1970
Republik Indonesia harus menerapkan K3
Unit Penanggulangan Kebakaran
2 Kepmenaker No. KEP.186/MEN/1999 Regu & AK3 penanggulangan kebakaran.
Bahaya ringan min 1/100 org dan Bahaya
Sedang/berat 1/unit kerja
13
Kewajiban Pengurus atau Perusahaan
Pengurus atau Perusahaan WAJIB mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja meliputi:
f. memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat
yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
14
UU No. 28 th 2002 tentang Bangunan Gedung
Pemilik Pengguna
• Mendapatkan ganti rugi bila dibongkar • Mendapatkan keterangan bangunan yang dilestarikan.
❑ Pidana penjara paling lama 3 (tiga) ❑ Pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling
10% dari nilai bangunan, jika banyak 1% (satu per seratus) dari nilai
mengakibatkan kerugian harta benda bangunan gedung jika mengakibatkan
orang lain. kerugian harta benda orang lain;
❑ Pidana penjara paling lama 4 (empat) ❑ Pidana kurungan paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau denda paling banyak tahun dan/atau pidana denda paling
15% dari nilai bangunan, jika banyak 2% dari nilai bangunan gedung jika
mengakibatkan kecelakaan bagi orang mengakibatkan kecelakaan bagi orang lain
lain yang mengakibatkan cacat seumur sehingga menimbulkan cacat seumur hidup
hidup.
❑ Pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
❑ Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling
tahun dan/atau denda paling banyak banyak 3% dari nilai bangunan gedung jika
20% dari nilai bangunan gedung, jika mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
karenanya mengakibatkan hilangnya
nyawa orang lain.
16
PP No. 16 th 2021 tentang Penjelasan UU No. 28 th 2002
Pasal 31
(1) Ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf b meliputi ketentuan
teknis mengenai:
a. sistem proteksi pasif;
b. sistem proteksi aktif; dan
c. manajemen kebakaran.
17
Permen PU No 26 th 2008 - Sistem Proteksi Kebakaran
Bab I. Ketentuan Umum
Bab II. Akses Dan Pasokan Air Untuk Pemadaman Kebakaran
Bab III. Sarana Penyelamatan
Bab IV. Sistem Proteksi Pasif.
Bab V. Sistem Proteksi Aktif
Bab VI. Utilitas Bangunan Gedung
Bab VII. Pencegahan Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Bab VIII. Pengelolaan Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Bab IX. Pengawasan Dan Pengendalian
18
Permen PU No 26 th 2008 - Sistem Proteksi Kebakaran
1. Sistem Proteksi Pasif
• Struktur Tahan Api
• Sarana Jalan Keluar
• Kompartemenisasi
2. Sistem Proteksi
Aktif
• Sistem Alarm Kebakaran • Sistem Pompa Kebakaran
• Sistem Pengendali Asap • Alat Pemadam Api
• Sistem Sprinkler Otomatis • Sistem Lift Kebakaran
• Sistem Hydrant Kebakaran • Sistem Penerangan Darurat
• Sistem Tata Suara Darurat • Sistem Komunikasi Darurat
• Sistem Sumber daya darurat • Sistem Sumber air
3. Management Keselamatan
• Pengorganisasian • Perencanaan • Pelaksanaan • Pengendalian
• Sebelum.....Pada Saat.....Sesudah = Keadaan Darurat Kebakaran
19
Tujuan Fire Safety
• Pemenuhan Peraturan
Life Safety • Pra-sarana & Sarana Proteksi
Kebakaran.
• Rancangan Evakuasi Bangunan.
• Identifikasi Risiko Properti
Property Protection • Proteksi Kebakaran Khusus.
• Dokumentasi Catatan / Database.
Environment Protection
20
Kesalahan Pokok Terkait Perencanaan
1. Ketidak Tahuan terhadap aspek penting sistem proteksi kebakaran.
21
Konsep Dasar
22
Teori Dasar: Kurva Pertumbuhan Api
23
Teori Dasar: Bahaya Kebakaran Dalam Bangunan
Nyala Api Konduktif Luka Bakar
Thermal • Tingkat 1
• Tingkat 2
• Tingkat 3
Panas Radiatif
Pencegahan Kebakaran
Kompartemenisasi
Perancangan Evakuasi
Faktor Utama
1. Pemenuhan Peraturan & Standar
Instalasi Listrik, Tata Udara, Pemanas, Workshop Layout
27
Elemen: 2. Penjalaran & Produk Pembakaran
Tujuan / Sasaran
Menghambat Kebakaran Untuk Memberi Waktu Kepada
Tindakan Penanggulangan Menjadi Efektif
Faktor Utama
1. Penjalaran Asap
Penyebab utama korban pada kasus kebakaran
2. Penjalaran api
Rancangan Sistematik
Kecepatan enjalaran api sangat mempengaruhi upaya
Untuk Menangani
penanganannya
Kemungkinan
Pertumbuhan Dengan
Cepat
28
Elemen: 2. Penjalaran & Produk Pembakaran
29
Elemen: 3. Perancangan Penahan Penjalaran
Tujuan / Sasaran
Kebakaran tidak menjalar melalui material bahan
bangunan khususnya langit langit
Faktor Utama
1. Pembatasan Jenis bahan material
Pembatasan kebakaran pada room fire origin
31
Elemen: 3. Perancangan Penahan Penjalaran
32
Elemen: 4. Deteksi dan Alarm Kebakaran
Tujuan / Sasaran Mendeteksi adanya kebakaran dan mengaktifkan alarm
serta memberikan waktu tanggap yang cukup bagi
penghuni untuk bertindak (memadamkan & evakuasi)
Faktor Utama
1. Kecepatan Pertumbuhan kebakaran
Semakin cepat akan mengurangi jumlah waktu tanggap
34
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis
Tujuan / Sasaran
Memadamkan Kebakaran secara otomatis secepatnya
Faktor Utama
1. Manual (APAR & Hydrant)
Sangat bergantung kesiapan penghuni bangunan
35
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis
36
Elemen: 5. Pemadam Kebakaran Otomatis
Faktor Penyebab Kegagalan System Sprinkler
37
Elemen: 6. Kompartemenisasi
Tujuan / Sasaran Pembatasan api dan panas untuk tidak menyebakan
kebakaran di tempat yang berbatasan dengan ruang
terbakar
Faktor Utama
1. Tingkat Ketahanan Api (TKA)
Efektivitas tergantung pada Sifat TKA, Detil Konstruksi,
Dan Penetrasi
39
Elemen: 6. Kompartemenisasi
40
Elemen: 6. Kompartemenisasi
41
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Tujuan / Sasaran Ruangan dalam bangunan harus dipertahankan dalam
waktu tertentusehingga memberikan waktu yang cukup
bagi penghuni untuk evakuasi ke luar bangunan
Faktor Utama
1. Alternatif 1: Evakuasi
Tersedia Jalur keluar mencukupi dan ada sarana
pemberitahuan penghuni yang memadai
Exit Access Bagian dari sarana jalan keluar yang menuju ke eksit.
Exit Bagian dari sarana jalan keluar yang dipisahkan dari ruang
lainnya dalam sebuah bangunan gedung atau bangunan
oleh konstruksi atau kelengkapan sesuai persyaratan untuk
tersedianya sebuah jalan terlindung ke pelepasan eksit
Exit
Bagian sarana jalan keluar antara titik akhir/terminasi sebuah
Discharge
eksit dengan sebuah jalan umum
43
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Menentukan beban hunian
Luas Lantai
Beban Hunian =
Faktor Beban Hunian
Faktor Beban Hunian Biasa
44
Elemen: 7. Perancangan Evakuasi
Rancangan Response Keadaan Darurat
< START TIME ..…..........................................................................EVACUATION END TIME >
45
Elemen: 8. Perancangan Operasi Damkar
Tujuan / Sasaran Bangunan harus dirancang untuk memudahkan operasi
penanggulangan kebakaran serta mampu menanggulangi
kebakaran dari sejak awal terjadi
Faktor Utama
1. Notifikasi ke Damkar
5. Basement
46
Elemen: 8. Perancangan Operasi Damkar
47
Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran
48
Manajemen Sistem Pengamanan Kebakaran
Tujuan:
Menyediakan kerangka kerja bagi seluruh sumber daya dalam
suatu bangunan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
keadaan darurat yang didasarkan atas ketentuan dan tanggung
jawab yang telah ditetapkan perusahaan.
Mengoptimalkan koordinasi dan kinerja seluruh sumber daya
dalam memberikan tanggapan (response) dalam waktu cepat
terhadap keadaan darurat yang terjadi dan dapat meminimalisasi
kerugian jiwa dan harta benda.
Mempersiapkan kembali bangunan/sistem untuk dapat beroperasi
secara normal.
49
Manajemen Unit Penanggulangan Kebakaran
50
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Kemampuan dalam mengimplementasi ketentuan yang berlaku:
Peraturan maupun Standard yang diberlakukan
Berdasarkan ketentuan/standard
yang diberlakukan peraturan
52
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Kemampuan dalam Inspeksi, Test dan Pemeliharaan Sistem
Proteksi Kebakaran & Keselamatan Jiwa
53
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Merancang dan menempatkan tanda-tanda larangan atau peringatan
terkait dengan bahaya kebakaran dan keselamatan jiwa
54
Tuntutan Kualifikasi SDM
•Merancang latihan kebakaran dan penyelamatan yang terintegrasi
dengan sistem proteksi kebakaran dan keselamatan jiwa
55
Ketentuan Pembentukan Organisasi
Unit penanggulangan kebakaran terdiri dari :
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis
Ketentuan Jumlah Personil :
1. Petugas Peran Kebakaran minimal 2 orang untuk tiap jumlah
tenaga kerja 25 orang
2. Regu Penanggulangan Kebakaran dan Ahli K3 Spesialis Kebakaran
ditetapkan pada tempat kerja denga risiko bahaya kebakaran:
a. Ringan & Sedang I dengan jumlah pekerja 300 orang atau Unit
lebih; atau Penanggulangan
b. Sedang II, Sedang III dan Berat kebakaran
3. Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran ditetapkan pada
tempat kerja dengan tingkat risiko bahaya kebakaran :
a. Ringan dan Sedang I dengan minimal 1 orang untuk 100
orang pekerja
56
b. Sedang II dan Sedang III dan berat dengan minimal 1 orang
untuk tiap unit kerja
Pimpinan Keadaan Darurat Organisasi Keadaan
Darurat
Wakil PKD
Untuk dapat ditunjuk menjadi petugas peran kebakaran harus memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTP
c. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I.
58
Tugas & Syarat
Regu penanggulangan kebakaran mempunyai tugas:
1. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran;
2. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
3. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
4. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat kebakaran;
5. memadamkan kebakaran;
6. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
7. mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
8. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan & mengamankan lokasi tempat kerja;
9. melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran
Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun;
c. Pendidikan minimal SLTA
d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar II.
59
Tugas & Syarat
Koordinator unit penanggulangan kebakaran mempunyai tugas:
1. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang
berwenang;
2. Menyusun progarm kerja dan kegiatan tentang cara penanggulangan kebakaran;
3. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada
pengurus.
Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTA
c. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar
II dan tingkat Ahli K3 Pratama
60
Tugas & Syarat
Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas:
1. membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
penanggulangan kebakaran
2. memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan atau instansi yang dapat
berhubungan dengan jabatannya;
4. memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang
berwenang;
5. menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran;
6. melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.
62
Kurikulum Teknis Penanggulangan Kebakaran
63
Rasio Jumlah Minimum
Keterangan :
Tingkat D : Pemimpin Petugas Peran Kebakaran
Tingkat C : Regu Penanggulangan Kebakaran 64
Tingkat B : Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran
Tingkat A : Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
Rancangan Response Keadaan Darurat
65
Skenario
Titik Kebakaran
Kebakaran berdasarkan
di Lantai ...
8 potensi risiko
kebakaran
7
Staging Area 1 6
Firstaid
Point +
Penghuni
Seluruh penghuni gedung
Gedung
Organisasi Keadaan Tim Inti Penanggulangan
Darurat Keadaan Darurat
Announcement To Assembly
Panduan Proses Evakuasi
Point
Proses Penanganan Korban &
Rehabilitasi Tahap Pemulihan Operasi
68
Prosedur Operasional Standar (Standard Operation Procedures)
Strategi Tanggap Darurat
Skenario Alarm Kebakaran
1. False
Alarm:
Detektor sensitif
Detektor terlepas
Ulah manusia
4. Total Evakuasi
Kode Alarm (General Alarm)
Penyampaian pesan/pengumumam
Prosedur evakuasi
Skenario Kebakaran Bagi Seluruh Penghuni
4. Rehabilitasi
Titik Singgung DPK & Organisasi Keadaan Darurat
Pasca Kebakaran
Koordinasi dengan pihak manajemen gedung / Kepala Keselamatan Gedung
Menyusun laporan kebakaran dan kronologis
Titik Singgung DPK & Organisasi Keadaan Darurat
Setelah Kebakaran
Memberi kemudahan dalam mengumpulkan data dan informasi
bagi keperluan penyusunan laporan kebakaran.
Segitiga Keterlibatan Institusi Pada Saat Kebakaran
PENGE
LOLA
BANGU
NAN
Pemadaman Awal dan Informasi Awal
Evakuasi Kebakaran dan
Peralatan Proteksi
Perijinan
Bangunan
Terbakar
Kondisi
PEMERI Bangunan Pemadaman PEMAD
KSA Data Peralatan Proteksi AM
BANGU Evakuasi dan FSM KEBAK
NAN ARAN
Tenant Warden: Assembly point
Assembly Point The Energy
78
Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) PRESSURE GAUGE
(not found on CO2
DISCHARGE LEVER extinguishers)
DISCHARGE LOCKING PIN
CARRYING
AND SEAL
HANDLE
DISCHARGE HOSE
DATA PLATE
BODY
=
DISCHARGE NOZZLE
DISCHARGE ORIFICE 79
Alat Pemadam Api Ringan
Type APAR
Air Bertekanan Kimia Kering
80 80
Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan
• Pemeriksaan
– Apakah APAR Siap Digunakan?
Alat Pemadam Api Ringan
1. Inspeksi: Pengecekan cepat untuk melihat
APAR:
a. berada pada lokasi yang tepat.
b. Mudah dilihat dan dijangkau (tanpa hambatan).
c. Tulisan cara penggunaan APAR menghadap ke depan.
d. segel atau indikator gangguan dalam keadaan utuh.
e. Pressurre Gauge dalam keadaan normal.
2. Pemeliharaan:
a. Pengecekan bagian-bagian mekanis, bahan pemadam
dan saluran keluaran.
b. Tindakan perbaikan bila ditemukan adanya kerusakan.
c. Memastikan bahwa alat pemadam api dapat dioperasikan
3. Pengetesan
Hydrostatis
a. Dipersyaratkan setiap 5 sampai 12 tahun
b. Menggunakan peralatan khusus.
c. Harus diadakan bila APAR berkarat/cedera mekanis.
d. Dilakukan oleh seorang ahli/kontraktor yang mampu melakukan
pengetesan tekanan tinggi.
Alat Pemadam Api Ringan
Prinsip Peletakan
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
Pengisian Ulang
APAR
Alat Pemadam Api Ringan
Pemeriksaan, Pengetesan & Pemeliharaan APAR
Pengetesan
Inspeksi
Jenis Apar Hydrostatic Pemeliharaan
Visual
(tahun)
Stored Pressure Bulanan 5 Tahunan
Wetting Agent Bulanan 5 Tahunan
Foam Bulanan 5 Tahunan
AFFF (aqueous film-forming foam) Bulanan 5 Tahunan
Dry Chemical (SS) Bulanan 5 Tahunan
Carbon Dioxide Bulanan 5 Tahunan
Dry Chemical (Stored Pressure) Bulanan 12-MS Tahunan
12-BB Tahunan
12-AS Tahunan
Dry Chemical (Cartridge Operated) Bulanan 12-MS Tahunan
Halon 1301 Bulanan 12 Tahunan
Halon 1211 Bulanan 12-MS Tahunan
Unggul Wahyudono
unggul.fire.engineering@gmail.com
2022
Terimakasih
88