Anda di halaman 1dari 19

KONSTRUKSI BANGUNAN,

KEBAKARAN DAN LISTRIK


Anggota kelompok 2
1. Adhista Zhondra Ayyuby
2. Bayu Lukmana
3. M. Aksanul Kuluk
4. M. Prakalbu Machna Putera
5. Rausan Fikri Arman
6. Herlin Nurul Liani
7. Thalithadea Valeda

2
Latar Belakang
Segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan ditempat kerja selalu memiliki
potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja. Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan
jumlah kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak 234.270 kasus pada 2021. Jumlah
tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar 221.740 kasus. Jika dilihat
trennya, jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia terus tumbuh dalam lima tahun
terakhir. Sejak 2017, jumlah kecelakaan kerja tercatat sebanyak 123.040 kasus.
Jumlahnya naik 40,94% menjadi 173.415 kasus pada 2018. Setahun setelahnya,
kecelakan kerja kembali meningkat 5,43% menjadi 182.835 kasus.

Maka dari itu perlunya dilakukan upaya pencegahan dengan instrumen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja ataupun penyakit akibat kerja. Konstruksi Bangunan, Penanggulangan
Kebakaran dan Listrik merupakan salah satu fokus dari K3 itu sendiri. Pada laporan
PKL ini kami melakukan identifikasi temuan khususnya terkait dengan Konstruksi
Bangunan, Penanggulangan Kebakaran dan Listrik di Perusahaan Manufaktur PT.
Kerta Rajasa Raya yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur.

3
Profil Perusahaan
Nama : PT. Kerta Rajasa Raya
Perusahaan

Bidang Usaha : Manufaktur (Karung Plastik)


Alamat : Jl. Raya Milirip, Gading, Ngrame, Kec.
Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
61384

Website : www.kertarajasa.co.id

Jumlah Tenaga Kerja


*) Laki – laki : 480 Jiwa
*) Perempuan : 320 Jiwa

4
Struktur Organisasi
Sejarah Perusahaan
PT. Kerta Rajasa Raya didirikan pada tahun 1981 sebagai
usaha home industri yang dikelola oleh Bapak Nyoto Santoso
(almarhum). Pada tahun 1982, perusahaan mulai beroperasi dan
berproduksi di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
Indonesia. Produk pertama perusahaan adalah FBIC (Flexibel
Intermediate Bulk Containers) atau jumbo bag dan woven bag,
berbahan polypropylene (PP) dan polyethylene (PE) terbesar di
Indonesia. Pada tahun 1985, perusahaan mulai mengekspor ke
Jepang dan Singapura, menjadi salah satu perusahaan industri
dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Saat ini, setelah 37 tahun
berkiprah, perusahaan tetap menjaga kualitas dan mengutamakan
kebutuhan konsumen serta memperluas dan mengembangkan
produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.

6
Listrik

7
Temuan Positif
Semua panel di pabrik sudah
PUIL 2011 Lampiran A tentang ketentuan
terproteksi dengan baik menggunakan penutup atau untuk proteksi dasar
selungkup pada pada panel

Peraturan Menteri Tenaga Kerja


Setiap instalasi listrik sudah ada sistem No.02/MEN/1989 Pasal 28
grounding dengan baik

Sudah terpasang penyalur petir serta Permenaker No.2/MEN/1989 tentang


grounding-nya Instalasi Penyalur Petir Pasal 30 ayat 2
8
Temuan Negatif

1. Teknisi Listrik tidak semua sudah mengikuti sertifikasi Kep. Dirjen PPK dan K3 No. Kep
48/PPK&K3/VIII/2015

2. Tidak ada Ahli K3 Listrik


Permenaker No.12 tahun 2015 tentang K3
listrik di tempat kerja

Permenaker No.12 tahun 2015 tentang K3


listrik di tempat kerja Pasal 5 butir B
3. Terdapat kabel yang terkelupas

9
Kebakaran

10
Temuan Positif
Permenaker No. 4/MEN/1980 tentang
Penempatan APAR yang sudah sesuai dan terdapat di syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
masing-masing gedung APAR Pasal 4 ayat 3

KEPUTUSAN MENTERI
Perusahaan sudah menyediakan titik kumpul jika NO.KEP-186/MEN/1999 Tentang unit
terjadinya keadaan darurat di Area Perusahaan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja
pasal 2 ayat 2

Kepmen no 186/MEN/1999 pasal 2 ayat 2


Perusahaan telah memiliki PMK Mini tentang unit penanggulangan kebakaran di
guna menanggulangi kebakaran temmpat kerja
11
Temuan Negatif

 Bidang Kebakaran Permenakertrans No. 4/Men/1980 Bab II Pasal


1. Penempatan APAR Tidak Sesuai dan Perawatan 4
Berkala belum Berjalan
KEPMEN No 186/MEN/1999 Pasal 2 Ayat 2
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di
2. Belum Tersedianya Hydrant, Sprinkler, Smoke Tempat Kerja
Detektor
KEPMEN No 186/MEN/1999 Pasal 6 Ayat 1
Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di
3. Belum Terbentuknya Tim Penanggulangan Khusus Tempat Kerja
Kebakaran

12
Konstruksi
Bangunan

13
Temuan Positif
• Terdapat atau sudah terpasang safety sign “Selain
petugas dilarang masuk”

Temuan Negatif
• Tidak terdapat kegiatan yang berhubungan dengan
kosntruksi di PT. Kerta Rajasa Raya pada saat
observasi berlangsung.

14
KESIMPULAN
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari dari observasi lapang di PT.
Kerta Rajasa Raya adalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya kegiatan konstruksi selama observasi berlangsung, sehingga tidak ditemukan potensi
bahaya dari kegiatan konstruksi bangunan di PT. Kerta Rajasa Raya.

2. Dari beberapa temuan berdasarkan observasi langsung di temukan bahwa alat pemadam kebakaran
tingkat pertama belum melaksanakan peraawatan secara berkala yang sesuai dengan PERMENAKER
NO.4 /MEN/1980 Pasal ayat 5

3. Untuk potensi bahaya listrik masih ada beberapa kabel yang terkelupas yang dapat menimbulkan
potensi bahaya sengatan listrik apabila ada tenaga kerja yang berada di sekitar area tersebut atau ada
tenaga awam terakit benda yang berhubungan dengan listrik

15
SARAN
• Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3 di PT. Kerta Rajasa Raya.
Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Untuk pembangunan yang akan datang, diharapkan PT Kerta Rajasa Raya lebih memaksimalkan perihal
Alat Pelindung Diri dan mempersiapkan pelatihan terhadap tenaga kerja yang ada tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bangunan, Listrik dan Kebakaran.
2. Untuk peletakan barang-barang yang menimbulkan bahaya kebakaran agar tidak diletakkan berserakan
ataupun diletakkan diatas panel listrik. Dikarenakan dapat menyebabkan potensi kebakaran akibat
konsleting dari listrik tersebut.
3. Untuk pemasangan alat pemadam api ringan (APAR) agar ditempatkan di posisi yang muda djangkau dan
muda dilihat oleh tenaga kerja. Serta menambahkan jumlah APAR di area produksi. Dikarenakan
mengingat sangat minimnya keberadaan APAR di area produksi.

16
SARAN
4. Sebaiknya perusahaan menambah safety sign atau rambu-rambu keselamatan di setiap lokasi
produksi agar tenaga kerja mengetahui tanda-tanda bahaya yang ada di sekitar area yang berpotensi
bahaya.
5. Sebaiknya perusahaan melengkapi sistem proteksi kebakaran dan memberikan pelatihan atau
pendidikan kepada tenaga kerja agar dapat terbentuknya tim tanggap darurat pada Perusahaan tersebut
mengingat pentingnya sistem proteksi kebakaran dan bahaya kebakaran itu sendiri.
6. Sebaiknya perusahaan melakukan maintanance terhadap panel lsitrik agar tidak terjadi konsleting
akibat monitor panel maupun blower yang rusak pada panel tersebut dan menambah tenaga kerja
khusus maintanance listrik

17
DASAR HUKUM
 UU RI No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

 UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja

 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Listrik di Tempat Kerja

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.01/MEN/1980 tentang Kselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai