Anda di halaman 1dari 115

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PADA MASA PANDEMI DI TK KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh

Nova Imelda

1800002053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2022
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PADA MASA PANDEMI DI TK KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nova Imelda

1800002053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2022

i
SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI TK

KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Nova Imelda

1800002053

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing Skripsi

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan

Dosen Pembimbing

Iyan Sofyan, S.Pd., M.A

NIY 60130743

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ii
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI TK KATOLIK

SANG TIMUR YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Nova Imelda
1800002053

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan
dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

SUSUNAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Ketua : Iyan Sofyan, S.Pd., M.A ……….

Penguji I : ……….

Penguji II : ……….

Yogyakarta, …

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Ahmad Dahlan

Dekan,

Muhammad Sayuti, M. Pd, M. Ed, Ph.

NIY 60080551
MOTTO

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari.”

(Matius 6:34)

"Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Jika Anda tidak dapat melakukannya dengan

cinta yang besar, lakukan dengan sedikit cinta. Jika Anda tidak bisa melakukannya dengan sedikit cinta, lakukan saja."

St. Teresa Calkuta

iii
iv
PERSEMBAHAN

Dengan segala rahmat dan penuh syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Eaha esa. Atas segara berkat melimpah yang

saya terima dari segala kemurahan kasih Tuhan dalam perjalanan hidup panggilan dan study saya hingga saat ini. Sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi saya dengan baik dan tepat waktu.

Karya tulis ini saya persembahkan untuk Persaudaraan Suster Fransiskanes Santa Elisabeth Medan, orang tua dan seluruh

keluarga atas segala dukungannya berupa materi, memberikan doa, semangat, perhatian dan motivasi untuk selalu semangat dalam

keadaan apapun. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan hingga berada pada

tahap ini.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha berbelas kasih atas berkat melimpah yang boleh penulis rasakan, sehingga dapat

menyusun dan menyelesaikan tugas akhir dalam Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning Pada Masa Pandemi Covid-

19 Di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta”.

v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa moril maupun materi. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan limpah teriamkasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Kasiyarno, M. Hum., Rektor universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yang memberikan kesempatan kepada penulis

untuk membina ilmu pengetahuan di Universitas Ahmad Dahlan.

2. Bapak Dr. Muhammad Sayuti, M. Pd., M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi.

3. Ibu Dra. Alif, S. Psi., M. Si., Ph. D., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta yang telah memberikan arahan, motivasi dan dorongan kepada penulis dalam menysusun skripsi ini.

4. Bapak Iyan Sofyan, S. Pd., M. A sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar dan rela memberikan bimbingan dan menyediakan

waktu, tenaga, pikiran selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen PG PAUD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah membimbing, mendidik dan membagikan ilmu

pengetahuan dan berbagai pengalaman selama penulis menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

6. Ari Wulandari sebagai staf Tata Usaha PG PAUD, yang dengan ramah dan siap sedia dalam memberikan informasi dan kemudahan

dalam berbagai urusan administrasi sehingga penulis tidak mengalami kesulitan.

7. Ibu Umi Arita Purbayu, S. Pd AUD sebgai kepala Sekolah TK Katolik Sang Timur Yogyakarta, yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Martina W, S. Pd AUD., Teresia Sarjilah, S. Pd., Veronika Esti W, Ma. Pd. TK, SH., Maria Rizky C, S. Pd AUD sebagai guru di

TK Katolik Sang Timur Yogyakarta yang telah menjadi partisipan penelitian dan telah membantu peneliti mengumpulkan dan

memperoleh data penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 kelas A dan Kelas B dalam berbagai pengalaman bersama dan berjuang bersama dalam

memperoleh ilmu pengetahuan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

10. Pemimpin Umum Kogregasi Fransiskanes Santa Elisabet Medan Sr. M. Godeliva Simbolon FSE yang telah memberikan dukungan,

kepercayaan, motivasi, dan mendoakan penulis selama berjalannya tugas studi hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

vi
11. Seluruh persaudaraan FSE Medan, yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menjalani tugas study di Program Study

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

12. Seluruh persaudaraan di komunitas St. Yohanes Don Bosco Yogyakarta, dengan caranya masing-masing memberikan dukungan,

semangat, cinta, perhatian dan doa.

13. Orang tua dan saudara-saudari yang selalu memberikan dukungan, semangat, setia mendoakan, perhatian, dan cinta kapada penulis

untuk tetap setia dan tekun dalam menjalani tugas perutusan study pada Program Study Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

14. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan cara masing-masing dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

pihak.

Yogyakarta,……2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................................................................................... iii

PERNYATAAN............................................................................................................................................................................................... iv

MOTTO............................................................................................................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN............................................................................................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................................................................................. xiii

ABSTRAK..................................................................................................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................................................................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah....................................................................................................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah........................................................................................................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian............................................................................................................................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................................................................................... 10

A.Kajian Teori............................................................................................................................................................................................ 10

1. Blended learning......................................................................................................................................................................... 10

2. Tujuan blended learning.............................................................................................................................................................. 11

3. Model-model blended learning.................................................................................................................................................... 12

4. Tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran blended learning..................................................................................................... 13

5. Proses pembelajaran blended learning......................................................................................................................................... 15

6. Evaluasi pembelajaran blended learning...................................................................................................................................... 17

B. Penelitian Relevan....................................................................................................................................................................... 17

C. Kerangka Berpikir....................................................................................................................................................................... 19

D. Pertanyaan Penelitian................................................................................................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................................................................................... 22

ix
A. Jenis Penelitian............................................................................................................................................................................ 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................................................................................... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian........................................................................................................................................................ 23

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.................................................................................................................................... 24

E. Keabsahan Data........................................................................................................................................................................... 27

F. Teknik Analisis Data................................................................................................................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 33

A. Hasil Penelitian.................................................................................................................................................................................. 33
B. Pembahasan....................................................................................................................................................................................... 41
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................................................................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................................................................... 54

A. Kesimpulan........................................................................................................................................................................................ 54
B. Saran.................................................................................................................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................................................... 57

LAMPIRAN.................................................................................................................................................................................................... 59

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir........................................................................................................................................................................ 19

Tabel 2.2 Jadwal Penelitian......................................................................................................................................................................... 22

Table 2.3 Kisi-kisi Instrumen....................................................................................................................................................................... 25

Table 2.4 Kisi-kisi Dokumentasi.................................................................................................................................................................. 27

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dokumentasi RPPM................................................................................................................................................................ 42

Gambar 2.2 Dokumentasi Agenda Kegitan Belajar di Rumah..................................................................................................................... 43

Gambar 2.3 Domentasi SOP Melakukan Penymabutan dan Pembelajaran.................................................................................................. 52

Gambar 2.4 Dokumentasi Melakukan Kegiatan Fisik................................................................................................................................. 55

Gambar 2.5 Dokumentasi Guru Melakukan Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Platform Googel Meet...................................56

Gambar 2.6 Dokumentasi Guru Melakukan Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Platform WAG Video Call.............................57

Gambar 2.7 Dokumentasi Guru Melakukan Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Media LCD Proyektor...................................58

Gambar 2.8 Dokumentasi Catatan Anekdot................................................................................................................................................ 67

Gambar 2.9 Dokumentasi Capaian Perkembangan Peserta Didik................................................................................................................ 68

Gambar 2.10 Dokumentasi Hasil Karya Anak............................................................................................................................................ 71

Gambar 2.11 Dokumentasi Guru Melakukan Pengamatan.......................................................................................................................... 72

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 60

Lampiran 2 Profil Sekolah 61

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian 64

Lampiran 4 Surat Izin Persetujuan Partisipan 65

Lampiran 5 Instrumen Penelitian 70

Lampiran 6 Wawancara Penelitian 74

Lampiran 7 Hasil Koding Wawancara 90

Lampiran 8 Hasil Koding Interpensi Wawancara FGD 94

Lampiran 9 Instrumen Penelitian 96

Lampiran 10 Instrumen Dokumentasi 100

Nova Imelda : Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning Pada Masa Pandemi Di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta.

Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2022

ABSTRAK

Pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan aspek pembelajaran online dan offline dan disebut sebagai
Dengan adanya
salah satu model pembelajaran abad 21 yang memungkinkan pendidik dan peserta didik dapat melakukan pembelajaran.
pandemi Covid-19 dunia pendidikan mengalami perubahan, pembelajaran semula
dilakukan secara tatap muka kini beralih dengan BDR berbasis online dan mampu
beradaptasi dengan situasi baru dengan melakukan pembelajaran offline. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran blended learning efektif
diterapkan pada masa pandemi terutama pada Pendidikan Anak Usia Dini. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek

xii
penelitian yang digunakan adalah kepala sekolah dan 4 orang guru di TK Katolik Sang
Timur Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, FGD
(Forum Group Discussion) dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
triangulasi sumber melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan pada masa pandemi baik online maupun offline.
Pada pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan tiga tahapan yaitu: tahap perencanaan guru melakukan yakni: merancang pembelajaran
blended learning, mempersiapkan pembelajaran blended learning, menyusun pembelajaran blended learning, dan melakukan sosialisasi pembelajaran
blended learning; tahap pelaksanaan guru melakukan yakni: pengkondisian sebelum pelaksanaan pembelaja ran, melakukan pembelajaran, pengulangan
pembelajaran, dan memberikan penguatan pembelajaran; dan tahap evaluasi guru melakukan merumuskan dan menetapkan kegiatan, menyiapkan alat
penilaian, menetapkan penilaian, dan mengumpulkan data penilaian. Pada penelitian ini ditemukan peneliti bahwa pelaksanaan pembelajaran B lended
Learning pada Masa Pandemi Di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta dilakukan online dan offline pada masa pandemi. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan mengarah pada agenda yang telah disederhanakan dari RPPM dan RPPH.

Kata Kunci : pembelajaran blended learning, masa pandemi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Corona Virus Diseases-19 (Covid-19) pertama kali muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada bulan

September 2019 (Kompas.com, 2021). Sejak itu virus Corona menyebar ke seluruh dunia dan WHO menetapkan kondisi

pandemi, kemudian virus ini masuk ke Indonesia pada awal bulan Maret 2020 (Sukur dkk, 2020). Setelah adanya pandemi

Covid-19, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat Edaran No. 4 tahun 2020 tentang

Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, yang ditujukan kepada seluruh pejabat di tingkat provinsi maupun

daerah di Indonesia.

Berdasarkan surat edaran tersebut, Satuan pendidikan di zona kuning, orange dan merah dilarang melakukan

pembelajaran tatap muka (Kemdikbud, 2020). Kebijakan yang dikeluarkan melalui pendidikan di masa pandemi Covid-19

bertujuan untuk menyelamatkan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan

masyarakat. Di luar larangan yang berlaku di zona kuning, orange, dan merah, tahapan pembelajaran tatap muka satuan

pendidikan di zona hijau dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kemampuan peserta didik dalam menerapkan protokol

kesehatan. Hal ini dilakukan dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi (Kemdikbud, 2020).

Dengan adanya pandemi pendidik yang biasanya mengajar secara konvensional dikelas, tiba-tiba harus mengajar dalam

sebuah media. Ditambah dengan adanya pendidik maupun orang tua peserta didik yang belum melek teknologi untuk

membimbing anak (Satrianingrum & Prasetyo, 2021:634). Hal berbeda juga diungkapkan Taufik (2019: 634) bahwa sistem

pembelajaran online memberikan sisi positif, namun ada juga hal yang kurang menguntungkan. Dengan kondisi tersebut proses

pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini haruslah tetap berlangsung.

Surat Keputusan Bersama (SKB) mengenai penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covi-19 tetap

mengutamakan keselamatan dan kesehatan seluruh warga sekolah. Pemerintah berupaya memulihkan Pelaksanaan Pembelajaran

Tatap Muka (PTM) tahun 2022 secara terbatas, dan tidak semua satuan pendidikan bisa men gggelar PTM secara penuh (100

1
2

pesen). Ada dua fokus utama dari penyesuaian SKB Menteri tahun 2022, dipastikan bahwa tenaga pendidikan harus sudah

tervaksinasi untuk mengikuti PTM (Kemdikbud, 2022).

Menurut Semler (dalam Miyati, 2021: 27) mengatakan bahwa blended learning mengkombinasikan aspek

pembelajaran online, aktivitas tatap muka terstruktur, dan praktek dunia nyata. Blended learning juga disebut sebagai kombinasi

pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online. Panambaian (dalam Susanti & Prameswari, 2020:51) memaparkan

bahwa hal yang tidak kalah penting dalam program blended learning adalah memperbanyak interaksi antara guru dan siswa.

Eriani & Emiliya (2020: 16) pemaparan hasil kajian dari berbagai penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran blended learning tidak serta merta dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang, berikut tahap

pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan melalui tiga tahapan seperti: 1) Tahapan persiapan; tahapan ini dimulai

dari memeriksa kondisi keluarga siswa, lalu guru memilih tipe belajar apakah daring, luring, atau belajar campuran ( Blended

Learning). 2) Tahap pelaksanaan; orang tua dan anak melakukan kegiatan yang akan dikirimkan, orang tua juga mencari berbagai

sumber belajar anak (buku, video, gambar terkait tema, dan lain sebagainya), anak merdeka mengikuti ide guru atau idenya

sendiri, adanya interaksi, anak bermain, dan dokumentasi kegiatan, 3) Tahap pasca pelaksanaan/evaluasi; orang tua melaporkan

hasil belajar dengan mendokumentasikan kegiatan anak, anak diberikan kemerdekaan menyampaikan hasil kerjanya pada guru

dan guru wajib memberikan setiap respon anak atau orang tua, guru melakukan penilaian pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil pra penelitian dengan melakukan wawancara bahwa lembaga pendidikan yang masih menggunakan RPPH

dimasa pandemi dilakukan penyederhanaan RPPM menjadi agenda kegiatan BDR berisi kegiatan-kegiatan anak setiap

minggunya dibagikan kepada orang tua sebagai acuan belajar anak di rumah bersama dengan orang tua. Adapun kegiatan yang

dilakukan anak dirumah seperti: 1) prektek berdoa dengan benar dalam bentuk video, 2) menyapa guru dan teman saat kegiatan

video call, 3) menggambar diri sendiri dalam bentuk video, 4) praktek mencuci tangan dengan sabun dalam bentuk video. Selama

agenda kegiatan BDR mengumpulkan hasil karya kepada wali kelas melalui WhatsApp Grop. Berdasarkan hasil pra penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan observasi pada kepala sekolah, dua orang

guru serta dua orang tua peserta didik terdapat perbedaan pandangan pada pelaksanaan pembelajaran blended learing.
3

Menurut kedua orang tua berinisial RA dan YL berdasarkan hasil pra penelitian dengan teknik pengambilan data

melalui wawancara. Pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dari rumah atau online karena

situasi pandemi dan istilah blended learning belum pernah didengar orang tua RA di TK Sang Timur. Kedua orang tua tersebut

memiliki keterbatasan dalam mendampingi anak saat belajar karena sebagai ibu rumah tangga dengan pekerjaan yang padat dan

tidak bisa membagi waktu dalam mendampingi anak secara penuh dan mood anak yang terkadang kurang terkontrol serta anak

lebih senang bermain gadget dari pada belajar di rumah.

Namun berbeda dengan pendapat dua guru kelas B dan juga kepala sekolah di TK katolik sang timur yogyakarta

dengan inisial UA dan MT. Pelaksanaan blended learning yang dilakukan TK katolik sang timur yogyakarta, guru menyiapkan

SOP, RPP, penilaian serta evaluasi selama PTM dengan menyatukan pelaksanaan pembelajaran blended learning. Berdasarkan

hasil wawancara dengan kepala sekolah terdapat empat guru belum melek teknologi serta RPPM dan RPPH yang digunakan

khusus pada masa pandemi masih tergolong baru. Mendampingi peserta didik membutuhkan kesabaran dalam menghadapi anak

khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning. Hal ini juga dirasa menjadi kendala ketika didapati tiga orang tua

peserta didik belum siap menghadapi pembelajaran blended learning selama pandemi.

Sehubungan dengan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) yang dilakukan, maka TK sang timur menggunakan

pembelajaran blended learning dengan pembatasan peserta didik 30% untuk kelas yang jumlahnya besar dan 50% untuk kelas

jumlah kecil dalam setiap sesi dengan kurun waktu pelaksanaan pembelajaran 2 jam dengan menggunakan model pembelajaran

sentra setiap harinya. Pembelajaran model sentra memiliki pembelajaran campuran dengan menggunakan media, sedangkan

peserta didik yang menggunakan pembelajaran online melakukan pembelajaran melalui platform google meet dan WhatsApp

group video call.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas peneliti menemukan adanya persamaan dalam proses pelaksanaan

blended learning menyatukan pembelajaran online dan tatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan

pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19 di sekolah yang termasuk kriteria dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis blended learning. Dengan tujuan hasil pra penelitian tersebut harapannya dapat mengembangkan
4

pembelajaran yang lebih efektif selama masa pandemi untuk melakukan pembelajaran blended learning. Berdasarkan uaraian

diatas dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam pelaksanaan

pembelajaran blended learning di TK katolik sang timur yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini berfokus pada pelaksanaan pembelajaran blended learning

pada masa pandemi di TK katolik Sang Timur Yogyakarta. Maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran blended learning merupakan kombinasi antara pembelajaran online dan aktivitas belajar secara

langsung, namun pada saat pembelajaran yang dilakukan secara online masih ditemukan anak belum mandiri dalam

belajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran blended learning masih terlihat kurang bervariasi pada pembelajaran karena keterbatasan guru

belum melek teknologi dan sarana prasarana yang belum lengkap.

3. Penerapan pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline belum bervariasi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti perlu membatasi permasalahan dalam

penelitian yakni pada pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK katolik sang timur yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu bagaimana pelaksanaan

pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK

Katolik Sang Timur Yogyakarta.


5

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik secara teoritis maupun

praktis, diantaranya:

1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian ilmiah di bidang pendidikan serta dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian lebih lanjut. Kemudian dapat memberikan masukan berupa data empiris bagi para akademisi

mengenai pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK katolik sang timur yogyakarta.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dan acuan dalam menyelenggarakan pelaksanaan pembelajaran

blended learning di TK katolik sang timur yogyakarta. Dengan adanya informasi baru yang diperoleh melalui

penelitian ini, diharapkan pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19 di TK

katolik sang timur yogyakarta dapat diterapkan dengan baik.

b. Bagi Orang tua

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan/masukan bagi orang tua dalam mendampingi anak-anak belajar.

Mengetahui secara luas pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19.

c. Bagi Pembaca

Sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut terkait pelaksanaan pembelajaran blended learning pada

masa pandemi Covid-19.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Blended Learning

Secara historis pada dunia pendidikan Friesen (2021: 24) memaparkan bahwa istilah blended learning awalnya

hampir semua kombinasi teknologi dan pedagogi menjadi suatu pekerjaan. Secara eksplisit dijelaskan bahwa tidak ada

instruksi integrasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran blended learning sama sekali, penggunaan teknologi

dipandang sebagai salah satu metode pembelajaran dan tidak disebutkan secara langsung sebagai bagian dari blended

learning. Karena pada awal perkembangannya, fokus utama blended learning adalah memadukan dua atau lebih metode

pembelajaran untuk menciptakan inovasi.

Semler (2018: 27) blended learning sebagai mengkombinasikan aspek pembelajaran online, aktivitas

aktivitas tatap muka dan praktek dunia nyata. Blended learning juga disebut sebagai kombinasi pengajaran langsung (face-

to-face) dan pengajaran online. Menurut Howard, blended larning adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh komunitas

belajar jarak jauh sebagai upaya untuk memanfaatkan aktivitas belajar sinkronous, seperti interaksi tatap muka dengan

instruktur dan kerja kolaboratif dengan teman sejawat sebagai komplemen aktivitas belajar asinkronous yang dilakukan

secara individu oleh peserta didik.

Menurut Moebs & Weibelzahl (dalam Layyinah, 2021: 21) blended learning dapat diartikan sebagai variasi

metode yang menggabungkan kelas online dan pertemuan tatap muka untuk mendapatkan objektivitas pembelajaran.

Blended learning merupakan gabungan dua lingkungan belajar. Di satu sisi, ada pembelajaran tatap muka di lingkungan

tradisional, di sisi lain ada lingkungan pembelajaran terdistribusi yang mulai tumbuh dan berkembang dengan cara

eksponsial sebagai teknologi baru yang memungkinkan diperluas untuk distribusi komunikasi dan interaksi (Sjukur, 2021:

22).

9
10

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa blended learning adalah model

pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran konvensional tatap muka dengan pembelajaran online untuk mencapai

tujuan pembelajaran, sehingga adanya penggabungan tersebut dapat saling melengkapi kekurangan dari masing-masing

proses pembelajaran.

2. Tujuan Blended Learning

Pradanyana (dalam penelitian Layyinah, 2021: 29-30) menyebutkan tujuan Blended Learning meliputi:

1) Membantu peserta didik agar berkembang lebih baik pada proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan kesenangan dalam

belajar.

2) Memberikan kesempatan praktis dan realistis bagi guru dan peserta didik untuk belajar; mandiri, bermanfaat, dan terus

berkembang.

3) Peningkatan fleksibilitas belajar bagi peserta didik, dengan memadukan aspek-aspek terbaik pada pembelajaran tatap muka

dan online

4) Pembelajaran tatap muka digunakan untuk melibatkan peserta didik dalam berinteraksi secara langsung dengan guru.

Sementara itu, pembelajaran online dapat memberikan materi pembelajaran pada siswa dengan menggunakan media yang

beragam yang dapat diakses secara fleksibel. Mengatasi suatu permasalahan dalam pembelajaran yang membutuhkan

pemecahannya melalui berbagai metode pembelajaran.

3. Model-model Blended Learning

Staker dan Horn pada penelitian (Layyinah, 2021: 27-29) mengkategorikan blended learning menjadi enam model,

yang kemudian direduksi kembali menjadi empat model, yaitu sebagai berikut:

1) Rotation model

Model rotasi merupakan sebuah program dalam suatu mata pelajaran yang meminta siswa untuk berotasi dalam sebuah

jadwal yang telah ditetapkan, yang satu diantara pembelajarannya dilaksanakan secara online (online learning). Dalam

model ini siswa mendapat pembelajaran secara online untuk melengkapi pembelajaran tatap muka/tradisional.

2) Flex model
11

Merupakan pembelajaran dimana sebagian besar kurikulum disampaikan melalui platform digital dan guru tersedia untuk

konsultasi dan dukungan tatap muka. Dalam pembelajaran ini lebih banyak berbasis online yang berbentuk kegiatan yang

terprogram secara fleksibel secara individu bagi setiap peserta didik, dan pertemuan tatap muka secara langsung disesuaikan

dengan kebutuhan masing-masing pesera didik, guru hanya bersiap dan memberikan support terhadap pembelajaran.

3) Self-blend model

Merupakan pembelajaran dimana peserta didik memilih untuk menambah pembelajaran tradisional mereka dengan pekerjaan

dari online secara sukarela.

4) Enriched virtual model

Dimana pembelajaran adalah online, pertemuan secara tatap muka dengan guru sebagai penunjang memperkaya pengetahuan

virtual dan dilakukan dengan kebebasan siswa (sesuai pilihan) atau secara periodik misalnya di awal, tengah, dan akhir dari

pembelajaran.

4. Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran Blended Learning

Perencanaan jadwal pelaksanaan pembelajaran, Hamalik (2018: 98) mengatakan sebelum dilaksanakannya

pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat jadwal pembelajaran baik itu jadwal secara tatap muka, online dan jadwal

kegiatan luring. Setelah beberapa persiapan, selanjutnya guru mengadakan kegiatan sosialisasi sebelum proses

pembelajaran dilaksanakan. Adapun kegiatan sosialisasi dilakukan sebagai langkah awal dalam memulai proses

pembelajaran berbasis blended learning.

Menurut Hamalik (2018: 98) tahapan pelaksanaan pembelajaran blended learning meliputi tiga tahapan yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Setiap pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan tahap

perencanaan seperti: merancang/perencanaan, mempersiapkan, menyusun dan sosialisasi; tahap pelaksanaan seperti:

pengkondisian, melakukan pembelajaran, pengulangan/pengayaan pembelajaran, dan pemberian penguatan pembelajaran; dan
12

tahap evaluasi pelaksanaan pembelajaran seperti: meru uskan dan menetapkan kegiatan, menyiapkan alat penilaian, dan

menetapkan penilaian. Tahap-tahap tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1) Merancang/Perencanaan

Pada tahap awal perencanaan, Hamalik (2018: 98) mengatakan kepala sekolah beserta jajarannya

menganalisis terlebih dahulu berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di masa pandemi dengan

melibatkan berbagai pihak untuk merumuskan pembelajaran yang lebih efektif. Dalam hal ini program pembelajaran

blended learning yang dilaksanakan tidak mengejar ketuntasan materi peserta didik mengingat waktu, sarana, lingkungan

dan media pembelajaran sangat terbatas sehingga dapat menghambat berjalannya proses belajar mengajar.

2) Mempersiapkan

Tahapan selanjutnya yaitu menyediakan atau mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang

meliputi berbagai fasilitas pembelajaran termasuk media pembelajaran yang akan digunakan. Melalui wawancara awal

dalam pra penelitian kepala sekolah menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran blended learning

seperti; media pembelajaran, sarana dan pra sarana pembelajaran, alat evaluasi hingga fasilitas SDM atau guru yang

khusus dibentuk untuk mengontrol pembelajaran di masa pandemi Hamalik (2018: 98).

3) Menyusun

Tahapan selanjutnya yaitu perencanaan jadwal pelaksanaan pembelajaran, Hamalik (2018: 98) mengatakan

sebelum dilaksanakannya pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat jadwal pembelajaran baik itu jadwal secara tatap

muka, online dan jadwal kegiatan luring. Setelah beberapa persiapan di atas telah tersedia, selanjutnya guru mengadakan

kegiatan menyusun sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Adapun kegiatan menyusun dilakukan sebagai langkah

awal dalam memulai proses pembelajaran berbasis blended learning.

4) Sosialisasi
13

Berawal dari adanya pandemi yang mengubah seluruh tatanan pendidikan maka dilakukan sosialisasi

pembelajaran baik online maupun offline oleh guru dan orang tua dan sekaligus memberikan dampak untuk menentukan

pelaksanaan pembelajaran Novita, Wahyuni, Suharni (2022: 2).

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Carman (2015: 170) mengemukan pelaksanaan pembelajaran blended learning yang dilaksanakan

meliputi komponen pembelajaran online, pembelajaran tatap muka dan kegiatan luring. Komponen pertama dalam

pembelajaran blended learning yaitu pembelajaran berbasis online. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti

melalui hasil wawancara pra penelitian dengan kepala sekolah dan guru bahwa pelaksanaan pembelajaran blended

learning secara online maupun tatap muka sebagai berikut:

1) Pengkondisian

Pembelajaran online merupakan salah satu komponen pembelajaran blended learning dilakukan 50% online

dan pembelajaran tatap muka 50%. Sedangkan metode pembelajaran online yang digunakan adalah metode belajar

mandiri, dan media yang digunakan yaitu google meet dan WhatsApp Group dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan.

2) Melakukan Pembelajaran

Adapun proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan WhatsApp yaitu menggunakan grup

mata pelajaran yang sebelumnya telah dibentuk antara guru dan siswa. Sama halnya dengan menggunakan

google classroom, pertama-tama guru memberikan instruksi atau informasi terkait topik yang akan dibahas dan

arahan pembelajaran yang akan dilakukan, kemudian saat jam pelajaran tiba, guru memulai pembelajaran

dengan menyapa peserta didik dan memberikan motivasi untuk membangun semangat belajar peserta didik

terlebih di saat situasi pandemi.

3) Pengulangan/Pengayaan
14

Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan

kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikian sehingga

mengoptimalkan perkembangan minat dalam belajar. Sedangkan menurut Prayitno (dalam skripsi Mahmudah,

2014: 17) kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa

orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.

4) Pemberian Penguatan

Pemberian penguatan dengan prinsip jeda waktu akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan

terhadap penyampaian makna kepada anak. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Santrock (dalam Maulidia

2020: 128) bahwa agar penguatan yang diberikan menjadi efektif maka harus diberikan sesegera mungkin.

Lebih lanjut Santrock menjelaskan bahwa dengan melakukan ini harapannya anak dapat lebih jelas melihat

antara kontingensi dan imbalan yang diberikan.

5. Tahap Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Sudjono (dalam Jatmiko, Hadiati, Oktivia, 2020: 86) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan suatu aktivitas, cara, atau

metode dalam menentukan nilai dari suatu proses belajar. Sejalan dengan pendapat Suchman (2022: 86) evaluasi adalah sebuah

cara untuk menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya suatu

tujuan dalam pembelajaran.

Dalam evaluasi pembelajaran terdapat prosedur yang harus dilakukan oleh pendidik Mulyasa (2020: 88-89)

mengatakan bahwa prosedur evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada anak usia dini adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan dan menetapkan kegiatan

Menurut Haenillah (2015: 185) menyatakan bahwa guru harus mengetahui dengan jelas kegiatan pelaksanaan

program yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dan kemampuan yang dimiliki anak dari setiap kegiatan tersebut.

Kurikulum PAUD didalamnya terdapat KD dan KI dan I ndikator capaian perkembangan. Guru memilih kegiatan apa
15

yang akan dilakukan kemudian guru merancang program kegiatan dalam RPPH dan berdasarkan RPPH ini guru

mennetukan alat penilaian yang akan digunakan dalam proses penilaian perkembangan anak.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki kompetensi dalam membuat

kegiatan program pembelajaran yang sudah disesuikan dengan acuan dalam kurikulum PAUD. Tahap selanjutnya guru

menentukan alat atau metode penilaian apa yang akan digunakan untuk mengukur

capaian tumbuh kembang anak.

2) Menyiapkan alat penilaian

Menurut Yus (2015: 104) guru harus menyiapkan alat penilaian yang sudah di rancang dan alat penilaian harus

sesuai dengan RPPH. Pendapat yang sama juga dengan Haenillah (2015: 186)

menyatakan bahwa menyiapkan alat penilaian yang akan digunakan harus disesuiakan dengan hasil belajar yang telah

ditet ap kan pada RPPH.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menyiapkan alat penilaian akan digunakan dalam

proses penilaian pembelajaran yaitu alat penilaian yang sudah disesuaikan dan ditetapkan pada RPPH.

3) Menetapkan kriteria penilaian

Menurut Yus (2015: 104) kriteria penilaian merupakan suatu takaran atau ukuran keberhasilan anak, fungsi dari

ukuran tersebut untuk menetapkan nilai anak. Pendapat yang sama dengan Hanum

(2011: 12) menyatakan penetapan kriteria harus memperhatikan anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki

kemampuan tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan kriteria penilaian merupakan acuan pada

kurikulum yang digunakan oleh guru.

Mengumpulkan data dan mengevaluasi Menurut Haenillah (2015: 187) mengatakan bahwa pengumpulan data

merupakan pengambilan data yang dilakukan menggunakan alat peneilaian yang sudah dirancang oleh guru sesuai
16

dengan kurikulum yang digunakan. Pendapat yang sama menurut Yus (2015: 107) yaitu guru mengumpulkan data

dengan menggunakan alat penilaian yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data, dapat dilakukan dengan

cara pengambilan data menggunakan alat penilaian seperti hasil pengamatan, catatan anekdot, hasil checklist, dan hasil

karya anak yang sudah dirancang oleh guru sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Dari keseluruhan yang telah

ditetapkan pada penilaian maka dilakukan evaluasi untuk melihat hasil dari setiap capaian yang diperoleh peserta didik.

B. Penelitian Relevan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari beberapa penelitian terdahulu yang temanya bersinggungan dan

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran blended learning

dan pembelajaran jarak jauh (online). Adapun beberapa penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Eva Eriani dan Reni Amiliya pada tahun 2020 dengan judul blended learning: Kombinasi

Belajar Untuk Anak Usia Dini di Tengah Pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah blended learning

efektif dilakukan di tengah pandemi, mengingat hal ini cukup baru dilakukan terutama pada pendidikan anak usia dini.

Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran angket.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan keefektifan penerapan blended learning untuk anak usia dini saat pandemi

berada pada kategori baik. Kemudian metode yang digunakan berbeda, sedangkan persamaan terletak pada rentang usia

objek penelitian yakni anak usia dini.

2. Penelitian yang dilakukan Irma Nur Miyanti 2021 dengan judul blended learning menggunakan whatsApp untuk

pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dengan hasil penelitian

siklus 1 sebesar 69%, dan meningkat menjadi 89%, pada siklus II hasil yang temukan siklus I sebesar 67% dan pada

siklus II sebesar 69%. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran blended learning dengan WhatsApp dapat

meningkatkan pembelajaran anak usia dini. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama meneliti pembelajaran blended
17

learning untuk meningkatkan pembelajaran anak usia dini. Sedangkan perbedaannya pada penelitian ini menggunakan

penelitian tindakan kelas dan peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

3. Tri Mughni 2018, dalam penelitiannya yang berjudul implementasi blended learning dalam program pendidikan jarak

jauh pada jenjang pendidikan menengah kejuruan. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam

implementasi blended learning yaitu meliputi kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran. Penelitian tersebut memfokuskan penelitiannya pada 4 aspek pembelajaran yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan faktor penghambat serta pendukung blended learning. Perbedaannya dengan penelitian ini

yaitu kondisi pembelajarannya dilaksanakan pada pendidikan menengah kejuruan sementara peneliti melakukan

penelitian pendidikan anak usia dini, dan persamaan pada penelitian ini kondisi pembelajaran dilaksanakan di masa

pandemi Covid-19. Peneliti juga telah melakukan telusur pustaka mengenai pelaksanaan PJJ (online) juga relevan

dilakukan.

C. Kerangka Berfikir

Pelaksanaan pembelajaran blended learning menjadi salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran online

maupun tatap muka untuk mengatasi permasalahan sekaligus pengalaman belajar selama pandemi. Untuk menyatukan mix

pembelajaran tatap muka dan online yang memanfaatkan berbagai media, sumber dan metode pembelajaran untuk meningkatkan

kesempatan belajar yang dibutuhkan peserta didik.

Proses perencanaan yang dilakukan untuk terjadinya pembelajaran blended learning di TK katolik sang timur guru

menyiapkan RPP, bahan ajar, media dan evaluasi dalam setiap senjang pembelajaran yang dilakukan dan fokus utama

pelaksanaan pembelajaran blended learning untuk memadukan dua atau lebih motode pembelajaran yang dilakukan di TK sang

timur menggunakan media google meet sebagai pemberian materi pembelajaran dan WhatsApp memberikan materi dan

penyampaian materi melalui video call mau pun voice note. Untuk melihat keberhasilan setiap pembelajaran blended learning

yang dilakukan maka diperlukan suatu evaluasi sebagai perbaikan dari kekurangan dari pembelajaran berupa controlling tugas,

penguatan tema dan dokumentasi.


18

Proses pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan dengan belajar secara tatap muka dan online yang

bertujuan untuk merealisasikan perencanaan pembelajaran blended learning di TK katolik sang timur dengan menggunakan

media google meet dan WhatsApp untuk pelaksanaan pembelajaran online dan pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka

dilakukan dengan cara menggunakan sarana pra sarana disekolah.

Proses evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berbentuk penilaian dan menarik kesimpulan serta

membuat keputusan terhadap pelaksanaan pembelajaran blended learning yang dilakukan. Proses evaluasi juga bertujuan untuk

mengetahui kekurangan pelaksanaan pembelajaran maka dapat dicari letak kesalahannya dari setiap proses pembelajaran blended

learning yang dilakukan.

Berdasarkan pemaparan di atas bahwa penelitian ini mengarah pada ketiga proses diatas pada pelaksanaan

pembelajaran blended learning di TK katolik sang timur. Dengan demikian peneliti akan menggali proses perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi di TK katolik sang timur yogyakarta.

Bagan 2. 1. Kerangka Berpikir

Blended Learning

Tatap Muka Online


Tatap muka dan Online

Proses Perencanaan Proses Pelaksanaan Proses Evaluasi


1. Pengkondisian

1. Merancang 2. Melakukan 1. Menetapkan kegiatan


2. Mempersiapkan 3. Pengulangan 2. Menyiapkan alat penilaian
D. 3.
Pertanyaan
Menyusun
Penelitian
4. Penguatan 3. Menetapkan kriteria penilaian
4. Mensosialisasikan (Mendata penilaian dan menilai)
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini

berfokus pada pelaksanaan pembelajaran blended learning di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta. Peneliti merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK katolik sang timur yogyakarta?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK katolik sang timur yogyakarta?

3. Bagaimana proses evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK katolik sang

timur yogyakarta?
19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2016: 8-9) menyatakan bahwa penelitian kualitatif disebut dengan penelitian naturalis karena

dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan serta

memahami makna secara mendalam mengenai topik yang dianggap oleh sejumlah orang berasal dari masalah sosial atau

kemanusiaan. Pelaksanaan penelitian ini melibatkan hal-hal seperti; wawancara, observasi, pengumpulan data, menganalisis data

secara induktif, serta menguraikan makna data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif

adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran, atau sekumpulan peristiwa

pada masa kini, yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran yang sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

pandemi, karakteristik dan berbagai hubungan antara fenomena yang diteliti berdasarkan keadaan nyata di lapangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Batikan No.7, Pandenyan, Kec.

Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan peneliti memilih lembaga ini yaitu pertama, TK

Katolik Sang Timur Yogyakarta telah menerapkan pembelajaran blended learning pada masa pandemi. Kedua, karena

lembaga tersebut pernah ditempati peneliti pada proses praktek lapangan persekoahan (PLP) sehingga telah menjalin

komunikasi yang memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 7 bulan terhitung dari bulan Oktober 2021-Mei 2022.

Tabel 2.2 Jadwal Penelitian

23
24

No Kegiatan/waktu Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Penyusunan Instrumen

4 Validasi Instrumen

5 Revisi Instruen

6 Perizinan Penelitian

7 Pengumpulan Data

8 Pengolahan Data

9 Penyusunan Laporan Penelitian

10 Seminar Hasil Penelitian

3. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek pada penelitian ini adalah kepala sekolah dan 4 guru di TK katolik sang timur yogyakarta. Subjek dipilih dengan

pertimbangan pada masa pandemi Covid-19, guru terlibat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yakni pelaksanaan pembelajaran Blended learning pada masa pandemi di TK Katolik Sang

Timur Yogyakarta.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016: 244) teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif deskriptif yang dapat dilakukan

dengan berbagai macam teknik yaitu wawancara, FGD (Fokus Group Discussion), dan dokumentasi. Pada penelitian ini

menggunakan teknik wawancara, FGD, dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut disederhanakan sebagai berikut:

a. Wawancara
25

Sugiyono (2013: 233) mengemukan bahwa wawancara merupakan tanya jawab lisan antara kepala sekolah, dua

orang guru dan dua orang tua peserta didik atau lebih dilakukan secara langsung maupun percakapan tanya jawab

dengan tujuan tertentu. Peneliti akan melakukan wawancara langsung terhadap kepala sekolah, dua orang guru

dan dua orang tua peserta didik terkait pelaksanaan pembelajaran blended learning di TK katolik sang timur

yogyakarta.

b. FGD (Fokus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi mengenai

keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki untuk memperoleh

informasi dari peserta tentang suatu topik dan mengarah pada seorang fasilitator Paramita & Kristiana (2013:

118).

c. Dokumentasi

Sugiyono (2013: 240) menyatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian melalui

sejumlah dokumen (informasi yang di dokumentasikan) berupa dokumen tertulis maupun terekam. Dokumen

yang diambil merupakan foto yang berkaitan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran blended learning di TK

Katolik Sang Timur Yogyakarta.

Peneliti menggunakan ketiga teknik diatas karena dalam pelaksanaannya lebih bebas dan terarah untuk memperluas

informasi/data dapat dikaitkan dengan pernyataan yang ada, guna menemukan data terkait permasalahan penelitian.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 233) menyatakan bahwa yang menjadi instrumen pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Meskipun

peneliti menjadi instrumen pada penelitian namun tetap perlu dilakukan validasi. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen

meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terkait bidang yang diteliti, kesiapan

peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya.

Tabel 2.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara

No Aspek Sub Aspek Sub-sub Indikator Butir


26

Aspek pertanyaan

1 Pelaksanaan 1. Tahap 1. Merancang program 1. Guru merancang 1-4

pembelajaran
pembelajaran Blended Perencanaan program pembelajaran.

Learning pada masa 2. Guru mempersiapka n

pandemi sarana dan prasara

(media) pembelajaran

3. Guru menyusun jadwal

pembelajaran.

4. Guru melakukan

sosialisasi pada orang tua

peserta didik.

2. Tahap 1. Kegiatan pembuka 1. Guru melakukan 5

pelaksanaan pengkondisian sebelum

mengajar.

1. Kegiatan inti 1. Guru melakukan 6-9

pembelajaran

menggunakan platform

Pembelajaran.

1. Kegiatan penutup 1. Guru melakukan 10-15

pengulangan.

2. Guru memberikan

penguatan.
27

3. Tahapan 1. Pelaksanaan 1. Guru melakukan 11-15

evaluasi evaluasi pengukuran pada hasil

belajar peserta didik.

2. Guru melakukan

penilaian pada hasil

belajar peserta didik.

3. Guru melakukan

evaluasi pada hasil

belajar peserta didik.

Tabel 2.4 Kisi-kisi Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning Di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta

No Aspek Sub Aspek Sub-sub Aspek Pemeriksaan Dokumen

1 Pelaksanaan Tahap Perencanaan 1. Merancang program Foto, video, dan RPPH saat guru menyusun

pembelajaran
Pembelajaran Blended perencanaan program pembelajaran

Learning
Foto, video, dan RPPH saat guru menyiapkan

komponen-komponen perencanaan proses

pembelajaran

Tahap Pelaksanaan 1. Kegiatan pembuka Foto, video dan RPPH saat guru

2. Kegiatan pembuka melaksanakan proses pembelajaran blended

3. Kegiatan penutup learning

Foto atau video kesiapan peserta didik pada

proses pelaksanaan pembelajaran blended

learning

Foto atau video saat guru menggunakan

alat/media pembelajaran

Tahap Evaluasi 1. Pelaksanaan evaluasi Foto atau video terkait asesmen dan penilaian

capaian peserta didik


28

5. Keabsahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka perlu dilakukan keabsahan data. Peneliti memilih menggunakan teknik

triangulasi dalam melakukan keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pengumpulan dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,

2013: 241). Terdapat tiga jenis triangulasi yakni triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi waktu.

Triangulasi sumber merupakan teknik keabsahan data yang dilakukan dengan mendapatkan data dari sumber yang

berbeda menggunakan teknik yang sama. Data yang diperoleh kemudian dikelompokan dan dideskripsikan sesuai kategori yang

sudah ditentukan dan spesifikasi dari berbagai sumber data. Pada penelitian ini, peneliti akan melihat pada kepala sekolah, dua

guru untuk mendapatkan data terkait pelaksaan pembelajaran blended learning di TK katolik sang Timur yogyakarta. Alasan

peneliti menggunakan ini dikarenakan teknik pengambilan datanya dari ketiga sumber tersebut untuk dideskripsikan,

dikategorikan, pandangan yang sama dan yang berbeda sehingga perlu di triangulasikan.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model Miles dan Huberman dengan tahapan data

reduction (reduksi data), data display (Penyajian Data), dan penarikan kesimpulan (Conclusion). Sugiyono (2013: 247)

mengemukakan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dan mencari tema dan polanya sehingga dapat diambil kesimpulan untuk mengkonfirmasi ulang data yang diperoleh dari

lapangan. Pada penelitian ini jika peneliti menemukan sesuatu yang dianggap asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, maka

akan menjadi perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Menurut Basrowi & Suwardi (2008: 209) berpendapat ada tiga langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis

data diantaranya sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Tahap ini merupakan proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Pada intinya reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman

segala bentuk data menjadi bentuk tulisan yang akan dianalisis kemudian data tersebut diverivikasi. Reduksi data
29

berlangsung selama proses penelitian sampai tersusunnya laporan akhir penelitian. Reduksi data yang peneliti lakukan

yaitu dengan cara menyeleksi hasil wawancara, dan dokumentasi terkait pelaksanaan pembelajaran blended learning pada

masa pandemi Covid-19.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi langkah berikutnya adalah melakukan penyajian data. Data-data tersebut terkumpul kemudian peneliti

mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok-kelompok agar peneliti lebih mudah untuk melakukan

pengambilan kesimpulan. Tujuan dari penyajian data sendiri adalah untuk memahami apa yang terjadi dan dapat merencanakan

proses selanjutnya berdasarkan data yang telah didapatkan di lapangan.

3. Conclusion (Penarikan kesimpulan)

Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap terakhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini juga peneliti mengutarakan

kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kesimpulan yang dimaksud yaitu untuk menemukan makna data yang

dikumpulkan. Kesimpulan ini akan metampilkan pada bab selanjutnya dari hasil triangulasi.
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini memaparkan gambaran umum TK Katolik Sang Timur, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan terkait

Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning Pada Masa Pandemi di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta. Hasil dan pembahasan yang

akan dipaparkan merupakan hasil dari analisis wawancara, FGD (Fokus Group Discussion) dan dokumentasi yang telah diperoleh.

Gambaran umum TK Katolik Sang Timur Yogyakarta merupakan lembaga pendidikan anak usia dini yang beralamat di

Jalan Batikan No. 7 Yogjakarta. Sekolah ini didirikan pada tahun 1968. Berdirinya TK Katolik Sang Timur Yogjakarta diawali dengan

lahirnya yayasan Karya Sang Timur. Awal kemunculan yayasan Karya Sang Timur tidak terlepas dari adanya revolusi abad 18 yang

dampaknya sangat dirasakan oleh negara-negara di dunia, termasuk di dalamnya adalah Indonesia.

Profil sekolah TK Katolik Sang Timur Yogyakarta secara garis besarnya memiliki identitas sekolah, visi dan misi, struktur

organisasi, dan sarana prasarana sekolah. Berikut disajikan secara garis besarnya:

Nama : KB-TK SANG TIMUR YOGJAKARTA

Alamat : Jl. Batikan No.7, Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta

Telp/Fax : (0274) 387790

Kode Pos : 55161

Status Kepemilikan : Swasta

Mulai Operasional : 2017-06-22

NSS Operasional : 20409312


31

Izin Operasional : 069/UH/2017 5021/31

Akreditasi BAN PAUD dan PNF : Peringkat A

Visi TK Katolik Sang Timur Yogjakarta adalah terwujudnya komunitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang beriman, cerdas,

mandiri dan berperilaku luhur.

Sedangkan misi TK Katolik Sang Timur Yogjakarta yaitu sebagai berikut:

a. Membangun komunitas PAUD Sang Timur yang beriman dan berperilaku luhur,

b. Tamatan yang memiliki iman yang kuat dan kompetensi sesuai bakat, minat, sifat, dan kemampuan,

c. Peserta didik yang ramah, penuh kasih, mandiri, sederhana, dan bertanggung jawab.

Struktur organisasi di TK Katolik Sang Timur Yogjakarta terdiri atas Kepala Sekolah, guru, staf, dan karyawan. TK Katolik

Sang Timur dipimpin oleh kepala sekolah yang juga merupakan seorang suster di yayasan Karya Sang Timur Indonesia, yaitu Suster

Margriet, PIJ. Kepala Sekolah sekaligus merangkap sebagai guru pembelajaran agama. Jumlah guru kelas (status guru tetap dan tidak

tetap) di TK Katolik Sang Timur Yogjakarta adalah delapan orang. Kemudian guru ekstrakurikuler sejumlah tiga orang. Karyawan di

TK Sang Timur Yogajakarta sejumlah tiga orang.

Tabel 2.6 Struktur Organisasi Sekolah

No Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1 Umi Arita Purbayu, S.Pd.AUD Kepala Sekolah TK S1

2 Theresia Sarjilah, S. Pd Guru Kel. A Katarina S1

3 Veronika Esti Wilujeng W, SH Guru Kel. A Clara S1

4 Maria Rizzky Chantika W, S. Pd Guru Kel. B Peter S1

5 Martina Warsiyem, S.Pd. AUD Guru Kel. B Andreas S1

6 Ag. Tommy Rezario Paila Guru Kel. KB Yoseph -

7 Yulia Reni Dwi Astuti, S. Pd Guru Kel. A Yoseph S1

Guru Bhs Inggris


32

8 Yulia Nurachmawati, S. Sos Guru Kel. Theresia S1

9 Umi Arita Purbayu, S.Pd.AUD Guru Kel. Theresia S1

10 Susana Endang Retna P, S. Si Karyawati TU S1

11 Sehono Karyawan Pesuruh -

12 Bernadetta Hesti Pananda, S. Pd Guru Menggambar S1

13 Kristiani Wulandari, S. Pd Guru Menari S1

14 Sr. Paularita, PIJ Guru Menari S1

15 Sapta Bayu Kartika Guru Drumband -

16 Maria Rena Randisar Pramesthi, S.I. P Guru Komputer S1

17 Andi Hidayat, S. Pd Guru Angklung S1

18 Agus Setiawan Satpam -

Sarana dan prasarana yang dimiliki TK Katolik Sang Timur Yogjakarta cukup lengkap, di antaranya gedung sekolah yang

terdiri atas ruangan kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kesehatan, dapur, dapur, gudang, kamar mandi (WC) guru,

kamar mandi (WC) anak, kamar penjaga/pesuruh, ruang terbuka/ruang bermain, ruang tunggu terbuka, dan ruang perpustakaan.

Keseluruhan sarana yang dimiliki TK Katolik Sang Timur Yogjakarta sudah cukup mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah

tersebut, salah satunya adalah pendidikan multikultural.

Dengan adanya pandemi Covid-19 dunia pendidikan mengalami perubahan pembelajaran dimana Kepala Sekolah beserta

jajarannya menganalisis terlebih dahulu berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran pada masa pandemi dengan

melibatkan berbagai pihak untuk merumuskan pembelajaran. Setelah merumuskan pelaksanaan pembelajaran blended learning

kemudian guru melakukan tujuan yang akan di inginkan untuk mencapai program pembelajaran blended learning tersebut.

Adanya kebijakan pendidikan pada masa darurat covid-19 Mendikbud RI menyebarkan surat edaran pada satuan jenjang

pendidikan salah satunya diberikan pada TK Katolik Sang Timur yang berisikan kebijakan capaian ketuntasan kurikulum. Oleh karena

itu sekolah merancang tujuan pembelajaran blended learning untuk menghadapi kendala pembelajaran baik online maupun secara

tatap muka dengan pembatasan yang dilakukan.


33

Blended learning pada dasarnya merupakan suatu sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face

(bertemu muka/klasikal) dengan belajar secara online (melalui penggunaan fasilitas/media internet). Gambaran umum pelaksanaan

pembelajaran blended learning secara garis besar memiliki tiga tahap yaitu tahap perencanaan guru merancang, mempersiapkan,

menyusun dan melakukan sosialisasi; tahap pelaksanaan guru melakukan pengkondisian, pembelajaran, pengulangan dan penguatan

pembelajaran; tahap evaluasi guru melakukan merumuskan dan menetapkan kegiatan, menyiapkan alat penilaian, dan menetapkan

penilaian.

Kondisi pandemi Covid-19 membawa suatu perubahan dan memiliki dampak bagi pendidik maupun peserta didik dalam

pelaksanaan pembelajaran. Pada kondisi ini pelaksanaan pembelajaran blended learning harus tetap dilakukan dengan kebijakan

melakukan pembelajaran blended learning secara online dan offline. Pada kondisi pelaksanaan pembelajaran blended learning

dilakukan secara online dan offline memberikan tantangan tersendiri bagi guru. Dimana guru menyusun Prosem, RPPM, RPPH, harus

disederhanakan pada agenda mingguan.

Pada kondisi sebelumnya proses pembelajaran dilakukan secara offline atau tatap muka antara pendidik dan peserta didik.

Namun pada kondisi pandemi Covid-19 memberikan perubahan besar pada semua tatanan pendidikan. Kondisi ini tentunya membuat

pendidik kurang maksimal dalam melakukan pembelajaran dengan berbagai kendala yang dihadapi setiap hari salah satunya kendala

kurangnya sarana dan prasarana dan guru belum melek teknologi ketika melakukan pembelajaran blended learning.

Salah satu alternatif pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran blended learning. Blended learning merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis secara

online maupun offline, dengan kata lain merupakan suatu model pembelajaran yang pengaplikasiannya secara tatap muka maupun

tidak tatap muka secara langsung.

Blended learning pada dasarnya merupakan suatu sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face

(bertemu muka/klasikal) dengan belajar secara online (melalui penggunaan fasilitas/media internet). Ada beberapa pendapat yang

berbeda dari para ahli yang menentukan presentase untuk masing-masing cara, baik itu yang sifatnya face to face atau online.
34

Dalam pembelajaran blended learning, peserta didik dapat belajar dengan menggunakan lebih dari satu media pembelajaran

dan memadukan media-media lain berupa software pembelajaran. Strategi pembelajaran yang ditawarkan dalam penggunaan model

pembelajaran blended learning menawarkan banyak alternatif sumber belajar bagi peserta didik khususnya untuk mendukung

kekurangan pembelajaran tradisional. Salah satu contoh penggunaan model pembelajaran blended learning yaitu whatsApp dan

aplikasi google meet dalam penerapan pembelajaran blended learning. Berikut penjelasan pelaksanaan pembelajatan blended learning

pada masa pandemi di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta.

1. Pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK Katolik Sang Timur

Pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta memiliki tiga

tahapan dalam prosesnya yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Setiap tahapan tersebut perlu adanya

kerjasama antara guru dengan peserta didik, antara guru denga orang tua peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran blended

learning. Berdasarkan hasil wawancara terkait pelaksanaan pembelajaran blended learning yang dilakukan, peneliti mendapatkan hasil

mengenai pelaksanaan pembelajaran blended learning. Guru dapat menjelaskan bagaimana pembelajaran blended learning, mampu

menjelaskan tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran blended learning. Guru memberikan informasi yang hampir

sama mengenai pelaksanaan pembelajaran blended learning di TK Katolik Sang Timur. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan empat guru di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta. Berikut penjelasan setiap

tahapan pembelajaran blended learning:

a. Tahap perencanaan pelaksanaan pembelajaran blended learning

Pada tahap perencanaan ini guru harus memahami bagaimana tahap perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

Perencanaan/merancanag pelaksanaan pembelajaran guru perlu memperhatikan karakteristik peserta didik dan melakukan

analisis kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara tatap muka maupun online. Setelah dilakukan

perencanaan tersebut hal yang perlu dipersiapkan adalah sarana dan prasarana pembelajaran yang meliputi berbagai fasilitas

pembelajaran termasuk media pembelajaran yang akan digunakan.

1) Merancang/Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning


35

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mengenai perencanaan/merancang pelaksanaan pembelajaran

blended learning semua partisipan menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu merancang RPPM yang akan

disederhanakan kedalam agenda mingguan. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil dukumentasi foto dan hasil

wawancara dari masing-masing partisipan menjelaskan sebagai berikut:

“Tahap perencanaan iya suster, iya kami memberikan informasi bahwa pembelajaran blended

learning awalnya tidak langsung jadi sekaligus. Akan tetapi kami guru harus merancang

pembelajaran dan sarana prasarana, supaya pembelajaran dapat dilakukan. Walaupun tidak efektif

seratus persen suster. Akan tetapi kami iya fokus pada agenda yang disusun setiap diakhir pekan.

Karen agenda ini dirancang dari penyerderhanaan dari RPPM suster” UA 1 (1)

Gambar 2.1 Dokumentasi RPPM

Selanjutnya hasil wawancara partisipan UA menjelaskan bahwa saat merancang pembelajaran blended learning tidak

langsung jadi sekaligus. Akan tetapi diperlukan mempersiapkan sarana dan prasarana sehingga terjadi suatu

pembelajaran. Salah satunya merancang agenda pembelajaran yang disederhanakan dari RPPM. Didukung pula dari hasil

dokumentasi foto agenda yang telah disusun.


36

“Guru tetap melakukan program khususnya RPPM yang digunakan dan kami merancangnya setiap

akhir semester tiap tahu nnya. Jadi bisa dikatanya RPPM dirancang untuk satu tahun penuh”. TJ 1

(1)

“Guru tetap melakukan program khususnya RPPM yang digunakan dan kami merancangnya setiap

akhir semester tiap tahunnya. Jadi bisa dikatanya RPPM dirancang untuk satu tahun penuhyang

disederhanakan ke agenda sus”. VE 1 (1)

Gambar 2.2 Dokumentasi agenda kegiatan belajar dari rumah

“Kami guru disini pada umumnya mengacu pada prosem dan prota. Hanya tidak bisa melakukan

semua karena situasi pandemi, terutama dalam pembiasaan. Kami guru lebih menggunakan

program belajar dengan menggunakan bahan atau media yang ada dirumah anak dan udah

dijangkau” MT 1 (1)

Selanjutnya hasil wawancara pada partisipan menjelaskan tidak jauh berbeda bahwa tahap perencanaan pelaksanaan

pembelajaran blended learning mempersiapkan RPPM, sarana prasarana, dan agenda pembelajaran setiap akhir
37

minggu. Agar mempermudah orang tua mempersiapkan platform pembelajaran yang akan digunakan seperti google

meet dan video call.

Pernyataan partisipan selanjutnya menyatakan sedikit berbeda dari sebelumnya bahwa perencanaan pelaksanaan

pembelajaran dilakukan seperti merencang bahan-bahan dan media ajar yang akan digunakan pada setiap pembelajaran

disesuaikan dengan jadwal agenda setiap minggunya.

“Kami guru dalam perencanaan pembelajaran mempersiapkan bahan-bahan dan media suster

sehingga pembelajaran selama 1 minggu yang sudah disusun dapat terlaksana dan orang tua

juga dapat mempersiapkan bahan-bahan dan media yang dekat dengan anak. Pada perencanaan

ini kan suster kami guru sudah tau bahan-bahan dan media yang tidak susah ditemukan orang

tua maupun anak” MT 1 (1-4)

Hasil wawancara dan pernyataan partisipan menyatakan bahwa saat perencanaan pembelajaran guru

menyesuaikan dengan tema. Tema disesuaikan hari dan ditentukan oleh Kompetensi Dasar untuk mempermudah

dalam pemetaan per semester, pada perencanaan juga dilihat pada agenda yang direncanakan setiap minggu oleh

masih masing-masing guru kelas

”Perminggunya iya suster sudah kami rencanakan pelaksanaan pembelajaran yang di agenda,

jadi tema pada hari itu atau dalam minggu itu ya ditentukan di juga oleh KD untuk

mempermudah kami guru suster dalam pemetaan per semesternya dan ini ya dilakukan oleh

masing-masing guru kelasnya” MR 1 (1-4)

Diperoleh kesimpulan dari hasil wawancara partisipan bahwa perencanaan pelaksanaan pembelajaran

blended learning dilakukan penyederhanaan RPPM menjadi agenda pembelajaran yang dirancang setiap minggu,

menyiapkan sarana prasaran pembelajaran, merancang bahan-bahan dan media ajar agar sesuai dengan tema

pembelajaran. Hasil wawancara partisipan tersebut didukung dari dokumentasi sekolah yang merencanakan RPPM dan
38

agenda sebagai sarana dalam pelaksanaan pembelajaan blended learning untuk menunjang terjadinya pembelajaran

baik online maupun tatap muka.

2) Mempersiapkan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Hasil wawancara selanjutnya mempersiapkan perencanaan pembelajaran blended learning guru mempersiapkan sarana

dan prasarana masing-masing dari partisipan menjelaskan sebagai berikut:

“Menyusun agenda diakhir pekan dan RPPM menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran” VE 1

(2)

“Kami guru di TK Sang Timur mempersiapkan RPPM, sarana prasarana, dan agenda pembelajaran

selama 1 minggu suster” TJ 1 (2)

Hasil wawancara pada partisipan TJ menyatakan bahwa persiapan sarana dan prasara yang dilakukan seperti

menyusun agenda pembelajaran setiap akhir minggunya.

“Saya sendiri kalau dikelas saya, hanya menggunakan bahan-bahan yang ada dirumah anak suster”.

MT 1 (2)

“Guru mengatur jadwal, jam dan kelas untuk mempersiapkan platform apa yang akan diberikan pada

anak. Sehingga setiap orang tua juga bisa mempersiapkan media yang akan dibutuhkan anak sesuai

dengan informasi yang diberikan guru disekolah” UA 1 (2)

Partisipan MT dan UA menyatakan sedikit berbeda bahwa persiapan sarana dan prasarana dilakukan dengan

menggunakan bahan-bahan disekitar rumah, mengatur jadwal dan kelas, dan platform yang akan digunakan.

“Pada setiap agenda itu kan sudah ada jadwalnya kapan penngambilan tugas dan pengumpulan

tugas anak-anak. Maka diharapkan orang tua benar-benar melihat agenda pembelajaran anak-

anak suster” MR 1 (2)

3) Menyusun Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Bleded Learning


39

Saat guru menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran, berikut masing-masing partisipan menjelaskan

sebagai berikut:

Awalnya kan sus setiap guru kelas sudah memberikan pengumuman digrop WA kelas anak-anak.

Kami guru biasanya akan menyusun agenda sus setiap minggu dengan kegiatan yang dilakukan

anak seperti: 1) menonton video dengan mengucapkan permisi, kegiatan ini akan dikirim pada

guru kelas dengan bentuk foto, 2) praktek; mengucapkan kata permisi pada kegiatan anak sehari-

hari dikirim dalam bentuk video, 3) praktek; melempar bola ke dalam keranjang/kardus dikirim

melalui video, 4) praktek; merapikan/membereskan peralatan bermain bola ke tempat semula

dikirim melalui video, dan lain sebagainya. Dengan catatan dari guru iya sus bahwa ketika

menggunakan platform google meet anak-anak akan masuk semua ke google meet dan ketika

menggunakan WhatsApp video call akan dibatasi sesuai dengan nomor urut anak dimulai dari

nomor urut 1 sampai 4 dengan waktu pembelajaran yang dilakukan 45 menit sus” UA 1 (3)

Partisipan UA menjelaskan bahwa menyusun pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan seperti menyusun

agenda dalam satu minggu dan pembelajaran menggunakan platform google meet dan WAG video call dengan

kegiatan yang dilakukan anak yaitu: menonton video, praktek mengucapkan kata/kalimat, praktek melempar

bola, dan praktek merapikan/membereskan mainan. Semua kegiatan yang dilakukan anak akan dikirim dalam

bentuk video ataupun gambar pada guru.

“Kami memiliki agenda mingguan yang dibagikan pada orang tua untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dalam satu minggu apa saja. Sehingga memudahkan orang tua

untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak-anak mereka. Agenda ini disusun

pada pembelajaran offline maupun online” TJ 1 (3)

“Dikelas A Clara khususnya, saya membaginya menjadi beberapa kelompok sesuai dengan nomor

urut anak-anak. Jadi kalau menggunakan pembelajan video call, anak-anak kelompok 1 dimulai
40

dari nomor urut 1-5. Karna kan suster kalau pakai video call terbatas, jadi supaya anak-anak

semua belajar maka dilakukanlah kebijakan ini”.VE 1 (3)

“Guru mempersiapkan kegiatan yang dapat mengembangkan ke enam aspek perkembangan anak

sesuai dengan usia anak. Jadi untuk jadwal sendiri, kami sudah ada agenda tiap harinya” MT 1 (3)

”Semua guru telah menyusun agenda pelaksanaan pembelajaran bagi anak-anak suster yang telah

disusun tiap minggunya”. MR 1 (3)

Pernyataan selanjutnya dari partisipan TJ, VE, MT dan MR menjelaskan hampir sama bahwa

penyusunan agenda dan jadwal pembelajaran dilakukan dari agenda yang telah disusun sehingga orang tua dapat

mengetahui pembelajaran apa yang dilakukan oleh anak baik secara online maupun offline.

4) Mensosialisasikan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Saat guru melakukan sosialisasi pada orang tua terkait pada perencanaan pembelajaran blended learning yang akan

dilakukan masing-masing partisipan menejelaskan sebagai berikut:

“Sebenarnya iya suster untuk sosialisasinya sendiri kami dari sekolah tidak melakukan sosialisasi

pada orang tua. Karena pembatasan dan kebijakan dari dinas pendidikan, maka kami melakukan

pemberitahuannya di WAG masing-masing kelas suster. Ada sih beberapa orang tua yang benar-

benar ingin anak-anaknya belajar dilakukan disekolah, akan tetapi sekolah juga memiliki

kebijakan, sehingga pembatasan pembelajaran dilakukan 50% online dan 50% offline pada saat

itu. Kami juga setelah melihat kondisi pandemi yang semakin membaik, maka kami sudah

melakukan pembelajaran 100% offline mulai bulan maret lalu sus” UA 1 (4)

“Kami tidak melakukan sosialisasi secara resmi atau tatap muka pada orang tua. Karna pada saat

itu kan covidnya lumayan tinggi. Jadi kami guru hanya memberikan informasi melalui WAG kelas

masing-masing atau pada saat pengambilan/pengembalian buku tugas ke sekolah”.TJ 1 (4)


41

“Guru-guru disini sih tidak mengadakan sosialisasi akan pembelajaran blended learning ini khusunya

sus. Cukup memberitahukannya melalui WAG kelas masing-masing”. VE 1 (4)

“Kami tidak melakukan sosialisasi pada orang tua. Hanya mengonformasikan saja pada orang tua

lewat WAG” MT 1 (4)

”Kami tidak mengadakan sosialisasi untuk orang tua suster, hanya kami dikelompok kelas masing-

masing menginformasikannya melalui WAG suster” MR 1 (4)

Semua partisipan menjelaskan hal yang sama bahwa pada pelaksanaan pembelajaraan blended learning ini tidak

dilakukan sosialisasi secara tatap muka pada orang tua, hanya saja dilakukan pemberitahuan melalui media WAG

oleh guru kelas masing-masing dikarena pandemi belum stabil untuk melakukan tatap muka secara langsung.

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran blended learning

Pada tahap pelaksanaan ini perlu dipahami guru bahwa pada pelaksanaan pembelajaran blended learning peneliti

mendapatkan hasil wawancara terhadap partisipan. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan selama

masa pandemi. Guru melakukan kerjasama dalam penyusunan jadwal agenda mingguan dan memilih platform apa yang akan

digunakan pada pelaksanaan pembelajaran blended learning serta media apa yang akan digunakan melalui refleksi ataupun

diskusi bersama dan nantinya guru yang akan menata sesuai dengan kesepakatan.

1) Pengkondisi Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Berdasarkan hasil wawancara terkait pada pengkondisian pelaksanaan pembelajaran blended learning guru

melakukan pengkondisian setiap hari dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran masing-masing partisipan menjelaskan

sebagai berikut:

“Kami guru-guru disini sudah memiliki tugas setiap harinya suster. Kalau saya petugas piket, saya

lebih menggunakan SOP seperti penyambutan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Jadi lebih ke kreativitas

guru yang piket sih suster. Hanya tetap patokannya mengarah ke rutinitas yang sudah dijadwalkan” MR

2 (5)
42

Gambar 2.3 Dokumentasi SOP melakukan penyambutan dan pembelajaran

Partisipan MR menyatakan bahwa pada pengkondisian biasanya menggunakan SOP penyambutan dan kegiatan lainnya

menggunkan SOP agar terarah dan teratur.

“Awalnya iya seperti biasanya melakukan kesepakatan di WAG. Kalau menggunakan google meet 30

menit sebelum memulai pembelajaran guru sudah mengirimkan link google meet. Kehadiran anak-anak

15 menit sudah didalam google meet. Caranya sama sih dengan pembelajaran tatap muka seperti

biasanya, melakukan sapa, salam, berdoa dan bernyanyi. Selanjutnya belajar bersama dengan anak

sesuai dengan tema setiap harinya” UA 2 (5)

Partisipan diatas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya bahwa guru melakukan pengkondisian saat pembelajaran

menggunakan SOP seperti menyapa, salam, berdoa, dan bernyanyi.

“Setiap guru memiliki kreativitas untuk mengkondisikan kelasnya. Kalau dikelas saya iya, saya terlebih

dahulu melakukuan tata tertib dikelas baik online maupun tatap muka khususnya pada saat berdoa dan

memulai pembelajaran. Supaya anak mengerti dan bertanggung jawab akan suatu arahan dan tata

tertib” TJ 2 (5)

Hasil wawancara partisipan TJ menjelaskan sedikit berbeda saat melakukan pengkondisian guru dan anak membuat suatu

kesepakatan tata tertib dikelas online maupun offline untuk membentuk anak agar lebih bertanggung jawab pada suatu

arahan dan tata tertib.

“Membuat kesepakatan bersama, aktivitas fisik sekitar 15 menit untuk melihat keaktifan anak-anak

dalam olahraga misalnya, pendalaman tema dan penugasan serta bermain” VE 2 (5)

“Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan dalam belajar suster dan selanjutnya

memperkenalkan tema yang akan didalami setiap hari”. MT 2 (5)

Partisipan VE dan MT menyatakan hal yang sama bahwa pada pengkondisian yang dilakukan menciptakan kesepakan

dalam belajar baik online maupun offline agar anak dapat memahami suatu ketertiban dalam belajar.
43

“Guru memberikan review 15 menit sebelum pembelajaran dilakukan. Nah…disini guru melihat,

apakah anak benar-benar paham dan mengerti kegiatan yang sudah dilakukan setiap hari gitu sus”

UA 2 (11)

Hasil wawancara partisipan UA menyatakan bahwa pengkondisian yang dilakukan memberikan review pada kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan untuk melihat seberapa paham anak dalam memahami kegiatan yang dilakukan.

Pernyataan diatas diperoleh kesimpulan bahwa selama malakukan pengkondisian pelaksanaan pembelajaran dilakukan

guru menggunakan SOP, menciptakan kesepakatan dalam kegiatan belajar, dan memberikan review pada kegiatan

pembelajaran untuk mengetahui seberapa paham anak pada kegiatan yang dilakukan.

2) Melakukan Pembelajaran Blended Learning

Saat Melakukan pembelajaran blended learning masing-masing partisipan menjelaskan sebagai berikut:

“Pelaksanaan diawal ya suster kami memulai pembelajaran tetap sama aja menggunakan SOP dan

sehari sebelum menggunakan platform google meet atau WAG video call kami guru biasanya akan

mengingatkan orang tua melalui WAG gitu suster. Untuk pembelajaran menggunakan platformnya

sendiri google meet sus dan adapun waktu pembelajaran yang digunakan 15 menit melakukan

kegiatan fisik, 15 menit pendalaman tema dan 15 menit lagi iya melakukan kegiatan karya atau

mewarnai sesuai dengan tema suster”. MT 2 (6-8)

Gambar 2.4 Guru melakukan kegiatan fisik


44

Hasil wawancara partisipan MT menyatakan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran blended learning menggunakan

Platform google meet, WAG video call dan tatap muka dengan melihat kondisi pandemi sekaligus memadukan blended

learning pada setiap pembelajaran.

“Awal pembelajaran kami guru tetap menggunakan SOP masa pandemi dan pembelajaran yang

dilakukan sesuai dengan agenda dalam 1 minggu. Jadi semua sudah terjadwal disana, kapan

menggunakan google meet dan WAG video call suster. Kalau dikelas saya iya menggunakan google

meet kegiatan belajar yang dilakukan pembahasan tema, diskusi, pemberian tugas karya

mewarnai/menggambar. Sedangkan kalau menggunakan WAG mengirimkan hasil karya gambar,

video kegiatan pembiasaan yang dilakukan anak seperti itu sus” MR 2 (6-8)

Gambar 2. 5 Dokumentasi guru melakukan pembelajaran menggunakan platform google meet

Hasil wawancara dan parnyataan partisipan diatas menyatakan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran blended learning

sedikit sama dengan pernyataan MT. Partisipan pada awal memulai pembelajaran menggunakan SOP penyambutan baik

secara tatap muka maupun online menyapa dengan 3S dan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Pelaksanaan

blended learning dilakukan memadukan antara online dan offline dengan menggunkan platform google meet dan WAG

video call. Didukung dan dikuatkan dari hasil dokumentasi melakukan pembelajaran menggunakan platform WAG video

call

“Kami guru sudah mempersiapkan RPPM sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran dalam satu tahun

dan agenda sendiri kami susun diakhir pekan setiap minggunya. Jadi semuanya sudah terjadwal kapan
45

menggunakan platform google meet dan WAG video call dan ini disesuaikan dengan fasilitas yang

dimiliki orang tua kalau dikelas saya iya suster.

Jadi saya sendiri lebih sering menggunakan WAG video call dan mengirimkan video pembelajaran

seperti video melipat kertas origami sesuai dengan tema yang digunakan sus. Kalau tatap muka e

menggunakan fasilitas yang ada disekolah sus memutar video dari laptop, menggunakan proyektor sih

sus, fasilitas kami baru itu sutster” VE 2 (5-10)

Gambar 2.6 Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan platform WAG video call

“Oh iya suster, kami masih berpatokan pada agenda yang telah disusun setiap akhir pekan, walupun pada

intinya sudah mengacu pada RPPM suster. Platform yang saya gunakan kadang-kadang google meet dan

lebih sering menggunakan WAG video call. Karena berbagai keterbatasan juga dari orang tua yang belum

melek teknologi. Ya sus pembelajaran tatap muka biasanya saya menggunakan laptop yang disambungkan

melalui LCD suster untuk memutar video pembelajaran dan memudahkan anak-anak dalam memahami tema

suster” UA 2 (5-10)

Gambar 2.7 Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan platform laptop/LCD proyektor


46

Pernyataan VE dan UA menyatakan hal yang sama bahwa selama melaksanakan pembelajaran blended learning sudah

mempersiapkan RPPM sehingga dapat dilakukan pembelajaran. Adanya agenda disusun dari penyederhanaan RPPM sehingga

kegiatan setiap minggunya dapat diketahui oleh orang tua dan pelaksanaanya dengan memanfaatkan platform WAG video call.

Diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan dengan menyusun RPPM dan

disederhanakan menjadi agenda mingguan. Pelaksanaan yang dilakukan membaurkan pembelajaran antara online dan tatap muka

dengan menggunakan platform google meet dan WAG video call untuk melakukan pembelajaran dan WAG sebagai pengumpulan

hasil pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Sebagai media pelaksanaan pembelajaran menggunakan laptop dan proyektor

untuk pemutaran video pembelajaran dalam kondisi pembelajaran tatap muka.

Hasil pernyataan partisipan tersebut didukung dengan dokumentasi, ketika peneliti melakukan wawancara ketika

melakukan pembelajaran melalui platform google meet dan video call. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap

melakukan SOP, menyapa dan mengulas kembali pembelajaran yang telah dilakukan hari kemaren, dan melanjutkan kegiatan

belahar mengajar sesuai dengan jadwal yang telah diagenda selama satu minggu.

3) Pengulangan/Pengayaan Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Berdasarkan hasil wawancara pada partisipan saat melakukan pengulangan/pengayaan pada pelaksanaan pembelajaran

bertujuan untuk memperkaya pemahaman anak pada tema yang sudah dilakukan sebelumnya masing-masing partisipan

menjelaskan sebagai berikut:

“Saya biasanya melakukan pengulangan diakhir-akhir semester. Pengulangan ini suster biasanya

disebut pengayaan iya. Jadi kami guru-guru melakukan pengayaan dengan membagi kelompok.

Karena beberapa anak kan belum berkembang dibagian ini dan anak yang lain sudah berkembang

dibagian yang lain. Maka dilakukan pembentukkan kelompok suster” MT 2 (9)

Partisipan diatas menyatakan bahwa pada saat melakukan pengulangan/pengayaan dilakukan diakhir semester dimana

semua tema sudah melakukan kegiatan akan tetapi perkembangan anak berbeda-beda maka dilakukan pengayaan diakhir

semester untuk membantu anak yang belum maksimal perkembangannya.


47

”Setiap akhir pembelajaran saya biasanya melakukan recalling suster. Agar pembelajaran yang

dilakukan anak sepanjang hari dapat diingat dan dilakukan kembali dirumah” MR 2 (10)

“Diakhir semester biasanya semua guru-guru melakukan pengulangan materi/pengayaan. Inipun

kami membuat kelompok kecil dikelas untuk membagi setiap perkembnagan yang sudah dicapai

setiap anak” VE 2 (10)

“Saya sendiri kalau dikelas melakukan pengulangan melalui pegayaan dan ini dibagi kelompok lagi.

Dimana saya sebagai guru kelas sudah mengetahui perkembangan setiap anak, jadi anak yang

masih tahap perkembangan dan sudah berkembang dibedakan kelompoknya. Seperti itu kalau

dikelas saya. Sehingg anak-anak yang belum bisa, dilakukan pengulangan sampai bisa” TJ 2 (10)

“Guru akan melihat penilaian perkembangan setiap anak, dari sini semua guru akan melakukan

pengayaan pembelajaran diakhir semester. Jadi anak-anak yang masih dalam tahap berkembang ini

dijadikan beberapa kelompok sesuai dengan perkembangan anak itu sendiri” UA 2 (10)

Semua partisipan diatas menyatakan hal yang sama bahwa dilakukan pengulangan/pengayaan pembelajaran

diakhir semester untuk memperkaya pemahaman anak dalam belajar dan melihat perkembangan anak yang masih belum

maksimal ataupun yang masih tertinggal pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Sehingga dilakukan pengayaan ini

untuk memperkaya kemampuan anak dalam kegiatan belajar dan dilakukan dengan membentuk kelompok kecil di dalam

kelas.

Pernyataan diatas diperoleh kesimpulan bahwa dalam melakukan pengulangan/pengayaan diakhir semester untuk

melihat kembali perkembangan setiap anak agar berkembang maksimal dan semakin memperkaya anak dalam kegiatan

belajar.

4) Pemberian Penguatan Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning


48

Berdasarkan hasil wawancara pada pemberian penguatan pembelajaran bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan

kemampuan anak dalam belajar, partisipan memberikan penguatan pembelajaran dengan penjelasan dari masing-masing

partisipan sebagai berikut:

“Guru memberikan review 15 menit sebelum pembelajaran dilakukan. Nah…disini guru melihat,

apakah anak benar-benar paham dan mengerti kegiatan yang sudah dilakukan setiap hari” UA 2

(11)

Partisipan UA menyatakan bahwa pemberian penguatan dilakukan 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar dimulai untuk

mengetahui bahwa seberapa paham anak mau melakukan dan memahami kegiatan belajar yang dilakukan.

“Guru biasanya memberikan penguatan dengan cara mendekati anak satu per satu. Karena kan

karakter anak berbeda, jadi saya sistemnya mendekati satu-satu anaknya, untuk mengindari anak

dapat memberikan respon yang lebih luas” TJ 2 (11)

Berbeda dengan pernyataan partisipan TJ pemberian penguatan melakukan pendekatan pada anak satu per satu agar anak lebih

luar memberikan respon pada guru saat memberikan penguatan pembelajaran.

”Kalau saya suster diakhir pembelajaran memberikan evaluasi pada anak-anak. Kegiatan yang sudah

dilakukan anak diberikan masukan ataupun ini loh nak warna gambarnya apakah sudah bagus dan

sesuai dengan warnanya. Disini guru juga membangun pemahaman anak sekaligus suster, jadi tidak

hanya memberikan evaluasi” VE 2 (11)

Partisipan VE juga menyatakan bahwa pemberian penguatan yang dilakukan berupa pemberian evaluasi diakhir kegiatan

pembelajaran untuk membangun pemahaman anak dalam kegiatan belajar yang dilakukan.

“Memberikan reword suster pada anak ketika anak melakukan kegiatan outdoor maupun indoor suster

dan sesuai dengan perkembangan setiap anak juga sih suster” MT 2 (11)
49

Hasil wawancara diatas berbeda dengan pernyataan yang sampaikan partisipan MT bahwa pemberian penguatan yang dilakukan

berupa pemberian reword pada anak ketika melakukan kegiatan, sehingga anak semakin mampu membangun kembali

kemampuan perkembangan yang dimiliki anak.

”Setiap akhir pembelajaran saya biasanya melakukan recalling suster. Agar pembelajaran yang

dilakukan anak sepanjang hari dapat diingat dan dilakukan kembali dirumah” MR 2 (11)

Partisipaan MR menyatakan bahwa pemberian penguatan yang dilakukan berupa pemberian recalling pada setiap pembelajaran

yang dilakukan sehingga anak semakin mampu mengingat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil pernyataan partisipan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan pembelajaran yang dilakukan

beraneka ragam sesuai dengan kreativitas guru di kelas masing-masing. Pemberian penguatan yang diberikan berupa pemberian

pemahaman, melakukan pendekatan, lakukan evaluasi diakhir pembelajaran dan melakukan recalling pada kegiatan

pembelajaran yang dilakukan.

Hasil pernyataan partisipan tersebut didukung dengan dokumentasi, ketika peneliti melakukan wawancara ketika

melakukan pembelajaran melalui platform google meet dan video call.

c. Tahap Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning

Berdasarkan hasil pernyataan partisipan pada pelaksanaan pembelajaran blended learning tahap evaluasi, akan

memperoleh informasi terkait pelaksanaan pembelajaran pada tahap evaluasi. Semua partisipan menberikan pernyataan hampir

sama terkait pada tahap evaluasi. Secara umum evaluasi yang biasa dilakukan guru yaitu merumuskan dan menetapkan kegiatan,

menyiapkan alat penilaian, dan menetapkan penilaian. Berikut pernyataan dari masing-masing partisipan terkait dengan tahap

evaluasi sebagai berikut:

1) Merumuskan dan menetapkan kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara saat guru merumuskan dan menetapkan kegiatan pada tahap evaluasi masing-masing

partisipan menjelaskan sebagai berikut:


50

“Pada evaluasi iya suster kami melakukan evaluasi melalui mengamati, catatan anekdot, chek lish,

dan hasil karya anak mulai ya dari evaluasi penilaian harian, mingguan, bulanan, dan semester

juga suster” UA 3 (11-12)

Partisipan UA menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan melalui mengamati, catatan anekdot, check lish, dan hasil

karya anak. Evaluasi juga dilakukan pada hasil penilaian harian, mingguan, bulanan, dan semester.

“Ya sus evaluasi ya melakukan evaluasi melalui mengamati yang kami lakukan, catatan anekdot,

chek list, dan hasil karya anak mulai dari evaluasi penilaian harian, mingguan, bulanan, dan

semester suster” MR 3 (11)

Pernyataan partisipan UA dan MR menyatakan hal yang sama ketika melakukan evaluasi pada pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa eavaluasi yang dilakukan melalui pengataman, catatan anekdot, check lish

dan hasil karya pada pembelajaran peserta didik.

“Evaluasi iya sus kalau saya ya melakukan pengamatan sih suster mulai dari sikap anak,

kemandirian anak dan hasil karya yang dilakukan anak, dan sangat perlu juga e melakukan

observasi/pengamatan seperti pada perkembangan setiap anak suster. Hehe lumayan banyak

pekerjaannya suster harus mengisi semua data-data anak mulai dari datang ke sekolah sampai

pulang suster. Lalu itu sih sus e kalau saya iya melakukan evaluasi mulai dari evaluasi harian ke

mingguan ke bulanan dan evaluasi semester iya ini sus semua wajib dilakukan e” MT 3 (11-12)

Pada hasil wawancara bersama patisipan diatas sedikit berbeda dengan pernyataan sebelumnya yaitu guru melakukan

evaluasi dari sikap, kemandirian dan hasil karya yang dilakukan peserta didik dikarenakan perkembangan anak berbeda-

beda.

”Kalau saya suster diakhir pembelajaran memberikan evaluasi pada anak-anak. Kegiatan yang

sudah dilakukan anak diberikan masukan ataupun ini loh nak warna gambarnya apakah sudah
51

bagus dan sesuai dengan warnanya. Disini guru juga membangun pemahaman anak sekaligus

suster, jadi tidak hanya memberikan evaluasi” VE 3 (11)

Partisipan VE menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan dikelasnya setiap hari diakhir pembelajaran memberikan

evaluasi untuk membangun pemahaman pada setiap kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan alat penilaian

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh saat guru menyiapkan alat penilaian seperti melakukan pengamatan,

catatan anekdot, checklist, dan hasil karya anak, pada hasil pembelajaran yang dilakukan anak dan didukung dengan

foto dokumentasi, berikut masing-masing partisipan menjelaskan sebagai berikut:

”Pada penilaian suster, saya sudah mengenal dan perkembangan masing-masing anak. Sehingga

memberikan evaluasi pada masing-masing anak sudah lengkap karena setiap hari kami guru disini

wajib melakukan asesmen” VE 3 (15)

“Kami melakukan penilaian harian-mingguan-bulanan-semester. Pertama-tama kami melakukan

pengamatan melalui chek list terhadap anak, catatan anekdot dan hasil karya anak-anak” UA 3

(15)

“Guru memberikan evaluasi melalui metrik penilaian

Gambar 2. 8 Dokumentasi catatan anekdot

setiap harinya. Jadi setiap anak itu sudah ada lembar penilaiannya dan setiap perkembangannya

suster, seperti anak sudah dapat mewarnai dengan benar, masuk pada berkembang sesuai harapan

(BSH) atau mewarnai masih coret-coret masuk pada belum berkembang (BB)” TJ 3 (15)
52

Gambar 2. 9 Dokumentasi capaian perkembangan peserta didik

Semua partisipan diatas menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran melihat setiap

perkembangan anak dan dilakukan penilaian melalui matrik penilaian setiap harinya. Penilaiannya seperti BSH, BB,

BSB dan penilaian ini dilakukan setiap hari dan selanjutnya dilakukan penilaian harian, mingguan dan bulanan.

“Mengecek iya suster, setiap kegiatan yang dilakukan anak memberikan kesempatan saya untuk

mengamati perilaku semua anak. Jadi iya suster semua aspek perkembangan anak dapat seperti

anak si A yang tiap hari telat masuk baik google meet maupun tatap muka. Nah ini terkadang

membuat sulit untuk mengevaluasi perkembangannya. Ya apalagi rata-rata dikelas saya anak-anak

lumayan-lumayan rajin dan aktif iya sus, jadi iya memberikan evaluasinya saya bagi biasanya per

anaknya suster” MR 3 (15)

Partisipan MR menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada setiap

perkembangan anak, dimana guru mengalami kesulitan pada saat memberikan evaluasi pada anak ketika pembelajaran

online dilakukan.

Diperoleh kesimpulan bahwa melakukan evaluasi harus mengetahui setiap perkembangan anak, mengamati

perkembangan anak dan melakukan penilaian seperti BSH, BB, BSB pada matrik penilaian hariang, mingguan dan

bulanan.

Hasil pernyataan partisipan tersebut didukung dengan dokumentasi guru dalam melakukan evaluasi.

3) Menetapkan kriteria penilaian


53

Saat guru melakukan penilaian pada hasil pembelajaran yang dilakukan anak, berikut masing-masing

partisipan menjelaskan sebagai berikut:

“Selalu siap suster, karena melalui kegiatan yang dilakukan anak sepanjang hari harus benar-

benar dapat diamati oleh guru untuk melihat sudah sejauh apa perkembangan anak dan sekaligus

memberikan penilaian. Oh iya suster itu kami guru ada mengisi catatan anekdot, cheklist,

penugasan dan unjuk kerja sus, jadi semuanya wajib setiap hari kami isi sesuai dengan apa yang

telah dilakukan anak suster” TJ 3 (12-13)

Untuk pernyataan partisipan TJ sendiri evaluasi yang dilakukan dari kegiatan yang dilakukan anak sepanjang hari diakhir

pembelajaran untuk mengamati setiap perkembangan untuk membnagun pemahaman anak dalam melakukan

pembelajaran, mengisi catatan anekdot, check list, penungasan dan unjuk kerja. Pernyatan UA di dukung foro

dokumentasi

“Saya biasanya melakukan asesmen melalui pemberian tugas karya mewarnai/menggambar dan

melakukan check list”. “Kalau dari saya, biasanya saya memberikan kesempatan pada anak untuk

memberikan penilaian atas hasil karya anak-anak. Saling memberikan pendapat dan masukan dari

hasil karya yang diperlihatkan. Dari pendapat anak-anak, saya sendiri iya lebih mudah

memberikan penilaian pada anak-anak” UA 3 (13-14)


54

Gambar 2.10 Dokumentasi hasil karya anak

Hasil wawancara partisipan UA diatas, evaluasi yang dilakukan berupa pemberian tugas karya dan melakukan

check list dan penilaian yang diberikan berupa pendapat dan masukan dari hasil karya sesama peserta didik. Selanjutnya

penyataan partisipan TJ didukung dengan dokumentasi pengamatan guru pada anak pada saat melakukan pembiasaan

“Selalu siap suster, karena melalui kegiatan yang dilakukan anak sepanjang hari harus benar-benar

dapat diamati oleh guru untuk melihat sudah sejauh apa perkembangan anak dan sekaligus

memberikan penilaian” TJ 3 (13-14)

Gambar 2.11 Dokumentasi guru melakukan pengamatan

”Kami sudah ada yang namanya catatan anekdot, lembar penilaian, melakukan pengamatan, dan

cek list suster. Jadi dari sini saya biasanya mengumpulkan data untuk melihat perkembangan anak

dan memperbaiki aspek perkembangan yang belum berkembang dengan baik” MR 3 (13-14)

”Biasanya saya lakukan melalui pengumpulan data dari hasil pengamatan, catatan anekdot, chek list dan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan anak suster” VE 3 (13-14)

Pernyataan partisipan diatas tidak jauh berbeda dengan pernyataan sebelumnya bahwa penilaian yang diberikan berupa hasil

pengamatan, catatan anekdot, check list pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak baik online maupun offline.
55

Diperoleh kesimpulan bahwa melakukan evaluasi harus mengetahui setiap perkembangan anak, mengamati

perkembangan anak dan melakukan penilaian seperti BSH, BB, BSB pada matrik penilaian hariang, mingguan dan bulanan.

Hasil pernyatan partisipan tersebut didukung dengan hasil dokumentasi, ketika peneliti melakukan penelitian. Guru

melakukan pengamatan saat anak melakukan kegiatan pembiasaan, belajar mengajar dan melakukan pengisian catatan anekdot,

check list, hasil karya dan pemberian pendapat dan masukan dalam pemberian penilaian bagi peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara partisipan mengenai pelaksanaan pembelajaran blended learning memperoleh informasi

dari semua partisipan mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi yang dilakukan di TK Katolik Sang

Timur Yogyakarta. Pelaksanaan pembelajaran blended learning dapat dilakukan karena adanya suatu kolaborasi antara guru

dan orang tua untuk beradaptasi dengan situasi pandemi dan beradaptasi dengan perangkat teknologi dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Guru merancang kurikulum darurat, RPPM disederhanakan menjadi agenda mingguan pada pelaksanaan pembelajaran

blended learning selama masa pandemi. Dengan adanya pembelajaran blended learning guru dituntut untuk kreatif dalam

mengembangkan pembelajaran melalui platform yang sudah diagendakan oleh masing-masing guru dikelas. Platform

pembelajaran yang disiapkan oleh guru berupa aplikasi google meet dan WhatsApp grop. Dalam hal ini dituntut kerja sama

antara guru dan orang tua peserta didik untuk terjadinya pelaksanaan pembelajaran bended learning baik online maupun tatap

muka.

Kemudian agar terlaksana pembelajaran blended learning dengan baik guru mempersiapkan sarana prasarana sebagai

media pembelajaran. Awal pelaksanaan pembelajaran blended learning baik online maupun offline, guru tetap melakukan

opening sesuai dengan SOP. Mengucapkan salam, menyapa, berdoa dan memastikan anak sudah masuk dan hadir pada aplikasi

google meet/WAG maupun secara tatap muka. Kemudian guru menyebutkan terkait dengan melakukan evaluasi hasil

pembelajaran, guru memberikan penilaian dengan cara melakukan pengamatan pada anak, melalui check list, catatan anekdot

dan hasil karya anak. Penilaian ini dilakukan dengan cara melihat penilaian harian-mingguan-bulanan-semester.
56

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran blended learning pada masa pandemi di

TK katolik sang timur yogyakarta. Berdasarkan data hasil penelitian terdapat tahapan yang terkandung pada penelitian ini ada tiga tahap

yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan pelaksanaan pembelajaran blended learning

meliputi merancang, mempersiapkan, menyusun pembelajaran blended learning. Tahap pelaksanaan pembelajaran blended learning

melakukan pengkondisian, melakukan pembelajaran, melakukan pengulangan pembelajaran dan melakukan pemberian penguatan

pembelajaran, dan yang terakhir tahap evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melakukan merumuskan dan menetapkan

kegiatan, menyiapkan alat penilaian, dan menetapkan penilaian (mengumpulkan data dan evaluasi). Berikut penjelasan setiap tahapan

pelaksanaan pembelajaran blended learning.

Adapun tahap perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru yaitu: merancang, perencanaan agenda

pembelajaran mingguan yang disederhanakan dari RPPM, mempersiapkan pembelajaran, dan menyusun pembelajan. Sejalan dengan

pendapat Majid (2018: 547) menyatakan bahwa kemampuan guru merancang/merencanakan agenda, RPPM, dan RPPH memengang

peran penting dalam setiap kegiatan termasuk pada sebuah pembelajaran. Hal tersebut menimbulkan pengalaman baru bagi guru untuk

mempersiapkan berbagai kegiatan dan merancang/merencanakan pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline.

Zaman dan Eliawati (2010: 17) mengemukan bahwa merancang suatu pembelajaran dibutuhkan suatu ketelitian agar tercapainya suatu

tujuan pembelajaran. Sedangkan Hardiyanti, Husein dan Nurabdiansyah (2018: 1) berpendapat merancang pembelajaran dilakukan

dengan pemilihan ide, konsep dan tema untuk menghasilkan suatu pembelajaran peserta didik.

Pada tahap perencanaan pelaksanaan pembelajaran blended learning dilakukan dengan merancanakan/merancang,

mempersiapkan, menyusun, dan melakukan sosialisasi pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi sebuah kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan namun tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan (Joyoatmojo, 2011: 3). Hal senada diungkapkan Wahyuni

& Berliani (2018: 547) bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pelajaran. Sebagaimana juga ditemukan hasil penelitian

guru merancang pembelajaran blended learning secara online dan offline.


57

Perencanaan ini juga dilakukan untuk menyusun jadwa pembelajaran blended learning menggunakan platform secara

online maupun offline. Owusu (dalam penelitiannya Masyur, 2020: 184) mengungkapkan bahwa transformasi media pembelajaran

berbasis teknologi melalui penggunaan whatsApp, google meet, zoom dan lainnya sangat diperlukan tindak lanjut oleh sekolah maupun

dari guru sendiri untuk memastikan platform online dengan lebih maksimal. Hal senada juga diungkapkan Horn (dalam Eriani &

Amiliya, 2020: 14) bahwa rencana pembelajaran dan materi pembelajaran haruslah direncanakan secara online dan offline serta guru

akan memberikan dukungan belajar pada peserta didik.

Dari hasil penelitian dengan kondisi pandemi ini dilakukan suatu penyesuaian dengan adanya kurikulum darurat dan

mengarah pada menyederhanakan RPP sebagai acuan dalam pembelajaran blended learning. Susanti & Prameswari (2020: 56)

perencanaan pembelajaran blended learning yang dilakukan sekolah maupun guru, memiliki kemampuan untuk memahami kondisi

pandemi. Dengan menciptakan peluang dalam melakukan pembelajaran secara blended learning, maka dibutuhkan perencanaan

pembelajaran.

Hasil penelitian perencanaan pembelajaran blended learning dilakukan penyusunan agenda dalam satu minggu dengan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti menonton video dari youtobe, praktek keterampilan anak-anak dalam keseharian, praktek

merapikan mainan dan melakukan proyek mewarnai atau menggambar. Suhartono (2020: 53) media belajar yang tersedia di internet

berbentuk foto, gambar, film animasi, dan video, banyak ragamnya dan mudah diakses, dapat diunduh secara bebas (free). Biasanya

guru melakukan perencanaan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan setiap minggunya disesuaikan dengan media yang

dimiliki oleh sekolah, orang tua dan guru agar terjadinya suatu pembelajaran.

Selanjutnya guru menjelaskan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran blended learning yang dilakukan secara online

maupun offline. Pelaksanaan pembelajaran guru melakukan pengkondisian pembelajaran, melakukan pembelajaran,

pengulangan/pengayaan pembelajaran, dan pemberian penguatan pembelajaran. Hamalik (2018: 98) mengatakan bahwa sebelum

dilaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat jadwal pembelajaran baik itu jadwal secara tatap muka, online dan kegiatan

luring. Sedangkan Carman (2015: 170) mengemukakan pelaksanaan pembelajaran blended learning meliputi komponen pembelajaran

online, pembelajaran tatap muka dan kegiatan pembelajaran luring.


58

Pelaksanaan pembelajaran sudah terjadwal pada agenda mingguan, menggunakan platform dan media apa yang akan

digunakan semuanya sudah ada diagenda agar orang tua dapat mempersiapkan media belajar yang akan digunakan anak. Hal ini

sebelumnya sudah direncanakan pada agenda dengan melihat kondisi orang tua yang kebayakan menggunakan media elektronik

handphone dan orang tua sudah pamiliar dalam menggunakannya. Anitah (2014: 37) tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan salah

satu strategi dalam proses pembelajaran, sehingga tercapai maksud dari pembelajaran tersebut. Didukung pula pendapat Joyoatmojo

(2011; 3) guru harus mampu memfasilitasi dan membangkitkan semangat belajar, menumbuhkan motivasi peserta didik untuk terlibat

lebih banyak dalam kegiatan belajar. Pembelajaran yang disusun guru harus memberikan peran dan porsi yang besar bagi peserta didik

untuk terlibat sebanyak-banyaknya dalam kegiatan pembelajaran.

Guru kemudian menjelaskan untuk pelaksanaan pembelajaran blended learning memadukan pembelajaran online dan

offline dengan mempersiapkan sarana/media pembelajaran. Hal yang sama diungkapkan Widayati (2020: 37) guru menyampaikan

pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan WhatsApp Group sebagai media belajar. Dari data penelitian sebagai solusi

permasalahan tersebut, guru menggunakan platform aplikasi google meet dan whatsapp video call agar terjadinya suatu pembelajaran.

Platform ini digunakan untuk pembelajaran online. Dilaksanakan dengan pemberian materi, proyek, bercerita, dan latihan

perkembangan anak lainnya. Sedangkan kegiatan offline dilakukan dengan pemutaran video pembelajaran, melakukan kreativitas anak

dan proyek. Dalam pelaksanaannya guru mengirimikan link kepada orang tua untuk memperoleh akses video konferens.

Cara ini merupakan langkah yang efektif, karena dapat mengumpulkan beberapa orang dalam satu ruang chatting, dapat

mengirimkan berbagai jenis file, video, audio, gambar, serta ramah kouta. Didukung pula oleh pendapat Astini, (2020: 37)

penggunakan WhatsApp dipilih sebagai motode pembelajaran ialah karena pengoperasiannya yang familiar dikalangan masyarakat,

sehingga memudahkan guru dan orang tua dapat berinteraksi. Gerlach & Ely (dalam Mahnun, 2020: 27) secara umum media meliputi

orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem intruksional

secara keseluruhan Ely (dalam Mahnun, 2012: 28). Oleh karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain
59

seperti karakteristik peserta didik, strategi belajar-mengajar, kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya

juga perlu dipertimbangkan Ely (dalam Mahnun, 2012: 28). Miarso (dalam Mahnun, 2012: 28) menyatakan bahwa hal pertama yang

harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi

kebutuhan belajar anak, menarik perhatian anak, sesuai dengan perkembangan kematangan anak dan latar belakang pengalamannya

serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya.

Hasil penelitian selanjutnya terkait dengan tahap evaluasi pembelajaran blended learning guru melakukan evaluasi

dengan merumuskan dan menetapkan kegiatan, menyiapkan alat penilaian, dan menetapkan penilaian. Pernyataan ini dikuatkan oleh

pendapat Mulyasa (2015: 89) berpendapat bahwa adanya prosedur evaluasi pembelajaran pada anak usia dini yakni: 1)

Merumuskan/menetapkan kegiatan, 2) Menyiapkan alat penilaian, 3) Menetapkan kriteria penilaian (mengumpulkan data, dan

menentukan nilai). Penilaian ini dilakukan guru mengarah pada suatu program yang telah disusun. Dalam program kegiatan belajar

dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH) maupun satuan kegiatan mingguan (SKM) untuk menggambarkan semua kemampuan yang

dimiliki anak pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan guru menjelaskan bahwa evaluasi ini dilakukan setiap hari dengan cara mengamati

kegiatan yang dilakukan anak, catatan anekdot untuk menuliskan apa yang dilakukan anak secara sederhana, checklist dilakukan untuk

mengukur perkembangan setiap anak, serta hasil karya anak. Hasil tersebut didukung oleh pendapat Suminah, Siantayani, Paramitha,

Ritayanti, & Nugraha (2018: 65) assesmen perkembangan anak usia dini disekolah dilakukan dengan tiga teknik yaitu dengan

menggunakan checklist, catatan anekdot dan hasil karya.

Evaluasi yang dilakukan untuk mengukur setiap perkembangan anak. Sejalan dengan pendapat Meutia & Mursita (2018:

87) bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik, dimana seorang guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan

pembelajaran, baik dalam mengelola, melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran.

Evaluasi sendiri dilakukan untuk mengoptimalkan seluruh perkembangan pada anak seperti perubahan kognitif,

perubahan motorik, perubahan sosial emosional, perubahan bahasa, perubahan seni, dan perubahan moral agama. Tindakan tersebut
60

dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian pada pendidikan anak usia dini yaitu mendidik, berkesinambungan, objektif,

akuntabel, transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna (Kebudayaan, 2015).

Perubahan kondisi pada kegiatan evaluasi ini dilakukan guru dengan kegiatan evaluasi yang sama antara pembelajaran

online dan offline yang dilakukan dan penetapan kegiatan pada hasil belajar yang dilakukan peserta didik sebenarnya tidak jauh

berbeda. Pernyataan ini dikuatkan oleh Hosnan (dalam Jatmiko, Hadianti & Oktavia, 2020: 88) mengemukakan bahwa tugas pokok

pendidik dalam pembelajaran yaitu memutuskan kegiatan atau program dalam pembelajaran, serta adanya tindak lanjut dari hasil

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran blended learning yang dilakukan guru mengalami kendala dalam pelaksanaan pembelajaran

blended learning. Kurang stabilnya jaringan internet dan sarana sekolah yang tidak lengkap, pembelajaran blended learning tergolong

monoton menggunakan satu platform. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru lebih kreatif dalam penggunaan dan pemanfaatan media

pembelajaran lainnya agar proses pelaksanaan pembelajaran blended learning semakin bervariasi dilakukan dikelas maupun dirumah.

C. Keterbatasan Penelitian

Ada beberapa keterbatasan pada saat melakukan penelitian ini yaitu:

1. Peneliti mengalami kesulitan mencari jurnal yang sesuai dan berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran blended learning

pada masa pandemi.

2. Peneliti mengalami kendala pada saat pengambilan data, disebabkan karena bertepatan dengan adanya libur semester kenaikan

kelas, sehingga pengambilan datanya tidak dapat dilakukan secara optimal.

3. Peneliti merasa kesulitan dalam pengambilan data dimasa pandemi karena masih tergolong rentan dalam penularan covid-19.

Maka pada waktu peserta didik sudah pulang sekolah dan tidak ada lagi KBM yang dilakukan baru dapat melakukan

pengambilan data dengan waktu yang sangat singkat dan tergesa-gesa.


61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

pembelajaran blended learning dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

Pelaksanaan pembelajaran blended learning dengan penggunaan platform aplikasi google meet dan whatsapp video call serta

menyebutkan situasi belajar dari rumah dan belajar disekolah bisa digunakan mencapai tujuan pengajaran yang lebih kreatif dan

bervariasi.

Hal ini dapat dilakukan oleh guru untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis blended learning dengan lebih

baik lagi kala pandemi belajar online maupun tatap muka. Guru dituntut untuk melakukan pembelajaran blended learning agar lebih

bervariasi dengan cara seperti: 1) merancang/merencanakan pembelajaran, mempersiapkan pembelajaran, menyusun pembelajaran

dan mensosialisasikan pembelajaran; 2) melakukan pengkondisian pembelajaran, melakukan pembelajaran, pengulangan/pengayaan

pembelajaran, dan pemberian penguatan pembelajaran; 3) melakukan pelaksanaan evaluasi untuk merumuskan dan menetapkan

kegiatan, menyiapkan alat penilaian, dan menetapkan kriteria penilaian (mengumpulkan data dan menilai).

Tahap perencanaan/merancang pembelajaran blended learning guru perlu merancang pembelajaran dengan menyusun

RPPM, dan RPPH. Peneliti juga menemukan hal yang baru pada perencanaan pembelajaran blended learning tidak hanya

merencanakan pembelajaran melainkan agenda pembelajaran juga ditemukan dalam perencanaan pembelajaran blended learning.
62

Sehingga dengan adanya perencanaan dalam agenda yang dilakukan maka langkah selanjutnya guru mempersiapkan pembelajaran

blended learning baik dilakukan secara online maupun offline serta menyusun pembelajaran. Peneliti juga menemukan hal yang

menarik pada perencanaan pembelajaran blended learning yaitu adanya suatu kegiatan mensosialisasikan pembelajaran untuk

mengoptimalkan terjadinya suatu ketetapan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik.

Tahap pelaksanaan pembelajaran blended learning guru melakukan melakukan pengkondisian pembelajaran,

melakukan pembelajaran, pengulangan/pengayaan pembelajaran, dan pemberian penguatan pembelajaran. Setelah direncanakan dan

melakukan ketetapan kegiatan pembelajaran diatas langkah berikutnya guru melaksanaan pembelajaran blended learning dengan

menggunakan platform google meet, WAG video call dan media LCD proyektor untuk mendukung terjadinya pembelajaran baik

pembelajaran yang dilakukan secara online maupun offline yang disesuaikan dengan kondisi awal orang tua dalam menggunakan

alat perangkat elektronik handphone yang dimiliki dan hal ini juga direncakan dalam agenda mingguan yang dilaksanakan pada

pembelajaran harian.

Tahap evaluasi pembelajaran blended learning untuk merumuskan dan menetapkan kegiatan, menyiapkan alat penilaian,

dan menetapkan kriteria penilaian (mengumpulkan data dan menentukan nilai). Guru melakukan evaluasi untuk melihat capaian dan

tujuan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan, catatan anekdot,

checklist, tanya jawab, dan hasil karya anak. Guru dapat memberikan evaluasi bertujuan untuk malakukan perbaikkan hasil

pembelajaran yang dilakukan dihari berikutnya sehingga capaian perkembangan peserta didik untuk memberikan prinsip-prinsip

penilaian yang objektif, akuntabel, transparan, sistematis, meyeluruh dan bermakna.

Selama pelaksanaan pembelajaran blended learning berlangsung secara online dan offline, peserta didik melakukan

pembelajaran online 30% untuk kelas yang berjumlah besar dan 50% untuk kelas kecil dengan menggunakan media platform WAG

video call atau google meet. Hal yang sama juga dilakukan guru untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka 30% untuk kelas

yang kecil dan 50% untuk kelas yang besar dengan menggunakan media pembelajaran LCD proyektor untuk memutarkan video

pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan anak dalam satu minggu tiga kali, satu bulan dua belas kali, satu semester

enam puluh kali melaksanakan pembelajaran online dan tatap muka.


63

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Bagi peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang maksimal, peneliti sebaiknya mempersiapkan lebih matang lagi

dalam menentukan subjek, waktu, dan tempat penelitian. Peneliti dapat menggunakan beberapa pilihan yang untuk dijadikan

sebagai alternatif tindakan untuk memperoleh data.


64

DAFTAR PUSTAKA

Anhusadar, M. S. (2021). Kesiapan Lembaga PAUD Dalam Pembelajaran Tatap Muka Pada New Normal. Journal Pendidikan Anak Usia
Dini, 1(1), 2158-2161. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/350217741_Kesiapan_Lembaga_PAUD_dalam_Pembelajaran_Tatap_M
uka_pada_New_Normal

Artika, d. (2021). Strategi Pembelajaran PAUD di Masa Pandemi. Juornsl Of Education and Teaching, 2(2), 113-115. Retrieved from
https://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/tanjak/article/view/271/205
Dwi, N. I. (2016). Penerapan Blended Learning Pada Siswa Sekolah Dasar Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Masa
Pandemi Covid-19. Skripsi. Retrieved from
http://etheses.iainponorogo.ac.id/14203/1/SKRIPSI_210617148_DIAN%20INDAH%20SUCIATI-1.pdf
Erina Eva, R. E. (2020). Blended Learning: Kombinasi Belajar Untuk Anak Usia Dini di Tengah Pandemi. Jurnal Pendidikan dan Konseling,
03(01), 13. Retrieved from https://ejournal.stai-tbh.ac.id/index.php/mitra-ash-syibyan/article/view/112/EvRen
Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terampil Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-To-Face, Elearning
Offline-Online, dan Mobile Learning. Journal Prestasi Pustaka, 270. Retrieved from
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturats/article/download/318/270
Irma, M. N. (2021). Blended Learning Menggunakan WhatsApp Untuk Pembelajaran Anak Usia Dini. Journal PG-PAUD Trunojoyo, 8(1),
213. Retrieved from https://journal.trunojoyo.ac.id/pgpaudtrunojoyo/article/view/9810/pdf
Layyinah, R. (2021). Implementasi Pembelajaran Blended Learning Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTS
Mihadunal Ula Suka Bumi. Skripsi Penelitian. Retrieved from
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/32129/17422117%20Rahmatika%20Layyinah.pdf?
sequence=1

Melati Thedjo, H. S. (2021). Modul Berbasis Blended Learning Untuk Pembelajaran Taman Kanak-Kanak di Masa Pandemi. Journal Inovasi
Teknologi Pembelajaran, 8(3), 259. Retrieved from
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/download/22886/8722
Nurkolis, M. &. (2021). Keefektifan Kebijakan E-Learning Berbasis Sosial Media Pada PAUD di Masa Pandemi Covid-19. Journal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 213. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/342087601_Keefektivan_Keb
ijakan_Elearning_berbasis_Sosial_Media_pada_PAUD_di_Masa_Pand
emi_Covid-19

Prameswari. Y. J & Susanti, I. D. (2020). Adaptasi Blended Learning di Masa Pandemi Covid-19 Untuk Pembelajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Dasar. Journal Lingua Susastra, 1(2), 51. Retrieved from
http://linguasusastra.ppj.unp.ac.id/index.php/LS/article/view/8/0
Sukur, d. (2019). Penanganan Pelayanan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Journal Inicio Legis,
1(1), 3. Retrieved from https://journal.trunojoyo.ac.id/iniciolegis/article/view/8822
WHO. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19). 2020. Retrieved from https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-edaran-
mendikbud-no-4-tahun-2020-tentang-pelaksanaan-kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-corona-virus-
disease-covid-1-9/
65

Fitrah, Ruslan. 2021. Eksplorasi Sistem Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di Sekolah pada Masa Pandemi Covid-19 di Bima. Jurnal
Basicedu Volume 5 Nomor 1. Diakses dan diunduh melalui laman
https://www.researchgate.net/publication/350544562_Eksplorasi_Siste
m_Pelaksanaan_Evaluasi_Pembelajaran_Di_Sekolah_Pada_Masa_Pand
emi_Covid-19_di_Bima/link/60656815299bf1252e1d0e99/download
Hewi, L., & Asnawati, L. (2021). Strategi Pendidikan Anak Usia Dini Era Covid-19 Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis
Abstrak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 158-167.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.530
Hima, 2020. Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terhadap Motivasi Siswa Pada Materi Relasi dan Fungsi. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Mtematika. Vol 2, No 1. Diakses dan diunduh melalui laman
https://media.neliti.com/media/publications/91157-ID-pengaruh-
pembelajaran-bauran-blended-lea.pdf
Jatmiko, Hadiati, Oktavia. 2020. Penerapan Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini Di Taman Kanan-Kanak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak
Usia Dini Vol 3, No 1. Diakses dan diunduh melalui laman
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-athfaal
Mahnun Nunu. 2012. Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran).
Jurnal Pendidikan Islam Volume 37 Nomor 1. Diakses dan diunduh melalui laman
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/310

Maulidia, 2020. Peemberian Penguatan Perilaku Aanak Dalam Pembelajaran DM PAUD. Cakrawala dini jurnal pendidikan anak usia
dini. Vol 11, no 2. Diakses dan diunduh melalui laman
https://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/26135

Paramita, A & Kristiana, L. 2013. Teknik Fokus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.
Vol. 16, No. 2. Diakses dan diunduh melalui laman
https://media.neliti.com/media/publications/20840-ID-teknik-focus-
group-discussion-dalam-penelitian-kualitatif.pdf
Haenillah, Een. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Media Akademik.
66

LAMPIRAN
67

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian


68

Lampiran 2: Surat Keterangan Melakukan Penelitian


69

Lampiran 3: Surat Izin Persetujuan Partisipan


70
71
72
73
Lampiran 4: Instrumen Penelitian

Pedoman Wawancara

No. Aspek Sub Aspek Sub-sub Aspek Indikator Butir Pertanyaan

1 Pelaksanaan 1. Tahap Perencanaan 1. Merancang program 1. Guru merancang program 1) Bagaimana cara guru merancang program
Pembelajaran Blended pembelajaran pembelajaran. pembelajaran blended learning untuk peserta didik?
Learning Pada Masa 2. Guru mempersiapkan sarana dan 1) Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan
Pandemi prasarana (media) pemebelajaran. prasarana (media) pembelajaran blended learning
untuk peserta didik?
1. Guru menyusun jadwal pembelajaran. 1) Bagaimana cara guru menyusun jadwal
pembelajaran blended learning untuk peserta didik?
1. Guru melakukan sosialisasi pada orang 1) Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang
tua pesesrta didik. tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended
learning proses pembelajaran?
1. Tahap Pelaksanaan 1. Kegiatan pembuka 1. Guru melakukan pengkondisian 1) Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan
sebelum mengajar. pembelajaran blended learning sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai?
98

2. Kegiatan inti 1. Guru melakukan pembelajaran 1) Bagaimana metode guru melakukan tahapan
melalui media WhatsApp pembelajaran blended learning dengan
Grop/google meet. menggunakan platfoam untuk peserta didik?

2) Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi


pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui
platfoam untuk peserta didik?

3) Bagaimana cara guru menyesuaikan waktu dengan


menggunakan platform pembelajaran tatap muka
dan online dalam pelaksanaan pembelajaran
blended learning?
3. Kegiatan penutup 1. Guru melakukan pengulangan. 1) Bagaimana guru melakukan proses pengulangan
materi pembelajaran blended learning untuk peserta
didik?

2. Guru memberikan penguatan. 1) Bagaimana cara guru memberikan penguatan


pembelajaran blended learning setiap hari pada
peserta didik?
4. Tahap Evaluasi 1. Pelaksanaan evaluasi 1. Guru melakukan evaluasi pada hasil 1) Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada
belajar peserta didik. proses hasil pembelajaran blended learning untuk
peserta didik?

2) Bagaimana guru melakukan tahapan evaluasi


pembelajaran blended learning untuk peserta didik?
Lampiran 5: Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Instrumen Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning Di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta

No Pertanyaan Wawancara dan FGD (Forum Group Discussion)

1. Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

2. Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

3. Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

4. Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran?

5. Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran

dimulai?

6. Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan WhatsApp/google

meet untuk peserta didik?

7. Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform untuk

peserta didik?

8. Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran tatap muka dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning?

9. Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

10. Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta didik?

12. Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?

13. Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended

learning peserta didik?

14. Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

15. Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran

blended learning peserta didik?

16. Bagaimana cara guru merancang platform pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara online maupun

offline?

17. Bagaimana cara guru memprioritaskan platform pelaksanaan pembelajaran blended learning agar sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan peserta didik?

18. Apa saja yang perlu diperhatikan guru pada saat merancang platform pembelajaran blended learning baik secara online

maupun offline?
101

19. Bagaimana cara guru memilih platform agar sesuai dengan tema pembelajaran blended learning?

20. Bagaimana cara guru melakukan ketetapan platform sebagai tujuan pembelajaran blended learning?

21. Apakah ada kendala yang dialami guru selama melakukan pembelajaran blended learning?

22. Sejauh pengalaman para guru dalam melakukan pembelajaran blended learning, apakah pembelajaran blended learning

efektif dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran?

Lampiran 6: Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi

Pedoman Dokumentasi

No Aspek Sub Aspek Pemeriksaan Dokumen Hasil Deskripsi Hasil


Pemeriksaan Dokumentasi

Ya Tidak

1 Pelaksanaan Tahap Foto, video, dan RPPH


Pembelajaran Blended saat guru menyusun
Perencanaan
Learning perencanaan program
pembelajaran

Foto, video, dan RPPH


saat guru menyiapkan
komponen-komponen
perencanaan proses
pembelajaran

Tahap Foto, video dan RPPH


saat guru melaksanakan
Pelaksanaan
pembelajaran blended
learning

Foto atau video proses


pelaksanaan
pembelajaran blended
learning

Foto atau video saat


guru menggunakan
alat/media
pembelajaran

Tahap Foto atau video terkait


102

Evaluasi asesmen dan penilaian


capaian peserta didik
Lampiran 7: Hasil Wawancara

Hasil Wawancara Partisipan 1

Hari/Tanggal : Selasa 31 Mei, Rabu 01 Juni 2022

Waktu : 10.00, 13.00-sampai selesai

Tempat : Sekolah

Partisipan : Ibu UA

Peneliti : Selamat Pagi menjelang siang ibu

Ibu UA : Selamat pagi suster

Peneliti : Apa kabar ibu?

Ibu UA : Puji Tuhan sehat-sehat aja suster. Bagaimana dengan suster?

Peneliti : Puji Tuhan saya juga sehat bu

Ibu UA : Saya minta maaf iya suster, karena beberapa diundur wawancaranya karena saya sering rapat ke dinas suster

Peneliti : Hehehe…tidak apa-apa ibu. Saya bisa juga semakin bertanya-tanya ke guru-guru dikelas bu. Sebelumnya saya berterimakasih iya

bu atas kesediaan dan waktunya untuk wawancara hari ini.

Ibu UA : Sama-sama suster, saling membantu toh suster

Peneliti : Baik ibu, kalau begitu saya mulai saja nggih bu?

Ibu UA : Monggo…silahkan saja suster

Peneliti :Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA :Guru mengadakan pertemuan untuk merancang perencanaan kegiatan belajar mengajar/KBM dilakukan setiap hari rabu/kamis

seminggu sekali. Sehingga dengan adanya pertemuan yang dilakukan dengan guru-guru untuk menyusun jadwal kegiatan

yang akan dilakukan anak baik dirumah maupun disekolah sus. Eee…ada hari jumatnya guru membagikan jadwal kegiatan

anak pada orang tua juga suter.

Peneliti : Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA : Guru mengatur jadwal, jam dan kelas untuk mempersiapkan platfoam apa yang akan diberikan pada anak. Sehingga setiap orang

tua juga bisa mempersiapkan media yang akan dibutuhkan anak sesuai dengan informasi yang diberikan guru disekolah.
105

Peneliti : Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA : Awalnya kan setiap guru kelas sudah memberikan pengumuman digrop WA kelas anak-anak. Guru akan menyusun agenda setiap
minggu dengan kegiatan yang dilakukan anak seperti: 1) menonton video dengan mengucapkan permisi, kegiatan ini akan
dikirim pada guru kelas dengan bentuk foto, 2) praktek; mengucapkan kata permisi dalam dalam kegiatan anak sehari-hari
dikirim dalam bentuk video, 3) praktek; melempar bola ke dalam keranjang/kardus dikirim melalui video, 4) praktek;
merapikan/membereskan peralatan bermain bola ke tempat semula dikirim melalui video, dan lain sebagainya. Dengan
catatan dari guru bahwa ketika menggunakan platform google meet anak-anak akan masuk semua ke google meet dan ketika
menggunakan WhatsApp VC akan dibatasi sesuai dengan nomor urut anak dimulai dari nomor urut 1 sampai 4 dengan
waktu pembelajaran yang dilakukan 45 menit.
Peneliti : Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran?

Ibu UA : Sebenarnya untuk sosialisasinya sendiri kami dari sekolah tidak melakukan sosialisasi pada orang tua. Karena pembatasan dan

kebijakan dari dinas pendidikan, maka kami melakukan pemberitahuannya di WAG masing-masing kelas. Ada sih beberapa

orang tua yang benar-benar ingin anak-anaknya belajar dilakukan disekolah, akan tetapi sekolah juga memiliki kebijakan,

sehingga pembatasan pembelajaran dilakukan 50% online dan 50% offline pada saat itu. Kami juga setelah melihat kondisi

pandemi yang semakin membaik, maka kami sudah melakukan pembelajaran 100% offline mulai bulan maret lalu suster.

Peneliti : Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?

Ibu UA : Awalnya iya seperti biasanya melakukan kesepakatan di WAG. Kalau menggunakan google meet 30 menit sebelum memulai

pembelajaran guru sudah mengirimkan link google meet. Kehadiran anak-anak 15 menit sudah didalam google meet.

Caranya sama sih dengan pembelajaran tatap muka seperti biasanya, melakukan sapa, salam, berdoa dan bernyanyi.

Selanjutnya belajar bersama dengan anak sesuai dengan tema setiap harinya.

Peneiti : Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan WhatsApp/google meet untuk

peserta didik?

Ibu UA : Guru mengingatkan orang tua melalui WAG sehari sebelum menggunakan google meet khususnya. Walaupun sudah terjadwal,

akan tetapi kami guru dapat mengingatkan kembali melalui WAG agar anak-anak dapat mempersiapan media pembelajaran

yang akan dilakukan.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform untuk peserta

didik?

Ibu UA : Saya sendiri melakukan evaluasi dari hasil karya anak-anak. Nah..setelah anak-anak menunjukan hasil karya yang dibuat, anak-

anak yang lain akan memberikan penilaian terhadap anak yang lain. Nah..disinilah saya dan anak-anak dapat memberikan

penilaian.

Peneliti : Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran tatap muka dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning?
106

Ibu UA : Kami guru-guru disini sudah sepakat pada setiap penyusunan jadwal/agenda, setiap hari anak-anak menggunakan platform apa

dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning. Iya…dengan kesepakatan bersama dengan guru maupun orang tua, maka

pembelajaran dapat berjalan dengan baik”.

Peneliti : Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA : Guru akan melihat melalui penilaian yang diberikan sesuai dengan kelompok perkembangan setiap anak. Karena iya…

perkembangan anak kan berbeda, jadi kalau semisalnya perkembangan anak masih pada BM iya kita bagi kelompoknya lagi,

agar anak benar-benar mampu melakukan kegiatan itu sendiri”.

Peneliti : Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA : Guru akan melihat penilaian perkembangan setiap anak, dari sini semua guru akan melakukan pengayaan pembelajaran diakhir
semester. Jadi anak-anak yang masih belum berkembangan dan tahap berkembang ini dijadikan beberapa kelompok sesuai
dengan perkembangan anak itu sendiri”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan penguatan pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta didik?

Ibu UA : Guru memberikan review 15 menit sebelum pembelajaran dilakukan. Nah…disini guru melihat, apakah anak benar-benar paham
dan mengerti kegiatan yang sudah dilakukan setiap hari”.
Peneliti : Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?

Ibu UA : Semua proses penilaian sebenarnya sudah disediakan mulai dari awaal anak masuk ke lingkungan sekolah. Jadi tugas kami guru
tinggal mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan anak sepanjang hari. Ini dilakukan setiap hari suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu UA : Saya biasanya melakukan asesmen melalui pemberian tugas karya mewarnai/menggambar dan melakukan check list”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu UA : Kalau dari saya, biasanya saya memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan penilaian atas hasil karya anak-anak.
Saling memberikan pendapat dan masukan dari hasil karya yang diperlihatkan. Dari pendapat anak-anak, saya sendiri iya
lebuh mudah memberikan penilaian pada anak-anak”.
Peneliti : Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran blended

learning peserta didik?

Ibu UA : Kami melakukan penilaian harian-mingguan-bulanan-semester. Pertama-tama kami melakukan pengamatan melalui cek list
terhadap anak, catatan anekdot dan hasil karya anak-anak”.
107

Hasil Wawancara Partisipan 2

Hari/Tanggal : Selasa, 03, 05 Juni 2022

Waktu : 10.00-sampai selesai

Tempat : Sekolah

Partisipan : Ibu TJ

Peneliti : Selamat Pagi menjelang siang ibu

Ibu UA : Selamat pagi suster

Peneliti : Apa kabar ibu?

Ibu UA : Puji Tuhan sehat-sehat aja suster. Bagaimana dengan suster?

Peneliti : Puji Tuhan saya juga sehat bu

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu TJ : Guru tetap melakukan program khususnya RPPM yang digunakan dan kami merancangnya setiap akhir semester tiap tahu nnya.
Jadi bisa dikatanya RPPM dirancang untuk satu tahun penuh”.

Peneliti : Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu TJ : Guru mempersiapkan media setiap awal melakukan pembelajaran seperti buku pembelajaran, kartu huruf dan angka. Karena ini kan
situasinya pembelajaran online yang dilakukan dirumah, jadi semua orang tua benar-benar mempersiapkan media
pembeajaran dirumah masing-masing. Seperti itu suster…”
Peneliti : Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu TJ ; Kami memiliki agenda mingguan yang dibagikan pada orang tua untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam
satu minggu apa saja. Sehingga memudahkan orang tua untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak-
anak mereka. Agenda ini disusun pada pembelajaran offline maupun online”.
Peneliti : Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran?

Ibu TJ : Kami tidak melakukan sosialisasi secara resmi atau tatap muka pada orang tua. Karna pada saat itu kan covidnya lumayan tinggi.
Jadi kami guru hanya memberikan informasi melalui WAG kelas masing-masing atau pada saat pengambilan/pengembalian
buku tugas ke sekolah”.
Peneliti : Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?
108

Ibu TJ : Setiap guru memiliki kreativitas untuk mengkondisikan kelasnya. Kalau dikelas saya iya, saya terlebih dahulu melakukuan tata tertib
dikelas baik online maupun tatap muka khususnya pada saat berdoa dan memulai pembelajaran. Suapaya anak mengerti dan
bertanggung jawab akan suatu arahan dan tata tertib”.
Peneliti : Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan WhatsApp/google meet untuk

peserta didik?

Ibu TJ ; Kalau dikelas saya, pertama-tama saya melihat kesiapan anak dalam melakukan pembelajaran, menyapa anak satu per satu dan
anak telah siap pada setiap buku pembelajaran tiap harinya. Jadi kembali lagi ke agenda yang telah dibagikan pada orang
tua, orang tua sudah mengetahui penggunaan buku pelajaran anak yang digunakan setiap hari apa saja”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform untuk peserta

didik?

Ibu TJ : Guru menilai tugas anak, daya tangkap anak pada setiap kegiatan pembelajaran dan tahapan perkembangan anak”.
Peneliti : Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran tatap muka dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu TJ : Dalam hal ini dikelas saya sendiri belum pernah saya lakukan kegiatan ini. Akan tetapi jika hari ini belajar online semua anak
belajar online dengan pembagian beberapa kelompok. Begitu juga dengan tatap muka, dibagi menjadi 50% setiap sesi
pertemuan pembelajaran”.
Peneliti : Bagaimana guru menggunakan platform pembelajaran online dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu TJ :Dikelas saya khususnya dalam menggunakan platform belajar online melalui google meet dan WAG video call. Dengan
mengingatkan kembali di WAG bahwa besok belajar menggunakan platform apa yang sudah tertera di agenda kegiatan anak.
Karna iya suster, diagenda sebenarnya sudah ada kegiatan belajar anak selama satu minggu”.
Peneliti : Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu TJ : Saya sendiri kalau dikelas melakukan pengulangan melalui pegayaan dan ini dibagi kelompok lagi. Dimana saya sebagai guru kelas
sudah mengetahui perkembangan setiap anak, jadi anak yang masih tahap perkembangan dan sudah berkembang dibedakan
kelompoknya. Seperti itu kalau dikelas saya. Sehingg anak-anak yang belum bisa, dilakukan pengulangan sampai bisa”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan penguatan pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta didik?

Ibu TJ : Guru biasanya memberikan penguatan dengan cara mendekati anak satu per satu. Karena kan karakter anak berbeda, jadi saya
sistemnya mendekati satu-satu anaknya, untuk mengindari anak dapat memberikan respon yang lebih luas”.
Peneliti : Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?

Ibu TJ : Selalu siap suster, karena melalui kegiatan yang dilakukan anak sepanjang hari harus benar-benar dapat diamati oleh guru untuk
melihat sudah sejauh apa perkembangan anak dan sekaligus memberikan penilaian”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu TJ : Iya melakukannya dengan cara seperti mengamati setiap proses kegiatan yang dilakukan anak dan sampai pada evaluasi hasil
karya itu sendiri suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu TJ : Kami melakukannya dengan mengisi catatan anekdot, check list, penugasan dan unjuk kerja. Jadi semuanya wajib setiap hari kami
isi sesuai dengan apa yang telah dilakukan anak”.
Peneliti : Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran blended

learning peserta didik?


109

Ibu TJ : Guru memberikan evaluasi melalui metrik penilaian setiap harinya. Jadi setiap anak itu sudah ada lembar penilaiannya dan setiap
perkembangannya suster, seperti anak sudah dapat meawarnai dengan benar, masuk pada berkembang sesuai harapan (BSH)
atau mewarnai masih coret-coret masuk pada belum berkembang (BB)”.

Hasil Wawancara Partisipan 3

Hari/Tanggal : Kamis, 07 Juni 2022

Waktu : 08. 00- 08.30, 11.00-sampai selesai

Tempat : Sekolah

Partisipan : Ibu VE

Peneliti : Selamat Pagi menjelang siang ibu

Ibu UA : Selamat pagi suster

Peneliti : Apa kabar ibu?

Ibu UA : Puji Tuhan sehat-sehat aja suster. Bagaimana dengan suster?

Peneliti : Puji Tuhan saya juga sehat bu

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Guru membuat agenda kegiatan pembelajaran seperti RPPM. Dimana pada masa pandemi guru menggunakan RPPM sebagai

acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Semua kegiatan pembelajaran dan tugas anak-anak kan sudah terjadwal semua

pada agenda. Jadi pada setiap akhir pekan orang tua mengantar tugas anak ke sekolah. Kalau tatap muka iya…anak-anak

akan mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan”.

Peneliti : Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Pada setiap agenda itu kan sudah ada jadwalnya kapan penngambilan tugas dan pengumpulan tugas anak-anak. Maka diharapkan

orang tua benar-benar melihat agenda pembelajaran anak-anak suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Dikelas A Clara khususnya, saya membaginya menjadi bebrapa kelompok sesuai dengan nomor urut anak-anak. Jadi kalau

menggunakan pembelajan video call, anak-anak kelompok 1 dimulai dari nomor urut 1-5. Karna kan suster kalau pakai

video call terbatas, jadi supaya anak-anak semua belajar maka dilakukanlah kebijakan ini”.
110

Peneliti : Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran?

Ibu VE : Guru-guru disini sih tidak mengadakan sosialisasi akan pembelajaran blended learning ini khusunya. Cukup memberitahukannya

melalui WAG kelas masing-masing”.

Peneliti : Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?

Ibu VE : Membuat kesepakatan bersama, aktivitas fisik sekitar 15 menit untuk melihat keaktifan anak-anak dalam olahraga misalnya,

pendalaman tema dan penugasan serta bermain”.

Peneliti : Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan platform untuk peserta didik?

Ibu VE : Anak-anak sudah memiliki agenda kegiatan belajar selama satu minggu, akan tetapi metode ini saya gunakan sekedar

mengingatkan sehari sebelum menggunakan platform. Karena kadang orang tua suka lupa dengan agenda kegiatan anak

dan penugasan anak kalau belajar online”.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform untuk peserta

didik?

Ibu VE : Hasil karya anak dan kegiatan pembiasaan yang dilakukan anak dirumah maupun kemandirian anak disekolah”.

Peneliti : Bagaimana cara guru menyesuaikan waktu dengan menggunakan platform pembelajaran tatap muka dan online dalam

pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu VE : Kami guru-guru sudah menyusun agenda diakhir pekan suster. Jadi dikelas kami masing-masing sudah ada jadwal kapan akan

menggunakan platform google meet/ WAG video call yang sudah disesuaikan dengan tema suster”.

Peneliti : Bagaimana guru menggunakan platform video pembelajaran online dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu VE : Pada umumnya patokan yang kami gunakan dari agenda kegiatan pembelajaran anak suster. Jadi kalau menggunakan google meet

lebih mudah membagikan video pembelajaran karena lebih simpel dan anak-anak bisa masuk google meet semua. Akan

tetapi kalau menggunkan WAG video call harus membagikan video ke kelompok anak-anak lagi, karena keterbatasan

ruang untuk masuk ke video call suster”.

Peneliti : Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Diakhir semester biasanya semua guru-guru melakukan pengulangan materi/pengayaan. Inipun kami membuat kelompok kecil

dikelas untuk membagi setiap perkembnagan yang sudah dicapai setiap anak”.

Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Kalau saya suster diakhir pembelajaran memberikan evaluasi pada anak-anak. Kegiatan yang sudah dilakukan anak diberikan

masukan ataupun ini loh nak warna gambarnya apakah sudah bagus dan sesuai dengan warnanya. Disini guru juga

membangun pemahaman anak sekaligus suster, jadi tidak hanya memberikan evaluasi”.

Peneliti : Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?
111

Ibu VE : Selalu siap suster, karena kalau guru tidak siap bagaimana dengan anak-anak. Jadi harus benar-benar mempersiapkan bahan ajar

malam hari dan kegiatan yang sudah ada diagenda dipersiapkan lebih kreatif lagi suster. Supaya anak-anak semangat dan

gembira pada saat belajar suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu VE : Biasanya saya lakukan melalui pengumpulan data dari hasil pengamatan, catatan anekdot, chek lish dan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan anak suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu VE : Pada penilaian suster, saya sudah mengenal dan perkembangan masing-masing anak. Sehingga memberikan evaluasi pada masing-

masing anak sudah lengkap karena setiap hari kami guru disini wajib melakukan asesmen”.

Peneliti : Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran blended

learning peserta didik?

Ibu VE : Dengan adanya lembar evaluasi ini, membantu saya untuk melakukan pengamatan pada semua aspek perkembangan anak. Apakah

sudah BSH atau masih BB, jadi harus benar-benar dapat mengevaluasi anak dengan baik suster”.

Hasil Wawancara Partisipan 4

Hari/Tanggal : Rabu 08 Juni dan Jumat Juni 2022

Waktu : 10.00-sampai selesai


112

Tempat : Sekolah

Partisipan : Ibu MT

Peneliti : Selamat Pagi menjelang siang ibu

Ibu UA : Selamat pagi suster

Peneliti : Apa kabar ibu?

Ibu UA : Puji Tuhan sehat-sehat aja suster. Bagaimana dengan suster?

Peneliti : Puji Tuhan saya juga sehat bu

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik.

Ibu MT : Kami guru disini pada umumnya mengacu pada prosem dan prota. Hanya tidak bisa melakukan semua karena situasi pandemi,

terutama dalam pembiasaan. Kami guru lebih menggunakan program belajar dengan menggunakan bahan atau media yang

ada dirumah anak dan udah dijangkau”.

Peneliti : Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MT : Saya sendiri kalau dikelas saya, hanya menggunakan bahan-bahan yang ada dirumah anak suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MT : Guru mempersiapkan kegiatan yang dapat mengembangkan ke enam aspek perkembangan anak sesuai dengan usia anak. Jadi

untuk jadwal sendiri, kami sudah ada agenda tiap harinya”.

Peneliti : Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran?

Ibu MT : Kami tidak melakukan sosialisasi pada orang tua. Hanya mengonformasikan saja pada orang tua lewat WAG”.

Peneliti : Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?

Ibu MT : Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan dalam belajar suster dan selanjutnya memperkenalkan tema yang akan didalami
setiap hari”.

Peneliti : Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan platform untuk peserta didik?

Ibu MT : Kalau dikelas saya suster, saya mengingatkan orang tua sehari sebelumnya media apa yang digunakan melalui WAG. Karena pada
agenda dalam seminggu kan sudah ada. Jadi kami guru biasanya tinggal mengingatkan orang tua mana tau ada yang lupa
agenda anak-anak”.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform?
113

Ibu MT : Dikelas saya suster, saya melakukan evaluasi 15 menit diakhir pembelajaran. Saya mengevaluasi anak mulai dari awal anak
datang, pembiasaan hingga selesainya pelaksanaan pembelajaran setiap harinya suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru menyesuaikan waktu dengan menggunakan platfoam pembelajaran tatap muka dan online dalam

pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu MT : Biasanya guru-guru menggunakan waktu belajar, kalau menggunakan google meet paling lama 45 menit suster. Kalau
menggunakan video call 30 menit dengan membentuk beberapa kelompok. Karena kalau menggunakan video call kan sangat
terbatas, jadi dibentuk beberapa kelompok untuk belajar melalui video call”.
Peneliti : Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MT : Saya biasanya melakukan pengulangan diakhir-akhir semester. Pengulangan ini suster biasanya disebut pengayaan iya. Jadi kami
guru-guru melakukan pengayaan dengan membagi kelompok. Karena beberapa anak kan belum berkembang dibagian ini
dan anak yang lain sudah berkembang dibagian yang lain. Maka dilakukan pembentukkan kelompok suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan penguatan pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta didik?

Ibu MT : Memberikan reword suster pada anak ketika anak melakukan kegiatan outdoor maupun indoor suster dan sesuai dengan
perkembangan setiap anak juga sih suster.

Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MT : Guru melakukan pengamatan mulai dari sikap anak, kemandirian anak dan hasil karya yang dilakukan anak, dan perkembangan
setiap anak.

Peneliti : Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?

Ibu MT : Evaluasi saya lakukan dikelas setiap hari suster. Seperti penilaian harian - mingguan - bulanan dan dilaporkan pada orang tua.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu MT : Melakukan pengamatan pada kegiatan belajar anak. Ini biasanya kami guru lakukan masing-masing di luar ruangan maupun
didalam ruangan suster. Jadi sesuai dengan kreativitas setiap guru sih suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MT : Pada umumnya semua aspek kami evaluasi suster dengan cara mendekati anak, melihat perkembangan dan penalaran anak”.
Peneliti : Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran blended

learning peserta didik?

Ibu MT : Mengecek semua aspek perkembangan anak dan selanjutnya pada minggu pengayaan dilakukan pengulangan tema pada anak,
hingga anak dapat melakukan kegiatan/proyek lebih baik lagi suster”.

Hasil Wawancara Partisipan 5

Hari/Tanggal : Senin, 13 Juni, kamis 16 Juni 2022


114

Waktu : 08,00-09.00 dilanjut 11.00-sampai selesai

Tempat : Sekolah

Partisipan : Ibu MR

Peneliti : Selamat Pagi menjelang siang ibu

Ibu UA : Selamat pagi suster

Peneliti : Apa kabar ibu?

Ibu UA : Puji Tuhan sehat-sehat aja suster. Bagaimana dengan suster?

Peneliti : Puji Tuhan saya juga sehat bu

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MR : Ada Prosem dibagi per tema, sub tema dan membentuk KD, indikator untuk mempermudah guru dalam pemetaan per semesternya
suster. Jadi rancangannya seperti ini suster.
Peneliti : Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana (media) pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MR : Kami guru-guru disini menyesuaikan dengan tema suster. Jadi tema yang kami gunakan ditentukan oleh KD.

Peneliti : Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MR : Semua guru telah menyusun agenda pelaksanaan pembelajaran bagi anak-anak suster yang telah disusun tiap minggunya.

Peneliti : Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning proses

pembelajaran blended learning?

Ibu MR : Kami tidak mengadakan sosialisasi untuk orang tua suster, hanya kami dikelompok kelas masing-masing menginformasikannya
melalui WAG suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran blended learning sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?

Ibu MR : Kami guru-guru disini sudah memiliki tugas setiap harinya suster. Kalau saya petugas piket, saya lebih menggunakan SOP seperti
penyambutan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Jadi lebih ke kreativitas guru yang piket sih suster. Hanya tetap patokannya
mengarah ke rutinitas yang sudah dijadwalkan”.
Peneliti : Bagaimana metode guru melakukan tahapan pembelajaran blended learning dengan menggunakan platform untuk peserta didik?

Ibu MR : Biasanya dikelas saya suster kalau menggunakan google meet waktunya 30-45 menit paling lama. Dengan pembelajaran yang
dilakukan pembahasan tema, pemberian tugas dan diskusi dan menunjukan hasil yang sudah dikerjakan anak-anak. Kalau
menggunakan video call pembelajaran yang dilakukan lebih ke penugasan anak-anak dirumah. Karena orang tua sudah
memiliki agenda, jadi saya hanya sekedar meningatkan di WAG ataupun video call dengan anak”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui platform?
115

Ibu MR : Kalau pembelajaran online dilakukan penugasan dan saya melakukan evaluasi dari hasil praktek video anak dalam melakukan
kegiatan dirumah dan foto pada hasil karya anak-anak yang dikirimkan melalui WAG”.
Peneliti : Bagaimana cara guru menyesuaikan waktu dengan menggunakan platform pembelajaran tatap muka dan online dalam

pelaksanaan pembelajaran blended learning?

Ibu MR : Saya sendiri mengalami iya suster, bahwa semenjak melakukan pembelajaran online sebenarnya tidak ada batasannya. Hanya
yang membatasi kadang jaringan yang kurang stabil dan orang tua yang belum melek teknologi suster.
Peneliti : Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MR : Pengulangan/pengayaan biasanya kami lakukan diakhir pembelajaran semester pada minggu efektif.
Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan penguatan pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta didik?

Ibu MR :Setiap akhir pembelajaran saya biasanya melakukan recalling suster. Agar pembelajaran yang dilakukan anak sepanjang hari
dapat diingat dan dilakukan kembali dirumah.

Peneliti : Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

Ibu MR : Kami suster memiliki lembar penilaian anak setiap harinya dan wajib di isi oleh semua guru kelas. Seperti mulai mengamati,
catatan anekdot dan hasil karya anak suster”.
Peneliti : Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada pembelajaran blended learning peserta didik?

Ibu MR : Kesiapan kami guru untuk melakukan asesmen suster selalu siap. Sebelum memulai KBM baik online maupun offline kami guru
telah mengamati perkemangan setiap peserta didik, ceklist, catatan anekdot dan hasil karya pada akhir pembelajaran”.

Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu MR : Kami sudah ada yang namanya catatan anekdot, lembar penilaian, melakukan pengamatan, dan cek list suster. Jadi dari sini saya
biasanya mengumpulkan data untuk melihat perkembangan anak dan memperbaiki aspek perkembangan yang belum
berkembang dengan baik”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan asesmen sebelum melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran blended learning peserta

didik?

Ibu MR : Setiap kegiatan kami memiliki ranah untuk mengumpulkan data anak-anak, jadi melalui ini memperoleh suatu nilai apakah anak
belum berkembang (BB) dan sudah berkembang sesuai harapan (BSH). Jadi semua aspek akan disempurnakan suster pada
minggu akhir pengayaan suster”.
Peneliti : Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya pada pembelajaran blended

learning peserta didik?

Ibu MR : Seperti diatas suster, setelah dilihat semua aspek perkembangan anak, maka kami akan melakukan pengayaan dengan tema yang
sebelumnya anak belum bisa dan ini nantinya dibagi lagi kelompoknya suster. Jadi tidak digabung dengan anak yang sudah
bisa seperti itu suster”.

Pertanyaan Wawancara FGD (Forum Group Discussion) terkait dengan pelaksanaan pembelajaran blended learning

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang platform pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline?

Ibu UA :”Penyusunan jadwal dibedakan dengan kelas A dan kelas B, sehingga dapat dibentuk paralel dalam pembelajaran blended
learning suster. Kalau pembelajaran dilakukan online maka didalam agenda sendiri sudah terjadwal 2-3 kali seminggu
116

menggunkan online. Begitu juga dengan pembelajaran offline 2 pertemuan dalam satu minggu. Sehingga dengan adanya
belajar blended learning ini, orang tua juga sebelumnya sudah dapat melihat jadwal anak-anak yang ada pada agenda
yang dibagikan sekali seminggu suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memprioritaskan platform pelaksanaan pembelajaran blended learning agar sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhan peserta didik?

Ibu MR :”Guru memiliki prioritas dalam melaksanakan pembelajaran blended learning dengan membentuk kelompok dikelas sesuai dengan
perkembangan anak”.
Peneliti : “Apa saja yang perlu diperhatikan guru pada saat merancang platform pembelajaran blended learning baik secara online maupun

offline?

Ibu MT : “Kami guru perlu memperhatikan waktu dan platform yang akan digunakan suster. Karena pada saat penyusunan jadwal agenda,
kami guru-guru sudah mengagendakan media dan platform apa yang dipakai dikelas online maupun offline. Mengingat
bahwa sarana dan prasarana kami belum terpenuhi dengan lengkap. Jadi musti benar-benar harus dibuat jadwal agar
tidak terjadi kesamaan jam pemakaian media yang ada saat ini suster”.
Peneliti : Bagaimana cara guru memilih platform agar sesuai dengan tema pembelajaran blended learning?

Ibu VE : ”Untuk memilih platform disesuaikan dengan guru masng-masing kelas A dan kelas B suster. Misalnya mau diputar video,
pemutaran musik, dari youtobe pokoknya kreativitas masing-masing dari guru kelas suster atau dijadwal itu sudah
terjadwal penggunaan platform yang akan digunakan. Jadi tinggal kreativitas dari guru kelas masing-masing untuk
mengembangkan tema pembelajaran”.
Peneliti : Bagaimana cara guru melakukan ketetapan platform sebagai tujuan pembelajaran blended learning?

Ibu MR : ”Iya suster, kami juga melihat bahwa setiap platform yang kami pakai memiliki tujuan dalam mengembangkan perkembangan
anak. Akan tetapi kami juga melihat kebutuhan orang tua peserta didik yang rata-rata menengah ke atas dan masih banyak
orang tua yang belum melek menggunakan platform google meet, dan zoom meet. Kami juga melihat kapasitas guru dan
orang tua, serta kemampuan orang tua dalam menggunakan platform yang masih rendah. Sehingga kebanyakan orang tua
lebih bisa menggunakan smart phone dalam pembelajaran dengan menggunkan video call suster”.
Peneliti : Apakah ada kendala yang dialami guru selama melakukan pembelajaran blended learning?

Ibu TJ: “Kesiapan anak yang dalam memulai pembelajaran blended learning. Dimana anak masih tidur dan kurang persiapan untuk
mengikuti pembelajaran. Sesudah itu kesiapan dari orang tua sendiri yang kurang mendukung anak-anaknya untuk lebih
awal mempersiapakan kebutuhan dalam belajar dan kondisi dirumah tidak bisa dikendalikan dengan berbagai situasi ribut
dan kegiatan orang tua dirumah terlihat di google meet dan sebagainya.
Peneliti : Sejauh pengalaman para guru dalam melakukan pembelajaran blended learning, apakah pembelajaran blended learning efektif

dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran?

Ibu UA : “Keberhasilan yang saya lihat pada saat belajar online sekitar 60% keberhasilan yang diperoleh anak dalam belajar dan
kalau pembelajaran offline sekitar 95% keberhasilan yang diperoleh anak. Dimana banyaknya kendala yang muncul saat
mengadakan pembelajaran offline. Disamping itu juga dari sekolah sendiri memiliki kendala dengan sinyal dan sarana
prasana yang kurang mendukung. Sehingga masih membutuhkan perbaikan supaya pembelajaran dapat berjalan baik dan
lebih efektif”.
Hasil Wawancara FGD (Fokus Group Disscusion) dengan subjek penelitian (UA, EV, TJ, MT, MR)

Peneliti : Bagaimana cara guru merancang platform pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline?

Ibu MR: Kami masing-masing menyusunnya dari per kelasnya suster. Jadi kami menyusun jadwalnya disesuaikan dengan tingkat kelas anak
dengan pembelajaran offline dan online”.
117

Ibu UA: “Saya menambahkan suster, bahwa semua guru telah menyusun pembelajaran sesuai dengan parallel kelas masing-masing. Akan
tetapi pada pembelajaran kesangtimuran ada jadwal tersendiri ketika semua jadwal sudah fiks di setiap paralelnya”.

Ibu VE: “Saya menambahkan suster, bahwa semua guru telah menyusun pembelajaran sesuai dengan paralel kelas masing-masing. Akan
tetapi pada pembelajaran kesangtimuran ada jadwal tersendiri oleh suster paularita ketika semua jadwal sudah fiks di
setiap paralelnya. Makanya suster paula akan mendiskusikan kembali kapan jadwal pembelajaran kesangtimuran
dilakukan tiap kelasnya”.
Ibu M: “Benar suster, kami menggunakan pembelajaran blended learning offline dan online karena pandemi. Jadi kami para guru harus
menyusun semua agenda pembelajaran tiap minggunya agar orang tua juga dapat mempersiapkan anak-anaknya dirumah
dengan platform yang ada diagenda suster”.

Ibu T: “Iya…kami juga menyusun pembelajaran online dan offlinenya pada agenda mingguannya suster”.

Peneliti : Bagaimana cara guru memprioritaskan platform pelaksanaan pembelajaran blended learning agar sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhan peserta didik?

Ibu UA: “Setiap guru memiliki kiat dan kreativitas masing-masing dalam menginplementasikan setiap pembelajaran dengan menggunakan

kelompok kecil dikelas”.

Ibu VE: “Kalau dikelas saya menggunakan kelompok dengan membaginya menjadi dua kelompok untuk melihat perkembangan setiap anak

suster. Jadi kelompok yang sudah berkembang dibedakan dengan kelompok yang belum berkembang untuk mempermudah

saya dalam mendampingi anak. Seperti itu suster. Penggunaaan pembelajaran yang saya lakukan menggunakan WhatsApp

video call suster”.

Ibu TJ: “Kalau saya sendiri iya suster, saya memprioritaskan kedua-duanya platform dan pembelajaran yang akan dilakukan melalui media

itu suster. Karena kalau tidak ada peserta didik berarti saya juga tidak dapat menggunakan platform. Sehingga dengan

adanya kedua-duanya membangun dan mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam belajar suster”.

Peneliti : Apa saja yang perlu diperhatikan guru pada saat merancang platform pembelajaran blended learning baik secara online maupun

offline?

Ibu UA: “Melalui video call kami memperhatikan setiap perkembangan anak dan penggunaannya juga lebih mudah dilakukan oleh orang
tua dirumah”.

Ibu UA: “Dengan melihat kebutuhan disekolah yang masih kurang lengkap, maka kami lebih memilih platform yang dekat dengan orang tua
dan anak. Karen orang tua anak masih tergolong berpenghasilan menengah kebawah”.

Peneliti : Apakah ada kendala yang dialami guru selama melakukan pembelajaran blended learning?

Ibu TJ: “Kalau pembelajaran online dilakukan kendala yang saya alami iya itu kurangnya kesiapan anak dan orang tua dalam melakukan

pembelajaran suster. Kondisi dirumah tidak terkontrol dan orang tua kurang siap menyiapkan sarana dan prasarana

pembelajaran. Kalau pembelajaran offline lebih mudah mendampingi anak-anak”.

Ibu UA: “Ketika kami ingin menerapkan pelaksanaan pembelajaran blended learning akan dilakukan 100 persen, kami belum siapsarana

prasarana disini belum lengkap suster dan kendala sinyal yang kurang mendukung serta LCD proyektor yang kami miliki

juga masih terbatas. Sehingga kalau melakukan pembelajaran blended learning masih terkendala dengan sarana dan

prasarana”.
118

Peneliti : Sejauh pengalaman para guru dalam melakukan pembelajaran blended learning, apakah pembelajaran blended learning efektif

dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran?

Ibu TJ: “Kalau pembelajaran blended learning secara online dilakukan keberhasilan yang dicapai sekitar 60 persen saja suster. Karena

saya sendiri sangat membutuhkan kemampuan dalam penggunakan berbagai platform yang ada. Kalau pembelajaran

blended learning secara offline dilakukan mencapai keberhasilan dalam belajar sekitar 95 persen suster. Untuk

kefektifannya dalam menggunakan blended learning baik online maupun offline efektif digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran”.

Ibu UA: “Menambahkan bahwa blended learning ini juga efektif digunakan. Akan tetapi suster, kami harus benar-benar mempersipkan

sarana dan prasarana agar blended learning ini sungguh-sungguh dapat berjalan digunakan 100 persen suster”.
Lampiran 8: Hasil Koding Wawancara

Koding Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Blended Leanring di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta

No Hasil Wawancara Item Kode Pemadatan Hasil Wawancara Interprestasi Kesimpulan

Koding wawancara yang perlu diperhatikan guru pada tahap merencanakan pelaksanaan pembelajaran blended learning

1 Ibu UA: Guru mengadakan pertemuan untuk merancang 1 UA Merancang perencanaan kegiatan Mendapatkan informasi tentang Guru menyusun pembelajaran
perencanaan kegiatan belajar mengajar/KBM dilakukan belajar (UA1a) merancang pembelajaran blended blended learning
setiap hari rabu/kamis seminggu sekali. Sehingga dengan Merancang pembelajaran online dan learning dan menyusun pembelajaran Guru menyusun jadwal kegiatan
adanya pertemuan yang dilakukan dengan guru-guru untuk offline (UA1b) online dan offline dalam melakukan pembelajaran
menyusun jadwal kegiatan yang akan dilakukan anak baik Menyusun jadwal kegiatan kegiatan belajar mengajar. Guru melakukan pembelaajran
dirumah maupun disekolah. Pada hari jumatnya guru pembelajaran (UA1c)
membagikan jadwal kegiatan anak pada orang tua. Membagikan jadwal kegiatan
pembelajaran anak (1d)

2 Ibu TJ: Guru tetap melakukan program khususnya RPPM TJ Merencanakan RPPM pada akhir Mendapatkan informasi tentang Guru merencanakan RPPM
yang digunakan dan kami merancangnya setiap akhir semester (TJ1a) merancang pembelajaran blended Guru merencang pembelajaran
semester tiap tahunnya. Jadi bisa dikatanya RPPM learning dalam merencanakan RPPM blended learning
dirancang untuk satu tahun penuh. diakhir semester setiap tahunnya.

3 Ibu VE : Guru menyusun agenda kegiatan pembelajaran seperti VE Menyusun agenda (VE1a) Mendapatkan informasi tentang Guru mneyusun agenda mingguan
RPPM. Dimana pada masa pandemi guru menggunakan RPPM Menyusun RPPM (VE1b) pembelajaran blended learning Guru menyusun RPPM
sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Semua kegiatan
Kegiatan pembelajaran dan tugas diperoleh dari menyusun agenda Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran dan tugas anak-anak kan sudah terjadwal semua
sudah terjadwal pada agenda (VE1c) pembelajaran setiap akhir pekan dan pembelajaran
pada agenda. Jadi pada setiap akhir pekan orang tua mengantar
RPPM diakhir semester yang dirancang
tugas anak ke sekolah. Kalau tatap muka iya…anak-anak akan
untuk melancarkan kegiatan
mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan.
pembelajaran.

4 Ibu MT: Kami guru disini pada umumnya mengacu pada MT Mengacu pada RPPM dan RPPH Mendapatkan informasi tentang Guru merencanakan pembelajaran
127

RPPM dan RPPH Hanya tidak bisa melakukan semua (MT1a) pembelajaran blended learning dengan dengan mengacu pada prosem,
karena situasi pandemi, terutama dalam pembiasaan. Kami Program belajar menggunakan media mengacu pada Prosem dan Prota, dan RPPM, RPPH dengan
guru lebih menggunakan program belajar dengan yang ada disekitar anak (MT1b) program belajar yang digunakan disederhanakan melalui agenda
menggunakan bahan atau media yang ada dirumah anak dan mengarah pada penggunaan media yang mingguan yang direncanakan
udah dijangkau. ada disekitar sebagai tujuan
pembelajaran.

5 Ibu MR: Ada Prosem dibagi per tema, sub tema dan MR Merancang Prosem (MR1a) Mendapatkan informasi tentang Guru merancang prosem dengan
membentuk KI dan KD, indikator untuk mempermudah Memperhatikan KI dan KD (MR1b) pembelajaran blended learning dengan memperhatikan KI dan KD dalam
guru dalam pemetaan per semesternya suster. Jadi Memperhatikan indikator pada tujuan merancang Prosem dan memperhatikan pembelajaran blended learning
rancangannya seperti ini suster. pembelajaran (MR1c) KI dan KD serta indikator pada tujuan
pembelajaran yang digunakan.

Koding wawancara guru pada tahap pelaksanaan pembelajaran blended learning

6 Ibu UA: Awalnya iya seperti biasanya melakukan 2 UA Awalnya melakukan kesepakatan di Pelaksanaan pembelajaran blended Guru melakukan pembelajaran
kesepakatan di WAG. Kalau menggunakan google meet 30 WAG (UA2a) learning dilakukan menggunakan dengan menggunakan platform
menit sebelum memulai pembelajaran guru sudah Menggunakan google meet 30-45 platform WAG dan google meet dengan google meet dan WAG video call
mengirimkan link google meet. Kehadiran anak-anak 15 menit (UA2b) waktu 30-45 menit. Dengan Guru melakukan pembelajaran
menit sudah didalam google meet. Caranya sama sih Kehadiran 15 menit diruang google pembelajaran tatap muka dan online dan blended learning online maupun
dengan pembelajaran tatap muka seperti biasanya, meet (UA2c) pembiasaan yang dilakukan seperti offline dengan menggunakan SOP
melakukan sapa, salam, berdoa dan bernyanyi. Selanjutnya Caranya sama dengan pembelajaran menyapa, salam, berdoa, bernyanyi dan padansetiap pembelajaran yang
belajar bersama dengan anak sesuai dengan tema setiap tatap muka seperti biasanya menyapa, dilanjutkan belajar sesuai dengan tema dilakukan
harinya salam, bedoa dan bernyanyi (UA2d) pembelajaran setiap hari.
Selanjutnya belajar bersama dengan
anak sesuai dengan tema setiap
harinya (UA2e)

7 Ibu TJ: Setiap guru memiliki kreativitas untuk TJ Guru memiliki kreativitas untuk Pelaksanaan pembelajaran blended Guru melkaukan pembelajaran
mengkondisikan kelasnya. Kalau dikelas saya iya, saya mengkondisikan kelasnya (TJ2a) learning guru memiliki kreativitas untuk blended learning dengan melakukan
terlebih dahulu melakukuan tata tertib dikelas baik online Kalau dikelas saya terlebih dahulu mengkondisikan kelasnya, melakukan pengkondisian baik online maupun
128

maupun tatap muka khususnya pada saat berdoa dan melakukan tata tertib baik online tata tertib baik kelas online maupun offline agar terjadinya pembelajaran
memulai pembelajaran. Suapaya anak mengerti dan maupun tatap muka, khususnya pada tatap muka, saat berdoa dan memulai yang meenyenangkan
bertanggung jawab akan suatu arahan dan tata tertib. saat berdoa dan memulai pembelajaran pembelajaran, supaya anak mengerti dan
(TJ2b) bertanggung jawab
Supaya anak mengerti dan
bertanggung jawab akan suatu arahan
dan tata tertib (TJ3c)

8 Ibu VE: Membuat kesepakatan bersama, aktivitas fisik VE Membuat kesepakatan bersama Pelaksanaan pembelajaran blended Guru melakukan pembelajaran
sekitar 15 menit untuk melihat keaktifan anak-anak dalam (VE2a) learning guru dan peserta didik dengan menciptakan kesepakatan
olahraga, pendalaman tema dan penugasan serta bermain. Melakukan aktivitas fisik 15 menit membuat kesepakatan dalam melakukan awal pembelajaran dimulai agar
untuk melihat keaktifan otot-otot anak aktivitas fisik selama 15 menit, pembelajaran dapat berjalan dengan
(VE2b) pendalaman tema dalam pembelajaran, baik dan menyenangkan
Pendalaman tema (VE2c) penugasan bermain
Penugasan, dan bermain (VE2d)

9 Ibu M: Guru mengajak anak untuk melakukan kesepakatan MT Guru melakukan kesepakatan dalam Pelaksanaan pembelajaran blended Guru melakukan kesepakatan dalam
dalam belajar suster dan selanjutnya memperkenalkan tema belajar (MT2a) learning guru melakukan kesepakatan pembelajaran setiap harinya
yang akan didalami setiap hari. Memperkenalkan tema stiap hari dalam belaajar, memperkenalkan tema
(MT2b) setiap hari

10 Ibu MR: Kami guru-guru disini sudah memiliki tugas piket MR Kami guru sudah memiliki tugas piket Pelakasanaan pembelajaran blended Guru melakukan pembelajaran
setiap harinya suster. Kalau saya petugas piket, saya lebih setiap hari (MR2a) learning kami guru sudah memiliki dengan mengacu pada SOP sebagai
menggunakan SOP seperti penyambutan, dan kegiatan- Menggunakan SOP penyambutan dan tugas setiap hari, menggunakan SOP patokan dalam pembelajaran agar
kegiatan lainnya. Jadi lebih ke kreativitas guru yang piket kegiatan-kegiatan lainnya (MR2b) penyambutan dan kegiatan-kegiatan terarah
sih suster. Hanya tetap patokannya pada rutinitas yang Kreativitas guru (MR2c) lainnya, berpatokan pada rutinitas yang
sudah dijadwalkan. Hanya tetap berpatokan pada rutinitas sudah dijadwalkan
yang sudah dijadwalkan (MR2d)

Koding wawancara tahap evaluasi pelaksanaan pembelajaran blended learning

11 Ibu UA: Guru memberikan review 15 menit sebelum 3 UA Guru memberikan review 15 menit Evaluasi pelaksanaan pembelajaran guru Guru melakukan evaluasi dengan
pembelajaran dilakukan. Nah…disini guru melihat, apakah sebelum pembelajaran dilakukan memberikan review 15 menit sebelum memberikan review pebelajaran,
129

anak benar-benar paham dan mengerti kegiatan yang sudah (UA3a) pembelajaran dilakukan, melihat tingkat memberikan penilaian melalui hasil
dilakukan setiap hari. Melihat tingkat pemahaman anak-anak pemahaman anak, mengerti kegiatan pengatan, catatan anekdot, hasil
(UA3b) yang sudah dilakukan setiap hari check lish dan hasil karya anak
Mengerti kegiatan yang sudah
dilakukan setiap hari (UA3c)

12 Ibu TJ: Guru biasanya memberikan penguatan dengan cara TJ Memberikan penguatan (TJ3a) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Guru memberikan evaluasi
mendekati anak satu per satu. Karena kan karakter anak Mendekati anak (TJ3b) memberikan penguatan diakhir memlalui pemberian penguatan
berbeda, jadi saya sistemnya mendekati satu-satu anaknya, Memberikan Respon yang lebih luas pembelajaran dan mendekati anak yang diakhir pemblajaran pada anak
untuk memberikan respon yang lebih luas. (TJ3c) dirasa masih kurang bisa, memberikan
respon yang lebih luar

13 Ibu VE: Diakhir semester biasanya semua guru-guru VE Akhir semester guru melakukan Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Guru melakukan evaluasi diakhir
melakukan pengulangan materi/pengayaan. Inipun kami pengayaan materi (VE3a) blended learning diakhir semester guru semester dengan melakukan
membuat kelompok kecil dikelas untuk membagi setiap Membuat kelompok kecil dikelas melakukan pengayaan, membagi setiap pengayaan pendalaman tema pada
perkembangan yang sudah dicapai anak. (VE3b) perkembangan yang sudah dicapai anak anak agar anak semakin mampu
Membagi setiap perkembangan yang mengembangkan kemampuan anak
sudah dicapai anak (VE3c)

14 Ibu MT: Guru melakukan pengamatan mulai dari sikap MT Guru melakukan pengamatan melalui Evaluasi pelaksanaan pembelajaran guru Guru melakukan pengmaatan pada
anak, kemandirian anak dan hasil karya yang dilakukan sikap kemandirian (VE3a) melakukan pengamatan melalui sikap sikap kemandirian dan
anak, dan perkembangan setiap anak. Hasil karya (VE3b) kemandirian anak, hasil karya, perkembangan anak
Perkembangan anak setiap hari (VE3c) perkembangan setiap hari

15 Ibu MR: Kami guru melakukan evaluasi malalui ceklist, MR Guru melakukan evaluasi melalui cek Evaluasi pelaksanaan pembelajaran guru Guru melakukan evaluasi pada hasil
catatan anekdot dan hasil karya pada akhir pembelajaran. lish (MR3a) melakukan checklist, hasil karya pada check lish dan hasil karya anak
Hasil karya pada akhir pembelajaran akhir pembelajaran
(MR3b)

Lampiran 9: Hasil Interpretasi Wawancara Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Discussion)

HASIL INTERPRETASI
130

Hasil Interpretasi Wawancara Member Check Kode Pemadatan Hasil Hasil Interpretasi

Koding Interpretasi FGD “Bagaimana cara guru merancang platform pelaksanaan pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline?

1 Kami masing-masing menyusunnya dari per kelasnya suster. Jadi kami UA Menyusun jadwal (UA1a) Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

menyusun jadwalnya disesuaikan dengan tingkat kelas anak dengan dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat merancang

pembelajaran offline dan online dalam pembelajaran blended learning suster”. platform pembelajaran blended learning dengan cara:

2 “Saya menambahkan suster, bahwa semua guru telah menyusun pembelajaran VE Menyusun pembelajaran (VE1a) 1. Menyusun jadwal pembelajaran blended learning

sesuai dengan paralel kelas masing-masing. Akan tetapi pada pembelajaran Pembelajaran sesuai dengan parallel (VE1B) 2. Pembelajaran disesuaikan pada setiap parallel

kesangtimuran ada jadwal tersendiri oleh suster paularita ketika semua jadwal Melakukan disikusi (VE1c) 3. Melakukan diskusi dalam menyusun agenda

sudah fiks di setiap paralelnya. Makan suster paula akan mendiskusikan kembali mingguan

kapan jadwal pembelajaran kesangtimuran dilakukan tiap kelasnya. 4. Pembelajaran blended learning digunakan offline

3 “Iya…kami juga menyusun pembelajaran online dan offlinenya pada agenda TJ Menyusun agenda mingguan (TJ1a) maupun online

mingguannya suster”. 5.
4 “Benar suster, kami menggunakan pembelajaran blended learning offline dan MT Pembelajaran blended learning dilakukan offline

online karena pandemi. Jadi kami para guru harus menyusun semua agenda dan online dalam penyusunan agenda minggu

pembelajaran tiap minggunya agar orang tua juga dapat mempersiapkan anak- (MT1a)

anaknya dirumah dengan platform yang ada diagenda suster”

5 ”Kami masing-masing menyusunnya dari per kelasnya suster. Jadi kami MR Menyusun jadwal disesuaikan dengan kelas anak

menyusun jadwalnya disesuaikan dengan tingkat kelas anak dengan (MR1a)


131

pembelajaran offline dan online”.

Koding Interpretasi FGD “Bagaimana cara guru memprioritaskan platform pelaksanaan pembelajaran blended learning agar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik?”

6 “Setiap guru memiliki ide dan kreativitas masing-masing dalam UA Guru memiliki ide dan kreativitas (UA2a) Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

menginplementasikan setiap pembelajaran dengan menggunakan kelompok Implementasi pembelajaran menggunakan dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat merancang

kecil dikelas suster. Jadi guru sudah mengetahui platform yang sudah disusun kelompok kecil dikelas (UA2b) platform pembelajaran blended learning dengan cara:

sesuai dengan kebutuhan anak-anak dikelas suster”. 1. Guru memiliki kreativitas dan ide

2. Implementasi pembelajaran menggunakan kelompok

3. Membangun

4. mengembangkan
7 “Kalau dikelas saya menggunakan kelompok dengan membaginya menjadi dua VE Melihat setiap perkembangan anak (VE2a)

kelompok untuk melihat perkembangan setiap anak suster. Jadi kelompok yang Mendampingi anak (VE2b)

sudah berkembang dibedakan dengan kelompok yang belum berkembang untuk

mempermudah saya dalam mendampingi anak. Seperti itu suster. Penggunaaan

pembelajaran yang saya lakukan menggunakan WhatsApp video call suster”.

8 “Kalau saya sendiri iya suster, saya memprioritaskan kedua-duanya platform dan TJ Memprioritaskan kedua-duanya antara peserta Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

pembelajaran yang akan dilakukan melalui media itu suster. Karena kalau tidak didik dan platform untuk membangun dan dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat merancang

ada peserta didik berarti saya juga tidak dapat menggunakan platform. Sehingga mengembangkan keberhasilan peserta didik platform pembelajaran blended learning dengan cara:

dengan adanya kedua-duanya membangun dan mengembangkan keberhasilan (VE2a) 1. Pembelajaran menggunakan media

peserta didik dalam belajar suster”. 2. Pembelajaran menggunkan platform


132

3. Mengembangkan keberhasilan

1.

Koding Interpretasi FGD “Apa saja yang perlu diperhatikan guru pada saat merancang platform pembelajaran blended learning baik secara online maupun offline?”

9 “Iya suster, kami guru merancang platform pembelajaran dengan melihat UA Kesiapan orang tua dalam penggunaan platform Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

kesiapan orang tua yang rata-rata belum melek teknologi. Jadi kami mengambil yang ditawarkan guru (UA3a) dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat merancang

platform pembelajaran yang benar-benar dapat dijangkau semua orang tua. Salah Memilih platform pembelajaran (UA3b) platform pembelajaran blended learning secara online

satunya platform yang kami gunakan WhatsApp suster”. maupun offline dengan cara:

10 “Saya menambahi suster, kesiapan guru dan orang tua dalam membelajaran VE Kesiapan dalam melakukan pembelajaran 1. Kesiapan orang tua

sangat perlu diperhatikan juga suster”. (VE3a) 2. Keefektivitasan platform pembelajaran

11 “Efektivitas platform yang akan digunakan suster. Ini juga sungguh kami TJ Efektivitas platform pembelajaran (TJ3a) 3. Mengembangkan aspek perkembangan

perhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran blended learning”.

12 “Kami merancang kegiatan yang bisa mengembangkan semua aspek MT Mengembangkan semua aspek perkembangan

perkembangan anak. Sehingga dengan satu kegiatan semua aspek perkembangan anak (MT3a)

anak bias terwujud, seperti itu suster. Dimana kami membuat kegiatan yang bisa

melibatkan semua perkembangan anak”.

Koding Interpretasi FGD “Bagaimana cara guru memilih platform agar sesuai dengan tema pembelajaran blended learning?”

13 “Setelah kami melihat RPPM, RPPH dan diagenda juga sudah tertera sebenarnya UA Melihat RPPM, RPPH dan yang sudah Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

suster. Sehingga memudahkan kami untuk menentukan platform yang kami disederhanakan diagenda mingguan anak-anak dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat memilih
133

pakai”. (UA4a) platform pembelajaran blended learning dengan cara:

14 “Iya itu tadi suster, kami menyesuaikan kebutuhan anak dan tidak melulu MR Melihat kebutuhan anak dalam melaksanakan 1. Guru melakukan penyerhanaan RPPH ke agenda

menggunakan video call ataupun materi saja. Saya dikelas bisa menggunakan pembelajaran blended learning (UA4a) mingguan

google meet, video animasi dan LCD proyektor. Dimana anak tidak merasa bosan Memilih media yang dekat dengan anak (UA4b) 2. Melihat kebutuhan anak

dalam pembelajaran”. 3. Memilih media yang dekat dengan anak

Bagaimana cara guru melakukan ketetapan platform sebagai tujuan pembelajaran blended learning?

15 “Dengan melihat kebutuhan disekolah yang masih kurang lengkap, maka kami UA Melihat kebutuhan yang tersedia disekolah dan Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

lebih memilih platform yang dekat dengan orang tua dan anak. Karen orang tua orang tua dapat menggunakan platform yang dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat melakuakn

anak masih tergolong berpenghasilan menengah kebawah”. disediakan guru (UA5a) ketetapan platform pembelajaran blended learning dengan

16 “Melalui video call kami memperhatikan setiap perkembangan anak dan MR Memperhatikan setiap perkembangan anak cara:

penggunaannya juga lebih mudah dilakukan oleh orang tua dirumah. (MR5a) 1. Melihat kebutuhan yang ada antara sekolah dan orang

tua anak

2. Memperhatikan setiap perkembangan

Koding Interpretasi FGD “Apakah ada kendala yang dialami guru selama melakukan pembelajaran blended learning?”

17 “Ketika kami ingin menerapkan pelaksanaan pembelajaran blended learning akan UA Sarana prasarana yang kurang memadai (UA6a) Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

dapat diambil kesimpulan dengan kendala yang alami guru


dilakukan 100 persen, kami belum siap dalam sarana prasarana dan kendala Pelaksanaan pembelajaran blended learning
dalam pembelajaran blended learning yaitu:
sinyal yang kurang mendukung serta LCD proyektor yang kami miliki juga
134

masih terbatas. Sehingga kalau melakukan pembelajaran blended learning masih tidak mendukung kestabilan sinyal (UA6b) 1. Sarana prasarana yang kurang memadai

2. Kondisi sinyal yang kurang stabil


terkendala dengan sarana dan prasarana”.
3. Kesiapan orang tua dan anak kurang mendukung

18 “Kalau pembelajaran online dilakukan kendala yang saya alami iya itu, TJ Kesiapan orang tua dan anak kurang mendukung

kurangnya kesiapan anak dan orang tua dalam melakukan pembelajaran suster. (TJ6a)

Kondisi dirumah tidak terkontrol dan orang tua kurang siap menyiapkan sarana Kondisi dirumah tidak dikontrol orang tua

dan prasarana pembelajaran. Kalau pembelajaran offline lebih mudah (TJ6b)

mendampingi anak-anak”.

Koding Interpretasi FGD “Sejauh pengalaman para guru dalam melakukan pembelajaran blended learning, apakah pembelajaran blended learning efektif dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran?”

19 “Pembelajaran blended learning ini juga efektif digunakan. Akan tetapi suster, UA Pembelajaran blended learning efektif digunakan Hasil Member Check atau FGD (Fokus Group Disscusion)

kami harus benar-benar mempersipkan sarana dan prasarana agar blended (UA7a) dapat diambil kesimpulan bahwa efektifitas pembelajaran

learning ini sungguh-sungguh dapat berjalan digunakan 100 persen suster”. blended learning efektif dilakukan baik secara online maupun

20 “Kalau pembelajaran blended learning secara online dilakukan keberhasilan yang TJ Pembelajaran blended learing efektif digunakan offline dalam pelaksanaan pembelajaran.

dicapai sekitar 60 persen saja suster. Karena saya sendiri sangat membutuhkan baik secara ofline maupun online (TJ7a)

kemampuan dalam penggunakan berbagai platform yang ada. Kalau

pembelajaran blended learning secara offline dilakukan mencapai keberhasilan

dalam belajar sekitar 95 persen suster. Untuk kefektifannya dalam menggunakan

blended learning baik online maupun offline efektif digunakan dalam


135

pelaksanaan pembelajaran”.
Lampiran 10: Instrumen Penelitian

Pedoman Wawancara

No. Aspek Sub Aspek Sub-sub Aspek Indikator Butir Pertanyaan

1 Pelaksanaan 1. Tahap Perencanaan 1. Merancang program 1. Guru merancang program 1) Bagaimana cara guru merancang program pembelajaran

Pembelajaran Blended pembelajaran pembelajaran. blended learning untuk peserta didik?

Learning Pada Masa 2. Guru mempersiapkan sarana dan 1) Bagaimana guru mempersiapkan sarana dan prasarana

Pandemi prasarana (media) pemebelajaran. (media) pembelajaran blended learning untuk peserta

didik?

3. Guru menyusun jadwal pembelajaran. 1) Bagaimana cara guru menyusun jadwal pembelajaran

blended learning untuk peserta didik?

4. Guru melakukan sosialisasi pada orang 1) Bagaimana cara guru mensosialisasikan pada orang tua

tua pesesrta didik. peserta didik perencanaan pelaksanaan blended learning

proses pembelajaran?

2. Tahap Pelaksanaan 5. Kegiatan pembuka 2. Guru melakukan pengkondisian 2) Bagaimana cara guru mengkondisikan pelaksanaan

141
142

sebelum mengajar. pembelajaran blended learning sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai?

6. Kegiatan inti 2. Guru melakukan pembelajaran 4) Bagaimana metode guru melakukan tahapan

menggunakan platform pembelajaran blended learning dengan menggunakan

WhatsApp/google meet untuk peserta didik?

5) Bagaimana cara guru melakukan tahapan evaluasi

pelaksanaan pembelajaran blended learning melalui

platform untuk peserta didik?

6) Bagaimana guru mengunakan platform pembelajaran

tatap muka dalam pelaksanaan pembelajaran blended

learning?

7) Bagaimana guru mengunakan platfoam video

pembelajaran online dalam pelaksanaan pembelajaran

blended learning?

7. Kegiatan penutup 3. Guru melakukan pengulangan. 2) Bagaimana guru melakukan proses pengulangan materi

pembelajaran blended learning untuk peserta didik?

4. Guru memberikan penguatan. 2) Bagaimana cara guru memberikan penguatan

pembelajaran blended learning setiap hari pada peserta


143

didik?

8. Tahap Evaluasi 2. Pelaksanaan evaluasi 2. Guru melakukan asesmen pada hasil 3) Bagaimana kesiapan guru melakukan asesmen pada

belajar peserta didik. pembelajaran blended learning peserta didik?

4) Bagaimana cara guru melakukan esesmen sebelum

melakukan evaluasi pada proses hasil pembelajaran

blended learning peserta didik?

3. Guru melakukan evaluasi 2. Bagaimana cara guru memberikan evaluasi pada hasil

pembelajaran blended learning setiap hari?

4. Guru melakukan tindak lanjut 1) Bagaimana cara guru melakukan tindak lanjut pada

proses evaluasi pembelajaran blended learning?

2) Bagaimana guru mengevaluasi catatan anekdot,

percakapan, penugasan, unjuk kerja dan hasil karya

sebagai tindak lanjut hasil belajar blended learning

peserta didik?

Lampiran 11: Instrumen Dokumentasi

Lembar Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta
144

No Aspek Sub Aspek Pemeriksaan Dokumen Hasil Deskripsi Hasil Dokumentasi

Pemeriksaan

Ya Tidak

1 Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Foto, video, dan RPPH saat guru menyusun perencanaan program

Blended Learning pembelajaran


Perencanaan

Foto, video, dan RPPH saat guru menyiapkan komponen-komponen

perencanaan proses pembelajaran

Tahap Foto, video dan RPPH saat guru melaksanakan pembelajaran blended

learning
Pelaksanaan

Foto atau video proses pelaksanaan pembelajaran blended learning

Foto atau video saat guru menggunakan alat/media pembelajaran

Tahap Foto atau video terkait asesmen dan penilaian capaian peserta didik

Evaluasi
147

Anda mungkin juga menyukai