Anda di halaman 1dari 3

DEBATE 6 (ANARKISME DAN FASISME)

Apa itu Anarko-Sindikalisme?


Anarko-Sindikalisme adalah anak cabang dari “anarkisme” (Rudolf Rocker tokoh utamanya),
“Anarkisme” adalah sebuah ideologi yang menentang akan ideologi Marxism tentang negara atau
sesuai pendapat Kropotkin adalah suatu sistem sosialis dengan tanpa adanya pemerintahan.
Sindikalisme atau yang di Prancis disebut sebagai syndicalisme révolutionnaire memiliki arti “trade
unionism” atau “serikat buruh”. Anarko-sindikalisme secara umum adalah aliran yang menolak aksi
politik dan memandang bahwa perserikatan buruh merupakan satu-satunya bentuk organisasi dan
pemogokan sebagai satu-satunya bentuk perjuangan yang diperlukan bagi kaum buruh.

Gerakan Anarko-sindikalisme pertama kali muncul dan tumbuh kuat di Spanyol, yang
kemudian berlanjut ke Italy dan France. Anarko-sindikalisme menekankan kepada “Labor
Movements” (gerakan-gerakan buruh), dimana para pengikutnya memandang bahwa labor unions
mempunyai kekuatan untuk mewujudkan suatu perubahan sosial dg tujuan mengganti kapitalisme
dengan masyarakat demokratis yang dikendalikan oleh para pekerja. Bebagai organisasi-organisasi
dengan paham ini banyak berkembang di berbagai negara baik di Eropa, Asia, atau pun Amerika.

Bagaimana Perkembangan Anarko-Sindikalisme di Indonesia?


Anarko-sindikalisme sebagai paham yang menyarankan tindakan langsung oleh para
pekerja/buruh utk menghapus tatanan kapitalis dan sebagai gantinya membangun tatanan sosial
yang didasarkan pada pekerja tersebut banyak berkembang di negara-negara yang menganut
capitalism dengan masyarakatnya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Fenomena global
ini dimulai pada tahun 1910 di Barcelona, ketika sebuah kelompok masyarakat yang beralaskan pada
perburuhan yang anti-capitalism dan kemudian merambah ke berbagai kawasan di dunia.

Di Indonesia sendiri, gerakan Anarko-sindikalisme masuk pada tahun 1990. Gerakan ini
memiliki simbol bendera merah dan hitam dengan logo yang menyerupai huruf A dilingkari di bagian
tengahnya. Para Anarko-sindikalis di Indonesia ini mempunyai ambisi untuk membangun tatanan
dunia yang baru tanpa adanya pemerintahan yang otoriter (sesuai pernyataan ketua anarko-
sindikalis Indonesia, Pius Laut Labuangan).

Statement
A. Pro
1. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Anarko-sindikalisme adalah anak
cabang dari “anarkisme”, karena “anarkisme” ini ideologi yang menentang ideologi
Marxism ttg sebuah negara, sehingga para penganutnya percaya bahwa segala bentuk
negara dengan berbagai pemerintahan di dalamnya adalah perangkat yang menumbuh-
suburkan penindasan thd kehidupan. Berdasarkan itu sangatlah jelas bahwa anarko-
sindikalisme berbahaya karena memiliki tujuan untuk menghapuskan negara dan segala
kekuasaan di dalamnya sehingga dapat menuntun kepada aksi-aksi radikalisme yang
dapat merusak bangsa. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kaum anarko-sindikalis ini
juga seringkali membuat resah warga karena melakukan berbagai aksi blokade di jalan
atau bahkan aksi-aksi vandalisme yang merusak berbagai fasilitas-fasilitas umum
sehingga merugikan berbagai warga. Tidak jarang juga, pengikut paham ini menggunakan
terorisme sebagai alat untuk memperjuangkan kelas sosial.
2. Gerakan anarko-sindikalisme ini jelas berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai
akibat yang mencelakakan baik bagi mereka sendiri atau bahkan bagi masyarakat-
masyarakat yang tidak terlibat dalam aksi-aksi yang dilakukan oleh anarko-sindikalis
tersebut. Bahkan pada awal 2020, terjadi penangkapan ketua anarko-sindikalis Indonesia
(Pius Laut Labuangan, ditangkap di Jaksel) karena kelompoknya telah melakukan berbagai
aksi provokasi dan juga vandalisme, pencurian, dan pemerasan. Sebelumnya, pada 2019
dalam kegiatan May Day ada 619 orang dari kelompok anarko-sindikalis yang diamankan
di Bandung karena membuat berbagai kericuhan. Aksi-aksi tersebut sudah termasuk
kejahatan sosial yang dapat menimbulkan keresahan dan kerusuhan bagi masyarakat.
3. Anarko-sindikalisme berbahaya bagi Indonesia karena dapat dengan mudah mendoktrin
para pemuda yang memang belum bisa berpegang teguh kepada satu prinsip kehidupan
dan masih ingin memiliki kebebasan tanpa adanya kungkungan akan aturan-aturan hidup.
Terbukti ketika peringatan Hari Buruh di Bandung pada 2019, dari 613 orang yang
diamankan, 293 di antaranya merupakan remaja. Berdasarkan itu dapat disimpulkan
bahwa kelompok ini tidak lagi berbasis kepada persoalan ekonomi, buruh, atau sosial-
politik, melainkan sudah merambah ke berbagai persoalan kehidupan. Bahkan, menurut
Kombes Adi Saputra, kelompok buruh juga sudah melakukan aksi-aksi penolakan thd
anarko-sindikalis ini.

B. Kontra
1. Banyak masyarakat yang rancu akan pengertian dari “anarkisme” dan secara asal
menganggap bahwa anarki adalah suatu kekacauan, kerusuhan, atau kegiatan penjarahan
sesuai dengan doktrin yang dilakukan oleh para penguasa (pemerintah). Padahal
berdasarkan gerakan anarcho sendiri, anarki diartikan sebagai suatu tatanan tanpa
adanya hierarki sosial, sehingga setiap individu bebas untuk mempertahankan
kekhasannya. Selain itu, dengan banyaknya seruan atau pun spanduk-spanduk akan anti-
anarko-sindikalisme ini membuat sebagian besar masyarakat memiliki stigma bahwa
anarko-sindikalisme ini mungkin memang sama bahayanya seperti musuh besar dan
abadi Indonesia yaitu komunisme. Padahal para aparat tidak menjelaskan secara utuh
dan detail mengenai alasan sebenarnya mengapa anarko-sindikalisme ini berbahaya.
Berdasarkan itu, dapat disimpulakan bahwa anarko-sindikalisme sebenarnya tidaklah
berbahaya dan bahkan dapat digunakan sbg sparring partner (rekan utk bertanding) yg
menarik bagi pembela kapitalisme dan komunisme untuk menguji kembali pemahaman-
pemahaman yang telah ada.
2. Seperti sebelumnya, anarko-sindikalisme ini cabang dari “anarkisme”, dimana
“anarkisme” sendiri sbg teori politik memiliki tujuan utk menciptakan masyarakat tanpa
adanya hierarki dalam berbagai bidang. Sehingga, tujuan utama mereka hanyalah sebatas
ingin mengatasi adanya ketimpangan struktural dengan tujuan akhir berupa kebebasan
dan kebersamaan sbg sebuah kerjasama yang saling membangun antar satu dengan yang
lain. Berdasarkan itu, anarko-sindikalisme tidaklah berbahaya bagi stabilitas dan
ketertiban negara karena sebenanya mereka hanya menargetkan terhadap penganjuran
akan kerangka kerja untuk mengkritik negara dan hierarki sosial yang menindas. Anarko-
sindikalis mempercayai bahwa serikat buruh merupakan kekuatan yang potensial untuk
menuju kepada revolusi sosial dan memandang bahwa organisasi perserikatan buruh
sebagai ujung tombak untuk mewujudkan tatanan anarki.
3. Anarko-sindikalisme tumbuh dan terus berkembang sebagai akibat dari kebiasaan akan
berkerja untuk para kaum kapital. Muncul ketakutan terhadap anarko-sindikalisme
karena di-cap tidak jauh berbeda dengan komunisme, sehingga menciptakan “musuh”
baru yang sebenarnya tidak perlu. Hal itu karena, Anarko-sindikalisme hanyalah cabang
dari pemikiran anarkisme yang melawan akan kapitalisme dan fundamentalisme pasar
yang sangat kokoh berdiri di Indonesia. Anarko-sindikalis memandang bahwa sosialisme
tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan. Berdasarkan hal tersebut, gerakan
ini tidaklah berbahaya melainkan terdapat nilai positif yang dapat diambil seperti bahwa
segala bentuk penindasan, eksploitasi, ataupun perbudakan yang dilakukan oleh manusia
yang satu terhadap manusia yang lainnya merupakan sebuah bentuk ketidakadilan yang
perlu dilawan. Para anarko-sindikalis adalah sekelompok orang yang menuntut akan
persamaan dan pemenuhan hak buruh seperti hak untuk hidup yang layak dan juga
keadilan sosial.

Anarkisme bukan ketidakteraturan atau pun kekacauan. Bukan juga perang anatra minoritas
melawan semua. Dan bukan berarti hidup manusia yang barbarisme dan liar.

Melainkan, anarkisme maksudnya adalah tidak ada yang boleh memperbudak Anda, merampok
Anda, atau bahkan memaksa Anda. Anarkisme berarti bahwa Anda harus bebas dan punya
kesempatan untuk memilih jalan kehidupan yang diinginkan, memiliki persamaan hak, dan hidup di
dalam kedamaian antar satu dengan yang lain.

Maka dari itu tidak boleh ada monopoli, penindasan, ataupun kemiskinan, sehingga semua dapat
hidup bersama dalam kesetaraan.

Anda mungkin juga menyukai