Pertama, asy-Syukru bil qalbi , yaitu bersyukur yang kita mulai dari hati. Ada keinginan, niat, atau kegelisahan dari hati
untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Kedua, asy-Syukru bil lisan. Yaitu bersyukur dengan lisan, ialah cara bersyukur yang sering kita ungkapkan saat ini yaitu
ungkapan alhamdulillahi rabibbil alamin.
Ketiga, asy-Syukru bil Af’al yaitu bersyukur dengan amal perbuatan. Cara bersyukur yang ketiga ini sebagai bukti kalau diri
kita ini benar-benar bersykur kepada Allah SWT. Misalnya, dengan cara bersedekah, berinfak dan menggunakan
sebagaian harta untuk berjihad fisabilillah, terkait dengan sikap syukur tersebut Allah SWT berfirman dalam surat al-
Baqarah ayat 172,
ن.َ ت َما َر َز ْق ٰن ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوا هّٰلِل ِ اِنْ ُك ْن ُت ْم ِايَّاهُ َتعْ ُب ُد ْو
ِ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُكلُ ْوا مِنْ َطي ِّٰب
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”
Pada akhir ayat, Allah menutupnya dengan ungkapan “Jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” Kalimat ini sebuah
penegasan dari dua perintah tersebut menggetarkan jiwa. Di dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman:
د.ٌ َوِإ ْذ َتَأ َّذ َن َر ُّب ُك ْم لَِئنْ َش َكرْ ُت ْم َأَل ِزي َد َّن ُك ْم ۖ َولَِئن َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابى لَ َشدِي
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Ayat ini berkaitan dengan sikap orang Yahudi, yang enggan bersyukur. Padahal mereka termasuk kaum yang paling
banyak mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Misalnya saat mereka diselamatkan dari kebiadaban dan kekejaman Fir’aun.
Juga anak laki-laki mereka diselamatkan dari pembunuhan (penyembelihan kepada anak laki-laki yang lahir dari bani Israil)
hal tersebut merupakan nikmat yang sangat besar akan tetapi mereka tetap tidak mau bersyukur.
Maka dari itu kita sebagai orang-orang yang beriman, peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi kita, jangan sampai diri kita
ini terjangkit virus kesombongan yang nantinya memunculkan sikap takabbur. Dan menganggap kenikmatan tersebut
merupakan buah dari usaha pribadi yang dilakukan selama ini tanpa melibatkan Allah sebagai Sang Khaliq.
Akan tetapi hendaknya diri kita ini senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT sehingga dengan bersyukur tersebut
muncul lah sikap-sikap positif dalam diri kita, di antaranya sabar, ikhlas, tawakal, dzikrullah, dan husnudzan.
Hakikat Sabar
As-Shobru, yaitu sabar, atau menahan diri. Artinya seseorang yang selalu bersyukur kepada Allah maka dia dapat
menahan dirinya dari tiga hal.
Sabar dalam menjalankan perintah Allah, mereka dengan mudah menjalankan agamanya tanpa beban sedikitpun,
misalnya perintah shalat, puasa zakat, dan perintah-perintah lainya dia tau maktu dan melaksanakannya dengan baik,
sehingga tidak pernah mengeluh, baik itu dalam kondisi sakitpun atau dalam waktu sibuk dan dalam perjalanan.
Sehingga kita diminta untuk sabar beserta istiqomah dalam menjauhinya, meskipun hal itu sangat menggiurkan hati,
misalnya perbuatan menyogok, korupsi, berzina, dan lain-lain.
Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Sudah hampir satu tahun kita bersama Covid-19, virus yang sangat ganas,
mengerikan, dan selalu menghantui hidup kita. Karena memang tidak sedikit memakan korban bahkan di Indonesia sendiri,
ribuan nyawa wafat
Sehingga membuat kita tidak sebebas dulu, kita betul-betul diajari untuk hidup disiplin, di awal tahun 2021 ini kita
diperhadapkan dengan semakin naiknya angka pasien Covid-19, jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182, banjir di Kalimantan
Selatan, gempa bumi Sulawesi Barat, gunung Merapi meletus dan lain-lain.
Ini merupakan ujian dan cobaan untuk kita. Ssan kita sebagai hamba yang baik harus yakin bahwa cobaan dan ujian
tersebut datangnya dari Allah SWT, untuk menguji kadar keimanan kita, maka dari itu sikap syukur harus tetap
dimunculkan.
Dampak dari sikap syukur yang kedua, al-Ikhlasu fil Ibadah sikap ikhlas dalam beribadah, berbuat kebaikan tanpa ingin
dipuji, pamer atau lainnya. Tapi murni lillahi ta’ala, sehingga tidak bangga kala mendapat pujian, dan tidak pula sakit hati
kala mendapat hinaan. Itulah sikap muslim yang sebenarnya. Karena semua yang kita lakukan hanya untuk-Nya, bahkan
hidup dan mati kita. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-An’am ayat 162:
اي َو َم َماتِيْ هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمي ۙ َْن
َ صاَل تِيْ َو ُن ُسكِيْ َو َمحْ َي
َ َّقُ ْل اِن
“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh
alam.”
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
Dampak yang kelima, husnudzan, berbaik sangka. Tidak jarang dari kita justru muncul sikap sebaliknya, ketika sesuatu
yang kita inginkan tidak tercapai, muncullah rasa kecewa, putus asa bahkan suudzon kepada Allah, menuduh Allah dengan
tidak adil dan lain-lain.
Hilangnya rasa syukur dalam diri kita dan lupa akan nikmat-Nya, dapat menegasikan Allah SWT dalam segala aktivitasnya.
Terkait dengan prasangka buruk tersebut, Allah SWT mengingatkan kita dalam surat al-Hujurat ayat 12,
ض..ا ۚ َأ ُيحِبُّ َأ َحُ ..د ُك ْم َأن َيْأ ُكَ ..ل لَحْ َم َأخِيِ ..ه َم ْي ًتا
ضُ ..كم َبعْ ً
وا َواَل َي ْغ َتب بَّعْ ُ ٱلظنِّ ِإ ْث ٌم ۖ َواَل َت َجس ُ
َّس۟ .. ض َّ ..وا ٱجْ َت ِنب ۟
ُ..وا َكثِ..يرً ا م َِّن َّ
ٱلظنِّ ِإنَّ َبعْ َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ َ
ِين َءا َم ُن ۟
َف َكرهْ ُتمُوهُ ۚ َوٱ َّتقُ ۟
وا ٱهَّلل َ ۚ ِإنَّ ٱهَّلل َ َتوَّ ابٌ رَّ حِي ٌم ِ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka
buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain.
Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudanya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik
”kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
الح ِكي ِْمَ .أ ًق ْو ُل َق ْو ِل َه َذا َواَسْ َت ْغفِرُوا هللاَ إ َّن ُه ه َُو َ
الغفُو ُر الرّ ِحيْم ران ال َعظِ ْي ْم و َن َف َعنِيْ َوِإ َيا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه وذ ِْك ِر َ
ك هللاُ لِيْ َولَ ُكم فِيْ القُ ِ
ار َ
َب َ
Khutbah Kedua
صَ .ح ِاب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْمك لَ ُه َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُحم ًِّدا َع ْب ُدهُ َو َر ُسْ .ولُ ُه َو َعلَى آلِِ .ه َوَأ ْ
اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ ,اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْم ًدا َك ِثيْرً ا َك َما َأ َم َرَ .أ ْش َه ُد َأنْ الَ ِإلَ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ
َأ َّ
هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ ِإال َو ن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن
هللاَ ،فا َّتقُوا َ ْ
َّاي ِب َتق َوى ِ هللاُ ،أ ْوصِ ْي ُك ْم َوِإي َ
ْنَ ،أمَّا َبعْ ُد؛ عِ َبا َد ِ ان ِإلَى َي ْو ِم ال ِّدي ِ
بِِإحْ َس ٍ
ك َسِ ......م ْي ٌع َق ِ
......ريْبٌ ُم ِجيْبُ الُّ ......د َعا ِء اغفِ......رْ ل ِْلمُْ......ؤ ِم ِني َْ.ن َو ْالمُْؤ ِم َن......اتَِ ،و ْالم ُْس......لِ ِمي َْن َو ْالم ُْس......لِ َماتِ ،اَألحْ َي......ا ِء ِم ْن ُه ْم َواَألمَْ ......واتِِ ،إ َّن َ
اللَّ ُه َّم ْ
صْ ....وماًَ ،وال َت ....دَعْ فِ ْي َنا َوال َم َع َنا َش....قِ ًّيا َوال َمحْ ر ُْوم....ا ً اللَّ ُه َّم اجْ َعْ ....ل َج ْم َعنا َه ....ذا َجمْع....ا َمرْ ح ُْوم....اَ ،واجْ َعْ ....ل تفرُّ قنا مِنْ َبعِْ ....د ِه تفرُّ ق....ا َمعْ ُ
ً َ َ َ َ َ َ ً ً َ َ
....................................................اف َوال ِغ َنى
َ ك ْالهَُ ....................................................دى َوال ُّت َقى َوال َع َف اللَّ ُه َّم ِإ َّنا َن ْسَ....................................................ألُ َ
صالِحا ً َزاكِي.اًَ ،وعِ ْلم.ا ً َنافِع.ا ً َرافِع.اًَ ،وِإ ْي َمان.ا ً َر ِ
اس.خا ً َث ِابت.اًَ ،و َيقِيْن.ا ً صادِقا ً َذاكِراًَ ،و َق ْلبا ً َخاشِ عا ً ُم ِنيْباًَ ،و َع َمالً َ ك َأنْ َترْ ُز َق ُكالًّ ِم َّنا لِ َسانا ً َ اللَّ ُه َّم ِإ َّنا َنسْ َألُ َ
ْ َ
اس......................عاًَ ،يا ذا ال َجالَ ِل َواِإل ْكَ ......................ر ِام َ
ص......................ادِقا ً َخالِص......................اًَ ،و ِر ْزق......................ا ً َحالَالً طيِّب......................ا ً َو ِ َ
مَْأل
ب ال َّسال َم َوا َن لِ َعبادك أجمعين َ ُ ْ َ َ ْ َ رْ ْ
صفوف ُه ْمَ ،و جمع كلمتهم َعلى الحقَ ،واكسِ شوكة الظالمينَ ،واكت ِ َ َأ َ ْ ُ َّ ُسْ ْ َ سْ َّ
الل ُه َّم عِ ز اِإل ال َم َوالم لِ ِمي َْنَ ،و َوحِّ ِد الل ُه َّم ُ َأ َّ
الوهَّابُ ت َ ك َأ ْن َ ً
......................ةِ ،إ َّن َ ك َرحْ َم ......................ز ْغ قُلُ ْو َب َنا َبعَْ ......................د ِإ ْذ َهَ ......................د ْي َت َناَ .،و َهبْ لَ َنا مِنْ لَُ ......................د ْن َ
ِ َر َّب َنا ال ُت
اسِ ................................ري َْن الخ ِ ................................و َننَّ م َِن َ
ْ َأ
َر َّب َنا َظلَمْ َنا ْنفُ َسَ ................................نا َوِإنْ لَ ْم َت ْغفِ................................رْ لَ َنا َو َترْ َحمْ َنا لَ َن ُك
هللا
عِ َب.....................................................................................................................................................................................................................ادَ ِ
ان َوِإ ْي َتا ِء ذِي القُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ ْأ
ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن ِ ِ هللا َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواِإلحْ َس ِ
ِإنَّ َ
Editor Mohammad Nurfatoni. Naskah khutbah Jumat ini kali pertama dmuat maalah Matan, Edisi 176, Maret 2021 dengan
judul Syukur Kunci Keshalehan Amal.