Dinas Ketenagakerjaan
Kota Medan
2022
DAFTAR ISI
TENTANG
PETA PROSES BISNIS DINAS KETENAGAKERJAAN
KOTA MEDAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KETENAGAKERJAAN
KOTA MEDAN TENTANG PROSES BISNIS DINAS
KETENAGAKERJAAN KOTA MEDAN.
1
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA MEDAN
TENTANG PETA PROSES BISNIS DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA MEDAN
NOMOR :
TANGGAL :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, sekaligus sebagai
kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, Kota Medan memiliki kedudukan yang
sangat unik dan strategis, baik ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, politik,
maupun pertahanan dan keamanan. Kedudukan yang demikian unik dan
strategis tersebut telah menempatkan Kota Medan sebagai salah satu pusat
kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kompleksitas
permasalahan di bidang demografi, sosial, dan ekonomi pada umumnya, serta
ketenagakerjaan pada khususnya. Jumlah penduduk yang demikian besar
dengan latar belakang dan strata sosial-ekonomi yang beraneka ragam, disertai
disparitas sosial ekonomi yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas
Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Medan.
Sehingga Kota Medan diharapkan memiliki tingkat produktivitas tenaga
kerja pada sektor sekunder dan tersier yang semakin baik. Dengan
meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja di kedua sektor tersebut
diharapkan Kota Medan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat secara berkesinambungan, yang sejalan dengan peningkatan
perlindungan tenaga kerja dan penyelesaian perselisihan buruh dan perusahaan
yang semakin baik. Adapun aspek kesejahteraan masyarakat dibagi menjadi 2
(dua) fokus yaitu fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi serta fokus
kesejahteraan sosial. Untuk menghadapi tantangan dan memenuhi harapan
masyarakat Kota Medan, diperlukan perencanaan yang tepat, efektif, dan
berkesinambungan. Sesuai dengan mandat yang diberikan, Dinas
Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Medan, harus mampu menjawab tantangan
tersebut dengan memperkuat berbagai aspek dan kompetensi yang terkait
dengan peran dan fungsinya sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Peta proses bisnis merupakan aset terpenting organisasi yang
mengumpulkan seluruh informasi ke dalam satu kesatuan dokumen atau
database organisasi. Dengan demikian, menjadi sebuah keniscayaan untuk
melibatkan seluruh elemen organisasi dalam penyusunan peta proses bisnis
yang digambarkan sesuai dengan rencana strategis organisasi.
3
b. Mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak internal maupun eksternal
mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan;
c. Memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan mendokumentasikan
secara rinci mengenai proses bisnis yang dilakukan untuk mencapai visi,
misi dan tujuan. Aset pengetahuan ini menjadi dasar pengambilan
keputusan strategis terkait peningkatan penyelenggaraan pemerintah dan
pelayanan publik serta peningkatan pemenuhan hak-hak pekerja.
C. RUANG LINGKUP
4
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Visi dan Misi pada saat mencalonkan diri menjadi Wali Kota / Wakil Wali
Kota Medan dengan janji-janji politik yang ditawarkan oleh Wali Kota / Wakil
Wali Kota Medan terpilih adalah:
Visi:
Misi:
1. Medan Berkah
Mewujudkan Kota Medan sebagai kota yang berkah dengan memegang
teguh nilai-nilai keagamaan dan menjadikan Medan sebagai kota layak
huni juga berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
2. Medan Maju
Memajukan masyarakat Kota Medan melalui revitalisasi pelayanan
pendidikan dan kesehatan yang modern, terjangkau oleh semua.
3. Medan Bersih
Menciptakan keadilan sosial melalui reformasi birokrasi yang bersih,
profesional, akuntabel dan transaparan berlandaskan semangat melayani
masyarakat serta terciptanya pelayanan publik yang prima, adil dan
merata.
4. Medan Membangun
Membangun sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan
perekonomian dan potensi lokal masyarakat yang berkeadilan agar
terciptanya lapangan kerja, iklim kewirausahaan yang sehat dan
peningkatan kualitas SDM.
5. Medan Kondusif
Mewujudkan kenyamanan dan iklim kondusif bagi segenap masyarakat
Kota Medan melalui peningkatan supremasi hukum berbasis partisipasi
masyarakat.
6. Medan Inovatif
Mewujudkan Kota Medan sebagai kota ekonomi kreatif dan inovatif yang
berbasis pada penguatan human capital, teknologi digital dan sosial
budaya.
7. Medan Beridentitas
Mewujudkan Kota Medan yang berabad, santun, harmonis, toleran dan
kemajemukan demokratis dan cinta tanah air.
5
Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan merupakan perangkat daerah yang
menjalankan fungsi penunjang urusan pemerintahan pada bidang
ketenagakerjaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan dan pelayanan publik Ketenagakerjaan di Kota Medan dengan
pertimbangan potensi sumber daya, memperhatikan faktor-faktor kebershasilan,
hambatan, evaluasi kinerja, serta isu-isu strategis yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan yang sedang berkembang.
Tujuan:
Sasaran:
Program kepala daerah terpilih yang berkenaan dengan tugas dan fungsi
organisasi Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan adalah “Peningkatan
perekonomian dan potensi lokal masyarakat yang berkeadilan agara terciptanya
lapangan pekerjaan, dan iklim kewirausahaan yang sehat serta peningkatan
kualitas SDM .
6
Dalam upaya mewujudkan program-program kerja yang akan
dilaksanakan, maka dengan segenap kemampuan yang ada, Dinas
Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Medan telah menyusun Rencana Strategis
Dinas yang akan menjadi pedoman bagi kegiatan program sektor
Ketenagakerjaan. Perencanaan ini dibuat secara partisipatif, dengan
mengupayakan semaksimal mungkin dapat memfasilitasi segenap aspirasi
stakeholder (pihak yang terkait dan berkepentingan). Ruang lingkup
perencanaan Dinas Ketenagakerjaan Pemerintah Kota Medan ini bersifat makro
dan mendukung pencapaian target dan sasaran serta visi dan misi Kota Medan
secara keseluruhan. Untuk menjamin keberhasilan implementasi Renstra ini,
maka perlu dilakukan hal-hal seperti berikut ini:
7
1.1.2. Koordinasi Lintas Lembaga dan Kerjasama dengan sektro
swasta untuk penyediaan instruktur serta sarana dan
prasarana Lembaga Pelatihan Kerja
1.2. Pembinaan Lembaga pelatihan kerja swasta
1.2.1. Pembinaan lembaga pelatihan kerja swasta
1.3. Pengukuran produktivitas Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
1.3.1. Pengukuran Komptensi dan Produktivitas Tenaga Kerja
2. Program Penempatan Tenaga Kerja
2.1. Pelayanan Antarkerja di Daerah Kabupaten/Kota
2.1.1. Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan bagi Pencari Kerja
2.1.2. Penyelenggaraan Unit Layanan Disabilitas
Ketenagakerjaan
2.2. Pengelolaan Informasi Pasar Kerja
2.2.1. Pemeliharaan dan Operasional Aplikasi Informasi Pasar
Kerja Online
2.2.2. Job Fair/Bursa Kerja
2.3. Pelindungan PMI (Pra dan Purna Penempatan) di Daerah
Kabupaten/Kota
2.3.1. Peningkatan Pelindungan dan Kompetensi Calon Pekerja
Migran Indonesia (PMI)/Pekerja Migran Indonesia (PMI).
2.4. Penerbitan Perpanjangan IMTA yang Lokasi Kerja dalam 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota
2.4.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Perpanjangan IMTA yang
Lokasi Kerja dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/Kota
3. Program hubungan industrial
3.1. Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian
Kerja Bersama untuk Perusahaan yang hanya Beroperasi dalam 1
(satu) Daerah Kabupaten/Kota.
3.1.1. Pengesahan Peraturan Perusahaan bagi Perusahaan
3.1.2. Pendaftaran Perjanjian Kerjasama bagi Perusahaan
3.1.3. Penyelenggaraan Pendataan dan Informasi Sarana
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
serta Pengupahan
3.2. Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
Mogok Kerja dan Penutupan Perusahaan di Daerah
Kabupaten/Kota.
3.2.1. Pencegahan Perselisihan Hubungan Industrial, Mogok
Kerja, dan Penutupan Perusahaan yang
Berakibat/Berdampak pada Kepentingan di 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota
3.2.2. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Mogok
Kerja, dan Penutupan Perusahaan yang
Berakibat/Berdampak pada Kepentingan di 1 (satu)
Daerah Kabupaten/Kota
3.2.3. Penyelenggaraan Verifikasi dan Rekapitulasi Keanggotaan
pada Organisasi Pengusaha, Federasi dan Konfederasi
Serikat Pekerja/Serikat Buruh serta Non Afiliasi
3.2.4. Pelaksanaan Operasional Lembaga Kerjasama Tripartit
Daerah Kabupaten/Kota
3.2.5. Pengembangan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
dan Fasilitas Kesejahteraan Pekerja
8
Selain program prioritas, Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kota Medan pada tahun 2021-2026 memiliki program
penunjang, sebagai berikut:
9
BAB III
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
10
Komposisi Pegawai Menurut Strata Pendidikan
a. Pegawai Negeri Sipil Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan
11
BAB IV
PRINSIP PENYUSUNAN PETA PROSES BISNIS
A. PRINSIP PENYUSUNAN
12
proses. Dalam proses wawancara dengan penangung jawab proses,
perlu didiskusikan mengenai tujuan proses, resiko yang melekat pada
pelaksanaan proses, alat kendali yang digunakan untuk mengontrol
pecapaian tujuan proses, serta alat ukur yang bisa digunakan untuk
melihat keberhasilan pencapaian tujuan proses. Informasi sekunder
bisa didapatkan melalui dokumen rencana strategis, laporan kinerja,
dan fungsi organisasi.
1.2. Pengorganisasian
Diperlukan tahap pengorganisasian dalam melakukan penyusunan
peta proses bisnis, antara lain:
a. Seluruh tahapan proses penyusunan peta proses bisnis instansi
pemerintah dilakukan oleh kelompok kerja yang terintegrasi dalam
tim Reformasi Birokrasi Internal (RBI) masing-masing instansi
pemerintah yang dipimpin oleh pimpinan instansi pemerintah; dan
b. Secara struktural dan fungsional tugas penyusunan peta proses
bisnis instansi pemerintah dilakukan oleh unit organisasi yang
menangani urusan di bidang tatalaksana.
2. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini akan dilakukan penyusunan peta proses bisnis organisasi
atau business process mapping. Untuk dapat membangun pemetaan
proses bisnis organisasi yang representatif, maka diperlukan pengetahuan
dan pemahaman mengenai proses yang akan dipetakan. Demi
memudahkan penggambaran peta proses bisnis, maka peta proses bisnis
dapat dibedakan menjadi beberapa level atau tingkatan (level 0, level 1,
level 2, dan selanjutnya) atau jenis gambar peta yaitu peta proses,
subproses, relasi dan lintas fungsi.
13
bisnis tersebut. Jumlah level peta proses bisnis sangat tergantung
pada kompleksitas dari masing-masing proses bisnis.
Tahapan untuk penyusunan peta proses bisnis di dalam instansi
pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi ruang lingkup organisasi yang akan dipetakan
berdasarkan mandat dari visi, misi dan tujuan.
2. Mengidentifikasi fungsi berdasarkan analisis dokumen pendukung
dan analisis visi, misi, serta tujuan.
3. Setiap fungsi yang telah diidentifikasi selanjutnya dijabarkan
menjadi beberapa proses bisnis untuk mendukung pelaksanaan
fungsi tersebut.
Gambar. 1
Kerangka Peta Proses Bisnis Menggunakan Level atau Tingkatan
a. Level 0
Merupakan peta proses binsis yang memuat seluruh proses bisnis
instansi pemerintah yang terdiri dari proses bisnis utama, proses
bisnis manajemen, dan proses bisnis pendukung. Peta proses bisnis
level 0 merupakan turunan langsung dari visi, misi, serta tujuan
yang ingin dicapai. Di dalam menentukan peta proses bisnis level 0,
mengacu pada dokumen rencana strategis organisasi, dokumen
tugas dan fungsi organisasi, serta dokumen pendukung lainnya yang
14
menggambarkan keluaran utama yang dibutuhkan oleh pemangku
kepentingan.
1) Proses Inti
Proses inti merupakan proses yang menciptakan aliran nilai
utama. Proses inti memenuhi kriteria sebagai berikut:
Berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan pengguna
eksternal dan internal instansi pemerintah;
Berpengaruh langsung terhadap keberhasilan instansi
pemerintah dalam mencapai visi, misi dan strategi organisasi;
dan
Memberikan respon langsung terhadap permintaan dan
memenuhi kebutuhan pengguna.
2) Proses Pendukung
Proses pendukung adalah proses untuk mengelola operasional
dari suatu sistem dan memastikan proses inti berjalan dengan
baik.
Proses pendukung memenuhi kriteria sebagai berikut:
Memenuhi kebutuhan pengguna internal; dan
Memberikan dukungan aktivitas pada proses inti.
3) Proses Lainnya
Proses lainnya adalah proses yang tidak memiliki kaitan langsung
dengan proses inti namun menghasilkan nilai manfaat bagi
pemangku kepentingan eksternal. Proses lainnya memiliki kriteria
yang memungkinkan aktivitas pada proses berjalan lebih optimal.
b. Level 1
Merupakan penjabaran lebih rinci dari peta proses bisnis level 0.
Pada level ini digambarkan proses rinci yang dilakukan oleh masing-
masing proses di level 0. Level 1 menggambarkan peta proses bisnis
yang dilakukan oleh unit organisasi dan keterhubungan antara satu
proses dengan proses lainnya.
15
2) Pimpinan instansi pemerintah menetapkan peta proses bisnis
instansi pemerintah sebagai hasil penyusunan peta proses bisnis
dengan surat keputusan.
b. Pendistribusian Peta Proses Bisnis
1) Pendistribusian peta proses bisnis dilakukan melalui hard copy dan
soft copy; dan
2) Unit organisasi pengendali perlu menyimpan 1 (satu) set peta
proses bisnis induk sebagai master file dari sistem ketatalaksanaan
organisasi.
c. Penyimpanan, Penempatan, dan Pemanfaatan Peta Proses Bisnis
1) Semua unit organisasi menempatkan peta proses bisnis pada area
kerja yang mudah dilihat, dicari, dan dibaca oleh pengguna;
2) Bila terjadi perubahan peta proses bisnis, unit organisasi
pengendali wajib menarik peta proses bisnis yang tidak berlaku dan
meng-update dengan dokumen yang terbaru.
d. Perubahan Peta Proses Bisnis
1) Perubahan peta proses bisnis organisasi dapat dilakukan karena
terjadinya perubahan arah strategis instansi pemerintah (visi, misi,
dan strategi) yang berdampak pada atau mengakibatkan perubahan
tugas dan fungsi serta keluaran unit organisasi di lingkungan
instansi pemerintah;
2) Adanya kebutuhan atau dorongan baik dari internal maupun dari
masyarakat untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik;
3) Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan proses bisnis;
4) Adanya usulan atau inisiatif perubahan yang datang dari unit
organisasi; dan
5) Adanya umpan balik dari hasil evaluasi atas implementasi peta
proses bisnis.
16
Tabel 1. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT KOTA MEDAN YANG BERKAH MAJU DAN KONDUSIF
MISI 2 : MEDAN MAJU
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan Pemenuhan Meningkatnya perusahaan yang Program Hubungan Kebijakan meningkatkan pelaksanaan fungsi pengawasan ketenagakerjaan
hak-hak pekerja menerapkan tata kelola kerja yang Industrial Kebijakan mendorong semangat pembentukan Lembaga Kerja Sama Tripartit Daerah Kota Medan
layak
Peningkatan Meningkatnya Kelancaran Program Penunjang Urusan Kebijakan membangun sistem informasi kerja
Penyelenggaraan Penyelenggaraan dan Akuntabilitas Pemerintahan Daerah Kebijakan meningkatkan pembinaan tenaga kerja dan pengusaha untuk terwujudnya ketenangan
Pemerintah dan Kinerja Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bekerja dan berusaha
Pelayanan Publik Kebijakan mendorong perbaikan kesejahteraan pekerja, melalui perbaikan pengupahan, dan
syarat-syarat kerja di Perusahaan
Peningkatan Meningkatnya Keahlian Tenaga Kerja Pelatihan Kerja Dan Kebijakan mendorong pengembangan kualitas tenaga kerja untuk meningkatkan produktifitas
Produktifitas Tenaga Produktivitas Tenaga Kerja kerja
Kerja
17
Tabel 2. Misi, Tujuan, Sasaran, dan Progam Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan
Misi Tujuan Sasaran Program
Medan Inovatif
“Mewujudkan
Kota Medan Mewujudkan Pelatihan Kerja dan
Meningkatnya Tenaga
sebagai Kota Calon Tenaga Produktivitas Tenaga
Kerja terlatih
Ekonomi Kerja produktif Kerja
Kreatif dan
Inovatif yang
berbasis pada Meningkatnya jumlah
Penguatan pencari kerja yang Penempatan Tenaga
Human mendapatkan Kerja
Mewujudkan
Capital, pekerjaan
Lapangan
Teknologi Meningkatnya
Pekerjaan
Digital dan kompetensi sumber Perencanaan Tenaga
Sosial daya manusia Kerja Makro dan Mikro
Budaya.” aparatur
Meningkatnya
Mewujudkan
pemenuhan hak-hak
Keadilan untuk
pekerja dan penerapan Hubungan Industrial
Medan Maju pemenuhan
tata kelola perusahaan
“Mewujudkan hak-hak Pekerja
yang layak
Jaminan Kerja
bagi disabilitas
serta Rusun Mewujudkan
dan Bus gratis Meningkatnya
Penyelenggaraan
bagi buruh Kelancaran Penunjang urusan
Pemerintahan
penyelenggaraan dan pemerintahan daerah
dan Pelayanan
akuntabilitas kinerja kabupaten/kota
Publik yang
Pemerintahan Daerah
akuntabel
2. Identifikasi Proses
Penunjang Urusan
5 Pemerintahan Daerah Pendukung Disnaker.05
Kabupaten/Kota
18
3. Identifikasi Sub Proses-Lintas Fungsi
20
Kerjasama Tripartit Daerah
Kabupaten/Kota
Pengembangan Pelaksanaan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja dan Fasilitas
Kesejahteraan Pekerja DISNAKER.04.02.05.CFM.01
22
4. Identifikasi Peta Proses
INPUT OUTPUT
PROSES UTAMA
DISNAKER.01
Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Laporan
Regulasi / Kebijakan
DISNAKER.02 PEMERINTAH
Penempatan Tenaga Kerja
PEMERINTAH
DISNAKER.03 Peningkatan Calon tenaga kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Terlatih yang produktif
Permintaan Informasi,
konsultasi & layanan DISNAKER.04
Hubungan Industrial MASYARAKAT
MASYARAKAT
terserapnya tenaga kerja serta
PROSES PENDUKUNG terciptanya lapangan pekerjaan
Permintaan Informasi,
dan Terpenuhinya hak -hak
konsultasi & layanan
DISNAKER.05 pekerja
Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
PERUSAHAAN Kabupaten/Kota PERUSAHAAN
23
5. Identifikasi Peta Sub Proses
DISNAKER.01
Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga
Kerja
DISNAKER.01.01
Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
DISNAKER.01
DISNAKER.01.02 Pelatihan Kerja dan Produktivitas
Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tenaga Kerja
24
DISNAKER.02
Penempatan Tenaga Kerja
DISNAKER.02.01
Pelayanan Antarkerja di Daerah Kabupaten/Kota
DISNAKER.02
DISNAKER.02.02 Penempatan Tenaga Kerja
Pengelolaan Informasi pasar Kerja
DISNAKER.02.03
Pelindungan PMI (Pra dan Purna Penempatan) di
Daerah Kabupaten / Kota
DISNAKER.02.04
Penerbiatan Perpanjangan IMTA yang Lokasi Kerja
dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten / Kota
25
DISNAKER.03
Perencanaan Tenaga Kerja
DISNAKER.03.01
DISNAKER.03
Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja
26
DISNAKER.04
Hubungan Industrial
DISNAKER.04.01
Pengesahaan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama untuk Perusahaan yang hanya
beroperasi dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/kota
BKD.03
Penunjang Urusan Pemerinitahan
DISNAKER.04.02
Kabupaten / Kota
Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Indsutrial, Mogok Kerja dan Penutupan Perusahaan di
Daerah Kabupaten/Kota
27
DISNAKER.05
Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
DISNAKER.05. 01
Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
DISNAKER.05.02
DISNAKER.05
Administrasi Keuangan Perangkat Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota
DISNAKER.05.03
Administrasi Kepegawaian perangkat Daerah
DISNAKER.05.04
Administrasi Umum Perangkat Daerah
DISNAKER.05.05
Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
DISNAKER.05.06
Peneyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
DISNAKER.05.07
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
28
6. Peta Relasi
DISNAKER.01
DISNAKER.05
Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
DISNAKER.02 Kabupaten / Kota
Penempatan Tenaga Kerja
DISNAKER.03
Sekretariat
Perencanaan Tenaga Kerja
DISNAKER.04
Hubungan Industrial Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga
Kerja
Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga
Kerja Bidang Penempatan Tenaga Kerja
PROSES UTAMA
29
7. Identifikasi Peta Lintas Fungsi
Proses Utama
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78