Apabila kita menunjukkan terang itu, yaitu melalui
Orang-orang Yahudi biasanya menggunakan garam perbuatan baik kita, Bapa di surga akan untuk dua keperluan: mengawetkan dan memberi rasa dipermuliakan (ayat 16), bukan dipermalukan. pada makanan. Orang akan tahu bahwa kita adalah anak-anak Jika ini benar, maka dunia diasumsikan sedang berada Allah (5:9). Orang akan didorong untuk datang dalam keadaan yang mendekati kebusukan dan kepada Bapa. Walaupun Bapa berada di surga (ayat ketawaran. 16 “Bapamu yang di surga”), tetapi keberadaan Kejahatan ada di mana-mana. Ketidakpedulian semakin Bapa akan terlihat jelas melalui kesalehan kita di merajalela. Di tengah situasi semacam ini, kita terpanggil dunia. Pendeknya, perbuatan baik kita dapat untuk menunjukkan jati diri kita. Kita mempertahankan menjadi jembatan bagi orang lain untuk datang apa yang baik dan mencegahnya dari kebusukan kepada Allah (1 Pet 2:11-12; 3:1-2) Garam itu sangat dibutuhkan oleh manusia. Garam digunakan untuk memberikan cita rasa pada masakan, mengawetkan ILUSTRASI makanan (telur, ikan dan sayur), serta membantu proses Baru-baru ini kita disuguhkan dengan banyaknya informasi penyembuhan. Seperti halnya garam, yang tidak kelihatan dalam masakan tetapi memiliki pengaruh yang kuat untuk memberi cita yang miris tentang bagaimana anak-anak muda rasa, demikian hendaknya kehidupan setiap orang percaya di menggunakan media sosial dengan cara yang tidak elok tengah masyarakat. Meskipun sering tidak diperhatikan dan bahkan bisa dikatakan salah. Mulai dari goyangan kurang kurang diperhitungkan, namun hendaklah umat Tuhan pas yang terpampang di dunia tiktok, sampai kepada senantiasa memberikan pengaruh yang positip. Sebagai garam “content sampah” yang terpampang di Youtube. Semua itu dunia kita terpanggil untuk menjalankan peranan bukan hanya sekedar mudah diakses tetapi juga menjadi melanggengkan norma-norma yang baik, menghindarkan dunia viral dan bisa saja menjadi inspirasi banyak orang dari kerusakan, serta berbuat sesuatu untuk kebaikan dan termasuk anak-anak kita. menolong orang lain untuk melakukan kebaikan. Orang Kristen Menjadi terang dalam penggunaan media sosial yang kehidupannya tidak menjadi saksi Kristus yang baik dapat sangatlah sederhana dan mudah untuk diibaratkan seperti garam yang telah menjadi tawar dan tidak berguna lagi. diterapkan. Pertama, kita mungkin perlu Begitu pula dengan orang-orang Kristen yang gagal memikirkan pertanyaan ini. Apa yang Yesus mau memainkan peranan sebagai garam dunia. Mereka kita lakukan dengan media sosial yang kita punya bukan hanya menjadi “tidak berguna,” melainkan (penulis lebih suka jika menggunakan istilah diremehkan oleh dunia. Kita akan dipermalukan. “kalau Yesus punya media sosial, Dia akan posting Itu terjadi karena kita sendiri telah membuat diri apa?). terlihat bodoh (menjadi tawar). Apa implikasi Firman Tuhan ini dengan kehidupan kita dalam penggunaan media sosial?. Jelas sekali bahwa KAMU ADALAH TERANG DUNIA (MAT. 5:14-16). seharusnya kita menjadi terang dalam penggunaan Hal ini menegaskan kepada kita bahwa menjadi terang bukanlah media sosial. Bagaimana pun kita percaya bahwa sebuah tuntutan, tetapi identitas. Itu berarti kita memang adalah teknologi adalah anugerah Allah. Sebagai anugerah, terang dan seharusnya kita melakukan hal yang sesuai dengan Allah ingin kita menggunakan itu dengan baik bahkan identitas kita yaitu memancarkan terang memanfaatkannya untuk jadi berkat bagi orang lain. Jangan biarkan cahayamu tersembunyi. Berkenaan dengan hal ini, Tuhan Yesus memberikan dua gambaran. Pertama, kota yang Orang tua dalam hal ini perlu memberikan bimbingan terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Mengapa? kepada anak-anak supaya mereka memancarkan Karena cahaya-cahaya lampu-lampu kecil di malam hari yang terang saat menggunakan media sosial. Sisi lain orang banyak jumlahnya akan terlihat sinarnya dari kejauhan. Kedua, tua juga harus menjadi teladan tentang bagaimana orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkan di bawah menggunakan media sosial yang sehat dan benar. gantang, melainkan di atas kaki dian. Mengapa demikian? Supaya cahayanya dapat menerangi semua orang dalam rumah Banyak orang Kristen merasa terbeban dengan kiasan itu. Jadi, sebagai murid-murid Kristus, pancarkanlah terang yang “garam dunia” dan “terang dunia”, seakan-akan segala kita telah terima dari Tuhan Yesus (Yoh. 8:12). Walaupun pelita persoalan dunia ini menjadi tanggung jawab mereka kita kecil, namun cahaya terangnya tetap dibutuhkan di dunia sendiri. Sebenarnya, kata “dunia” tidak dimaksudkan untuk yang gelap ini. Bersinarlah terus! Walaupun cahaya kita kecil, menunjukkan cakupan, melainkan lebih pada keterkaitan tetapi bila dipancarkan bersama-sama akan mendatangkan terang fungsional. Kita adalah garam dan terang bagi dunia dan yang sangat berarti. Bersinarlah terus dengan sikap, tutur kata, dan perbuatan yang baik. Ingatlah sabda Tuhan: “Demikianlah bukan bagi diri sendiri, juga bukan garam dan terang yang hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka kehilangan fungsinya. Jadi yang penting, di mana juga kita melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang berada jangan biarkan garam kita menjadi tawar, dan di sorga.” (Mat. 5:16). terang kita menjadi redup. APOSTEL PAULUS (FILIPI 2:15) Berkaryalah melalui kebaikan dan kasih yang kita Hanya kebodohan kita sendiri yang membuat dunia tidak wujudkan sehingga banyak orang bisa mengalami dapat melihat terang dalam kehidupan kita. Sama seperti kemuliaan dan kasih Bapa melalui karya kita. Amin. garam yang menjadi bodoh (tawar), demikian pula kita telah bertindak konyol apabila kita secara sengaja menutupi terang Kristus dalam kehidupan kita.