Anda di halaman 1dari 1

KAMU ADALAH GARAM DUNIA (MAT. 5:13).

Apabila kita menunjukkan terang itu, yaitu melalui


Orang-orang Yahudi biasanya menggunakan garam perbuatan baik kita, Bapa di surga akan
untuk dua keperluan: mengawetkan dan memberi rasa dipermuliakan (ayat 16), bukan dipermalukan.
pada makanan. Orang akan tahu bahwa kita adalah anak-anak
Jika ini benar, maka dunia diasumsikan sedang berada Allah (5:9). Orang akan didorong untuk datang
dalam keadaan yang mendekati kebusukan dan kepada Bapa. Walaupun Bapa berada di surga (ayat
ketawaran. 16 “Bapamu yang di surga”), tetapi keberadaan
Kejahatan ada di mana-mana. Ketidakpedulian semakin Bapa akan terlihat jelas melalui kesalehan kita di
merajalela. Di tengah situasi semacam ini, kita terpanggil dunia. Pendeknya, perbuatan baik kita dapat
untuk menunjukkan jati diri kita. Kita mempertahankan menjadi jembatan bagi orang lain untuk datang
apa yang baik dan mencegahnya dari kebusukan kepada Allah (1 Pet 2:11-12; 3:1-2)
Garam itu sangat dibutuhkan oleh manusia. Garam digunakan
untuk memberikan cita rasa pada masakan, mengawetkan ILUSTRASI
makanan (telur, ikan dan sayur), serta membantu proses
Baru-baru ini kita disuguhkan dengan banyaknya informasi
penyembuhan. Seperti halnya garam, yang tidak kelihatan dalam
masakan tetapi memiliki pengaruh yang kuat untuk memberi cita
yang miris tentang bagaimana anak-anak muda
rasa, demikian hendaknya kehidupan setiap orang percaya di menggunakan media sosial dengan cara yang tidak elok
tengah masyarakat. Meskipun sering tidak diperhatikan dan bahkan bisa dikatakan salah.  Mulai dari goyangan kurang
kurang diperhitungkan, namun hendaklah umat Tuhan pas yang terpampang di dunia tiktok, sampai kepada
senantiasa memberikan pengaruh yang positip. Sebagai garam “content sampah” yang terpampang di Youtube. Semua itu
dunia kita terpanggil untuk menjalankan peranan bukan hanya sekedar mudah diakses tetapi juga menjadi
melanggengkan norma-norma yang baik, menghindarkan dunia viral dan bisa saja menjadi inspirasi banyak orang
dari kerusakan, serta berbuat sesuatu untuk kebaikan dan termasuk anak-anak kita. 
menolong orang lain untuk melakukan kebaikan. Orang Kristen Menjadi terang dalam penggunaan media sosial
yang kehidupannya tidak menjadi saksi Kristus yang baik dapat
sangatlah sederhana dan mudah untuk
diibaratkan seperti garam yang telah menjadi tawar dan tidak
berguna lagi. diterapkan. Pertama, kita mungkin perlu
Begitu pula dengan orang-orang Kristen yang gagal memikirkan pertanyaan ini.  Apa yang Yesus mau
memainkan peranan sebagai garam dunia. Mereka kita lakukan dengan media sosial yang kita punya
bukan hanya menjadi “tidak berguna,” melainkan (penulis lebih suka jika menggunakan istilah
diremehkan oleh dunia. Kita akan dipermalukan. “kalau Yesus punya media sosial, Dia akan posting
Itu terjadi karena kita sendiri telah membuat diri apa?).
terlihat bodoh (menjadi tawar). Apa implikasi Firman Tuhan ini dengan kehidupan kita
dalam penggunaan media sosial?.  Jelas sekali bahwa
KAMU ADALAH TERANG DUNIA (MAT. 5:14-16). seharusnya kita menjadi terang dalam penggunaan
Hal ini menegaskan kepada kita bahwa menjadi terang bukanlah media sosial.  Bagaimana pun kita percaya bahwa
sebuah tuntutan, tetapi identitas.  Itu berarti kita memang adalah teknologi adalah anugerah Allah.  Sebagai anugerah,
terang dan seharusnya kita melakukan hal yang sesuai dengan
Allah ingin kita menggunakan itu dengan baik bahkan
identitas kita yaitu memancarkan terang
memanfaatkannya untuk jadi berkat bagi orang lain.
Jangan biarkan cahayamu tersembunyi. Berkenaan dengan hal
ini, Tuhan Yesus memberikan dua gambaran. Pertama, kota yang Orang tua dalam hal ini perlu memberikan bimbingan
terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Mengapa? kepada anak-anak supaya mereka memancarkan
Karena cahaya-cahaya lampu-lampu kecil di malam hari yang terang saat menggunakan media sosial.  Sisi lain orang
banyak jumlahnya akan terlihat sinarnya dari kejauhan. Kedua, tua juga harus menjadi teladan tentang bagaimana
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkan di bawah menggunakan media sosial yang sehat dan benar.
gantang, melainkan di atas kaki dian. Mengapa demikian?
Supaya cahayanya dapat menerangi semua orang dalam rumah Banyak orang Kristen merasa terbeban dengan kiasan
itu. Jadi, sebagai murid-murid Kristus, pancarkanlah terang yang “garam dunia” dan “terang dunia”, seakan-akan segala
kita telah terima dari Tuhan Yesus (Yoh. 8:12). Walaupun pelita persoalan dunia ini menjadi tanggung jawab mereka
kita kecil, namun cahaya terangnya tetap dibutuhkan di dunia sendiri. Sebenarnya, kata “dunia” tidak dimaksudkan untuk
yang gelap ini. Bersinarlah terus! Walaupun cahaya kita kecil, menunjukkan cakupan, melainkan lebih pada keterkaitan
tetapi bila dipancarkan bersama-sama akan mendatangkan terang
fungsional. Kita adalah garam dan terang bagi dunia dan
yang sangat berarti. Bersinarlah terus dengan sikap, tutur kata,
dan perbuatan yang baik. Ingatlah sabda Tuhan: “Demikianlah
bukan bagi diri sendiri, juga bukan garam dan terang yang
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka kehilangan fungsinya. Jadi yang penting, di mana juga kita
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang berada jangan biarkan garam kita menjadi tawar, dan
di sorga.” (Mat. 5:16). terang kita menjadi redup.
APOSTEL PAULUS (FILIPI 2:15) Berkaryalah melalui kebaikan dan kasih yang kita
Hanya kebodohan kita sendiri yang membuat dunia tidak wujudkan sehingga banyak orang bisa mengalami
dapat melihat terang dalam kehidupan kita. Sama seperti kemuliaan dan kasih Bapa melalui karya kita. Amin.
garam yang menjadi bodoh (tawar), demikian pula kita telah
bertindak konyol apabila kita secara sengaja menutupi terang
Kristus dalam kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai