Anda di halaman 1dari 16

Teks Editorial

Nis Putri Sheila N.S


XII-AKL 1
27
PENGERTIAN
Teks editorial adalah sebuah artikel
dalam surat kabar yang merupakan
Pendapat/pandangan redaksi
terhadap suatu peristiwa aktual
atau sedang menjadi perbincangan
hangat Pada saat surat kabar itu
terbit. Teks editorial merupakan
opini atau pendapat yang ditulis
oleh redaksi sebuah media terhadap
isu aktual di masyarakat.
FUNGSI
Memberi pandangan mengenai
01 suatu isu
Memberi rangsangan pembaca
02 agar berpikir kritis

03 Memberi pemahaman tentang


suatu peristiwa yangsedang terjadi

04 Mengisi latar belakang terhadap isu


terhadapkenyataan sosial maupun
faktor yang bisamemengaruhinya
Ciri-Ciri
1 Ditulis oleh redaksi bukan penulis
pribadi

2. Aktual, faktual, dan argumentatif

3. Masalah ekonomi, politik, sosial

4. Sindiran, dukungan, pujian,


kritikan,cemoohan
Jenis-Jenis
● Editorial Interpretatif
Menjelaskan isu/topik dengan
memberikan fakta-fakta
untukmemberikan pengetahuan

● Editorial Kontroversial
Meyakinkan pembaca pada
keinginan/kepercayaan

● Editorial Penjelasan
Menyajikan masalah untuk dinilai para
pembaca
Struktur
Teks
Editorial
• Pengenalan Isu
Pengenalan isu (tesis) adalah bagian pendahuluan dari teks editorial. Di sini, pihak
redaksi mengenalkan masalah yang akan dibahas. Masalah atau peristiwa tersebut
bersifat aktual, kontroversial, dan fenomenal. Pokoknya, berita yang lagi hangat-
hangatnya dibahas deh.

• Penyampaian Pendapat atau Argumentasi


Struktur yang kedua yaitu penyampaian pendapat atau argumentasi. Di dalamnya,
berisi fakta-fakta yang berasal dari hasil penelitian. pernyataan para ahli, maupun
referensi yang dapat dipercaya. Kemudian, penulis akan mengomentari fakta
berdasarkan sudut pandangnya, sehingga tampak berpihak sesuai dengan isi teks
editorial. Tujuan argumentasi untuk mempengaruhi serta meyakinkan pembaca.

• Penegasan Ulang
Bagian terakhir teks editorial adalah penegasan ulang, yang berisi kesimpulan, saran
atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait
untuk mengatasi persoalan tersebut.
Kaidah
Kebahasaan
Teks
Editorial
● Kata Populer
Kata populer adalah kata yang digunakan dan dipahami masyarakat secara umum
dalam komunikasi sehari-hari.
Contoh:
- Belum ada waktu yang tepat untuk membahas hal tersebut.
- Belum ada momentum yang tepat untuk membahas hal tersebut.
Kata populer pada 2 kalimat di atas adalah waktu, karena kata momentum jarang
sekali kita gunakan dalam percakapan.

● Kata Ganti Penunjuk


Kata ganti atau pronomina adalah kata yang digunakan untuk mengganti penyebutan
benda. Ditandai dengan kata ini, itu, dan tersebut.
Contoh:
Wabah korona belum juga mereda, tercatat 42 orang meninggal karena virus tersebut.
Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik,
tidak bijak, dan tidak logis.
● Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih
untuk menggambarkan sebab akibat.
Contoh:
- Kebijakan tadi perlu didukung karena dapat mencegah penyebaran virus.
- Karantina mandiri tidak dilakukan. Akibatnya, jumlah kasus positif terus bertambah.

● Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk memperoleh jawaban.
Kalimat retoris bertujuan agar pembaca berempati dan fokus terhadap isu yang sedang
dibicarakan. Lewat kalimat retoris, diharapkan pembaca termotivasi untuk melakukan
sesuatu atau berubah pikiran.
Contoh:
- Bukankah siapapun berhak mengekspresikan imajinasinya melalui karya yang
diciptakan?
- Apakah pemerintah akan tetap menutup mata dan telinga terhadap protes yang
dilakukan masyarakat?
● Kalimat Fakta
Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi informasi yang teruji kebenarannya. Biasanya,
didukung dengan data kuantitatif berupa angka atau grafik. Kalimat fakta bersifat objektif
dan menyatakan peristiwa yang telah terjadi.
Contoh:
- Sumber data yang menjadi pegangan pemerintah untuk membuka ekonomi di empat
provinsi dan 25 kabupaten/kota disampaikan secara terbuka.

● Kalimat Opini
Kalimat opini adalah kalimat yang mengandung pendapat, pikiran, dan pendirian penulis.
Bersifat subjektif, menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi, tidak didukung oleh
data, dan sulit dibuktikan kebenarannya. Ditandai dengan kata sepertinya, sebaiknya,
mungkin, jika, kalau, sebaiknya, harus atau seharusnya.
Contoh:
- Sumber data yang menjadi pegangan pemerintah untuk membuka
ekonomi harus disampaikan secara terbuka.
● Adverbia
Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya yang sering
muncul dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif yang
menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu
yang diterangkan adverbia itu.
Contohnya seperti kata-kata selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang,
sebagian besar waktu.

● Konjungsi
Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi
antarkalimat, seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya.
● Verba material
Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.
Contohnya membaca, menulis, dan memukul.

● Verba relasional
Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A
adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).

● Verba mental
Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat, merasa), afeksi (suka,
khawatir) dan kognisi (berpikir, mengerti).
Cara
Menyusun Teks
Editorial
1. Memilih topik terkini dan terhangat yang menarik pembaca
Topik yang menarik akan diminati para pembaca karena pembaca selalu ingin
topik yang terbaru.
2. Mengumpulkan data untuk mendukung pendapat
Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat
mendukung pendapat yang sudah dibuat.
3. Menyesuaikan topik dengan pembaca
Penulis teks editorial harus memperhatikan bahasa, fakta-fakta dan pendapat
yang dikemukakan apakah sudah tepat atau belum bagi pembaca.
4. Menyunting teks editorial
Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca,
dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca.
Sekian,
terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai