KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5:
A. Karena Sifatnya
merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun mengalami
keadaan yang bagaimanapun juga akan tetapi masih bersifat tetap dalam
keadaannya bahkan kadang-kadang malahan menjadi lebih menguntungkan.
B. Karena Faktanya
Hak Persekutuan atas tanah ini disebut sebagai Hak Pertuanan atau Hak Ulayat. Hak
ini oleh Van Vollenhoven disebut sebagai "Beschikkingsrecht". Istilah ini dalam
Bahasa Indonesia adalah merupakan suatu pengertian baru, satu dan yang lain
dikarenakan dalam Bahasa Indonesia (juga dalam bahasa-bahasa daerah) istilah yang
dipergunakan semua pengertiannya adalah sebagai "Lingkungan Kekuasaan"
sedangkan "Beshikkingsrecht" itu menggambarkan tentang hubungan antara
Persekutuan dengan Tanah itu sendiri. Kini lazimnya dipergunakan istilah Hak
Ulayat sebagai terjemahan dari Beschikkingrecht.
Terdapat 6 ciri-ciri dari Hak Persekutuan atas Tanah atau Hak Ulayat, yaitu:
a. Persekutuan dan anggotanya berhak untuk memanfaatkan tanah, memungut hasil dari
segala sesuatu yang ada di dalam tanah dan yang tumbuh serta yang hidup di atas Tanah
Ulayat.
d. Orang asing yang mau menarik hasil dari tanah-tanah ulayat harus terlebih dahulu meminta
izin dari Kepala Persekutuan dan harus membayar uang pengakuan dan setelah panen harus
membayar uang sewa.
e. Persekutuan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di atas Lingkungan Ulayat.
f. Larangan mengasingkan tanah yang termasuk Tanah Ulayat, artinya baik persekutuan
maupun anggota-anggotanya tidak diperkenankan memutuskan secara mutlak sebidang Tanah
Ulayat sehingga persekutuan sama sekali hilang wewenangnya atas tanah tersebut.
JENIS DAN SIFAT HAK ULAYAT (HAK PERTUANAN
ATAS TANAH)
A. Jenis Hak Ulayat
1) HAK ULAYAT BERLAPIS SATU, terdapat pada Persekutuan Desa.
2) HAK ULAYAT BERLAPIS DUA, terdapat pada Persekutuan Daerah.
B. Sifat Hak Ulayat
● Sifat (berlaku) ke dalam
Hak Ulayat menjamin kehidupan daripada anggota-anggotanya yang ada dalam
Lingkungan Ulayat tersebut, karena itu tiap-tiap anggotanya berhak untuk mengambil
hasil dari tanah dan binatang serta tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang ada di
atas Ulayat.
PIMPINAN ULAYAT
a. tanah (daratan).
b. air (perairan) seperti misalnya kali, danau, pantai beserta perairannya.
c. tumbuh-tumbuhan yang hidup secara liar (pohon buah-buahan, pohon
pohon untuk kayu pertukangan atau kayu bakar dan lain sebagainya).
d. binatang-binatang yang hidup di atas Lingkungan Ulayat (hidup liar,
bebas dalam hutan).
b) Pengaruh Negatif
Pengaruh negatif atau pengaruh yang merugikan dapat di jumpai dalam 3 (tiga)
wujud, yaitu :
3. Bentuk Perkosaan
4. Bentuk Perlunakan
5. Bentuk Pembatasan
Dilihat dari pembatasannya maka hak milik atas tanah ini dapat
dibedakan menjadi :
1. Hak milik terikat
2. Hak menikmati (Genootrecht)
3. Hak usaha (hak menggarap)
4. Hak terdahulu (Voorkkeurs Recht)
5. Hak terdahulu untuk beli (Naastingrecht)
6. Hak memungut hasil karena jabatan (Ambtelijk Profijtsrech)
b. Transaksi-transaksi Tanah
Untuk sekedar mengadakan pemisahan yang tegas maka hak ulayat dan berbagai hak-hak
perorangan atas tanah seperti diuraikan di atas lazimnya pula digolongkan sebagai Hukum
Tanah Yang Tidak Bergerak, sedangkan transaksi-transaksi tanah dimasukkan dalam
golongan Hukum Tanah Yang Bergerak.
Dalam transaksi ini objeknya adalah bukan tanah akan tetapi hanya mempunyai
hubungan dengan tanah di mana dalam hukum adat dikenal transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan tanah ini yang mencakup :
1. Pembagian bagi hasil (Deelbouw Overeenkomst)
2. Sewa Tanah
3. Penjaminan (Zekerheidstelling) dengan tanah
4. Menumpang rumah dan menumpang pekarangan
5. Memperdayai atau sewa bersama sama gadai
TERIMA KASIH.