Hak ulayat disebut juga hak pertuanan, istilah ini digunakan oleh Supomo, Sedangkan
Djojodigoeno mengggunakan istilah hak purba. Hak purba menurut agama Imam Sudiyat
adalah hak yang dimiliki oleh suatu suku (clan/gens/stam), sebuah serikat desa-desa
(dorpenband) atau biasanya oleh sebuah desa saja untuk menguasai seluruh tanah seisinya
dalam lingkungn wilayahnya.1 Hak ulayat selain disebut sebagai hak purba juga disebut
sebagai hak pertuanan yaitu hak persekutuan atas tanah untuk menguasai tanah yang
dimaksud, memnfaatkan tanah itu, memungut hasil dari tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas
Istilah hak ulayat dalam bahsa Inggris ialah right of avail dan right of disposal yang
berarti berkaitan dengan hak-hak atas tanah untuk kehidupan manusia dan mempunyai nilai
religious.3
Secara yuridis hak ulayat merupakan suatu hak yng mendekt sebagai kompetensi ciri
khas yang ada pada masyarakat hukum adat berupa kewenangan maupun kekuasaan untuk
mengurus dan mengatur tentang tanah dan tanamannya dengan berlaku ke dalam maupun ke
1
Imam Sudiyat,Hukum Adat Sketsa Asas, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 1981, hlm 2.
2
Soerojo Widnjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas. Hlm 198.
3
Ferry Aries Suranta, penggunaan Lahan Hak Ulayat Dalam Investasi Sumber Day ALam Pertambangan DI
Indonesia,Jakarta : Gramata Publising, 2012, hlm 71.
4
Mochtar Kusumatmadja, Konsepsi Hukum Negra Nusantar Pada Konfrensi Hukum Laut III, Bandung: Alumni,2003.
Hlm 27
2. Unsur kewenangan yng mengatur penguasaan dan memimpin pengginaan tanah
Hak ulayat dalam masyarakat hukum adat berlaku ke luar dan berlaku ke dalam :
harus memberitahukan kepd penguasa adat yang bukan bersift permintaan izin
2. Berlaku ke luar artinya kekuatan hak ulayat berkaitan dengan orang atau bukan
anggota masyarakat hukum adat, untuk mencari nafkah, mengambil hasil hutan.
Berburu atas tanah wilayah masyarkat hukum adat, dilarang masuk tnpa seijin
penguas adat karena wajib memberikan kepada penguasa adat sesutu barang.6
keuntungan dari tanah dan segala yang tumbuh dan hidup di atas tanah itu.
Hak ini hanya diperbolehkan untuk memenuhi keperluan hidup keluarga dan
5
Ibida, hlm 150.
6
HAzairin, Tujuh Serangki Tentang Hukum, Jakarta: Tinta Mas, 1981, hlm 39
menimbulkan hubungan hak perseorangn yang agak tetap antara anggota
1. Larangan terhadap orang luar untuk menarik keuntungan dari tanah tersebut
kecuali dengan ijin terlebih dahulu dengan car membayar uang pengakuan
atau disebut juga dengan uang pancang, uang pemasukan istilah untuk daerah
Aceh, mesi istilah untuk daerah Jawa dan kemudian memberikan ganti rugi.7
bertugas mengatur cara penggunaan tanah oleh warga ataupun persekutuan menjaga
persekutuan dari orang luar. Kepala persekutuan mempunyai pembantu dalam tugasnya
berkaitan dengan hak ulayat yang disebut wali tanah yang ditemukan di beberapa daerah
seperti Ambon dikenl dengan sebutan tuan tanah, di Sumba, Borneo dan daerha lainnya.
Eksitensi hak ulayat dengn berpegang pada konsepsi yang bersumber pada hukum
adat, terdapat tig kriteria penentu eksitensi hak ulayat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Subjek hak ulayat, yaitu masyarkat hukum adat yang memenuhi karakteristik
tertentu.
2. Objek hak ulayat, yaitu tanah wilayah yang merupakan lebensraum mereka.
7
Ibid.
8
Ibid.
3. Adanya wewenang tertentu dari masyarakat adat untuk mengelola tnah
Menurut ketentuan dan kriteria yang terdapat dalam UUPA masih ada masyarakat
adat dan masih berlangsung hak ulayt meliputi unsur-unsur sebagi berikut :
wilayahnya;
bersangkutan berdasarkan hukum adat yang masih berlaku dan ditaati oleh
masyarakatnya.
Suatu tanah dimiliki dan dikuasai oleh persekutuan atau masyarakat hukum adat
hasil dan mempergunkan dari segal sesuatu yang ada dalam tanah dan yang
tumbuh serta hidup di atas tanah liar yang berada di lingkungan persekutuan
9
Mari S.W. Sumardjono, “Hak Ulayat Yang Dilematis”, Kompas, 07 April 1995, Alinea ke 18
10
Imam Sudiyat, Hukum Skets. Hlm 2.
2. Orang di luar persekutuan boleh mempergunakan, memanfaatkan dan
ulayat apabila telah mendapatkan ijin dari penguasa persekutuan tersebut, tanpa
mengambil hasil dari hak ulayat dengan restriksi, yaitu hanya untuk keperluan
keluarga sendiri.12
4. Persekutuan hukum bertanggung jawab penuh terhadap segala hal yang terjadi
untuk selamanya.14
6. Hak ulayat meliputi tnah yang sudah digarap yang merupkan hak perorangan.15
Hak ulayat diakui dan dilindungi keberadaanya oleh pemerintah yang tertuang
dalam UUPA dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepal Badan Pertanahan Nomor 5
Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum
Agraria (UUPA)
a. Pasal 3 UUPA
11
Ibid.
12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.
Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan
hak ulayat dan hak-hak yang serupa dari masyarakat-masyarakat hukum adat,
sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan
b. Pasal 5 UUPA
Hukum agrarian yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
ii. Adnya Hak Ulayat tertentu menjadi lingkungan hidup dan tempat
penggunaaan tanah ulayat yang berlaku dan itaati oleh masyarakat hukum
adat.
Crime Of Genosida
1994)
e. ILO Convection Nomor 107 year 1957 Concerning the Protection and
Budaya)
Objek hak ulayat adalah wilayah tempat hak ulayat berlangsung dalam hubungan hukum
tertentu. Oleh karena itu, terdapat hubungan berkaitan dan ketergantungn masyarakat hukum
adat wilayahnya dan bahwa pemanfaatan hasil dari tanah, perairan, tanaman dan binatang
yang berada di wilayah masyarakat hukum adat yang bersangkutan adalah hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bukan untuk tujuan komersial. 16 Adapun yang termasuk
Tanah yaitu daratan yang didiami dan dikuasai oleh persekutuan yang bersangkutan.
Air yitu perairan seperti : kali, danau, pantai beserta perairan lainnya yang berada di
wilayah persekutuan.
untuk kyu pertukangan atau kayu bakar dan ;lain sebgainya yang hidup di wilayah
persekutuan.
kepada desa tanpa ada yang menguasainya dn tanah yang telah dibagikan
tersebut.
Tanah yang dikembalikan dan tanah yang dikuasai oleh penduduk inti desa
lain sebagainya.
sebagainya.
Kewenangan atas wilayah masyarakat hukum adat, dan hak milik atas
E. Pengaruh Kekuasaan Kerajaan Dan Pemerintah Hindia Belanda Terhadap Hak Ulayat
Kekuasaan kerajaan dan pemerintah Hindia Belanda memberikan pengaruh yang sangat
Pengaruh positif. Sebagai salah satu cara penegasan wilayah kekuasaan penguasa,
adalah :
Perkosaan. Pada jaman kerajaan atu pemerinthn Hindia Belanda, hak ulayat
tidak diindahkan oleh raja atau pemerintah colonial. Tanah hak ulayat diambil
pemberian tanah oleh raja kepada pejabat kerajaan teretnetu sebagai tanah
Hak ulayat di beberapa tempat masih kuat namun di tempat lain sudah lemah. Hal ini
terjadi karena semakin maju dan bebas penduduk dalam usaha-usaha pertaniannya, semakin
lemah hak ulayat maka dengan sendirinya hak perorangan akan berkembang dengan pesat. 18
Hak perorangan adalah suatu hak yang diberikan warga desa ataupun orang luar atas
sebidang tanah yang berada di wilayah hak ulayat persekutuan hukum yang bersangkutan.19
17
Ibid.
18
Imam Sudiyat, Hukum Adat Sjetsa Asas, Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1981, hlm. 2
19
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas, hlm.201
Hak ulayat dan hak perorangan ada hubungan timbal balik yang saling mengisi. 20 Hubungan
antar individu dengan tanahnya sangat erat, semakin erat dan semakin dekat hubungan individu
dengan tanahnya semakin kurang berlakunya kekuatan hak ulayat di tanah tersebut. Apabila
hubungan individu dengan tanahnya merenggang dan lemah maka hubungan hak ulayat drngan
tanah tersebut semakin kuat. Individu yang sudah tidak mengurus atau tidak memelihara
A. Hak Yasan
Hak milik merupakan istilah yang dalam UUPA mengenai kepemilikan atas tanah. Masing-
masing daerah menyebut hak milik atas tanah dengan sebutan yang berbeda-beda. Adapun
Bahasa Belanda menyebut hak milik atas tanah dengan istilah inlands beziterecht yang berarti
bahwa pemiliknya berkuasa penuh atas tanahnya yang bersangkutan sepeerti halnya ia
menguasai rumah, ternak, sepeda atau lain-lain benda miliknya. 21 Hak milik atas tanah
merupakan hak yang dimiliki oleh warga persekutuan untuk dapat berkuasa penuh terhadap
tanah yang telah dibuka, dikerjakan dan didiami olehnya. Warga yang memiliki hak milik dapat
20
Soerojo Wignjodipoero,Pengantar dan Asas-Asas, hlm.198
21
Ibid., hlm.202.
3. Peraturan-peraturan adat seperti kewajiban memberi izin orang lain masuk dalam
Hak milik dalam hukum adat memberikan kewenangan penuh kepada pemiliknya. Pemilik
berhak sepenuhnya terhadap tanah miliknya namun tetap harus memperhatikan ketentuan bahwa
hak milik atas tanah dalam hukum adat bersifat ososial. Apabila tanah tidak berfungsi baik bagi
pemilik atau anggota masyarakat hukum adat tersebut, maka hak milik akan dicabut oleh
punguas tanah (kepala adat) sebagai wakil dari masyarakatnya, sehingga tanah tersebut kembali
Warga masyarakat hukum adat akan memperoleh hak milik atas tanahnya apabila dia
mengadakan bentuk usaha tertentu atau menggarap tanah tersebut. Penggarapan tanah ulayat
oleh anggota persekutuan dapat dilakukan secara bersama-sama di bawah pimpinan kepala
persekutuan atau dilakukan secara perorangan oleh anggota persekutuan. Hak ulayat berangsur-
angsur dapat berubah menjadi hak perorangan dengan tahapan sebagai berikut :
6. Pemegang tanah boleh menjual tanah kepada pentebok dengan syarat restriktif;
7. Pemegang tanah boleh menjual tanahnya kepada pantebok warga desa yang paling
22
Ibid.
8. Tanah tersebut boleh dijual kepada warga desa lain tetapi harus ada jugul (pengganti)nya
di desa penjual.23
Selain yang disebutkan di atas suatu milik dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Di lingkungan wilayah persekutuan, setiap anggota persekutuan mempunyai hak untuk membuka
hutan atau belukar termasuk hak ukayat persekutuan. Tata cara pembukaan tanah :
Menempatkan tanda-tanda batas (sawen berupa janur kunin atau kepala kerbau);
Hal ini akan menciptakan hubungan hukum antara si pembuka tanah dengan tanahnya dan orng
lain akan tau bahwa tanah tersebut sudah ada yang memiliki, orang lain tidak boleh
Tanah yang telah dibuka tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan somah baik
digunakan sebagai tanah pertanian atau pekaeangan. Warga yang bersangkutan juga harus dapat
membuktikan hal tersebut. Apabila tanah tersebut dibiarkan saja dan tidak diurus maka kepala
alternatif kepada yang membuka tanah tersebut akan tetap menggarap tanah tersebut atau
2. Mewaris tanah
23
Imam Sudiyat, Hukum Adat. Hlm.5.
24
Ibid, hlm. 9.
25
Ibid, hlm 10.
Meninggalnya seseorang pasti meninggalkan harta warisan bagi para ahli warisnya. Pembagian
harta waris dapat dilakukan secara langsung setelah pewaris meninggal namun juga dapat
menunggu beberapa saat dari hari meninggalnya pewaris. Hal ini tergantung dari masing-masing
hukum adat mengaturnya. Walaupun hak ulayat di suatu daerah sudah lemah, tidak berarti
hukum waris adat di daerah tersebut ikut melemah. Ada kalanya harta yang dimiliki seseorang
(pewaris) dibagikan (dioper) kepada ahli waris atau bukan ahli waris sebelum pewaris
meninggal.
Hukum waris adat mengatur mengenai bentuk-bentuk pengoperan harta kekayaan, yaitu :
a. Konsepsi
Konsepsi pewarisan menurut hukum adat menyimpulkan tiga asas pokok, yaitu:
1) Pemindahan, oenerusan dan pengoperan harta kekayaan dari seseorang kepada generasi
selanjutnya;
2) Perpindahan itu dapat terjadi selama pemilik masih hidup atau dimukai saat ia masih hidup
Pembagian dilakukan ketika pewaris masih hidup dan anak-anaknya mulai hidup mandiri. Harta
waris yang dibagikan dapat berupa tanah pertanian, pekarangan, ternak dan sebagainya. Hal ini
26
Ibid.
27
Ibid, hlm. 11.
1) Pembagian diberbagai paguyuban. Pembagian hukum waris pada persekutuan hukum
genealogis mempunyai cara yang berbeda satu sama lainnya, tergantung dari bentuknya, sebagai
berikut :
Parental. Harta warisan akan dibagikan kepada seluruh anak daro pewaris tanpa
membedakan laki-laki maupun perempuan mendapat harta warisan dari oramh tuanya.
Jika si anak mwninggal terlebih dahulu maka si anak akan digantikan oleh anaknya
(cucunya) dan mendapat bagian sesuai dengan yang seharusnya diterima oleh si anak
yang telah meninggal terlebih dahulu. Apabila pewaris tidak memiliki anak, harta
bersama yang dimiliknya akan dibagikan kepada kerabat yang masih hidup dan harta
Patrilineal. Ahli waris adalah anak laki-laki karena anak perempuan sudah keluar dari
clannya. Apabila pewaris tidak mempunyai anak maka harta akan jatuh ke tangan bapak
Matrilineal. Semua anak menjadi ahli waris ketika yang mennggal adalah ibunya karena
secara institusional bapaknya masih tetap tinggal dalam clan matrilinealnya semula.
Apabila ayahnya yang meniggal maka ahli warisnya adalah saudara perempuannya yang
Penetapan sebagiaan tertentu dari harta peninggalan kepada ahli waris tertentu yang
biasanya dilakukan di hadapan dan dengan persetujuan semua ahli waris baik secara
28
Ibid, hlm. 12.
29
Ibid, hlm.13.
30
Ibid, hlm 13.
31
Ibid.
Pemberian suatu ketetapan yang mengikat semua ahliwaris untuk menghindari
sudah mendekati ajalnya dengan cara menguraikan seluruh aktiva dan pasiva pewaris dan
3. Menerima tanah karena pembelian, penukaran atau hadiah. Ketika hak ulayat di suatu
wilayah masih kuat maka penjualan tanah dibatasi namun ketika hak ulayat di suatu
wilayah sudah lemah maka penjualan tanah, penukaran tanah dan pemberian tanah
sebagai hadiah dapat dengan bebas dilakukan dengan sepengetahuan kepala persekutuan
4. Daluarsa (verjaring). Daluarsa dalam hukum adat tidak disebutkan dengan jelas
melainkan hanya menggunakan jangka waktu yang dalam hal-hal tertentu dipandang
cukup lama untuk mempengaruhi tetap berlangsungnya atau lenyapnya suatu hak atau
kewajiban, Daluarsa dalam hal ini akan ditentukan oleh hakim di wilayah yang
bersangkutan.33
1. Sawah. Hak milik atas sawah akan tanggal apabila sawah tersebut terlantar sehingga
Sawah langit yaitu sawah yang pengairannya tergantung pada musim hujan;
32
Ibid.
33
Ibid,hlm 14.
Sawah biasa yaitu sawah yang pengairannya dilakukan melalui bendar-bendar alam yang
sudah ada;
Sawah bendar yaitu sawah yang pengairannya dilakukan melalui bendar yang dibuat
2. Tebat atau empang merukan tempat memelihara ikan. Hak milik akan tanggal apabila
airnya kering atau tebah tertimbun tanah sehingga menjadi rata dengan tanah
sekelilingnya;
3. Pekarangan berbatas merupakan pekarangan dari rumah warga persekutuan. Hak milik
akan tanggal apabila pemiliknya tidak dapat membuktikan batas-batas dari pekarangan
tersebut;
4. Kebun tanaman muda merupakan kebun yang ditanami tanaman yang memberikan hasil
dalam jangka waktu satu kali panen. Hak milik akan tanggal apabila tanaman tersebut
tidak dipelihara;
5. Kebun tanaman tua ialah kebun yang ditanami tanaman yang memberikan hasil setelah
jangka waktu lebih dari satu tahun. Hak milik akan tanggal apbila tanaman tersebut tidak
dipelihara namun hak milik atas tanaman masih dimiliki oleh yang menanamnya.
Seseorang yang memiliki hak milik atas tanah harus memanfaatkan atau menggarap tanah
tersebut Apabila tanah tersebut dibiarkan atau ditelantarkan, tidak diurus, konsekuensinya adalah
hak milik tersebut akan berubah menjadi hak ulayat atau hak bersama, kembali seperti semula.
B. Hak Keuntugan Jabatan
Hak keuntungan jabatan atau disebut ambtelijk pofitrecht oleh pemerinttah Hindia Belanda
merupakan hak seorang pamong desa atas tanah jabatan yang ditunjuk untuknya.34 Hak ini
Hak ini memberikan kewenangan bagi yang memegangnya untuk menikmati hasil dari tanah dari
tanah itu selama ia memegang suatu jabatan tertentu. Pemberian hak ini digunakan untuk
3. Tidak boleh menjual atau menggadaikan tanah tersebut Apabila ia diberhentikan dari
jahatnya, tanah tersebut kembali ke hak bersama, hak ulayat, hak purba atau tanah
Pemengang hak keuntungan jabatan boleh menarik hasil dari tanah selama ia memegang jabatan
namun tidak menjual atau menggadaikan tanah tersebut karena ia turun jabatan tanah hak
tersebut akan berpindah kepada penggantinya.35 UU Desa menyebut hak ini dengan istilah tanah
bengkok. Pengaturan mengenai tanah bengkok dapat ditemui dalam Peraturan Pemerintah
34
Imam Sudiyat, Hukum Adat., hlm. 16.
35
R. Van Dujk, Pengantar Hukum Adat., hml 74.
Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya
disebut PP Nomor 47 Tahun 2015) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa (selanjutnya disebut Permendagri Nomor 4 Tahun
2007).
Pasal 100 ayat (3) PP Nomor 47 Tahun 2015 menyebutkan bahwa hasil pengelolaan tanah
bengkok atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan untuk tambahan
tunjangan kepala desa dan perangkat Desa selain penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa.
(1) Kekayaan desa yang berupa tanah desa tidak diperolehkan dilakukan pelepasan hak
(2) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mendapat ganti rugi sesuai harga yang menguntungkan Desa dengan memperhatikan harga pasar
(3) Penggatian ganti rugi berupa uang harus digunakan untuk membeli tanah lain yang lebih baik
(4) Pelepasan hak kepemilikan tanah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
(5) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan setelah mendapat
persetujuan BPD dan mendapat ijin tertulis dari Bupati/alikota dan Gubernur.
Apabila tanah bengkok masih dalam keadaan ditanami tanaman dan terjadi pergantian pejabat
yang memegang hak atas tanah bengkok bagaimana dengan hasil tanaman tersebut ? Siapakah
1. Apabila tanaman sudah mendekati masa panen maka yang berhak memetik dan
2. Apabila saat panen masih jauh maka yang berhak memetik dan menikmati hasil tanaman
Hak wenang beli atau disebut naastingrecht merupakan hak seseorang yang lebih diutamakan
daripada yang lain untuk mendapat kesempatan membeli tanah pertanian, pekarangan, kolam
ikan dengan harga yang telah ditetapkan oleh orang lain dengan mengesampingkan orang lain. 36
1. Keluarga, saudara atau keturunan sedarah (parental, matrilinial, bilateral) pemilik tanah
3. Pemilik tanah atas bidang tanah yang berbatasan dengan tanah yang akan dijua dengan
4. Apabila terjadi pembukaan tanah secara besar-besaran, maka terkadang hak wenang beli
36
B. Ter Haar Bzn, Asas-Asas dan Tatanan. Hlm 68.
D. Hak Wenang Pilih, Kinacek, Mendahului
Hak wenang pilih atau disebut juga hak wenang didahulukan atau disebut dengan istilah
voorkeurrecht oleh pemerintah Hindia Belanda sedangkan di daerah Kalimantan disebut dengan
istilah burukan. Ini merupakan hak yang diperoleh seorang warga persekutuan untuk
didahulukan untuk mengolah sebidang tanah dengan menempatkan tanda laangan dapat berupa
1. Hak yang diperoleh dari seseorang, lebih utama dari yang lain, unuk mengolah sebidang
tanah yang telah dipilihnya dengan meninggalkan tanda wal pengolahan tanah atau
memancangkan tanda larangan di atas tanah tersebut dengan ijin kepala desa.
2. Hak pengolahan yang diperoleh seorang pemilik tanah pertanian atas tanah belukar yang
3. Hak yang diperoleh pengolah tanah, lebih utama dari yang lain untuk mengerjakan
Hak menggarap dan hak menikmati hasil adalah hak yang dapat diperoleh, baik oleh warga
persekutuan hukum sendiri maupun orang asing atau bukan warga masyarakat setempat, dengan
persetujuan para pemimpin persekutuan untuk mengolah sebidang tanah selama 1 (satu) atau
beberapa kali panen. Hak menikmati hasil dapat berkembang menjadi hak milik setekah digarap
37
Soerojo Wignjodiporo, Pengantar dan Asas-Asas. Hlm 205.
selama beberapa kali masa panen secara berturut-turut.Sama seperti hak perorangan lainnya
apabila tanah tidak diolah atau ditinggalkan maka tanah tersebut akan kembali ke hak ulayat.
Hak pakai adalah hak yang dimiliki anggota persekutuan untuk menggarap atau mengolah
tanah/sawah untuk waktu tertentu dan pada akhir waktu itu tanah harus diserahkan kepada
38
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas. Hlm 203.