ISSN 2355-4721 Formulasi Kebijakan Sistem Transportasi Laut
pada pengembangan dermaga di Tanjung masyarakat pengguna (stake holder).
Priok, bahwa di tempat tersebut untuk Pengolahan serta analisis data melalui menambah satu dermaga diperlukan dana proses triangulasi (triangulation), dan Rp25 triliun (Ariin, 2015). Oleh karena Focus Group Discussion (FGD), sehingga itu, penelitian ini bertujuan menganalisis menghasilkan penelitian secara utuh dan efektivitas formulasi kebijakan sistem menyeluruh (think description). transportasi laut dalam rangka mewujudkan HASIL DAN PEMBAHASAN angkutan tol laut modern dan peningkatan pembangunan di Indonesia. Penelitian ini 1. Aspek Efektivitas Formulasi dilakukan di Kementerian Perhubungan Kebijakan Transportasi Laut khususnya di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Badan Perencanaan Terkait bahasan ini, berikut Pembangunan Nasional (Bappenas), dan ditunjukkan hasil wawancara mendalam PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT terhadap para informan yang menjelaskan Pelni). Metode penelitian yang digunakan bahwa formulasi kebijakan sistem adalah deskriptif-kualitatif. Metode ini transportasi tol laut di Indonesia lebih menekankan pada indept interview, merupakan bagian dalam proses kebijakan proses triangulasi, focus group discussion publik dan tahap ini adalah yang paling (FGD), pendekatan emic, dan ethic serta krusial, karena implementasi dan evaluasi verstahen (Creswell, 2002). kebijakan sebagai tahap selanjutnya hanya dapat dilaksanakan dengan efektif apabila Dalam penelitian ini penentuan tahap formulasi kebijakan telah selesai informan dilakukan secara purposive atau dengan baik. Di samping itu, kegagalan pemilihan informan dilakukan dengan suatu kebijakan atau program sistem sengaja dengan kriteria tertentu sesuai transportasi tol laut di Indonesia dalam dengan kapasitas dasar kompetensi yang mencapai tujuan-tujuannya, sebagian dimiliki. Dalam penelitian kualitatif besar bersumber pada ketidaksempurnaan ini, seorang peneliti adalah juga seorang atau ketidakefektivan pengelolaan tahap instrumen utama penelitian. Teknik yang formulasi. Policy formulation sama dengan digunakan adalah partisipan observation pembentukan kebijakan, yaitu kebijakan yang dilengkapi dengan indepth interview sistem transportasi tol laut di Indonesia yang dengan key person dan pembuatan catatan merupakan serangkaian tindakan pemilihan harian mengenai peristiwa-peristiwa yang berbagai alternatif yang dilakukan dan di ditemui di lapangan. Dalam penelitian ini dalamnya termasuk pembuatan keputusan. terdapat 12 informan, yaitu dari kalangan instansi pemerintah yang dalam hal ini Penjelasan tersebut diperkuat hasil dari Kementerian Perhubungan, khususnya FGD bahwa efektivitas proses pembuatan/ Direktorat Jenderal Perhubungan Laut formulasi kebijakan negara (publik) di dan lembaga/instansi terkait lainnya/ bidang transportasi laut, dapat dipandang dalam 2 (dua) macam kegiatan. Kegiatan