Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 9

PERENCANAAN GORDING
Oleh:
Catur Bejo Santoso, S.T., M.T

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
PERENCANAAN GORDING

Gording/purlin adalah balok kayu yang Gording kayu biasanya memiliki dimensi :
letaknya berada di atas kuda-kuda. panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan
Konstruksi bangunan ini berfungsi sebagai lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording
penyangga atau dudukan kasau juga sebagai umumnya berkisar antara 1- 2 m.
penghubung antara kuda-kuda.
Menentukan dimensi gording
Diasumsikan akan digunakan balok 10/16

Momen Inersia:
1 1
I = . b. d = × 100 × 160 = 34133333,333 mm
12 12
1 1
I = . d. b = × 160 × 100 = 13333333,333 mm
12 12
Modulus tahanan:
1 1
S = . b. d = × 100 × 160 = 426666,667 mm
6 6
1 1
S = . d. b = × 160 × 100 = 266666,667 mm
6 6
= . = 100 × 160 = 16000 = 0,016
Pembebanan pada gording
 Beban mati (D)
 Beban hidup di atap (La)
 Beban hujan (R)
 Beban angin (W)
Beban mati (D)
Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, berat bahan untuk atap
dari genteng dengan reng dan rusuk = 50 kg/m2
Beban genteng dengan reng dan rusuk yang bekerja pada gording :

Berdasarkan SNI 7973-2013 tabel 4.2.1 untuk kode kayu E15 maka E = 15000 MPa
Asumsi, berat jenis G= 0,55  550 kg/m3
Maka berat gording = G x (Agording) = 550 x (0,10 x 0,16) = 8,8 kg/m
Sehingga qD = qatap genteng + berat gording = 70 + 8,8 = 78,8 kg/m
Beban mati (DL)

Sumbu y

Sumbu x
Beban Hidup (La)
Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, beban hidup terpusat pada
atap adalah 100 kg. PL = 100 kg

Sumbu y

Sumbu x
Beban Hujan
Beban merata untuk air hujan =

Sumbu y
q = q × cosβ = 13,2 × cos 35 = 10,812 kg/m

Sumbu x
q = q × sinβ = 13,2 × sin 35 = 7,571 kg/m
Beban angin (W)
Karena bangunan tersebut jauh dari pantai, berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung,
tekanan tiup minimumnya adalah 25 kg/m2. Diasumsikan:
 tekanan angin adalah (W) 30 kg/m2.
 Bangunan tertutup
Koefisien angin tekan = = 0,02β − 0,4 = 0,02 35 − 0,4
= 0,3
angin tekan ∶ C × W = 0,3 × 30 kg/m = 9 kg/m

q = angin tekan × Jarak antar gording


= 9 kg/m × 1,1 m = 9,9 kg/m

angin hisap ∶ 0,4 × W = −0,4 × 30kg/m = −12 kg/m

q = angin hisap × Jarak antar gording


= −12 kg/m × 1,1m = −13,2 kg/m
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban mati (QD)

Momen
1 1
M = ×q × Jk = × 64,549 × 3 = 72,668 kg m
8 8
1 1
M = ×q × Jk = × 45,198 × 3 = 50,848 kg m
8 8
Geser
1 1
V = ×q × Jk = × 64,549 × 3 = 96,824 kg
2 2
1 1
V = ×q × Jk = × 45,198 × 3 = 67,197 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban hidup (PLa)
Momen
1 1
M = ×P × Jk = × 81,92 × 3 = 61,44 kg m
4 4
1 1
M = ×P × Jk = × 57,36 × 3 = 43,02 kg m
4 4

Geser
1 1
V = ×P = × 81,92 = 40,81 kg
2 2
1 1
V = ×P = × 57,36 = 26,68 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban air hujan

momen
1 1
M = ×q × Jk = × 10,812 × 3 = 12,164 kg m
8 8
1 1
M = ×q × Jk = × 7,571 × 3 = 8,517 kg m
8 8

geser
1 1
V = ×q × Jk = × 10,812 × 3 = 16,218 kg
2 2
1 1
V = ×q × Jk = × 7,571 × 3 = 11,357 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban angin
momen
M =0
1 1
M = ×q × Jk = × 9,9 × 3 = 11,138 kg m
8 8

geser
V =0
1 1
V = ×q × Jk = × 9,9 × 3 = 14,85 kg
2 2
Kombinasi Pembebanan Pada Gording

1) 1,4 D
Kombinasi Pembebanan
2) 1,2 D + 1,6 (La atau H)+(0,5 L atau 0,8 W)
Untuk momen, Karena momen yang timbul akibat La lebih besar dari H, maka yang digunakan dalam kombinasi pembebanan
adalah momen akibat La. Sedangkan untuk L atau W, karena L=0 maka yang digunakan adalah momen akibat W.
M = 1,2M + 1,6M + 0,8M
M = 1,2 72,668 + 1,6 61,44 + 0,8(11,138) = 194,416 kg m
M = 1,2M + 1,6M + 0,8M
M = 1,2 50,848 + 1,6 43,02 + 0,8(0) = 130,664 kg m
Untuk geser, karena gaya geser yang timbul akibat La lebih besar dari H maka yang digunakan adalah gaya geser akibat La.
Sedangkan untuk L atau W, karena L=0 maka yang digunakan adalah momen akibat W.
V = 1,2V + 1,6V + 0,8V
V = 1,2 96,824 + 1,6 43,81 + 0,8(14,85) = 198,165 kg
V = 1,2V + 1,6V + 0,8V
V = 1,2 67,197 + 1,6 26,68 + 0,8(0) = 123,324 kg
Kombinasi Pembebanan
3) 0,9D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Karena tidak terdapat beban gempa maka, yang digunakan adalah momen dan gaya
geser akibat beban angin (W).
M = 0,9M + 1,3M
M = 0,9 72,668 + 1,3(11,138) = 79,881 kg m
M = 0,9M + 1,3M
M = 0,9 50,848 + 1,3(0) = 45,763 kg m
V = 0,9V + 1,3V
V = 0,9 96,824 + 1,3(11,138) = 101,621 kg
V = 0,9V + 1,3V
V = 0,9 67,197 + 1,3(0) = 60,473 kg
Berdasarkan kombinasi pembebanan diatas, momen yang terjadi pada
kombinasi 2 memiliki nilai terbesar, maka Mu dan Vu yang digunakan adalah
Mu dan Vu pada kombinasi 3.
Mux = 194,416 kg m Vux= 298,165 kg
Muy= 130,664 kg m Vuy= 123,324 kg
Tugas 2:
Dengan model rangka kuda-kuda pada Tugas 1, rencanakanlah gording tersebut, apabila diketahui
parameter sbb :
Kayu E16 dengan Berat jenis kayu, G = 0,6x (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Jarak antar kuda-kuda = 4 m, panjang bangunan = 16 m
Berat penutup atap (genteng) = 5x kg/m2 (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Beban hidup = 100 + (1x) kg (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Beban angin = 27, x kg/m2 (x adalah 1 digit terakhir NIM).
Tentukanlah:
1. Besarnya Mu dan Vu berdasarkan masing-masing kombinasi pembebanan;
- 1,4 D
- 1,2 D + 1,6 (La atau H)+(0,5 L atau 0,8 W)
- 0,9D ± (1,3 W atau 1,0 E)
2. Tentukan MU dan Vu maksimum dari ketiga kombinasi pembebanan tsb.
3. Gambarkan tampak atas perencanaan gording tersebut.

Anda mungkin juga menyukai