PERENCANAAN GORDING
Oleh:
Catur Bejo Santoso, S.T., M.T
Gording/purlin adalah balok kayu yang Gording kayu biasanya memiliki dimensi :
letaknya berada di atas kuda-kuda. panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan
Konstruksi bangunan ini berfungsi sebagai lebar 8 cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording
penyangga atau dudukan kasau juga sebagai umumnya berkisar antara 1- 2 m.
penghubung antara kuda-kuda.
Menentukan dimensi gording
Diasumsikan akan digunakan balok 10/16
Momen Inersia:
1 1
I = . b. d = × 100 × 160 = 34133333,333 mm
12 12
1 1
I = . d. b = × 160 × 100 = 13333333,333 mm
12 12
Modulus tahanan:
1 1
S = . b. d = × 100 × 160 = 426666,667 mm
6 6
1 1
S = . d. b = × 160 × 100 = 266666,667 mm
6 6
= . = 100 × 160 = 16000 = 0,016
Pembebanan pada gording
Beban mati (D)
Beban hidup di atap (La)
Beban hujan (R)
Beban angin (W)
Beban mati (D)
Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, berat bahan untuk atap
dari genteng dengan reng dan rusuk = 50 kg/m2
Beban genteng dengan reng dan rusuk yang bekerja pada gording :
Berdasarkan SNI 7973-2013 tabel 4.2.1 untuk kode kayu E15 maka E = 15000 MPa
Asumsi, berat jenis G= 0,55 550 kg/m3
Maka berat gording = G x (Agording) = 550 x (0,10 x 0,16) = 8,8 kg/m
Sehingga qD = qatap genteng + berat gording = 70 + 8,8 = 78,8 kg/m
Beban mati (DL)
Sumbu y
Sumbu x
Beban Hidup (La)
Berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung, beban hidup terpusat pada
atap adalah 100 kg. PL = 100 kg
Sumbu y
Sumbu x
Beban Hujan
Beban merata untuk air hujan =
Sumbu y
q = q × cosβ = 13,2 × cos 35 = 10,812 kg/m
Sumbu x
q = q × sinβ = 13,2 × sin 35 = 7,571 kg/m
Beban angin (W)
Karena bangunan tersebut jauh dari pantai, berdasarkan Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung,
tekanan tiup minimumnya adalah 25 kg/m2. Diasumsikan:
tekanan angin adalah (W) 30 kg/m2.
Bangunan tertutup
Koefisien angin tekan = = 0,02β − 0,4 = 0,02 35 − 0,4
= 0,3
angin tekan ∶ C × W = 0,3 × 30 kg/m = 9 kg/m
Momen
1 1
M = ×q × Jk = × 64,549 × 3 = 72,668 kg m
8 8
1 1
M = ×q × Jk = × 45,198 × 3 = 50,848 kg m
8 8
Geser
1 1
V = ×q × Jk = × 64,549 × 3 = 96,824 kg
2 2
1 1
V = ×q × Jk = × 45,198 × 3 = 67,197 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban hidup (PLa)
Momen
1 1
M = ×P × Jk = × 81,92 × 3 = 61,44 kg m
4 4
1 1
M = ×P × Jk = × 57,36 × 3 = 43,02 kg m
4 4
Geser
1 1
V = ×P = × 81,92 = 40,81 kg
2 2
1 1
V = ×P = × 57,36 = 26,68 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban air hujan
momen
1 1
M = ×q × Jk = × 10,812 × 3 = 12,164 kg m
8 8
1 1
M = ×q × Jk = × 7,571 × 3 = 8,517 kg m
8 8
geser
1 1
V = ×q × Jk = × 10,812 × 3 = 16,218 kg
2 2
1 1
V = ×q × Jk = × 7,571 × 3 = 11,357 kg
2 2
Perhitungan gaya dalam
Akibat beban angin
momen
M =0
1 1
M = ×q × Jk = × 9,9 × 3 = 11,138 kg m
8 8
geser
V =0
1 1
V = ×q × Jk = × 9,9 × 3 = 14,85 kg
2 2
Kombinasi Pembebanan Pada Gording
1) 1,4 D
Kombinasi Pembebanan
2) 1,2 D + 1,6 (La atau H)+(0,5 L atau 0,8 W)
Untuk momen, Karena momen yang timbul akibat La lebih besar dari H, maka yang digunakan dalam kombinasi pembebanan
adalah momen akibat La. Sedangkan untuk L atau W, karena L=0 maka yang digunakan adalah momen akibat W.
M = 1,2M + 1,6M + 0,8M
M = 1,2 72,668 + 1,6 61,44 + 0,8(11,138) = 194,416 kg m
M = 1,2M + 1,6M + 0,8M
M = 1,2 50,848 + 1,6 43,02 + 0,8(0) = 130,664 kg m
Untuk geser, karena gaya geser yang timbul akibat La lebih besar dari H maka yang digunakan adalah gaya geser akibat La.
Sedangkan untuk L atau W, karena L=0 maka yang digunakan adalah momen akibat W.
V = 1,2V + 1,6V + 0,8V
V = 1,2 96,824 + 1,6 43,81 + 0,8(14,85) = 198,165 kg
V = 1,2V + 1,6V + 0,8V
V = 1,2 67,197 + 1,6 26,68 + 0,8(0) = 123,324 kg
Kombinasi Pembebanan
3) 0,9D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Karena tidak terdapat beban gempa maka, yang digunakan adalah momen dan gaya
geser akibat beban angin (W).
M = 0,9M + 1,3M
M = 0,9 72,668 + 1,3(11,138) = 79,881 kg m
M = 0,9M + 1,3M
M = 0,9 50,848 + 1,3(0) = 45,763 kg m
V = 0,9V + 1,3V
V = 0,9 96,824 + 1,3(11,138) = 101,621 kg
V = 0,9V + 1,3V
V = 0,9 67,197 + 1,3(0) = 60,473 kg
Berdasarkan kombinasi pembebanan diatas, momen yang terjadi pada
kombinasi 2 memiliki nilai terbesar, maka Mu dan Vu yang digunakan adalah
Mu dan Vu pada kombinasi 3.
Mux = 194,416 kg m Vux= 298,165 kg
Muy= 130,664 kg m Vuy= 123,324 kg
Tugas 2:
Dengan model rangka kuda-kuda pada Tugas 1, rencanakanlah gording tersebut, apabila diketahui
parameter sbb :
Kayu E16 dengan Berat jenis kayu, G = 0,6x (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Jarak antar kuda-kuda = 4 m, panjang bangunan = 16 m
Berat penutup atap (genteng) = 5x kg/m2 (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Beban hidup = 100 + (1x) kg (x adalah 1 digit terakhir NIM)
Beban angin = 27, x kg/m2 (x adalah 1 digit terakhir NIM).
Tentukanlah:
1. Besarnya Mu dan Vu berdasarkan masing-masing kombinasi pembebanan;
- 1,4 D
- 1,2 D + 1,6 (La atau H)+(0,5 L atau 0,8 W)
- 0,9D ± (1,3 W atau 1,0 E)
2. Tentukan MU dan Vu maksimum dari ketiga kombinasi pembebanan tsb.
3. Gambarkan tampak atas perencanaan gording tersebut.