Perancangan Sistem Penilaian Kinerja O-RANGER Mobile Dan Loket PD Pos Indo DG Metode BARS PDF
Perancangan Sistem Penilaian Kinerja O-RANGER Mobile Dan Loket PD Pos Indo DG Metode BARS PDF
Oleh:
1201174280
UNIVERSITAS TELKOM
2021
ABSTRAK
O-Ranger atau Optimis Ranger merupakan program kemitraan oleh PT. Pos
Indonesia yang terdiri dari O-Ranger Mobile dan O-Ranger Loket pertama kali
diluncurkan pada tahun 2019 dan memiliki tugas dalam memasarkan produk
perusahaan Pos Express dan Pos Kilat Khusus. Sejak pertama kali diluncurkan dan
sampai sekarang, kepuasan konsumen dalam menggunakan O-Ranger hanya
mencapai 40%. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan performa dari O-Ranger itu
sendiri yang dilihat dari persentase keaktifan O-Ranger berdasarkan absensi dan
pencapaian target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan hanya mencapai 28%.
Ketidakaktifan ini sangat berpengaruh pada ketidakstabilan pendapatan O-Ranger.
Ketidakstabilan performa ini juga disebabkan oleh penilaian kinerja eksisting yang
belum dapat merepresentasikan kondisi lapangan sehingga O-Ranger mengalami
ketidakpuasan terhadap keadilan penilaian kinerja yang mencapai 51%.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk merancang sistem penilaian kinerja
usulan bagi O-Ranger yang ada di Kota Bandung dengan menggunakan metode
Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS). Tahapan penelitian ini dimulai
dengan melakukan perincian kembali faktor-faktor serta insiden kritis dan pedoman
pengisian penilaian kinerja terkait performa O-Ranger, lalu dilakukan penyusunan
template penilaian kinerja untuk O-Ranger dari hasil pengolahan data
menggunakan metode BARS.
i
ABSTRACT
O-Ranger or Optimist Ranger is a partnership program by PT. Pos Indonesia,
which consists of O-Ranger Mobile and O-Ranger Loket, was first launched in 2019
and has the task of marketing the products of the Pos Express and Pos Kilat. Since
it was first launched and until now, consumer satisfaction in using the O-Ranger
has only reached 40%. This is due to the unstable performance of the O-Ranger
itself, which is seen from the percentage of activeness of the O-Ranger based on
attendance and the achievement of the sales target set by the company only reached
28%. This inactivity greatly contributes to the instability of O-Ranger's earnings.
This performance instability is also caused by the existing performance appraisal
which has not been able to represent the field conditions so that O-Ranger is
dissatisfied with the fairness of the performance appraisal which reaches 51%.
This research was conducted with the aim of designing a proposed performance
appraisal system for the O-Ranger in Bandung using the Behaviorally Anchored
Rating Scale (BARS) method. This research stage begins with re-detailing the
factors and critical incidents and guidelines for filling out performance assessments
related to O-Ranger performance, then compiling a performance assessment
template for O-Ranger from the results of data processing using the BARS method.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
Oleh:
1201174280
Disetujui oleh,
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Dr. Fida Nirmala Nugraha, S.Psi., M.Psi. Ir. Budhi Yogaswara, M.T.
NIP 03770035 NIP 93650004
iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya orisinal saya sendiri. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran
akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang
menunjukkan ketidakaslian karya ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas kehadirat-Nya lah penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan penelitian Tugas Akhir berjudul
“Perancangan Sistem Penilaian Kinerja O-Ranger Mobile dan Loket pada PT. POS
Indonesia (Persero) di Kota Bandung dengan menggunakan metode Behaviorally
Anchored Rating Scale (BARS)” dengan baik. Adapun laporan yang telah disusun
oleh penulis berisi gambaran umum dari perusahaan, Sub Bagian Penjualan Ritel,
aplikasi M-Loket, QPosinAja, dan QPos Ranger, serta analisa penilaian kinerja dan
sistem penilaian kinerja dari O-Ranger yang ada di Kota Bandung. Dalam
melaksanakan kegiatan penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mendapatkan
banyak bantuan serta bimbingan dari banyak pihak. Maka dari itu, dalam
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Keluarga yang selalu memberikan dukungan serta doa bagi penulis selama
melakukan penelitian Tugas Akhir serta penyusunannya.
2. Ibu Dr. Fida Nirmala Nugraha, S.Psi.,M.Psi. selaku Dosen Pembimbing 1
yang telah membantu membimbing penulis dalam menyusun laporan
penelitian tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Budi Yogaswara, M.T. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
membantu penulis dalam menyusun laporan penelitian tugas akhir ini.
4. Bapak Muhammad Nashir Ardiansyah selaku Kepala Program Studi S1
Teknik Industri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian Tugas Akhir.
5. PT POS Indonesia (Persero) selaku perusahaan yang telah memberi
kesempatan dan tempat bagi penulis untuk melaksanakan kegiatan
penelitian Tugas Akhir serta penyusunannya.
6. Bapak Makky selaku Vice President Penjualan Ritel yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk mengeksplor Sub Bagian Penjualan Ritel,
M-Loket, dan O-Ranger lebih dalam.
7. Bapak Sugandi selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan
bantuan, ilmu, pengalaman, serta dukungan selama penulis melaksanakan
kegiatan penelitian Tugas Akhir serta penyusunan laporannya.
v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
menyusun laporan tugas akhir ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang penulis miliki. Maka, penulis memohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan yang terdapat pada laporan tugas akhir ini. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan
laporan ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
I.2. Perumusan Masalah .................................................................................................7
1.3 Tujuan Tugas Akhir ...................................................................................................7
I.4. Batasan Tugas Akhir .................................................................................................7
I.5. Manfaat Tugas Akhir ................................................................................................8
I.6. Sistematika Penulisan...............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
II.1 Landasan Teori .......................................................................................................10
II.1.1 Human Capital ......................................................................................10
II.1.1.1 Human Capital Management ...................................................................11
II.1.2 Performance Appraisal .........................................................................11
II.1.2.1 Pengertian ................................................................................................11
II.1.2.2 Metode-metode Performance Appraisal ..................................................13
II.1.3 Critical Success Factor (CSF) ..............................................................15
II.1.4 Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) ......................................16
II.2. Teknik Sampling ....................................................................................................18
II.3. Alasan Pemilihan Metode .....................................................................................20
II.4. Penelitian Terdahulu .............................................................................................22
BAB III SISTEMATIKA PENYELESAIAN MASALAH .................................. 25
III.1 Model Konseptual .................................................................................................25
III.2 Sistematika Penyelesaian Masalah ........................................................................25
vii
III.3 Pengumpulan Data ................................................................................................27
III.4 Pengolahan Data ...................................................................................................28
III.5 Analisis Data ..........................................................................................................29
III.6 Kesimpulan dan Saran ...........................................................................................30
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI ..................................... 31
IV.1 Pengumpulan Data................................................................................................31
IV.1.1 PT. POS Indonesia (Persero) ...............................................................31
IV.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...........................................................31
IV.1.3 O-Ranger .............................................................................................32
IV.1.4 Faktor-faktor Utama Penilaian Kinerja ...............................................33
IV.2 Pengolahan Data ...................................................................................................35
IV.2.1 Critical Incident Technique .................................................................35
IV.2.2 Performance Dimension ......................................................................36
IV.2.3 Retranslation .......................................................................................39
IV.2.4 Scaling Incident ...................................................................................40
IV.2.5 Final Instrument...................................................................................45
IV.3 Template Penilaian BARS ......................................................................................49
BAB V ANALISA DAN EVALUASI HASIL PERANCANGAN ..................... 51
V.1 Analisa Perbandingan ............................................................................................51
V.2 Validasi Hasil Usulan ..............................................................................................53
V.3 Analisa Batasan Penelitian .....................................................................................54
V.4 Analisa Implikasi Hasil Rancangan ..........................................................................55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 56
VI.1 Kesimpulan ...........................................................................................................56
VI.2 Saran .....................................................................................................................57
VI.2.1 Saran Bagi Perusahaan ........................................................................57
VI.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya.......................................................57
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1 Kepuasan Penggunaan O-Ranger ....................................................... 2
Gambar I. 2 Status Keaktifan O-Ranger ................................................................. 3
Gambar I. 3 Pendapatan O-Ranger ......................................................................... 3
Gambar I. 4 Kepuasan Mitra O-Ranger terhadap Penilaian Kinerja ...................... 4
Gambar I. 5 Fishbone Diagram .............................................................................. 6
Gambar II. 1 Proses Work Performance Appraisal (Werther & Davis) ............... 13
Gambar III. 1 Model Konseptual .......................................................................... 25
Gambar III. 2 Sistematika Penyelesaian Masalah ................................................. 26
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 32
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1 Indikator Penilaian Eksisting (O-Ranger Mobile) .................................. 5
Tabel I. 2 Indikator Penilaian Eksisting (O-Ranger Loket) .................................... 5
Tabel II. 1 Indikator Penilaian Kinerja (Individu) ................................................ 12
Tabel II. 2 Perbandingan Teknik Sampling........................................................... 18
Tabel II. 3 Perbandingan Metode .......................................................................... 20
Tabel II. 4 Daftar Penelitian Terdahulu ................................................................ 22
Tabel IV. 1 Faktor Utama Penilaian Kinerja ........................................................ 34
Tabel IV. 2 Critical Incident Technique ............................................................... 35
Tabel IV. 3 Performance Dimension .................................................................... 36
Tabel IV. 4 Hasil Wawancara dengan Narasumber .............................................. 39
Tabel IV. 5 Scaling Incident ................................................................................. 40
Tabel IV. 6 Keterangan Skala ............................................................................... 44
Tabel IV. 7 Hasil Wawancara dengan Narasumber .............................................. 44
Tabel IV. 8 Final Instrument ................................................................................ 45
Tabel IV. 9 Template Penilaian O-Ranger Mobile ............................................... 49
Tabel IV. 10 Template Penilaian O-Ranger Loket ............................................... 50
Tabel V. 1 Hasil Penilaian Eksisting Subjek-IH (O-Ranger Mobile) ................... 51
Tabel V. 2 Hasil Penilaian Eksisting Subjek-AN (O-Ranger Loket) ................... 51
Tabel V. 3 Hasil Penilaian Usulan Subjek-IH (O-Ranger Mobile) ...................... 52
Tabel V. 4 Hasil Penilaian Usulan Subjek-AN (O-Ranger Loket) ....................... 52
Tabel V. 5 Perbandingan Hasil Penilaian Kinerja O-Ranger ............................... 53
Tabel V. 6 Validasi Hasil Usulan.......................................................................... 53
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Konsumen Terhadap Kinerja O-
Ranger ................................................................................................................... 61
Lampiran B Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Hubungan Kerja O-Ranger dengan
Perusahaan............................................................................................................. 72
Lampiran C Status Keaktifan O-Ranger ............................................................... 74
Lampiran D Hasil Wawancara .............................................................................. 79
xi
DAFTAR ISTILAH
Halaman
Istilah Deskripsi pertama kali
digunakan
Pick-Up- : Pick-up-service dimaksud dengan bentuk 1
Service pelayanan berupa penjemputan barang atau paket
langsung ke rumah atau kantor konsumen secara
langsung.
Direct : Direct selling adalah metode penjualan barang 1
Selling dan / jasa tertentu melalui jaringan pemasaran
yang dikembangkan oleh mitra usaha yang
bekerja atas dasar komisi atau bonus atas
penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran
tetap.
Kemitraan : Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang 1
dibangun antar dua pihak atau lebih secara
sinergis dengan mitra yang saling
menguntungkan dan saling membutuhkan.
Canvassing : Canvassing adalah kegiatan melakukan 1
penjualan secara langsung dengan mendatangi
konsumen.
CIT : Critical Incident Technique merupakan proses 14
pencatatan contoh perilaku karyawan yang sangat
baik ataupun tidak diinginkan yang berhubungan
dengan pekerjaannya.
BUMN : Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah 32
badan usaha yang seluruh atau Sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
Visi : Visi adalah gambaran yang ingin diwujudkan di 32
masa depan.
Misi : Misi adalah hal-hal atau langkah-langkah yang 32
harus dicapai berdasarkan visi.
xii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penilaian kinerja merupakan suatu proses identifikasi penilaian, pengelolaan, dan
pengembangan kinerja karyawan dalam suatu organisasi (Gomez, 2001). Menurut
Chou (2005), suatu organisasi perlu untuk menyusun sebuah sistem penilaian
kinerja secara tepat dan sesuai dengan tugas yang dilakukan sehingga
memungkinkan untuk memberikan umpan balik atas kinerja karyawan dan
memberikan kesempatan untuk memperbaiki kelemahan dari kinerja karyawan
tersebut. Menurut Veithzal (2008) penilaian kinerja merupakan proses evaluasi
seberapa baik karyawan melakukan pekerjaannya berdasarkan standar yang telah
ditentukan. Tziner (2000) mengungkapkan bahwa terdapat dua tujuan penggunaan
penilaian kinerja secara umum, yaitu yang pertama untuk tujuan administrasi dalam
pemberian kompensasi atau pengambilan keputusan untuk promosi, mutasi ataupun
pemecatan. Yang kedua untuk memberikan umpan balik kepada karyawan untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan karyawan pada kinerjanya. Penelitian ini
berfokus pada penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero)
pada O-Ranger yang merupakan program kemitraan dengan tugas memasarkan
produk POS Indonesia dan melakukan pelayanan pick-up-service pada masing-
masing area yang sudah ditentukan.
O-Ranger atau Optimis Ranger merupakan program kemitraan oleh PT. Pos
Indonesia pertama kali diluncurkan pada tahun 2019 yang memiliki tugas dalam
memasarkan produk perusahaan Pos Express dan Pos Kilat Khusus. O-Ranger di
kota Bandung terbagi menjadi dua, yaitu O-Ranger Mobile dan O-Ranger Loket
yang memiliki tugas berbeda. Untuk O-Ranger Mobile memiliki tugas melakukan
pick-up service dan direct selling, sementara untuk O-Ranger Loket memiliki tugas
melakukan canvassing atau pendataan konsumen serta memberikan penawaran dan
mengelola pendistribusian. O-Ranger Loket bertugas kurang lebih seperti loket
pada umumnya. Sebagai perusahaan yang memiliki lini bisnis pada bidang jasa, PT.
Pos Indonesia memiliki tujuan untuk memaksimalkan performa pekerjanya dan
memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen saat menggunakan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk mengetahui pengalaman yang dirasakan
1
oleh konsumen saat menggunakan O-Ranger, kuesioner terkait kinerja yang
diberikan oleh mitra O-Ranger disebarkan kepada konsumen yang pernah
menggunakan O-Ranger dan berlokasikan di Bandung. Hasil penyebaran kuesioner
terkait faktor kepuasan kinerja mitra O-Ranger oleh konsumen dapat dilihat lebih
lengkapnya pada Lampiran A, namun dalam faktor kepuasan penggunaan
konsumen terhadap produk kemitraan O-Ranger dapat dilihat pada gambar berikut.
40% Ya
60%
Tidak
2
STATUS KEAKTIFAN O-RANGER
AKTIF
28%
TIDAK
AKTIF
72%
Rp3,500,000,000
Rp3,000,000,000
Rp2,500,000,000
Rp2,000,000,000
Rp1,500,000,000
Rp1,000,000,000
Rp500,000,000
Rp-
3
hasil penyebaran kuesioner lain terkait kepuasan hubungan kerja antara pihak
perusahaan dengan mitra O-Ranger terkait kepuasan penilaian kinerja eksisting
yang dimiliki oleh perusahaan untuk menilai kinerja dari mitra O-Ranger.
13% 19%
16%
32%
20%
4
mempengaruhi secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Bonus menurut
Gunawan (2021) merupakan kompensasi langsung yang diterima berdasarkan
prestasi karyawan yang dicapai. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumentas
(2013) dengan menganalisis PT. Pos Indonesia menunjukkan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi secara signifikan pada motivasi kerja dan produktifitas
merupakan sistem penilaian kinerja. Berikut merupakan template penilaian kinerja
eksisting yang diterapkan oleh PT. Pos Indonesia kepada mitra O-Ranger Mobile
dan Loket.
Berdassarkan template penilaian kinerja eksisting yang dimiliki oleh PT. Pos
Indonesia kepada mitra O-Ranger Mobile dan Loket masih kurang jelas karena
masih belum memiliki pedoman atau penjelasan mengenai bagaimana melakukan
proses penilaian. Penilaian kinerja eksisting memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya:
5
a. Pada penilaian kinerja eksisting belum memberikan penjelasan detail terkait
pemberian skala penilaian (1-100).
b. Indikator penilaian kinerja eksisting belum terperinci terkait perilaku yang
diinginkan.
c. Proses penilaian kinerja tanpa adanya pedoman terkait skala dan indikator
terperinci menjadikan penilaian menjadi subjektif.
6
melihat aspek perilaku saat melayani konsumen, karena pada dasarnya O-Ranger
merupakan sebuah program dalam bidang jasa dan bertujuan untuk memberikan
pengalaman baru kepada pelanggan atas penggunaan jasa yang diberikan oleh PT.
Pos Indonesia. Metode BARS (Behaviorally Anchored Rating Scale) merupakan
sebuah metode penilaian kinerja yang mengkombinasikan insiden kritis atau
perilaku dan peringkat dengan menggunakan skala untuk menandakan baik atau
buruknya perilaku karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
7
I.5. Manfaat Tugas Akhir
Terdapat beberapa manfaat pada pelaksanaan penelitian tugas akhir ini, diantaranya
untuk pihak perusahaan dan pihak akademisi.
1. Pihak Perusahaan
Manfaat yang didapatkan oleh pihak perusahaan atau PT. POS Indonesia
(Persero) merupakan:
a. Mengetahui kinerja O-Ranger Mobile dan O-Ranger Loket.
b. Mengetahui kinerja dari O-Ranger Mobile dan O-Ranger Loket dengan
menggunakan metode BARS.
c. Sebagai tolak ukur dalam mengembangkan kinerja performansi dari O-
Ranger Mobile dan O-Ranger Loket selama ini.
2. Pihak Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca
bagaimana melakukan penilaian kinerja, menentukan sistem penilaian yang
sesuai, serta bagaimana melakukan penilaian kinerja itu sendiri dengan
menggunakan metode BARS.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini, menjelaskan serta memaparkan dasar dilakukannya
penelitian. Pokok penting pembahasan pada bagian ini merupakan
latar belakang, perumusan masalah, tujuan tugas akhir, dan batasan
tugas akhir, dan manfaat tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini, penulis melakukan studi literatur dari teori-teori
terkait mengenai untuk membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian. Selain itu terdapat alasan pemilihan metode dan referensi
penelitian-penelitian terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
8
Pada bagian ini berisikan penjelasan bagaimana penulis
melaksanakan penelitian dengan langkah yang rinci dan terdapat
penjelasan terkait proses pengumpulan dan pengolahan data serta
metode evaluasi hasil.
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI
Pada bagian ini berisikan hasil dari proses pengumpulan dan
pengolahan data untuk proses penelitian yang selanjutnya akan
menjadi sebuah usulan kepada objek penelitian. Selain itu terdapat
hasil rancangan sistem dari penelitian ini.
BAB V ANALISISA DAN EVALUASI HASIL PERANCANGAN
Pada bagian ini merupakan pemaparan analisis penulis terhadap hasil
dari pengolahan data untuk dijadikan sebuah usulan kepada objek
penelitian. Terdapat analisa perbandingan, validasi hasil usulan,
analisa batasan penelitian, dan analisa implikasi hasil rancangan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini merupakan ringkasan dari seluruh penelitian dengan
melihat apakah penelitian telah menjawab rumusan masalah atau
tidak. Bagian ini juga berisikan saran yang diberikan oleh penulis
kepada perusahaan dan untuk penelitian selanjutnya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Landasan Teori
II.1.1 Human Capital
Human Capital atau Modal Manusia merupakan akumulasi dari pengetahuan,
keahlian, pengalaman, dan atribut-atribut kekuatan pekerja lainnya yang relevan
dalam menjadi kekuatan pekerja yang ada di sebuah perusahaan atau organisasi.
Selain itu juga, Human Capital atau Modal Manusia mampu memacu produktivitas,
kinerja, dan pencapaian terhadap tujuan strategis. Sebuah perusahaan atau
organisasi yang memperlakukan manusia yang ada di dalamnya sebagai sebuah aset
atau modal dibandingkan hanya sebagai sumber daya, maka perusahaan tersebut
akan mendapatkan lebih banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan apabila seorang
pekerja di sebuah organisasi hanya dianggap sebagai sumber daya lalu ia
meninggalkan perusahaan atau sudah tidak bekerja lagi, perusahaan tidak dapat
menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja
tersebut. Lain halnya apabila sebuah perusahaan atau organisasi menganggap
manusia sebagai modal atau aset bagi perusahaannya.
Terdapat dua pandangan terhadap Human Capital atau Modal Manusia, yaitu
pandangan Human Capital atau Modal Manusia sebagai aset yang terlihat
(Tangible Asset) atau sebagai aset yang tidak terlihat (Intangible Asset).
Pengetahuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau perusahaan yang berasal
dari manusia yang ada di dalamnya merupakan contoh dari Tangible Asset dari
Human Capital. Contoh lainnya yaitu adanya lima komponen yang dimiliki oleh
Human Capital menurut Mayo (2008), yaitu:
Sedangkan untuk contoh dari Human Capital atau Modal Manusia sebagai aset
tidak terlihat (Intangible Asset) yaitu pengenalan produk, pengenalan merek,
inovasi, pengetahuan, modal, sumber daya manusia, dan lainnya. Divisi atau bagian
10
Sumber Daya Manusia pada sebuah perusahaan atau organisasi sendiri bertugas
untuk meningkatkan banyak aset tidak terlihat (Intangible Asset) lainnya seperti
goodwill, penelitian, dan iklan.
Berikut ini adalah beberapa indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu:
11
Tabel II. 1 Indikator Penilaian Kinerja (Individu)
Indikator Penjelasan
Kualitas Mengukur berdasarkan persepsi karyawan
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
Kuantitas Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit dan jumlah siklus
aktivitas yang diselesaikan.
Ketepatan Waktu Tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Efektivitas Tingkat penggunaan sumber daya organisasi
yang dimaksimalkan dengan tujuan menaikkan
hasil dari setiap unit dalam penggunaan
sumber daya.
Kemandirian Tingkat komitmen yang dimiliki karyawan
dalam komitmen kerja dengan instansi dan
tanggung jawab karyawan terhadap
perusahaan dimana dia bekerja.
12
prestasi yang sudah baik. Menurut Gary Dessler terdapat beberapa alasan penting
dalam melakukan work performance appraisal, diantaranya:
1. Bersifat Job-Related
2. Bersifat Practical
3. Punya Ukuran Baku / Standar
4. Alat Ukur Reliable
13
1. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Menurut H. John Bernadin (2015), Behaviorally Anchored Rating Scale
atau biasa disingkat BARS adalah salah satu metode penilaian kinerja
individu yang memiliki skala grafis dengan dekripsi perilaku tertentu yang
mampu mendefinisikan berbagai titik di sepanjang skala untuk setiap
dimensi, faktor, ataupun kompetensi kinerja. Dalam proses
pengembangannya, BARS terdiri dari lima langkah, diantaranya Critical
Incidents Technique, Performance Dimensions, Retranslation, Scaling
Incidents, Final Instrument. Metode ini dinilai lebih adil dalam menilai
subjek atau individu karena mempertimbangkan dimensi-dimensi kinerja
yang dapat berpengaruh terhadap kinerja subjek atau individu yang dinilai.
2. Rating Scale
Menurut Gary Dessler (2013), metode Rating Scale adalah skala yang
mencantumkan sejumlah ciri dan rentang kinerja untuk masing-masing.
Karyawan tersebut nantinya dinilai dengan cara diidentifikasi skor mana
yang paling menggambarkan kinerjanya lalu peringkat-peringkat tersebut
dijumlahkan. Metode ini dinilai sebagai metode yang paling mudah dan
popular untuk digunakan dalam penilaian kinerja. Namun, standar dalam
penilaian kinerja yang digunakan tidak jelas.
3. 360 Degree Feedback
Menurut Bracken (2016), metode 360-Degree Feedback adalah proses
mengumpulkan, mengukur, dan melaporkan pengamatan seseorang terkait
seorang individu yang memungkinkan untuk adanya evaluasi hasil penilaian
dan analisis perbandingan antar penilai. Penilaian kinerja dengan
menggunakan metode ini memungkinkan seorang individu dinilai melalui
berbagai sudut pandang. Hasil penilaian tidak hanya akan berdasarkan sudut
pandang atasan, namun juga berdasarkan sudut pandang rekan kerja lainnya.
4. Management by Objectives (MBO)
Menurut Gary Dessler (2020), Management by Objectives atau MBO adalah
metode penilaian yang berfokus terhadap tujuan akhir yang ingin dicapai
serta kinerja dari individunya. Biasanya metode ini mengharuskan
perusahaan untuk menentukan tujuan, menghitung kinerja individunya
14
secara spesifik, lalu membahas apa saja goals yang sudah tercapai.
Langkah-langkah dalam melakukan penilaian kinerja ini diantaranya: set
organization’s goals, set departmental goals, discuss departmental goals,
set individual goals, conduct performance reviews, dan provide feedback.
Manfaat dari Critical Success Factors menurut Ward & Peppard (2002) adalah:
15
4. Bila terjadi perubahan, perlu adanya pengambilan tindakan segera
5. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui
ukuran antara (Surrogate)
Yang telah dijelaskan sebelumnya oleh Oluseyi dan Adebayo dan dikutip pada
penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2020), terdapat beberapa faktor yang mampu
mempengaruhi kinerja seseorang, diantaranya:
1. Tangibility
2. Reliability
3. Responsivitas
4. Assurance
5. Empati
1. Penilaian Akurat
Penilaian kinerja dengan metode ini dapat menghasilkan ukuran kinerja
pekerjaan yang baik karena individu yang mengetahui pekerjaan serta
persyaratannya lebih baik dari individu lain yang mengembangkan metode
ini.
2. Standar Jelas
Critical Incident atau insiden kritis pada sepanjang skala dapat
menggambarkan apa yang harus dicari pada individu yang dinilai dalam
kinerja yang unggul, kinerja rata-rata, dan sebagainya.
16
3. Ada Feedback
Hasil dari penilaian kinerja dengan adanya critical incident atau insiden
kritis dapat memudahkan penjelasan peringkat pada proses feedback untuk
subjek atau individu yang telah dinilai.
4. Dimensi Independen
Dimensi-dimensi kinerja yang dikelompokkan berdasarkan critical
incidents lebih independent antar satu dimensi kinerja dengan dimensi
kinerja lainnya.
5. Konsistensi
Hasil serta proses penilaian dengan metode ini konsisten serta dapat
diandalkan.
1. Critical Incident
Pada tahap pertama ini, dilakukan proses penulisan ilustrasi spesifik seperti
critical incident atau insiden kritis tentang bagaimana kinerja yang efektif
dan tidak efektif dalam pekerjaan terkait.
2. Performance Dimension
Pada tahap kedua dilakuka proses pengembangan dimensi kinerja atau
performance dimension dimana beberapa orang akan mengelompokkan
insiden-insiden kritis sebelumnya ke dalam 5 atau 10 dimensi kinerja.
3. Reallocate Incidents (Retranslation)
Pada tahap ketiga, dilakukan proses verifikasi pengelompokan dimensi
kinerja sebelumnya. Beberapa orang yang mengetahui pekerjaan dari
individu yang dinilai akan diminta untuk mengalokasikan kembali insiden
kritis atau critical incidents yang sebenarnya. Mereka harus menetapkan
kembali setiap insiden kritis tersebut ke kategori yang menurut mereka
paling cocok. Pertahankan insiden kritis jika sebagian besar grup kedua
menugaskannya ke kategori yang sama seperti yang dilakukan grup
pertama.
17
4. Scaling Incidents
Pada tahap keempat, grup kedua kemudian akan menilai perilaku dari
individu yang dinilai berdasarkan penjelasan dari insiden kritis yang ada
tentang seberapa efektif atau tidak efektif insiden kritis tersebut mewakili
kinerja individu pada dimensi kinerja dengan skala 7 atau 9.
5. Final Instrument
Pada tahap terakhir akan dilakukan pengembangan instrumen akhir atau
final instrument. Dilakukan pemilihan sekitar enam atau tujuh insiden kritis
sebagai jangkar pada perilaku dimensi atau behavioral anchors.
18
Tabel II. 2 Perbandingan Teknik Sampling
Cluster Simple Random Sampling Purposive
Sampling Sampling Jenuh Sampling
diperlukan anggota terpilih apabila
sangat luas pada penelitian ukuran
populasi
tidak
banyak
Kelebihan 1. Mudah 1. Mudah 1. Tidak 1. Mudah
digunaka diterapkan pada memaka dilakukan
n populasi kecil n waktu 2. Dapat
2. Menghe 2. Mudah dan memperoleh
mat biaya dipahami biaya data yang lebih
dan 2. Cocok rinci
waktu diterapka
n pada
populasi
kecil
Kekurang Tidak tepat 1. Sampel dapat Tidak tepat 1. Sampel dapat
an pada tidak pada tidak
populasi merepresentasi populasi merepresentasi
yang kecil kan populasi yang besar kan populasi
2. Proses
memakan
waktu dan
biaya
19
II.3. Alasan Pemilihan Metode
Pada penelitian kali ini, penulis memilih metode BARS (Behaviourally Anchored
Rating Scale) sebagai metode yang digunakan untuk menyusun rancangan sistem
penilaian kinerja usulan bagi O-Ranger pada PT. POS Indonesia (Persero). Berikut
ini merupakan perbandingan dari antar metode yang masih berkaitan dalam
pendekatan pemilihan metode pada bab III.
20
Tabel II. 3 Perbandingan Metode
Metode Metode Rating Metode 360 Metode
Behaviorally Scale Feedback Management
Anchored by Objectives
Rating Scale
faktor-faktor 2. Memberikan tidak hanya melalui 2. Penilaian
yang dapat hasil peringkat sudut pandang kinerja
mempengaruhi kuantitatif untuk atasan dilakukan
kinerja individu setiap karyawan 2. Membangun secara spesifik
atau subjek kesadaran individu
terkait yang dinilai bahwa
2. Hasil kinerjanya dipantau
penilaian kinerja oleh rekan kerja
lebih akurat dan lainnya dan tidak
adil hanya oleh atasan
saja
Kekurangan 1. Sulit untuk 1. Standar 1. Hanya dapat 1. Penilaian
dikembangkan penilaian kinerja digunakan untuk kinerja dengan
yang tidak jelas tujuan metode ini
2. Indikator pengembangan saja dapat
penilaian kinerja 2. Memungkinan memakan
yang tidak detail terjadinya kesalahan waktu banyak
atau berarah dalam pemberian 2. Metode ini
3. Memungkinkan feedback karena sudah jarang
terjadinya halo penilai tidak digunakan
effect memiliki
pengalaman dalam
menilai kinerja
individu
21
II.4. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitiannya, penulis menggunakan beberapa referensi tugas
akhir dan jurnal terdahulu yang memiliki subjek penelitian, metode penilaian
kinerja, ataupun topik penelitian yang sama. Berikut ini adalah beberapa referensi
tugas akhir dan jurnal penelitian terdahulu yang penulis gunakan:
22
Tabel II. 4 Daftar Penelitian Terdahulu
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Tugas Akhir
(Ogie Kustiadi, (Siti Noni Evita, (Nopita Sari & Ini
Zulfa Fikri Wa Ode Zusnita Ervin (Saffania Zahra
Ikatrinasari, Muizu & Raden Tri Mardalena, Aina Halinda,
2018) Wahyu Atmojo, 2021) 2021)
2017)
yang jelas & dalam 3.
terukur bidangnya Ketidakpuasan
3. Karyawan tidak 3. Karyawan O-Ranger
nyaman & yang ada belum terhadap sistem
termotivasi dalam memenuhi penilaian kinerja
bekerja dengan standar kerja eksisting
penilaian kinerja perusahaan
eksisting
Hasil Rancangan 1. Rancangan 1. Absensi Rancangan
Usulan sistem sistem penilaian karyawan agar sistem penilaian
penilaian kinerja karyawan diperketat kinerja dengan
kinerja dengan hotel dengan 2. Rancangan menggunakan
metode BARS metode BARS penilaian metode BARS
untuk 2. Penilaian kinerja kinerja dengan untuk diterapkan
kemudian yang dilengkapi metode BARS kepada O-
diterapkan pada oleh metode MBO Ranger PT. POS
perusahaan agar penilaian Indonesia
kinerja karyawan (Persero) di Kota
memiliki standar Bandung
dan adanya
feedback
23
Pada referensi pertama yaitu Jurnal yang disusun oleh Ogie Kustiadi dan Zulfa Fikri
Ikatrinasari pada tahun 2018. Jurnal ini membahas permasalahan karyawan yang
ada pada PT. Zeno Alumi Indonesia. Permasalahan pada perusahaan tersebut yaitu
berada pada penilaian kinerja eksisting dimana penilaian kinerja yang ada tidak
memiliki standar pengukuran kinerja yang jelas karena indikator penilaiannya
ditentukan seperti apa yang pimpinan dari setiap departemen masing-masing
inginkan. Hal tersebut menyebabkan hasil penilaian yang baik hanya diperoleh
berdasarkan unsur kedekatan karyawan dengan pimpinan.
Sedangkan pada referensi kedua yaitu Jurnal yang disusun oleh Siti Noni Evita, Wa
Ode Zusnita Muizu, dan Raden Tri Wahyu Atmojo pada tahun 2017 tentang
permasalahan yang ada pada PT QWORDS COMPANY INTERNATIONAL.
Permasalahan terjadi pada penilaian kinerja yang ada dimana penilaian eksisting
dianggap tidak memiliki prosedur dan standar yang jelas. Hal tersebut karena
penilaian eksisting menilai kinerja karyawan dengan mengamati laporan kerja
harian namun tidak memberikan feedback atau umpan balik terkait kinerja yang
telah tercapai. Karyawan juga merasa tidak nyaman dengan penilaian kinerja
eksisting dan penilaian tersebut tidak mampu memotivasi kinerja karyawan. Selain
itu, karyawan merasa penilaian dilakukan secara subjektif.
Pada referensi ketiga, yaitu Jurnal yang disusun oleh Nopita Sari dan Ervin
Mardalena pada tahun 2021. Jurnal tersebut membahas permasalahan yang ada
pada PT. Barus Family Jaya. Permasalahan tersebut berkaitan dengan penilaian
kinerja eksisting yang dinilai belum efektif karena perusahaan masih mengalami
kesulitan dalam menemukan karyawan yang berkualitas dan professional dalam
bidangnya. Selain itu, masih terdapat karyawan yang belum memenuhi standar
kerja perusahaan.
24
BAB III SISTEMATIKA PENYELESAIAN MASALAH
III.1 Model Konseptual
Penelitian terkait perancangan sistem penilaian kinerja bagi O-Ranger yang
dilakukan oleh penulis menggunakan metode Behaviorally Anchored Rating Scale
(BARS). Berikut ini merupakan alur diagram perancangan sistem penilaian kinerja
usulan bagi O-Ranger dengan menggunakan metode Behaviorally Anchored Rating
Scale (BARS):
Identifikasi Permasalahan
25
terbagi ke dalam beberapa tahap seperti; Tahap Awal Penelitian, Tahap
Pengumpulan dan Pengolahan Data, Tahap Analisis Data, serta Tahap Kesimpulan
dan Saran.
Latar Belakang
Permasalahan
Tahap Awal Penelitian
1. Perumusan Masalah
2. Penentuan Tujuan Penelitian
3. Penentuan Manfaat Penelitian
4. Penentuan Batasan Masalah
5. Perancangan Model Konseptual
Penentuan Responden
Indikator Penilaian:
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data Perusahaan:
1. Kehadiran
1. Profil Perusahaan
2. Pendapatan Harian/Bulanan
2. Jobdesk O-Ranger
3. Canvassing Konsumen
3. Jumlah O-Ranger
4. Pemahaman Standar Pelayanan
4. Hubungan Kerja dengan O-Ranger
5. Mendahulukan Konsumen
5. Penilaian Eksisting O-Ranger
6. Pelaksanaan Pick-up-service
6. Laporan Revenue O-Ranger
7. Pelaksanaan Pengiriman
7. Hasil Wawancara & Kuesioner
8. Setoran Keuangan Akhir Dinas
Implementasi BARS:
1. Critical Incident Technique
2. Performance Dimension
3. Retranslation
4. Scaling Incident
5. Final Instrument
1. Analisa Perbandingan
Data
26
III.3 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data terdiri dari proses penentuan responden, identifikasi
pengumpulan data, pengumpulan data dari perusahaan, dan pengamatan indikator
penilaian eksisting.
27
1. Kehadiran
2. Pendapatan Harian/Bulanan
3. Canvassing Konsumen
4. Pemahaman Standar Pelayanan
5. Mendahulukan Konsumen
6. Pelaksanaan pick-up-service
7. Pelaksanaan Pengiriman
8. Setoran Keuangan Akhir Dinas
28
4. Scaling Incident
Tahapan selanjutnya adalah Scaling Incident. Pada tahapan ini dilakukan
proses pemberian skala 1 sampai dengan 5 untuk menunjukkan tingkatan
baik atau buruk dari setiap faktor yang telah ditentukan sebelumnya. Selain
itu, insiden kritis yang telah terbentuk pada tahapan sebelumnya
dimasukkan ke dalam proses ini untuk menjelaskan insiden kritis dari setiap
faktor.
5. Final Instrument
Pada tahap terakhir, dilakukan proses tahapan Final Instrument. Dimana
pada tahapan ini dibentuk intrumen akhir BARS yang sudah detail. Terdapat
faktor-faktor, dimensi kinerja dari setiap faktor, indikator pada setiap faktor,
penjelasan insiden kritis dari setiap faktor, dan skala nilai.
A. Analisa Perbandingan
Pada proses analisa perbandingan dilakukan penilaian kinerja terhadap tiga
subjek O-Ranger dengan menggunakan metode penilaian eksisting dan
usulan. Tahapan ini bertujuan untuk membandingkan hasil penilaian dari
kedua metode tersebut dan untuk mengetahui metode penilaian mana yang
lebih efektif untuk diterapkan pada O-Ranger.
B. Validasi Hasil Usulan
Pada tahapan validasi hasil usulan dilakukan proses wawancara dengan
perusahaan dengan tujuan untuk konfirmasi terkait rancangan penilaian
kinerja usulan yang telah berhasil memenuhi ekspektasi atau kebutuhan dari
perusahaan. Hasil dari proses validasi ini akan menunjukkan usulan apa
yang masih perlu ditambahkan dari rancangan yang sudah terbentuk.
29
C. Analisa Batasan Penelitian
Tahapan analisa batasan penelitian dilakukan dengan cara menjelaskan hal-
hal yang menjadi batasan dalam melakukan penelitian ini. Seperti salah satu
contohnya adalah data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
yang berasal dari data-data sejak tahun 2019.
D. Implikasi Hasil Rancangan
Tahapan terakhir adalah proses analisa implikasi hasil rancangan. Pada
tahapan ini dilakukan penjelasan tentang beberapa hal yang perlu disiapkan
oleh perusahaan dalam melakukan penerapan sistem pengukuran kinerja
usulan bagi O-Ranger.
30
BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI
IV.1 Pengumpulan Data
IV.1.1 PT. POS Indonesia (Persero)
PT. POS Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi
keuangan. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tanggal 26 Agustus 1746 di Jakarta
dengan nama Kantorpos Batavia. Tujuan perusahaan ini didirikan yaitu untuk lebih
menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang
dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dan pergi ke negara
Belanda. Pada tanggal 20 Juni 1995, nama perusahaan berubah menjadi PT. POS
Indonesia (Persero).
Visi yang dimiliki oleh PT. POS Indonesia (Persero) yaitu untuk menjadi pilihan
utama konsumen dalam bidang pelayanan logistik dan jasa keuangan. Dengan visi
yang ada, perusahaan memiliki beberapa misi untuk mencapainya. Berikut misi dari
perusahaan:
31
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, PT. POS Indonesia (Persero) terdiri dari
pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, sekretariat perusahaan, pusat
perencanaan dan transformasi perusahaan, dan satuan pengawasan intern. Dewan
direksi sendiri terdiri dari Direktur Utama, Direktorat Kurir dan Logistik, Direktorat
Jaringan dan Layanan Keuangan, Direktorat Hubungan Strategi dan Kelembagaan,
Direktorat Keuangan dan Umum, dan Direktorat Sumber Daya Manusia.
IV.1.3 O-Ranger
O-Ranger atau Optimis Ranger adalah program kemitraan PT. POS Indonesia
(Persero) yang bertugas untuk memasarkan produk POS Indonesia dan melakukan
pelayanan pick-up-service pada masing-masing area. Ruang lingkupnya sendiri
yaitu seputar pemasaran dan penjualan produk jasa kurir. Terdapat dua jenis produk
jasa kurir yang ditawarkan oleh O-Ranger yaitu Pos Express dan Pos Kilat Khusus.
Pos Express yaitu jasa yang akan melayani dengan batas waktu kiriman maksimal
H+1. Sedangkan Pos Kilat Khusus melayani dengan jarak tempuh dua hari untuk
pengiriman di dalam Pulau Jawa dan maksimal empat hari untuk pengiriman ke
luar Pulau Jawa. Kedua produk tersebut sama-sama memiliki batas maksimal berat
paket sebesar 30 kg dengan besar dari tarif ditentukan oleh jarak dan satuan berat.
Berdasarkan jenisnya, O-Ranger terbagi menjadi dua yaitu O-Ranger Mobile dan
O-Ranger Loket. Kedua jenis O-Ranger tersebut memiliki tugas yang berbeda-
beda. O-Ranger Mobile memiliki tugas untuk melakukan pelayanan berupa pick-
up-service dan direct selling. Pick-up-service yaitu pelayanan berupa penjemputan
32
kiriman langsung ke rumah atau kantor konsumen secara langsung. Direct selling
yaitu kegiatan melakukan penjualan secara langsung dengan mendatangi
konsumen. Sedangkan O-Ranger Loket memiliki tugas melakukan canvassing atau
kegiatan pendataan pelanggan atau konsumen, dimana O-Ranger Loket akan
melakukan penawaran, pendistribusian, serta mencari pesanan penjualan pada
layanan jasa atau produk barang yang ditawarkan oleh POS Indonesia.
33
wawancara kepada Bapak Sugandi sebagai Assistant Manager yang memiliki
wewenang, memantau, memimpin, dan bertanggungjawab atas program kemitraan
O-Ranger dapat dilihat pada tabel berikut.
34
Tabel IV. 1 Faktor Utama Penilaian Kinerja
Faktor Alasan
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor kualitas pelayanan kepada mitra
O-Ranger Loket untuk mengetahui
Kualitas Pelayanan apakah mitra memprioritaskan
konsumen dalam urusannya dan
memberikan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen.
O-Ranger Mobile
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pelaksanaan pick-up service
Pick-up Service kepada mitra O-Ranger Mobile untuk
mengetahui jumlah keberhasilan pick-
up yang dilakukan oleh mitra.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pelaksanaan pengiriman kepada
Pengiriman mitra O-Ranger Mobile untuk
mengetahui jumlah keberhasilan
pengiriman oleh mitra.
35
Tabel IV. 2 Critical Incident Technique
Faktor Insiden Kritis
Terjadinya keterlambatan proses pengiriman
Pengiriman Terjadinya kegagalan proses pengiriman
Terjadinya kehilangan barang saat proses pengiriman
Pemahaman Pekerja sulit memahami standar pelayanan
Standar
Pekerja tidak mengikuti standar pelayanan
Pelayanan
Kecerobohan dalam melakukan proses verifikasi
Kualitas
Pekerja bermalas-malasan saat jam kerja
Pelayanan
Pelayanan konsumen memakan waktu yang cukup lama
36
A. Faktor “Kehadiran”
Pada faktor “Kehadiran” terdapat satu dimensi untuk faktor penilaiannya
yaitu “Kedisiplinan waktu O-Ranger“. Dimensi ini dimaksud dengan
tingkat kedisiplinan waktu yang dilakukan O-Ranger selama bekerja, baik
ketepatan waktu saat hadir maupun jumlah dari kehadirannya. Penentuan
dimensi ini didapatkan berdasarkan penurunan dimensi dari insiden-insiden
kritis yang ada pada tahapan sebelumnya.
B. Faktor “Pendapatan Harian/Bulanan”
Pada faktor “Pendapatan Harian/Bulanan” terdapat satu dimensi yaitu
“Pencapaian target pendapatan”. Dimensi ini dimaksud dengan tingkat
keberhasilan O-Ranger dalam mencapai target pendapatan per hari atau per
bulannya dari perusahaan. Penentuan dimensi ini berdasarkan hasil
penurunan dimensi dari satu insiden kritis pada tahapan sebelumnya.
C. Faktor “Canvassing Konsumen Baru”
Pada faktor “Canvassing Konsumen Baru” terdapat satu dimensi yaitu
“Pertumbuhan konsumen baru”. Dimensi ini dimaksud dengan keberhasilan
konsumen dalam melakukan canvassing produk dari perusahaan terhadap
konsumen dengan titik keberhasilan dilihat berdasarkan adanya
pertumbuhan jumlah konsumen O-Ranger. Penentuan dimensi ini
berdasarkan hasil penurunan dari satu insiden kritis pada tahapan
sebelumnya.
D. Faktor “Pelaksanaan Setoran Keuangan dan Administrasi”
Pada faktor “Pelaksanaan Setoran Keuangan dan Administrasi” terdapat
satu dimensi yaitu “Ketelitian penyerahan administrasi dan keuangan”.
Dimensi ini dimaksud dengan tingkat ketelitian serta kelengkapan dari
perhitungan keuangan dan penyerahan administrasi penjualan ke kantor
cabang atau kantor pusat. Penentuan dimensi ini berdasarkan hasi
penurunan dari insiden-insiden kritis pada tahapan sebelumnya.
E. Faktor “pick-up-service”
Pada faktor “pick-up-service” terdapat satu dimensi yaitu “Waktu proses
pengambilan barang”. Dimensi dimaksud dengan tingkat ketepatan waktu
O-Ranger dalam melakukan pengambilan barang atau paket dari titik
37
jemput konsumen. Penentuan dimensi ini berdasarkan hasil penurunan dari
insiden-insiden kritis pada tahapan sebelumnya.
F. Faktor “Proses Pengiriman”
Pada faktor “Proses Pengiriman” terdapat dua dimensi kinerja, diantaranya:
Pada faktor “Proses Pengiriman” terdapat dua dimensi kinerja yang
diperoleh berdasarkan hasil penurunan insiden-insiden kritis pada tahapan
sebelumnya, diantaranya:
1. Waktu proses pengantaran
Dimensi ini dimaksud dengan lama waktu yang ditempuh oleh O-
Ranger dalam mengirim barang atau paket dari titik jemput konsumen
ke kantor pos terdekat.
2. Keamanan proses pengantaran
Dimensi ini dimaksud dengan tingkat kemaksimalan O-Ranger dalam
menjaga barang atau paket yang diantar agar selamat dari titik jemput
konsumen sampai dengan titik kantor pos terdekat, tidak mengalami
kerusakan, maupun kehilangan.
Dimensi-dimensi tersebut diperoleh berdasarkan hasil penurunan insiden-
insiden kritis pada tahapan sebelumnya.
G. Faktor “Pemahaman Standar Pelayanan”
Pada faktor “Pemahaman Standar Pelayanan” terdapat satu dimensi yaitu
“Mengikuti standar pelayanan yang ditetapkan”. Dimensi ini dimaksud
dengan tingkat kedisiplinan O-Ranger dalam mengikuti standar pelayanan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan selama melayani konsumen, baik dari
segi atribut maupun sikap. Penentuan dimensi ini berdasarkan hasil
penurunan insiden-insiden kritis pada tahapan sebelumnya.
H. Faktor “Kualitas Pelayanan”
Pada faktor “Kualitas Pelayanan” terdapat dua dimensi kinerja yang
diperoleh berdasarkan hasil penurunan insiden-insiden kritis pada tahapan
sebelumnya, diantaranya:
1. Waktu penyelesaian pelayanan
Dimensi ini dimaksud dengan kesigapan O-Ranger dalam melayani
konsumen, tidak malas dan lambat.
38
2. Memahami tugas dan proses pelayanan
Dimensi ini dimaksud dengan kemampuan O-Ranger dalam memahami
tugas dan proses pelayanan yang harus dilakukan, hal ini dapat terlihat
dari pekerjaan yang berhasil dilakukan.
IV.2.3 Retranslation
Pada tahap Retranslation kali ini, akan dilakukan proses pengambilan keputusan
terkait perubahanpada performance dimension yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengambilan keputusan tersebut akan dilakukan kepada 6 narasumber yang
merupakan perwakilan dari 6 posisi yang berbeda-beda pada Bagian Ritel dan
Penjualan PT. Pos Indonesia.
Perlunya
Narasumber Alasan Persentase
Perubahan
Dimensi yang ditentukan oleh
Vice President peneliti dapat mewakilkan
faktor penilaian.
39
Tabel IV. 4 Hasil Wawancara dengan Narasumber
Perlunya
Narasumber Alasan Persentase
Perubahan
Dimensi kinerja pada indikator
“Canvassing Konsumen” perlu
adanya penambahan dan 17%
Penjualan Iya
kerjsama dengan bagian
marketing pos agar penjualan
terus berkembang
40
Tabel IV. 5 Scaling Incident
Faktor Skala Keterangan
melebihi target yang dimiliki oleh
perusahaan
Sesekali berhasil mendapatkan
penghasilan atau melakukan penjualan
4
melebih target yang dimiliki oleh
perusahaan
Melakukan penjualan produk atau
3 meraih pendapatan seuai target yang
dimiliki perusahaan
Beberapa kali tidak mencapai target
2 perusahaan dalam melakukan
penjualan atau meraih pendapatan
Tidak pernah melakukan penjualan
1 atau meraih pendapatan yang
mencapai target perusahaan
Selalu mengalami pertumbuhan
5 jumlah konsumen dari hasil proses
canvassing
Beberapa kali mengalami
4 pertumbahan pada jumlah konsumen
dari hasil pelaksanaan canvassing
Canvassing Jumlah konsumen yang dimiliki oleh
3
O-Ranger stabil
Beberapa kali mengalami kehilangan
2 konsumen walaupun telah melakukan
proses canvassing
Tidak memiliki konsumen walaupun
1
telah melakukan proses canvassing
Selalu melaporkan hasil kerja sesuai
5
dengan kondisi sebenarnya
Sesekali tidak melaporkan hasil kerja
4
berdasarkan kondisi sebenarnya
Setoran Keuangan & Hasil kerja yang dilaporkan tidak
Administrasi 3 sesuai dengan kondisi sebenarnya
namun masih dalam batas toleransi
Terkadang hasil kerja yang dilaporkan
2 lebih baik dibandingkan dengan
kondisi sebenarnya
41
Tabel IV. 5 Scaling Incident
Faktor Skala Keterangan
Sering melaporkan hasil kerja yang
1 tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya
Pengambilan paket selalu sesuai
5
dengan waktu yang diestimasikan
Pengambilan paket sesekali tidak
4
sesuai dengan waktu estimasi
Pengambilan paket tidak sesuai
Pick-up service 3 estimasi waktu namun dapat
ditoleransi
Proses pengambilan paket terkadang
2
mengalami keterlambatan
Proses pengambilan paket sering
1
mengalami keterlambatan
• Pengiriman paket selalu sesuai
dengan waktu yang diestimasikan
5
• Kasus kehilangan dan kerusakan
paket 0%
• Pengiriman paket sesekali tidak
sesuai dengan waktu estimasi
4
• Kasus kehilangan dan kerusakan
paket 0-1%
• Pengiriman paket tidak sesuai
estimasi namun daat di toleransi
Pengiriman 3
• Kasus kehilangan dan kerusakan
paket 1-2%
• Pengiriman paket terkadang
mengalami keterlambatan
2
• Kasus kehilangan dan kerusakan
paket 2-3%
• Pengiriman paket sering mengalami
keterlambatan
1
• Kasus kehilangan dan kerusakan
paket > 3%
Selalu mengikuti peraturan dan
Pemahaman Standar Pelayanan 5 standar pelayanan konsumen sesuai
ketentuan perusahaan
42
Tabel IV. 5 Scaling Incident
Faktor Skala Keterangan
Sesekali tidak mengikuti peraturan dan
4 standar pelayanan konsumen sesuai
ketentuan perusahaan
Melakukan tindakan yang
menunjukkan ketidakpatuhan terhadap
3 peraturan dan standar pelayanan sesuai
ketentuan perusahaan namun masih
dalam batas wajar
Beberapa kali melanggar peraturan
2 dan standar pelayanan konsumen dari
perusahaan
Sering melanggar peraturan dan
1 standar pelayanan konsumen dari
perusahaan
• Selalu melayani konsumen dengan
tanggap
5 • Selalu mengikuti proses pelayanan
yang telah ditentukan oleh
perusahaan
• Sesekali lambat dalam melayani
konsumen
4 • Sesekali tidak mengikuti proses
pelayanan yang telah ditentukan
oleh perusahaan
• Proses pelayanan konsumen lambat
Kualitas Pelayanan namun masih dalam batas wajar
3 • Tidak mengikuti proses pelayanan
yang telah ditentukan namun masih
dalam batas wajar
• Terkadang lambat dalam melayani
konsumen
2
• Terkadang tidak mengikuti proses
pelayanan yang telah ditentukan
• Selalu lambat dalam melayani
konsumen
1
• Selalu tidak mengikuti proses
pelayanan yang telah ditentukan
43
Skala yang digunakan pada tahapan Scaling Incident yaitu skala 1 sampai dengan
5 dengan keterangan dari masing-masing skala yaitu:
Berdasarkan hasil penjelasan dari setiap skala pada faktor-faktor yang ada,
kemudian dilakukan wawancara kembali dengan Bagian Ritel dan Penjualan.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui hasil tabel scaling incidents
yang telah terbentuk disetujui atau tidak.
Perlunya
Narasumber Alasan Persentase
Perubahan
Skala yang ditentukan oleh
Vice President peneliti dapat mewakilkan
faktor penilaian.
Tidak 83%
Skala kinerja yang telah
Asisten Manajer diajukan sudah memenuhi
kriteria yang diinginkan.
44
Tabel IV. 7 Hasil Wawancara dengan Narasumber
Perlunya
Narasumber Alasan Persentase
Perubahan
Skala kinerja yang dibuat telah
mewakili insiden insiden yang
terjadi pada lapangan.
Pada tabel IV.5 dapat terlihat bahwa sebanyak 83% menyatakan telah setuju dengan
scaling incidents yang telah terbentuk. Sedangkan sebanyak 17% menyatakan tidak
setuju. Banyak hasil suara yang menyatakan setuju memberikan kesimpulan bahwa
scaling incidents yang telah terbentuk dapat dilanjutkan ke tahapan selanjutnya
yaitu final instrument.
45
Tabel IV. 8 Final Instrument
Faktor Indikator Insiden Kritis Skala
Selalu berhasil mendapatkan
penghasilan atau melakukan
5
penjualan melebihi target yang
dimiliki oleh perusahaan
Sesekali berhasil mendapatkan
penghasilan atau melakukan
4
penjualan melebih target yang
dimiliki oleh perusahaan
Pencapaian
Melakukan penjualan produk atau
Pendapatan target
meraih pendapatan seuai target 3
pendapatan
yang dimiliki perusahaan
Beberapa kali tidak mencapai
target perusahaan dalam
2
melakukan penjualan atau meraih
pendapatan
Tidak pernah melakukan
penjualan atau meraih pendapatan 1
yang mencapai target perusahaan
Selalu mengalami pertumbuhan
jumlah konsumen dari hasil 5
proses canvassing
Beberapa kali mengalami
pertumbahan pada jumlah
4
konsumen dari hasil pelaksanaan
canvassing
Pertumbuhan Jumlah konsumen yang dimiliki
Canvassing 3
konsumen baru oleh O-Ranger stabil
Beberapa kali mengalami
kehilangan konsumen walaupun
2
telah melakukan proses
canvassing
Tidak memiliki konsumen
walaupun telah melakukan proses 1
canvassing
Selalu melaporkan hasil kerja
5
sesuai dengan kondisi sebenarnya
Ketelitian Sesekali tidak melaporkan hasil
Setoran kerja berdasarkan kondisi 4
penyerahan
Keuangan & sebenarnya
administrasi dan
Administrasi Hasil kerja yang dilaporkan tidak
keuangan
sesuai dengan kondisi sebenarnya
3
namun masih dalam batas
toleransi
46
Tabel IV. 8 Final Instrument
Faktor Indikator Insiden Kritis Skala
Terkadang hasil kerja yang
dilaporkan lebih baik
2
dibandingkan dengan kondisi
sebenarnya
Sering melaporkan hasil kerja
yang tidak sesuai dengan kondisi 1
sebenarnya
Pengambilan paket selalu sesuai
5
dengan waktu yang diestimasikan
Pengambilan paket sesekali tidak
4
sesuai dengan waktu estimasi
Waktu proses Pengambilan paket tidak sesuai
Pick-up service pengambilan estimasi waktu namun dapat 3
barang ditoleransi
Proses pengambilan paket
terkadang mengalami 2
keterlambatan
Proses pengambilan paket sering
1
mengalami keterlambatan
Pengiriman paket selalu sesuai
5
dengan waktu yang diestimasikan
Pengiriman paket sesekali tidak
4
sesuai dengan waktu estimasi
Waktu proses Pengiriman paket tidak sesuai
pengantaran 3
estimasi namun dapat ditoleransi
Pengiriman paket terkadang
2
mengalami keterlambatan
Pengiriman paket sering
1
Pengiriman mengalami keterlambatan
Kasus kehilangan dan kerusakan
5
paket 0%
Kasus kehilangan dan kerusakan
4
paket 0-1%
Keamanan
Kasus kehilangan dan kerusakan
proses 3
paket 1-2%
pengantaran
Kasus kehilangan dan kerusakan
2
paket 2-3%
Kasus kehilangan dan kerusakan
1
paket >3%
Pemahaman Selalu mengikuti peraturan dan
Mengikuti
Standar standar pelayanan konsumen 5
standar
Pelayanan sesuai ketentuan perusahaan
47
Tabel IV. 8 Final Instrument
Faktor Indikator Insiden Kritis Skala
pelayanan yang Sesekali tidak mengikuti
ditetapkan peraturan dan standar pelayanan
4
konsumen sesuai ketentuan
perusahaan
Melakukan tindakan yang
menunjukkan ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan standar
3
pelayanan sesuai ketentuan
perusahaan namun masih dalam
batas wajar
Beberapa kali melanggar
peraturan dan standar pelayanan 2
konsumen dari perusahaan
Sering melanggar peraturan dan
standar pelayanan konsumen dari 1
perusahaan
Selalu melayani konsumen
5
dengan tanggap
Sesekali lambat dalam melayani
4
konsumen
Waktu
Proses pelayanan konsumen
penyelesaian 3
lambat namun dalam batas wajar
pelayanan
Terkadang lambat dalam
2
melayani konsumen
Selalu lambat dalam melayani
1
konsumen
Selalu mengikuti proses layanan
Kualitas yang telah ditentukan oleh 5
Pelayanan perusahaan
Sesekali tidak mengikuti proses
pelayanan yang telah ditentukan 4
Memahami oleh perusahaan
tugas dan proses Tidak mengikuti proses
pelayanan pelayanan yang telah ditentukan 3
namun masih dalam batas wajar
Terkadang tidak mengikuti proses
2
pelayanan yang telah ditentukan
Selalu tidak mengikuti proses
1
pelayanan yang telah ditentukan
Rancangan tabel final instrument dapat berguna bagi perusahaan untuk memahami
penjelasan dari setiap skala, insiden kritis, dan indikator dari setiap faktor yang
48
telah terbentuk sebelumnya. Penjelasan tersebut dapat mempermudah perusahaan
saat menilai O-Ranger dengan menggunakan metode usulan.
49
Sedangkan pada tabel di bawah ini adalah template penilaian untuk O-Ranger
Loket:
Perbedaan dari kedua template penilaian tersebut terletak pada dua faktor terakhir
yang menunjukkan spesifikasi tugas dari masing-masing O-Ranger Mobile dan O-
Ranger Loket.
50
BAB V ANALISA DAN EVALUASI HASIL PERANCANGAN
V.1 Analisa Perbandingan
Berdasarkan hasil perancangan sistem penilaian kinerja yang telah terbentuk pada
tahapan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa perbandingan.
Analisa ini dilakukan dengan menilai tiga subjek O-Ranger dengan menggunakan
metode penilaian eksisting dan metode penilaian usulan. Dua subjek O-Ranger
tersebut terdiri dari satu O-Ranger Mobile dan satu O-Ranger Loket. Hasil dari
penilaian eksisting dan penilaian usulan akan dibandingkan dengan tujuan untuk
mengetahui penilaian kinerja mana yang lebih efektif dalam menilai kinerja O-
Ranger. Berikut ini adalah hasil penilaian kedua subjek O-Ranger menggunakan
metode penilaian eksisting:
Setelah melakukan penilaian kinerja terhadap dua subjek O-Ranger dengan metode
penilaian eksisting, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap dua subjek O-Ranger
dengan menggunakan metode penilaian usulan. Penilaian kinerja usulan dilakukan
51
dengan menyebarkan form template penilaian kinerja usulan terhadap dua subjek
O-Ranger kepada 19 pegawai pada Bagian Ritel dan Penjualan selaku bagian yang
menaungi O-Ranger. Berikut ini adalah hasil penilaian kinerja dua subjek O-
Ranger dengan metode penilaian usulan:
Rata-rata 3.43
52
Berdasarkan hasil penilaian dari kedua metode penilaian tersebut, dapat diketahui
bahwa terdapat perubahan atau perbedaan dari hasil penilaian terhadap dua subjek
O-Ranger tersebut. Hal tersebut diakibatkan oleh indikator penilaian yang berubah
serta template penilaian yang berubah. Selanjutnya dibentuk tabel perbandingan
hasil penilaian kedua subjek O-Ranger seperti di bawah ini:
53
Tabel V. 6 Validasi Hasil Usulan
No. Hasil Desain Kebutuhan Hasil Validasi
Perusahaan
2. Penilaian kinerja usulan Diperlukan sistem Sistematika
memiliki sistem dimana penilaian kinerja yang penilaian kinerja
O-Ranger dapat dapat membantu yang dibentuk dapat
mengetahui indikator meningkatkan meningkatkan
kinerja apa yang dapat penjualan dan kualitas motivasi kinerja dari
ditingkatkan dan tidak pelayanan dari O- O-Ranger.
hanya berfokus pada Ranger terhadap
jumlah penjualan yang konsumen
berhasil dilakukan
Berdasarkan hasil validasi terkait rancangan sistem penilaian kinerja usulan yang
telah dilakukan dengan Bapak Sugandi selaku Asisten Manajer Bagian Ritel dan
Penjualan, didapatkan hasil berupa beberapa pendapat serta masukan terkait sistem
penilaian kinerja usulan tersebut.
54
beberapa data yang diperlukan merupakan data yang bersifat rahasia bagi
perusahaan.
55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
O-Ranger yang merupakan program kemitraan dari PT. POS Indonesia memiliki
permasalahan pada penilaian kinerjanya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara mengevaluasi kembali faktor
serta indikator yang mempengaruhi kinerja dari O-Ranger dengan menggunakan
prinsip metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) yang memiliki lima
langkah yaitu critical incident technique, performance dimension, retranslation,
scaling incidents, dan final instrument.
Berdasarkan hasil rancangan penilaian kinerja usulan yang telah terbentuk dari hasil
pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan, terdapat 8 faktor penilaian yang
digunakan untuk proses evaluasi kinerja mitra O-Ranger, 6 faktor umum, 2 untuk
O-Ranger Mobile dan 2 untuk O-Ranger Loket. Dari proses pengumpulan dan
pengolahan data juga menghasilkan template penilaian kienrja usulan untuk
diterapkan oleh pihak perusahaan. Selanjutnya dilakukan proses analisa dan
evaluasi terhadap penilaian kinerja usulan. Pada tahap ini dilakukan proses analisa
perbandingan dengan menilai kinerja satu subjek masing-masing dari O-Ranger
Mobile dan Loket dengan menggunakan template yang telah dihasilkan sebelumnya
lalu dibandingkan dengan penilaian yang didapatkan dari perusahaan menggunakan
penilaian kinerja eksisting. Dari penilaian tersebut, diketahui bahwa penilaian
kinerja usulan mendapatkan hasil penilaian yang lebih rendah dibanding eksisting.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan lebih terperincinya proses penilaian mitra O-
Ranger dan dianggap efektif karena penilaian tersebut dapat menjadi lebih akurat.
Selain itu, dilakukan validasi hasil usulan dimana langkah tersebut dilakukan
dengan wawancara bersama Bapak Sugandi selaku Asisten Manajer pada Bagian
Ritel dan Penjualan untuk mengetahui persetujuan atas hasil rancangan usulan yang
telah dibuat. Hasil validasi menunjukkan bahwa hasil rancangan penilaian kinerja
usulan yang dibuat telah berhasil memenuhi kebutuhan perusahaan dan mengatasi
permasalahan yang ada.
56
VI.2 Saran
VI.2.1 Saran Bagi Perusahaan
1. Perusahaan dapat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan
metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS). Metode tersebut
dapat merubah indikator penilaian kinerja bagi O-Ranger menjadi lebih
detail karena tidak hanya memperhatikan kuantitas dari penjualan jasa dan
produk dari perusahaan, namun juga memperhatikan kualitas pelayanan
terhadap konsumen.
2. Diharapkan perusahaan dapat lebih rutin dalam mengadakan pelatihan
terhadap O-Ranger. Pelatihan yang diadakan lebih rutin diharapkan dapat
membuat O-Ranger lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya serta
menambah skill dan pengetahuan dalam mendapatkan konsumen di
lapangan.
3. Perusahaan dapat menerapkan sistem penilaian kinerja usulan yang telah
dirancang oleh penulis dengan sistem 360 Degree Feedback. Hal ini
dimaksudkan dengan mengukur kinerja dari setiap O-Ranger menggunakan
sistem penilaian kinerja eksisting dan penilai dari O-Ranger itu sendiri
adalah seluruh karyawan atau konsumen yang bekerja langsung dengan O-
Ranger dan tidak hanya dari pihak perusahaan saja. Sistem penilaian kinerja
ini diharapkan dapat membuat O-Ranger dinilai dengan cara melihat dari
segala sisi dan tidak hanya dari satu sisi saja.
57
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. F. (2020). RANCANGAN PENILAIAN KINERJA PADA DIVISI
HOUSEKEEPING HOTEL GRAND MUTIARA MENGGUNAKAN
MODEL PENILAIAN BARS. Bandung: Universitas Telkom.
Bracken, D. W., Rose, D. S., & Church, A. H. (2016). The Evolution and
Devolution of 360 Degree Feedback. Industrial and Organizational
Psychology: Perspectives on Science and Practice, 764.
Chow, T., & Cao, D.-B. (2008). A survey study of critical success factors in agile
software projects. The Journal of Systems and Software 81, 961–971.
Dessler, G. (2000). Human Resource Management. 8th edition. New York: Prentice
Hall.
58
Howell, M.T. (2010). Critical Success Factors Simplified: Implementing the
Powerful Drivers of Dramatic Business Improvement. New York: Taylor &
Francis Group.
PT. POS Indonesia (Persero). (2018). Laporan Tahunan 2018 PT POS Indonesia
(Persero) "Transformasi dan Revolusi Industri 4.0". PT. POS Indonesia
(Persero).
59
Setijadi. (2020, May 13). Sektor Logistik Indonesia pada Triwulan I-2020 Tumbuh
1,27%. Retrieved from Supply Chain Indonesia:
https://supplychainindonesia.com/sektor-logistik-indonesia-pada-triwulan-
i-2020-tumbuh-127/
Ward, J. L., & Peppard, J. (2002). Strategic For Information System. England: John
Wiley & Sons.
60
LAMPIRAN A
REKAPITULASI KUESIONER
KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP KINERJA O-RANGER
Lampiran A Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Konsumen Terhadap Kinerja O-Ranger
61
Responden
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
O-Ranger melakukan
pengambilan paket dengan
tepat waktu sesuai estimasi
waktu kedatangan 1 4 2 5 5 4 2 2 2 1 1 5 3 2 4
O-Ranger melayani dengan
sigap dan tanggap 2 3 1 2 2 4 2 2 2 5 1 1 3 1 1
O-Ranger melayani dengan
senyum dan ramah 3 4 2 3 2 4 3 5 1 3 1 2 2 2 4
O-Ranger melayani dan
menjelaskan produk dengan
jelas 1 3 1 4 5 5 2 3 4 2 1 2 4 2 1
O-Ranger melakukan
pendataan paket secara
terperinci 5 3 3 3 1 4 5 1 5 5 1 5 2 3 1
O-Ranger memberi respon
terhadap keluhan dengan
cepat 5 1 2 4 3 3 2 2 4 1 3 2 2 5 3
Konsumen dapat
menghubungi petugas O-
Ranger dengan mudah 1 4 2 1 5 1 5 3 1 2 4 2 3 5 1
O-Ranger memiliki
keterampilan yang baik
dalam melayani konsumen 3 2 4 2 2 1 5 2 3 1 1 3 2 2 1
Penampilan dari O-Ranger
baik dan rapih 2 2 5 4 4 5 5 3 5 5 3 3 4 5 5
O-Ranger menggunakan
fasilitas untuk membantu
melayani konsumen 1 2 2 1 2 1 3 1 4 2 5 1 4 2 2
62
O-Ranger memiliki
kemampuan dalam
meyakinkan konsumen untuk
melakukan pembelian jasa
kembali di waktu yang akan
datang 2 4 1 1 2 5 2 3 4 2 3 3 5 2 2
O-Ranger mampu
memberikan rasa aman
dengan jasa yang diberikan
kepada konsumen 5 5 1 2 2 3 2 1 3 4 1 2 3 5 2
Pengetahuan yang dimiliki
O-Ranger tentang produk dan
perusahaan dapat menjawab
pertanyaan dari konsumen 3 3 4 2 1 5 2 2 1 3 1 3 2 4 3
Sejauh ini, saya puas
menggunakan O-Ranger Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak
Responden
Pertanyaan
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
O-Ranger melakukan
pengambilan paket dengan
tepat waktu sesuai estimasi
waktu kedatangan 1 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 1 3 3 2
O-Ranger melayani dengan
sigap dan tanggap 5 2 3 2 1 1 1 1 4 2 2 5 2 2 3
O-Ranger melayani dengan
senyum dan ramah 1 1 2 3 2 2 3 2 3 5 2 3 3 3 4
O-Ranger melayani dan
menjelaskan produk dengan
jelas 3 2 4 5 3 4 2 1 2 5 2 1 2 1 2
63
O-Ranger melakukan
pendataan paket secara
terperinci 5 2 5 1 1 1 1 2 2 1 4 3 5 1 4
O-Ranger memberi respon
terhadap keluhan dengan
cepat 1 2 3 1 5 4 3 5 3 5 3 3 3 2 1
Konsumen dapat
menghubungi petugas O-
Ranger dengan mudah 2 5 5 2 4 1 2 4 3 3 5 2 4 4 1
O-Ranger memiliki
keterampilan yang baik
dalam melayani konsumen 4 2 5 5 4 2 3 2 4 4 5 4 5 1 1
Penampilan dari O-Ranger
baik dan rapih 2 2 2 2 4 5 4 3 4 1 4 4 4 1 1
O-Ranger menggunakan
fasilitas untuk membantu
melayani konsumen 2 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 1 2
O-Ranger memiliki
kemampuan dalam
meyakinkan konsumen untuk
melakukan pembelian jasa
kembali di waktu yang akan
datang 2 5 2 2 4 3 5 1 4 1 1 4 2 5 2
O-Ranger mampu
memberikan rasa aman
dengan jasa yang diberikan
kepada konsumen 2 4 3 2 1 2 1 5 4 1 4 3 1 3 4
Pengetahuan yang dimiliki
O-Ranger tentang produk dan
perusahaan dapat menjawab
pertanyaan dari konsumen 1 1 2 5 1 4 2 4 2 2 2 5 4 2 2
64
Sejauh ini, saya puas
menggunakan O-Ranger Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak
Nilai
Pertanyaan
1 2 3 4 5
O-Ranger melakukan
pengambilan paket dengan
tepat waktu sesuai estimasi
waktu kedatangan 5 12 6 4 3
O-Ranger melayani dengan
sigap dan tanggap 9 12 4 2 3
O-Ranger melayani dengan
senyum dan ramah 4 10 10 4 2
O-Ranger melayani dan
menjelaskan produk dengan
jelas 7 10 4 5 4
O-Ranger melakukan
pendataan paket secara
terperinci 10 4 5 3 8
O-Ranger memberi respon
terhadap keluhan dengan cepat 5 7 10 3 5
Konsumen dapat menghubungi
petugas O-Ranger dengan
mudah 7 7 4 6 6
O-Ranger memiliki
keterampilan yang baik dalam
melayani konsumen 6 9 4 6 5
65
Penampilan dari O-Ranger baik
dan rapih 3 6 4 9 8
O-Ranger menggunakan
fasilitas untuk membantu
melayani konsumen 6 13 6 4 1
O-Ranger memiliki
kemampuan dalam meyakinkan
konsumen untuk melakukan
pembelian jasa kembali di
waktu yang akan datang 5 11 4 5 5
O-Ranger mampu memberikan
rasa aman dengan jasa yang
diberikan kepada konsumen 7 8 6 5 4
66
O-Ranger melakukan pengambilan
paket dengan tepat waktu sesuai
estimasi waktu kedatangan
67
O-Ranger melayani dan menjelaskan
produk dengan jelas
8%
27% Sangat Tidak Setuju
19%
Tidak Setuju
11% Netral
35% Setuju
Sangat Setuju
12% 11%
Sangat Tidak Setuju
12%
27% Tidak Setuju
Netral
38% Setuju
Sangat Setuju
68
Konsumen dapat menghubungi
petugas O-Ranger dengan mudah
8%
27% Sangat Tidak Setuju
19%
Tidak Setuju
15% Netral
31% Setuju
Sangat Setuju
69
O-Ranger menggunakan fasilitas
untuk membantu melayani
konsumen
70
Pengetahuan yang dimiliki O-Ranger
tentang produk dan perusahaan
dapat menjawab pertanyaan dari
konsumen
Sangat Tidak Setuju
8% 19%
19% Tidak Setuju
15% Netral
39%
Setuju
Sangat Setuju
40% Yes
60%
No
71
LAMPIRAN B
REKAPITULASI KUESIONER
KEPUASAN HUBUNGAN KERJA
O-RANGER DENGAN
PERUSAHAAN
Lampiran B Rekapitulasi Kuesioner Kepuasan Hubungan Kerja O-Ranger dengan
Perusahaan
72
Sangat
Tidak Sangat
Pertanyaan Tidak Netral Setuju Total
Setuju Setuju
Setuju
Pendapatan yang
diberikan oleh
10 23 13 8 9 63
perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan
Fasilitas yang
diberikan perusahaan
5 10 8 24 16 63
membuat nyaman saat
bekerja
Motivasi yang
diberikan oleh atasan
saya, mampu 12 23 19 6 3 63
menambah semangat
dalam bekerja
Perusahaan memberi
penghargaan dan
imbalan kepada O- 8 15 28 6 6 63
Ranger yang memiliki
prestasi dalam bekerja
Penilaian kinerja 12 20 13 10 8 63
dilakukan secara adil
73
LAMPIRAN C
Pendapatan / Kinerja O-Ranger Bulan
Januari-Juni 2021
Lampiran C Status Keaktifan O-Ranger
74
JUMLAH
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
TOTAL
TAHUN 2021
Produ Produ Produ Produ Produ Produ Produ
Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
k k k k k k k
550000505 - DITA
15817 5740 14178 3796 9357 3900 11691 3883 15360 3264 17503 3212 83906 23795
FAKHRUN NISA
550003134 -
SYAKHIRA DINI 16328 2186 16603 2286 13580 5426 16190 5268 14786 5745 16319 3036 93806 23947
AGHNIA
550000730 -
ANINDIASTY NUR
15897 4898 15682 4035 14213 4886 10912 3640 15386 3370 15814 2305 87904 23134
HUTAMI
JAYADIWANGSA
550003136 -
19917 2814 20333 2755 12825 3795 14395 4649 14533 4481 17445 2276 99448 20770
GUGUN GUMILAR
550003150 -
MUHAMAD DENA 18563 4504 19555 8711 13159 2642 15625 2520 15408 3101 15896 3105 98206 24583
ASIKIN
550001956 - ASRI
15792 4535 14869 4678 13144 3852 15109 3425 15617 4005 15082 3276 89613 23771
NURDIANAH
550003135 -
MUHAMMAD 16845 4392 15611 4007 13841 2344 15880 2652 15060 3304 14357 2490 91594 19189
FARID, S.PD.
550003739 -
10752 2879 16210 5469 13810 4853 14387 3459 14711 4167 17008 3579 86878 24406
AHMAD IRVAN
550000585 - N
VENY 16398 6013 15916 5606 16316 2781 17577 2492 16373 2662 16866 5706 99446 25260
RAHMAWATI
75
550003007 -
BULQIS DWI
16531 3434 17231 2916 16286 2845 17458 2611 16286 2822 15295 2450 99087 17078
KUSUMAWARDHI
ANY
550003008 - FEBY
17411 3478 18385 3782 13431 3664 15814 4036 15224 5418 16993 3522 97258 23900
SINTIANA DEWI
550003137 -
10683
MOCHAMAD 20026 2887 20414 2651 16165 3541 17360 3462 15597 3847 17273 2560 18948
5
EGGY YULIANDRI
550003151 -
GILANG 17429 5165 17132 5103 14896 3109 16524 3229 16621 3635 16690 3655 99292 23896
FERDIANSYAH
550003793 -
ELSANASANTI 16894 3004 18386 2879 13604 4090 15361 3689 15759 4559 16515 3890 96519 22111
SAPTARINA
550003738 -
RASYID IHSAN 15320 2742 17464 3080 14439 2690 15784 3184 14029 3251 17944 2725 94980 17672
KAMIL
24992 5867 25796 6175 20906 5441 23006 5219 23075 5763 24700 4778 14247 33246
TOTAL
0 1 9 4 6 8 7 9 0 1 0 7 72 0
TAHUN 2021 JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JUMLAH TOTAL
ADI PRASETYA
1,4 74,482, 2,0 102,208 1,3 106,489 2,0 98,288, 1,2 89,400, 1,9 134,848 10,2 605,717,
PRIBADI
52 310 65 ,059 60 ,813 94 733 73 390 72 ,631 16 936
AHMAD RIZKI
33,567, 24,847, 15,121, 23,685, 18,002, 24,181, 3,45 139,405,
DARMANSYAH 751 553 520 448 626 553
516 263 720 767 029 696 1 991
76
ASEP DIAN
140,225 152,331 101,179 183,774 122,209 156,737 2,90 856,457,
PERMANA 369 330 298 552 618 740
,398 ,073 ,202 ,165 ,672 ,542 7 052
DEDI JUNAEDI 40,355, 26,142, 23,638, 22,242, 16,050, 15,168, 2,06 143,597,
455 227 642 385 122 231
392 115 980 247 682 021 2 437
77
DIKDIK
3 26,501 3 26,501
IDEN
HERMAWAN 41 348,000 41 348,000
IVAN
NURMANSYAH 36 397,000 36 397,000
ASEP JAJANG
14,558, 24,692, 25,063, 1,50 64,315,0
NURJAMAN 242 607 657
591 564 931 6 86
- -
- -
JUMLAH TOTAL 6,2 531,279 5,8 528,141 4,3 421,171 5,8 563,804 5,0 481,787 5,9 542,488 33,3 3,068,67
87 ,134 18 ,019 01 ,846 82 ,865 80 ,011 75 ,011 43 1,886
78
LAMPIRAN D
HASIL WAWANCARA
Lampiran D Hasil Wawancara
79
1. Hasil Wawancara Kondisi Perusahaan
Pertanyaan Jawaban
Apakah perusahaan telah Saat ini, perusahaan sudah memiliki sistem
memiliki sistem penilaian kinerja untuk menilai kinerja O-Ranger.
penilaian kinerja bagi O- Sistem penilaian tersebut digunakan untuk
Ranger di seluruh mengukur kinerja seluruh O-Ranger yang berada di
Indonesia? Indonesia.
80
2. Hasil Wawancara Faktor Penilaian Kinerja
Faktor Alasan
Umum
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor kehadiran pada penilaian kinerja
untuk mengetahui apakah mitra O-
Kehadiran Ranger bekerja secara rajin dan
bersemangat. Karena pada sistem
kemitraan ini tidak memiliki jam waktu
tetap untuk bekerja.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pendapatan harian/bulanan pada
penilaian kinerja untuk mengetahui
Pendapatan
apakah mitra O-Ranger menghasilkan
revenue yang menjanjikan dan sesuai
dengan keinginan perusahaan.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor canvassing konsumen pada
penilaian kinerja untuk mengetahui
Canvassing apakah mitra O-Ranger melaksanakan
pendekatan konsumen baru dan untuk
menggunakan serta tetap setia kepada
pos.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor setoran keuangan dan
administrasi untuk mengetahui apakah
Setoran Keuangan dan Administrasi
mitra O-Ranger melakukan setoran
dengan tepat waktu dan jumlah yang
diinginkan oleh perusahaan.
O-Ranger Loket
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pemahaman standar pelayanan
kepada mitra O-Ranger Loket untuk
Pemahaman Standar Pelayanan mengetahui apakah mitra mengetahui
dan bekerja sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
Kualitas Pelayanan
faktor kualitas pelayanan kepada mitra
81
O-Ranger Loket untuk mengetahui
apakah mitra memprioritaskan
konsumen dalam urusannya dan
memberikan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen.
O-Ranger Mobile
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pelaksanaan pick-up service
Pick-up Service kepada mitra O-Ranger Mobile untuk
mengetahui jumlah keberhasilan pick-
up yang dilakukan oleh mitra.
Bagian ritel dan penjualan menetapkan
faktor pelaksanaan pengiriman kepada
Pengiriman mitra O-Ranger Mobile untuk
mengetahui jumlah keberhasilan
pengiriman oleh mitra.
No Pertanyaan Jawaban
Apakah terdapat
kendala pada saat
Pada saat penilaian faktor kehadiran pada mitra
menentukan penilaian
O-Ranger, masih terdapat mitra yang tidak
faktor kehadiran di
1 menghargai waktu seperti datang terlambat,
perusahaan atau
bahkan ada yang datang bekerja hanya sesuai
kejadian kritis yang
dengan keinginan mitra tersebut.
mempengaruhi kinerja
terkait faktor tersebut?
Apakah terdapat
kendala pada saat
menentukan penilaian Pada saat penilaian faktor pendapatan, masih
faktor pendapatan di terdapat mitra yang tidak mencapai target yang
2
perusahaan atau ditetapkan oleh perusahaan dalam jangka per
kejadian kritis yang hari dan per bulan.
mempengaruhi kinerja
terkait faktor tersebut?
Apakah terdapat
kendala pada saat
Pada saat penilaian faktor pendapatan, masih
menentukan penilaian
terdapat mitra yang tidak melakukan
faktor canvassing di
3 canvassing kepada konsumen. Sehingga tidak
perusahaan atau
adanya konsumen baru dan hal tersebut sangat
kejadian kritis yang
berpengaruh kepada pendapatan
mempengaruhi kinerja
terkait faktor tersebut?
82
Apakah terdapat
kendala pada saat
Pada saat penilaian faktor setoran keuangan &
menentukan penilaian
administrasi, masih terdapat mitra yang tidak
faktor setoran
melakukan pelaporan sama sekali terkait
keuangan &
4 administrasi penjualan dan keuangan. Namun
administrasi di
beberapa yang melakukan pelaporan
perusahaan atau
administrasi keuangan terdapat selisih antara
kejadian kritis yang
pembukuan dan uang yang disetorkan
mempengaruhi kinerja
terkait faktor tersebut?
Apakah terdapat
Pada saat penilaian faktor pick-up service,
kendala pada saat
mitra O-Ranger Mobile kerap mengalami
menentukan penilaian
keterlambatan proses pick-up dengan estimasi
faktor pick-up service
5 waktu yang telah ditentukan. Hal ini dapat
di perusahaan atau
menyebabkan terjadinya kegagalan permintaan
kejadian kritis yang
pick-up service dari konsumen diakibatkan
mempengaruhi kinerja
terlalu lama dilakukan pengambilan
terkait faktor tersebut?
Pada saat penilaian faktor pengiriman, mitra
Apakah terdapat O-Ranger Mobile kerap mengalami
kendala pada saat keterlambatan proses pengiriman dengan
menentukan penilaian estimasi waktu yang telah ditentukan. Hal ini
faktor pengiriman di dapat menyebabkan terjadinya kegagalan
6
perusahaan atau pengiriman di hari tersebut sehingga harus
kejadian kritis yang dilanjutkan esok. Dan beberapa mitra saat
mempengaruhi kinerja melakukan proses pengantaran terdapat
terkait faktor tersebut? kerusakan atau kehilangan pada saat sampai
kepada konsumen
Apakah terdapat
kendala pada saat
Pada saat penilaian faktor pemahaman standar
menentukan penilaian
pelayanan, mitra O-Ranger Loket kerap tidak
faktor pemahaman
mengikuti standar operasional prosedur saat
7 standar pelayanan di
melakukan proses pelayanan, hal tersebut
perusahaan atau
terajdi dikarenakan tidak memahami standar
kejadian kritis yang
yang telah ditetapkan
mempengaruhi kinerja
terkait faktor tersebut?
Pada saat penilaian faktor kualitas pelayanan,
Apakah terdapat mitra O-Ranger Loket kerap melakukan
kendala pada saat kecerobohan saat melakukan proses verifikasi,
menentukan penilaian hal ini dapat menyebabkan paket yang disortir
faktor kualitas pada gudang menjadi cukup lama dikarenakan
8 pelayanan di diperlukan proses verifikasi ulang. Selain itu,
perusahaan atau mitra terkadang tertangkap sedang bermalas-
kejadian kritis yang malasan disaat terdapat pekerjaan yang harus
mempengaruhi kinerja dilakukan. Hal tersebut dapat menyebabkan
terkait faktor tersebut? proses pelayanan konsumen yang memakan
waktu lama
83
84