Anda di halaman 1dari 110

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSEDUR PENYUSUNAN DOKUMEN EKSPOR PADA

PT. GRAND BEST INDONESIA

SEMARANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Diplama III Manajemen Perusahaan Fakultas Ekonomi

Universitas Semarang

Disususn Oleh :

VERA DWI CAHYANY

B.133.17.0179

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PERUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

2021
RINGKASAN

PT Grand Best Indonesia erupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan
garment yang berada di Semarang yang mengekspor hasil produksinya. Dan
merupakan perusahaan yang paling produktif, perusahaan ini beralamatkan di Jl.
Coaster 8, Blok B.20-22 Tepz, Tanjung Emas, Kec. Semarang Utara, Kota.
Semarang, Jawa Tengah 50174. Penulis telah melakukan penelitian selama satu bulan
di perusahaan tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui prosedur menejerial
penyusunan dokumen ekspor yang dilakukan oleh PT Grand Best Indonesia.

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui volume penjualan


produk – produk PT Grand Best Indonesia dari tahun ke tahun. Dan meperoleh
gambaran lebih mendalam dan pemahaman mengenai perjanjian kerjasama ekspor
yang dilakukan oleh kedua belah pihak sebagai badan usaha dan dilakukan oleh
kedua negara yang mempunyai hukum dan aturan yang berbeda. Dengan penetapan
tujuan tersebut diharapkan penulis mampu mengambil kesimpulan dan memberikan
saran mengenai kegiatan ekspor yang dilakukan.

Dalam melakukan penilitian ini penulis menggunakan beberapa metode


pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan studi pustaka. Sedangkan untuk
tekhnik pembahasannya menggunakan deskripsi kualitatif, dimana lebih menekankan
pada penggunaan kata – kata dan uraian dari pada penggunaan deretan angka – angka
dan jika pada penulisan ada angka, hal itu digunakan hanya sebagai pelengkap dan
penjelas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan, hal yang pertama adalah bahwa pasar sasaran yang
dituju adalah untuk semua kalangan. Kedua adalah kualitas dari hasil produksi PT
Grand Best Indonesia sangat bagus dan bernilai kualitas bahan yang terbaik, harga
yang ditetapkan pun relatif, sesuai dengan produknya, saluaran distribusi yang
dilakukan dengan distribusi langsung dan tidak langsung, promosi dilakukan dengan
showroom, menyebar quotation, menggunakan website, pameran, dan konsinyasi.
Ketiga, penjualan hasil produksinya dari tahun ke tahun cenderung stabil, hal itu
v
dikarenakan perusahaan ini mampu menyesuaikan produk – produknya dengan
mengikuti selera pasar.

Saran yang dapat penulis berikan kepada PT Grand Best Indonesia yaitu agar
perusahaan ini dapat meningkatkan usahanya dengan melakukan prosedur menejerial
ekspor yang lebih tepat dan terarah. Dan dapat terus menjaga hubungan baik dengan
semua pihak, yaitu pihak konsumen maupun rekan bisnis yang terkait, agar
perusahaannya mampu terus bersaing dalam perdagangan di era globalisasi.

Kata Kunci : Prosedur Penyusunan Dokumen Ekspor

vi
SUMMARY

PT Grand Best Indonesia is one of the many garment companies located in


Semarang that export its products. And is the most productive company, that
company is located at Jl. Coater 8, Blok B 20-22 Tepz, Tanjung Emas, North
Semarang District, City Semarang, Central Java 50174. The author has
conductedresearch for one month at the company, with the aim of knowing the
managerial procedures for drafting export documents carried out by PT Grand Best
Indonesia.
This thesis aims to determine the sales volume of PT Grand Best Indonesia’s
products from year to year. And get a deeper picture and understanding pf the export
cooperation agreement made by both parties as a business entity and carried out by
the two countries which have different laws and regulations. By setting these goals, it
is hoped that the authorswill be abe to draw conclusions and provide suggestions
regarding the export activities carried out.
In conducting this research the authors used several data colection methhods,
namely interview, observation, and literature study. Meanwhile, the discussion
technique uses a qualitative description, which emphasizes the use of words and
descriptions rather than using a series of numbers and if there are numbers in
writing, it is used only as a complement and explanation.
ased on the results of the research that the author has done, the authors has
done, the authors can draw some conclusions, the first thing is that target market is
for all cicles. Second, the quality of the production of PT Grand Best Indonesia is
very good and is of the best quality materials, the price set is relative, according to
the product, distribution channels are carried out by directand indirect distribution,
promotion is carried out by showrooms, spread quotations, using the website,
exhibitions, and consignments. Thrid, sales of its products tend to be stable from
year to year, this is because this company is able to adjust its products according to
market tastes.
The suggestion that the author can give to PT Grand Best Indonesia is that
this company can improve its business by carrying out more precise and targeted

vii
export managerial orocedures. And can continue to maintain good relations with all
parties, namely the consumers and related business partners, so that the company is
able to continue to compete in trade in the globalization era.

Keywords: Export Document Preparation Procedure

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas selesainya

Laporan Kerja Praktek dengan judul Strategi PROSEDUR PENYUSUNAN

DOKUMEN EXSPOR PADA PT. GRAND BEST INDONESIA SEMARANG yang

merupakan salah satu syarat kelulusan program DIII Manajemen Perusahaan

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Selama melaksanakan kuliah kerja praktek dan menyelesaikan laporan ini,

penulis banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran serta fasilitas

yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Andy Kridasusila, SE, MM. selaku Rektor Universitas Semarang dan Dosen

Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan laporan kerja praktek.

2. Yohanes Suhardjo, SE, M.Si, Akt, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Semarang.

3. Edy Suryawardana, SE, MM. selaku Ketua Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang telah

memberikan bekal ilmu selama perkuliahan berlangsung.

5. Bapak Sugiman Hadi Wiyono dan Ibu Lasiyem selaku orang tua kandung

ix
saya yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada saya.

6. Mr. Tsai Pei Ming selaku Direktur PT Grand Best Indonesia yang telah

bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan

Magang/KP di devisi Ekspor dan Impor.

7. Ign. Herwindo selaku Kepala Devisi Ekspor dan Impor PT Grand Best

Indonesia yang dengan kearifannya membantu memberikan informasi tentang

kegiatan Ekspor di PT Grand Best Indonesia.

8. Gading Hery Prayitno selaku partner hidup saya yang ikut membantu,

mendoakan dan memberi semangat kepada saya dalam penyusunan Laporan

Kerja Praktek ini.

9. Teman-teman seangkatan DIII Manajemen Perusahaan yang selalu berjuang

bersama selama perkuliahan berlangsung.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Semarang, 8 Januari 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL LAPORAN KERJA PRAKTEK ......................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK......................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LKP.......................................................................... iv

RINGKASAN ................................................................................................................... v

SUMMARY .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Obyek Kerja Praktek ........................ 1

1.2. Tujuan Laporan Kerja Praktek ....................................................................... 3

xi
1.2.1. Tujuan Umum ...................................................................................... 3

1.2.2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 3

1.3. Manfat Laporan Kerja Praktek ....................................................................... 4

1.3.1. Manfaat Bagi Penulis ........................................................................... 4

1.3.2. Manfaat Bagi Perusahaan .................................................................... 4

1.3.3. Manfaat Bagi Akademisi ..................................................................... 4

1.3.4. Manfaat Bagi Pemerintah .................................................................... 5

1.3.5. Manfaat Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang ..................... 5

1.3.6. Manfaat Bagi Masyarakat .................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFILE PERUSAHAAN ................................ 7

2.1. Landasan Teori ............................................................................................... 7

2.1.1.Pengertian Ekspor ................................................................................. 7

2.1.1.1. Syarat-syarat Ekspor.............................................................. 12

2.1.1.2. Tahap-tahap Pelaksanaan Ekspor .......................................... 12

2.1.1. Perdagangan Internasional.................................................................. 17

2.1.2.1. Pengertian Perdagangan Internasional .................................. 17

2.1.2.2. Para Pelaksana Perdagangan Internasional ........................... 18

2.1.2. Sistem Pembayaran Internasional....................................................... 22

2.1.3. Macam-macam Sistem Pembayaran Internasional ............................. 22

2.2. Profile Perusahaan............................................................................................. 29

2.2.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT Grand Best Indonesia ....................... 29

xii
2.2.2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan ..................................... 37

2.2.2.1.Struktur Organisasi ............................................................ 37

2.2.2.2.Deskripsi Pekerjaan ........................................................... 37

2.2.3. Bidang Kegiatan Perusahaan .............................................................. 44

BAB III METODE PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ........................ 47

3.1. Sumber Data................................................................................................. 47

3.1.1. Data Primer ......................................................................................... 47

3.1.2. Data Sekunder ..................................................................................... 48

3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 48

3.2.1. Metode Wawancara ............................................................................ 48

3.2.2. Metode Observasi ............................................................................... 49

3.2.3. Metode Studi Pustaka .......................................................................... 49

BAB IV PEMBAHASAN LAPORAN KERJA PRAKTEK ..................................... 50

4.1. Uraian Bidang Pekerjaan . ............................................................................ 50

4.1.1. Prosedur Ekspor .................................................................................. 51

4.1.1.1. Pengertian Prosedur Ekspor ..................................................... 51

4.1.1.2. Prosedur Ekspor PT Grand Best Indonesia ............................ 52

4.1.1.3. Dokumen Ekspor PT Grand Best Indonesia ........................... 53

4.1.2. Tahap-tahap Ekspor PT Grand Best Indonesia ................................... 57

4.1.3. Peranan EMKL ................................................................................... 63

4.1.3.1. Peranan EMKL (Ekspedisi Muatan Kaapal Laut) .................. 63

4.1.3.2. Peranan EMKL Pada PT Grand Best Indonesia .................... 65

xiii
4.1.4. Jenis Incoterm PT Grand Best Indonesia............................................ 65

4.1.4.1. Pengertian Incoterm................................................................ 65

4.1.4.2. Incoterm Pada PT Grand Best Indonesia................................ 73

4.2. Hambatan Yang Dihadapi Oleh PT Grand Best Indonesia .......................... 74

4.3. Solusi Yang Dilakukan Oleh PT Grand Best Indonesia .............................. 75

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 76

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 76

5.2. Saran ............................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tren Penjualan PT Grand Best Indonesia ...................................................34

Tabel 2.2 Rincian Hasil Penjualan PT Grand Best Indonesia.....................................35

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lembaga Pelaksana Perdagangan Internasional ....................................21

Gambar 2.2 Gedung PT Grand Best Indonesia ...........................................................29

Gambar 2.3 Empat Blok Gedung PT Grand Best Indonesia ......................................30

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT Grand Best Indonesia .......................................37

Gambar 2.5 Tata Cara Pelaksanaan Bidang Ekspor...................................................45

Gambar 3.1 Proses Wawancara Dengan Pihak PT Grand Best Indonesia ..................49

Gambar 4.1 Dokumen NPE Dan PEB PT Grand Best Indonesia ...............................55

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur Ekspor PT Grand Best Indonesia

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 3 Surat Keterangan Kerja Praktek

Lampiran 4 Nilai Kuliah Kerja Praktek

Lampiran 5 Daftar Presensi Magang

Lampiran 6 Kartu Konsultasi

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Pemilihan Bidaang Objek Kerja Praktek

Kegiatan ekspor-impor adalah kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa dari

satu negara ke negara lain, ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang atau jasa dari

daerah pabean Indonesia ke daerah pabean negara lain. Yang dimaksud daerah

kepabeanan adalah wilayah Ripublik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan

ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

landasan kontinen (UU Nomor 17 Tahun 2006 Tentang perubahan atas UU Nomor 10

Tahun 1995 tentang Kepabeanan) kegiatan ekspor-impor akan terjadi jika masing-masing

pihak yaitu pihak penjual/eksportir dan pembeli/importir memenuhi prosedur dan

persyaratan yang telah di sepakati bersama, baik persyaratan wajib dari masing-masing

negara maupun persyaratan sukarela/ permintaan pembeli, yang disepakati oleh kedua

belah pihak.

Dalam melakukan kegiatan ekspor, perusahaan perlu mengetahi beberapa dokumen

penting yang harus dipersiapkan sebelum melakukan ekspor ke luar negeri. Dokumen

ekspor-impor merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pengiriman barang.

Adapun beberapa dokumen ekspor-impor yang diperlukan adalah sebagai berikut, Pre-

Order, Commercial Invoice, Letter Of Credit, Packing List, Bill Of Lading, Airways Bill,

L/C (Letter Of Credit), dan COO (Certificate of Origin) atau bisa di sebut SKA (Surat

Keterangan Asal). Beberapa dokumen tersebut adalah syarat untuk perusahaan

melakukan proses transaksi perdagangan Internasional.

1
2

Dalam transaksi perdagangan internasional, prosedur ekspor adalah hal yang penting,

dan prosedur yang digunakan sangat berbeda dengan perdagangan domestik. Jika di lihat

dari mekanismenya hampir tidak ada perbedaan tapi pada realitanya sangat bervariasi dan

berbeda.Dalam prosedur ekspor membahas proses sales contract, tentang EMKL

(Ekspedisi Muatan Kapal Laut) serta mengulas tentang incoterm. Contohnya mengenai

pengertian ekspor itu sendiri, pengertian EMKL dan mengulas tentang Incoterm 2000.

Incoterm 2000 merupakan seperangkat peraturan yang di buat untuk menafsirkan dan

menyeragamkan persyaratan perdagangan yang menetapkan hak dan kewajiban antara

penjual dan pembeli dalam transaksi perdagangan internasional. Incoterm 2000 dibuat

oleh ICC (International Chamber of Commerce) atau kamar dagang internasional yang

berkedudukan di Paris. Incoterm telah mengalami banyak perubahan dan revisi. Petama,

dibuat pada tahun 1936 dan disebut Incoterm 1936. Selanjutnya perubahan dan

penambahan isi dari incoterm tersebut di lakukan secara berturut pada tahun

1953,1967,1976,1980,1990 dan terakhir kini menjadi incoterm 2000, untuk menjadikan

peraturan ini sejalan dengan praktek perdagangan internasional.

PT Grand Best Indonesia merupakan perusahan garment yang mengikuti

perkembangan prosedural dalam menyusun dokumen ekspornya sehingga dalam

perubahan substensial incoterm yang terjadi pada tahun 1990 yaitu pasal-pasal yang

menyangkut kewajiban penjualan tentang bukti penyerahann barang yang sebelumnya

menggunakan kertas, telah diganti dengan EDI-massages. Berarti dalam perubahan ini

telah di Implementasikan penggunaan informasi teknologi sebagai basis dalam

perdagangan internasional. Selain itu pada revisi tersebut juga telah terjadi perubahan

yaitu tentang penyelesaian pabean dan kewajiban membayar pajak pada syarat FAS (Free
3

Along Ship) dan DEQ (Delivery AD Quality) serta kewajiban muat bongkar pada syarat

FCA (Free Carrier), PT Grand Best Indonesia telah menggunakan FOB dalam

pengiriman barangnya untuk tetap menjaga keamanan dan kualitas barang yang dikirim,

mengingat pentingnya alur pengurusan dokumen ekspor dalam proses perniagaan dan

perindustrian barang dan proses kegiatan ekspornya.

Maka berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengungkapkan permasalahan

tentang “PROSEDUR PENYUSUNAN DOKUMEN EKSPOR PADA PT GRAND

BEST INDONESIA” sebagai Laporan Tugas Akhir ini.

1.2.Tujuan Kuliah Kerja Praktek

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan

manfaat yang sesuai dengan apa yang di kehendaki. Adapun tujuan dari kegitan ini

adalah:

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prosedur penyusunan dokumenen ekspor pada PT Grand Best

Indonesia.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tahapan pengurusan prosedural dan penyusunan dokumen

ekspor pada PT Grand Best Indonesia

2. Untuk mengetahui peranan EMKL ( Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dalam

prosedural ekspor pada PT Grand Best Indonesia.

3. Untuk mengetahui jenis incoterm yang digunakan pada PT Grand Best

Indonesia.

4. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi PT. Grand Best Indonesiadalam


4

pengurusan dokumenekspor.

5. Untuk mengetahui solusi yang di ambil oleh PT Grand Best indonesia dalam

menghadapi hambatan tersebut.

1.3.Manfaat Kuliah Kerja Praktek

Adapun manfaat kuliah kerja praktek yang bisa diperoleh, adalah:

1.3.1. Bagi Penulis

1. Untuk memenuhi syarat gelar Ahli Madya Universitas Semarang

2. Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana alur

prosedural pengeluaran barang dalam suatu perusahaan secara nyata

3. Merupakan penerapan ilmu ekonomi tentang perdangan Internasional yang

diperoleh di bangku kuliah serta dalam dunia praktek atau kenyataan

1.3.2. Bagi Perusahaan

1. Memberikan masukan yang dapat dijadikan informasi dan referensi

perusahaan yang sekaligus sebagai bahan pertimbangan dalam perkembangan

perusahaan terutama di bidang manfaat tahapan dokumen ekspor.

2. Mahasiswa magang dapat membantu pekerjaan–pekerjaan di perusahaan

terkait, yang disesuaikan dengan kemampuannya sehingga beban pekerjaan di

perusahaan tersebut menjadi lebih ringan.

3. Perusahaan dapat menerima ide-ide baru dan saran yang positif dari

mahasiswa serta sepusahaan dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik

dengan institusi pendidikan.

1.3.3. Bagi Akademisi

1. Merupakan tambahan referensi bagi bacaan dan informasi khususnya bagi


5

mahasiswa jurusan Manajemen Perusahaan yang akan menyusun Tugas Akhir

dengan pokok permasalahan yangsama.

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan, khususnya praktek dan wawasan yang

belum didapatkan di bangku kuliah

3. Untuk menambah pengalaman kerja bagi yang sudah ada dalam dunia usaha

atau dunia industri.

1.3.4. Bagi Pemerintah

1. Kegiatan ini diharapkan memberikan masukan dan referensi bagi pemerintah

sebagai “policy maker”. Hal ini memudahkan pemerintah untuk dapat

mensosialisasikan kebijakan yang mendukung aktivitas perdagangan

internasional.

2. Sebagai pembentuk mental mahasiswa dan pemberi motivasi agar serius dan

bersemangat dalam mencapai cita-cita

3. Melatih dan mengasah mental mahasiswa magang untuk lebih berfikir kritis

terhadap dunia kerja.

1.3.5. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

1. .Untuk dapat dijadikan bahan referensi atau khasanah ilmu pengetahuan.

2. Dengan pengalaman kuliah kerja praktek menjadikan mahasiswa Universitas


Semarang menjadi pribadi yang berpengalaman dan berwawasan lebih luas
dalam dunia kerja dan bermasyarakat.

3. Universitas mampu meningkatkan kualitas lulusannya melalui kuliah kerja


praktek yang diadakan sebagai salah satu syarat kelulusan.

4. Terjalin hubungan baik antara Universitas Semarang dengan Perusahaan


melalui Kuliah Kerja Praktek yang dilaksanakan oleh salah satu mahasiswa.
6

5. Universitas akan lebih dikenal di dunia industri kerja.

1.3.6. Bagi Masyarakat

Menjadi gambaran mengenai kegiatan di lapangan dan memperluas

wawasan serta pengetahuan dalam kegiatan ekspor khususnya dalam kegiatan

prosedurial penyusunan dokumen ekspor pada PT Grand Best Indonesia.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN

2.1. LANDASAN TEORI


2.1.1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiataan mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam

masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri. Sesuai ketentuan pemerintah dan

mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir MS,2010:100)

Menurut UU kepabeanan No.17 tahun 2006. Ekspor adalah kegiatan

mengeluarkan barang dari daerah pabean. Dan berdasarkan UU kepabeanan No.

10 tahun 1995, pengertian ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari

wilayah pabean indonesia sesuai peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku. Daerah pabean adalah Wilayah Republik Indonesia yang meliputi

wilayah darat, perairan dan ruang angkasa diatasnya, serta tempat-tempat tertentu

di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan landasan kontinen yang didalamnya berlaku

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan.

Salah satu kegiatan perdagangan yaitu jual beli barang atau jasa yang

dilakukan secara terus menerus dengan memperoleh keuntungan dengan melintasi

daerah pabean (Indonesia) berdasarkan ketentuan yang berlaku.

(Deperidag,2011:2).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diartikan kesimpulan bahwa

yang di maksud dengan ekspor adalah kegiatan menjual barang dari dalam negeri

ke luar negeri dengan melewati wilayah pabean Indonesia dengan mengharapkan

pembayaran dalam bentuk mata uang internasional dan memenuhi ketentuan-

7
8

\ ketentuan yang berlaku.

1. Istilah-istilah ekspor

Dalam kegiatan dikenal beberapa istilah yang lazim digunakan antara lain.

1. Wilayah Pabean

Seluruh wilayah nasional dari suatu negara, dimana dipungut

bea masuk dan bea keluar untuk tiap barang yang melewati batas- batas

(borderline) wilayah itu, kecuali di bagian tertentu di wilayah itu yang

secara tegas (berdasarkan undang-undang) dinyatakan sebagai wilayah

di luar wilayah pabean.

2. Kantor Pabean

Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai

dengan ketentuan UU kepabeanan. (Ari Wibowo, 2010:4)

3. Kawasan Berikat (bonded House)

Wilayah kawasan berikat adalah bagian dari wilyah pabean

yang dengan peraturan pemerintah diberikan perlakuan khususnya

seperti berada di luar wilayah pabean, tetapi tetap di bawahpengawasan

bea cukai dan dikelola oleh suatu badan berbentuk perusahaan untuk

melakukan kegiatan pergudangan, processing dan manufacturing yang

bertujuan untuk ekspor maupun impor. (bounded warehouse Indonesia

( BWI) dan daerah industri pulau batam adalah kawasan berikat). (Amir

M.S. 2010:187).

4. Container Yard
9

Kawasan pelabuhan yang digunakan untuk menimbun peti

kemas atau container yang akan dimuat atau dibongkar dari kapal.

5. Stuffing

Kegiatan memasukkan dan menyusun barang ke dalam

container di gudang eksportir maupun CFS.

6. Stevedoring

Memuat dari atas dermaga atau dari dalam tongkang dan

menempatkan ke atas dek atau ke dalam kapal dengan menggunakan

Derek kapal (memuat barang ekspor), atau sebaliknya. (Amir M.S.,

2010:194)

7. Cargodoring

Pekerjaan mengambil dari tumpukan di gudang laut (lini 1) atau

dari lapangan penyimpanan dan mengangkut ke dermaga, memasukan

ke dalam saling di lambung kapal di atas dermaga (load werk), atau

sebaliknya. (Amir M.S. 2010:194-195)

8. Biaya pengelolaan (Handling Charge)

Handling Charge adalah seluruh biaya yang dibutuhkan pada

waktu proses pengiriman barang ekspor. (Wahyu Agung S dan Ana

Shoibul MA, 2012:21).

9. ExsportTaxes

Mengemukakan bahwa, Exsport Taxes merupakan pungutan

yang dilakukan oleh pemerintah terhadap barang yang akan diekspor.

Pajak ekspor yang dikenakan oleh pemerintah untuk ekspor barang-


10

barang tertentu, dan tiap komditi besar pajak berbeda satu dengan yang

lain.

Yang termasuk pungutan yang dilakukan oleh pemerintah

antara lain:

 Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor tambahan (PE danPT).

 Beastatistic

 Bea barang-barang danlain-lain.

Cara paling sederhana untuk memasuki pasar di negara lain

adalah dengan melakukan ekspor. Aktivitas ekspor merupakan kegiatan

produksi disatu negara dan menjual hasilnya di negara lainnya. Ada dua

bentuk aktifitas ekspor, yaitu occasional exporting dan active exporting,

Occasional Exporting merupakan bentuk ketertiban perusahaan yang

pasif, dimana perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan

dari luar negri. Sedangkan Active exporting adalah komitmen

perusahaan untuk mengebangkan ekspor, perusahaan membuat

produknya di negara sendiri (home country).

Kegiatan ekspor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Ekspor Tidak Langsung

Perusahaan biasanya muai dengan ekspor tidak langsung, yaitu

memanfaatkan jasa perantara independen untuk menangani aktivitas

ekspornya.

b) Ekspor Langsung

(Wahyu Anashoibul 2011:4) Perusahaan melakukan kegiatan


11

ekspornya dengan melakukan secara langsung tanpa melalui

perantara. Manfaat dari ekspor langsung adalah perusahaan dapat

mempromosikan produk lebih agresif, menggarap pasar asing secara

lebih efektif, dan lebih dapat mengendalikan aktivitas penjualannya.

Tujuan dari kegiiatan ekspor daat dilihat dari dua pengertian yaitu

secara makroekonomi dan mikroekonomi. Tujuan ekspor secara

makro adalah untuk mendapatkan devisa sedangkan tujuan ekspor

secara mikro atau suatu perusahaan melakukan ekspor.

 Meningkatkan laba atau keuntungan perusahaan melalui

peluasan pasar serta untuk memperoleh harga jual yang lebih

tinggi ( optimal laba ).

 Membuka pasar baru di luar negri sebagai peluasan pasar

domestik.

 Memanfaatkan kapassitas terpasang (idle capacit)

 Membiasakan diri bersainng dalam pasar internasinal sehingga

terlatih dalam persaingan global yang ketat dan terhindar dari

sebutan “ jago kandang”.

2. Eksportir

Eksportir adalah badan usaha/perorangan yang melakukan ekspor

jenis perusahaan ekspor/eksportir adalah sebagai berikut :

a) Eksportir umum

Tiap perusahaan yang telah mempunyai SIUP dan melakukan ekspor

barang dagangannya.
12

b) Eksportir produsen

Tiap perusahaan yang memiliki izin industri atau izin teknis dari

Departemen/Instansi Tekni, misalnya hasil pertanian/perkebunan yang di

tanam sendiri dan ekspor hasil produksinya dilakukan sendiri.

c) Ekspor terdaftar

Tiap permasalahan yang mendapat pengakuan dari Mentri Perindustrian

dan Perdagangan untuk mengekspor barang-barang yang diatur Tata

Niaganya.

3. Barang Ekspor

Barang yang di ekspor atau dikirim keluar wilayah pabean Indonesia

sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan

Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

31/MPP/Kep/1/2003.

Pemerintah telah menetapkan Pengelompokan Barang Yang Diatur,

Diawasi dan Dilarang Ekspornya.

2.1.1.1. Syarat-syarat Ekspor

a) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

b) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

c) ETPIK ( Eksportir Terdaftar Produk Industri)

d) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

e) BRIK (Badan Revitalisasi Industri Kehutanan)

f) HU (Izin Gangguan)
13

2.1.1.2. Tahap-Tahap Ekspor

Sales Contract adalah kesepakatan antara importir dan

eksportir dalam perdagangan internasional. Atau sering disebut

dengan kontrak jual beli ekspor (Wahyu dan Anashoibul, 2012:

25).

a. Introduction Letter

Surat perkenalan yang dikirim oleh pihak eksportir

kepada importir untuk memperkenalkan perusahaannya serta

memperkenalkan barang produksinya.

Eksportir mempromosikan komoditas yang akan

dieksport melalui media promosi, dan yang paling efektif

biasanya menggunakan internet dan bias juga melalui Badan-

badan urusan promosi ekspor seperti Badan Pengembangan

Ekspor Nasional (BPEN), Kamar Dagang Industri-Indonesia

(KadinIndonesia),danlain-lain.Tujuan promosi adalah untuk

menarik minat calon importir terhadap komoditas yang akan

di ekspor.

b. Inquiry

Surat yang dikirimkan oleh buyer kepada broker untuk

membalas surat perkenalan oleh eksportir serta meminta

eksportir untuk mengirimkan offer sheet (daftar barang

produksinya serta daftar harga barang)

Inquiry adalah surat permintaan harga atau permintaan


14

atas kualifikasi barang yang dipromosikan kepada importir

dan dikirimkan kepada eksportir. Biasanya berisikan

permintaan penawaran harga dengan memberitahukan mutu

barang yang diinginkan, kuantum yang ingin dibeli, harga

satuan dan total harga dalam valuta asing, waktu pengiriman,

dan nama pelabuhan tujuan yang diinginkan.

Importir yang berminat akan mengirimkan Surat

Permintaan Harga atau LETTER OF INQUIRY kepada

eksportir. Biasanya berisikan permintaan penawaran harga

dengan memberitahukan mutu barang yang diinginkan,

kuantum yang ingin dibeli, harga satuan dan total harga

dalam valuta asing, waktu pengiriman, dan nama pelabuhan

tujuan yang diinginkan.

c. Offer Sheet

(TAHAP PROMOSI,KORESPONDENSI,NEGOSIASI)

Offer Sheet adalah surat penawaran harga atau

jawaban dari inquiry yang dikirim oleh importir. Biasanya

berisikan keterangan sesuai permintaan importer yang

diminta di Inquiry. Penawaran ini juga menyebutkan apakah

itu bersifat free offer atau firm offer.

 Mencari buyer yang interest dengan produk yang akan

eksportir jual

 Media/alat promosi : profil usaha. Katalog produk


15

(kertas+CD)/ brosur, price list, website yang menarik,

serta pameran dagang

 Selalu proaktif : melakukan kontak dan networking

dengan instansi pemerintah, asosiasi di dalam dan luar

negeri yang dapat memberi informasi dan support

terhadap perkembangan ekspor.

 Rajin melakukan browsing ke alamat – alamat situs /

website importir / buyer untuk riset pasar selanjutnya kita

kirimkan company profile, katalog produk melaluie-mail.

 Website yang kita miliki harus ditempatkan di “Search

Engine”agar dapat mudah dikenal olehbuyer.

 Proses korespondensi dan negosiasi dijalankan

Dasar Negosiasi : Profit atau Tidak

Resiko atau Tidak

Eksportir memenuhi permintaan importer dengan

mengirimkan Surat Penawarn Harga yang seringdisebut

dengan OFFER SHEET. Biasanya berisikan keterangan

sesuai permintaan importer yang diminta di Inquiry.

Penawaran ini juga menyebutkan apakah itu bersifat free

offer atau firm offer.

d. Order Sheet

Setelah mempelajari offer sheet dari eksportir, importir

menempatkan Surat Pesanan dalam bentuk ORDER SHEET


16

atau PURCHASE ORDER kepada eksportir.

Dan setelah terjadi DEAL/KESEPAKATAN maka kemudian

kita lakukan konfirmasi order kepada buyer, kemudian dibuat

dokumen SALES CONTRACT

e. Sales Contract Process

a) promosi : tujuan menarik minat calon importir terhadap

komoditas yang akandiekspor.

b) Importer yang berminat mengirimkan letter of inquiry /

surat permintaan harga ditujukan kepada eksportir

(biasanya berisikan penawaran harga mutu yang

diinginkan, harga satuan dan total harga dalam dollar,

waktu pengiriman dan pelabuhan tujuan.

c) offer sheet / surat penawaran harga lazim (eksportir

memenuhi importir) biasanya berisikan keterangan sesuai

permintaan eksportir.

d) Order sheet kepada eksportir setelah importer mempelajari

offer Sheet.

e) Eksportir menyiapkan sales contract sesuai dengan data

offer sheet dan order sheet ditandatangani oleh eksportir

dan dikirim pada importir untuk ditandatangani pula tanda

persetujuan atas Sales Contact. Sales Contract dibuat

dalam rangkap2 (dua).

f) importir mempelajari Sales Contract, bila menyetujui akan


17

menandatangani dan mengembalikan 1 kopian kepada

eksportir.

f. Sales Confirmation

Importir mempelajari dengan seksama sales contract,

dan bila menyetujuinya, kemudian ditandatangani importer

untuk dikembalikan kepada eksportir. Satu copy original

ditahan oleh imporrtir sebagai dokumen asli transaksi, yang

lazim disebut sebagai SALES CONFIRMATIO.

g. Follow Up Order

a) L/C dibuka oleh buyer berdasarkan sales contract yang

sudah disepakati melalui opening bank. Untuk

menghindari kesalahan, sebaiknya buyer kita beri L/C

Opening Guidance. L/C harus dicek

(peduamandemnet/tidak)

b) Pembayaran dengan advance payment harus kita pastikan

transfer DP masuk terlebih dahulu untuk mencegah resiko-

resiko kerugian.

c) Order produksi : instruksi bagian marketing ke bagian

produksi harus sesuai dengan order yang diminta oleh

buyer.

d) Sebaiknya produksi / penyiapan barang yang dipesan

dilakukan setelah pembayaran clear (eksportir sudah

menerima DP atau L/C confirmation dari bank) hal itu


18

untuk menghindari resikonon-payment.

2.1.2. Perdagangan Internasional

2.1.2.1. Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan

oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar

kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat beruapa atar

perorangan (individu dengan individu), antar individu dengan

pemerintahsuatu negara atau pemerintah suatu negara, perdagangan

internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.

2.1.2.2. Para Pelaksana Perdagangan Internasional

Para pelaksana dalam perdagangan Internasional, dalam arti kata

pelaksanaan Impor-Ekspor dapat di bagi menjadi 5 kelompok sebagai

berikut:

1. Kelompok Indikator

Bilamana kebutuhan atas suatu barang belum dapat dipenuhi

dan produksi dalam negeri, maka terpaksa indikator dari kelompok

tersebut mengimpor dari luar negeri. Para indikator ini pada

umumnya terdiri dari, para pemakai langsung, para pedagang dan

para pengusaha perkebunan, perindustrian dan instansi pemerintah.

2. Kelompok Importir

Dalam perdagangan internasional, importir memikul


19

tanggung jawab kontraktual atas terlaksananya dengan baik barang

yang diimpor. Para importir ini pada umumnya terdiri dari,

pengusaha impor, Approved Importer, importir terbatas, importir

umum dan sole agent importer.

3. Kelompok Promosi

Sebagaimana yang telah terjadi dalam dunia Impor dan

Ekspor masalah perdagangan luar negri sudah merupakan bagian

yang tidak dapat lagi dipisahkan dari masalah ekonomi nasional.

Karenanya, promosi sangat berpengaruh dalam kelangsungan

perdagangan internasional kaitanya dengan impor dan ekspor

barang. Kelompok promosi ini pada umumnya terdiri dari,

a) Kantor Perwakilan dari produsen atau eksportir asing di negara

konsumen atau importir,

b) Kantor perwakilan kamar dagang, misi dagang dan pameran

dagang internasinal

c) Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN)

d) Kantor Bank Devisa

e) Misi perdagangan dan pameran dagang internasional, dsb.

4. Kelompok Eksportir

Apabila importir deangan kata lain disebut pembeli (buyer)

maka eksportir lazim pua disebut sebagai penjual (Seller) ataupun

juga sebagai pemasok atau (Supplier). Antara kedua kelompok

inilah sesungguhnya terjadi ikatan kontrak perdagangan


20

internasional. Kedua kelompok inilah yang merupakan pelaku

utama perdagangan internasional. Para eksportir ini pada umunya

terdiri dari :

a) Produsen-Eksportir

Para produsen yang sebagian hasil produksinya

memang diperuntukan untuk pasar luar negri, yang ekspornya

diurus sendiri oleh produsen bersangkutan. Produsen

semacam ini lazim disebut sebagai produsen eksportir.

b) Confirming House

Confirming House adalah perusahaan lokal yang

didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum

setempat tapi bekerja untuk dan atas perintah kantor

induknya yang berada di luar negeri.

c) Pedagang Ekspor (Export-Merchent)

Export-Merchent adalah badan usaha yang diberi izin

pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan di

beri kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan di perkenankan

melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam

Surat Pengakuan itu.

d) Agen Ekspor (Export Agent)

Bilamana hubungan antara Export-Merchent dengan

produsen, tidak hanya sebagai rekanan biasa, tapi sudah


21

meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan, maka

dalam hal ini Export-Merchent itu juga disebut sebagai

Export Agent.

e) Wisma Dagang (Trading House)

Wisma Dagang adalah suatu pperusahaan import-

Ekspor yang besar yang dapat mengimpor dan mengekspor

aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan

kantor perwakilan di pusat-pusat perdagangan dunia, dan

memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik dalam

bentuk fasilitas Perbankan maupun dalam bidang perpajakan.

5. Kelmpok pendukung

Seperti telah diutarakan Importir dan Eksportir merupakan

pelaksanaan utama dalam perdagangan internasonal. Namun

disamping itu terdapat pula badan usaha lain yang mempunyai

peranan yang besar pula dalam mnunjang serta menjamin kelancaran

pelaksanaan impor maupun ekspor itu secara keseluruhan. Di antara

kelompok pendukung ini terdapat:

a) Bank Devisa

b) Badan usaha transportasi

c) Maskapai-Pelayaran

d) Maskapai Asuransi

e) Kantor Perwakilan/Kedutaan

f) Surveyor
22

g) Pabean

Berikut adalah bagan dari lembaga pelaksanaan perdagangan

internasional terkait dengan Importir dan Eksportir:

Gambar 2.1 : lembaga pelaksana perdagangan Internasional

2.1.3. Sistem Pembayaran Internasional

Sistem pembayaran internasional menjadi salah satu aspek penting

penunjang transaksi ekspor. Berikut adalah pengertian sistem pembayaran

internasional menurut beberapa pakar :

Pengertian sistem pembayaran Internasional merupakan suatu aktivitas

penjualan barang yang dilakukan oleh pengusaha yang bertempat tinggal di

suatu Negara lainnya yang berbeda. Jenis pembayaran ekspor antara lain

adalah dengan advance payment, open account, wesel inkaso, konsinyasi,

letter of credit, serta pembayaran lainnya sesuai kesepakatan antara seller dan

buyer.
23

Berbicara mengenai sistem pembayaran Internasional berarti berbicara

mengenai cadangan devisa. Bagi Negara yang cukup cadangan devisanya,

tidak mungkin terjadi masalah dalam pembiayaan impor maupun ekspor.Sejak

berlakunya PP No. 1/ 1982 maka pembayaran ekspor tidak lagi terbatas pada

letter of credit. Sebaliknya berbagai macam letter of credit dapat

dipergunakan untuk transaksi ekspor impor di Indonesia. ( Ignatus B,

2011:43)

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system

pembayaran ekspor adalah cara pembayaran dari kegiatan jual beli barang

antara eksportir dan importir yang berada di Negara yang berbeda.

2.1.4. Macam-macam Sistem Pembayaran Internasional

1. L/C (Letter Of Credit)

Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C adalah sebuah cara

pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima

pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan

berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan) Applicant atau

pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C.

 Pelaku L/C:

a. Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerimaL/C.

b. Issuing bank atau opening adalah bank pembukaL/C.

c. Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank

koresponden (agen) yang meneruskan L/C kepada beneficiary. Bank

tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai
24

perantara.

d. Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas

permintaan issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.

e. Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C

untuk melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban

menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.

 Jenis - jenis L/C

a. Revocable L/C

Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan

atau diubah secara sepihak oleh opener atau oleh issuing

bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary

b. Irrevocable L/C

Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa

dibatalkan selama jangka berlaku (validity) yang

ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap

menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas

L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi

harus atas persetujuan semua pihak yang bersangkutan

dengan L/Ctersebut.

c. Irrevocable dan Confirmed L/C

L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman

dari sudut penerima L/C (beneficiary) karena pembayaran

atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin


25

sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising

bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah

dibatalkan karena sifatnya yang irrevocable.

d. Clean Letter of Credit

Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain

untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak diperlukan

dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang

dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan

penyerahan kuitansi biasa.

e. Documentary Letter of Credit

Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus

dilengkapi dengan dokumen-dokumen lain sebagaimana

disebut dalam syarat-syarat dari L/C.

f. Documentary L/C dengan Red Clause

Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak

untuk menarik sebagian dari jumlah L/C yang tersedia

dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan

wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan

sisanya di laksanakan seperti dalam hal documentary L/C.

L/C ini merupakan kombinasi open L/C dengan documantary

L/C.

g. Revolving L/C

L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai


26

ulang tanpa mengadakan perubahan syarat khusus pada

L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan,

kredit tersedia setiap bulannya US$ 1.200, berarti secara

otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia

sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai

atau tidak.

h. Back to Back L/C

Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya

bukan pemilik barang, tetapi hanya perantara. Oleh karena

itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya

untuk membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang

sebenarnya dengan menjaminkan L/C yang diterimanya

dari luar negeri.

 Tata Cara Pembayaran Dengan L/C:

a. Importir meminta kepada banknya (bank devisa)

untuk membuka suatu L/C untuk dan atas nama

eksportir.

Dalam hal ini, importir bertindak sebagai

opener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan

yang berlaku untuk impor seperti keharusan

adanya surat izin impor, maka bank melakukan

kontrak valuta (KV) dengan importir dan

melaksanakan pembukaan L/C atas nama


27

importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai

opening/issuing bank. Pembukaan L/C ini

dilakukan melalui salah satu koresponden bank

diluar negeri. Koresponden bank yang bertindak

sebagai perantara kedua ini disebut sebagai

advising bank atau notifiying bank.

b. Advising bank memberitahukan kepada eksportir

mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir

yang menerima L/C disebut beneficiary.

c. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier,

sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan

bill oflading.

d. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada

bank untuk mendapatkan pembayaran. Paying

bank kemudian menyerahkan sejumlah uang

setelah mereka mendapatkan bill of lading

tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut

kemudian diberikan kepadaImportir.

e. Importir menyerahkan bill of lading kepada

Carrier untuk ditukarkan dengan barang yang

dikirimkan oleh eksportir.

2. Non L/C

a. Open Account Trade


28

Adalah cara pembayaran dalam transaksi luar negeri dimana

eksportir memperbolehkan importir membayar barang yang mereka

beli dengan tenggang beberapa waktu setelah pengiriman barang.

Dalam sistem ini yang menanggung resiko adalah eksportir, sedangkan

yang mendapatkan fasilitas kredit adalah importir. Pembayaran dalam

open account dilakukan oleh importer kepada eksportir setelah barang

dikapalkan / diterima importir. Sistem pembayaran ini hanya lazim

digunakan bagi pihak-pihak yang sudah saling mengenal baik.

Prosedur dalam pembayaran dengan open account, memungkinkan

importer dapat membayar transaksi perdagangannya pada saat jatuh

tempo dengan menggunakan beberapa jasa produk perbankan antara

lain cheque, telegraphic transfer (TT), clean bank draft, atau dengan

mail payment order (MT).

Jenis transaksi perdagangan dalam open account memiliki

kelebihan dan kekurangan, misalkan bila menggunakan cheque maka

biaya yang digunakan relatif rendah, tetapi cheque mudah rusak dan

hilang. Sedangkan penggunaan telegraphic transfer akan dapat

mempercepat proses pembayaran, karena perintah pembayaran yang

diterbitkan dan ditagihkan antar bank koresponden menggunakan telex

atau telegram.

b. Advance Payment

Sistem pembayarn advance payment memungkinkan importir

membayar dimuka kepada penjual. Dengan demikian, importir


29

memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan barang-

barangnya.

Dengan sistem pembayaran ini , importir memberikan

kepercayaan penuh terhadap eksportir bahwa ia akan menerima

barang-barang yang telah dipesannya. Oleh karena itu, sistem

pembayaran ini hanya lazim digunakan oleh para pelaku bisnis yang

sudah saling mengenal baik.

Resiko utama yang dihadapi importir adalah adanya

kemungkinan ketidak sesuaian barang yang dipesan dengan barang

yang akan dikirim, meliputi spesialisasi produk, standar, jumlah, mutu,

dan jadwal pengiriman barang yang disepakati. Bahkan resiko terburuk

yang mungkin dihadapi importer adalah adanya kemungkinan eksportir

sama sekali tidak mengirimkan barang yang dipesannya. Sama halnya

dengan open account trade, penyelesaian pembayaran yang dilakukan

dengan mentransfer uang importir melalui perantra jasa bank

korespondensi dengan menggunakan berbagai produk jasa perbankan

yang ditawarkan misal: cheque ,telegraphic transfer, bank draft, atau

mail payment order.

Pembayaran dengan sistem advance payment aman bagi importir

apabila, apabila importir meyakini hal-hal sebagai berikut :

a. Eksportir akan mengirimkan spesifikasi barang secara benar dan

tepat waktu.

b. Pemerintah negara eksportir tidak akan mengeluarkan larangan


30

mengekspor barang yang dipesannya.

c. Pemerintah negaranya tidak akan melarang pembayaran dimuka atas

barang yang akan diekspor, karena banyak negara tidak mengijinkan

hal tersebut.

2.2. PROFIL PERUSAHAAN

2.2.1 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN

Gambar 2.2 : Bagian depan gedung PT Grand Best Indonesia

sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

PT. Grang Best Indonesia merupakan salah satu perusahaan PMA

(Taiwan) yang bergerak di bidang garmentkhususnya pada produk Sport Wear,

yang tergabung dalam TUNTEX GROUP yang berpusat di Tanggerang tepatnya

Jl. Moh Toha KM 2 No. 9 Tanggerang, Kota Tangerang Banten dan saat ini PT

Grand Best Indonesia mempunyai anak perusahaan yaitu PT Grand Best

Semarang yang berlokasi sama dengan PT Grand Best Indonesia. PT. Grand Best

Indonesia berlokasi di daerah yang sangat strategis dari segi kebutuhan

Perusahaan dan dari segi keterjangkauan dengan beberapa pihak yang di

butuhkan. PT Grand Best Indonesia beralamatkan di Jl Coaster VIII Kawasan

Berikat Lamicitra Nusantara BlB/20-22 Tanjung Emas, Kecamatan Semarang


31

Utara, Kabuupaten/Kota Semarang, Jawa Tengah.

Tepatnya pada bulan Januari 2005 PT. Grand Best Indonesia bediri, dan

mengawali bisnisnya sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang Garment

dengan Brand atau Merek terkenal yaitu NIKE, Brand tersebut telah di akui dunia

untuk kualitas pakaian sport siap pakai yang memiliki kualitas bahan baku yang

baik dan nyaman di pakai, semua hasil produksi perusahaan di ekspor ke luar

negeri. Perusahaan ini berdiri di atas lahan tanah dengan luas area 6.054 m2 dan

luas bangunan 33.770 m2. PT Grand Best Indonesia mempunyai 2400 karyawan

dan sistem kerja perusahaan ini yaitu dimulai dari jam 07:30-16:30. Jika lembur

maka akan pulang pukul 17:30 atau 20:00.

Gambar 2.3 : 4 Blok Gedung PT Grand Best Indonesia kapasitas 1500 mesin produksi

sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

Pada awal berdirinya, PT. Grand Best Indonesia telah memegang

commitment kepada pelanggan yaitu “kepuasan pelanggan yang di utamakan”,

hal ini telah didukung dengan personal in charge yang credible dengan skill yang

aman dan nyaman untuk dapat memenuhi kebutuhan para costumer. Terbukti

dengan pencapaiannya PT Grand Best Indonesia yang awal berdirinya hanya

memiliki 150 mesin kini seiring berjalannya waktu dengan kerja keras dan usaha
32

yang tiada henti sampai saat ini PT Grand Best Indonesia telah memiliki kurang

lebih 1500 mesin produksi.

Adapun visi, misi, motto dan kualitasPT Grand Best Indonesia adalah sebagai

berikut :

 Visi PT Grand Best Indonesia

“Menjadi manufaktur garmen terkemuka melalui perbaikan terus menerus.

Integritas, kerja tim, inovasi dan compliance “.

 Misi PT Grand Best Indonesia

a) Melakukan perbaikan terus menerus dalam kualitas.

b) Menciptakan lingkungan kerja yang terorganisasi dengan baik untuk

keselamatan pekerja.

c) Menyediakan struktur organisasi yang mendorong pekerja untuk


berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan.
 Motto PT Grand Best Indonesia

“Maintaining Product Quality for Customer Satisfaction”

 Kualitas PT Grand Best Indonesia

Sistem manajemen mutu PT. Grand Best Indonesia telah memenuhi seluruh

persyaratan standar ISO 9001:2008, dalam kebijakan mutu, sasaran mutu dan

beberapa tingkatan dokumen yang mencakup:

a) Quality Manual

b) Standard Operating Procedure ( SOP )

c) Rencana Mutu ( Quality Plan )

d) Petunjuk Kerja ( InstruksiKerja, Gambar, StandarSpesifikasi)


33

e) Catatan Mutu ( Quality Records )

Hasil produksi PT. Grand Best Indonesia sesuai dengan spesifikasi dan design,

perusahaan bersama - sama berusaha sebaik - baiknya untuk mencapai mutu

sesuai dengan permintaan pelanggan ( Buyer ) dan prosedur jaminan mutu

sehingga dapat mengikuti keinginan atau perubahan dari pelanggan,adapun

cara yang dilakukan perusahaan antara lain;

a) Meningkatkan mutu produk dengan perbaikan dan peningkatan

berkesinambungan;

b) Menjamin tingkat mutu yang dibutuhkan pelanggan dengan memenuhi

standard dan spesifikasi;

c) Meningkatkan standart mutu dan kinerja perusahaan sebagai fungsi

pendukung organisasi;

d) Meningkatkan kesadaran mutu pada setiap karyawan perusahaan;

e) Memastikan kepuasan pelanggan dengan meminimalkan keluhan / klaim

sampai customer akhir;

f) Membangun dan mempertahankan citra merek organisasi sebagai sebuah

perusahaan yang mengupayakan kulaitas yang terbaik.

Sistem manajemen mutu PT Grand Best Indonesia telah dilaksanakan

berdasarkan siklus P-D-C-A (Plan-Do-Check-Action) dan juga dengan

pendekatan proses.

Dalam perkembangnnya, PT Grand Best Indonesia secara langsung

maupun tidak langsung dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian makro


34

Indonesia, yang di tandai oleh pertumbuhan dan perkembangan laju ekspor

maupun impor yang berkembang pesat, hal ini juga merupakan indicator

pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang seperti Indonesia. Seperti dapat

dilihat dari pertumbuhan GDP Indonesia yang tumbuh secara signifikan dari

tahun 2005 sampai dengan tahun 2020. Perkembangan tersebut juga diikuti

oleh pertumbuhan kebutuhanuntuk mengimbangi permintaan costumer yang

secara umum masih belum secara cepat dan tepat serta efisien dalam

pengurusan dokumen dan sarana pendukungnnya, khususnya di Bea dan Cukai

maupun pada dinas-dinas terkait.

ini dapat terus berkembang karena tetap mengutamakan kualitas dan

juga mengikuti selera pasar. Yang digambarkan dengan trend penjualan

dari tahun ke tahun sebagai berikut:


35

Tabel 2.1 : Tren Penjualan PT Grand Best Indonesia

NO TAHUN PRODUK YANG DI HASILKAN

PERKEMBANGAN

1 2005-2007 Sweater, Sport T-shirt, Pant

2 2008-2009 Jersey, Sport T-shirt , sport trouser

3 2010-2011 Swearshirt, Jersey, Sport T-shirt , sport

trouser, Sport Shorts

4 2012-2013 Sweatpants, Swearshirt, Jersey, Sport T-

shirt , sport trouser, Sport Shorts, and

sport sweater/jumper

5 2014-2015 Reverse weave sweatshirt, Sweatpants,

Swearshirt, Jersey, Sport T-shirt , sport

trouser, Sport Shorts, and sport

sweater/jumper, sport skirts

6 2016-2017 Hoodie champion, Reverse weave

sweatshirt, Sweatpants, Swearshirt,

Jersey, Sport T-shirt , sport trouser,

Sport Shorts, and sport sweater/jumper,

sport skirts, sport tank top

7 2018-2019 All item sport product

8 2019-Sekarang All item sport product

Sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

:
36

Dari tahun ke tahun penjualan hasil produksi dari PT Grand Best

Indonesia cukup stabil, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengiriman barang

yang terbilang sering. Dengan perincian sederhana sebagai berikut:

Tabel 2.2 : Rincian hasil Penjualan PT Grand Best Indonesia

Tahun Rincian Hasil Penjualan

2005- rata – rata pengiriman

2009 barang untuk diekspor dua

(2) kali dalam satu minggu

2010- hampir setiap hari

2016 melakukan pengiriman

barang untuk diekspor

2017- dua hari sekali melakukan

2019 pengiriman barang untuk

diekspor

2019- rata–rata lima hari sekali

2020 melakukan pengiriman

barang untuk diekspor efek

pandemi.

Sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

Jika dilihat dalam perincian diatas, PT Grand Best Indonesia

merupakan perusahaan yang produktif, namun di tiga tahun terakhir

mengalami penurunan pemesanan, hal itu disebabkan oleh banyak

bermunculan pesaing – pesaing baru dan faktor yang paling berpengaruh

dalam penurunan jumlah pemasanan pada tahun 2008 dan awal 2009 hal ini
37

dikarenankan krisis global yang mendera dunia saat ini. Penurunan

pemesanan dari buyer luar negeri mencapai 40%.

Selain terkena dampak adanya krisis global dengan penurunan

pemesanan, PT Grand Best Indonesia juga sering mengalami keterlambatan

pembayaran setelah barang dikirimkan. Jika pada tahun–tahun sebelumnya

PT Grand Best Indonesia telah dapat menerima pembayaran

setelahsepuluhhari kontainer diberangkatkan (barang dikirim), namun

untuk satu tahun terakhir PT Grand Best Indonesia menerima pembayaran

dengan jangka waktu tiga bulan setelah kontainer diberangkatkan ( barang

dikirim).

Disaat terjadi krisis global akibat efek pandemi PT Grand Best

Indonesia masihmampu bertahan dan berkembang. Hal itu dikarenakan

pemasaran produk yang di pasarkan sendiri ke dalam negri dan mendaur

ulang bahan yang sekiranya masih layak pakai untuk memenuhi permintaan

coustomer.Selain untuk meminimalisasi biaya produksi, sejak awal berdiri

PT Grand Best Indonesia telah menerapkan konsep daur ulang bahan layak

pakai.

Selama periode di atas, PT. Grand Best Indonesia berdiri dan tumbuh

berdasarkan trend saat ini, kurang lebih 14 tahun telah berdiri dan memberikan

kualitas barang yang baikkepada para costumer, dengan komitmen

memberikan kepuasaan pelanggan yang di tanamkan kepada seluruh kariyawan

PT. Grand Best Indonesia.

Dalam upaya memberikan hasil yang terbaik bagi seluruh costumer,

maka PT. Grand Best Indonesia berusaha untuk selalu menempatkan diri
38

sebagai need and want solution bagi costumer yang akan membeli produk yang

dihasilkan oleh PT. Grand Best Indonesia, Agar kualitas dan kenyamananyang

diberikan kepada costumer berakhir dengan kepuasan.

2.2.2. STRUKTUR ORGANISASI DAN DISKRIPSI PEKERJAAN

2.2.2.1. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 2.4 : Struktur Organisasi PT Grand Best Indonesia

Sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

2.2.2.2. DISKRIPSI PEKERJAAN

Deskripsi pekerjaan adalah catatan yang sistematis dan teratur

tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan yang didasarkan pada

kenyataan - kenyataan apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana

suatu pekerjaan dilaksanankan. Berikut adalah bagian – bagian yang ada

di PT Grand Best Indonesia:

1. Operational Manager

Tugas Operational Manager yaitu :


39

a) Menyusun perencanaan kegiatan operasional proyek

b) Mengatur kegiatan operasional pelaksanaaan proyek

c) Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

d) Melakukan kontrol atas operasional kegiatan pelaksanaan proyek

2. Factory Manager

Tugas Factory Manajer yaitu :

a) Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi

b) Menilai proyek dan sumber daya persyaratan

c) Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentan

waktu dengan klien dan menejer

d) Menentukan standar kontrol kualitas

e) Mengawasi proses produksi

f) Mere-negosiasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan

3. Secretary Manager

Tugas Secretary Manajer yaitu :

a) Mengurusi pencatatan dan mengatur janji

b) Menyiapkan, membuat dan penyusunan laporan-laporan

c) Menjawab panggilan, pesan dan menangani koresponden (surat-

menyurat)

d) Mengorganisir, menyusun agenda pertemuan serta pelayanan

e) Mengamankan informasi dengan pengelolan database

4. Pesonalia

Tugas Personalia yaitu :


40

a) Menyusun anggaran tenaga kerja yang di perlukan

b) Membuat job analysis, job description dan job spesification

c) Menentukan dan mmemberikan sumber-sumber tenaga kerja

d) Mengurus dan mengembangkan karyawan

e) Mengurus dan melaksanakan rekruten dan seleksi tenaga kerja

f) Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun,PHK, resign)

5. Office Staff

a) Melakukan kegiatan operasional perusahaan

b) Memesan persediaan media perusahaan

c) Menyapa dan menanggapi klien

d) Menjawab dan menerima telepon, pengetikan dokumen, surat

menyurat online maupun offline

e) Filling data entri dan mengelola agenda buku harian perusahaan.

6. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Tugas dari bagian K3 yaitu memberikan pencegahan, arahan dan

pertolongan jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada karyawan,

serta memberikan alat perlindungan diri bagi karyawan saat

melakukan pekerjaan.

7. IT (Information Technology)

Tugas utama bagian IT yaitu untuk melakukan instalasi,

mengevakuasi maupun meningkatkan kinerja dari tiga hal, diataranya

perangkat komputer, software atau perangkat lunak, dan juga

pengembangan sistem jaringan pada perusahaan.


41

8. IE (Industrial Engineering)

Tugas utama pada bagian IE yaitu evaluasi target produksi yang

ada dan memperbaiki target produksi yang baru, menambahkan waktu

dalam pengukuran proses kerja misal bagian cutting dan bagian

finishing, mengontrol cost biaya tenaga kerja dan data dan tren

bulanan KPI.

9. LEAN

Lean adalah praktik produksi untuk memiliki sumber daya yang

tepat, di tempat yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang sesuai

dengan kebutuhan pelanggan, dengan kualitas terbaik dan di waktu

yang tepat.

10. MEKANIK

Tugas mekanik yaitu melakukan pemeliharaan dan perbaikan

mesin saat terjadi kerusakan, bukan hanya itu tugas bagian mekanik

juga melakukan pengecekan secara menyeluruh sebelum terjadi

kerusakan.

11. EXIM

Tugas dan tanggung jawab pada bagian EXIM (Ekspor impor) yaitu:

a) Mengelola dokumentasi Ekspor dan Impor

b) Mengurus dokumen penanganan pengiriman / Shipment Ekspor

dan Impor

c) Menangani kendala teknis dilapangan dan pengaturan

operasinal trucking untuk kegiatan bongkar muat


42

d) Melakukan pencatatan administrasi Ekspor dan Impor.

12. Manager Keuangan

Tugas utama Manager produksi yaitu bertanggung jawab untuk

membantu perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan dengan

memberi nasihat keuangan yang seuai dengan anggaran perusahaan.

13. Staff Keuangan (Accounting)

Tugas Utama Staff keuangan diantaranya :

a. Membantu penyusunan anggaran untuk project yang di kelola

lembaga

b. Memastikan kelengkapan dokumen pendukung dan pencatatan

transaksi keuangan dalam sistem keuangan SANGO.

c. Membatu penyusunan laporan keuangan secara berkala

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian

keuangan

14. Produksi Manager

Tugas menejer produksi pada umumnya bertanggung jawab pada

semua hal yang berkaitan dengan produksi, mulai dari pogres,

proses, problem solving, kualitas, kuantitas dan lain sebagainya.

Secara garis besar tugas seorang menejer produksi adalah

memastikan tercapainya hasil produksi sesuai dengan rencana.

a. Bag. Fabric

Tugas bagian farbric (kain) yaitu mengatur dan menghitung

persediaan bahan fabric yang tersedia diguudang,


43

mengelompokan jenis fabric sesuai dengan kualifikasi

bahannya, melakukan pengecekan serta laporan setiap harinya

untuk memastikan ketersediaan bahan fabric masih tercukupi

untuk proses produksi.

b. Bag Cutting

Tugas bagian Cutting yaitu, memotong shaft komponen bahan

produksi yang akan di proses lebih lanjut.

c. Bag. Sewwing

Tugas utama pada bagian sewwing adalah menjahit bahan (kain)

untuk di jadikan pakaian siap pakai, dari bagian sewwing

tersendiri harus memiliki kemampuan dan ketelitian dalam

mengoperasikan mesin jahit sesuai dengan ketersediaan di

perusahaan.

d. Bag. QC (Quality Control)

Tugas seorang QC (Quality Control) yaitu monitoring, uji-tes

dan memeriksa semua proses produksi suatu produk, dia harus

memastikan standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari

produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan.

e. Bag Irroning

Tugas dari bagian Irroning yaitu untuk merapikan pakaian

dengan penyetrikaan, dan selanjutnya di hang tack serta

pemberian label

f. Bag. Packing
44

Tugas dari bagian packing yaitu mengemas pakaian dalam

plastik atau dengan ganger juga pemberian aksesoris dan

diisolasi, kemudian di kelompokkan sessuai dengan

ukuran/jenisnya dan siap untuk di kirim atau di pasarkan

g. Bag. Accecor

Tugas bagian Accecor yaitu, memastikan ketersediaan

acsessories telah tepat dengan kebutuhan produksi.

15. GA (General Affair)

Tugas utama GA (General Affair) adalah mengelola

pengadaan barang serta fasilitas perusahaan, GA juga wajib

membuat prioritas pengadaan barang

a. Security

Tugas pokok security (keamanan) adalah menyelenggarakan

keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan yang

meliputi aspek pengamanan fisik, personil, informasi dan

pengamanan teknis lainnya, mengurus dan mengusahakan

sesuatu (seperti memelihara, merawat) melakukan atau

melaksanakan (perintah, peraturan dan rencana).

b. Umum

Bagian umum mempunyai tugas sebagai berikut, menyusun

rencana kegiatan umum, melaksanakan pelayanan administrasi

kepegawaian, melaksanakan pengelolaa surat menyurat, sandi

dan telekomunikasi, kearsipan dan administrasi umum.


45

2.2.3. BIDANG KEGIATAN PERUSAHAAN

PT. Grand Best Indonesia adalah perusahaan yang dalam bidang kegiatannya

memproduksi barang jadi berupa pakaiansport wear (pakaian olahraga), pakaian

olahraga seperti Swearshirt, Jersey, Sport T-shirt , sport trouser, pant, sport

shorts dan masih banyak lagi yang diekpor ke benua Eropa, Amerika, Afrika dan

Asia. Dengan kapasitas produksi 12.000.000 (dua belas juta) potong per-bulan,

dan 1.500 unit mesin yang dimiliki.

Untuk menumbuhkan kepercayaan pembeli terhadap kualitas produk dan

kualitas sumber daya manusia maka perusahaan mengikutsertakan diri dalam

segala kegiatan Audit internasional yang diinginkan oleh pembeli seperti ISO

9001, WRAP, Global Security Verification (GSV), Organic Exchange, BSCI, dan

Sadex. Ini adalah upaya dari perusahaan untuk menuju persaingan global.

Selain di ekspor ke manca negara, sisa produk yang dihasilkan dengan kualitas

produk nomor dua (barang tidak lulus inspeksi untuk ekspor), dilempar atau

dijual ke pasar lokal seperti factory outlet- factory outlet yang ada di Semarang.

Perusahaan juga memproduksi barang-barang untuk pasar lokal dengan

labelkhusus.

Untuk memperlancar proses ekspor barang, maka perusahaan menggunakan

proses yang akan di tunjukan dengan skema bagan sebagai berikut:


46

Gambar 2.5 : Bagan tata cara pelaksanaan ketentuan bidang ekspor

Sumber : PT Grand Best Indonesia,2020

 Keterangan Bagan:

1. Eksportir melakukan ekspor barang baik dengan menggunakan PEB maupun

tanpa PEB

2. Terhadap barang-barang ekspor tidak di lakukan pemeriksaan barang, kecuali

ada kecurigaan bahwa barang tersebut adalah:

3. Persetujuan muat barang oleh instansi Bea dan Cukai pada Formulir PEB dan

setelah ada persetujuan muat, oleh eksportir di kembalikan kepada Bank

Devisa.

4. Ekspor Berdasarkan L/C, PE/PET dilunasi pada Bank Devisa pada saat wesel

ekspor dinegosiasi

Ekspor tanpa L/C, PE/PET dilunasi pada saat PEB di daftarkan di Bank

Devisa.

5. Ekspor barang-barang yang memiliki SE dilaksanakan dengan L/C dan dalam

L/C wajib di cantumkan kesediaan pembeli bahwa barang-barang yang

bersangkutan akan di periksa di negara tujuan oleh surveyor.


47

6. Surveyor melakukan pemeriksaaan atas barang-barang ekspor dan kemudian

surveyor menerbitkan LKP

7. Setelah LKP diterbitkan, eksportir membuat perhitungan SE berdasarkan data

LKP dan mengajukan untuk pencairan kepada Bank Devisa

8. Bank Devisa mencairkan SE kepada eksportir setelah mencocokan kebenaran

perhitungan dengan LKP.


BAB III

METODE PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

3.1. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai

penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja

Praktek ini adalah :

3.1.1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau

obyek penelitian, dimana peneliti mengolah sendiri tentang data yang diperoleh.

untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini, dilakukan dengan wawancara

dan observasi.

Menurut (Sugiyono, 2016) “Data primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data”. Data ini tidak tersedia dalam bentuk

terkompilasi ataupun dalam bentuk file. Data ini harus dicari melalui narasumber

atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek

penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi

ataupun data.

Data primer yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara dengan

pihak Devisi Ekspor dan Impor mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

prosedur penyusunan dokumen ekspor pada PT Grand Best Indonesia meliputi :

a. Tahapan pengurusan prosedural dan penyusunan dokumen ekspor padaPT

Grand Best Indonesia.

b. Peranan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)


48
49

c. Jeniis Incoterm yang ditetapkan dala prosedur ekspor PT Grand Best

Indonesia

d. Hambatam yang dihadapi PT Grand Best Indonesia dalam pengurusan

dokumen ekspor

e. Solusi yang tepat untuk menghadapi hambatan di PT Grand Best Indonesia

3.1.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data atau keterangan yang diperoleh penulis secara

tidak langsung melalui media perantara berupa bukti , catatan atau laporan historis

yang telah tersusun dalam arsip. Menurut (Sugiyono, 2016) mengatakan bahwa data

sekunder merupakan sumberdata yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Dalam

memperoleh data sekunder penulis menggunakan studi pustaka, jurnal, buku-buku

di perpustakaan, situs Web maupun data tertulis dari PT Grand Best Indoneisa yang

membahas tentang prosedur penyusunan dokumen ekspor.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini antara lain :

3.2.1. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada informan atau seorang atau seorang yang ahli

atau berwenang dalam suatu masalah.

Menurut Moleong, (2014:186) “Wawancara merupakan percakapan dengan

maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)
50

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan”. Pengumpulan data ini dengan cara

mengadakan wawancara dengan kepala devisi ekspor dan impor PT Grand Best

Indonesia.

Gambar 3.1 : Proses wawancara dengan pihak Devisi Ekspor dan Impor PT.
Grand Best Indonesia

Sumber : PT. Grand Best Indonesia,2020

3.2.2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode dengan cara mengamati dan

mencatat secara sistematis. Pengertian lain metode observasi adalah

metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan

peninjauan langsung terhadap objek penelitian. Peneliti mengikuti,

mencatat dan mendokumentasikan beberapa proses prosedural dalam

penyusunan dokumen ekspor pada PT. Grand Best Indonesia.

3.2.3. Metode Studi Pustaka

Metode pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara

membaca dan memanfaatkan buku untuk memperoleh kesimpulan-

kesimpulan atau pendapat ahli dengan menempatkan kesimpulan

tersebut sebagai metode tersendiri untuk merumuskan suatu pendapat

baru yang berikutnya lebih menekankan pada pengutipan untuk


51

memperkuat uraian (Gorys Keraf, 2011:161). Penulis

mengumpulkan data mengenai pelatihan prosedur penyusunan

dokumen ekspor berdasarkan pada buku – buku atau literatur –

literatur yang memuat materi tentang proses penyusunan dokumen

ekspor yang baik dan benar.


BAB IV

PEMBAHASAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

4.1. Uraian Bidang Pekerjaan

Dalam penyususnan Laporan Kerja Praktek (LKP) ini penulis

mengambil pembahasan tentang prosedur penyusunan dokumen ekspor pada

PT Grand Best Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 26Oktober 2020 –

26November 2020. Selama Kerja Praktek (KP) penulis mendapat ijin

melakukan kerja praktek dari Mr. Tsai Pei Ming Direktur Utama dan juga

dari Ibu Indah selaku Kepala bagian Personlia untuk mengamati sekaligus

membantu dalam prosedur penyusunan dokumen ekspor yang di laksanakan

di PT Grand Best Indonesia..

Selama melaksanakan kegiatan Kerja Praktek ini penulis mendapat

bimbingan langsung dari Bapak Ign. Herwindo selaku Kepala bagian Devisi

Expor dan Impor PT Grand Best Indonesia tentang .proses hingga ekspor

telah selesai dilaksanakan dengan baik. Disini penulis dapat

membandingkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama

perkuliahan. Selama kerja praktek pembimbing memberikan informasi

kepada Penulis mengenai pekerjaan dan tugas yang diberikan. Selain itu,

pembimbing juga mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan oleh

Penulis. Sehingga Penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam

melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan karena hal tersebut pula

Penulis mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan yang sangat

bermanfaat.
52
53

Penulis mengangkat objek tentang Prosedur Penyusunan Dokumen Ekspor pada

PT Grand Best Indonesia, dengan beberapa ketentuan yang berlaku penulis ingin

mengetahui bagaimana proses ekspor pada perusahaan tersebut apakah proses

pengeksporan telah memenuhi syarat dalam prosedur penyusunan dokumen ekspor dari

mulai perizinan, proses dan pelaksanaan ekspor. Serta hambatan apa saja yang dialami

oleh PT Grand Best Indonesia dalam proses ekspor terutama dalam prosedur penyusunan

dokumen ekspornya.

4.1.1. Prosedur Ekspor

4.1.1.1. Prosedur ekspor

Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan

beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

menjamin penanganan seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang. (Mulyadi, 2016)

Prosedur kepabeanan ekspor adalah sebagai berikut:

1) Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan di ekspor ke

kantor Bea dan Cukai tempat pemuatan dengan menggunakan PEB

(Pemberitahuan Ekspor Barang)

2) PEB dibuat oleh eksportir berdasarkan dokumen pelengkap pabean

berupa, Invoice, packing list dan dokumen lain yang diwajibkan.

3) Eksportir wajib memenuhi ketentuan larangan

dan/atau pembatasan ekspor yang di tetapkan oleh

instansi teknik

4) Perhitungan besaran Bea keluar dilakukan secara Self Assessment.


54

5) PEB disampaikan di kantor Bea dan Cukai pemuatan paling cepat 7

(tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat

sebelum barang ekspor masuk kawasan pabean tempat pemuatan

6) Atas ekspor barang curah , eksportir atau PPJK dapat menyampaikan

PEB sebelum keberangkatan sarana pengangkut.

7) Pengurusan PEB dapat dilakukan sendiri oleh eksportir atau

dikuasakan kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan.

8) Kantor pabean yang telah menerapkan sistem PDE (Pertukaran Data

Elektronik) kepabeanan, eksportir / PPJK harus menyerahkan PEB

dengan menggunakan sistem PDE kepabeanan.

Pengecualian kewajiban pemberitahuan PEB:

a. Barang pribadi penumpang

b. Barang awak sarana pengangkut

c. Barang pelintas batas, atau

d. Barang kiriman melalui pos dengan ketentuan berat tidak

melebihi 100 (seratus) kilogram.

4.1.1.2. Prosedur Ekspor PT Grand Best Indonesia

Dimulai saat eksportir mempersiapkan barang yang akan di

ekspor dengan dilakukan packaging, staffing ke kontainer hingga

barang siap untuk dikirim. Setelah barang siap dansudah ada jadwal

kapal yang akan mengangkat barang tersebut, eksportir dapat

mengajukan dokumen kepabeanan yang dikenal dengan Pemberitahuan

Barang Ekspor (PEB), PEB tersebut berisi data barang ekspor


55

diantaranya :

1) Data PT Grand Best Indonesia (Eksportir)

2) Data penerima barang

3) Data Customs Broker (bila ada)

4) Sarana pengangkut yang akan mengangkut

5) Negara tujuan

6) Detil barang, seperti jumlah dan jenis barng dokumen yang

menyertai, No Kontainer yang di pakai.

Setelah PEB diajukan ke kantor Bea Cukai setempat, akan di

berikan persetujuan ekspor dan barang bisa di kirim ke pelabuhan yang

selanjutnya bisa dimuatke kapal atau sarana pengangkut lain menuju

negara tujuan.

Setiap dokumen PEB diwajibkan untuk membayar pendapatan

negara bukan pajak yang dapat dibayarkan di bank atau kantor Bea

Cukai setempat. Untuk besarnya ekspor setiap barang juga berbeda-

beda di tentukan dengan keputusan Mentri Keuangan.

4.1.1.3. Dokumen pelaksanaan ekspor pada PT Grand Best Indonesia

Setelah melakukan pengamatan secara langsung di PT Grand

Best Indonesia, penulis telah mengetahui semua jenis dokumen yang

terdapat dalam perdagangan internasional yang di jalankan oleh PT

Grand Best Indonesia, baik yang di keluarkan pengusaha, perbankan,

pelayaran dan instansi lain mempunyai arti dan peranan yang sama

penting, karena itu semua dokumen perlu di buat dan di teliti dengan
56

seksama. Dokumen-dokumen penunjangan pelaksanaan ekspor PT Grand

Best Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Commercial Invoice.

Nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan

harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh

penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya

sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditanda tangani

oleh yang berhak menandatanganinya.

2. Packing List

Dokumen yang menjelaskan tentang isi barang yang di packing,

dibungkus, atau diikat dalam peti yang fungsinya untuk

memudahkan pemeriksaan oleh Bea Cukai.

3. Bill Of Lading (B/L)

Dokumen pengapalan yang membuktikan bahwa barang yang

tercantum dalam dokumen dan sudah dimuat dalam kapal.

4. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan ekspor

barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor barang (umum,

terkena pajak ekspor, mendapatkan fasilitas pembebasan dan

pengembalian bea masuk, dan barang ekspor lainnya), identitas

eksportir, nama importir, NPWP, izin khusus (SIE, Karantina,

SM), Nomor HS, berat barang, negara tujuan, propinsi asal

barang, cara penyerahan barang (FOB,CIF,dll), merek dan nomor


57

kemasan, dan disertakan NPE (Nota Pelayanan Ekspor). Berikut

adalah Dokumen PEB dari PT Grand Best Indonesia untuk

ekspor barang yang akan di laporkan kepada pihak Bea dan Cukai

untuk proses pemeriksaan barang yang akan dikeluarkan dari

wilayah pabean.

Gambar 4.1 : Dokumen NPE dan PEB PT Grand Best Indonesia

Sumber : PT Grand Best Indonesia, 2020

5. Surat Keterangan Asal (SKA/COO)

SKA adalah Surat Keterangan yang menyatakan asal barang yang

diekspor dan digunakan untuk memperoleh penurunan atau

pembebasan bea masuk.

6. Airway Bill
58

Airway Bill adalah terima barang yang dikirim melalui udara

untuk orang dan alamat tertentu.

7. Inspection Certificate

Sertifikat yang memuat tentang keadaan barang yang dibuat

independen surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi

yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia

perdagangan internasional. Sertifikat ini memberikan jaminan :

Mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan

barang, pembungkusan dan pengepakan, banyaknya satuan isi

masing-masing pengepakan, harga barang marine and insuance

certificate.

8. Certificate of Quality

Sertifikat ini merupakan syarat keterangan yang menyatakan

tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan

oleh Badan Penelitian yang disahkan oleh pemerintah suatu

negara. Sertifikat wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk

keperluan perdagangan.

9. Sanitary, health, and Veterinary Certificate

Sertifikat ini untuk menyatakan bahwa bahan baku ekspor,

tanaman atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dan dinyatakan

bebas dari hama penyakit. Dalam sertifikat ini dijelaskan tingkat

daya tahan barang, kebersihan serta aspek kesehatan lainnya.

Dokumen ini dikeluarkan oleh jabatan resmi yang telah ditunjuk


59

pemerintah.

10. Weight Note and Measurement List

Weight Note adalah Surat keterangan tentang berat barang yang

dibuat oleh eksportir diketahui oleh pihak pelayaran. Sedangkan

Measurenment List adalah surat keterangan yang menjelaskan

tentang ukuran panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah, dan isi

barang yang diekspor.


60

4.1.2. Tahap – Tahap Pelaksanaan Ekspor pada PT Grand Best Indonesia

Dalam pelaksanaan ekspor perlu di tekankan bahwa tidak hanya pihak

ekspor saja yang langsung berperan di dalamnya, tahap awal tentunya peran pihak

impor sangat diperlukan. Disini penulis mengembangkan hasil pengamatan yang

telah di laksanakan di PT Grand Best Indonesia mengenai tahapan pelaksanaan

ekspor dari proses barang masuk hingga penyerahan barang kepada supplier PT

Grand Best Indonesia. Berikut tahap-tahap pelaksanaannya:

1. Pernyataan minat indikator

Secara umum sukar di katakan siapa layaknya yang harus ambil inisiatif,

apakah penjual yang menghubungi pembeli ataukah sebaliknya. Disini PT

Grand Best Indonesia berperan sebagai pembeli dan penjual. Peran pembeli

saat PT Grand Best Indonesia melakukan proses impor dan Penjual saat PT

Grand Best Indonesia melakukan proses ekspor. Pada saat barang langka,

biasanya pembeli lebih aktif demikian sebalinya bila barang melimpah seperti

sekarang ini, maka otomatis penjual aktif mencari pembeli. Sesuai dengan pola

menejemen pemasran yang mutakhir, sewajarnyalah penjual yang lebih aktif

memasarkan komoditinya sesuai dengan prinsip yang di tanamkan di PT Grand

Best Indonesia yang di tuliskan dalam peribahasa lama “The Customer is a

King”, bahwa “Pelanggan adalah Raja”

2. Mencari informasi sumber barang

Bila importir sudah mengetahui komoditi yang diinginkan oleh calon indikator,

maupun kebutuhan pasar pada umumnya, maka dapat disusun rencana impor

untuk kooditi bersangkutan. Tugas selanjutnya adalah menghubungi pensuplai


61

atau pihak eksportiryang kiranya dapat mensuplai barang tersebut. Nama dan

alamat pensuplai ini dapatdiperoleh melalui salah satu kelompok promosi

sebagaimana diuraikan terdahulu.

3. Permintaan harga dan pensuplai

Bilamana nama dan alamat pensuplai sudah diperoleh,maka selanjutnya

tinggal mengadakan kontak atau korespondensi dengan mereka yang

menyampaikan apa yang lazim di sebut dengan “ permintaan harga” atau “An

Inquiry for a Quotation” oleh karena itu pembeli dan penjual dalam jarak yang

berjauhan maka sebagai penghubung (komunikasi) biasanya dipergunakan

pertukaran surat-menyurat menggunakan media elektronik.

4. Penawaran harga dan pensuplai

Setelah eksportir menerima “permintaan harga “ dari importir maka eksportir

biasanya memenuhi permintaan itu dengan mengirimkan penawaran atau

dalam bahasa asingnya di sebut Offer. Penawaran atau Offer ini ada bermacam-

macam pula antara lain “free-offer”, yang mana penjual harus mencantumkan

catatan harga barang yang sifatnya ttidak mengikat (without engagement).

Disamping itu juga di kenal apa yang di sebut dengan “firm-offer”, dimana

penjual menentukan baik harga maupun syarat-syarat lainnya untuk suatu

jangka waktu tertentu.

5. Kontak indent

Berdasarkan penawaran dari pensuplai yang biasanya mencantumkan harga

CIF, dapatlah dihitung secara lebih tepat bea-masuk, sewa gudang, biaya

inklaring dan biaya pelabuhan serta biaya Bank. Selain itu dapat pula di
62

perkirakan waktu kedatangan kapal. Berdasarkan data di atas pihak terkait

dapat menyususn kontrak indent dengan indikator secra tepat.

6. Penempatan pesanan

Setelah importir menerima penawaran dari pensuplai, Ia berkewajiban

mempelajari tiap-tiap penawaran itu dengan seksama, baik mengenai mutu,

harga waktu penyerahan, serta syarat pembayaran yang di ajukan oleh

pensuplai. Yang paling penting tentunya mengenai bonafiditas dari pensuplai

yang dapat di peroleh misalnya dengan minta referensi Bank dari pensuplai

tersebut, atau semacam surat-surat yang di keluarkan oleh Kamar Dagang dari

negara pensuplai tersebut.

7. Kontrak impor

Surat pesanan (Order Sheet) diisi oleh importir dan dialamatkan kepada

Eksportir (Supplier). Surat pesanan itu harus diisi sesuai dengan keterangan

dan data yang terdapat dalam surat penawaran (Offer) yang dikirimkan oolek

Eksportir sebelumnya. Selaindari itu harus di lengkapi pula dengan persyaratan

yang di tetapkan pemerintah dalam bidang impor (Surat Izin Impor), serta

menjelaskan “ Shipping-Mark” yang sudah menjadi kebiasaan (USAGE) dalam

pengiriman barang-barang dalam perdagangan internasional. Dalam surat

pesanan ini pula dicantumkan syarat-syarat pembayaran, misalnya mengenai

L/C dan syarat-syarat L/C, serta syarat-syarat pengapalan seperti

diperkenankan atau tidaknya pengapalan sebagai ( Partial Shippment Allowed /

Prohibited Tran Shipment Allowed / Prohibited).

8. Pembukaan L/C
63

Kontrak baik dalam bentuk surat menyurat yang disepakatioleh pensuplai

maupun dalam bentuk Sales Contract yang di tanda tangani oleh eksportir dan

importir, secara hukum merpakan landasan utama atas terjadinya suatu

transaksi. Karena itu kontrak yang sudah di setujui oleh kedua belah pihak

importir dan eksportir akan menjadi landasan utama yang mengikat bagi kedua

belah pihak dan akan mmenjadi pedoman pokok dalam pelaksanaan transaksi

selanjutnya. Sebagai pelaksana dari suatu Sales Contract, pihak importir

berkewajiban menyediakan dana untuk melunasi barang yang dipesan dan

dalam bentuk yang di sepakati. Syarat pembayaran yang di sepakati inilah yang

di sebut dengan Pembukaan Letter of Credit.

9. Persiapan pengeksporan

Setelah menerima surat pesanan, Sales Contract dan L/C dari importir, maka

tiba giliran Eksportir untuk melksanakan kewajiban pokoknya yaitu

melaksanakan pengapalan barang yang di pesan, menyiapkan Shipping

Documents (Dokumen Pengapalan) dan menegosiasi (Menguangkan)

dokumen pengapalan dengan Banknya. Secara fisik eksportir mulai

melaksanakan tahapannya sebagai berikut:

a) Memproduksi barang yang sesuia dengan spesifikasi yang terdapat dalam

suatu pesanan dan L/C bila eksportir itu adalah produsen eksportir.

b) Mempersiapkan pengapalan barang sesuai dengan standar ekspor (Export

Packing) yang layak laut (Seaworthy-Packing) ataupun yang cocok untuk

angkatan peti kemas, tanker dan alat angkut lainnya.

c) Memberikan “Shipping Marks” sesuai surat pesanan mmaupun L/C serta


64

kebiasaan yang berlaku dalam perdagangan internasional.

d) Menunjuk badan usaha ekspedisi atau Freight Forwarder yang akan

mengurus dan mencarikan ruangan kapal (Shipping Space) yang sesuai

dengan waktu sebagaimana ditetapkan dalam surat pesanan dan L/C.

e) Menunjuk Surveyor atau juru ukur (Weigher/Measurer) yang akan

melakukan penilaian mutu, kuantum dan volue barang yang diperlukan

untuk penerbitan Surveyor Report atau Clean Report of Finding.

10. Pengapalan

Setelah barang siap untuk ekspor (Ready for Eksport), maka eksportir

menyerahkan barang yang akan dikirim kepada Forwarding Agent atau

langsung kepada Maskapai Pelayaran untuk dikirim selanjutnya

kepelabuhan tujuan yang di maksud dalam surat pesanan dan L/C, dan setelah

itu menyelesaikan Custom Clearance untuk barang ekspor. Dari Maskapai

Pelayaran, Eksportir menerima konosemen atau Bill of Lading atau Bill of

Lading for Combined Transport bagi barang-barang yang di angkut dengan

aneka wahana, dengan memakai satu konosemen sesuai dengan ketentuan

The Uniform Rules for Combined Transport Document (ICC – Brochure No.

298)

11. Negosiasi dokumen

Setelah barang dikapalkan dan eksportir telah menerima konosemen dari

Maskapai Pelayaran atau Freigh Forwader, maka tibalah saatnya bagi

eksportir untuk mengurus penerimaan pembayaran dari Bank yang telah di

kuaasakan importir untuk menegosiasikan (menguangkan) dokumen


65

pengapalan.

12. Penerusan dokumen

Bank mau dan bersedia melakkukan pelunasan atas barang walau dengan

imbalan hanya Dokumen Pengapalan di sebabkan karena:

a. Bank telah diberi wewenang oleh importir untuk melunasi pembayaran

sesuai dengan ketentuan L/C.

Selain dokumen pengapalan terdapat dokumen yang mempunyai kedudukan

sebagai “Document of Title” atau dokumen yang mewakili atau memberi Hak

Pemilik atas barang yang dii sebut dalam dokumen tersebut. Dokumen yang

disebut adalah konosemen dan Bill of Lading.

13. Pengeluaran barang

Setelah Opening Bank menerima dokumen pengapalan dari Bank

Koresponden (Advising/Negotiating Bank), maka Opening Bank

menyelesaikan perhtungan dengan Importir. Setelah itu Opening Bank

menyerahkan dokumen pengapalan itu kepada Importir untuk di pergunakan

selanjutnya dalam penyelesaian Bea masuk dengan Bea & Cukai dan

penyerahan barang dari Maskapai Pelayaran. Pelaksanaan pengeluaran barang

ini dari daerah pabean ke dalam peredaran biasanya disebut dengan inklaring

atau Custom Clearance barang impor.

14. Penyerahan barang

Setelah barang di bebaskan dari wilayah pabean dalam kata lain sudah di

bayarkan semua bea masuk dan oungutan impor lainnya, maka barang itu

sudah boleh di angkut ke gudang Importir atau langsung di serahkan pada


66

indektor yang memesan barang itu sesuai dengan Kontrak Indent yang

ditandatangani antara Importir dengan Indektor dengan penyerahan barang

dari Importir kepada Indektor, selesailah tugas pelaksanaan Ekspor maupun

Impor tersebut. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuntutan ganti rugi

(Claim) atas kerusakan dan kerugian dapat diselesaikan sesuai ketentuan Polis

Asuransi dari tiap transaksi.

4.1.3. Peranan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)

4.1.3.1. Peranan EMKL (Ekspedisi Muatan KapalLaut)

1. Pengertian EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)

EMKL ( Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah salah satu

perusahaan di bidang logistik yang memiliki izin legalitas dari

pemerintah untuk melakukan layanan pengiriman barang besar dan

berat menggunakan kapal laut atau yang biasa disebut dengan

cargo laut.

2. Peran EMKL sebagai Cargo Shipment Process

Cargo Shipment Process adalah proses pengiriman barang dari

suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan menggunakan kargo atau

muatan yang telah di sepakati oleh pihak importir maupun eksportir

untuk melakukan proses perdagangan internasional. Berikut adalah

Cargo Shipment Process yang ditetapkan oleh pemerintah dalam

melakukan perdagangan internasional.

a) Eksportir setelah menerima L/C confirmation yang sifatnya

operatif ( sah sebagai landasan pembayaran ) kemudian


67

mempersiapkan barang ready for export, melakukan

booking atau memesan ruangan / tempat kepada perusahaan

pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan

berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam sales

contract serta sesuai dengan waktu pengapalan ( shipment

date ) yang disepakati dalam sales contact tersebut.

Eksportir kemudian mengurus formalitas ekspor seperti

mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak

Ekspor ( PE ) dan Pajak Ekspor Tambahan ( PET ) melalui

advising bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi

Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas

ekspor selesai, eksportir menyerahkan barang kepada

perusahaan pelayaran ( shipping company ) untuk dimuat

pada waktu yang disepakati.

b) Shipping Company, setelah selesai melakukan pemuatan

barang keatas kapal, menyerahkan bukti penerimaan

barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang

dalam bentuk Bill of Lading atau transport document

lainnya kepada eksportir yang dalam pengangkutan ini

disebut sebagai shipper.

c) Shipping Company selanjutnya bertanggung jawab

mengangkut muatan itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta

menyerahkannya dengan selamat dan utuh kepada penerima


68

barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan

(destination port) yang juga disebutkan dalam B/L tersebut.

d) Importir selaku penerima barang ( consignee ), apabila telah

menerima dokumen pengapalan ( shipping document ) dari

opening bank,mengurus izin impor (import clearance)

kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan tujuan. Kemudian

importir menghubungi agen pelayaran (shipping agent) di

pelabuhan tujuan di negara tujuan untuk menerima muatan

tersebut.

e) Shipping agent menyerahkan muatan kepada importir

segera setelah pelunasan biaya yang menjadi hak shipping

agent bersangkutan. Dengan ini maka telah selesai proses

penerimaan barang oleh importir.

4.1.3.2. Peranan EMKL pada PT Grand Best Indonesia

1. Peranan EMKL dalam perdagangan internasional atau dalam proses sales

contract adalah sebagai perantara atau perwakilan dari eksportir dalam

mengurus dokumen-dokumen barang yang dibutuhkan dalam proses

ekspor impor atau pengiriman barang.

2. Perantara EMKL dalam perdagangan internasional atau dalam proses

sales contract sebagai konsolidasi muatan adalah bertanggung jawab

terhadap barang atas muatan barang dalam proses pengiriman barang

yaitu dari mulai keluar pabrik /gudang eksportir sampai kepelabuhan.

4.1.4. Jenis Incoterm yang di pakai PT Grand Best Indonesia


69

4.1.4.1. Pengertian Incoterm

Untuk memudahkan pengertian, incoterms dibagi menjadi

empat group kategori :

1. Kelompok “E” -Pemberangkatan

2. Kelompok “F” - Angkutan utama belumdibayar

3. Kelompok “C” - Angkutan utamadibayar

4. Kelompok “D” – Sampaitujuan

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya incoterms mengacu pada

kewajiban penjual untuk menyerahkan barangnya kepada pembeli

dengan cara yang lazim. Gambaran Aplikasi Selengkapnya.

Sebagai mana diuraikan sebelumnya, tujuan pokok memilih

syarat perdagangan (term of trade) adalah untuk menentukan titik

dimana penjual harus memenuhi kewajiban menyerahkan barang baik

secara fisik maupun yuridis. Titik tersebut juga merupakan batas

dimana resiko atas barangnya (terhadap kehilanagn, kerusakan, urusan

angkutan lanjutan, biaya penimbunan) beralih dari penjual kepada

pembeli. Gambaran selengkapnya sebagai berikut :

1. Kelompok “E”, Pemberangkatan EXW-“Exworks”,

Berarti penjual hanya wajib menyerahkan barangnya di

tempat sendiri (tempat kerja, pabrik, gudang dll). Kewajiban dan

resiko selebihnya, misal : menaikan keatas kendaraan yang

disediakan oleh pembeli, mengurus formalitas ekspor

pengangkutan sampai dengan tempat pembeli, sepenuhnya menjadi


70

tanggung jawab pembeli.

Oleh karena itu, kalau pembeli menghendaki agar penjual

memuat barang ke atas kendaraan dan menanggung resiko selama

pemuatan, harus dijelaskan di dalam sales contract. Term EXW

menunjukkan kewajiban penjual minim. Oleh karena itu baik untuk

pengusaha kecil yang awam terhadap pengurusan ekspor.

Sebaliknya, bagi pembeli yang tidak mungkin mengurus formalitas

ekspor, term ini tidak disarankan.

2. Kelompok “F”, Angkutan utama belumdibayar

a. FCA-FreeCarrier

Free carrier berarti bahwa penjual menyerahkan barang

dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, kepada pengangkut

ditempat yang ditunjuk pembeli.

Pemilihan FCA mempunyai dampak :

a) Kewajiban penjual dianggap selesai apabila barang selesai

dibongkar di terminal yang ditunjuk pembeli,atau

b) Apabila tempat penyerahan ditempat penjual, barang maka

kewajiban penjual dianggap selesai apabila barang telah

dimuat keatas kendaraan yang disediakan oleh pembeli,atau

c) Penyerahan dianggap selesai apabila barang telah

ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli dalam keadaan

belumbongkar.Term ini berlaku untuk segala jenis alat

angkut, termasuk aneka wahana (Multi Transport


71

Operation)

b. FAS - FreeAlongside Ship

Free alongside Ship berarti penjual wajib menanggung

biaya dan resiko sampai dengan penyerahan barang di samping

kapal dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor. Term ini

hanya dapat dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

c. FOB – Free on Board

Free on Board penjual wajib menaggung biaya dan resiko

sampai dengan barang melewati batas pagar kapal di pelabuhan

pengapalan dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan term

FOB :

a) Bahwa resiko telah beralih dari penjual kepada pembeli

pada saat barang melewati pagar kapal (when the goods

passed the ship’s rail). Oleh karena itu apabila penjual

dikehendaki bertanggung jawab atas pengaturan di atas

kapal, harus dijelaskan dalam sales contract.

b) Bahwa FOB tidak boleh diartikan lain dengan menyebut

titik penyerahan di tempat lain selain “diatas kapal di

pelabuhan pengapalan”, misal : FOB – factory. FOB Plant.

FOB – Ex Seller’s Works yang adalah tidak tepat.

c) FOB nenguntungkan penjual karena pelabuhan muat berada

di negeri sendiri dimana penjual sudah mengenalkondisi


72

peraturan perpajakan dan kepabeanan. Selain itu penjual

juga terhindar dari fluktuasi ocean freight. Term ini hanya

dipakai untuk angkutan laut dan sungai saja.

3. Kelompok “C” Angkutan Utama dibayar.

a. CFR – Cost and Freight

Cost and Freght berarti bahwa penjual menyerahkan barang

setelah barang melewati batas pagar kapal di pelabuhan

pengapalan dalam keadaan sudah mendapat ijin ekspor, tetapi

menanggung biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan tujuan

tersebut.

CFR menguntungkan penjual apabila penjual adalah

pedagang besar yang secara rutin mengekspor hasil produknya.

Selain itu CFR juga menguntungkan pembeli karena terhindar

dari Resiko beralih dari penjual kepada pembeli sejak barang

melewati batas pagar kapal di pelabuhan pemuatan

b. CIF – Cost Insurance and freight

Pada dasarnya kewajiban penjual sama dengan term CFR

ditambah kewajiban membayar asuransi, penjual tidak

mengetahui sejauh mana kepentingan pembeli terhadap asuransi

oleh karena itu kalau tidak ada instruksi dari pembeli, maka

penjual akan menutup asuransi dengan pertanggungan

minimum. Term ini hanya dipakai untuk angkutan laut dan

sungai saja. Kalau pihak terkait tidak ingin menyerahkan barang


73

melewati pagar kapal gunakan CIF.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan term“C”

a) Bahwa term “C” mempunyai 2 titik kritis.

 Satu titik menunjukkan sampai dimana penjual

menanggung semua biayapengangkutan.

 Satu titik dimana resiko beralih dari penjual

kepadapembeli.

b) Bahwa kontrak angkutan dalam term “C” adalah “Shipment

Contract” bukan “Arrival Contract”.

Oleh karena itu setiap kewajiban yang menyangkut

faktor waktu harus mengacu kepada pelabuhan pengapalan.

Misal, pengapalan dari Surabaya ke Hamburg (CFR/CIF).

shipment (dispatch Surabaya Port) not leter than buka CFR

or CIF Hamburg (destination) not letter than. Apabila

contoh kedua yang dipakai, maka sifat affreightment

contractberalih dari shippment contract menjadi arrival

contract. Pada umumnya term, “C” mempergunakan kredit

berdokumen sebagai cara pembayaran.

c) Apabila lazimnya proses pengangkutan harus melalui

transhipment, maka proses trans shipment yang wajar

(lazim) menjadi tanggungan penjual, hal-hal tidak biasa

(lazim), misal : Gunung es, kongesti, pemogokan, perintah

penguasa, peperangan, operasi militer dan lain-lain yang


74

muncul dalam proses pengangkutan menjadi tanggung

jawab pembeli.

d) Dalam hal term yang dipilih CPT atau CIP, maka “bukti

penyerahan” adalah dokumen angkutan biasa, sedangkan

kalau yang dipilih CFR atau CIF, maka “bukti penyerahan”

adalah Bill of Lading atau Sea Waybill-Clean Document.

c. CPT-Carriage Paid to

Carriage Paid to berarti penjual menyerahkan barang kepada

pengangkut (carrier) yang ditunjuknya sendiri, tetapi

menanggung biaya angkut sampai dengan tempat yang dituju.

“Carrier” berati setiap orang yang mengadakan kontrak

angkutan yang bertanggung jawab atas terlaksananya angkutan

barang.

Dalam hal untuk pengangkutan tersebut harus menggunakan

penggantian alat angkut, makaresiko penjual telah beralih

kepada pembeli sejak barang diterima oleh pengangkut

pertama.

Penjual wajib mengurus formalitas ekspor. Term ini boleh

dipakai untuk segala alat angkut termasuk aneka wahana (Multi

Transport Operation).

d. CIP-Carriage and Insurance paid to

Kewajiban penjual pada dasarnya sama dengan CPT ditambah

kewajiban menutup asuransi.


75

4. Kelompok “D”, sampai tujuan

a. DAF-Delivered at Frontier

Delivered at Frontier berarti penjual menyerahkan barangnya

bila barang telah ditempatkan ke dalam kewenangan pembeli

pada saat kedatangan alat angkut, belum dibongkar, telah diurus

formalitas ekspornya, belum diurus formalitas impornya di

tempat yang disebut di wilayah perbatasan, tetapi belum masuk

wilayah pabean negara tetangga. Perlu perhatian :

a) Bahwa istilah “Frontier” dapat dipakai untuk pembatasan

mana saja, oleh karena itu perlu menunjukkan tempat yang

spesifik.

b) Apabila dikehendaki penjual menanggung biaya dan resiko

pembongkaran harus dijelaskan dalam sales contract.

c) Term ini boleh dipakai untuk alat angkut apa saja sepanjang

penyerahannya di perbatasan daratan.

b. DEQ – Deliver Edex Quay

Delivered ex Quay berarti bahwa penjual menyerahkan barang

apabila telah ditempatkan kewenangan pembeli, diatas dermaga,

telah diurus formalitas ekspor, belum diurus formalitas

impornya. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai

dengan saat penyerahan di atas dermaga. Term ini dipakai untuk

angkutan melalui laut atau aneka wahana (Multi Transport

Operation) sepanjang penyerahan barang di atas dermaga.


76

c. DDU – Delivered Duty Unpaid

Delivered Duty Unpaid berarti bahwa penjual menyerahkan

barang kepada pembeli, belum diurus formalitas dan belum

dibongkar dan alat angkut yang baru datang di tempat tujuan

tersebut. Penjual menanggung semua biaya dan resiko sampai

dengan saat penyerahan. Term ini dapat dipakai untuk segala

jenis angkutan.

PENGGUNAAN INCOTERMS 2000

1) Untuk angkutan darat (truk, kereta api), udara dan

Multimodal Transport.

 EXW – Ex Works

 FCA – free Carrier

 CPT/CIPT – Carriage (and insurance) Paidto

 DAF – Delivered at Frontier

 DDU/DDP – Delivered Duty Unpaid (paid)

2) Untuk angkutan laut dan perairanpedalaman

 FAS – Free Along side Ship

 FOB – Free on Board

 CFR - Cost and Freight

 CIF– Cost Insurance and Freight DES/DEO – Delivered

EX Ship/Ex-Quay

4.1.4.2. Jenis Incoterm pada oleh PT Grand Best Indonesia


77

Incoterm yang digunakan pada PT Grand Best Indonesia

adalah FOB (Free On Board) yaitu persyaratan dalam dunia

perdagangan internasional jika biaya angkut barang mulai dari

gudang penjual hingga pembeli menjadi tanggung jawab pembeli.

Dengan demikian, kepemilikan barang telah menjadi hak pembeli

sejak dari tempat penjual.

PT Grand Best Indonesia menerapkan dua sitem FOB,

dimana penggunaan setiap sistem disesuaikan dengan kesepakatan

antara pihak PT Grand Best Indonesia dengan pihak pembeli.

Berikut adalah kedua sistem FOB yang digunakan untuk proseduran

pengiriman barang pada PT Grand Best Indonesia :

1. FOB Destination yaitu sistem penyerahan barang dimana

ongkos kirim ditanggung oleh pihak PT Grand Best Indonesia

selaku penjual. Dalam ha ini, tidak hanya ongkos kirim namun

juga segala jenis resiko terhadap barang akan di tanggung oleh

pihak PT Grand Best Indonnesia. Tanggung jawab tersebut akan

berakhir, jika barang telah sampai ke tangan pembeli.

2. FOB Shipping Point merupakan penyerahan barang dimana

ongkos kirim menjadi tanggung jawab pihak pembeli. Selain

biaya angkut, pembeli juga bertanggung jawab atas segala

resiko pengiriman hingga mencapai gudang pembeli. Barang

yang yang telah di beli telah beralih kepada pembeli meskipun

barang tersebut masih belum di terima dan masih dalam


78

perjalanan. Dalam hal ini, barang yang dibeli tidak lagi ada

kaitannya dengan PT Grand Best Indonesia selaku penjual entah

dalam segi biaya atau resikonya.

Kedua sistem diatas tentu memiliki kelebihan serta kekurangan

masing-masing, dalam hal ini penting bagi manajemen perusahaan

PT Grand Best Indonesia selaku penjual memikirkan sistem mana

yang lebih menguntungkan.

4.2. Hambatan yang dialami oleh PT Grand Best Indonesia

Hambatan PT Grand Best Indonesia dari segi pengiriman barang melalui

EMKL dalam pelaksanaan ekspor :

1) Persediaan kontainer sudah habis atau kontainer kosong.

2) Jadwal pengiriman sudah penuh dan pihak PT Grand Best Indonesia selaku

eksportir tidak dapat mengubah jadwal pengiriman sesuai perjanjian awal

dengan buyer.

3) Harus mengambil kontainer setelah invoce sudah berjalan.

4.3. Solusi yang dilakukan PT Grand Best Indonesia

Solusi yang dilakukan PT Grand Best Indonesia dalam mengatasi hambatan

dalam pengiriman barang melalui EMKL:

1) Apabila persediaan kontainer habis atau kosong.

Maka PT Grand Best Indonesia memiliki 2 pilihan yaitu :

 PT Grand Best Indonesi dapat menunggu atau menunda jadwal pengiriman

barang.

 PT Grand Best Indonesia dapat menggunakan jasa EMKL yang lain dengan
79

kesepakatan yang telah di lakukan sebelum pelaksanaan ekspor.

2) Apabila mengalami masalah seperti itu maka, PT Grand Best Indonesia harus

mengkonfirmasikan kepada pihak buyerperihal kendala pengiriman barang,

agar pihak buyer dapat me-rescadule ulang jadwal pengirimaan barang

dengan jangka waktu yang telah di sepakati bersama. Dalam hal ini PT Grand

Best Indonesia selaku eksportir harus menjadwalkan ulang pengiriman barang

melalui EMKL lain dengan jadwal yang telah di sepakati oleh pihak buyer,

biasanya disesuaikan dengan batas waktu pengiriman malsimal 5 hari setelah

rescadule dengan buyer.

3) Jika PT Grand Best Indonesia mengalami kendala dalam masalah biaya.

Maka, harus memiliki biaya cadangan untuk mengambil kontainer setelah

invoice berjalan.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sebagai penutup dari pokok bahasan tentang Prosedur penyusunan dokumen

ekspor pada PT Grand Best Indonesia Semarang, penulis menyimpulkan dari uraian

yang telah penulis jelaskan sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Prosedur ekspor PT Grand Best Indonesia

a. Prosedur Ekspor yaitu rangkaian langkah demi langkah yang harus di ambil

oleh PT Grand Best Indonesia selaku eksportir mulai dari mempersiapkan

barang dagangannya sampai barang dimuat ke atas kapal di pelabuhan muat,

sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dalam perdagangan

internasional.

b. Dokumen-dokumen pelaksanaan ekspor pada PT Grand Best Indonesia

1. Commercial Invoice 6. Airway Bill

2. Packing List 7. Inspection Certificate

3. Bill Of Lading (B/L) 8. Certificate of Quality

4. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 9. Sanitary, health, and Veterinary Certificate

5. Surat Keterangan Asal (SKA/COO 10. Weight Note and Measurement List

80
81

c. Tahap-tahap pelaksanaan ekspor pada PT Grand Best Indonesia

1. Pernyataan minat indikator 8. Pembukaan L/C

2. Mencari informasi sumber barang 9. Persiapan pengeksporan

3. Permintaan harga dan pensuplai 10. Pengapalan

4. Penawaran harga dan pensuplai 11. Negosiasi dokumen

5. Kontak indent 12. Penerusan dokumen

6. Penempatan pesanan 13. Pengeluaran barang

7. Kontrak Impor 14. Penyerahan barang

2. Peran EMKL pada PT Grand Best Indonesia

a. Peranan EMKL dalam perdagangan internasional atau dalam proses sales

contract adalah sebagai perantara atau perwakilan dari PT Grand Best

Indonesia selaku pihak eksportir dalam mengurus dokumen-dokumen

barang yang dibutuhkan dalam proses ekspor impor atau pengiriman

barang.

b. Perantara EMKL dalam perdagangan internasional atau dalam proses sales

contract sebagai konsolidasi muatan adalah bertanggung jawab terhadap

barang yang dikirimkan oleh pihak PT Grand Best Indonesia atas muatan

barang dalam proses pengiriman barang yaitu dari mulai keluar

pabrik/gudang PT Grand Best Indonesia sampai ke pelabuhan

3. Jenis Incoterm yang di terapkan oleh PT Grand Best Indonesia

Incoterm yang digunakan pada PT Grand Best Indonesia adalah FOB

(Free On Board) yaitu persyaratan dalam dunia perdagangan internasional

jika biaya angkut barang mulai dari gudang penjual hingga pembeli menjadi

tanggung jawab pembeli. Dengan demikian, kepemilikan barang telah menjadi


82

hak pembeli sejak dari tempat penjual.

PT Grand Best Indonesia menerapkan dua sitem FOB, dimana

penggunaan setiap sistem disesuaikan dengan kesepakatan antara pihak PT

Grand Best Indonesia dengan pihak pembeli. Berikut adalah kedua sistem

FOB yang digunakan untuk proseduran pengiriman barang pada PT Grand

Best Indonesia yaitu sistem FOB Destination dan sistem FOB Shipping Point.

4. Hambatan yang dialami oleh PT Grand Best Indonesia

1. Persediaan kontainer sudah habis atau kontainer kosong.

2. Jadwal pengiriman sudah penuh dan pihak PT Grand Best Indonesia

selaku eksportir tidak dapat mengubah jadwal pengiriman sesuai

perjanjian awal dengan buyer.

3. Harus mengambil kontainer setelah invoce sudah berjalan.

5. Solusi yang dihadapi oleh PT Grand Bet Indonesia

1. Apabila persediaan kontainer habis atau kosong.

Maka PT Grand Best Indonesia memiliki 2 pilihan yaitu :


a. PT Grand Best Indonesi dapat menunggu atau menunda jadwal

pengiriman barang.

b. PT Grand Best Indonesia dapat menggunakan jasa EMKL yang lain

dengan kesepakatan yang telah di lakukan sebelum pelaksanaan

ekspor.

2. Apabila mengalami masalah seperti itu maka, PT Grand Best Indonesia

harus mengkonfirmasikan kepada pihak buyer perihal kendala pengiriman

barang, agar pihak buyer dapat me-rescadule ulang jadwal pengirimaan


83

barang dengan jangka waktu yang telah di sepakati bersama. Dalam hal ini

PT Grand Best Indonesia selaku eksportir harus menjadwalkan ulang

pengiriman barang melalui EMKL lain dengan jadwal yang telah di

sepakati oleh pihak buyer, biasanya disesuaikan dengan batas waktu

pengiriman malsimal 5 hari setelah rescadule dengan buyer.

3. Jika PT Grand Best Indonesia mengalami kendala dalam masalah biaya.

Maka, harus memiliki biaya cadangan untuk mengambil kontainer setelah

invoice berjalan.

5.2. Saran

Berdasarkan kuliah kerja praktek yang sudah dilakukan, ada beberapa saran dari penulis

untuk PT. Grand Best Indonesia Semarang yaitu :

1. Peranan EMKL dalam proses sales contract dalam mengurus segala sesuatu

dalam peranannya sebagai konsolidasi muatan atas barang maupun perwakilan

dari eksportir sudah baik. Namun walaupun demikian, kedua belah pihak juga

harus tetap memeriksa barang-barang yang diekspor serta dokumen-dokumen

ekspor.

2. Pihak PT Grand Best Indonesia dapat memesan kontainer jauh-jauh hari dan

jika memungkinkan eksportir dapat membayar setengah dari total harga

seluruhnya terlebih dahulu.

3. Dalam penggunaan incoterm yang digunakan PT Grand Best Indonesia sudah

bisa dibilang cukup bagus, namun dalam penerapannya sebaiknya PT Grand

Best Indonesia lebih mengkaji ulang pihak-pihak yang akan diajak kerjasama
84

agar untuk proses ekspor dan Impor PT Grand Best Indonesia dapat

meminimalisasikan kesalahan yang akan timbul apabila terjadi problem solving.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, 2018. Prosedur Dan Tatat Cara Ekspor Barang Ke Luar Negeri. Alfabeta.
Bandung https://hsh.co.id/prosedur-dan-tata-cara-ekspor/

Amir, M.S. 2010. Handbook of Export-Impor Bisiness Panduan Sukses Eksportir dan
Importir. PT. Pustaka Binaman. Jakarta.

Ari, Wibowo. 2010. Istilah-Istilah Ekspor. Salemba Empat. Jakarta.

Deperindag. 2011. Kegiatan Perdagangan Internasional. Departemen Perdagangan RI.


Jakarta.

Gorys. Keraf. 2010. Metode Studi Pustaka. Mandar Maju. Bandung.

Hamdani. 2011. Transaksi Perdagangan Internasional. Mandar Maju. Bandung.

Kargo. Tech, 2020. Berita Logistik Dan Transportasi Indonesia. https://kargo.


Tech/artikel/tag/emkl/

Mentri Perindustrian Perdagangan, Nomor 31/MPR/Kep/1/2003

Moleong. 2014. Metode Wawancara. Mandar Maju. Bandung.

Sugiono. 2010. Data Sekunder. Rineka Cipta. Yogyakarta.

Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan

Undip Career Center. 2017. Company Profile PT Grand Best Indonesia.


https://acc.co.id/employer/site/view/1026/profil-pt-grand-best-indonesia

Wahyu Agung S, Ana Shoibul. 2012. Kegiatan Ekspor Secara Langsung. Salemba
Empat. Jakarta
LAMPIRAN
ALUR PROSES EKSPOR PADA PT GRAND BEST INDONESIA SEMARANG

T.1

T.2
T.3

T.4

T.5

T.6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa

NIM : B.133.17.0179
Nama Lengkap : Vera Dwi Cahyany
Tempat & Tanggal Lahir : Sragen, 04 Juni 1997
Alamat Lengkap : Ds. Somomulyo Rt 14, Dk Musuk, Sambirejo, Sragen

B. Riwayat Pendidikan formal dan Non-Formal

1. TK Pertiwi 1 Seloromo : Lulus Tahun 2003


2. SDN Jetis 1 : Lulus Tahun 2009
3. SMPN 1 Sambirejo : Lulus Tahun 2012
4. SMK PGRI Karangmalang ; Lulus Tahun 2015
5. Kursus Komputer di Solokom : Lulus Tahun 2016

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan

1. Wakil Ketua OSIS SMK PGRI Karangmalang Tahun 2014


2. Anggota Jambore Nasional Tahun 2011
3. Anggota PASKIBAKA Perwakilan Kabupaten Sragen Tahun 2014
4 Anggota Palang Merah Remaja (PMR) Tahun 2013
5 FAO Financial Account Officer PT Permpdalan Nasional Madani 2018 s.d 2019
6. Staff Purchasing PT Lulu Indonusa Sayung Tahun 2016 s.d 2017
7. Staff Export dan Import PT Grand Best Indonesia Tahun 2019 s.d 2020

Semarang, 8 Januari 2021

Vera Dwi Cahyany

Anda mungkin juga menyukai