Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS GROSS PROFIT MARGIN (GPM) PADA

PENJUALAN SPAREPART DI PT. DIPO


INTERNASIONAL PAHALA OTOMOTIF PERIODE
PENJUALAN JANUARI SAMPAI APRIL 2021

LAPORAN PKL

Oleh :

ADE KURNIAWAN
1811156

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA
INDONESIA PEKANBARU
2021
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA
INDONESIA FAKULTAS BISNIS

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

NAMA : ADE KURNIAWAN


NIM : 18111
JURUSAN : AKUNTANSI
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU (S1)
KONSENTRASI : AKUNTANSI KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS GROSS PROFIT MARGIN
(GPM) DARI JENIS PEMBELIAN
PADA PENJUALAN SPAREPART DI
PT. DIPO INTERNASIONAL PAHALA
OTOMOTIF PERIODE PENJUALAN
JANUARI SAMPAI APRIL 2021

Pekanbaru, 14 Juni 2021


Menyetujui,

PRICILIA IRENE DEBORA, S.H, M.M


Pembimbing

Mengetahui,

Layla Hafni SE, MM Mimelientesa Irman, S.E., M.M


Dekan Ketua Program Studi

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, atas berkat
dan rahmatnya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan
kegiatan praktek kerja lapangan di PT. Dipo Internasional Pahala
Otomotif di Pekanbaru. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan
tugas mata kuliah praktek kerja lapangan di Institut Bisnis dan Teknologi
Pelita Indonesia.

Dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini, tentu tidak


lepas dari pengarahan dan bimbingan berbagai pihak terkait. Maka
penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu. Pihak-pihak yang berkaitan dengan laporan ini
diantaranya :

1. Bapak Drs. Harry Choandra, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Pelita


Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM.,Ak. selaku Rektor Institut
Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
3. Ibu Layla Hafni, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Bisnis Pelita
Indonesia.
4. Ibu Mimelientesa Irman, S.E., M.M Selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Bisnis Institut Bisnis dan Teknologi Pelita
Indonesia.
5. Ibu Pricilia Irene Debora, S.H, M.M selaku pembimbing PKL yang
telah banyak memberikan bimbingan yang sangat berarti dalam
menyelesaikan Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini.
6. Bapak Taurus P Sali selaku Business Manager PT. Dipo Internasional
Pahala Otomotif yang telah mengizinkan penulis untuk dapat
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

ii
7. Kak Fathlah Sukia selaku supervisor penulis di PT. Dipo Internasional
Pahala Otomotif yang telah membantu dan memberikan bimbingan
terhadap penulis selama 3 (tiga) bulan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
8. Seluruh Dosen beserta staff Fakultas Bisnis yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama menjadi mahasiswa di Institut Bisnis
dan Teknologi Pelita Indonesia.
9. Secara khusus buat kedua orang tua yang selalu sabar dan setia
serta memberikan dorongan untuk penyelesaian Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.
10. Rekan-rekan Mahasiswa/i Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Institut
Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia dan semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu baik secara langsung mapun tidak
langsung yang telah membantu hingga selesainya Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna dengan keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan
saran pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap
sekiranya karya tulis ini bermanfat bagi kita semua, Terima kasih.

Pekanbaru, _____________2021

ADE KURNIAWAN

DAFTAR ISI

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................5
BAB I PENDADULUAN...................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................7
1.2 Rumusan Masalah......................................................................8
1.3 Tujuan Penulisan PKL.................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................9
2.1 Gross Profit Margin...................................................................10
2.1.1 Pengertian Gross Profit Margin................................................10
2.1.2 Perhitungan Gross Profit Margin...............................................10
2.1.3 Fungsi Menghitung Gross Profit Margin.....................................11
2.2 Penjualan................................................................................12
2.2.1 Pengertian Penjualan.............................................................12
2.2.2 Klasfikasi Jenis Penjualan.......................................................12
2.2.3 Dokumen-dokumen Penjualan.................................................13
2.2.4 Tujuan Penjualan...................................................................14
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan...........................14
BAB III PELAKSANAAN PKL........................................................15
3.1 Tempat dan Waktu penulisan.....................................................16
3.2 Kegiatan dan Aktivitas Selama PKL.............................................16
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................28
3.3.1 Metode Pengamatan..............................................................28
BAB IV LAPORAN HASIL PKL......................................................30
4.1 Gambaran Umum Perusahaan....................................................30
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan.....................................................30
4.1.2 Visi Misi Perusahaan..............................................................32
4.1.3 Struktur Organinsasi..............................................................32
4.1.4 Aktivitas Perusahaan..............................................................37

iv
BAB V PENUTUP.........................................................................43
5.1 Kesimpulan.............................................................................43
5.2 Saran.....................................................................................43
DAFTAR RUJUKAN......................................................................44

v
BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia usaha tumbuh dengan pesat, persaingan antar
perusahaan juga semakin ketat, untuk itu perusahaan dituntut untuk bekerja
lebih efisien agar dapat menghadapi situasi yang sulit serta bersaing demi
menjaga kelangsungan perusahaan, sehingga tujuan utama perusahaan yaitu
memaksimumkan laba dengan biaya yang rendah dapat tercapai.
Tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai dengan cara peningkatan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Brigham dan Gapenski, 2006:120).
Ukuran perusahaan turut berpasrtipasi dalam menentukan nilai dari suatu
perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan
dianggap semakin mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi
operasional perusahaan.
Untuk mengukur seberapa besar nilai dari suatu perusahaan, banyak rasio-
rasio yang dapat digunakan untuk menilainya. Salah satu rasio yang bisa
digunakan untuk mengukur akan nilai dari suatu perusahaan dengan
menggunakan rasio gross profit margin (Taruh, 2012: 1-11). Rasio gross profit
margin yang semakin meningkat menunjukkan semakin besar tingkat
kembalian akan keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap
penjualan bersihnya. Jika nilai dari gross profit margin perusahaan besar,
maka perusahaan mendapatkan laba kotor yang besar.
Pada kali ini penulis berkesempatan melaksanakan praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif pada departemen Spare Part.
Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT. Putra Mandiri Jembar Tbk.
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif juga membuka cabang di beberapa
daerah seperti Bagan Batu, Duri, Dumai, Air Molek, Taluk Kuantan dan Kerinci.
Setiap harinya terjadi transaksi penjualan sparepart.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan untuk
mengetahui seberapa besar dari nilai penjualan kotor pada departemen spare

1
part. Apakah mengalami rugi atau laba jika dinilai dari rasio gross profit
marginnya lalu apakah penjualan yang tinggi juga berbanding lurus dengan GPM
yang tinggi pula.
Tabel 1.1.1
Penjualan Spare part Periode Januari - April 2021

Bulan Total Penjualan GPM


10,94
Januari 4.785.425.016
11,56
Februari 4.090.295.900
10,89
Maret 5.345.596.574
11,11
April 4.855.015.012
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Jika dilihat dari total penjualan spare part tiap bulannya mengalami
perubahan yang lumayan signifikan. Pada periode Januari - April terjadi puncak
penjualan di bulan Maret, dengan total penjualan spare part sebesar
5.345.596.574 namun tidak dengan GPM, nilai GPM yang tertinggi terdapat
pada bulan Februari yang merupakan total penjualan spare part yang terendah
pada periode Januari - April. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa
dengan penjualan yang tinggi tidak berbanding lurus dengan nilai GPM yang
dihasilkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mencoba menganalisa dan
membahas mengenai laba kotor yang diperoleh oleh PT. Dipo Internasional
Pahala Otomotif periode Januari sampai April 2021. Untuk itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “analisis gross profit margin pada
penjualan spare part di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif periode penjualan
Januari sampai April 2021”

2
1.2 Tujuan Penulisan PKL
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Gross Profit Margin pada penjualan spare part PT.
Dipo Internasional Pahala Otomotif

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gross Profit Margin


2.1.1 Pengertian Gross Profit Margin
Gross profit margin atau margin laba kotor, juga dikenal sebagai margin
kotor adalah metrik keuangan yang menunjukkan seberapa efisien bisnis dalam
mengelola operasinya. Rasio ini adalah rasio yang menunjukkan kinerja
penjualan suatu perusahaan berdasarkan efisiensi proses produksinya

(Sugiono,2009). Gross profit margin  adalah ukuran keuangan yang berharga


bagi manajer perusahaan serta investor perusahaan karena ini menunjukkan
efisiensi yang dapat digunakan bisnis untuk memproduksi dan menjual satu atau
lebih produk sebelum biaya tambahan dikurangi. Margin laba kotor didasarkan
pada harga pokok penjualan perusahaan. Ini dapat dibandingkan dengan margin
laba operasi dan margin laba bersih tergantung pada informasi yang Anda
inginkan. Seperti rasio keuangan lainnya, ini hanya berharga jika masukan ke
dalam persamaan benar.
Semakin tinggi laba perusahaan maka akan semakin tinggi ROE. Besarnya
laba perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba kotor atas penjualannya dan mengendalikan kegiatan
usahanya secara efisien yang tercermin dalam Gross Profit Margin (GPM).
Walaupun GPM merupakan margin laba kotor tetapi angka laba ini lebih
terkendali oleh manajer karena berhubungan langsung dengan penciptaan
pendapatan (Eka Wijayanti, 2009).
2.1.2 Perhitungan Gross Profit Margin
Perhitungan margin laba kotor hanya memiliki dua variabel: penjualan
bersih dan harga pokok penjualan. Kedua angka tersebut dapat diambil dari
laporan laba rugi perusahaan:
Penjualan bersih
Penjualan bersih, atau pendapatan bersih, digunakan dalam persamaan
karena Pendapatan Total tidak akan akurat. Anda harus mengurangi

4
pengembalian, diskon, dan tunjangan dari Total Penjualan untuk mendapatkan
angka bersih.
Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah biaya produksi produk suatu
perusahaan. Ini termasuk biaya langsung untuk menghasilkan produk seperti
bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya tidak langsung tidak termasuk dalam perhitungan. Ada beberapa
ruang untuk variabilitas dalam biaya apa yang dimasukkan ke dalam
penghitungan harga pokok penjualan.
Ini dapat berbeda dengan industri tempat perusahaan beroperasi.
Pengeluaran umum perusahaan seperti biaya penjualan dan administrasi, biaya
pemasaran, dan sebagian besar biaya tetap tidak termasuk dalam harga pokok
penjualan.
Rumus untuk Menghitung Gross Profit Margin

Gross Profit Margin = ((Penjualan Bersih - HPP)/Penjualan


Bersih)

Keterangan :

Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS) adalah


seluruh biaya yang dikeluarkan untuk dapat memproduksi barang yang dijual
atau Harga perolehan dari barang yang dijual. Biaya-biaya pembentuk HPP
diantaranya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-
biaya overhead.

Penjualan bersih adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
penjualan produk atau jasa kepada pelanggannya.
Setelah melakukan perhitungan, Anda akan mendapatkan persentase yang
merupakan margin laba kotor perusahaan.

2.1.3 Fungsi Menghitung Gross Profit Margin

5
Gross profit margin umumnya penting karena merupakan titik awal untuk
mencapai laba bersih yang sehat. Ketika Anda memiliki margin laba kotor yang
tinggi, Anda berada pada posisi yang lebih baik untuk memiliki margin laba
operasi yang kuat dan laba bersih yang kuat.
Untuk bisnis yang lebih baru, semakin tinggi margin laba kotor Anda,
semakin cepat Anda mencapai titik impas dan mulai mendapatkan keuntungan
dari aktivitas bisnis dasar.
Namun ini tidak selalu berarti margin tinggi lebih baik. Strategi penetapan
harga dan persaingan pada akhirnya akan mengarahkan bagaimana margin
bereaksi terhadap kebiasaan membeli konsumen.
Anda harus memperoleh margin setinggi mungkin tanpa mengorbankan
penjualan untuk memaksimalkan pendapatan.

2.2 Penjualan

2.2.1 Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual


barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-
transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau
pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke
pembeli (Mulyadi ,2008:202)
Menurut Moekijat definisi penjualan adalah suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mencari pembeli, mempengaruhi serta memberikan petunjuk agar pembeli
dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta
mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan untuk kedua
belah pihak (Moekijat, 2011:488)

2.2.2 Klasfikasi Jenis Penjualan


Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut (Midjan,2001) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Penjualan Tunai adalah penjualan yang bersifat cashdan carry pada
umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran
selama satu bulan dianggap kontan

6
2. Penjualan Kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata
diatas satu bulan.
3. Penjualan Tender adalah penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur
tender untuk memegangkan ternder selain harus memenuhi berbagai
prosedur.
4. Penjualan Ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak
pembeliluar negeri yang mengimpor barang tersebut.
5. Penjualan Konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan secara titipan
kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
6. Penjualan Grosir adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli,
tetapi melalui pedagang grosir atau eceran
2.2.3 Dokumen-dokumen Penjualan
Dokumen-dokumen penjualan menurut (Midjan,2006)sebagai berikut:
1. Order Penjualan Barang (sales order)
Merupakan penghubungan antara beragam fungsi yang diperlukan untuk
memproses langganan dengan menyiapkan peranan penjualan.
2. Nota Penjualan Barang
Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah
dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.
3. Perintah Penyerahan Barang (delivery order)
Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada
pelanggan setelah adanya pencocokan rangkap slip.
4. Faktur Penjualan (invoice)
Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada
pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihan.
5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)
Adalah suatu bukti pengiriman barang yang diberikan kepada pelanggan.
Surat pengiriman barang (shipping Slip) ini biasanya untuk pengiriman via
laut.
6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
Adalah jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan kredit.
Sumber pencatatan jurnal penjualan yaitu faktur penjualan. Posting jurnal

7
penjualan biasanya dalakukan secara periodik, biasanya akhir bulan.
mempersiapkan barang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.
2.2.4 Tujuan Penjualan
Basu Swasta dan (Irawan,2010:80) mengemukakan bahwa suatu
perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak
sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga
penjualan, akan tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari
beberapa pihak diantaranya adalah fungsionaris dalam perusahaan
seperti bagian dari keuangan yang menyediakan dana, bagian produksi
yang membuat produk, bagian personalia yang menyediakan tenaga
kerja

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan

Menurut Basu (Swastha,2015:129) beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi tingkat penjualan adalah sebagai berikut :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas
barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual
sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus
dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan, untuk maksud tersebut harus memahami beberapa
masalah penting yang sangat berkaitan, yakni: Jenis dan karakteristik yang
ditawarkan, Harga produk, Syarat penjualan seperti pembayaran,
penghantaran, pelayanan purma jual, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun
faktorfaktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah Jenis pasarnya,

8
apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah atau
pasar internasional, Kelompok pembeli atau segmen pasar, Daya beli, Frekuensi
pembelinya, dan keinginan serta kebutuhannya.
3. Modal
Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen
diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat peragaan baik
dalam perusahaan maupun di luar perusahaan dan sebagainya. Semua ini
hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang
diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh
bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu
atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana
masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi
lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana
yang dimilikinya tidak sekomplek perusahaanperusahaan besar. Biasanya,
masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan
kepada orang lain.
5. Faktor Lainnya
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Ada pengusaha yang berpegang pada
satu prinsip bahwa paling penting membuat barang yang baik.

9
BAB III
PELAKSANAAN PKL

3.1 Tempat dan Waktu penulisan


Lokasi penulisan yang dipilih adalah sama dengan lokasi penulis ditempatkan
pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yaitu di PT. Dipo Internasional
Pahala Otomotif pada bagian departemen spare part. penulisan juga dilakukan
beriringan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan
selama 92 hari kerja terhitung dari tanggal 01 Maret 2021 sampai dengan 31 Mei
2021.
3.2 Kegiatan dan Aktivitas Selama PKL
Selama menjalakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis menjalankan
beberapa kegiatan dan aktivitas pada departemen spare part. Pada departemen
spare part sendiri memiliki 2 jenis penjualan yang dibagi berdasarkan jenis
gudang penjualan, yaitu :
1. Gudang Non Part Shop (NPS)
2. Gudang Part Shop (PS)
Pada saat menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL), penulis ditugaskan
untuk mengerjakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penjualan pada
gudang Part Shop (PS). Namun tidak menutup kemungkinan penulis juga
menjalankan beberapa kegiatan yang terdapat pada jenis penjualan di gudang
Non Part Shop (NPS).

10
Adapun jenis penjualan berdasarkan gudang dapat dibagi menjadi beberapa
type penjualan yang biasanya peniliti lakukan seperti :
1. Gudang Non Part Shop (NPS)
Jenis penjualan yang terdapat dalam gudang Non Part Shop :
a. Penjualan pada service (SS)
Untuk tipe penjualan SS digunakan apabila costumer melakukan service di
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif.
Front service akan menuliskan Bon Permintaan Barang (BPB) yang
berisikan :
1. Nama costumer
2. Jenis kendaraan
3. Nomor polisi kendaraan
4. Tipe jenis service :
a. EUO, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (Free Service)
b. IFS, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (Free Service)
c. EUR, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada customer
d. IOB, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada internal kantor
e. IKC, diperuntukkan untuk jenis service yang beban tagihan ditagih
kepada vendor (waranti/klaim)
Gambar 3.2.1
Input Bon Permintaan Barang (BPB)

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif

11
Setelah semua data diinput dalam program Integreted Business System
(IBS), maka pihak Adm spare part akan menerbitkan Pra invoice.
Gambar 3.2.2
Pra Invoice PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Jika barang yang terdapat dalam Pra Invoice sudah diambil dan dilakukan
pengecekkan kondisi barang. Maka admin warehouse akan menerbitkan Surat
Pengiriman Barang (SPB).
Jika SPB sudah dilakukan, maka barulah pihak Adm spare part mencetak
Invoice yang total tagihan akan langsung terintegrasi oleh pihak front service.
2. Gudang Part Shop (PS)
Jenis penjualan yang terdapat pada gudang part shop hanya 1 tipe
penjualan, yaitu penjualan toko (AS)
Untuk jenis penjualan AS digunakan apabila ada toko yang sudah bekerja
sama dengan PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif ingin melakukan pembelian
spare part. Mereka akan menghubungi sales part shop atau datang secara
langsung ke PT. Dipo Internasinal Pahala Otomotif dan menemui sales part shop.
Kemudian sales part shop akan menuliskan Sales Order (SO) yang akan
diberikan kepada Adm part. Adapun hal-hal yang terkait dalam SO adalah :
1. Nama Toko
2. Jenis stok yang digunakan’
3. Tanggal pembuatan SO
4. Nomor part
Gambar 3.2.3
Input Sales Order

12
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Setelah semua data diinput dalam program Integreted Business System
(IBS), maka pihak Adm spare part akan menerbitkan Pra invoice. Ada perbedaan
dalam masalah penagihan pada penjualan AS. Ada yang tagihan langsung
ditagih pada saat barang sudah diambil atau tagihan akan dicetak setelah waktu
tempo dari pengambilan barang 1 bulan. Untuk penagihan yang ditagih setelah
barang diambil selama 1 bulan, untuk pengambilan barang kegudang pihak adm
part akan menuliskan tanda terima. Yang berisikan nomor part dan total tagihan
sementara sebelum invoice dicetak.
Jika barang yang terdapat dalam Pra Invoice sudah diambil dan dilakukan
pengecekkan kondisi barang. Maka admin warehouse akan menerbitkan Surat
Pengiriman Barang (SPB). Jika SPB sudah dilakukan, maka barulah pihak Adm
spare part mencetak Invoice.
Diatas merupakan semua jenis transaksi yang ada pada PT. Dipo
Internasional Pahala Otomotif. Ada beberapa kegiatan yang penulis lakukan
selain dari pada menginput jenis transaksi tersebut. Antara lain :
1. Mutasi antar gudang
Jika dalam suatu jenis transaksi ada barang yang kurang, dan setelah
dilakukan cek stok pada program ternyata ada stok digudang lainnya. Maka
pihak adm akan memutasikan stok sesuai dengan permintaan barang yang
dibutuhkan pada gudang tujuan.
Adapun jenis mutasi terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Gudang Part Shop ke gudang Non Part Shop (PM)
Adm gudang tujuan akan menuliskan jenis part yang dibutuhkan oleh gudang
tujuan untuk dilakukannya mutasi stok antar gudang
Gambar 3.2.4

13
Mutasi Stok antar gudang

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


b. Gudang Non Part Shop ke gudang Part Shop (NM)
Adm gudang tujuan akan menuliskan jenis part yang dibutuhkan oleh gudang
tujuan untuk dilakukannya mutasi stok antar gudang

Gambar 3.2.5
Mutasi stok antar gudang

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


2. Penyesuaian Stok
Pada beberapa part seperti dalam satuan dus dan set. Maka dalam suatu
kondisi tertentu perlu dilakukan penyesuaian stok supaya menjadi satuan kecil.
Misalnya pada part oli matic untuk jenis mobil pajero dengan nomor part
MZ320344X12. Pada suatu keadaan tertentu custumer hanya memerlukan 1 liter
saja. Maka oleh karena itu adm part perlu melakukan penyesuaian stok dari
yang pada awalnya dalam satuan dus (12 liter) menjadi 1 liter dan kode part
berubah menjadi MZ320344.
Gambar 3.2.6
Penyesuai stok

14
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif

3. Pemesanan stok ke vendor


Dalam pemesanan stok ke vendor, penulis hanya melakukan pemesanan
dengan jenis pesanan Reguler Order (RO). yang mana jenis vendor yang
terdapat pada PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif ada 3 vendor, antara lain :
1. MMKSI
2. KTB
3. WTB
Untuk RO pada vendor MMKSI dan KTB, akan dilakukan penginputan
pemesanan di IBS lalu data di export ke dalam Excell. Ada tambahan kode untuk
memisahkan jenis pemesanan antar vendor. Untuk vendor KTB diakhir kode
pemesanan diakhiri oleh angka ganjil sedangkan untuk vendor MMKSI diakhir
kode pemesanan diakhiri dengan angka genap.
Sedangkan untuk pemesanan RO jenis vendor WTB, pemesanan dilakukan
dengan cara input nomor part pada excell. Dan waktu penginputan RO ke vendor
dilakukan setiap hari selasa.
4. Input program DMS
Setelah semua jenis transaksi penjualan pada PT. Dipo Internasional Pahala
Otomotif sudah diterbitkan invoice, maka pihak adm part akan menginput

15
kembali pada program ke-2 yang ada di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
yakni program DMS. Disini penulis hanya menginput jenis penjualan AS,CS dan
SS. Dengan membuat SO, membuat DO, Inventory Transfer lalu di akhiri dengan
AR Receipt.

3.3 Metode Pengumpulan Data


3.3.1 Metode Pengamatan
Metode pengumpulan data observasi adalah melihat dan mendengarkan
peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang diamati,
kemudian merekam hasil pengamatannya dengan catatan atau alat bantu
lainnya. Observasi berarti pula mengamati, menyaksikan, memperhatikan
sebagai metode pengumpulan data penulisan.

BAB IV
LAPORAN HASIL PKL

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT. Dipo Pahala Otomotif adalah distributor resmi kendaraan Mitsubishi di
Propinsi Riau dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi Fuso Truck
& Bus Corporation (MFTBC) yang beralamat di jalan Jendral Sudirman No 230
kota Pekanbaru Prov. Riau
PT Dipo Pahala Otomotif Motor didaftarkan pada tanggal 6 Agustus 1997 ke
notaris Jhon Langsung, SH di Kisaran dengan akta notaris No. 4 Tanggal 6
Agustus 1997 yang disaksikan oleh Dewi Zulhidayati dan Laila Hartati. Dalam
akta tersebut PT Pekan Perkasa Berlian Motor dinyatakan berdomisili di
Bangkinang-Riau.
Pada tahun 1997 sampai tahun 2000 PT Dipo Pahala Otomotif mengalami
kevakuman karena PT Dipo Pahala Otomotif belum mendirikan bangunan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan. Kemudian pada tahun 2000 tepatnya

16
tanggal 1 November PT Dipo Pahala Otomotif pindah ke Pekanbaru yaitu di jalan
Jend. Sudirman No. 230.
Selama masa vakum tersebut, PT Dipo Pahala Otomotif mengalami
perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan yaitu mengenai maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha yang sebelumnya tertera dalam Akta Notaris No. 4 tanggal
6 Agustus 1997 berubah menjadi akta No. C2-1-11.01A 6040 tertanggal 18 Juni
1998 di Jakarta.
Dalam masa vakum (selama kurang lebih 3 tahun) Bapak Henry Katio
selaku Direktur PT Dipo Pahala Otomotif menghadap Notaris Jhon Langsung di
Kisaran untuk mengadakan perubahan mengenai tempat usaha yaitu yang
semula berada di Bangkinang Riau (tercantum dalam akta Notaris No. 4 tanggal
6 Agustus 1997) ke Kodya Pekanbaru yang tercantum dalam Akta perubahan
No. 37 tanggal 1 Mei 2000 dan dihadiri oleh saksi Parlindungan Silaban SH dan
Raeda Pasaribu SH.
Setelah adanya perubahan tersebut maka PT Pekan Perkasa Berlian Motor
membangun kantornya yang baru di Jalan Jend. Sudirman No. 230 Pekanbaru.
Perubahan dalam Akta tersebut tidak hanya menyangkut tempat usaha tetapi
juga mengenai besarnya saham dan kepemilikannya. Jumlah saham yang
semula hanya 1000 lembar menjadi 6000 lembar saham. Pada saham tersebut
terdapat saham PT Andalas Berlian Motor Padang yang merupakan pemilik
Hangtuah Perkasa Motor (merupakan showroom Mitsubishi), tetapi karena PT
Andalas Berlian Motor telah menanamkan sahamnya pada PT Pekan Perkasa
Berlian Motor maka mereka menutup Showroom Hangtuah Perkasa Motor
sehingga PT Pekan Perkasa Berlian Motor menjadi satu-satunya dealer Mitsubishi
di Pekanbaru yang tergabung dalam SBM Group Dokumentasi PT. Pekan Perkasa
Berlian Motor

PT. Pekan Perkasa Berlian Motor Group berubah nama menjadi PT Dipo
Internasional Pahala Otomotif (DIPO) pada tahun 2019. DIPO Mitsubishi Motors
dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus authorized dealer yang memiliki dealer resmi
hampir di seluruh bagian Indonesia. Merupakan dealer resmi 3s yaitu Sales,
Service/Bengkel dan Sparepart/Suku Cadang serta layanan khusus Body repair.
SBM Group merupakan group terbesar serta penjualan Kendaraan Mitsubishi

17
terbesar di Indonesia dengan Product Line Up berupa Colt Diesel, Fuso, L300,
T120ss, All New Triton, New Mirage, New Outlander Sport, All New Pajero Sport,
Delica dan pada periode 2017 akan muncul varian baru dari kendaraan keluarga
(Mitsubishi XM Concept).

Sejarah Perusahaan

1966 : Berdiri di Medan sebagai SBM Group dengan nama PT. Sumatera
Motor,Ltd.co

1985 : Mr.Poniman (Setia Kawan Group) mengambil alih 50% saham


perusahaan.

1989 : Jumlah Staff yang diperkerjakan oleh group mencapai 500 pekerja
sampai pada hari ini group mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.

2013 : Penjualan Colt Diesel mencapai Angka 1 juta penjualan dan meraih
sertifikat ISO 9001 dari Badan Sertifikasi URS Jakarta.

2017 : Rekor Penjualan Truk Terbanyak.

Pada awal 2019 Sumatera Berlian Motors Group berubah menjadi PT Dipo
Internasional Pahala Otomotif bergabungnya antara SBM group dengan SKM
group.

4.1.2 Visi Misi Perusahaan

Visi
Menjadi group perusahaan yang terbaik dan terpercaya diantara dealer
kendaraan Mitsubishi dan berperan aktif untuk kemajuan perekonomian di
Indonesia.
Misi

18
Terbaik dan terpercaya didalam melayani kebutuhan masyarakat akan fasilitas
transportasi kendaraan Mitsubishi dan dengan penuh ketulusan memberikan
pelayanan prima untuk kepuasan total, melalui cara yang saling memuaskan
guna mendapatkan keuntungan memadai bagi perusahaan sebagai tujuan untuk
mempertahankan eksistensi dan perkembangan perusahaan, Menjamin
keuntungan kembali terhadap investasi para pemegang saham, Terpercaya
dengan integritas tinggi untuk menjalin kerja sama yang baik dengan pihak
distributor dan mitra kerja , serta memberikan kesempatan seluas – luasnya
kepada karyawan dan staff untuk berkarya dan berprestasi.

4.1.3 Struktur Organinsasi

Gambar 4.1.3.1
Struktur Organisasi PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif

19
BUSINESS MANAGER
TAURUS P. SALI

PARTS HEAD

SPV ADM & GUDANG SPV MARKETING


FATHLAH SUKIA DELFIRA ERMILA

W/H LEADER ADM NPS PART COUNTER


DEWI RAHMADHANI DIAN FEBRIANI.D
FITRIAN I

W/H PS ADM PS

SUGIONO ADE KURNIAWAN PARTS SALESMAN


MARLIS

JONDESRIZAL
MOMI MARIO
W/H NPS
DARWIS
ROBI

DRIVER
RIKI. K

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Berikut ini adalah deskripsi pekerjaan anggota perusahaan dari struktur
organisasi departemen spare part PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif,
yaitu :
1. Business Manager
Tugas dan tanggung jawab Managing Direktur adalah:
a) Memegang dan mengelola perusahaan secara keseluruhan
b) Mengambil keputusan yang bersifat principil terhadap groupnya
c) Menentukan tujuan dan strategi perusahaan sesuai dengan rencana kerja
dan anggaran perusahaan
d) Menerima dan menganalisa laporan manajemen tentang operasi perusahaan
dan melakukan yang diperlukan berdasarkan laporan tersebut.

20
e) Merumuskan dan menentukan kebijakan umum perusahaan serta memberi
petunjuk atas pelaksanaan dan pengawasan keseluruhan operasi
perusahaan sesuai dengan kewenangan yang berlaku.
f) Mengambil inisiatif dalam penyelesaian permasalahan perusahaan sepanjang
tidak merugikan perusahaan.
g) Menciptakan suasana kerja yang baik di lingkungan perusahaan yang
dipimpinnya.
h) Mengadakan koordinasi dengan semua bagian untuk kelancaran pelaksanaan
operasional perusahaan. 21
i) Menilai prestasi kerja, mengusulkan promosi dan mutasi terhadap
bawahannya.
j) Memeriksa dan menandatangani dokumen-dokumen, formulir-formulir dan
laporan-laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
k) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan bidang-bidang yang dibawahinya,
memberikan laporan, saran-saran dan usulan kepada Managing Direktur.
l) Memberikan teguran , sanksi terhadap bawahannya yang tidak disiplin
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan bimbingan serta
pembinaan terhadap karyawan.
2. Part Head
Tugas dan tanggung jawab Part Head adalah :
a) Bertanggung jawab atas semua aktivitas yang ada pada bagian spare part
b) Meningkatkan omset penjualan suku cadang dalam usahanya mencapai target yang
ditentukan
c) Bertanggung jawab atas persediaan spare part yang ada didalam gudang
d) Merencakan, mengkoordinir dan mengawasi secara langsung mengenai pesanan
pengiriman, penjualan dan pembelian spare part
e) Menganalisa dan mengevaluasi hasil penjualan spare part dengan target penjualan
spare part
f) Melaporkan hasil kegiatan dibagian spare part kepada kepala cabang
3. Supervisor Admin & Gudang
Tugas dan tanggung jawab supervisor admin & gudang adalah :
a. Menyelenggarakan kegiatan pencatatan terhadap semua transaksi yang
terjadi.
b. Memeriksa data keuangan untuk memastikan data terinput dengan benar.

21
c. Menyusun dan mengeluarkan laporan keuangan
d. Menyimpan dan mengarsipkan seluruh data transaksi sesuai dengan nomor
dan kode masing-masing transaksi.
e. Mengarahkan Fungsi dan kinerja unit dan bagian pembukuan agar dapat
berjalan optimal dan meningkatkan kinerja bagian pembukuan.
f. Mengawasi persediaan suku cadang
g. Mengawasi laporan stock
h. Membuat laporan on hand adjustment (laporan penjualan bulanan)
i. Monitor perkembangan pemesanan
j. Membuat daftar part scrap (persediaan suku cadang yang menumpuk karen
tidak terjual dalam waktu lama) dan menindak lanjuti atas suku cadang
tersebut
4. Supervisor Marketing
Tugas dan tanggung jawab supervisor marketing adalah :
a) Mengawasi team mengenai implementasi strategi pencapaian target dalam
jangka panjang dan jangka pendek
b) Memastikan strategi dijalankan sesuai dengan strategi yang sudah
ditetapkan
c) Memastikan SOP yang dijalankan didalam bagian dibawah kewenangannya
sesuai dengan standar yang ditetapkan
d) Memastikan team yang berada dibawah kewenangannya bekerja sesuai
dengnan kebutuhan yang ada
e) Melakukan pengawasan kerja team yang berada dibawah kewenangannya
f) Mengajukan permintaan biaya kegiatan operasional kepada manager
g) Melakukan pembinaan dan penyuluhan bagi karyawan yang membutuhkan
h) Menyampaikan dan melaporkan hasil dari target kepada atasan
5. Admin NPS & Admin PS
a) Membuat laporan harian spare part 
b) Memproses tagihan part 
c) Mengontrol piutang part
d) Membuat laporan ketersediaan stok sparepart
e) Menjalankan kartu stock untuk semua sparepart
f) Mencatat semua movement sparepart di Warehouse

22
g) Melakukan pendataan spare part dari mulai menginput nama, tipe, jumlah
dan penggunaan barang
h) Memberikan informasi terkait dengan kondisi barang dan stok barang yang
tersedia
i) Menerima dan melakukan pendataan barang yang datang dari supplier
j) Melakukan stock opname terhadap kondisi sparepart setiap satu tahun sekali
k) Menjaga dan mendata keluar masuknya barang
6. Part Counter & Part Salesman
a) Mengembangkan area pemasaran 
b) Membina hubungan dengan pelanggan 
c) Menaikkan image dan citra dealer 
d) Melayani setiap permintaan pelanggan 
e) Mengontrol permintaan part setiap SO (Sales Order)
f) Mempersiapkan / memesan part sesuai dengan permintaan atau pesanan 
Konfirmasi pada Counter atau Part Shop bila terdapat Part yang harus
dipesan BO, RO atau RO
g) Memproses SO yang akan di Invoice 
h) Memperbaiki kualitas pelayanan Part Division 
i) Mengontrol dan memesan persediaan parts bila terdapat yang kosong,
khususnya Fast Moving Parts 
7. Warehouse Leader
a) Membuat perencanaan ( Plan ) tentang pengelolaan gudang, mulai dari
pengadaan barang sampai dengan pendistribusian barang finish good ke
pelanggan.
b) Mengawasi dan mengendalikan operasional gudang sehari - hari dengan
baik.
c) Memastikan semua SOP ( Prosedur ) kerja gudang di laksanakan dengan
baik, yakni Penerimaan barang, Penyimpanan barang, dan Pengiriman
barang.
d) Memastikan dan mengawasi serta mengendalikan arus keluar masuk barang
di lengkapi dengan dokumen pendukung secara lengkap.
e) Memastikan stock barang sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi over
capacity dan menjadi dead stock.

23
f) Memastikan semua pekerjaan gudang di jalankan sesuai dengan ketentuan
dan instruksi kerja yang telah di tetapkan.
g) Bertanggung jawab melakukan perhitungan stock ( Stock Opname )
berdasarkan periode yang di tetapkan dan melakukan rekonsiliasi data jika
terjadi ketidaksesuaian antara hasil stock opname dengan fisik barang.
8. Warehouse
a) Mengalokasikan part 
b) Menjaga keutuhan semua rak di gudang 
c) Melaksanakan pengecekan dan pembongkaran part
d) Menerima barang masuk dari vendor
e) Menjaga kebersihan gudang
f) Memindahkan part sesuai dengan lokasi yang tertera pada informasi stok di
program
g) Mencetak Surat Pengiriman Barang
9. Driver
a) Melakukan pengecekan akhir terhadap barang yang akan dikirim
b) Mengalokasi part ke toko maupun fleet
c) Melakukan penyerahan tanda terima barang kepada konsumen

4.1.4 Aktivitas Perusahaan

24
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan salah satu hardware yang penulis gunakan
sebagai alat untuk melakukan aktivitas menjalankan PKL di PT. Dipo
Internasional Pahala Otomotif. Mulai dari input penjualan, input pembelian dan
lain sebagainya.

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Gambar (kiri) berikut merupakan printer yang digunakan sebagai output dari
segala aktivitas yang admin lakukan. Seperti mencetak : pra invoice, cetak SPB,
cetak estimasi RO maupun EO, cetak penyesuaian stok.
Gambar (kanan) merupakan printer yang admin gunakan sebagai alat output
untuk mencetak invoice yang akan spare part tagih ke konsumen.

25
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan hasil print out dari invoice yang akan spare
part tagih ke konsumen sesuai dengan net total yang tertera di invoice. Invoice
ini dicetak jika barang sudah dicek oleh warehouse dan sudah dilakukan SPB
oleh warehouse.

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Gambar (kiri) merupakan SO (Sales Order) yang diberikan oleh Salesman
dan sales counter. Lalu input data yang terdapat di SO kedalam program.
Setelah data diinput kedalam program admin akan menulis tanda terima manual
(gambar kanan). Barang akan dikirim ke toko sesuai dengan kode part dan
jumlah yang tertera pada tanda terima (gambar kanan).

26
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan bentuk dari pemesan part ke vendor baik Reguler
Order maupun Emergency Order (EO). untuk RO sendiri penginputan stok
dilakukan pada setiap hari selasa, sedangkan untuk EO bisa dilakukan setiap
harinya. Gambar (kiri) merupakan form yang digunakan oleh salesman, counter
part dan front service untuk melakukan RO atau EO. Sedangkan gambar (kanan)
merupan estimasi yang diterbitkan oleh vendor kepada outlet dealer akan
orderannya.
Untuk lama estimasi, untuk jenis pemesanan EO H+1 setelah pemesanan akan
terbit estimasi, dialokasi atau tidaknya orderan tersebut. Jika tidak dialokasi
maka konsumen harus menunggu status Back Order dari vendor selama 1 bulan.
Sedangkan untuk estimasi jenis pemesana RO H+3 baru terbit estimasi. Ada
perbedaan waktu BO jika pemesanan dilakukan secara RO. BO akan berakhir
setelah 3 bulan terhitung dari hari pemesanan ke vendor.

27
Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Gambar diatas merupakan faktur pembelian yang diterbitkan oleh vendor
kepada departemen spare part. Isi dalam faktur merupakan part yang telah
diorder oleh dealer kepada vendor, baik order EO maupun RO.

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Gambar diatas merupakan bon penyesuaian yang biasanya dilakukan jika
ada SO yang partnya kurang namun ada di gudang lainnya. Ilustrasinya seperti
ini jika ada SO counter ingin membeli nomor part 1230A045A sebanyak 100 Pcs.
Dengan counter masuk kedalam penjualan gudang NPS, sedangkan stok di

28
gudang NPS hanya ada 30. sedangkan di gudang PS ada stok 100. maka admin
PS akan melakukan mutasi stok dengan nomor part 1230A045A sebanyak 20
Pcs.

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Diatas merupakan ilustrasi dari salah satu macam filling yang terdapat pada
spare part. Gambar diatas merupakan filling untuk jenis penjualan service.
Invoice dengan warna putih dan kuning akan diberikan ke departemen service,
invoice dengan warna hijau akan diberikan ke departemen accounting, invoice
merah akan diberikan ke gudang dan invoice biru akan difilling oleh admin spare
part.
4.2 Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Analisa Deskriptif
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif memiliki beberapa permasalahan
pada laba kotor yang dihasilkan dari penjualan spare part tiap bulannya. Karena
pada keadaan tertentu dengan penjualan yang tinggi tapi tidak berimbas pada
nilai GPM yang tinggi pula.
Permasalahan ini terjadi karena tidak semua jenis penjualan pada spare part
PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif memberikan profit pada penjualannya.
Jadi jika penjualan yang tinggi, namun ada jenis penjualan yang tidak
memberikan profit maka akan memperkecil nilai GPM yang akan dihasilkan.

29
Gambar 4.2.1.1
Total penjualan bulan Maret
Maret Penjualan HPP GPM

CS 1.445.772.125 1.233.081.717 14,711

SS 824.911.344 697.243.541 15,477

OS 805.780.487 805.780.177 ,000

AS 2.112.169.532 1.899.930.674 10,048

BS 156.963.086 127.599.921 18,707

TOTAL 5.345.596.574 4.763.636.030 10,887

Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif


Berdasarkan laporan penjualan spare part periode Januari - April 2021
penjualan tertinggi terdapat pada bulan Maret. Namun jika kita lihat pada tabel
1.1.1 GPM yang dihasilkan oleh bulan Maret hanya sebesar 10,94. ini dapat
terjadi karena kita lihat jenis penjualan OS pada bulan Maret cukup besar yakni
sebesar Rp. 805.780.487 dengan tingkat profit 0%. Ternyata mengapa pada
bulan Maret terjadi peningkatan penjualan yang tinggi 0salah satu faktornya
dikarenakan terjadi peningkatan penjualan OS yang dikhususkan untuk
permintaan spare part oleh internal PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif. pada
penjualan OS sendiri terjadi peningkatan sebesar Rp.579.051.385 jika
dibandingkan pada bulan Februari yang penjualan OS hanya Rp.226.729.102.
Jadi untuk mendapatkan nilai GPM yang tinggi pada penjualan spare part,
jenis penjualan yang memberikan profit harus ditingkatkan.
4.2.2 Pembahasan
GPM merupakan salah satu rasio profitabilitas. GPM menunjukkan tingkat
kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya (Ang, 1997) GPM
yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima
perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menutup biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga atas
hutang dan pajak.

30
Hasil penulisan (Juliana dan Sulardi,2003) menunjukkan bahwa GPM
berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan.
Dengan hasil penulisan terdahulu dapat menyimpulkan bahwa semakin besar
nilai GPM yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan menigkatkan laba kotor
yang diterima oleh perusahaan.
Tabel 4.2.2.1
Penjualan Periode Januari-April 2021

Bulan Total Penjualan HPP


Januari 4.785.425.016 4.261.869.429

Februari 4.090.295.900 3.617.384.649


Maret 5.345.596.574 4.763.636.030

April 4.855.015.012 4.315.615.242


Sumber : PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif
Pada tabel diatas diketahui jumlah dari penjualan spare part periode
Januari-April 2021. Terjadi perubahan yang sangat signifikan setiap bulannya.
Pada penjualan spare part PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif sendiri
memiliki 5 jenis penjualan dengan nilai persentase diskon yang diberikan
berbeda. Pada tabel diatas penjualan tertinggi diraih pada penjualan bulan
Maret. Dengan total nilai penjualan spare part sebesar Rp. 5.345.596.574
dengan rincian jenis penjualan sebagai berikut :

Pada tabel diatas diketahui total penjualan juga HPP dari setiap tipe
penjualan. Misalnya pada jenis OS. Total penjualan pada bulan Maret sebesar
Rp.805.780.487 dengan HPP sebesar Rp. 805.780.177 jika dipersentasekan laba
yang dihasilkan dari penjualan jenis OS adalah 0%. ini dikarenakan jenis
penjualan OS adalah penjualan yang dikhususkan untuk internal perusahaan.
Dengan harga yang diberikan adalah harga cost dari.
Jika kita ingin menghitung besarnya nilai GPM, maka data yang diperlukan
adalah total penjualan dan HPP. GPM didapat dengan menggunakan rumus :
Penjualan− HPP
GPM=
Penjualan

31
setelah kita mengolah data pada tabel 4.2.2.1 dengan menggunakan rumus
diatas, maka akan diperoleh besarnya nilai GPM setiap bulannya. Misalnya kita
akan menghitung GPM pada bulan Januari dengan penjualan 4.785.425.016 dan
HPP 4.261.869.429.
4.785.425 .016 − 4.261.869 .429
GPM= =10.94
4.785 .425 .016

Tabel diatas merupakan total penjualan yang sudah dianalisa untuk


mendapatkan nilai GPM. Pada tabel diatas diketahui penjualan pada bulan
Februari memberikan nilai GPM yang paling besar dibandingkan dengan periode
lainnya. Padahal jika dilihat dari total penjualan, periode Februari merupakan
total penjualan yang paling rendah. Mengapa pada periode Februari bisa
memberikan nilai GPM yang tinggi?. ini dikarenakan pada bulan Februari jumlah
penjualan ke internal rendah.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa pada penjualan spare part
yang tinggi tidak menghasilkan nilai GPM yang tinggi pula. ini dikarenakan ada
beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Salah satu faktornya yaitu
tingginya penjualan pada jenis penjualan OS (Internal) yang tidak memberikan
profit pada spare part.
Maka oleh karena itu, jika penjualan itu tinggi tapi penjualan OS tinggi pula
belum tentu menghasilkan nilai GPM yang tinggi. Namun berbeda jika penjualan
tersebut memiliki profit semua.

BAB V
PENUTUP

32
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan analisis gross profit margin pada
penjualan spare part di PT. Dipo Internasional Pahala Otomotif periode
penjualan Januari sampai April 2021, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Total pejualan yang tinggi pada spare part PT. Dipo Internasional Pahala
Otomotif belum tentu menghasilkan nilai GPM yang tinggi pula. Ini dikarenakan
ada jenis penjualan spare part yang tidak memberikan profit terhadap spare
part. Berbeda jika semua jenis penjualan memberikan profit, kalau semua
penjualan memberikan profit sudah bisa dipastikan total penjualan yang tinggi
juga akan memberikan nilai GPM yang tinggi juga.

5.2 Saran
1. Untuk pihak perusahaan, penulis berharap jika ingin mendapatkan nilai
GPM yang tinggi supaya memberikan laba kotor yang tinggi juga.
Penjualan yang harus ditingkatkan harus penjualan yang mampu
memberikan profit.

DAFTAR RUJUKAN

33

Anda mungkin juga menyukai