Anda di halaman 1dari 11

 

LAPORAN TUGAS AKHIR

FIELD LEARNING

JUDUL :

OPTIMALISASI PENGUTIPAN MINYAK di VIRGIN OIL PADA DIGESTER

Nama : Simon Petrus Ferianto

Bidang : Teknik / Pengolahan

Unit Kerja : PKS Sei Mangkei (PSMKI)

PERKEBUNAN NUSANTARA GROUP


HOLDING PERKEBUNAN NUSANTARA PTPN III (PERSERO)
CKP PTPN III
2022

 
     
 
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR FIELD LEARNING


CALON KARYWAN PIMPINAN 2022
DI
PKS SEI MANGKEI
(13 JUNI S/D 12 JULI 2022)

Pada hari ini Selasa 12 Juli 2022 telah selesai melakukan field learnig dimulai dari tanggal 13 Juni
sampai 12 Juli 2022, sebagai salah satu tahap dalam program pelaksanaan CKP PTPN III tahun
2022.

PKS Sei Mangkei, 12 Juli 2022.

DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH


PESERTA CKP FIELD COACH

SIMON PETRUS FERIANTO ISRAIL KARO - KARO


CKP PTPN III TAHUN 2022 MASKEP PKS SEI MANGKEI

DISETUJUI OLEH
INTERNAL COACH

JEFRI MARDIN LUBIS


MANAJER PKS SEI MANGKEI

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  1 
     
 
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir field learning ini. Makalah
ini kiranya tidak akan selesai tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong penulis
untuk menyelesaikannya.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Jefri Mardin Lubis ,S.T.,M.M selaku Manajer
PSMKI atas kepemimpinan beliau sehingga penulis dapat selalu dituntut belajar dan berinovasi di
unit PSMKI yang dinaungi beliau. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Israil Karo
– Karo, S.T selaku Maskep PSMKI atas motivasi sehingga penulis selalu bersemangat
menyelesaikan laporan tugas akhir field learning ini. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Ryan P Siregar, S.T selaku Asst Pengolahan PSMKI untuk bantuannya atas setiap aktifitas
pembelajaran, baik dalam hal pengambilan data dan lain -lain untuk menunjang terselesaikannya
Laporan Tugas Akhir Field Learning. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Bramanta
Ginting, S.T selaku Asst QA PSMKI atas ilmu dan pengalaman yang beliau berikan untuk
memperluas wawasan Teknik & Pengolahan atas bimbingan, arahan dan didikannya sehingga
penulis memiliki ilmu dan pengalaman tentang PSMKI dan tugas akhir field learning ini dapat
terselesaikan. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Syaindra selaku Asisten Tata
Usaha untuk dukungan ilmu dan fasilitas – fasilitas yang penulis dapatkan selama proses
pembelajaran di PSMKI.
Penulisan laporan akhir field learning yang diberi judul “Optimalisasi Pengutipan Minyak di
Virgin Oil Digester” ini secara singkat menjelaskan bahwa sebenarnya potensi pengutipan minyak
di digester dapat kita maksimalkan, salah satunya dengan mengamati diameter strainer bottom
plate digester dari segi ukurannya, dapat kita tambah untuk mendapatkan potensi tersebut, tidak
hanya potensi pengutipan minyak manfaat lain yang bisa kita dapatkan adalah pengendalian losses
kernel di fibre cyclone dapat diminimalisir dengan meningkatkan kekeringan fibre tersebut.
Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam laporan akhir field learning ini,
izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Segala bentuk kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima dan catatan sebagai bekal penulis untuk pengabdian penulis kedepan yang
lebih baik di PTPN III (persero). Sebab, kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa dan
laporan akhir field learning ini tiada sempurna dan masih terdapat kekurangan.
Besar harapan penulis, dikemudian hari, laporan tugas aakhir field learning ini dapat dinilai
baik dapat memberikan kontribusi sebesar – besarnya untuk kemajuan PTPN III di masa
mendatang untuk kemajuan bersama.

Sei Mangkei, 2022

Simon Petrus Ferianto (CKP Bidang Teknik / Pengolahan)

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  2 
     
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

CPO (Crude Palm Oil) merupakan produk olahan dari kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit
dengan berbagai proses didalamnya. CPO merupakan komoditas ekspor Indonesia yang masih
akan terus naik permintaannya untuk manfaat – manfaat yang lain sesuai produk turunannya. Hal
ini menyebabkan banyak pabik – pabrik sawit selalu melakukan perbaikan – perbaikan yang
berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam proses
pengolahannya dan selalu berusaha untuk meningkatkan produksi setinggi -tingginya dengan
biaya yang serendah – rendahnya untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan pengamatan dalam segala
bentuk proses pengutipan minyak di PSMKI dalam hal upaya untuk mendapatkan rendemen CPO
yang semaksimal mungkin. Dalam proses pengutipan minyak pertama di proses pengolahan kelapa
sawit adalah pada digester dimana didalam digester terjadi proses pengadukan didalam bejana
yang diberi steam dengan parameter temperature 90 – 95oC. Pengutipan minyak di digester terjadi
pada strainer bottom plate yang berbentuk lubang – lubang dengan ukuran diameter 6 mm pada
bagian atas dan 8 mm dibagian bawahnya. Penulis melihat ada potensi yang dapat kita lakukan
dengan memperbesar lubang strainer pengutipan minyak di bottom plate tersebut dari 6 mm
menjadi 10 mm.
Selain pengutipan minyak yang masih dapat dimaksimalkan lagi, ada juga potensi losses
kernel yang masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pengutipan minyak di digester.
Karena, semakin kering mass yang keluar dari digester maka hasil fibre pressan akan semakin
kering juga, sehingga bukan hanya dapat memaksimalkan pengutipan minyak di press tetapi juga
dapat meningkatkan kegemburan mass di CBC dan dapat memudahkan pemisahan nut dengan
fibre di fibre cyclone.
Hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut yang
dituangkan dalam laporan akhir dengan hasil akhir berupa alternatif solusi, yang semoga kedepan
dapat menjadi nilai positif dan memiliki manfaat yang besar dalam penkembangan PTPN III
(Persero) dimasa mendatang, dengan judul laporan tugas akhir adalah “OPTIMALISASI
PENGUTIPAN MINYAK DI VIRGIN OIL PADA DIGESTER”.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan tugas akhir field learning adalah, sebagai berikut :
a. Mengetahui berapa potensi minyak yang dapat di kutip di digester.
b. Mengetahui tingkat efektifitas pengutipan minyak di digester dengan variable diameter
lubang strainer.
c. Mengetahui tingkat efektifitas pengendalian losses kernel dengan tingkat kekeringan dari
fibre press.
d. Mempertajam kemampuan analisa dan pemecahan masalah bagi calon karyawan
pimpinan.
e. Memberikan saran atas alternatif solusi yang sudah dihasilkan dari permasalahan yang
terjadi kepada pihak PSMKI.

1.3 Tempat

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Nomor :


BSDM/SKPTS/R/160/2022 Tentang Penempatan Calon Karyawan Pimpinan (CKP) Bidang
Tanaman, Teknik/Pengolahan dan Umum Tahun 2022 Untuk Menjalani Field Learning. Terhitung
tanggal 12 Juni 2022 sampai dengan 13 Juli 2022, penulis atas nama Simon Petrus Ferianto di
tempatkan di Pabrik Pengolahan Sawit Sei Mangkei (PSMKI).

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  3 
     
 
1.4 Metode

Dalam penyusunan laporan tugas akhir tentang “OPTIMALISASI PENGUTIPAN


MINYAK DI VIRGIN OIL PADA DIGESTER” menggunakan metode pemecahan masalah
(Problem Solving) dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Mengenali, mengidentifikasi dan menentukan masalah dengan cara pengumpulan data,
pengamatan alur proses dan mempelajari studi – studi literasi terkait. Menemukan
penyimpangan yang muncul dari kondisi normal, perbedaan kesenjangan antara kondisi
yang diinginkan dengan kondisi aktual dan kealpaan yang ditemukan di lapangan.
b. Uraikan masalah
Menguraikan masalah lebih detail dengan mempertimbangkan segala faktor yang
berpengaruh. Melakukan alur proses secara langsung sehingga dapat mempelajari dan
menganalisis penyimpangan – penyimpangan mulai dari awal hingga akhir proses
sehingga dapat lebih memilih proritas apa upaya yang harus dilakukan.
c. Target
Menerapkan target yang harus dicapai dari permasalahan yang terjadi.
d. Analisis akar masalah
Menganalisa akar penyebab permasalahan yang terjadi dengan menggunakan fish bone
dengan mempertimbangkan segala jenis potensi faktor yang berkemungkinan
berpengaruh.
e. Alternatif solusi
Informasi akar permasalahan merupakan faktor pedoman dan pendukung untuk
mengembangkan solusi dari penyelesaian masalah. Membuat potensi solusi sebanyak
mungkin dan berasal dari buah – buah pemikiran semua pihak untuk melakukan
pendekatan yang lebih akurat.

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  4 
     
 
BAB II
KEADAAN UMUM PABRIK

2.1 Sejarah dan Perkembangan Kebun Unit

Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei merupakan salah satu unit kebun PTPN III yang berlokasi
di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, terletak di blok 113 Afdeling 2 Kebun Dusun Hulu,
Nagori Sei mangkei, Kecamatan Desa Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
(165 km arah Tenggara Kota Medan).
Kegiatan usaha pabrik kelapa sawit Sei Mangkei adalaha mengolah bahan baku Tandan Buah
Segar (TBS) menjadi produk setengah jadi minyak kelapa sawit / Crude Palm Oil (CPO) dan inti
sawit (kernel). Minyak sawit yang dihasilkan dijual didalam negri dan di luar negri. Sementara inti
sawit terhitung sejak tahun 2012 dikirim dan diolah di pabrik kernel Sei Mangkei menjadi Palm
Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM).
Adapun sejarah perkembangan dari tahun – ke tahun Kebun Sarang Giting, adalah sebagai
berikut :
 Tahun 1999 Dibangun pabrik pertama dengan kapasitas 30 ton/jam oleh kontraktor
PT. Kesco Teguh Prakarsa.
 Tahun 2010 Dibangun pabrik kedua dengan kapasitas 45 ton/jam yang terletak
disebelah pabrik 30 ton/jam oleh kontraktor PT.Nindya Karya.
 Tahun 2011 Kapasitas pabrik digabung menjadi pabrik dengan kapasitas 75 ton/jam.
 Tahun 2019 PKS Sei Mangkei bekerjasama dengan Pertamina Power Indonesia
dalam hal operasional energi baru terbarukan (Biogas) dengan masa BOT selama 10
tahun.

2.2 Lokasi dan Letak Geografis

 
Gambar 2. 1 Lokasi dan Letak Geografis PSMKI
 
Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei merupakan salah satu unit kebun PTPN III yang berlokasi
di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, terletak di blok 113 Afdeling 2 Kebun Dusun Hulu,
Nagori Sei mangkei, Kecamatan Desa Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara
(165 km arah Tenggara Kota Medan).

2.3 Tujuan Perusahaan

Perseroan didirikan dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah Indonesia dengan memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan
nasional khususnya subsektor perkebunan serta meningkatkan keuntungan (pofit) melalui prinsip
– prinsip Perusahaan yang sehat berlandaskan peninfkatan nilai tambah bagi negara selaku
pemegang saham yang akan dicapai melalui Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero),
sebagai berikut :

Visi
“Menjadi Perusahaan Agribisnis Kelas Dunia Dengan Kinerja Prima dan Melaksanakan
Tata Kelola Bisnis Terbaik”

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  5 
     
 
Misi

1. Mengembangkan industry hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.


2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
3. Memberlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkan secara optimal.
4. Menjadikan Perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi investor.
5. Menjadikan Perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas.
7. Melaksanakan seluruh aktifitas Perusahaan yang berwawasan lingkungan.

2.4 Struktur Organisasi kebun

Sumber Daya Manusia PSMKI sebanyak 180 orang, terdiri dari 7 orang karyawan pimpinan,
171 karyawan pelaksana yang dibagi menjadi 35 orang bagian teknik, 18 orang bagian
laboratorium, 75 orang bagian pengolahan, 20 orang bagian tata usaha. PSMKI dipimpin oleh
seorang Manajer Pabrik dengan wakilnya yaitu Masinis Kepala yang membawahi kepala – kepala
bagian divisi, Adapun bagian – bagian divisi nya adalah Pengolahan, QA, Teknik dan Tata Usaha.
Adapun nama – nama karyawan pimpinan, adalah sebagai berikut :
1. Manajer : Jerfri Mardin
2. Maskep : Israil Karo – karo
3. Asst QA : Bramanta Ginting
4. Asst Pengolahan 1 : Ryan P Siregar
5. Asst Pengolahan 2 : Rinaldi
6. Asst TU : Saindra

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PSMKI

2.5 Ketenagakerjaan

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sei Mangkei (PSMKI) memiliki tenaga kerja dalam
menjalankan unit usaha operasionalnya. Adapun tenaga kerja yang ada di PSMKI adalah sebagai
berikut :

Gambar 2. 3 Ketenagakerjaan PSMKI

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  6 
     
 
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Permasalahan

Dalam menjalani proses kegiatan Field Learning, setiap CKP diwajibkan untuk menyusun
suatu laporan tugas akhir tentang permasalahan yang terjadi di unit kerja dimana CKP
ditempatkan, yaitu PSMKI.
Digester berfungsi untuk mengaduk dan menghomogenkankan massa didalam digester, hal
yang harus diperhatikan dalam digester adalah temperature kerja 90 – 95 oC untuk memaksimalkan
pengadukan didalamnya. Selain itu hal yang harus diperhatikan juga adalah proses pengutipan
minyak digester melalui strainer bottom plate.
Ada beberapa kendala dalam pengutipan minyak ini, yaitu salah satunya lubang – lubang
strainer bottom plate digester sering terjadi sumbat (sekali 4 hari setelah dibersihkan total)
sehingga harus selalu rutin dibersihkan sedangkan tingkat kesibukan pabrik yang tinggi
menyebabkan hal ini menjadi masalah, karena untuk membersihkan strainer bottom plate maka
operasional di unit press yang digesternya dibersihkan harus di stopkan, sedangkan proses
pembersihan di strainer bottom plate tersebut memakan waktu yang cukup lama, yaitu 1 jam per
digester dengan tenaga kerja 1 orang per digester. Jika terlambat dalam proses pembersihan, maka
yang terjadi adalah lubang – lubang strainer sumbat dan tidak terjadi pengutipan yang maksimal
didalam digester, sehingga pengutipan minyak di press juga kurang maksimal.

3.2 Analisis Masalah

Dalam menjalani suatu proses pekerjaan, proses produksi yang berkesinambungan/


berkelanjutan sangat diharapkan agar proses pengolahan tetap berlanjut, sesuai dengan
“Identifikasi Masalah” bahwa terdapat potensi pengutipan minyak yang dapat dimaksimalkan.
Dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, maka didapat kan bahwa bottom plate
digester memiliki diameter lubang strainer sebesar 6 mm yang berjumlah 175 tiap bagian (1 set
dibagioleh 4 bagian dan per bagian adalah ¼ lingkaran) sehingga jumlah total lubang 1 set
bottomplate ada sebanyak 700 lubang dengan dimana untuk satu lubang seluas 28.26 mm2 dan
total seluruh lubang ada 19,782 mm2.
Dari data nut histogram yang telah dilakukan bahwa rata -rata diameter nut adalah 13 mm
sehingga jika kita melakukan perubahan lubang menjadi 10 mm maka masih memungkinkan untuk
nut tidak jatuh kedalam virgin oil. Kemudian dari pengamatan cara pelubangan bottomplate yang
dilakukan (simetris tegak lurus ditampilkan pada gambar 3.2) juga masih bisa kita tinjau dengan
metode pelubangan yang lain yaitu dengan mengikuti jalur lingkaran (ditampilkan pada gambar
3.3). Jarak antar lubang di dalam tiap jalur adalah 30 mm, garis berwarna orange adalah jalur mal
pelubangan strainer, garis yang berwarna hitam adalah dimensi bottom plate digester, jarak antar
jalur adalah 30 mm.

 
Gambar 3. 1 Bottom Plate yang sumbat

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  7 
     
 

 
Gambar 3. 2 Contoh pelubangan simetris tegak pada Bottom Plate.

 
Lubang strainer


16 

Jalur Lubang

20 cm 

120 cm 

Gambar 3. 3 Metode Pelubangan

Tabel 3. 1 Perhitungan Jumlah Lubang Bottom Plate.


 

Jika kita menggunakan diameter 10 mm dengan metode pelubangan yang lama dengan
jumlah lubang 700 (metode pelubangan yang lama) maka didapatkan total luasan lubang adalah
54,950 mm2 selisih 35,168 mm2 dibandingkan dengan metode pelubangan yang lama. Jika kita
menggunakan metode pelubangan yang mengikuti jalur lingkaran dari tengah maka lubang yang
bisa kita dapatkan adalah sebanyak 1,182 lubang dengan total luasan lubang (jika diameter lubang
10 mm) adalah 92,787 mm2 selisih 37,837 mm2 dibandingkan jika kita menggunakan total lubang
700 dengan diameter lubang 10 mm. Jadi total selisih luasan lubang yang kita bisa dapatkan
dibandingkan dengan diameter lubang 6 mm dengan jumlah lubang 700 adalah 73,005 mm2. Maka
semakin besar luasan lubang yang dapat kita manfaatkan, potensi pengutipan minyak pun akan

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  8 
     
 
semakin lebih besar yang bisa kita dapatkan dari digester dan retensi pembersihan bottom plate
digester kembali yang kita lakukan akan bisa lebih lama sehingga hal ini penulis nilai lebih efektif.
Selain itu juga, tambahan analisa dari segi pengadaan barang, berdasarkan analisa
perhitungan biaya yang penulis lakukan, untuk pengadaan barang bottom plate (Bottom wear plate
s/s 120 cm x 18 cm) adalah senilai Rp 25,300,600.- dan total biaya jika pabrikasi sendiri adalah
senilai Rp 13,089,810.- selisih Rp 12,210,790.-. Retensi pergantian sama yaitu setahun sekali.
Jumlah press di PSMKI adalah 8 unit, maka penghematan yang dapat dilakukan jika kita pabrikasi
bottomplate sendiri adalah sebesar Rp 97,686,320.- Dengan rincian biaya dijelaskan pada tabel
3.2 dan tabel 3.3.

Tabel 3. 2 Biaya alat dan Bahan Pabrikasi Bottom Plate

Tabel 3. 3 Biaya Tenaga Kerja Pabrikasi Bottom Plate

 
3.3 Alternatif Solusi

Dari analisa yang diambil, maka terdapat alternatif solusi yang dapat diberikan, yaitu :

1. Melakukan pengadaan barang bottom plate digester dengan permintaan kepada supplier
untuk dimensi lubang strainer bottom plate digester dari 6 mm menjadi 10 mm untuk
mendapatkan luasan lubang lebih banyak dari sebelumnya19,782 mm2 menjadi 92,787
mm2, dengan selisih yaitu sebesar 73,005 mm2.
2. Melakukan pengadaan barang bottom plate digester dengan permintaan kepada supplier
untuk letak pelubangan yang memungkinkan untuk lebih banyak seperti dijelaskan pada
sub bab analisis masalah untuk mendapatkan total lubang lebih banyak yaitu dari 700
lubang menjadi 1182 lubang, dapat menambah lubang sebanyak 483 lubang.
3. Pengadaan bottomplate dengan metode pabrikasi sendiri dengan potensi penghematan
yang dapat dicapai yaitu Rp 97,686,320.-

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  9 
     
 
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini, adalah :
1. Potensi penambahan luasan lubang yang dapat dihasilkan adalah menambah
sebanyak 73,005 mm2.
2. Potensi penambahan jumlah lubang yang dapat dihasilkan adalah menambah
sebanyak 483 lubang.
3. Potensi penghematan biaya dengan pabrikasi sendiri adalah 97,686,320.-/tahun.
4. Dengan bertambahnya luasan lubang dan jumlah lubang pada strainer bottom plate
maka keuntungan yang kita dapat adalah retensi pembersihan lubang kembali yang
lebih lama dan jumlah minyak yang dapat di kutip di virgin oil dapat lebih banyak
untuk terus menekan oil losses fibre di press dan losses kernel di fibre.

1.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari tulisan ini, adalah :
1. Semoga saran perbaikan yang ditawarkan penulis dapat menjadi masukan bukan
hanya untuk PSMKI tetapi untuk PKS lain agar mengaplikasikan perbaikan tersebut
agar lebih banyak minyak, kernel dan biaya yang dapat di hemat untuk PTPN III.

AKHLAK; AMANAH‐KOMPETEN‐HARMONIS‐LOYAL‐ADAPTIF‐ KOLABORATIF  10 

Anda mungkin juga menyukai