Ringkasan Rekacipta/Inovasi
1.1. Nama Rekacipta Kemandirian Masyarakat dalam Penanganan Stunting
1.2. Judul Proposal Optimalisasi Keterampilan Masyarakat Kampung KB dalam Pengelolaan dan
Pemanfaatan Pangan Lokal sebagai Upaya Penanganan Stunting: Pilot Project di
3 Kabupaten-Provinsi Sumatera Selatan
1.3. Tematik Khusus Ekonomi Hijau Ekonomi Biru
Rekacipta atau Umum Ekonomi Digital Pengembangan Pariwisata
(pilih satu yang utama) X Kemandirian Kesehatan Non Tematik (Umum)
1.4. Skema Kemitraan untuk Hilirisasi Inovasi Hasil Riset atau Kepakaran:
(pilih satu yang utama) Hilirisasi Inovasi Hasil Riset untuk Tujuan Komersialisasi
Hilirisasi Kepakaran untuk Menjawab Kebutuhan DUDI
Pengembangan Produk Inovasi Bersama DUDI/Mitra Inovasi
Peningkatan TKDN atau Produk Substitusi Import Melalui Proses
Reverse Engineering
Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat atau Efisiensi
Tatakelola Pemerintahan:
X Penyelesaian Persoalan yang Ada di Masyarakat Penyelesaian
Persoalan yang Ada di Institusi Pemerintah
2. Mitra (pilihan kelompok mitra)
Kelompok Mitra (boleh DUDI X Institusi Pemerintah (K/L)
pilih lebih dari satu)
LSM Pemerintah Daerah
3. Pengusul
3.1. Ketua Pengusul
Nama Dr. Nur Alam Fajar, S.Sos, M.Kes, AIFO
Bidang keahlian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Asal institusi Universitas Sriwijaya
Telepon genggam (WhatsApp) 08117888060/ 08996666969
E-mail nuralamfajar@unsri.ac.id
3.2. Komposisi X Perguruan Tinggi Lembaga Riset/Litbang DN
Pengusul
PT Lain Dalam Negeri Lembaga Riset/Litbang LN
PT Luar Negeri
4. Mitra Utama
Nama mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Alamat Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan, Jl. Demang Lebar Daun,
Palembang, Sumatera Selatan 30137
Telepon genggam (Whatsapp) 08127866328/ 0711-355348
E-mail penduksumsel.2022@gmail.com/ prov.sumsel@bkkbn.go.id
Profil singkat mitra BKKBN sebagai leading sector dalam penanggulangan permasalahan
stunting tingkat Nasional sejak tahun 2022
Nama unit pengelola Pengelola Program Matching Fund Tingkat Perguruan Tinggi (Universitas
Sriwiwjaya) Tahun 2023
Ketua unit Dr. rer. med. H. Hamzah Hasyim, S.KM, M.KM
Alamat Jalan Raya Palembang Prabumulih KM 32. Inderalaya Kab. Ogan Ilir
30662
Telepon genggam (WhatsApp) 082184773402
E-mail hamzah@fkm.unsri.ac.id
*Informasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi (PT)
Nama ketua tim pengusul Dr. Nur Alam Fajar, S.Sos, M.Kes, AIFO
Bidang keahlian ketua Ilmu Kesehatan Masyarakat
Alamat Jl. Macan Kumbang IX No. 5040 RT.44, RW.11, Kelurahan Demang Lebar
Daun, Kec. IB I, Kota Palembang
Telepon genggam (WhatsApp) 08117888060/ 08996666969
E-mail nuralamfajar@unsri.ac.id
Bersama ini kami menyatakan bahwa proposal yang diajukan telah melalui proses penjaminan mutu di institusi.
Dr. Nur Alam Fajar, S.Sos, M.Kes, AIFO Dr. rer. med. H. Hamzah Hasyim, S.KM, M.KM
Penanggung Jawab,
Pimpinan Perguruan Tinggi
● Bagian ini memuat uraian singkat deskripsi masalah yang dihadapi atau potensi
manfaat yang diharapkan sesuai dengan Skema Program yang diusulkan.
● Diuraikan secara singkat permasalahan yang dihadapi (pain point) industri atau
masyarakat, mencakup seberapa besar pengaruhnya terhadap industri atau
masyarakat.
● Pada bagian ini juga disampaikan metode/cara penanganan selama ini serta
kelemahannya sehingga alternatif solusi yang ditawarkan akan memberikan hasil solusi
permasalahan yang lebih baik.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi pada masa tumbuh
kembang anak di usia dini akan menghambat perkembangan fisik, meningkatnya kesakitan,
menghambat perkembangan mental anak, dan bahkan menyebabkan kematian. Balita yang
mengalami masalah gizi stunting memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual,
produktivitas, dan kemungkinan risiko mengalami penyakit degeneratif di masa mendatang
(Kemenkes RI, 2020).
Kasus stunting di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Survei Status Gizi
Indonesia tahun 2018 sebesar 31,7%, cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun
dimana pada tahun 2019 sebesar 28,98%, tahun 2020 sebesar 28,68%, tahun 2021 sebesar
24,80% dan tahun 2022 sebesar 18,6%. Namun angka tersebut masih jauh dari target
RPJMN yaitu 14% (Dinas Kesehatan Prov Sumatera Selatan, 2021). Disamping itu, sebanyak
17.22% ibu hamil mengalami kekurangan energi kronik (KEK). Hal ini berpengaruh terhadap
kejadian BBLR yaitu sebesar 6,81%. Kondisi BBLR dan nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir
akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya dimana bisa berisiko terjadinya stunting jika
tidak ditangani dengan baik dengan pemenuhan gizi yang seimbang (Dinas Kesehatan Prov
Sumatera Selatan, 2021).
Upaya Percepatan Penurunan Stunting yang tertuang dalam Perpres RI Nomor 72
Tahun 2021 memerlukan intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara holistik,
integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara dunia
pendidikan, kelembagaan, pemerintah pusat dan daerah (Perpres RI, 2021). Selain itu melalui
BKKBN Pemerintah juga memiliki Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka
Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 yang tertuang dalam Peraturan BKKBN Nasional RI No.
12 Tahun 2021 melalui pendekatan keluarga berisiko stunting dengan kerja sama multisektor
di pusat, daerah, dan desa. Oleh karena itu, kolaborasi antara instansi perguruan tinggi dan
BKKBN sebagai Mitra Utama Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) diharapkan mampu
memberikan solusi permasalahan stunting. Melalui program matching fund dalam platform
kedeireka, Perguruan Tinggi menciptakan Inovasi solusi berbasis ilmu dan teknologi sebagai
solusi terbaik penurunan stunting nasional. Dalam program ini akan dilakukan upaya
optimalisasi keterampilan masyarakat Kampung KB dalam pengelolaan dan pemanfaatan
pangan lokal sebagai upaya penanganan stunting. Program ini akan menjadi Pilot Project di 3
Kabupaten-Provinsi Sumatera Selatan dengan kasus stunting tertinggi yang diharapkan akan
menjadi wilayah percontohan dalam upaya penanganan stunting.
Inovasi yang diusulkan dalam proposal ini adalah kemandirian masyarakat dalam
penanganan stunting yang mencakup upaya pengelolaan hingga pemanfaatan pangan lokal
khususnya bagi keluarga dengan risiko stunting. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi
sasaran/objek dalam program penanganan stunting. Sebaliknya, masyarakat memiliki potensi
yang luar biasa untuk mempertahankan dan menjaga diri serta anggota keluarganya agar
terhindar dari bahaya stunting.
Pada dasarnya, Provinsi Sumatera Selatan telah diberkahi dengan beragam jenis sumber
pangan yang dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Beberapa sumber pangan lokal
tersebut diantaranya padi, umbi-umbian, dan berbagai jenis sayuran. Di samping itu,
sebagian besar wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dialiri oleh sungai,
dimana menjadi sumber pangan hewani dari jenis ikan air tawar lokal seperti gabus, patin,
sepat, lampam, lele dan lain-lain. Namun, tidak semua masyarakat memaksimalkan
pemanfaatan bahan pangan lokal tersebut untuk dikonsumsi bagi seluruh anggota keluarga
terutama ibu hamil dan balita. Walaupun masyarakat secara langsung bermata pencaharian
sebagai nelayan/pencari ikan, akan tetapi tidak jarang ikan hasil tangkapan akan langsung
dijual untuk mendapatkan uang dan membeli kebutuhan lainnya. Selain itu, hasil tangkapan
ikan sangat tergantung dengan musim/iklim sehingga ketahanan pangan keluarga untuk
mengkonsumsi protein hewani tergolong rendah. Masyarakat juga dinilai terbatas dalam
mengolah bahan pangan lokal tersebut sehingga jenis makanan/minuman yang disediakan
kurang beragam.
Dengan demikian, usulan inovasi untuk membina kemandirian masyarakat sangat tepat dan
cocok untuk diimplementasikan sehingga masyarakat berdaya dalam pemanfaatan sumber
pangan lokal dan mengolahnya menjadi makanan/minuman yang menarik serta bergizi bagi
keluarga setiap hari. Inovasi ini akan dijalakan mengikuti empat strategi promosi kesehatan
yaitu advokasi, dukungan sosial, gerakan masyarakat dan kemitraan sebagai berikut.
Advokasi
Kegiatan penyamaan persepsi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di level
provinsi dan kabupaten terkait penanganan stunting
Diseminasi hasil kegiatan kepada pemerintah daerah di level provinsi, kabupaten, dan
desa/kelurahan
Dukungan Sosial (Bina Suasana)
Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) di level desa/kelurahan
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di level desa/kelurahan
Peningkatan Literasi tentang Stuntingdi level desa/kelurahan
Gerakan Masyarakat
Pelatihan/Workshop Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber)
Implementasi dan Pendampingan Budikdamber
Pelatihan/Workshop Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)
Implementasi dan Pendampingan Masyarakat Dashat
Kemitraan
Kerjasama lintas sektor di level provinsi dan kabupaten (antara lain Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan)
Empat strategi di atas mengintegrasikan antara peran pemerintah, perguruan tinggi, mitra
serta masyarakat dalam upaya bersama menangani stunting. Inovasi ini dapat dijalankan
dalam jangka waktu kurang lebih 5 (lima) bulan dengan persiapan awal selama 1 bulan,
pelaksanaan intervensi selama 3 bulan, dan monitoring-evaluasi serta diseminasi hasil
kegiatan selama 1 bulan. Keberlanjutan inovasi dinilai cukup tinggi, artinya keberhasilan
kegiatan juga dapat menjadi percontohan dan dipeluas untuk desa/kelurahan dan
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan.
2.2. Keterkaitan Inovasi dengan Rekam Jejak Pengusul dan Mitra (Amin Arigo)
Bagian ini memuat deskripsi luaran yang ditargetkan (end-product atau social
change) sesuai dengan inovasi dan skema yang diusulkan.
● Pada bagian ini diuraikan manfaat (tangible & intangible) serta dampak signifikan dari
luaran yang dihasilkan baik terhadap perguruan tinggi pengusul, mitra, dan masyarakat.
Dalam skema B, masyarakat adalah penerima manfaat.
● Uraikan disini dampak kegiatan pada pencapaian IKU perguruan tinggi sesuai dengan
karakteristik inovasi yang diusulkan.