Anda di halaman 1dari 2

Efek Terapi Piracetam

Piracetam adalah obat nootropik turunan asam gamma-aminobutirik (GABA). Obat ini memiliki
efek neuronal dan juga vaskular.[9,10] Efek neuronal piracetam antara lain adalah meningkatkan
neuroplastisitas, memperbaiki proses neurotransmisi, neuroprotektif, dan antikonvulsan.
Piracetam bekerja dengan mempengaruhi neurotransmiter serotonergik, noradrenergik, dan
glutamanergik, terutama pada reseptor post-sinaps. Obat ini juga dapat mempengaruhi fluiditas
dan plastisitas membran. Fluiditas dan plastisitas membran merupakan komponen penting dalam
mempertahankan struktur sel, sehingga dapat terproteksi dari kerusakan (neuroproteksi).
Piracetam juga dinilai bermanfaat dalam meningkatkan oksidasi glukosa dan menghasilkan ATP,
sehingga dapat melindungi sel-sel saraf dari hipoksia. Piracetam juga memiliki efek vaskular,
yaitu menurunkan vasospasme, mengurangi adesi eritrosit ke endotel, meningkatkan
vaskularisasi otak dan mikrosirkulasi perifer. Piracetam juga memiliki efek antikoagulasi karena
dapat menurunkan kadar fibrinogen dan faktor vonWillebrand. Faktor vaskular yang dimiliki
piracetam ini dinilai bermanfaat dalam terapi struk iskemik akut.[5,7,10]
Efek Terapi Citicolin
Citicolin adalah obat kolinergik eksogen yang berasal dari sitidin-5-difosfokolin (CDP-choline).
CDP-Choline adalah salah satu zat yang faktor yang berperan dalam biosistensi membrane sel.
CDP-choline juga dinilai berperan dalam membantu sintesis fosfatidilkolin. Fosfatidilkolin
adalah fosfolipid yang dibutuhkan untuk fungsi gray matter otak. Citicolin juga dinilai dapat
meningkatkan sintesis asetilkolin dan memperbaharui fosfolipid dalam otak. Obat ini juga dinilai
dapat meminimalisir iskemia otak dengan menurunkan radikal bebas (malondialdehida). Hal ini
menjadikan citicolin dianggap memiliki efek neuroprotektif dan regeneratif, sehingga banyak
digunakan pada stroke dan cedera kepala.[1,7,11–13]
 Studi Terkait Pemberian Citicolin dan Piracetam
Banyak studi yang ada terkait efek terapi citicolin dan piracetam, terutama pada struk iskemik
akut dan cedera kepala. Hasil studi ini menunjukkan hasil yang beragam.

Salah satu studi meta-analisis dan studi literatur sistemik terbaru mengenai citicolin pada cedera
kepala terhadap 1128 pasien menunjukkan bahwa pemberian citicolin pada cedera kepala tidak
memiliki manfaat. Tidak terdapat perbedaan Glasgow Outcome Scale (GOS) pada pasien-pasien
yang diberikan citicolin dan tidak, terutama pada cedera kepala akut. Sedangkan, manfaat
citicolin pada cedera kepala kronik masih dipertanyakan dan memerlukan penelitian lanjutan.
[3] Meta-analisis dari 12 uji klinik sebelumnya menunjukkan bahwa citicolin dapat bermanfaat
dalam memperbaiki Glasgow Coma Scale (GCS) bila diberikan pada pasien cedera kepala berat
(95% CI 1.302–2.530), akan tetapi hasil ini sangat heterogen pada kasus cedera kepala.[14]
Pada kasus struk iskemik, pemberian citicolin dinilai cukup signifikan. Penelitian uji klinis
acak/randomized controlled trial (RCT) pada 100 pasien menunjukkan bahwa pasien yang
diberikan citicolin mengalami perbaikan fungsi dalam aktifitas sehari-hari berdasarkan indeks
Barthel pada follow-up 1 bulan dan 3 bulan setelah terapi (P<0.001 dan P=0.002).[15] Meta-
analisis pada 10 RCT juga menunjukkan bahwa pemberian citicolin bermanfaat dalam
memperbaiki fungsi neurologi pasien, terutama bila diberikan dalam 24 jam setelah onset struk
(OR 1.27 95%CI: 1.05-1.53). Namun, pemberian citicolin tidak lebih baik dari reperfusi rtPA.
[4] Meta-analisis lain menilai bahwa pemberian citicolin tidak bermanfaat untuk menurunkan
mortalitas (OR=0.91, 95%CI: 0.07-1.09 dengan P = 0.3), tetapi pemberian citicolin aman untuk
dilakukan.[16]
Data tentang penggunaan piracetam untuk struk dan cedera kepala cukup terbatas. Salah satu
literatur menunjukkan bahwa piracetam dosis tinggi dapat memperbaiki afasia pada struk serta
perbaikan gejala klinis pada trauma.[7] Dalam studi literatur sistemik/systematic literature
review yang lebih baru dari Cochrane pada 1002 pasien menunjukkan bahwa piracetam tidak
terlalu bermanfaat dalam terapi struk akut. Piracetam berhubungan dengan peningkatan
mortalitas, tetapi hal ini tidak signifikan secara statistik (95% CI 81% meningkatkan - 5%
menurunkan).[5]
Pertimbangan Pemberian Citicolin dan Piracetam
Penggunaan citicolin pada cedera kepala ataupun struk secara umum menunjukkan perbaikan
gejala pada pasien meskipun manfaatnya terbatas dan sangat bergantung pada dosis serta waktu
pemberian. Data-data yang ada menunjukkan hasil terapi yang lebih baik dengan pemberian
citicoline. Pemberian citicolin juga aman untuk dilakukan dan tidak merugikan pasien. Citicolin
bersifat sebagai suplemen dan tidak dapat menggantikan terapi definitif seperti reperfusi rtPA
ataupun dekompresi. Pemberian piracetam tidak lebih baik dari citicoline dan pada beberapa
kasus dapat meningkatkan mortalitas. Studi terkait manfaat citicolin masih terus dikembangkan
dan diperbaharui untuk cedera kepala dan struk, sedangkan piracetam sudah mulai ditinggalkan.
[3,5,14,16]

Anda mungkin juga menyukai