Anda di halaman 1dari 19

SURVIVAL GUNUNG HUTAN – JUNGLE SURVIVAL

4.1 P ENGERTIAN

Survival Berasal dari kata “Survive” yang artinya mampu mempertahankan hidup dan lolos dari kondisi
yang tidak menentu.

Sedangkan “Jungle Survival” artinya suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi seseorang /
sekelompok pada daerah yang asing / terisolir di gunung / di hutan hingga kembali kepada keadaan
normal.

Survivor : Orang yang sedang melakukan kegiatan Survival, bisa perorangan ataupun kelompok

4.2 FILOSOFI

4.2.1 ENGLISH VERSION

a. Size Up The Situation

b. U ndue Haste Makes Waste, U se All Your Senses

c. R emember Where you are

d. V anquish Fear And Panic

e. I mprovise

f. V alue Living

g. A ct Like The Natives

h. L ive By Your Wits, but for now Learn Basic Skills

4.2.2 VERSI I NDONESIA

a. Sadarilah Sungguh-Sungguh Situasimu

b. U ntung rugi ada pada diri sendiri

c. R asa Takut dan Putus Asa Harus dihilangkan

d. V acuum (jangan bergerak jauh)

e. I ngatlah Dimana Kau Berada

f. V iva (hargai hidup)

g. A dat Istiadat Setempat harus dihargai


h. L atihan membuahkan keterampilan

4.3 MASALAH YANG SERING DIHADAPI DALAM SURVIVAL

Problema atau masalah yang berpengaruh tergantung pada situasi yang dihadapi dan satu sama lain
mempunyai hubungan sebab akibat. Masalah ini berasal dari 3 aspek, yaitu :

a. Aspek Psikologis yang merupakan masalah Mental

Contoh : takut, cemas, terasing, panik, bosan, kesepian, tertekan, putus asa, dsb

b. Aspek Fisiologis yang berkaitan dengan masalah

Fisik

Contoh : lapar, haus, lelah, ngantuk, dan sakit

c. Aspek Lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor

Contoh : panas, dingin, hujan, angin, badai, hewan berbahaya, medan yang berat, hutan yang lebat, dsb

Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut. Seseorang yang biasa hidup
dengan berbagai fasilitas yang memadai akan sulit menghadapinya apabila tidak pernah berlatih dan
tidak ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan Survival.

4.4 TINDAKAN AWAL PADA SITUASI SURVIVAL

Tahap sebelum melakukan tindakan awal adalah : survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya,
yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil dapat berdasarkan kebutuhannya dan
tidak melakukan hal yang tidak berguna.

4.4.1 TINDAKAN UMUM

Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahatlah yang cukup, perhatikan
kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP. Pedoman ini sangatlah penting saat kita menghadapi keadaan
yang sulit, contoh ; tersesat.

S = Stop and seating

Berhenti Duduklah dan Jangan Panik.

T = Thinking

Gunakan Akal Sehat dan Selalu Sadar Akan Keadaan yang sedang dihadapi.

O = Observe

Amati Keadaan Sekitar,


P = Planning and Preparing

Buat Rencana dan Persiapan Mengenai Tindakan / Usaha Yang Akan Dilakukan.

Masalah yang dihadapi seseroang akan lebih banyak dari berkelompok karena semua resiko yang akan
terjadi hanya diadapi oleh satu orang saja. Jangan bertindak sendiri – sendiri jika survivor lebih dari satu
orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat meng-hemat waktu dan tenaga,
demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi.

Tumbuhkan rasa kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang
dianggap mampu untuk menjadi pemimpin dalam melakukan survival. Buatlah rencana dann ammbil
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.

4.4.2 TINDAKAN KHUSUS

Adapun tindakan khusus sebelum menentukan untuk tetap tinggal di lokasi atau bergerak mencari jalan
keluar, yaitu :

1. Mengevaluasi kondisi tim, baik fisik, mental ataupun perbekalan.

2. Mencari daerah terbuka dan menentukan posisi saat keadaan survival agar memudahkan tim SAR
dalam melakukan pencarian dan dapat melakukan komunikasi lapangan.

3. Mencari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan.

4. Menangani survivor yang menderita.

5. Memanajemen ulang perjalanan, bila diperlukan.

Gaya / Metode Survival dibedakan menjadi 2, yaitu :

1) SURVIVAL STATIS

1. Rawat survivor yang menderita atau sakit.

2. Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya.

3. Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar lokasi.

4. Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda lainnya seperti
smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar sampah dan sebagainya.

2) SURVIVAL DINAMIS

1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat di bawa dalam perjalanan.

2. Tentukan arah yang di tuju berdasarkan kompas, matahari, atau alat petunjuk lainnya.
3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan barang bawaan lainnya,
serta arah yang di tuju.

4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan.

5. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah
pegunungan.

6. Carilah makanan dan minuman sebelum persediaan yang dibawa habis.

7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan janganlah melakukan perjalanan malam.

8. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari serangga
atau binatang berbahaya.

4.5 TE KNIS KEGIATAN

Kegiatan Survival tidak hanya dilakukan dengan dasar kemampuan Fisik dan Mental yang kuat, dalam
Kegiatan Survival-pun ada teknis kebutuhan yang akan menunjang Kegiatan Survival yang akan kita
lakukan. Teknis Kegiatan Survival yang akan dibahas dalam buku saku ini adalah Teknis Kegiatan Survival
Gunung Hutan atau Jungle Survival.

4.5.1 MENENTUKAN ARAH DAN LINTASAN

Pada saat keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan
orientasi medan kemudian menentukan arah dan memilh lintasan yang aman sehingga tujuan untuk
keluar dari kondisi survival dapat tercapai.

4.5.1.1 MENENTUKAN ARAH

1. Berpedoman pada matahari, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di barat.

2. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang alib, garis diagonalnya bila di tarik sampai
ke kaki langit menunjukkan arah selatan.

3. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang
menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat. Pedoma ini tidak
berlaku pada derah lereng atau lembah pada hutan yang lebat.

4.5.1.2 MEMILIH LINTASAN

Melakukan perjalanan di hutan dataran rendah :

Tentukan arah yang di tuju. Hal ini di maksudkan untuk menghindari yang tidak menentu/berputar-putar
di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka ikutilah aliran sungai
tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival karena kemungkinan akan tentukan arah
dan mengikuti punggungan gunung. Berjalanlah di lembah atau pada aliran sungai karena akan melewati
perkampungan penduduk.

Melakukan perjalanan di pegunungan :

Sungai di pegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun

1. Pilih punggungan yang lebih besar untuk turun.

2. Cari jalan teraman.

4.5.2 JEJAK

Pada kawasan hutan banyak di temui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia
atau hewan. Bentuk jejak ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang meintasi daerah
tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan survivor.

4.5.2.1 JEJAK HEWAN

Berupa telapak kaki, kotoran (faeces) dan sibakan tumbuhan dapat menunjukkan jenis hewan tersebut,
ukuran tubuh, habitat, makanan dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di ambil tindakan untuk
membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya.

4.5.2.2 JEJAK MANUSIA

Berupa telapak kaki, sepatu atau sendal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon
dan sampah. Dapat menunjukkan aktifitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah
atau survivor.

4.5.2.3 MEMBUAT JEJAK

Usaha untuk survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat
jajak yang jelas agar tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat di buat sesuai dengan alat atau barang yang
di bawa atau tanpa alat sekalipun.

a. Menggunakan Alat atau Barang

1. Potongan tali yang di ikatkan pada pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan ( string line).

2. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon.

3. Sampah, potongan kain dan barang lai terutama yang berwarna menyolok di letakkan pada jarak
tertentu sepanjang jalur yang di lewati.

b. Tanpa Menggunakan Alat

1. Menyiibakkan atau mematahkan tumbuhan.


2. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak yang berwarna menyolok.

3. Menyusun batu dan ranting membentuk panah.

4. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gambut.

4.5.3 MENCARI AI R

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam keadaan survival penggunaan air harus di
hemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Rata-rata
dalam 1 hari manusia kehilangan 2-3 liter air dalam tubuh bahkan jika sedang istirahat manusia akan
kehilangan 1 liter air dari tubuhnya. Seseorang tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari
maka ia akan terancam kematian. Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat di perboehkan dari
berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya air yang diperoleh perlu di proses terlebih dahulu, adapula
yang langsung dapat di minum.

A. Cara mendapatkan air

1. Di lembah (sungai).

2. Gali tanah dibawah pohon besar.

3. Mengikuti binatang mamalia (ke sungai).

4. Embun.

5. Pohon yang mengandung air (pisang, kantong semar, bambu, rotan, akar gantung).

6. Penguapan daun dan tanah.

B. Ai r yang tidak perlu dimurnikan ( dapat diminum langsung )

1. Mata air.

2. Air sungai yang mengalir.

3. Air hujan.

4. Air embun.

5. Air tidak berbau.

6. Air tidak berwarna.

7. Air dari tumbuhan beruas-ruas.

8. Air dari tumbuhan merambat.

C. Ai r yang harus dimurnikan terlebih dahulu ( tidak dapat diminum langsung)


1. Air dari sungai yang besar.

2. Air yang tergenang.

3. Air dari perasan lumut.

4. Air didaerah berbatu/berkapur.

5. Air dari batang pohon pisang.

6. Air laut.

7. Air yang berbau tidak sedap.

D. Menghemat penggunaan air

1. Banyak beristirahat / bergerak dengan rileks

2. Jangan merokok

3. Beristirahat ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

4. Jangan makan, makanlah sedikit mungkin

5. Jangan minum alkohol

6. Jangan banyak berbicara, bernafaslah melalui hidung

Air dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang sehingga yang tersisa
tinggal bawahnya (bongkahnya) lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar, biasanya dapat
keluar sampai 3 kali pengambilan. *air harus dimurnikan terlebih dahulu.

4.5.4 BIVAK

Kondisi yang dihadapi survivor di saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan di
lokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat di perlukan untuk menghadapi
pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi
secara aman dan nyaman. Membuat tempat berindung / bivak harus disesuaikan dengan jumlah
survivor pada lokasi tersebut.

Bahan untuk membuat bivac/bivoac/bivak di bagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut :

4.5.4.1 BIVAK AL AM

1. Pohon yang utuh maupun yang tumbang

2. Dedaunan

3. Gua
4. Lubang Tanah

5. Cerukan tebing

6. Dan Lainnya

4.5.4.2 BIVAK BUATAN

1. Poncho

2. Plastik

3. Jas Hujan

4. Flysheet

5. Hammock

6. Dan Lainnya

Berbagai bentuk, macam dan cara membuat bivac tergantung daripada selera dan kreatifitas masing-
masing, keadaan alam dan lingkungan, jumlah orang dan bahan yang ada untuk membuatnya.

Pergerakan malam di hutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari
terbenam.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivac adalah sebagai berikut :

1. Pilih lokasi yang baik (usahakan ditempat yang datar)

2. Jangan terlalu merusak alam sekitar.

3. Cukup dekat dengan sumber air

4. Hindari daerah aliran air dan buatlah parit disekeliling bivak

5. Bukan pada jalur lintasan binatang buas atau sarang nyamuk/serangga

6. Tidak berada dibawah pohon yang solitaire, tebing, atau benda yang berkemungkinan roboh (rapuh)
Memiliki rangka dan kontruksi (bahan) yang kuat

7. Bivac jangan sampai bocor

8. Tidak tergenang air bila hujan

9. Terlindung langsung dari angin


Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga
dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya di beri alas dengan daun-daun kering, atau
dengan alat yang di bawa agar tubuh tidak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah.

Apabila memilih gua, kita harus bisa memastikan bahwa tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua
yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun
adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas
berbahaya di sekitarnya.

4.5.5 PERA PI AN

Api sangat berguna dalam Kegiatan Survival, dengan adanya api sedikit banyak membawa ketenangan
bagi moral petualang itu sendiri, adapun manfaat dari perapian antara lain adalah sebagai berikut ;

1. Menjauhkan binatang buas

2. Sebagai penghangat badan

3. Memasak

4. Penerangan

5. Membuat sinyal darurat

6. Dan lainnya

Untuk membuat perapian di butuhkan tiga unsur, yaitu :

4.5.5.1 BAHAN BAKAR

Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan ranting dan kayu
kemudian potong dan di belah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris
tipis membentuk serpihan. Susunlah kayu bakar dari mulai ukuran yang terkecil hingga ukuran yang
besar.

Getah damar yang mengandung terpentin dapat di gunakan sebagai bahan bakar pemicu demikian pula
jika ada lilin, parafin, kain atau bahan lainnya yang mudah terbakar.

4.5.5.2 UDARA

Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayunya jangan terlalu rapat agar
sirkulasi cukup. Sususnan ini dapat membentuk piramida atau kerucut.

4.5.5.3 SUMBER PANAS

1. Berasal dari korek api.

2. Sinar matahari yang di fokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar.
3. Gesekan bambu dengan bambu.

4. Gesekan busur dengan gurdi.

5. Benturan golok atau pisau baja pada batu.

6. Dari alat lain, seperti batu pemantik tau fire starter yang ada pada survival kit.

Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi perapian yang aman dan
perhatikan arah angin sehingga asap yang di timbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api karena
membuat perapian tanpa korek api sangatlah sulit. Jagalah api yang sedang menyala dan matikan
apabila akan meninggalkan lokasi.

4.5.6 MAKANAN

Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan
ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi
lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival.
Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu di perhatikan adalah fungsi untuk tubuh.
Makanan yang baik adalah makanan yang banyak mengandung karbohidrat, hindarilah makanan yang
kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila persediaan air terbatas.

Seorang Survivor bisa bertahan cukup lama tanpa makanan maksimal sekitar 2-3 minggu, hal ini jika
dibandingkan dengan tidak ada air sama sekali. Meskipun tidak melakukan kegiatan apapun, dalam 1
jam tubuh kita membutuhkan 70 kalori untuk menjaga metabolisme tubuh, dalam 24 jam = 1680 kalori.
Untuk sekedar mengganjal perut selama dalam perjalanan seorang Survivor bisa makan
tumbuhan/makanan apa saja, selama tumbuhan/makanan tersebut aman untuk dikonsumsi.

Dari macam-macam makanan dikategorikan menjadi 3, yaitu lemak, protein dan karbohidrat, dimana 1
gr karbohidrat = 4 kal, 1 gr protein = 4 kal, dan 1 gr lemak = 9 kal.

Untuk memanfaatkan bahan yang tersedia kita perlu

Memasak agar bahan makanan baik itu dari hewan ataupun tumbuhan dapat kita makan tanpa
menyebabkan keracunan. Jadi bahan makanan yang tersedia di alam (natural food) bisa dimanfaatkan
secara maksimal.

Tujuan Memasak :

1. Sterilisasi bahan makanan

2. Membuat bahan makanan mudah dimakan dan dicerna

3. Menambah kenikmatan rasa

Pertolongan pertama untuk keracunan akibat makanan bisa menggunakan air garam, minyak kelapa,
dan susu.
4.6 B OTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS

Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia sehingga pengenalan dan pemilihan jenis
yang dapat di makan dan sebagai obat perlu di ketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang
beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal.
Demikian pula apabila memakan satu jenis tumbuhan atau hewan, tidak semua bagian dapat di makan
selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan atau hewan tertentu yang
mengandung racun.

4.6.1 BOTANI PRAKTIS

4.6.1.1 MENCARI MAKANAN DAN TES TERHADAP

T UMBUHAN BARU

Bagian yang dapat dimakan dan memberikan cukup energy adalah umbi, umbi batang dan umbi akar,
buah biji dan daun.

A. C i ri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan

1. Bagian tumbuhan yang masih muda (Pucuk/Tunas) Tumbuhan yang tidak mengandung getah
Tumbuhan yang tidak berbau

2. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap

3. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia

B. Langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan

1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal

2. Makan tumbuhan jangan satu jenis tumbuhan saja

3. Perhatikan apakah hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak

4. Hindari dan berhati-hatilah pada tumbuhan atau buah-buahan yang berwarna mencolok

5. Hindari tumbuhan yang mengeluarkan getah berwarna putih/getah seperti sabun

6. Hindari tumbuhan yang rasanya tidak enak (Pahit dan Asam)

7. Hindari tumbuhan yang solitaire (berdiri sendiri)

8. Hindari tumbuhan yang daun atau batangnya berduri dan berbulu

9. Tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau dicicipi terlebih
dahulu dengan dioleskan pada bibir dan lidah, tunggu minimal 5 menit kemudian apabila terasa gatal
dan menyengat, sebaiknya tumbuhan tersebut jangan dimakan
10. Apabila pemeriksaan atau pengenalan awal dirasa cukup aman, maka cicipi dulu setiap bahan
makanan yang didapat sedikit demi sedikit.

11. Berhati-hatilah terhadap biji-bijian yang berwarna merah/merah tua.

12. Tunggu 5 jam setelah mengkonsumsi tumbuhan yang baru dikenal, jangan makan dan minum yang
lain.

4.6.1.2 JENIS TUMBUHAN YANG DAPAT DI MAKAN

1. a. Umbi talas (colocasia sp), rumput teki (cyperus rotundus) uwi atau gadung (dioscorea hispida) dan
ganyong (canna hibrida).

2. b. Buah senggani atau harendong (melastoma polyantum), arbei hutan (rubus sp), markisa atau
konyal (passiflora quadrangularis) dan ceplukan (physalis angulata).

3. c. Biji muda sengon (albijia laphonta) dan kaliandra (caliandra cathartica).

4. d. Daun muda pakutiang (alsophila glauca), rasamala (altingea excesa), selada air (nasturtium
officinale), pohpohan atau banyon (pilea melastomoides), sintrong (ghynura arrantiaca) dan antanan
atau gagan atau kaki kuda (centela aciatica), daun muda cantigi (vaccinnum variangiae folium).

5. e. Umbut pakutiang, batang muda ketebon (genostegia hirta), umbut palem hutan (fam ; palmae),
batang daun begonia (begonia sp), rebung bambu (bambosa sp)

6. f. Bunga honje dan kecombrang (nicolaria sp) dan bunga turi (sesbania glandiflora), pisang hutan
(musa sp) yang dapat dimakan : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.

7. g. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping
(airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena ban.

8. h. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping
(airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena
banyak yang beracun dan bila tidak mengenal lebih baik dihindari.

4.6.1.3 MANFAAT LAIN TUMBUHAN HUTAN

Dalam keadaan survival dimana seseorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfatkan
tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat
berlindung dan tempat mencari air.

A. D apat Dimakan Atau Diminum

1. Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan, dikampung. Batangnya


direbus, rasanya pahit.
Digunakan untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan bisa juga digunakan untuk penambah
nafsu makan.

2. Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai di hutan. Daunnya dimasak
untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.

3. Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa dijumpai di padang
rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, digunakan untuk sakit panas
(demam) dan sakit perut.

4. Lumut hati (marchantia polymorpha), bisa dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati).

5. Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bisa dimakan atau dilalap. Sebagai obat sakit perut,
batuk, asma dan sariawan.

6. Kaliandra daun dan biji mudanya sebagai obat sariawan.

7. Sembung manis (blumea balsmifera), jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan sakit
panas dan sakit perut.

B. Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar

1. Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh yang bengkak
biarkan 24 jam kemudian bersihkan dengan minyak kelapa lalu air hangat, bisa juga untuk terkilir.

2. Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan).

3. Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.

4. Kiurat (plantago major), daunnya untuk obat luar seperti luka dan salah urat (keseleo).

5. Nampong (leonitis nepetifolia), daunnya dihaluskan untuk obat luka.

6. Getah kamboja (plumuiera alba), untuk menghilangkan bengkak.

Masih banyak lagi tumbuhan obat yang berasal dari hutan tetapi untuk penggunaannya harus dicampur
dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu.

C. Tumbuhan Beracun

Beberapa jenis tumbuhan yang berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui
kontak langsung dengan kulit. Jenis tumbuhan ini kebanyakan mempunyai karakteristik tersendiri
terlihat dari bentuk morfologis maupun anatominya seperti warna yang menyolok, berduri, tumbuh
menyendiri tanpa jenis tumbuhan lain didekatnya dan mengandung getah alkohol yang bersifat racun.

Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung degan kulit, antara lain :
1. 1. Rengas atau ingas (gluta renghas), getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak
jaringan.

2. 2. Kemadu atau pulus (laportanea stimulans), bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan
panas.

3. 3. Rarawean atau raweh (mucuna pruirens), kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat
kulit gatal.

4. 4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal

5. 5. Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan

6. 6. Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal

Jenis tumbuhan yang beracun bila dimakan, antara lain :

1. Jarak (jatropha curcas), racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing.

2. Pangi atau picung (pangium edule), seluruh pohon mengandung asam yang sangat beracun.

3. Kecubung (datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi.

4. Jamur amannita verna , mengandung muskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia.

5. Jamur pcilocybe ap, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi

6. Jamur jenis lain yang mengandung racun, amannita muscaria, corprinus sp, hygroporus miniatus,
gomphus bonari, migrolossum rufum.

“ UNTUK JAMUR YANG TIDAK DIKENAL, KITA ANGGAP SEMUA JAMUR ITU BERACUN “

D. Tumbuhan Berguna Lainnya

1. Tumbuhan penyimpan air : Palm, Bambu, Rotan (calamus sp) dan tali air atau liana, yang biasa
menggantung dari pohon kepohon.

2. Untuk Bahan Bakar : kayu dan ranting kering, getah damar (agates damara) dan getah pinus (pinus
mercusi)

yang mengandung Terpentin .

3. Untuk membuat atap bivak : daun anggrek tanah atau cangkok (carculigo capitulata), daun honje,
daun pisang, daun pandan hutan (pandanus furcatus), daun palem hutan, daun aren (arenga pinnata)
dan daun paku sarang burung (asplenium nidus) yang biasa menempel pada pohon besar.

4. Indikator air bersih : Tespong, Selada Air

5. Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo


4.6.2 ZOOLOGI PRAKTIS

Hewan memiliki tempat (habitat) yang beragam, semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan
yang ada akan semakin sedikit. Jika tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan)
kemungkinan terbesar menemukan hewan bukanlah ke arah puncak gunung melainkan arah kaki
gunung.

Sama halnya dengan prilaku setiap jenis hewan, ada beberapa waktu perubahan prilaku hewan yang
bisa kita manfaatkan untuk menangkap hewan tersebut diantaranya adalah saat musim kawin, hewan-
hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah waktu yang baik untuk
menangkap hewan tersebut.

Adapun waktu perubahan prilaku hewan yang berbahaya bagi kita diantaranya bertelur, saat ular telah
berganti kulit atau saat menjaga telurnya. Pada saat seperti ini hewan biasanya akan bertambah ganas.

Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu :

1. Jenis hewan tersebut

2. Tempat hidup atau habitatnya

3. Ukuran tubuhnya

4. Makanannya

5. Pola tingkah laku hewan tersebut

Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat
hewan yang mobile, maka cara mendapatkannya lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan. Situasi dan
kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada hewan yang keluar
dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari (nocturnal), sehingga siang hari
sulit ditemukan, ada pula yang keluar siang hari saja (diurnal).

Hampir semua jenis hewan tersebut dapat dimakan tetapi dalam menangkap hewan tersebut harus
berhati-hati karena ada beberapa jenis yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk
menangkap atau menjerat hewaan tersebut.

Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat
langsung tetapi juga dengan memperhatikan faeces (kotoran) dan jejak kaki hewan tersebut.

4.6.2.1 BINATANG BERBAHAYA

Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu sebabnya adalah karena
merasa terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tersebut menyerang. Ada pula jenis
hewan terutama hewan penghisap darah dan karnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia
sebagai sumber makanannya. Adapun beberapa contoh Binatang yang berbahaya dan berbisa antara
lain:
1. 1. Nyamuk (anopheles sp) merupakan vektor dari bakteri plasmodium malariae.

2. 2. Agas . Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Hewan ini menyebabkan
gatal dan panas.

3. 3. Semut api. Hewan ini hidupnya di atas permukaan tanah merayap diantara gugusan daun.
Gigitannya menyebabkan panas dan perih pada kuit.

4. 4. Harimau (panthera tigris) dan Macan Kumbang (panthera pardus).

5. 5. Lalat dayak / lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bisa menyebabkan infeksi.

6. 6. Tawon atau Lebah (apis sp), sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.

7. 7. Kelabang (centripoda) dan Kalajengking

(heterometrus yaneus). Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan
ammonia, tembakau dan sambiloto.

8. 8. Pacet (haemadipsa zeylania) dan lintah

(hirudinuria). Menghisap darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau. Keduanya
mempunyai zat anti beku darah (anti koagulan)

9. 9. Buaya (crocodillus porosus). Terdapat di muara sungai dan rawa.

10. 10. Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya
jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat
lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bisa.

ü Beberapa cara untuk mengidentifikasi ular :

1. 1. Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular yang kepala segitiga adalah ular
berbisa.

Sisik bawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan pada ular tak berbisa
membentuk lempengan membelah.

1. 2. Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang
kepala sampai ekor.

2. 3. Mempunyai kelenjar dan gigi bisa pada bagian kepala.

Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Hindarilah jika menjumpai
ular berbisa, apabila terpaksa untuk memanfaatkan ular berbisa sebagai bahan makanan, maka langsung
saja dibunuh dengan menggunakan alat dan jangan berusaha untuk menangkapnya. Hal ini untuk
menjaga kemungkinan buruk akibat ular tersebut.
4.6.2.2 BINATANG YANG BERGUNA

1. Mullusca. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang (bivalvia).
Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di saluran-saluran air
atau terbenam dalam lumpur.

2. Annelida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing (pherentima sp). Cacing dapat diperoleh
dengan cara menggali tanah atau di sarang burung pada batang pohon. Cacing yang mempunyai ukuran
cukup besar adalah cacing sondari. Jika akan dimanfaatkan, isi perut cacing dibersihkan dahulu.

3. Insecta. Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena ini mudah dijumpai
didaerah berumput. Di beberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein cukup
tinggi seperti ulat sagu dan ulat jati.

4. Crustacea. Yang termasuk jenis ini adalah udang dan kepiting. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran
airyang mengalir di pegunungan, terutama daerah pinggiran sungai yang berbatu.

5. Pisces. Sama halnya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan,
sungai dan danau karena air merupakan habitat ikan.

6. Amphibia. Banyak dijumpai didekat aliran air di hutan terutama pada malam hari karena katak
bersifat nocturnal. Katak yang bisasa dimakan jenis (rana sp). Di hutan kalimantan, sumatera, sulawesi
banyak ditemui jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katakterbesar yang bisa dimakan.

7. Reptilia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ular, kadal, cicak, dan sebagainya. Di daerah hutan
tertentu merupakan hunnian ular besar seperti ular sanca (phiton reticulates). Disamping berbahaya
karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi
perutnya harus dibuang karena pada bagian kepala terdapat kelenjar bisa.

8. Mamalia. Yang termasuk kelompok ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan
hewan ini cukup sulit karena geraknya lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya.

9. Aves (burung). Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan (gallus gallus) yang dapat dijerat,
sedangkan jenis burung lainnya lebih sulit didapat karena kemampuan terbangnya.

Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya, Ular, kadal, kura-kura dapat dimakan.
Lebah bisa diambil madu dan larvanya.

4.6.2.3 MENGATASI GANGGUAN BINATANG

1. Nyamuk : Bunga kluwih yang dibakar, kulit jeruk, membakar kain kemudian dimatikan sehingga
asapnya bisa mengusir nyamuk, oleskan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

2. Disengat Lebah : oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, tempelkan tanah
basah/liat diatas luka sengatan, jangan dipijit, tempelkan pecahan genting panas diatas luka, olesi
dengan vetsin untuk mencegah pembengkakan
3. Gigitan Lintah : Teteskan air tembakau, garam atau sari jeruk mentah pada lintahnya. Untuk
membuang atau mengangkat lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya.

4.7 JERAT / TRAP

Jerat atau Trap ( jebakan ) akan sangat berguna untuk mendapatkan binatang yang akan dijadikan
sebagai bahan makanan dalam keadaan Survival. Berikut ini adalah teknik yang dapat anda gunakan
dalam berburu binatang ( lihat di Bab Gambar ), antara lain :

1. Mengikuti jejaknya ( bekas makan, kotoran, bau dan suara )

2. Mengikuti jalur hewan

3. Membuat trap ( jebakan ) di jalur hewan

4. Kalau di gunung, di puncak tidak ada binatang.

4.8 SURVIVAL KITS

Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu dilengkapi alat-alat Survival
yang memadai.

4.8.1 JUNGLE SURVIVAL KITS (PRO)

1. 2 Buah Senjata Tajam *contoh ; Bayonet dan Parang

2. Waterproof Matches (Korek Api Anti Air)

3. Batu Api / Geretan

4. Lilin atau Parafin

5. Peralatan Navigasi Darat

6. Poncho / Jas Hujan / Raincoat

7. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarumnya

8. Benang Sol dengan Jarumnya

9. Tali Temali

10. Kail dan Senar

11. Flash Light (Senter)

12. Peluit

13. Cermin Kecil


14. Obat Pribadi

15. Alat Kosmetik / Sunblock (Penangkal Panas)

16. Topi Rimba

17. Sarung Tangan

18. Tablet Garam, Norit

19. Kantung Plastik (Besar Maupun Kecil)

20. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

4.8.2 JUNGLE SURVIVAL KITS (MINI)

1. Senjata Tajam *contoh ; Parang

2. Korek Api

3. Lilin dan Atau Parafin

4. Peralatan Navigasi Darat

5. Poncho / Jas Hujan / Raincoat

6. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarum

7. Benang Sol dengan Jarumnya

8. Mini Flash Light / Flash Light (Senter)

9. Peluit

10. Obat Pribadi

11. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

* Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam Kegiatan Survival.

* Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang di tempuh agar kita
bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akan membawa Survival Kits
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai