Anda di halaman 1dari 71

METODE

PENELITIAN SOSIAL

METODE PENELITIAN SOSIAL 1


Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi
izin untuk itu dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah)

2 METODE PENELITIAN SOSIAL


BUKU AJAR

METODE
PENELITIAN
SOSIAL
ADLIN

Penerbit Alaf Riau


Pekan baru
20 13

METODE PENELITIAN SOSIAL 3


METODE
PENELITIAN SOSIAL
Penulis
ADLIN, S.SOS, M.SI
Editor
ZULKARNAINI, S.OS, M.SI
Sampul
SYAMSUL ANWAR
Perwajahan
ARNAIN ’99
Cetakan I
DESEMBER 2013

Penerbit:
ALAF RIAU
Jl. Pattimura No. 9 Gobah-Pekanbaru
Telp. (0761) 7724831 Fax. (0761) 857397
E-mail: arnain_99@yahoo.com

ISBN 978-602-9012-84-

4 METODE PENELITIAN SOSIAL


TINJ AUAN MATA KULIAH

Metode penelitian sosial merupakan mata kuliah yang secara


khusus membantu mahasiswa dalam melaksanakan penelitian sekaligus
penyusunan laporannya, misalnya dalam hal ini penyusunan skripsi.
Dewasa ini, para ahli peneliti di bidang ilmu sosial terus mengem-
bangkan metode-metode terbaru dalam rangka memudahkan peneliti
dalam melaksanakan penelitian yang benar. Namun demikian, para
ahli sepertinya tetap berpijak pada pengembangan dua pendekatan
penelitian, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing
pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun pemilihan
pendekatan penelitian tidak boleh dilakukan secara serampangan, me-
lainkan harus mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya tujuan
penelitian, masalah yang diteliti, kemampuan peneliti, dan lain seba-
gainya. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan untuk mengung-
kap masalah penelitian akan menentukan kualitas laporan hasil pene-
litian yang dilakukan.
Buku ini terdiri dari 6 Bab, pada Bab 1 akan dibahas tentang
relasi paradigma dan metode kuantitatif dan kualitatif. Kemudian juga
akan dijelaskan gambaran umum perbedaan penelitian kuantitatif dan

METODE PENELITIAN SOSIAL 5


kualitatif. Masalah penelitian dan teknik merumuskannya juga akan
dibahas di buku ini. Selanjutnya juga akan dikemukakan fungsi teori
dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam buku ini secara khusus
juga akan dibahas mengenai teknik sampling dan teknik pengumpulan
data yang relevan dengan desain penelitian kualitatif maupun yang
relevan dengan desain kuantitatif.

6 METODE PENELITIAN SOSIAL


DAFTAR ISI

TINJAUAN MATA KULIAH ..................................... 5


DAFTAR ISI ............................................................... 7

Bab 1 : RELASI PARADIGMA DAN METODE

PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF .. 9

Bab 2 : GAMBARAN UMUM PERBEDAAN METODE

PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF 23

Bab 3 : MASALAH PENELITIAN ..................................... 35

Bab 4: FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN .............. 43

Bab 5 : TEKNIK SAMPLING .............................................. 51

Bab 6 : TEKNIK PENGUMPULAN DATA ....................... 57

BIODATA PENULIS ......................................................... 70

METODE PENELITIAN SOSIAL 7


8 METODE PENELITIAN SOSIAL
Bab 1
RELASI PARADIGMA DAN METODE
PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF

A. Pendahuluan
Pemahaman yang mendalam tentang paradigma, pendekatan dan
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat dibutuhkan sebagai
bekal awal memulai penelitian yang baik. Kadangkala sebagian ahli
menyamakan antara istilah paradigma dan pendekatan, sementara ahli
yang lain menyatakan bahwa paradigma dan pendekatan adalah dua
hal yang berbeda dan dapat dibedakan. Usaha memahami teknik
penelitian kuantitatif dan kualitatif sekaligus memahami berbagai
perbedaan yang terdapat dalam dua teknik tersebut tidak dilepaskan
dari perbedaan paradigma, pendekatan, dan metodologi yang me-
naungi dua teknik penelitian tersebut penting dilakukan. Hal ini di-
sebabkan seringkali ditemukan mahasiswa yang menyusun skripsi salah
memilih dan menggunakan metode penelitian, misalnya penelitian yang
seharusnya diteliti menggunakan metode kuantitatif tetapi malah di-
gunakan metode kualitatif, demikian pula sebaliknya. Padahal kesa-
lahan memilih metode akan menyebabkan kesalahan dalam analisis
masalah yang berujung pada salah menyimpulkan temuan penelitian.
Disebabkan sangat pentingnya memahami jenis-jenis metode penelitian

METODE PENELITIAN SOSIAL 9


maka seorang sarjana ilmu pemerintahan dan ilmu politik tentunya
harus mengetahui dan memahami berbagai hal yang berhubungan
dengan metode penelitian yang terdapat dalam bab 1 bahan ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa memahami secara umum
apa yang dimaksud dengan paradigma, pendekatan dan metode pene-
litian kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan secara khusus mahasiswa
diharapkan dapat :
a. Mengetahui dan menjelaskan paradigma dan asumsi-asumsi
paradigma penelitian.
b. Mampu membedakan paradigma-paradigma dasar dalam ilmu
sosial
c. Menjelaskan perbedaan paradigma dan metode penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif
d. Menjelaskan alasan-alasan mengapa memilih sebuah para-
digma tertentu dalam rangka memulai penelitian.

B. Paradigma dan Asumsi Paradigma


Pada bagian awal tulisan ini penulis mencoba menguraikan definisi
paradigma dan jenis-jenis paradigma utama dalam ilmu sosial yang
dikemukakan oleh para ahli. Della Porta & Keating (2008: 19) me-
nyatakan bahwa istilah paradigma dapat ditemukan dalam buku
Thomas Kun (1962) yang berjudul The Structur Scientific Revo-
lutions. Dalam buku ini ia mengusulkan bahwa pematangan disiplin
ilmu pengetahuan perlu disandarkan pada paradigma yang dapat
didefinisikan : 1) apa yang akan dipelajari (berhubungan dengan feno-
mena sosial; 2) mengapa dipelajari (merumuskan penjelasan hipotesis);
dan 3) bagaimana mempelajari (bentuk metode yang digunakan).
Lincoln & Guba (2009: 130) berusaha mendefinisikan paradigma
sebagai sistem kepercayaan dasar atau pandangan dunia yang mem-
bimbing peneliti, tidak hanya dalam memilih metode, namun juga dalam
menentukan cara-cara fundamental secara ontologis dan epistimologis.

10 METODE PENELITIAN SOSIAL


Menurut Creswell (1994: 1), paradigma dalam ilmu sosial akan
membantu kita memahami fenomena, paradigma mengembangkan
asumsi tentang dunia sosial, bagaimana ilmu pengetahuan seharusnya
disalurkan, apa yang merupakan masalah yang sah, solusi dan standar
ukuran pembuktiannya.
Kemudian Lincoln & Guba (2009: 133) menjelaskan, bahwa
pengetahuan tentang paradigma penting bagi para peneliti, sebab ber-
bagai paradigma penelitian memberikan penjelasan tentang apa yang
hendak mereka lakukan, dan apa saja yang masuk di dalam atau di
luar batas-batas penelitian yang sah. Selanjutnya Lincoln & Guba
(2000: 164) menyatakan ada pernyataan yang jelas (aksioma) yang
bisa menjelaskan perbedaan bangunan diantara paradigma yang
muncul, yaitu pernyataan ontologis, epistimologis dan methodologi,
yang diuraikan sebagai berikut :
1. Pertanyaan Ontologis. Lincoln & Guba (2009: 133) men-
jelaskan pertanyaan ontologis itu adalah apakah bentuk dan
sifat realitas ? Corbetta (2003: 12) menjelaskan pertanyaan
ontologis adalah apa, dalam hal ini apa kondisi dan bentuk
realitas sosial. Ontologis mempertanyakan fenomena dunia
sosial apakah nyata dan objektif, otonom berada di luar pikiran
manusia dan bebas dari interprestasi yang dilakukan secara
subjektif. Della Porta & Keating (2008: 21) menjelaskan
bahwa pertanyaan ontologis adalah apa yang kita pelajari
yakni apa objek yang diselidiki?
2. Pertanyaan Epistimologis. Lincoln & Guba (2009: 133)
menjelaskan pertanyaan epistimologis mempertanyakan
apakah sifat hubungan yang terjalin antara yang ingin me-
ngetahui dengan sesuatu yang dapat diketahui. Corbetta (2003:
12) juga menjelaskan bahwa pertanyaan epistimologis mem-
pertanyakan hubungan antara peneliti dan yang diteliti.
Creswell (1994: 6) menjelaskan pertanyaan epistimologis
mempertanyakan apakah peneliti terpisah dan independen dari

METODE PENELITIAN SOSIAL 11


yang diteliti (kuantitatif) atau peneliti dan yang diteliti tidak
terpisah, berinteraksi dan bekerjasama dengan yang diteliti
(kualitatif).
3. Pertanyaan Metodologis. Lincoln & Guba (2009: 133)
menjelaskan pertanyaan metodologis mempertanyakan apa
saja cara yang ditempuh oleh peneliti untuk menemukan apa
yang ia percaya dapat di ketahui. Corbetta (2003: 13) juga
menjelaskan bahwa pertanyaan metodologi mempertanyakan
bagaimana realitas sosial dipelajari, merujuk pada alat teknis
yang digunakan dalam proses mengetahui. Creswell (1994:
7) menjelaskan bahwa pertanyaan metodologis mempertanya-
kan apakah metodologi yang digunakan bersifat logika deduktif
dengan desain penelitian yang statis atau menggunakan
logika induktif dengan desain penelitian yang berkembang
dinamis.
Menurut Burhan Bungin (2010: 26), paradigma adalah cara
pandang seorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan
nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma berhu-
bungan erat dengan aliran-aliran dalam disiplin ilmu pengetahuan,
dimana aliran-aliran ini memiliki pengikut “fanatik” untuk mem-
perjuangkan paradigm tersebut, sekaligus mengembangkannya.
Firestone W.A. (1987), menarik kesimpulan penting, yakni mes-
kipun asumsi paradigma dan metodenya berbeda, penelitian kuantitatif
dan kualitatif dapat berguna sebagai desain yang saling melengkapi,
bukannya saling bersaing. Howe K & Eisenhart, M (1990), menge-
mukakan lima standar umum dalam penelitian: 1) kecocokan antara
pertanyaan penelitian dengan teknik pengumpulan data dan analisa
data; 2) aplikasi efektif teknik pengumpulan data dan analisa data
yang dipilih; 3) pemahaman asumsi latar belakang; 4) kebenaran yang
menyeluruh; dan 5) batasan-batasan nilai yang diteliti.

12 METODE PENELITIAN SOSIAL


C. Pengertian Paradigma
Corbettta (2003: 14) mengutip pendapat Lincoln dan Guba (1994)
beberapa karakteristik paradigma-paradigma utama dalam penelitian
sosial sebagaimana dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.1
Karakteristik Paradigma Dasar dalam Ilmu Sosial
Asumsi Pertanyaan Positivism Postpostivism Interpretivism
Filosofis

Ontologi Apakah Realisme naïve Realism kritis (ada Konstruktivism:


bentuk dan (nyata-ada dan perlu-dikupas): pemahaman terhadap
sifat realitas? tidak dibuat-buat): realitas social itu sebuah realitas sosial
realitas sosial itu “ada” tetapi hanya sangat banyak-beragam,
ada dan bisa dapat dipahami tergantung pemahaman
dipahami (seperti secara tak sempurna setiap individu yang
layaknya sebuah dan bersifat bersifat relatif dengan
benda) kemungkinan berbagai sudut pandang
(probalistik) (multiple realism); isi dan
bentuk konstruksi realitas
bervariasi diantara
individu, kelompok
maupun budaya.

epistimologi Apakah sifat Dualisme-objektif Dualisme objektif Tidak dualism dan tidak
hubungan yang dimodifikasi objektif, peneliti tidak
peneliti terpisah dari yang diteliti,
dengan yang tetapi saling tergantung.
ingin diteliti?

Hasilnya berupa Hasilnya bersifat


kebenaran sejati kebenaran yang
mungkin
(probabilistik).

Praktek Ilmu Praktek ilmu Ilmu pengetahuan untuk


pengetahuan pengetahuan untuk menafsirkan yang
untuk mencari mencari hukum berusaha mencari arti
hukum-hukum berupa kesegaraman (pemahaman).
teori yang mampu
mengungkap fakta
yang sama

Tujuannya : Tujuannya : Tujuannya: mendapatkan


menjelaskan menjelaskan pemahaman

Generalisasi : Generalisasi : Generalisasi : struktur


berlaku umum berlaku umum, tapi peluang: tipe ideal.
seperti hukum sifatnya hanya
alam yang bersifat sementara dan sangat
tetap. terbuka untuk
direvisi.

METODE PENELITIAN SOSIAL 13


Metodologi Apa saja cara Ekperimental- Modified Melalui interaksi yang
yang manipulative ( Ekperimental- empati antara peneliti
ditempuh dilaksanakan manipulative ( dengan objek yang
peneliti dalam dengan teknik dilaksanakan dengan diteliti.
mengungkap manipulasi) teknik manipulasi
apa yang yang telah
ingin dimodifikasi
ditelitinya?

Melalui observasi Melalui observasi Melalui usaha interpretasi


(menafsirka)

Teknik kuantitatif Teknik kuantitatif Teknik kualitatif


dan kualitatif

analisisnya analisisnya analisisnya menggunakan


menggunakan menggunakan kasus
variabel variabel

Colton & Convert (2007: 32) mengutip pendapat Lincoln &


Guba (1985) tentang perbedaan paradigma positivist dan post positivis:
paradigma positivis tertuju pada bagian luar yang terlihat pada peristiwa,
sedangkan paradigma post positivis mengungkap peristiwa lebih men-
dalam. Paradigma positivis menganggap sebagian besar peristiwa tidak
terstruktur dengan baik (atomistics), sedangkan paradigma post po-
sitivis melihat sebagian besar fenomena terjadi secara terstruktur
(struktural). Paradigma positivis bersungguh-sungguh pada membangun
cara kerja, sedangkan paradigm post positivis bersungguh-sungguh
membangun kesimpulan. Paradigma positivis memiliki tujuan utama
untuk melakukan prediksi, sedangkan paradigma post positivis lebih
tertuju pada usaha memahami fenomena. Paradigm positivis menge-
depankan sifat tetap dan pasti, sedangkan paradigm post positivis
lebih bersifat kemungkinan dan spekulasi.

D. Hubungan Paradigma dengan Metode Penelitian Kuantitatif


dan Kualitatif
Dalam Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa peneliti dengan paradigma
positivis cenderung menggunakan teknik kuantitatif dalam upaya mema-
hami kebenaran realita. Sebaliknya peneltii dengan paradigma post

14 METODE PENELITIAN SOSIAL


positivism dan interpretivism menggunakan teknik kualitatif dalam
upayanya memahami realita. Menurut para ahli, pada dasarnya memang
terdapat perbedaan asumsi-asumsi utama antara penelitian sosial yang
bertipe kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Creswell (2002: 4)
yang mengutip pendapat Firestone, Guba, Lincoln dan McCracken
menunjukkan perbedaan tersebut dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
Asumsi Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Asumsi Pertanyaan Kuantitatif Kualitatif
Ontologi Apakah sifat Realita Realita adalah objektif dan Realita adalah subyektif dan
(objek) yang ingin tunggal, terpisah dari banyak/ganda berdasarkan
diteliti? peneliti sudut pandang partisipan dalam
suatu penelitian
Apakah hubungan Peneliti independen dari Peneliti berinteraksi dengan
Epistimologi peneliti dengan yang yang diteliti yang diteliti
diteliti?
Aksiologi Apakah peran nilai? Bebas nilai dan tidak bias Sarat nilai dan bias
Retorik Seperti apakah bahasa Formal berdasarkan Tidak formal, definisi akan
penelitian yang seperangkat definisi bernada berkembang terus menerus
digunakan impersonal menggunakan menggunakan kata-kata/
kata-kata/ istilah-istilah istilah-istilah kualitatif yang
kuantitatif yang telah baku. telah baku.
Metodologi Bagaimana proses Proses deduktif sebab Proses induktif faktor-faktor
penelitiannya? akibat. yang pembentukannya
berlangsung timbal balik dan
berkelanjutan.

Desain yang statis, kategori- Desain dan kategori-kategori


kategori yang telah yang muncul dan diidentifikasi
dikelompokkan sebelum selama proses penelitian terikat
penelitian dengan konteks pola-pola,
teori-teori melalui
ketersahihan.
Menghasilkan generalisasi
yang menyumbang pada Menghasilkan pemahaman
Aksiologi Dikembangkan untuk? teori untuk memprediksi, akurat dan terandalkan melalui
menjelaskan dan memahami verikasi dan pembuktian
fenomena dengan alat ukur dengan metode triangulasi.
yang valid dan realiabel

Asumsi ontologis mengkaji tentang hakikat ilmu pengetahuan


diantaranya bagaimana wujud hakiki dari sebuah objek atau realitas
yang ingin diteliti dan mengkaji bagaimana hubungan objek yang diteliti
dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa, mengindera)
dalam menghasilkan ilmu pengetahuan. Peneliti yang menggunakan
metode penelitian kuantitatif memandang bahwa realitas atau fenomena

METODE PENELITIAN SOSIAL 15


yang ingin diteliti secara “objektif”, “di luar sana” yang terlepas dari
peneliti. Oleh karena sifatnya yang objektif tersebut maka realitas dapat
diukur menggunakan daftar pertanyaan dan instrumen yang tepat dan
konsisten. Sebaliknya para peneliti kualitatif memandang bahwa realitas
atau fenomena adalah situasi yang diciptakan oleh individu-individu
yang terlibat dalam penelitian, sehingga selalu muncul realitas ganda
dalam situasi apapun baik pada peneliti, individu yang diteliti maupun
pembaca yang menafsirkan hasil penelitian tersebut.
Asumsi epistimologis membahas tentang bagaimana caranya atau
proses yang harus dilakukan agar didapatkan ilmu pengetahuan yang
benar dan mengkaji sarana/ cara/ teknik yang dapat membantu kita
mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar dalam konteks hubungan
peneliti dengan yang diteliti. Peneliti yang menggunakan metode kuan-
titatif harus bersikap independen, mampu mengendalikan prasangka
dan bersifat “objektif” dalam menilai sesuatu dan tidak berinteraksi
secara intens dengan yang diteliti sehingga peneliti benar-benar terlepas
dari pengaruh yang diteliti. Sebaliknya peneliti kualitatif berusaha
menjalin hubungan yang intens dengan mendekatkan dirinya dengan
yang diteliti dalam bentuk kerjasama yang nyata agar peneliti dapat
mengamati informan dalam waktu periode waktu yang lama.
Asumsi aksiologis membahas tentang guna ilmu pengetahuan
termasuk membahas bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan
dengan nilai-nilai moral ataupun profesionalitas, termasuk peran nilai
dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif nilai peneliti terpisah dari
penelitian. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan semua pernyataan
mengenai nilai dalam laporan tertulis (bersikap professional), meng-
gunakan bahasa yang umum, termasuk melaporkan “fakta” yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan dari penelitian itu. Sebaliknya penelitian
kualitatif bersifat sarat nilai dan mengakui nilai yang terkandung dalam
penelitian dan secara aktif melaporkan nilai dan prasangkanya serta
nilai informasi yang dikumpulkan dari lapangan dengan bahasa orang
pertama dan bersifat pribadi.

16 METODE PENELITIAN SOSIAL


Asumsi retorik mengkaji tentang kategori bahasa yang digunakan
peneliti dalam menjelaskan ilmu pengetahuan. Peneliti kuantitatif
memakai bahasa-bahasa, definisi, konsep variabel yang harus dijelas-
kan dengan baik, bersifat umum, formal sehingga mudah dimengerti
oleh yang banyak orang. Di sisi lain peneliti kualitatif tidak jarang
menggunakan bahasa informal, membutuhkan pembentukan daftar
istilah, bersifat pribadi berdasarkan definisi-definisi yang selalu ber-
kembang selama penelitian.
Asumsi metodologi membahas tentang cara atau metode yang
digunakan peneliti mendapatkan ilmu pengetahuan. Metodologi
kuantitatif menggunakan bentuk deduktif logika yang menguji teori
dan hipotesa dalam aturan sebab-akibat. Konsep, variabel dan hipo-
tesa dipilih sebelum penelitian dimulai dan tidak berubah selama pene-
litian (desain statis). Peneliti tidak bertindak keluar dari hipotesa yang
telah ditentukan, Maksud penelitian kuantitatif adalah mengembangkan
generalisasi yang menyumbang pada teori dan memungkinkan orang
memprediksi, menjelaskan dan memahami fenomena dengan lebih baik.
Generalisasi dapat dilakukan dengan syarat alat ukur dan informasi
yang didapatkan dapat dipercaya (valid dan reliable). Sebaliknya dalam
metode kualitatif berlaku logika induktif. Kategori muncul dari informan,
bukan diidentifikasi sebelumnya oleh peneliti. Kategori yang muncul
member informasi yang mengarah pada pola dan teori yang membantu
menjelaskan fenomena. keakuratan informasi yang diperoleh peneliti
perlu dibuktikan dengan teknik “triangulasi” dengan cara mendapatkan
informasi tentang hal yang sama dari sumber-sumber informasi yang
berbeda.
Bahkan Creswell (2007: 17) menjelaskan lebih jauh bahwa
asumsi-asumsi filosofis berpengaruh pada praktek penelitian kualitatif
sebagaimana digambarkan tabel berikut ini.

METODE PENELITIAN SOSIAL 17


Tabel 1.3
Asumsi Filosofis dan Pelaksanaan Penelitian Kualitatif
Asumsi Pertanyaan Karakteristik Pelaksanaan
Ontology Apa sifat asli Realita bersifat subjektif dan Peneliti harus menggunakan kutipan
dari realita? multi tafsir-sesuai sudut dan mengarang dalam bahasa
pandang partisipan dalam partisipan dan memberikan
penelitian. penjelasan pada persfektif yang
ditemukan berbeda.
epistimology Apa hubungan Peneliti berusaha Peneliti harus berkolaborasi,
peneliti dengan memperpendek jarak antara menghabiskan banyak waktu
yang sedang dirinya dengan yang sedang dengan partisipan dilapangan,
diteliti? diteliti. sehingga peneliti bisa menjadi
“orang dalam” bagi partisipan.

epistimology Apa hubungan Peneliti berusaha Peneliti harus berkolaborasi,


peneliti dengan memperpendek jarak antara menghabiskan banyak waktu
yang sedang dirinya dengan yang sedang dengan partisipan dilapangan,
diteliti? diteliti. sehingga peneliti bisa menjadi
“orang dalam” bagi partisipan.

Aksiologi Apa peran dari Peneliti memahami bahwa Peneliti bersikap terbuka dalam
nilai? penelitian ini sarat nilai dan berdiskusi tentang nilai yang
bias dalam penelitian bisa dibentuk narasinya berisi
saja terjadi. interprestasi peneliti yang
berhubungan dengan interprestasi
partisipan
Retorik Apa bahasa Peneliti menulis dalam ejaan Peneliti menggunakan bentuk
penelitian yang resmi, bisa dalam bentuk narasi, bisa menggunakan kata ganti
digunakan? bahasa informan, orang pertama dan menggunakan
menggunakan istilah dan bahasa penelitian kualitatif
definisi kualitatif secara
terbatas.

metodologi Apa proses Peneliti menggunakan logika Dalam bekerja peneliti


penelitian yang induktif, mempelajari topic mengutamakan merinci (detailisasi)
dilakukan? sesuai konteksnya, dan dibandingkan membuat generaliasi,
menggunakan desain yang menggambarkan dengan detail
selalu berkembang konteks yang diteliti, merevisi
pertanyaan secara berkelanjutan
berdasarkan pengalaman lapangan.
 

E. Alasan Peneliti Memilih Paradigma dan Metode Penelitian


Para peneliti biasanya menggunakan paradigma dan metode
penelitian tertentu untuk mengungkap permasalahan yang sedang
ditelitinya. Craswell mencoba merinci beberapa alasan yang dipertim-
bangkan peneliti dalam memilih paradigma/metode penelitian, yakni:

18 METODE PENELITIAN SOSIAL


Tabel 1.4
Alasan-Alasan Untuk Memilih Paradigma
Kriteria Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
Pandangan Peneliti cocok dengan asumsi ontologi, Peneliti cocok dengan asumsi ontologi,
peneliti epistimolgi, aksiologi, retorik dan epistimologi, aksiologi, retorik dan
metodologi paradigma kuantitatif metodologi paradigma kualitatif
Latihan dan Keahlian penulisan teknis; keahlian Keahlian penulisan essay; keahlian
pengalaman statistik computer; penguasaan statistik computer; penguasaan
peneliti kepustakaan kepustakaan
Sisi Psikologis Senang dengan aturan-aturan dan Senang dengan penelitian yang tidak
Peneliti panduan-panduan khusus untuk mengaharuskan prosedur dan peraturan
melakukan penelitian; toleransi yang khusus; toleransi kerancuan tinggi; waktu
rendah terhadap ketidakpastian dan penelitian yang tersedia cukup lama.
waktu penelitian yang tersedia singkat.
Sifat masalah Pernah diteliti oleh peneliti lain sehingga Konteks masalah penting dan
banyak acuan kepustakaan ; variabel membutuhkan pendalaman; variabel
diketahui; teori-teori tersedia. kurang diketahui; teori-teori cukup
tersedia.
 

Paradigma penelitian yang akan digunakan sebaiknya didasarkan


atas keinginan dan kemampuan yang dimiliki peneliti sendiri. Orang
yang lebih senang dengan pandangan objektif dengan survey atau alat
eksperimen. Selanjutnya individu yang terlatih dengan penulisan ilmiah
teknis, statistik, atau program computer statistika dan terbiasa mem-
baca jurnal kuantitatif dipustakaan mungkin akan memilih paradigm
kuantitatif. Sebaliknya orang yang senang melihat fenomena secara
subjektif dan menginginkan hubungan yang dekat dengan informan.
Selanjutnya orang yang berpengalaman membaca jurnal kualitatif dan
yang mampu menggunakan program computer yang khusus untuk
penelitian kualitatif mungkin akan memilih paradigma kualitatif
(Creswell, 2007: 8).
Faktor psikologis peneliti juga akan mempengaruhi pilihannya
terhadap paradigma. Penelitian kuantitatif membutuhkan tipe orang
yang cermat, berkeinginan menyelesaikan penelitian dalam waktu
singkat, tidak menyukai kesimpulan penelitian yang nantinya biasa
bersifat rancu atau bias. Sifat cermat peneliti dalam penelitian kuantitatif
sangat dibutuhkan sebab penelitian kuantitatif biasanya dilakukan sesuai
cara penelitian tradisional, prosedur dan peraturan yang baku sehingga
membutuhkan kecermatan membuat rancangan penelitian maupun

METODE PENELITIAN SOSIAL 19


dalam pelaksanaan penelitian itu sendiri nantinya. Kemudian, kesim-
pulan penelitian kuantitatif sangat minim penafsiran yang rancu, sebab
hasil penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak
multitafsir, formal dan umumnya mudah dimengerti oleh para pembaca.
Selanjutnya proses pengumpulan informasi dan analisa data dalam
penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan waktu singkat, sehingga
peneliti yang tidak suka menghabiskan waktu yang lama dalam meneliti,
tampaknya memang lebih cocok dengan paradigma kuantitatif
(Creswell, 2007: 8).
Sebaliknya penelitian kualitatif membutuhkan individu yang
bertipe tidak terlalu kaku dengan aturan-aturan dan prosedur penelitian
yang baku, bersedia mengambil resiko berupa data dan temuan pe-
nelitian yang bersifat rancu, serta memiliki waktu yang panjang dalam
melakukan penelitian. Sifat individu yang terbuka, tidak terlalu kaku
dengan aturan baku prosedur tetap sangat dibutuhkan sebab penelitian
ini bertujuan membuka ruang bagi adanya temuan-temuan baru yang
harus terus dikembangkan selama proses penelitian sehingga diperoleh
informasi yang mendalam mengenai hal yang sedang diteliti. Informasi
yang didapatkan peneliti bisa saja tidak sesuai dengan asumsi yang
telah diperkirakan oleh peneliti sendiri, oleh sebab itu sifat individu
yang terbuka sangat dibutuhkan dalam melakukan proses penelitian
kualitatif.
Selanjutnya data yang diperoleh dari penelitian kualitatif sangat
subjektif dan multitafsir tergantung sudut pandang informan yang
diwawancara, semakin banyak yang diwawancara semakin banyak
pula pendapat yang bersifat subjektif didapatkan peneliti dan semakin
terbuka pula peluang rancunya kesimpulan penelitian yang diperoleh.
Oleh karena itu dibutuhkan kelihaian dan kerja keras peneliti dalam
memilah-milah informasi yang diterima dari informan yang diperoleh
sebuah kesimpulan yang lebih “objektif”. Untuk mendapatkan informasi
yang mendalam dari informan tentunya membutuhkan waktu yang lebih
lama, oleh karena itu peneliti yang memilih paradigma kualitatif haruslah

20 METODE PENELITIAN SOSIAL


menyediakan waktu yang cukup dalam menjalani proses mendapatkan
data sekaligus menganalisa data yang diperoleh selama penelitian
(Creswell; 9).

F. Rangkuman
1. Paradigma dibangun atas tiga asumsi utama, yaitu ontologis,
epistimologis, dan aksiologis.
2. Paradigma positivist berhubungan dengan metode penelitian
kuantitatif, sedangkan paradigma post positivist dan inter-
petives berhubungan erat dengan penelitian kualitatif.
3. Pemilihan paradigma kuantitatif maupun kualitatif sebaiknya
disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan sifat masalah yang
diteliti.

G. Soal Latihan
1. Jelaskan tiga asumsi dasar yang membangun paradigma dalam
ilmu sosial!
2. Jelaskan perbedaan paradigma kuantitatif dan kualitatif!
3. Jelaskan asumsi filosofis dalam pelaksanaan penelitian kualitatif!
4. Jelaskan pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam memilih sebuah paradigma!

Daftar Pustaka
Corbetta, Piergiorgio, 2003. Social Research :Theory, Methods and
Techniques. London : SAGE Publications.
Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative, Quantitative
and Mixed Methods Approaches. California : SAGE
Publications Inc.

METODE PENELITIAN SOSIAL 21


Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition). California
: SAGE Publications Inc.
David Colton & David W. Covert. 2007. Designing and Constructing
Instruments For Social Research and Evaluation. San Fransisco:
John Wiley & Son Inc.
Miles, Mathew B & Huberman, A. Michael, 1994. Qualitative Data
Analysis: an Expanded Sourcebook (second Edition).
California : Sage Publication Inc.
Porta, Donatella Della & Keating, Michael, 2008. Approaches &
Methodologies in the Social Sciences : A Pluralist Perspective.
Cambridge : Cambridge University Press.

22 METODE PENELITIAN SOSIAL


Bab 2
GAMBARAN UMUM PERBEDAAN
METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN
KUALITATIF

A. Pendahuluan
Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif secara teo-
ritik maupun aplikasinya di lapangan perlu mendapat perhatian serius.
Perhatian pertama ditujukan pada mengenai sifat masalah penelitian
yang diteliti, apakah masalah tersebut cocok diteliti dengan paradigma
kuantitatif atau kualitatif? Jawabannya memang sangat terbuka untuk
diperdebatkan, namun demikian pemilihan paradigma tetap harus mem-
pertimbangkan sifat masalah. Kesalahan memilih metode penelitian
yang digunakan menganalisis masalah berakibat fatal kebenaran temuan
hasil penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, seorang mahasiswa
yang akan memulai penelitian penting memahami berbagai hal yang
akan dijelaskan pada bab 2 bahan ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan secara umum
mengetahui perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Sedangkan secara khusus mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
a. Perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam
aspek kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

METODE PENELITIAN SOSIAL 23


b. Perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam
aspek rencana penelitian pengumpulan data, analisa data dan
hasil temuan penelitian.
c. Karakteristik penelitian kualitatif.
d. Kondisi-kondisi yang tepat menggunakan metode penelitian
kualitatif

B. Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


Marvasti (2004: 12) mengutip pendapat Bamberger (1999) me-
nggambarkan perbandingan metode kualitatif dan kuantitatif sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Perbandingan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Kegiatan Penelitian Kuantitatif Kualitatif

Seleksi Peserta Acak (random Sampling) Teoritis atau sampling bertujuan


Penelitian (Purposive Sampling)

Pengumpulan data Penelitian lapangan (survey) atau Langsung, suasana cair, teknik pengamatan
teknik yang lainnya

Analisis data Analisis statistik yang bertujuan Anilisis fokus pada memahami konteks
menjelaskan hubungan sebab akibat yang spesifik dan praktek kemasyarakatan.
secara umum dan pengaruh dalam
hubungan.

Peranan kerangka Teori terpisah dari metode Memandang teori dan metode tidak dapat
kerja konseptual dipisahkan

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tajam


antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif mulai dari metode
seleksi (teknik sampling), teknik pengumpulan data, analisa data dan
peranan teori dalam penelitian. Sejalan dengan itu, Corbetta (2003:
37) perbedaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak hanya pada
tingkat filosofis dan epistomologis, tetapi juga pada tahap aplikasi
konkrit dua pendekatan ini dalam melakukan penelitian. Perbedaan
ini dapat dilihat dalam 4 tahap yang dilalui dalam penelitian, yaitu:

24 METODE PENELITIAN SOSIAL


pembuatan rencana penelitian, pengumpulan data, analisa data dan
hasil penelitian yang semuanya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2
Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Rencana Penelitian
Hubungan Teori dengan Terstruktur; diurutkan secara bertahap Bersifat terbuka, berinteraksi
penelitian secara logis dalam bentuk deduktif ( selama proses penelitian
teori dibuat sebelum observasi
dilakukan)
Fungsi Literatur/ Tinjauan Sangat fundamental dalam Membantu menjelaskan temuan
pustaka mendefinisikan teori dan membuat penelitian
hipotesa
Hubungan konsep dengan Dioperasionalisasikan untuk Disesuaikan secara terbuka
lingkungan yang akan diteliti menggerakkan pendekatan yang telah dalam bentuk pendekatan yang
disusun sebelumnya. sangat alami/ sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
Psikologis peneliti-dalam Netral, objektif (tidak memihak), Dengan sikap empati melakukan
berinteraksi dengan subjek observasi dilakukan secara ilmiah identifikasi sesuai sudut pandang
penelitian layaknya ilmu alam. subjek yang diteliti.
Fisik peneliti-interaksi Berjarak, tidak terpengaruh dengan Berhubungan langsung dengan
dengan subjek penelitian subjek penelitian. suasana penuh kedekatan/ akrab
Peran subjek Penelitian Pasif Aktif
Pengumpulan Data
Bentuk instrument Terstruktur, tertutup, dibuat sebelum Tidak terstruktur, terbuka, terus
penelitian dilakukan dibangun selama penelitian
berlangsung.
Keterwakilan subjek Sampel dianggap representatif Setiap subjek dianggap kasus
penelitian menurut kaidah statistik. tunggal, sehingga tidak
representatif menurut kaidah
statistik.
Bentuk Data yang akan Berupa data yang sudah baku (sesuai Data akan bervariasi sesuai
dihasilkan instrument standar yang dibua) sehingga data kepentingan subjek, sehingga
bisa dikelompokkan termasuk dalam data yang dihasilkan tidak baku
bentuk matriks. (tidak memiliki standar yang
sama).
Sifat dasar data yang akan “kaku”, objektiv dan baku (objektif vs “luwes”, kaya, dan mendalam (
dihasilkan subjektif) dalam vs dangkal)
Analisis Data
Objek yang dianalisis Variabel (dianalisis menggunakan Individu (dianalisis langsung
variabel dan tidak berhubungan melalui informasi dari individu
dengan subjek penelitian) yang menjadi subjek penelitian)
Tujuan yang ingin dicapai Menjelaskan variasi yang terjadi Memahami subjek penelitian
dalam analisa data dalam variabel yang ada
Penggunaan ilmu Selalu digunakan Tidak digunakan
matematika dan teknik
statistic
Hasil Penelitian
Penyajian data Tabel-tabel yang menunjukkan inti wawancara dan teks yang
hubungan antar variable menunjukan narasi pendapat
subjek penelitian.
Hasil analisis pada umumnya Korelasi, hubungan sebab akibat, Klasifikasi, tipologi, tipe ideal
berupa hukum dan logika sebab akibat
Lingkup hasil temuan Bisa di generalisasi (berlaku untuk Bersifat spesifik dan tidak bisa
penelitian semua subjek penelitian) diberlakukan umum untuk
seluruh subjek penelitian,

METODE PENELITIAN SOSIAL 25


Craswell mencoba merinci ciri paradigma/ metode penelitian
kualitatif , yaitu:
1. Penelitian kualitatif berlangsung di latar alamiah, dimana muncul
perilaku manusia dan peristiwa.
2. Penelitian kualitatif didasarkan pada asumsi yang sangat
berbeda dari asumsi penelitian kuantitatif. Teori atau hipotesa
tidak ditetapkan terlebih dahulu.
3. Peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan data.
4. Data yang berasal dari penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
Artinya data dilaporkan dalam bentuk kata-kata (terutama
kata-kata peserta) atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk
penyajian angka-angka.
5. Focus penelitian kualitatif ada pada persepsi dan pengalaman
peserta dan cara memandang kehidupan mereka, sehingga
tujuan memahami realitas majemuk, bukan realita tunggal.
6. Penelitian kualitatif kualitatif memusatkan perhatian pada proses
yang berlangsung, produk atau hasil untuk memahami
bagaimana suatu hal bias terjadi.
7. Digunakan interprestasi idiografis, dengan cara menafsirkan
data focus pada hal-hal yang khusus.
8. Penelitian kualitatif merupakan desain yang berkembang.
Interprestasi dinegosiasikan dengan sumberdata manusia
karena realitas subjek-lah yang ingin dipahami peneliti.
9. Tradisi penelitian disandarkan pada penggunaan pengetahuan
tahu sama tahu (pengetahuan intuitif berdasarkan apa yang
dirasakan), tidak berdasarkan ukuran tradisional.
10. Objektifitas dan kejujuran diukur dengan melalui kepercayaan
pada informan melalui teknik triangulasi (mengumpulkan data
dari sumber yang majemuk).

26 METODE PENELITIAN SOSIAL


Kemudian, dalam bukunya yang diterbitkan tahun 2007, Craswell
kembali menjelaskan beberapa karakteristik penelitian kualitatif
sebagai berikut:
1. Dilakukan dalam suasana yang alami (natural setting). Peneliti
kualitatif mengumpulkan data di lapangan pada saat partisipan
mengalami peristiwa atau masalah yang diselidiki. Peneliti
kualitatif terus mengumpulkan data yang sesuai secara langsung,
melihat perilaku informan serta berbuat sesuai dengan konteks
informan yang diteliti. Dalam kondisi yang sangat alami, peneliti
melakukan interaksi tatap muka dengan informan dengan
waktu yang lama.
2. Peneliti berperan sebagai instrumen kunci (Researcher as key
instrument). Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendirilah yang
mengumpulkan data-data yang ia butuhkan dengan cara mem-
pelajari dokumen, mengamati perilaku, dan mewawancara
partisipan.
3. Data berasal dari berbagai sumber (multiple sources of data).
Peneliti kualitatif secara khusus mengumpulkan berbagai bentuk
data, seperti wawancara, pengamatan dan dokumen dan
sangat jarang dari satu sumber. Peneliti kualitatif memeriksa
semua data dan membuat data menjadi masuk akal, menyusun
data ke dalam kelompok-kelompok atau tema yang merupa-
kan benang merah dari semua sumber data.
4. Data dianalisis secara induktif (inductive data analysis).
Peneliti kualitatif membangun pola, kategori, dan tema dari
akhir ke awal “bottom up” dengan cara terus meningkatkan
penyusunan data sampai memunculkan bagian intisari dari
informasi.
5. Focus pada sudut pandang subjektif partisipan (participants
meanings). Dalam seluruh proses penelitian kualitatif, peneliti
berfokus pada mempelajari maksud (sudut pandang) yang

METODE PENELITIAN SOSIAL 27


dipegang oleh partisipan terkait masalah atau isu, bukan
sebaliknya misalnya peneliti mengarahkan penelitian pada teori-
teori yang telah ditulis dalam literatur.
6. Desain yang longgar-luwes (emergent design). Rencana awal
penelitian tidak ditentukan secara ketat dan kaku, sehingga
sepanjang fase penelitian dapat berubah setelah peneliti turun
lapangan dan mulai mengumpulkan data. Misalnya: pertanyaan
dapat diubah/disesuaikan, metode pengumpulan data juga
dapat berubah, individu yang diteliti dan tempat penelitian pun
bisa dimodifikasi disesuaikan dengan temuan dan kebutuhan
perolehan data di lapangan.
7. Memakai alat bantu teoritik untuk memandang masalah
(theoritical lens). Peneliti kualitatif biasanya juga mengguna-
kan alat bantu untuk melihat dan meneropong masalah
penelitiannya , seperti konsep budaya, ras, gender kelas dan
lain-lain sesuai dengan konteks yang dipelajari.
8. Penelitian yang bersifat interprestasi (interpretive inquiry).
Penelitian kualitatif merupakan bentuk penyelidikan yang
didalamnya peneliti melakukan interprestasi terhadap apa yang
dilihat, didengar dan dipahami terkait objek dan subjek yang
ditelitinya. Interprestasi yang dilakukan oleh peneliti tentunya
tidak bisa dipisahkan dari latar belakang peneliti, sejarah,
konteks dan pemahaman yang dimiliki peneliti tersebut sebe-
lumnya. Setelah penelitian dilakukan maka peneliti berusaha
membuat interprestasi yang sesuai dengan maksud partisipan,
sekaligus menawarkan interprestasi lain terkait dengan studi
tersebut.
9. Laporan yang menyeluruh (holistic account). Peneliti kualitatif
berusaha membangun gambaran yang kompleks tentang
masalah atau isu yang dipelajari. Peneliti kualitatif menyertakan
laporan dari berbagai sudut pandang partisipan, melakukan

28 METODE PENELITIAN SOSIAL


identifikasi terhadap berbagai faktor-faktor penyebab sebuah
situasi, dan membuat sketsa umum tentang fenomena yang muncul.
Meriam dalam Creswell menyebutkan 6 asumsi dalam penelitian
kualitatif:
1. Peneliti kualitatif lebih menekankan pada proses, bukannya
hasil atau produk.
2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna.
3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengum-
pulan dan analisa data. Data didekati melalui instrument manusia,
bukan melalui inventaris, daftar pertanyaan atau mesin.
4. Peneliti kualitatif melibatkan diri turun langsung ke lapangan.
Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi,
atau isntitusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam
latar alamiahnya.
5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik
pada proses, makna dan pemahaman yang didapat melalui
kata atau gambar.
6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dengan membangun
abstraksi, konsep, hipotesa, teori.
Miles & Huberman (1994: 10) mengemukakan, kelebihan teknik
pengumpulan data kualitatif sebagai berikut :
1. Temuan fakta melalui pengumpulan data sangat cocok untuk
memahami situasi yang sebenarnya, dibandingkan melalui
penyebaran kuisioner maupun melalui telepon. Kegiatan pe-
ngumpulan data akan terfokus sesuai konteks yang diteliti dan
akan lebih mungkin menghadirkan pemahaman terhadap hal-
hal mendasar dan tersembunyi.
2. Data yang ditemukan akan lebih kaya (banyak) dan menyeluruh
(holistik) sehingga data yang ditampilkan bersifat kompleks
dan sesuai kenyataan.

METODE PENELITIAN SOSIAL 29


3. Pengumpulan data kualitatif dengan interaksi yang berke-
sinambungan dengan informan bisa memungkinkan peneliti
mengetahui berbagai peristiwa tentang informan yang ber-
hubungan dengan apa yang diteliti.

C. Kondisi yang Tepat untuk Melakukan Penelitian Kualitatif


Craswell (2007: 39-40) mengemukakan, teknik penelitian kua-
litatif tepat dilakukan ketika:
1. Masalah atau isu membutuhkan penyelidikan. Hal ini di-
sebabkan objek yang ingin diteliti (misalnya sebuah kelompok
atau populasi) memiliki variabel yang bisa diidentifikasi dan
mungkin kemudian bisa diukur, namun masih bersifat ter-
sembunyi (hear silenced voices).
2. Masalah yang ingin diteliti tidak tepat dianalisa menggunakan
teknik-teknik pengukuran statistik dalam penelitian kuantitatif.
Misalnya masalah interaksi antar manusia, hubungan gender
dan lain-lain sangat sulit diukur secara statistik, sebab individu
pada dasarnya adalah unik, masalah yang cirinya demikian itu
lebih tepat diteliti dengan teknik penelitian kualitatif.
3. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang kompleks dan ingin
memiliki pemahaman lebih rinci tentang sebuah isu. Informasi
yang lebih rinci hanya bisa dibangun dengan cara berbicara
langsung dengan informan, berkunjung ke rumah atau tem-
patnya bekerja dan memberi kesempatan informan untuk
menceritakan keluh kesahnya sesuai dengan temuan yang kita
harapkan atau sesuai dengan literatur yang kita miliki.
4. Peneliti ingin membantu informan mengungkapkan kisahnya,
ingin mendengarkan suara keluhannya, dan ingin memperkuat
kedekatan hubungan dengan informan. Dengan mengandalkan
kekuatan-kedekatan hubungan dengan informan, peneliti
bekerjasama secara langsung dengan informan dan mengajak

30 METODE PENELITIAN SOSIAL


mereka menjawab pertanyaan penelitian atau mengajak mereka
bekerjasama selama fase analisis dan interpretasi data penelitian.
5. Peneliti ingin menulis dalam bentuk studi literatur, bentuk cerita
dengan gaya yang fleksibel, sandiwara, syair tanpa dibatasi
struktur penulisan formal secara akademik.
6. Peneliti ingin memahami konsteks atau setting peristiwa atau
isu yang dihadapi oleh informan penelitian.
7. Peneliti ingin menindaklanjuti temuan penelitian kuantitatif
sebagai upaya menjelaskan mekanisme atau hubungan sebab
akibat pada teori ataupun model. Penelitian kuantitatif bisa
menghasilkan gambaran kecenderungan, asosiasi dan hubu-
ngan, sedangkan penjelasan tentang mengapa informan mem-
berikan respon demikian, dalam konteks seperti apa respon
tersebut diberikan, serta apa dasar pemikiran dan perilaku
yang mengarahkan mereka memberikan respon seperti itu,
hanya bisa dihasilkan melalui penelitian kualitatif.
8. Peneliti ingin mengembangkan teori, ketika teori yang sudah
ada tidak mampu menjelaskan sebagian populasi atau sampel.
Hal ini disebabkan teori yang sudah ada tidak memadai
menjelaskan kompleksitas masalah yang sedang diteliti.
Lebih jauh Craswell (2007: 39-41) menganjurkan beberapa
kiat yang harus dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian
kualitatif, yakni:
1. Berkomitmen meluangkan waktu yang lebih lama di lapangan.
Peneliti akan menghabiskan banyak waktu dilapangan untuk
memperluas perolehan data dan bekerja mendalami isu di
lapangan dengan mencoba mendapatkan akses, menjalin hu-
bungan dan mampu memiliki sudut pandang yang sama dengan
informan (insider).
2. Berjanji untuk menyempurnakan dan menghabiskan waktu
melakukan proses analisa data dengan tetap bersemangat

METODE PENELITIAN SOSIAL 31


melakukan penyotiran data yang jumlahnya cukup banyak dan
mereduksi data yang ada kebentuk tema atau kategori yang
lebih sedikit.
3. Menulis secara panjang lebar, sebab fakta yang ditulis harus
mencapai substansinya dan penulis perlu menunjukkan ber-
bagai sudut pandang informan yang diteliti.
4. Berpartisipasi sebagai peneliti ilmu sosial yang tidak memiliki
panduan tegas atau prosedur spesifik yang tersusun dan kon-
stan terhadap perubahan.

D. Rangkuman
1. Pada dasarnya metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
memang berbeda dalam banyaknya hal, mulai dari seleksi
masalah penelitian yang cocok, penggunaan teori, pengumpulan
data, analisa data sampai pada penyajian hasil temuan penelitian.
2. Pada penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen utama
penelitian, kemampuan peneliti menggali informasi dan meng-
interprestasikan temuan lapangan akan menentukan kedalaman
temuan penelitian.
3. Salah satu kondisi yang tepat untuk menggunakan penelitian
kualitatif jika masalah yang ingin diteliti membutuhkan penye-
lidikan yang mendalam sedangkan kerangka sampelnya yang
tersedia tidak memadai.

E. Soal Latihan
1. Jelaskan perbedaan perbedaan metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif dalam hal menggunakan teori dan analisa data!
2. Jelaskan pentingnya triangulasi dalam penelitian kualitatif!
3. Jelaskan karakteristik penelitian kualitatif!
4. Jelaskan kondisi-kondisi yang tepat untuk menggunakan
metode kualitatif!

32 METODE PENELITIAN SOSIAL


Daftar Pustaka
Corbetta, Piergiorgio, 2003. Social Research :Theory, Methods and
Techniques. London : SAGE Publications.
Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches. California :
SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition).
California : SAGE Publications Inc.
Marvasti, Amir B, 2004. Qualitative Research in Sociology : an
Introduction, London : SAGE Publications Inc.
Miles, Mathew B & Huberman, A. Michael, 1994. Qualitative Data
Analysis: an Expanded Sourcebook (second Edition).
California : Sage Publication Inc.

METODE PENELITIAN SOSIAL 33


34 METODE PENELITIAN SOSIAL
Bab 3
MASALAH PENELITIAN

A. Pendahuluan
Kemampuan menemukan dan merumuskan masalah penelitian
merupakan langkah awal dalam memulai sebuah penelitian. Banyak
kasus ditemukan mahasiswa tidak mampu menghadirkan dan me-
rumuskan masalah penelitian secara sistematis ketika mahasiswa
melakukan proses seminar proposal penelitian. Akibatnya proposal
penelitian tersebut ditolak untuk dilanjutkan oleh tim penguji seminar.
Bahkan tidak jarang juga ditemukan mahasiswa menghadirkan temuan
penelitian yang tidak sesuai dengan masalah penelitian, misalnya dalam
bab I disebutkan ada masalah, namun di temuan penelitian dihadirkan
semua hal dalam kondidi baik atau tidak ada masalah. Hal ini biasanya
juga disebabkan minimnya kemampuan mahasiswa menemukan dan
merumuskan masalah penelitian yang akan ditelitinya. Pengetahuan
yang memadai tentang masalah penelitian sangat penting, oleh karena
itu, maka seorang sarjana ilmu pemerintahan dan ilmu politik perlu
membaca bahan dalam bab 3 bahan ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa secara umum mampu
menemukan serta membuat rumusan masalah penelitian. Sedangkan
secara khusus mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:

METODE PENELITIAN SOSIAL 35


1. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian
2. Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah
penelitian.
3. Sumber informasi yang dapat digunakan menemukan masalah
penelitian
4. Langkah awal merumuskan masalah penelitian.

B. Masalah Penelitian
Masalah dinyatakan sebagai sebuah fenomena yang muncul aki-
bat adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan realitas yang
terjadi. Notoadmojo (2005: 51) berpendapat, bahwa yang dimaksud
dengan masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharus-
nya dengan apa yang terjadi tentang suatu hal atau kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Bungin (2005: 54) berpendapat menemukan
masalah penelitian adalah kerja mencari ketidak serasian antara
keadaan yang diharapkan (das sollen) dengan kenyataan (das sain),
yang menimbulkan ketidakpuasan. Nazir (2003: 111) berpendapat
bahwa masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian
atau kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya arti
kemenduaan (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya
celah (gap) dalam kegiatan atau fenomena, baik yang telah ada maupun
yang akan ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-
masalah itu, atau sedikitnya menutup celah yang terjadi.
Selanjutnya Nazir (2003: 112-116) menjelaskan karakteristik
masalah yang tepat dijadikan masalah penelitian antara lain :
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
Dalam konteks ini masalah tersebut harus memiliki nilai ke-
aslian, menyatakan suatu hubungan antar variabel, merupakan
hal yang penting untuk diteliti, harus dapat diuji dan harus dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

36 METODE PENELITIAN SOSIAL


2. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai fisibilitas (dapat
dipecahkan)
Dalam hal ini data serta metode untuk memecahkan masalah
tersebut harus tersedia, biaya untuk memecahkan masalah
secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan, waktu
untuk menyelesaikan masalah harus wajar, biaya dan hasil harus
seimbang, tidak bertentangan dengan hukum atau adat.
3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Maksudnya masalah yang akan diteliti disukai atau disenangi
oleh peneliti dan peneliti tersebut memiliki kemampuan keca-
kapan dan keahlian dalam melaksanakan penelitian dimaksud.
Sejalan dengan itu, Bungin (2005: 52-53) mengemukakan
setidaknya dua hal yang harus dipertimbangkan seseorang dalam me-
milih masalah penelitian yang akan diteliti, yakni :
1. Pertimbangan objektif
Berdasarkan pertimbangan objektif sebuah masalah dikatakan
berkualitas jika masalah tersebut mengandung nilai penemuan
yang tinggi, menjadi permasalahan yang sedang dirasakan oleh
masyarakat, tidak merupakan pengulangan terhadap penelitian
orang lain, serta mempunyai referensi teoritis yang jelas untuk
penyelesaiannya.
2. Pertimbangan subjektif
Pertimbangan subjektif yang perlu diperhatikan adalah sejauh-
mana minat peneliti terhadap masalah tersebut, kemampuan
peneliti secara teoritis dalam memahami masalah, apakah
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan
masalah tersebut, sejauhmana ketersediaan biaya dan waktu
peneliti dalam menyelesaikan penelitian tersebut dan apakah
situasi politik dan kondisi masyarakat yang dituju cukup
menerima jika penelitian tersebut dilakukan.

METODE PENELITIAN SOSIAL 37


Selain itu, Sutrisno Hadi (2004: 56-60), ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih topik penelitian yang akan dikaji,
yakni:
1. Managable Topik. Topik yang dibahas harus dalam jangkauan
peneliti. Artinya peneliti harus memiliki kecakapan dan
pengetahuan tentang topik yang dipilih, memiliki cukup waktu
dan biaya untuk melakukan penelitian dan peneliti harus mampu
bekerjasama dan mendapatkan data-data dari pihak yang
akan menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, penting di-
sarankan “jangan melakukan penelitian yang ada diluar
kemampuan peneliti”.
2. Obtainable Data. Data yang tersedia harus memadai untuk
dibahas. Peneliti harus memiliki ketersediaan sumber-sumber
kepustakaan dan data sekunder lainnya; menguasai teknik
menentukan sampling dan teknik pengumpulan data tepat
sehingga data secara optimal didapatkan; Data dalam topik
dapat diakses sehingga mampu dengan mudah didapatkan oleh
peneliti tanpa kesulitan yang berarti.
3. Signifikansi Topik. Artinya topik yang dibahas akan mem-
berikan sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan dan
memiliki kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.
4. Interested Topic. Artinya topik yang dibahas menarik minat
peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah yang tersembunyi
dalam topic tersebut.
Kemudian Morse (1991: 20) mengemukakan, karakteristik
masalah dalam penelitian kualitatif antara lain : a. konsepnya “kurang
matang” karena kurangnya teori dan penelitian terdahulu; b. Teori yang
sudah ada mungkin tidak tepat, tidak memadai, tidak benar dan rancu;
c. kebutuhan untuk mendalami dan menjelaskan fenomena untuk
mengembangkan teori; dan d. hakekat fenomenanya tidak cocok de-
ngan ukuran-ukuran kuantitatif (Creswell: 140).

38 METODE PENELITIAN SOSIAL


C. Sumber Informasi Masalah Penelitian
Menurut Malo dan Trisnoningtias, setidaknya ada 3 sumber
informasi yang bisa digunakan menemukan masalah penelitian yaitu :
(1) diri sendiri, yaitu dengan mendasarkan pada pengetahuan dari
pengalaman atau pengamatan sendiri terhadap hal yang dapat dijadikan
permasalahan penelitian; (2) orang lain, berdasarkan interaksi peneliti
dengan orang lain yang memberikan informasi mengenai pengalaman
dan pengetahuannya tentang sebuah masalah; (3) tulisan atau karangan
ilmiah, yaitu dengan membaca secara kritis berbagai tulisan, karangan
ilmiah maupun laporan hasil penelitian yang kiranya dapat dijadikan
fokus penelitian.
Kemudian Sutrisno Hadi (2004: 62-63) juga mengemukakan 4
sumber informasi untuk menemukan masalah penelitian, yaitu ; (1)
observasi lapangan untuk mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat;
(2) mengikuti diskusi-diskusi dalam forum ilmiah; (3) berkonsultasi
dengan ahli riset atau dosen yang memiliki keahlian meneliti; (4)
membaca bibliografi seperti jurnal, buku teks, skripsi/ tesis/ disertasi,
majalah berkalah, buletin ilmiah, laporan yang tidak dipublikasikan
dan lain sebagainya.
Lebih jauh Nazir (2003: 116) menjelaskan, beberapa sumber
informasi guna mendapatkan masalah penelitian, yakni : (1) melakukan
pengamatan terhadap kegiatan manusia; (2) membaca hasil karya
ilmiah, makalah ilmiah, penelitian-penelitian terdahulu; (3) melakukan
percobaan-percobaan penelitian sebelumnya yang hasilnya belum
memuaskan; (4) ikut serta aktif dalam cabang pengetahuan yang sedang
dikembangkan; (5) catatan dan pengalaman pribadi; (6) mempelajari
informasi yang berisi keinginan-keinginan masyarakat; (7) pelajaran
di kelas yang sedang dipelajari; (8) ikut serta dalam diskusi-diskusi
ilmiah.

METODE PENELITIAN SOSIAL 39


D. Teknik Merumuskan Masalah Penelitian
Wilkinson (1991: 96) mengemukakan, pendahuluan adalah bagian
dari makalah yang memberitahu pembaca tentang informasi latar
belakang penelitian yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Tujuannya
untuk menentukan kerangka, sehingga pembaca dapat mengerti
bagaimana penelitian ini berhubungan dengan penelitian lain. Pen-
dahuluan harus : a. membangkitkan minat pembaca atas topik yang
dipilih; b. mengembangkan masalah yang mengarah ke penelitian; c.
menempatkan penelitian dalam konteks pustaka ilmiah yang lebih luas;
d. mencapai sasaran pembaca tertentu (Creswell, 2007: 39).
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika menyajikan dan
menyusun masalah :
1. Tulislah kalimat pembuka yang memancing perhatian dan juga
menyampaikan masalah yang dapat dipahami oleh pembaca.
2. Tentukan masalah (dilemma, isu) dan dasar pemikiran yang
kuat, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap masalah
tersebut.
3. Perlihatkan mengapa masalah itu penting.
4. Pusatkan pernyataan masalah pada konsep yang diuji secara
kuantitatif atau didalami secara kualitatif.
5. Hindari pemakaian kutipan dalam kalimat utama.
6. Hindari pemakaian ungkapan idiomatik dan bahasa non formal.
7. Bisa dipertimbangkan penggunaan informasi numerik (berupa
angka-angka).
8. Pertimbangkan pemakaian kalimat dengan bahasa yang jelas
dan dapat dibaca dengan struktur yang mengarahkan pembaca
selangkah demi selangkah ke pernyataan masalah.

40 METODE PENELITIAN SOSIAL


E. Rangkuman
1. Topik yang bisa diangkat menjadi masalah penelitian harus
memuat fenomena yang menunjukkan adanya kesenjangan
(gap) antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sain).
2. Masalah yang ingin di teliti harus berkualitas, signifikan, penting
untuk diselesaikan namun disisi yang lain masalah yang dipilih
itu harus dalam jangkauan peneliti baik dari segi biaya, waktu,
ketersediaan data, maupun kecakapan peneliti.
3. Berbagai sumber informasi dapat dimanfaatkan untuk menemu-
kan masalah penelitian mulai dari pengalaman pribadi, observasi
di lapangan, diskusi-diskusi ilmiah sampai pada membaca buku-
buku teks, buku hasil penelitian, karya ilmiah dan penelitian-
penelitian terdahulu.
4. Mulai merumuskan masalah penelitian dengan menampilkan
data-data yang menunjukkan masalah tersebut penting untuk
diteliti.

F. Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah penelitian!
2. Jelaskan hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam me-
milih masalah yang ingin diteliti!
3. Jelaskan sumber informasi yang dapat digunakan untuk men-
dapatkan masalah penelitian!
4. Jelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
rumusan masalah penelitian!

Daftar Pustaka
Bungin, Burhan, 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif :
Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

METODE PENELITIAN SOSIAL 41


Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative, Quantitative
and Mixed Methods Approaches. California : SAGE
Publications Inc.
Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition). California
: SAGE Publications Inc.
Hadi, Sutrisno, 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Malo, Manasse & Trisnoningtias, Sri (tanpa tahun). Metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial
Universitas Indonesia.
Nazir, Moh, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

42 METODE PENELITIAN SOSIAL


Bab 4
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN

A. Pendahuluan
Kehadiran kerangka teoretis merupakan syarat wajib dalam
sebuah penelitian. Teori merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis masalah penelitian. Teori-teori yang dipakai seharusnya
mampu menjawab masalah penelitian secara tuntas. Namun demikian
sebagian mahasiswa dalam ujian skripsi gagal menghadirkan teori-
teori yang mampu menguraikan masalah penelitian bahkan tidak jarang
teori yang dihadirkan tidak nyambung dengan masalah yang diteliti.
Disisi lain bentuk teori yang digunakan untuk penelitian kualitatif juga
berbeda dengan model teori yang digunakan dalam penelitian kuan-
titatif. Agar mampu menghasilkan sebuah karya penelitian yang
memadai mahasiswa dituntut memahami fungsi teori dalam penelitian
yang terdapat dalam bab 4 buku ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu menjelaskan
fungsi teori dalam penelitian. Sedangkan secara khusus mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan :
a. Fungsi teori dalam penelitian kuantitatif
b. Pemanfaatan teori dalam penelitian kuantitatif.

METODE PENELITIAN SOSIAL 43


c. Fungsi teori dalam penelitian kualitatif
d. Pemanfaatan teori dalam penelitian kualitatif.

B. Teori Dalam Penelitian Kuantitatif


Kerlinger (1979) mendefinisikan teori sebagai serangkaian
bagian (variabel) definisi dan dalil yang saling berhubungan yang meng-
hadirkan pandangan sistematis tentang fenomena dengan menentukan
hubungan antar variabel dengan maksud menjelaskan fenomena ilmiah.
Berg (2001: 15) mengemukakan, bahwa teori dapat dipahami sebagai
ide yang saling berhubungan dalam bentuk berbagai pola, konsep,
proses, hubungan atau peristiwa. Hagan (1993) menyebutkan, teori
harus menunjukkan usaha membangun penjelasan tentang realita
dengan cara membuat klasifikasi dan mengelompokkan peristiwa,
menggambarkan peristiwa, serta memprediksi peristiwa dimasa datang.
Kemudian Craswell menyatakan bahwa sebuah teori dapat
dinyatakan sebagai serangkaian hipotesa pernyataan logis “jika…
maka…” yang menjelaskan variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat. Selain itu teori model verbal dapat pula disajikan dalam bentuk
model visual sehingga pembaca dapat menvisualisasikan hubungan
timbal balik variabel bebas, variabel intervensi dan variabel terikat.
Lebih jauh Craswell menjelaskan, bahwa pada penelitian kuan-
titatif, teori digunakan secara deduktif dan menempatkannya di awal
penelitian. Tujuan penelitian kuantitatif adalah menguji atau mem-
buktikan sebuah teori, bukannya untuk mengembangkan teori. Oleh
karena itu kita memulai penelitian dengan mengajukan sebuah teori,
membuat hipotesa berdasarkan teori, mengumpulkan data dan me-
ngujinya, dan menguji ulang apakah teori tersebut diperkuat atau
diperlemah oleh hasil-hasil penelitian. Langkah-langkah pemanfaatan
teori dalam penelitian kuantitatif, yaitu :
1. Peneliti mengambil beberapa teori
2. Peneliti merumuskan hipotesa penelitian berasal dari teori.

44 METODE PENELITIAN SOSIAL


3. Peneliti mengoperasionalkan konsep-konsep atau variabel-
variabel dari teori.
4. Peneliti menggunakan instrument untuk mengukur variabel
dalam teori.
Dalam penelitian kuantatif dilakukan usaha menurunkan konsep
ke variabel. Corbetta (2003: 77) mencontohkan bahwa konsep (berat),
dapat mengukur benda (buku). Selanjutnya konsep berat diopera-
sionalisasi (ditimbang), maka yang bisa dijadikan variabel adalah berat
buku yang dapat diukur dalam satuan kilo gram. Artinya variabel adalah
konsep yang telah dioperasionalkan. Adapun hipotesa menurut Corbetta
(2003: 64) adalah proposisi yang menunjukkan hubungan dua konsep
atau lebih. Selanjutnya Berg (2001: 19) menjelaskan model hubungan
ide, teori, desain, pengumpulan data dan temuan penelitian, sebagai berikut:
Ide—teori—desain—pengumpulan data—analisis—temuan
penelitian
Teori merupakan bagian yang sangat penting dalam desain
penelitian kuantitatif. Teori secara lengkap wajib dihadirkan di awal
proses penelitian. Bryman (1989: 6) menjelaskan struktur logika dalam
penelitian kuantitatif sebagai berikut :
FASE PROSES
Teori

-------------------------------------------Deduksi

Hipotesis

-------------------------------------------operasionalisasi

Observasi/ pengumpulan data

-------------------------------------------Data diproses

Analisis Data

-------------------------------------------Interprestasi data

Temuan

-------------------------------------------induksi

METODE PENELITIAN SOSIAL 45


Sebagai pendekatan yang bertujuan menguji teori (theory
testing), pendekatan kuantitatif, menurut De Vaus (2001: 6) diawali
dengan mengemukakan teori dan kemudian menggunakan teori tersebut
sebagai panduan melakukan oberservasi dalam bentuk pemikiran
deductive yang bergerak dari teori yang bersifat umum untuk memberi
penjelasan pada kasus-kasus yang bersifat lebih khusus., sebagaimana
terlihat pada bagan berikut ini :

PENDEKATAN MENGUJI TEORI


Level kegiatan Teori
Intisari Konseptual Diawali

Pemikiran deduktif
Level Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3 Observasi 4
Empiris

C. Teori dalam Penelitian Kualitatif


Adapun teori yang digunakan dalam desain kualitatif berupa teori
pola. Neuman dalam Creswell mengemukakan bahwa teori pola
mengandung serangkaian konsep dan hubungan yang saling terkait
tetapi tidak mengharuskan pertanyaan sebab akibat, menggunakan
perumpamaan atau analogi sehingga hubungan menjadi “masuk akal”.
Konsep dan hubungan didalam teori ini membentuk sistim ide yang
memberi informasi bersifat rapat dan saling memperkuat. Isi teori pola
menunjukkan urutan tahap-tahap atau menghubungkan bagian-bagian
secara keseluruhan.
Menurut Creswell, dalam penelitian kualitatif, teori yang dipakai
tidak digunakan untuk menguji atau membuktikan, tetapi dimulai
dengan model induktif pemikiran, sebuah teori dapat muncul selama
pengumpulan data dan tahap-tahap analisa penelitian yang akan
digunakan dalam proses penelitian sebagai perbandingan dengan teori
lain. Jika teori diperkenalkan di awal penelitian, peneliti kualitatif

46 METODE PENELITIAN SOSIAL


mengubah atau menyesuaikan tersebut berdasarkan umpan balik dari
informan. Sharan Meriam (1988), berpendapat bahwa seorang peneliti
kualitatif juga harus mampu menyusun teori di awal penelitian kualitatif,
tetapi teori juga diizinkan muncul dari analisa data. Teori-teori yang
sudah ada dapat digunakan untuk melahirkan teori baru dengan meng-
hubungkan konsep teoritis yang sudah ada dengan temuan-temuan di lapangan.
Lebih jauh Creswell mengemukakan beberapa prinsip meng-
gunakan teori dalam penelitian kualitatif:
1. Gunakan teori dengan pola yang sesuai dengan jenis desain kualitatif;
2. Gunakan teori secara induktif sehingga tidak menjadi sesuatu
untuk diuji tetapi untuk dikembangkan dan dibentuk dalam
proses penelitian.
3. Ciptakan model visual teori sejalan dengan teori itu muncul.
Pendekatan kualitatif seringkali bertujuan untuk membangun teori.
De Vaus (2001: 6) menjelaskan bahwa pembangunan teori adalah
sebuah proses penelitian yang dimulai dengan melakukan observasi
dan menggunakan pemikiran induktif untuk mendapatkan teori
berdasarkan observasi. Observasi dilakukan pada kasus-kasus yang
bersifat khusus sehingga kemudian ditemukan pola-pola umum yang
cocok untuk menjelaskan kasus-kasus tersebut. Oleh karena teori
dihasilkan setelah obervasi maka, maka karya ini dikenal dengan Post
Factum Theory. De Vaus (2001: 6) menjelaskan bagan pendekatan
Theory Building sebagai berikut :

Level kegiatan Observasi 1 Observasi 2 Obsevasi 3 Observasi 4


Empiris Diawali

Pemikiran Induktif
Level
Intisari-Konseptual
Teori

METODE PENELITIAN SOSIAL 47


Baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif membutuhkan teori-
teori yang dikenal dengan tinjauan pustaka. Menurut Creswell tinjauan
pustaka dalam suatu studi penelitian mempunyai beberapa tujuan;
pertama, memberitahu pembaca hasil-hasil penelitian lain yang
berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaporkan; kedua,
menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas dan
berkesinambungan tentang suatu topik dalam pustaka, mengisi ke-
kurangan dan memperluas penelitian-penelitian sebelumnya; ketiga,
memberikan kerangka untuk menentukan signifikansi penelitian;
keempat, sebagai acuan untuk membandingkan hasil sebuah penelitian
dengan temuan-temuan lainnya.
Lebih jauh Creswell menjelaskan jenis pustaka yang perlu di-
prioritas untuk dibaca oleh penulis demi kesuksesan penelitiannya, yaitu:
1. Mulailah mencari artikel-artikel dalam jurnal nasional yang
disegani;
2. Tinjaulah buku-buku yang berhubungan dengan topik yang
ingin diteliti;
3. Carilah naskah-naskah penelitian terbaru.
4. Bacalah ikhtisar-ikhtisar hasil penelitian sebelumnya.

D. Rangkuman
1. Teori merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
kuantitatif sebab berdasarkan teori tersebut selanjutnya akan
disusun variabel penelitian dan indikator penelitian. Teori dalam
penelitian kuantitatif berbentuk proposisi. Penelitian kuantitatif
lebih ditujukan menguji teori (theory testing)
2. Teori dalam penelitian kualitatif ditujukan untuk memandu
pengumpulan data secara induktif dan tidak ditujukan untuk
menguji teori. Teori yang digunakan berupa teori-teori pola
yang mampu menjelaskan temuan penelitian.

48 METODE PENELITIAN SOSIAL


E. Soal Latihan
1. Jelaskan urgensi teori dalam penelitian kuantitatif!
2. Jelaskan model teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif!
3. Jelaskan fungsi teori dalam penelitian kualitatif!
4. Sebutkan beberapa sumber informasi yang dapat dijadikan
acuan kepustakaan!

Daftar Pustaka
Corbetta, Piergiorgio, 2003. Social Research :Theory, Methods and
Techniques. London : SAGE Publications.
Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches. California :
SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition).
California : SAGE Publications Inc.
De Vaus, David, 2001. Research Design in Social Research. London
: SAGE Publication, LTD

METODE PENELITIAN SOSIAL 49


50 METODE PENELITIAN SOSIAL
Bab 5
TEKNIK SAMPLING

A. Pendahuluan
Pemilihan teknik sampling yang tepat juga sangat menentukan
data yang akan di dapatkan. Kesalahan dalam memilih teknik sampling
akan mengakibatkan responden/informan yang terpilih tidak mem-
punyai cukup informasi tentang masalah yang sedang diteliti, jika terjadi
hal yang demikian tentunya akan sangat sulit membuat laporan penelitian
yang menarik, sebab data yang tersedia tidak memadai. Selain itu
sering juga ditemukan salah dalam memilih teknik sampling, seharusnya
teknik sampling yang digunakan relevan untuk penelitian kualitatif, tetapi
malah digunakan dalam desain penelitian kuantitatif akibatnya akan
salah dalam analisa data dan penarikan kesimpulan. Agar mampu
memilih responden/informan yang tepat maka sebaik dibaca bagian
bab 5 buku ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu menjelaskan
perbedaan teknik sampling antara desain penelitian kuantitatif dan
desain kualitatif. Sedangkan secara khusus mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan :
a. Jenis teknik sampling dalam penelitian kualitatif

METODE PENELITIAN SOSIAL 51


b. Jenis teknik sampling dalam penelitian kuantitatif.
c. Kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik sampling.

B. Teknik Sampling Penelitian Kualitatif


Menurut Creswell, ide penelitian kualitatif adalah dengan sengaja
memilih informan, dokumen atau bahan-bahan visual yang dapat
memberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian dan tidak ada usaha
memilih informan secara acak. Lebih jauh Craswell (2007: 125)
menjelaskan bahwa konsep penarikan sampling bertujuan (purposeful)
digunakan dalam penelitian kualitatif. Maksudnya peneliti langsung
menyeleksi individu berdasarkan posisinya dalam penelitian dengan
pertimbangan bahwa mereka memiliki informasi yang dibutuhkan,
memahami permasalahan penelitian dan merupakan pusat fenomena
dalam penelitian itu.
Teknik sampling non probability adalah teknik sampling yang
tepat untuk penelitian kualitatif. Berg (2001: 32 ) menyatakan, bahwa
teknik non probability sampling cenderung telah menjadi ketentuan
yang harus dipakai dalam penelitian kualitatif. Miles dan Huberman
(1994: 27), setuju bahwa sampel kualitatif lebih cenderung dipilih secara
purposive (hanya dipilih informan tertentu) dibandingkan teknik pe-
ngambilan sampel random (secara acak). Hal ini disebabkan peneliti
kualitatif biasanya menfokuskan diri meneliti sekelompok kecil orang
yang bertungkus rumus dengan peristiwa dan melakukan studi men-
dalam terhadap mereka, disisi lain peneliti kuantitatif dalam mengupas
kasus cenderung menggunakan banyak orang agar jumlah sampel yang
dicari memenuhi kriteria signifikan menurut standar statistik.

C. Teknik Sampling Penelitian Kuantitatif


Menurut Creswell, untuk penelitian kuantitatif, pemilihan sampel
secara “acak” yang memberi kesempatan yang sama kepada sampel
untuk terpilih merupakan prosedur yang paling tepat dan memungkinkan

52 METODE PENELITIAN SOSIAL


kita untuk mengeneralisasi temuan-temuan suatu penelitian ke seluruh
populasi. Teknik sampling yang memberikan kesempatan yang sama
kepada subjek penelitian untuk terpilih menjadi sampel disebut pro-
bability sampling. Corbetta (2003: 218) menjelaskan, bahwa sebuah
teknik pengambilan sampel dinamakan probability sampling apabila
memenuhi kriteria: 1) semua unit yang dianalisis mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih dalam seleksi; 2) semua unit yang akan diseleksi
diketahui secara pasti; 3) semua proses seleksi menggunakan teknik
acak (random).
Sutrisno Hadi (2004: 83) menjelaskan, adapun prosedur yang
digunakan untuk random sampling adalah :
1. Cara Undian;
2. Cara ordinal;
3. Randomisasi dari table bilangan random.
Kemudian Creswell mengutarakan aspek-aspek penting yang
perlu diperhatikan dalam penentuan populasi dan sampel penelitian :
1. Jelaskan dahulu populasi penelitian. Penjelasan ini berisi
identifikasi objek yang menjadi populasi penelitian beserta
jumlah atau ukurannya.
2. Tentukan apakah desain pengambilan sampel untuk populasi
tersebut merupakan tahap tunggal atau banyak tahap (ber-
kelompok).
3. Identifikasi teknik yang digunakan untuk menjadi sampel penelitian.
4. Bahas apakah populasi yang dipilih secara acak akan dibagi
menjadi tingkatan-tingkatan sehingga karakteristik-karakteristik
tertentu terwakili dalam sampel dan sampel mencerminkan
karakteristik populasi yang sesungguhnya.
5. Identifikasi karakteristik-karakteristik yang dipakai dalam
membagi populasi yang dipilih secara acak menjadi tingkatan-
tingkatan.

METODE PENELITIAN SOSIAL 53


6. Sebutkan prosedur pemilihan sampel acak dan daftar/
kerangka pengambilan sampel.
7. Sebutkan jumlah orang dalam sampel dan bagaimana jumlah
ini ditentukan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Sampling


Menurut Trochim & Donelly (2006: 59) menjelaskan perban-
dingan probability dan non probality sampling dapat dirangkum
pada tabel berikut:
Metode Digunakan Kelebihan Kekurangan
Sampling
Sampling acak Bisa Kapan saja Mudah untuk dilaksanakan Membutuhkan kerangka sampel
sederhana atau daftar responden untuk mulai
menyeleksi sampel

Sampling acak Ketika kita ingin Dengan sampel yang minim Membutuhkan kerangka sampel
stratifikasi membuat representasi dipercaya cukup mewakili sub atau daftar responden, sebagai
sampel dalam bentuk sub kelompok yang dianalisis dasar pemilihan responden.
kelompok
Sampling acak Ketika ingin mengambil Tidak harus menggunakan tabel Jika urutan sampel tidak tersusun
Sistimatis sampel elemen tertentu acak berdasarkan kriteria tertentu,
dalam sebuah daftar maka sampel yang dihasilkan
sampel akan bias.

Sampling acak Ketika ingin mendapatkan Lebih efisien untuk mewakili Tidak bisa digunakan sendiri,
Area sampel berdasarkan berbagai wilayah yang luas dan harus dipasangkan dengan teknik
daerah. tersebar. sampling acak bertingkat .

Sampling acak Bisa kapan saja Berdasarkan pengalaman lebih Sangat komplek dan secara non
bertingkat efisien teknis sulit dijelaskan pada
peneliti yang masih baru.

Aksidental non Bisa kapan saja Sangat mudah untuk Validitas ekstenalnya lemah, dan
probability dilaksanakan hasilnya cenderung bias.
sampling
Sampling Ketika hanya ingin Mudah dijelaskan secara non Kesimpulannya terbatas pada
bertujuan non mendapatkan responden teknis kepada peneliti baru. kasus tertentu, lemah validitas
probability. yang khas. eksternalnya.

Sampling kuota Ketika kita ingin Akan dihasilkan jumlah sampel Kemungkinan biasnya lebih
non probability menampilkan refresentasi yang lebih sedikit berdasarkan tinggi dibandingkan sampling
sub kelompok. sub kelompok stratifikasi

Sampling bola Ketika populasi sulit Bisa digunakan, walaupun Lemah validitas eksternalnya.
salju non untuk diteliti tanpa kerangka sampel
probability
 

54 METODE PENELITIAN SOSIAL


E. Rangkuman
1. Teknik sampling yang tepat untuk desain penelitian kualitatif
adalah teknik non probability sampling dengan hanya memilih
informan-informan tertentu yang dianggap memiliki informasi
yang akurat dan memadai mengenai masalah yang ingin diteliti.
2. Teknik sampling yang tepat untuk desain penelitian kuantitatif
adalah teknik probability sampling dengan memberikan ke-
sempatan yang sama kepada semua orang yang masuk dalam
kriteria untuk terpilih menjadi responden penelitian.
3. Teknik sampling memiliki kelemahan sebaiknya gunakan teknik
sampling tepat sesuai dengan desain dan tujuan penelitian, jenis
data yang ingin didapatkan dan kemampuan peneliti dari sisi
biaya, waktu dan lain sebagainya.

F. Soal Latihan
1. Jelaskan teknik sampling yang cocok untuk desain penelitian
kualitatif!
2. Jelaskan teknik sampling yang cocok untuk desain penelitian
kuantitatif!
3. Jelaskan kelemahan teknik sampling acak sederhana!
4. Jelaskan kelemahan teknik sampling insidental!

Daftar Pustaka
Berg, Bruce Lawrence, 2001. Qualitative Research Methods for
the Social Sciences. Boston: Allyn & Bacon.
Corbetta, Piergiorgio, 2003. Social Research :Theory, Methods and
Techniques. London : SAGE Publications.
Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.

METODE PENELITIAN SOSIAL 55


Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches. California :
SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition).
California : SAGE Publications Inc.
Hadi, Sutrisno, 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Miles, Mathew B & Huberman, A. Michael, 1994. Qualitative Data
Analysis: an Expanded Sourcebook (second Edition).
California : Sage Publication Inc.
Porta, Donatella Della & Keating, Michael, 2008. Approaches &
Methodologies in the Social Sciences : A Pluralist
Perspective. Cambridge : Cambridge University Press.

56 METODE PENELITIAN SOSIAL


Bab 6

TEHKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Pendahuluan
Pengetahuan tentang teknik pengumpulan data yang memadai
sangat dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan data-data penting dan
kaya makna yang dibutuhkan dalam menyusun laporan penelitian. Ada
banyak variasi teknik pengumpulan data, penggunaanya diserahkan
kepada peneliti, kejelian peneliti dalam memilih dan menggunakan
teknik yang tepat akan menjadikan pemanfaatan waktu pelaksanaan
penelitian dapat lebih efektif dan efisien. Teknik pengumpulan data
dengan desain penelitian kualitatif juga berbeda dengan teknik pe-
ngumpulan data dengan desain penelitian kuantitatif. Supaya mahasiswa
memahami teknik pengumpulan data maka sebaiknya dibaca bagian
bab 6 buku ajar ini.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu menjelaskan
teknik pengumpulan data dengan desain penelitian kualitatif dan desain
penelitian kuantitatif. Sedangkan secara khusus mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan :
1. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik
pengumpulan data.

METODE PENELITIAN SOSIAL 57


2. Teknik pengumpulan data yang relevan dengan desain penelitian
kuantitatif
3. Teknik pengumpulan data yang relevan dengan desain penelitian
kualitatif

B. Pertimbangan Memilih Teknik Pengumpulan Data


Data merupakan persoalan yang penting dalam sebuah penelitian.
Sebab data yang salah apabila diolah akan menghasilkan kesimpulan
yang salah atau bias. Adapun data yang baik dan benar harus memenuhi
dua unsur, yakni data tersebut harus tepat (valid) dan konsisten (reliabel).
Untuk mendapat data demikian dibutuhkan teknik pengumpulan data
yang tepat dengan cara menggunakan alat pengambil data (instru-
ment) yang sesuai dengan desain penelitian yang dibuat. Colton &
Convert (2007: 5) berpendapat, bahwa sebuah instrumen penelitian
itu berupa alat untuk mengukur fenomena yang biasanya digunakan
untuk mengumpulkan dan merekam informasi untuk mengukur dan
memahami fenomena yang diteliti.
Kemudian Colton & Convert (2007: 17) menjelaskan, pembua-
tan alat penjaring informasi (instrumen penelitian) harus didasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Tujuan studi (penelitian). Tipe instrumen penelitian yang di-
gunakan harus disesuaikan dengan tipe data yang ingin diperoleh.
2. Desain penelitian. Tujuan studi tentunya harus cocok dengan
desain penelitian, jika desain penelitian berbentuk penelitian
naturalistik dan riset lapangan, maka akan lebih cocok meng-
gunakan instrumen berupa observasi (pengamatan) dengan
membuat rekaman kejadian.
3. Objek yang diukur. Instrumen penelitian juga disesuaikan dengan
disesuaikan objek yang ingin diukur. Artinya instrumen tersebut
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sehingga data
yang dihasilkannya akan valid dan realiable.

58 METODE PENELITIAN SOSIAL


4. Metode pengumpulan data. Informasi tentang metode pe-
ngumpulan data yang tepat untuk digunakan harus dipahami
peneliti sebelum menetapkan bentuk instrumen yang akan
dibuat. Misalnya metode pengumpulan data yang melibatkan
banyak pewawancara, maka format instrumennya disarankan
berbentuk pertanyaan dengan jawaban tertutup.
Sutrisno Hadi (2004: 73) mengemukakan, beberapa persoalan
penting yang harus diselesaikan peneliti dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Jenis data apa yang dibutuhkan.
Maksudnya jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada
desain dan tujuan penelitian. Jika penelitian bertujuan meng-
hasilkan generalisasi (penelitian kuantitatif) maka jenis data
yang harus diambil adalah data kuantitatif yang dapat diukur
secara langsung. Di sisi lain jika desain dan tujuan penelitian
untuk menghasilkan pemahaman mendalam (penelitian kua-
litatif), maka harus diambil jenis data kualitatif.
2. Sumber Data.
Untuk mendapatkan sumber data yang tepat berkaitan dengan
tehnik sampling. Artinya penelitian harus dilakukan pada lokasi
dan orang-orang yang menjadi responden/ informan yang tepat
sesuai dengan teknik sampling yang digunakan. Data tidak
akan berguna jika diambil dari sumber data (responden/in-
forman) yang tidak benar.
3. Metode Pengumpulan Data.
Pemilihan metode pengumpulan data harus didasari oleh alasan
yang kuat disesuaikan dengan desain dan tujuan penelitian.
Metode pengumpulan data bisa menggunakan kuesioner,
interview, observasi dan lain sebagainya.
4. Adekuatnya Data.
Data yang dihasilkan harus valid dan reliabel dapat mengukur

METODE PENELITIAN SOSIAL 59


apa yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh
tersebut dapat memecahkan atau mengurai permasalahan yang
sedang diteliti.
Pada dasarnya tehnik pengemupulan data pada penelitian kuan-
titatif dan kualitatif memang berbeda. Sebab penelitian kuantitatif
bertujuan menghasilkan generalisasi sedangkan penelitian kualitatif
bertujuan menghasilkan pemahaman yang mendalam. Sehubungan
dengan itu, Colton (2007: 38) mengemukakan, dalam teknik pengum-
pulan data kuantitatif terdapat usaha merangkum informasi secara
ringkas dalam bentuk tabel, grafik atau nilai statistik, sedangkan dalam
tehnik pengumpulan data kualitatif terdapat usaha mendapatkan data
yang kaya dan dalam (rich and thick).
Corbetta (2003: 120) menjelaskan, 3 model pengambilan data
berdasarkan ada tidaknya standar baku dalam penyusunan pertanyaan
penelitian sebagaimana termuat dalam Tabel 6.1 di bawah ini :
Tabel 6.1
Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan Indikator dalam
Menyajukan Pertanyaan
Pertanyaan Jawaban
Memiliki standar baku Bebas
Memiliki standar baku Kuesioner (survey) Wawancara terstruktur
Bebas Wawancara tidak terstruktur
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

Corbetta menguraikan 3 teknik penelitian tersebut sebagai berikut:


1. Kuesioner, dengan ciri pertanyaan maupun dan jawaban yang
diberikan diberi standar baku dan merupakan teknik pe-
ngumpulan data yang cocok untuk penelitian kuantitatif.
2. Wawancara terstruktur, dengan ciri pertanyaan yang diajukan
diberi standar baku sedangkan jawaban pertanyaan diserahkan
secara bebas kepada responden dan cocok untuk penelitian
kualitatif.

60 METODE PENELITIAN SOSIAL


3. Wawancara tidak terstruktur, dengan ciri pertanyaan yang
diajukan serta jawaban yang diberikan tidak menggunakan
standar baku dan cocok untuk penelitian kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif


Dunne et.al (2005: 41) menyatakan, bahwa istilah kuantitatif telah
diidentifikasi sebagai paradigma positivisme dan aplikasi metode ilmu
pengetahuan alam yang diterapkan dalam penelitian sosial. Bahasa-
bahasa yang digunakan dalam penelitian kuantitatif seperti pengukuran
(validitas dan realibilitas), variabel kontrol seperti persamaan matema-
tika, tabel, grafik, dan lain sebagainya mengindikasikan kuantitatif seba-
gai paradigma positivisme yang berusaha diterapkan dalam penelitian sosial.
Sesuai dengan tujuan penelitian kuantitatif yang ingin menghasilkan
generalisasi hasil penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik yang te-
pat sehingga dihasilkan data yang dapat diolah secara numerik. Colton
& Covert (2007: 38) menjelaskan, tehnik pengambilan data dengan
pendekatan kuantitatif akan menghasilkan data yang bisa di sortir, di
kategorisasi (dikelompokkan) dan dihitung serta kumpulan data-data
tersebut dapat diringkas secara numerik dalam bentuk grafik, diagram,
analisis statistik dan sejenisnya. Oleh karena itu, menurut Colton &
Convert (2007: 38) penelitian kuantitatif dalam bentuk survey dan
jajak pendapat biasanya mengunakan kuesioner tertutup sebab teknik
ini akan menghasilkan data kuantitatif dan tepat dianalisa dengan uji
statistik. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul informasi pada
penelitian kuantitatif seperti survey sudah lazim digunakan. Corbetta
(2003: 117) menjelaskan, bahwa dalam penelitian survey dilakukan
dengan teknik pengumpulan informasi dengan cara menggunakan
kuesioner yang telah diuji melalui prosedur kuantitatif yang disebarkan
kepada sampel penelitian yang refresentatif.
Dunne, et.al (2005: 43) berpendapat, bahwa penggunaan kue-
sioner sebagai instrumen penelitian karena dinilai lebih efisien; pertama,

METODE PENELITIAN SOSIAL 61


kuesioner lebih efektif dari sisi biaya dan waktu, sebab dengan waktu
dan biaya yang terbatas, apabila seorang peneliti menggunakan kue-
sioner maka ia tetap akan mampu mendapatkan responden dengan
jumlah yang lebih banyak dibandingkan bila ia menggunakan teknik
wawancara. Kedua, data hasil kuesioner mudah diidentifikasi dan
sudah berbentuk pola tertentu sehingga cocok dianalisa secara kuantitatif.
Adapun jenis data yang dihasilkan sebuah kuesioner tertutup
digambarkan Colton & Convert (2007: 54) pada tabel di bawah ini:
Tabel 6.2
Jenis Data Kuantitatif
Jenis Data Definisi
Nominal Data yang berupa objek atau kategori (label) , yang tidak mengandung pengertian
numerik.
misalnya data status perkawinan : 1) kawin; 2) belum kawin; 3) Janda
Ordinal Seperangkat objek yang bisa dirangking, berdasarkan cirinya. Namun tidak bisa diukur
dalam bentuk skala interval.
Misalnya, intensitas kedatangan pada tempat tertentu, 1)tidak pernah ; 2) kadang-kadang;
3) selalu.
Interval kesamaan jarak dalam ukuran numerik atau dalam skala interval menunjukkan kesamaan
jarak antar kondisi yang sebenarnya.
Misalnya : Tinggi diukur dengan inci atau sentimeter.
Rasio Skala rasio memiliki titik nol, apa bila berada pada titik nol maka bendanya tidak ada.
Misalnya. Pendapatan dalam dolar.

Berdasarkan tabel di atas Colton & Convert (2007: 54-57)


menguraikan jenis data sebagai berikut:
1. Data nominal, nilai pada ukuran nominal bisa menunjukkan
nama atau tempat dalam bentuk kategori (bisa dibedakan),
namun tidak menunjukkan tingkatan. Misalnya dapat dibuat
data nomimal berupa pengelompokan atau kategori individu
berdasarkan warna mata : biru, coklat, dan hitam. Data ini
hanya membedakan jenis mata, tetapi tidak menunjukkan
bahwa orang yang bermata biru lebih baik dibandingkan orang
yang bermata coklat dst.
2. Data ordinal, nilai pada ukuran ordinal berupa data kategori
(yang bisa dibedakan) sekaligus menunjukkan tingkatan
(urutan) serta merupakan nilai yang satu rangkaian. Misalnya
dapat dibuat data ordinal untuk menunjukkan ukuran tinggi badan

62 METODE PENELITIAN SOSIAL


manusia: 1) pendek; 2) sedang; 3) tinggi. Data tersebut
menunjukkan bahwa orang yang tinggi lebih tinggi ukuran badannya
dibandingkan yang tinggi badannya sedang atau pun pendek dst.
3. Data interval, nilai pada ukuran interval memiliki susunan atau
jarak yang baku dari satu titik ke titik yang lain. Ukuran interval
misalnya ukuran suhu misalnya menggunakan thermometer
dalam Fareinheit dan Celcius, perbedaan jarak (interval) suhu
10 derajat dalam celcius juga sama dengan perbedaan jarak
(interval) suhu 10 derajat dalam skala Fareinheit. Tempat A
yang suhunya menunjukkan angka 10 derajat Celcius tentunya
lebih dingin dibandingkan tempat A yang suhunya 20 derajat
celcius, artinya tempat A lebih dingin 10 derajat Celcius
dibandingkan tempat B.
4. Data Rasio, nilai pada ukuran rasio sama dengan ukuran
interval, bedanya ukuran rasio memiliki titik nol dan pada titik
nol itulah nilai yang sedang ukur sebenarnya tidak ada.
Misalnya ukuran lama menetap pada suatu tempat : 1) 0 tahun;
2) 1 tahun; 3) tahun dst. Ketika angka menunjukkan 0, maka
orang tersebut tidak pernah tinggal ditempat tersebut. Contoh
lainnya pengelompokkan orang berdasarkan jumlah uang yang
dimiliki: 1) 0; 2) 1 juta rupiah; 3) 2 juta rupiah dst. Ketika angka
jumlah uangnya adalah 0 maka berarti orang tersebut tidak
memiliki uang.

C. Tehnik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif


Craswell (2007: 118) menjelaskan, bahwa tahapan penting dalam
proses siklus pengumpulan data kualitatif adalah menemukan orang
atau tempat yang akan diselidiki, mendapatkan akses, dan membangun
hubungan dengan informan, sehingga mereka memberikan data yang
bagus. Kesesuaian setiap bagian tahapan dalam proses siklus di atas
sangat ditentukan oleh strategi yang ditujukan guna mengambil sampel

METODE PENELITIAN SOSIAL 63


berupa individu ataupun tempat. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampel bertujuan (purposeful sample) dengan cara
sengaja menjadikan orang yang memiliki informasi yang terbaik kepada
peneliti terkait masalah yang sedang diteliti sebagai sampel dalam
penelitian tersebut. Kemudian peneliti perlu menentukan jenis teknik
pengambilan bertujuan yang paling baik untuk digunakan sesuai konteks
masalah yang ingin diteliti.
Craswell lebih jauh menjelaskan bahwa peneliti kualitatif juga
perlu menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai apakah berupa
wawancara, observasi, atau bentuk lainnya. Dalam mengumpulkan
data, peneliti perlu menggunakan panduan dalam bentuk tertulis sepert
panduan wawancara atau panduan observasi. Sejalan dengan itu,
Colton & Convert (2007: 38) juga berpendapat, bahwa salah satu
alat mengumpulkan data dalam pendekatan kualitatif biasanya adalah
panduan wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang bersifat ter-
buka. Pertanyaan tambahan harus dimunculkan selama proses tanya
jawab terjadi dengan tetap berpedoman pada panduan wawancara
yang telah dibuat.
Selanjutnya Colton & Convert (2007: 18) menguraikan langkah-
langkah dalam proses pembuatan instrument sebagai berikut :

Selanjutnya Creswell juga mengemukakan langkah-langkah

64 METODE PENELITIAN SOSIAL


pengumpulan data melibatkan: a. identifikasi data-data yang akan
dibutuhkan dalam penelitian—berdasarkan 4 hal yang dikemukakan
Miles dan Huberman (1984)—latar (tempat penelitian berlangsung),
pelaku (orang yang akan diamati atau diwawancara), peristiwa (apa
yang akan diamati dan yang diketahu melalui wawancara), proses
(kejadian yang dilakukan pelaku didalam latar); b. mengumpulkan
informasi melalui pengamatan wawancara, dokumen dan bahan-bahan
visual; c. menetapkan metode pencatatan informasi.
Craswell (2007: 118) menggambarkan proses siklus pengum-
pulan data penelitian kualitatif seperti di bawah ini:

Craswell (2007: 118) menyatakan, bahwa peneliti perlu meng-


antisipasi data yang bermasalah biasa disebut “field issues” yang
mungkin saja terjadi, seperti data yang tidak memadai, data yang
sebenarnya tidak dibutuhkan, atau informasi menyesatkan. Selanjutnya
peneliti harus menentukan bagaimana caranya menyimpan data agar
data yang sudah dikumpulkan mudah ditemukan, tidak rusak atau pun
hilang. Craswell (2007: 142), beberapa model penyimpanan data yang
cocok dengan penelitian kualitatif antara lain adalah :

METODE PENELITIAN SOSIAL 65


· Selalu membuat copian “back up” data dalam bentuk file di
computer.
· Gunakan alat perekam (tape recorder) berkualitas tinggi yang
mampu merekam informasi dalam bentuk suara; ukuran alat
perekam yang digunakan sebaiknya cocok dengan mesin tran-
skrip, sehingga dapat menghasilkan data dalam bentuk
tertulis.
· Membuat daftar induk yang berisi bentuk informasi yang telah
dikumpulkan.
· Melindungi informan anonim, dengan menutup nama mereka
didalam data.
· Mengembangkan daftar acuan data dalam bentuk visual
sehingga lokasi informasi dan identifikasinya mudah ditemukan.
Langkah-langkah pengumpulan data melibatkan: a . identifikasi
data-data yang akan dibutuhkan dalam penelitian—berdasarkan 4 hal
yang dikemukakan Miles dan Huberman (1984)—latar (tempat
penelitian berlangsung), pelaku (orang yang akan diamati atau
diwawancara), peristiwa (apa yang akan diamati dan yang diketahu
melalui wawancara), proses (kejadian yang dilakukan pelaku didalam
latar); b. mengumpulkan informasi melalui pengamatan wawancara,
dokumen dan bahan-bahan visual; c. menetapkan metode pencatatan
informasi.
Kemudian Craswell (2007;130) menguraikan ihtisar prosedur
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:

66 METODE PENELITIAN SOSIAL


Tabel 6.3
Ihtisar Tehnik Pengambilan Data Kuantitatif
Pengamatan (observasi)

• Mengumpulkan catatan di lapangan melalui pengamatan dan berperan sebagai partisipan.

• Mengumpulkan catatan dilapangan melalui pengamatan dan berperan sebagai pengamat.

• Mengumpulkan catatan dilapangan dengan lebih banyak menghabiskan waktu sebagai partisipan

dibandingkan sebagai pengamat.

• Mengumpulkan catatan dilapangan dengan lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pengamat
dibandingkan sebagai partisipan.

• Mengumpulkan catatan dilapangan dengan mengawali sebagai pengamat dengan sudut pandang orang
di luar dari informan (outsider) kemudian mengubah peran sebagai pengamat dengan sudut pandang
yang dimiliki informan (insider).

Wawancara

• Mengadakan wawancara bebas (tidak terstruktur) dengan mengajukan pertanyaan yang bebas dan informan
dipersilahkan memberikan jawaban sebebas-bebasnya (open-ended) dan mencatatat hasil wawancara
tersebut.

• Mengadakan wawancara bebas (tidak terstruktur) dengan mengajukan pertanyaan yang bebas dan informan
dipersilahkan memberikan jawaban sebebas-bebasnya (open-ended) menggunakan alat perekam suara dan
kemudian membuat transkrip wawancara tersebut.

• Mengadakan wawancara semi terstruktur dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan pedoman wawancara
dan informan dipersilahkan memberikan jawaban yang bebas tapi tetap sesuai dengan konteks penelitian
menggunakan alat perekam suara dan kemudian membuat transkrip wawancara tersebut.

• Mengadakan wawancara secara berkelompok dengan tema yang terfokus dengan menggunakan alat
perekam suara dan kemudian membuat transkrip wawancara tersebut.

• Melakukan wawancara dalam bentuk lain, misalnya melalui email, tatap muka, wawancara secara
berkelompok, wawancara secara berkolompok secara online, atau wawancara melalui telepon.

Dokumen

• Membuat catatan harian selama penelitian berlangsung.

• Membuat catatan harian sebagai seorang partisipan selama penelitian berlangsung.

• Mengumpulkan surat/ catatan pribadi para informan.

• Melakukan analisa dokumen publik, misalnya surat kabar dan lain-lain.

• Memeriksa buku riwayat hidup baik yang ditulis sendiri maupun yang ditulis orang lain.

• Mendapatkan foto atau rekaman video informan.

• Mendapatkan laporan audit.

• Memeriksa catatan kesehatan.

METODE PENELITIAN SOSIAL 67


Materi audiovisual

• Memeriksa jejak petunjuk fisik (misalnya bekas kaki di salju)

• Rekaman video atau film tentang situasi social, individu ataupun kelompok.

• Memeriksa gambar foto atau rekaman video

• Mendapatkan kan data dalam bentuk suara ( misalnya suara music, suara bayi tertawa dan lain-lain)

• Mengumpulkan email atau surat elektronik.

• Mengumpulkan pesan telepon yang berbentuk teks.

• Memeriksa barang miliki pribadi maupun objek ritual.

Kemudian Creswell juga menguraikan kelebihan dan kelemahan


tiap jenis tehnik pengumpulan data kualitatif dalam tabel di bawah ini.
Tabel 6.4
Kelebihan dan Kelemahan masing-masing Jenis Tehnik
Pengambilan Data Kuantitatif
Jenis Pilihan metode Kelebihan Kekurangan
Pengumpulan
Data
Pengamatan • Partisipasi penuh ( dengan Peneliti mendapatkan Peneliti mungkin tampak sebagai
cara peneliti informasi langsung dari pengganggu.
menyembunyikan perannya) informan

• Pengamatan sebagai Peneliti dapat mencatat Informasi yang bersifat “pribadi”


partisipan (peran peneliti ketika informasi muncul tidak dapat diketahui oleh
diketahui) peneliti

• Partisipan sebagai pengamat Aspek yang tidak biasa Peneliti akan kesulitan
(peran partisipan lebih kuat dapat muncul selama melakukan pengamatan secara
dari peran pengamatan) pengamatan menyeluruh.

• Pengamatan penuh ( peneliti Informasi yang lebih dalam tidak


mengamati topik tanpa Berguna menggali informasi dapat diperoleh disebabkan tidak
berpartisipasi) yang tidak sulit didapat adanya interaksi dengan
sebab tidak menyenangkan informan
bagi informan.
Wawancara • Tatap muka (wawancara Informan dapat diamati Masih diperlukan penyaringan
empat mata, wawancara secara langsung dengan informasi sesuai pandangan
pribadi) latar alamiah subjek yang diwawancara.

• Telepon ( peneliti Informasi yang lebih Informasikan yang disampaikan


mewawancara informan sistematis dapat diperoleh mungkin tidak sesuai dengan
melalui telepon) sebab telah disiapkan kondisi yang sebenarnya.
informan sebelum
wawancara dimulai

• Kelompok ( peneliti Memungkin peneliti Informasi mungkin “bias” sebab


mewawancarai informan mendapatkan informasi tidak semua orang biasa
dalam kelompok) yang diinginkan, sebab memberikan informasi jika
informan disaksikan orang disaksikan orang lain dalam
lain. suasana formal.

68 METODE PENELITIAN SOSIAL


Dokumen • Dokumentasi umum, seperti Memungkinkan pengamat Mungkin informasi yang rahasia
notule rapat dan Koran memakai bahasa dan kata- tidak akan dituliskan dalam
kata informan notulen rapat.

• Dokumentasi pribadi, jurnal, Bukti tertulis yang mudah Materi dalam dokumen mungkin
buku harian, surat diperoleh, menghemat tidak lengkap, dokumen
waktu dan biaya mungkin tidak otentik, atau
dibandingkan melakukan kurang akurat.
wawancara berulang-ulang.

Mungkin pengumpulan data


Materi audio • Foto, kaset video, objek seni tidak akan mengalami Mungkin sulit ditafsirkan.
visual gangguan

Kreatif dan menarik


• Perangkat lunak komputer, perhatian secara visual Kehadiran pengamat (fotografer)
film mungkin mengganggu aktivitas
informan.

D. Rangkuman
1. Teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan tujuan
penelitian dan desain penelitian, untuk penelitian kuantitatif
biasanya digunakan kuesioner sedangkan untuk penelitian
kualitatif biasanya digunakan wawancara.
2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif biasanya
menggunakan kuesioner tertutup untuk mendapatkan jenis data
nominal, ordinal, interval dan rasio.
3. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif meng-
gunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan data visual.

E. Soal Latihan
1. Jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
teknik pengumpulan data!
2. Jelaskan jenis-jenis data dalam penelitian kuantitatif!
3. Gambarkan siklus pengumpulan data dalam penelitian kualitatif!
4. Jelaskan kelemahan teknik pengumpulan data melalui
wawancara!

METODE PENELITIAN SOSIAL 69


Daftar Pustaka
Corbetta, Piergiorgio, 2003. Social Research :Theory, Methods and
Techniques. London : SAGE Publications.
Creswell, John W, 1994. Research Design : Qualitative &
Quantitative Approaches. California : SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2003. Research Design : Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches. California :
SAGE Publications Inc.
Creswell, John W, 2007. Qualitative Inquiry & Research Design :
Choosing among Five Approaches (second Edition).
California : SAGE Publications Inc.
David Colton & David W. Covert. 2007. Designing and
Constructing Instruments For Social Research and
Evaluation. San Fransisco: John Wiley & Son Inc.
Dunne, Mairead, Pryor, John & Yates, Paul, 2005. Becoming a
Researcher; a research Companion for the Social Sciences.
Berkshire: Open University Press.
Hadi, Sutrisno, 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit
ANDI

70 METODE PENELITIAN SOSIAL


BIODATA PENULIS

Nama : Adlin, S.Sos, M.Si


Tempat/Tanggal Lahir : Kuantan Singingi, 8 Februari 1981
Alamat : Jl. Taman Sari II No.4 Pekanbaru.
HP : 08127518764
Pendidikan Terakhir : Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia
Pekerjaan : Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.

METODE PENELITIAN SOSIAL 71

Anda mungkin juga menyukai