Anda di halaman 1dari 44

i

Teori Bilangan
Edisi 1

Nego Linuhung, M.Pd

Pendidikan Matematika UM Metro

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan modul ini. Kemudian shalawat beserta salam senantiasa kita sanjung
agungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Modul ini merupakan salah satu modul yang harus dipelajari oleh
mahasiswa khususnya program studi pendidikan matematika. Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Meskipun penulis berharap isi
dari modul ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
modul ini dapat lebih baik lagi.

Nego Linuhung

iv
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................ i
Cover dalam ................................................................................................. ii
Lembar pengesahan ..................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................. iv
Daftar Isi ...................................................................................................... v
A. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ............................................... 1
B. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) di Sekolah Dasar (SD) ................................................ 12
C. Keterbagian ........................................................................................... 15
D. Algoritma Pembagian ........................................................................... 16
E. Pembagi Bersama ................................................................................. 16
F. Teorema Euclidean ............................................................................... 17
G. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) ...................................................... 17
H. Algoritma Euclidean ............................................................................. 18
I. Relatif Prima ......................................................................................... 19
J. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) ................................................ 20
K. Aritmetika Modulo ............................................................................... 22
L. Kongruen .............................................................................................. 23
M. Balikan Modulo (modulo invers) .......................................................... 26
N. Kekongruenan Lanjar............................................................................. 28
O. Chinese Remainder Problem ................................................................ 30
P. Bilangan Prima (Basit).......................................................................... 31
Q. Teorema Fermat .................................................................................... 33
R. Fungsi Euler ....................................................................................... 35
S. Latihan-latihan Soal .............................................................................. 36
T. Tugas Terstruktur.................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 39

v
A. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

2. Nama Mata Kuliah : TEORI BILANGAN


3. Kode/SKS : ……../ 2 SKS
4. Prasarat :
5. Status Mata Kuliah : Wajib
6. Bentuk : Kuliah
Pembelajaran
7. Dosen Pengampu : Nego Linuhung, M.Pd/ Rina Agustina, M.Pd.

8. Deskripsi Singkat Mata Kuliah


Mata kuliah ini masih merupakan mata kuliah dasar dalam matematika dimana
secara umum berkaitan dengan bilangan bulat. Komposisi dari materi ini meliputi:
induksi matematika dan teorema binomial; sistem bilangan bulat; kekongruenan,
keterbagian, FPB dan KPK; bilangan prima; teorema fermat dan fungsi Phi Euler
serta trampil menerapkannya dalam berbagai masalah.
9. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Program Studi Pendidikan Matematika yang
Terkait Mata Kuliah Matematika Diskrit
a. CP – ST ( Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai )
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan
sikap religius
2) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan
3) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
4) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri
5) Mempunyai karakter islami
b. CP – KU ( Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum )
1) Menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi sesuai dengan bidang keahliannya.
2) Mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis terhadap
informasi dan data.
c. CP – KK ( Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus )
1) Mampu mengambil keputusan yang tepat di bidang pendidikan
matematika berdasarkan informasi dan data yang relevan
2) Mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif
solusi masalah di bidang pendidikan matematika secara mandiri dan
kelompok
3) Mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sendiri di bidang
pendidikan matematika
d. CP – PP ( Capaian Pembelajaran Penguasaan Pengetahuan )
1) Menguasai konsep dan pola pikir matematika ( aljabar, statistika,

1
geometri, analisis, terapan) yang diperlukan untuk melaksanakan
pembelajaran di pendidikan sekolah menengah pertama serta untuk
studi lanjut
2) Menguasai metodologi dan konsep – konsep matematika yang
terkait dengan nilai – nilai keislaman
10. Capaian Pembelajaran Perkuliahan
1. Mahasiswa, mampu menentukan langkah induksi dalam pembuktian
dan terampil menggunakan langkah-langkah pembuktian dengan
induksi matematika
2. Mahasiswa mampu menurunkan dan menerapkan sifat-sifat koefisien
binomial dalam memecahkan masalah yang terkait.
3. Mahasiswa mampu membuktikan sifat yang berlaku pada operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi konsep kekongruenan
5. Mahasiswa mampu menunjukan pembuktian sifat kekongruenan dan
mampu menerapkan sifat kekongruenan dalam memecahkan masalah
matematika yang terkait
6. Mahasiswa mampu menunjukan banyak solusi suatu pengkongruenan
linier dan mampu memecahkan masalah matematika yang terkait
7. Mahasiswa mampu menunjukkan pembuktian teorema yang
berkenaan dengan keterbagian, faktor persekutuan, kelipatan
persekutuan, FPB, dan KPK bilangan-bilangan bulat.
8. Mahasiswa mampu menentukan FPB dan KPK bilangan-bilangan
bulat
9. Mahasiswa mampu menunjukkan pembuktian teorema yang
berkenaan dengan bilangan prima dan mampu menyatakan bentuk
kanonik suatu bilangan
10. Mahasiswa mampu menentukan FPB dan KPK dari beberapa
bilangan dengan faktorisasi prima dan mampu menunjukan pengujian
apakah suatu bilangan merupakan bilangan prima atau bukan
11. Mahasiswa mampu mengidentifikasi persyaratan dari teorema Fermat
12. Mahasiswa mampu menerapkan teorema Fermat dalam
menyelesaikan masalah matematika yang terkait
13. Mahasiswa mampu menunjukkan proses untuk menentukan
himpunan residu sederhana modulo m
14. Mahasiswa mampu menghitung harga fungsi Phi dan Euler,
kemudian memecahkan masalah matematika yang terkait
11. Materi Pembelajaran
1. Induksi Matematika Dan Teorema Binomial
2. Sistem Bilangan Bulat
3. Sifat-Sifat Keterbagian Elementer
4. Algoritma Pembagian Dan Identitas Aljabar
5. Kekongruenan
6. Persamaan Kongruensi
7. Uji Keterbagian

2
8. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
9. Kelipatan Persekutuan Tekecil (KPK)
10. Bilangan Prima
11. Faktorisasi Tunggal
12. Teorema Fermat
13. Teorema Euler
14. Algoritma Euclid
12. Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran pada mata kuliah ini mengacu pada kooperatif learning tipe
Thing Pair Share (TPS) dengan skema pembelajaran sebagai berikut:
1. Penyampaian materi dengan mengutamakan pemberian kata kunci untuk
setiap topic masalah yang diberikan.
2. Kemudian mahasiswa mendalami dan menghayati tentang apa yang
disampaikan dalam penyampaian materi, kemudian dalam situasi ini
mahasiswa dituntut untuk mampu memberikan pandangan dengan cara
menghimpun apa yang menjadi hambatan siswa dalam memahami
permasalahan yang disampaikan dalam penyampaian materi.
3. Hamabatan-hambatan yang diungkap oleh mahasiswa menjadi dasar
untuk penjelasan selanjutnya, dimana solusi untuk hambatan ini dibagi
menjadi 2 tahapan: 1) membarikan kesempatan kepada mahasiswa lain
untuk memberikan tanggapan dan meluruskan masalah, 2) selanjutnya
dosen memberikan penekanan dan atau meluruskan masalah yang
menjadi hambatan tersebut.
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berdiskusi atas
mahasiswa, antar kelompok yang memungkinkan mahasiswa membagi
secara luas informasi yang ia miliki dan memungkinkan juga dalam
konteks mencari solusi sampai ia menemukan solusi dari masalah yang ia
punya, sehingga diskusinya menjadi sangat interaktif ke beberapa
mahasiswa.
5. Dalam penyelesaian soal/masalah dalam matematika mahasiswa tidak
hanya di tuntut bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah tersebut namun
juga mahasiswa di tuntut untuk bisa mengembangkan/menunjukkan
situasi lain dari soal yang ada (mengembangkan soal dalam situasi lain).
Mengutamakan diskusi yang interaktif dan diskusi yang menyebar/melibatkan
semua mahasiswa dalam kelas tersebut.
13. Bentuk Penugasan yang Direncanakan
A. Tugas individu
Tugas individu berupa memberikan latihan-latihan soal dan
dikumpulkan pada setiap pertemuan
B. Tugas kelompok
Tugas kelompok yaitu tugas mempelajari materi dan
mempresentasikannya didepan kelas, tugas ini diberikan pada pertemuan
ketiga. Pada pertemuan ke empat dan seterusnya, kelompok yang telah
ditentukan menyampaikan materi yang dipelajari yang berkaitan dengan
materi yang telah dibagikan pada setiap kelompok.

3
14. Penilaian yang Direncanakan
Aturan yang terdapat pada pedoman akademik yang dikeluarkan Universitas
maupun fakultas tentang PBM, diberlakukan juga pada PBM mata kuliah
Teori Bilangan.Yang berhak untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS)
adalah mahasiswa yang mengikuti perkulihan (tatap muka) minimal 35% dan
yang mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) adalah mahasiswa yang
mengikuti perkulihan (tatap muka) minimal 80%.
Bobot setiap tugas, Ujian Tengah Semester (UTS ) dan Ujian Akhir Semester
( UAS ) memiliki persentase yang berbeda. Skor akhir yang diperoleh
mahasiswa mengikuti formula :

Pendekatan penilaian yang digunakan berupa Penilaian Acuan Patokan ( PAP


). Grade nilai akhir mata kuliah dikategorikan sebagai berikut :
NO SKOR GRADE
1 Skor ≥ 77 A
2 70 ≤ Skor < 77 AB
3 63 ≤ Skor < 70 B
4 56 ≤ Skor < 63 BC
5 50 ≤ Skor < 56 C
6 35 ≤ Skor < 50 D
7 Skor < 35 E
Sumber Referensi
1. Beukers, Frits. 2013. Elementary Number Theory. (Online),
http://www.staff.science.uu.nl/~beuke106/getaltheorie/getalscript.pdf

2. Niven, I., Zuckerman, H.S., Montgomery, H. L. 1991. An Introduction to


the Theory of Numbers (Fifth Edition). USA:Courier Companies, Inc.
(online), http://editorialdinosaurio.files.wordpress.com/2012/03/itn-
niven.pdf

3. Raji, Wisman. An Introductory Course in Elementary Number Theory.


(Online), http://www.saylor.org/site/wp-content/uploads/2013/05/An-
Introductory-in-Elementary-Number-Theory.pdf

4. Sukarman, Harry, 2001, Teori Bilangan Modul UT, Depdikbud, Jakarta.

4
15. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan

Ming Materi Evalua


Indikator Waktu Media Metode
gu ke- Ajar Mahasiswa si
1 1. Mahasiswa, Induksi 2 x 50’ Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
mampu Matematik LCD, i, diskusi, bersama ran,
menentukan a dan papan tutorial sebelum Tugas
langkah induksi Teorema tulis perkuliahan aktivit
dalam pembuktian Binomial dimulai as di
dan terampil 2. Memperhatika kelas
menggunakan n dan
langkah-langkah mendengarkan
pembuktian penjelas
dengan induksi an dosen
matematika tentang materi
2. Mahasiswa – perkuliahan
mampu untuk satu
menurunkan dan semester
menerapkan sifat- 3. Membuat
sifat koefisien kontrak
binomial dalam perkuliahan
memecahkan dengan dosen
masalah yang 4. Memperhatika
terkait n penjelasan
dosen tentang
materi
perkuliahan
yang dipelajari
5. Bertanya atau
mengemukan
pendapat
terkait dengan
mater
pembelajaran
6. Membentuk
kelompok
diskusi
7. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan
yang sudah
disampaiakan
8. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran

2 1. Mahasiswa teliti Sistem 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi


dalam Bilangan 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
memperlihatkan Bulat papan tutorial sebelum Tugas
apakah definisi- tulis perkuliahan aktivit
definisi operasi dimulai as di
bilangan cacah 2. Memperhatika kelas
berlaku pada setiap n penjelasan
bilangan bulat dosen tentang
2. Mahasiswa materi
mampu perkuliahan
membuktikan sifat yang dipelajari

5
yang berlaku pada 3. Mempresentasi
operasi kan materi
penjumlahan, tugas
pengurangan, kelompoknya
perkalian dan 4. Mengerjakan
pembagian soal – soal
bilangan bulat latihan
3. Mahasiswa 5. Membuat
mampu memilih kesimpulan
dan memilah secara bersama
mana-mana sifat dengan
urutan yang mahasiswa
berlaku dalam tentang matri
sistem bilangan perkuliahan
bulat yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
3 1. Mahasiswa Sifat-sifat 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
mampu keterbagia 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
membuktikan sifat n papan tutorial sebelum Tugas
yang berlaku pada elementer tulis perkuliahan aktivit
operasi dimulai as di
penjumlahan, 2. Memperhatika kelas
pengurangan, n penjelasan
perkalian dan dosen tentang
pembagian materi
bilangan bulat perkuliahan
2. Mahasiswa yang dipelajari
mampu memilih 3. Mempresentasi
dan memilah kan materi
mana-mana sifat tugas
urutan yang kelompoknya
berlaku dalam 4. Mengerjakan
sistem bilangan soal – soal
bulat latihan
5. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan
yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
4 1. Memahami Algoritma 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
algoritma Pembagian 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
pembagian dan dan papan tutorial sebelum Tugas
sifat-sifat identitas tulis perkuliahan aktivit

6
keterbagian aljabar dimulai as di
bilangan bulat 2. Memperhatika kelas
serta dapat n penjelasan
menerapkan-nya dosen tentang
pada masalah yang materi
memuat perkuliahan
pembagian yang dipelajari
bilangan bulat 3. Mempresentasi
kan materi
tugas
kelompoknya
4. Mengerjakan
soal – soal
latihan
5. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan
yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
5 1. Mahasiswa Kekongruen 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
mampu an 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
mengidentifikasi papan tutorial sebelum Tugas
konsep tulis perkuliahan aktivit
kekongruenan dimulai as di
2. Mahasiswa 2. Memperhatika kelas
mampu n penjelasan
menunjukan dosen tentang
pembuktian sifat materi
kekongruenan dan perkuliahan
mampu yang dipelajari
menerapkan sifat 3. Mempresentasi
kekongruenan kan materi
dalam tugas
memecahkan kelompoknya
masalah 4. Mengerjakan
matematika yang soal – soal
terkait latihan
5. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan
yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan

7
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
6 1. Mahasiswa Persamaan 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
mampu kongruensi 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
menunjukan papan tutorial sebelum Tugas
banyak solusi tulis perkuliahan aktivit
suatu dimulai as di
pengkongruenan 2. Memperhatika kelas
linier dan mampu n penjelasan
memecahkan dosen tentang
masalah materi
matematika yang perkuliahan
terkait yang dipelajari
3. Mempresentasi
kan materi
tugas
kelompoknya
4. Mengerjakan
soal – soal
latihan
5. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan
yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
7 1. Mahasiswa Uji 2x Handout, Presentas 1. Melakukan doa Kehadi
mampu keterbagia 50’ LCD, i, diskusi, bersama ran,
menunjukkan n papan tutorial sebelum Tugas
pembuktian tulis perkuliahan aktivit
teorema yang dimulai as di
berkenaan dengan 2. Memperhatika kelas
keterbagian n penjelasan
dosen tentang
materi
perkuliahan
yang dipelajari
3. Mempresentasi
kan materi
tugas
kelompoknya
4. Mengerjakan
soal – soal
latihan
5. Membuat
kesimpulan
secara bersama
dengan
mahasiswa
tentang matri
perkuliahan

8
yang sudah
disampaiakan
6. Melakukan
refleksi tentang
pembelajaran
yang
dilaksanakan
7. Berdoa
bersama selesai
pembelajaran
8
9 1. Mahasiswa mampu Faktor 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
menunjukkan Persek 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
pembuktian utuan papan dimulai Tugas
teorema yang terbesa tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
berkenaan dengan r dosen tentang materi s di
FPB bilangan (FPB) perkuliahan yang dipelajari kelas
bulat. 3. Mempresentasikan materi
tugas kelompoknya
2. Mahasiswa mampu
menentukan FPB 4. Mengerjakan soal – soal
bilangan-bilangan latihan
bulat 5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
3. Mahasiswa mampu tentang matri perkuliahan
menerapkan yang sudah disampaiakan
konsep dan sifat- 6. Melakukan refleksi tentang
sifat, FPB dalam pembelajaran yang
memecahkan dilaksanakan
masalah 7. Berdoa bersama selesai
matematika yang pembelajaran
tekait
10 1. Mahasiswa mampu Kelipatan 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
menunjukkan Persek 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
pembuktian utuan papan dimulai Tugas
teorema yang Tekecil tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
berkenaan dengan (KPK) dosen tentang materi s di
KPK bilangan perkuliahan yang dipelajari kelas
bulat. 3. Mempresentasikan materi
2. Mahasiswa mampu tugas kelompoknya
menentukan KPK 4. Mengerjakan soal – soal
bilangan-bilangan latihan
bulat 5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
3. Mahasiswa mampu tentang matri perkuliahan
menerapkan yang sudah disampaiakan
konsep dan sifat- 6. Melakukan refleksi tentang
sifat, KPK dalam pembelajaran yang
memecahkan dilaksanakan
masalah 7. Berdoa bersama selesai
matematika yang pembelajaran
tekait
11 1. Mahasiswa mampu Bilangan 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
menunjukkan Prima 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
pembuktian papan dimulai Tugas
teorema yang tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
berkenaan dengan dosen tentang materi s di
bilangan prima dan perkuliahan yang dipelajari kelas
mampu 3. Mempresentasikan materi
menyatakan bentuk tugas kelompoknya
kanonik suatu 4. Mengerjakan soal – soal
bilangan latihan
5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
tentang matri perkuliahan

9
yang sudah disampaiakan
6. Melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang
dilaksanakan
7. Berdoa bersama selesai
pembelajaran
12 1. Mahasiswa mampu Fungsi δ 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
menunjukkan dan σ 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
fungsi δ dan σ, papan dimulai Tugas
kemudian mampu tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
menentukan harga dosen tentang materi s di
fungsi δ dan σ perkuliahan yang dipelajari kelas
dari beberapa 3. Mempresentasikan materi
bilangan tugas kelompoknya
4. Mengerjakan soal – soal
latihan
5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
tentang matri perkuliahan
yang sudah disampaiakan
6. Melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang
dilaksanakan
7. Berdoa bersama selesai
pembelajaran
13 1. Mahasiswa Teorema 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
mampu Ferma 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
mengidentifikasi t papan dimulai Tugas
persyaratan dari tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
teorema Fermat dosen tentang materi s di
perkuliahan yang dipelajari kelas
2. Mahasiswa mampu
menerapkan 3. Mempresentasikan materi
teorema Fermat tugas kelompoknya
dalam 4. Mengerjakan soal – soal
menyelesaikan latihan
masalah 5. Membuat kesimpulan secara
matematika yang bersama dengan mahasiswa
terkait tentang matri perkuliahan
yang sudah disampaiakan
6. Melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang
dilaksanakan
7. Berdoa bersama selesai
pembelajaran
14 1. Mahasiswa mampu Teorema 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
menghitung harga Euler 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
fungsi Phi dan papan dimulai Tugas
Euler, kemudian tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
memecahkan dosen tentang materi s di
masalah perkuliahan yang dipelajari kelas
matematika yang 3. Mempresentasikan materi
terkait tugas kelompoknya
4. Mengerjakan soal – soal
latihan
5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
tentang matri perkuliahan
yang sudah disampaiakan
6. Melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang
dilaksanakan
7. Berdoa bersama selesai
pembelajaran

10
15 1. Mahasiswa mampu Algoritma 2x Handout, 1. Melakukan doa bersama Kehadi
memecahkan Euclid 50’ LCD, sebelum perkuliahan ran,
masalah papan dimulai Tugas
matematika yang tulis 2. Memperhatikan penjelasan aktivita
terkait dengan dosen tentang materi s di
Algoritma Euclid perkuliahan yang dipelajari kelas
3. Mempresentasikan materi
tugas kelompoknya
4. Mengerjakan soal – soal
latihan
5. Membuat kesimpulan secara
bersama dengan mahasiswa
tentang matri perkuliahan
yang sudah disampaiakan
6. Melakukan refleksi tentang
pembelajaran yang
dilaksanakan
7. Berdoa bersama selesai
pembelajaran

16. Monitoring dan Umpan Balik


Proses monitoring perkuliahan dilakukan dengan melihat unjuk kerja (
performance ) mahasiswa dalam mengerjakan latihan di kelas maupun
pekerjaan rumah yang diberikan. Untuk evaluasi pembelajaran menggunakan
Edom ( Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa ) yang telah dibuat oleh Lembaga
Penjaminan Mutu ( LPM ) Universitas Muhammadiyah Metro. Proses
mendapatkan umpan balik untuk perbaikan perkuliahan berdasarkan hasil
analisis isian Edom yang terekam pada borang Evaluasi Dosen tersebut.
Analisis data EDoM dilakukan oleh Tim Univesitas Muhammadiyah Metro.

11
B. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) di Sekolah Dasar (SD)

Apakah yang dimaksud Faktor, Faktor Prima dan Faktorisasi?


Jawab:
 Faktor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang habis
untuk membagi bilangan itu.
 Faktor prima suatu bilangan adalah bilangan prima yang
terkandung dalam faktor bilangan itu.
 Faktorisasi adalah bentuk perkalian bilangan-bilangan prima
suatu bilangan.
1. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Cara menentukan FPB:
 Tuliskan bilangan itu dalam bentuk perkalian faktor prima
(faktorisasi).
 Ambil faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu.
 Jika faktor yang sama dari setiap bilangan, tetapi banyaknya berbeda,
ambil faktor yang sedikit.

Contoh:
1) Carilah FPB dari 18 dan 24.
Jawab:
18 = 2 x 3 x 3. (faktorisasi)
24 = 2 x 2 x 2 x 3 (faktorisasi)
FPB dari 18 dan 24 = 2 x 3 = 6.
2) Carilah FPB dari 24, 36, dan 40.
Jawab:
24 = 2 x 2 x 2 x 3. (faktorisasi)
36 = 2 x 2 x 3 x 3. (faktorisasi)

12
40 = 2 x 2 x 2 x 5. (faktorisasi)
FPB dari 24, 36, dan 40 = 2 x 2 = 4.
Latihan:
Cari FPB dari:
1) 18, 20, dan 24
2) 32, 48, dan 80
2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Setiap bilangan adalah hasil kali faktor-faktor primanya. Oleh karena
itu, bilangan yang akan dicari KPK-nya, harus ditentukan lebih dulu
faktor-faktor primanya, kemudian menuliskannya ke dalam bentuk
perkalian faktor prima (faktorisasi).
Cara menentukan KPK.
1) Tulislah bilangan-bilangan itu dalam bentuk perkalian faktor prima
(faktorisasi).
2) Ambil semua faktor, yang sama atau tidak sama, dari bilangan-
bilangan itu.
3) Jika faktor yang sama dari setiap bilangan, tetapi banyaknya berbeda,
ambillah faktor yang paling banyak atau dari pangkat yang terbesar.

Contoh:
1) Carilah KPK dari 12 dan 18
Jawab:
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 (faktorisasi)
18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 32 (faktorisasi)
KPK dari 12 dan 18 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 32 = 4 x 9 = 36
2) Carilah KPK dari 15, 20, dan 30.
Jawab:
15 = 3 x 5 = 3 x 5 (faktorisasi)

13
20 = 2 x 2 x 5 = 22 x 5 (faktorisasi)
30 = 2 x 3 x 5 = 2 x 3 x 5 (faktorisasi)
KPK dari 15, 20, dan 30 = 22 x 3 x 5 = 4 x 3 x 5 = 60

3) Tentukan KPK dan FPB dari 24, 30, dan 42.


Cara I
24 = 2 x 2 x 2 x 3
30 = 2 x 3 x 5
42 = 2 x 3 x 7
KPK dari 24, 30, dan 42 =2x2x2x3x5x7
=8x3x5x7
= 840
FPB dari 24, 30, dan 42 = 2 x 3 = 6.

Cara II
24 30 42
2
12 15 21
2
6 15 21
2 3 15 21

3 1 5 7

5 1 1 7

7 1 1 1

KPK dari 24, 30, dan 42


=2x2x2x3x5x7
= 8 x 3 x 5 x 7 = 840

14
FPB dari 24, 30, dan 42 = 2 x 3 = 6.

Soal:
Ada 3 buah lampu, merah, kuning, dan hijau. Mula-mula ketiga lampu itu
menyala serentak bersamaan. Kemudian, lampu merah menyala setiap 4
detik, lampu kuning menyala setiap 5 detik, dan lampu hijau menyala setiap
6 detik. Tiap berapa detik ketiga lampu itu menyala bersamaan?

C. Keterbagian
Definisi:
“Bilangan bulat b disebut terbagi oleh bilangan bulat a, jika ada
bilangan bulat x sehingga b=ax, dapat ditulis sebagai a │b untuk “a
membagi b” atau “b terbagi a“.

Catatan: istilah “membagi” dan “terbagi” di sini diartikan “membagi


habis” atau “terbagi habis” sehingga tidak ada sisa (tak bersisa)

Untuk b = ax, maka


 a di sebut faktor b, atau pembagi b.
 b di sebut juga kelipatan a.
 x di sebut hasil bagi (untuk a ≠0)
Contoh:
 4 membagi 24 atau 24 terbagi 4 karena ada bilangan x sehingga
24 = 4.x (dimana x = 6, merupakan hasil bagi).
 4 tidak membagi 35 karena tidak ada bilangan x, sehingga 35 =
4.x (tidak ada nilai x yang memenuhi)

15
D. Algoritma Pembagian
Teorema:
Untuk bilangan bulat sebarang m dan n dengan n>0, ada bilangan
bulat q dan r sehingga: m = qn + r dengan 0 ≤ r < n.
dimana bilangan r disebut sisa pembagian m oleh n dan q disebut
sisa hasil bagi m oleh n.

E. Pembagi Bersama
Istilah pembagi bersama di SD sering disebut faktor persekutuan.
Defenisi:
Suatu bilangan bulat a disebut pembagi bersama b dan c, jika a
membagi b dan a membagi c (a│b dan a│c)

Tiap bilangan bulat tak nol hanya memiliki sejumlah terbatas pembagi
saja (faktor saja), sehingga banyaknya pembagi bersama untuk b dan c
hanya ada sejumlah terbatas saja, kecuali untuk kasus b = c = 0.
Bilangan 1 akan membagi tiap bilangan. Maka 1 merupakan pembagi
bersama dua bilangan bulat sembarang a dan b sehingga tiap pasang
bilangan bulat akan selalu memiliki pembagi bersama (faktor
persekutuan).
Contoh:
Tentukan faktor pembagi bersama dari 45 dan 36!
Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45;
Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 9, 12, 18, 36;
Faktor pembagi bersama dari 45 dan 36 adalah 1, 3, 9

16
F. Teorema Euclidean
Teorema 1 (Teorema Euclidean). Misalkan m dan n adalah dua buah
bilangan bulat dengan syarat n > 0. Jika m dibagi dengan n maka
terdapat dua buah bilangan bulat unik q (quotient) dan r (remainder),
sedemikian sehingga
m = nq + r, dengan 0 ≤ r < n.
……………(1)
Contoh
1) 1987 dibagi dengan 97 memberikan hasil bagi 20 dan sisa 47:
1987 = 97 × 20 + 47
2) –22 dibagi dengan 3 memberikan hasil bagi –8 dan sisa 2:
–22 = 3(–8) + 2
tetapi –22 = 3(–7) – 1 salah karena r = –1 tidak memenuhi syarat 0 ≤
r < n.

G. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)


 Misalkan a dan b bilangan bulat tidak nol.
 Pembagi bersama terbesar (FPB – greatest common divisor atau gcd)
dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d sedemikian hingga
1) d | a dan d | b.
2) Bila c | a dan c | b, maka d ≥ c
 Dalam hal ini kita nyatakan bahwa FPB(a, b) = d.

Penjelasan di atas dapat disajikan sebagai berikut:


Teorema:
Jika (a,b) = d, yaitu d FPB untuk a dan d maka berlaku “d membagi a”
dan “d membagi b”. jika ada c yang membagi a dan b, maka c ≤ d.

17
Contoh 1.
Faktor pembagi 45: 1, 3, 5, 9, 15, 45;
Faktor pembagi 36: 1, 2, 3, 4, 9, 12, 18, 36;
Faktor pembagi bersama dari 45 dan 36 adalah 1, 3, 9
FPB(45, 36) = 9
Teorema.
Misalkan m dan n bilangan bulat, dengan syarat n > 0 sedemikian
sehingga
m = nq + r , 0 ≤ r < n. maka FPB(m, n) = FPB(n, r)

Contoh 2:
m = 60, n = 18,
60 = 18 · 3 + 12
Maka FPB(60, 18) = FPB(18, 12) = 6

H. Algoritma Euclidean
1) Algoritma Euclidean adalah algoritma untuk mencari FPB dari dua
buah bilangan bulat.
2) Euclid, penemu algoritma Euclidean, adalah seorang matematikawan
Yunani yang menuliskan algoritmanya tersebut dalam bukunya yang
terkenal, Element.
Misalkan m dan n adalah bilangan bulat tak negatif dengan m ≥ n.
Misalkan r0 = m dan r1 = n.
Lakukan secara berturut-turut pembagian untuk memperoleh
r0 = r1q1 + r2, 0 ≤ r2 ≤ r1,
r1 = r2q2 + r3, 0 ≤ r3 ≤ r2,
.
.
.

18
rn-2= rn-1 qn-1 + rn 0 ≤ rn ≤ rn-1,
rn-1 = rnqn + 0
Menurut Teorema:
FPB(m, n) = FPB (r0, r1) = FPB (r1, r2) = … = FPB (rn-2, rn-1) = FPB
(rn-1, rn) = FPB(rn, 0) = rn
Jadi, FPB dari m dan n adalah sisa terakhir yang tidak nol dari
runtunan pembagian tersebut
Berdasarkan Algoritma Euclidean di atas berikut tahapannya:
1) Jika n = 0 maka m adalah FPB (m, n); stop.
tetapi jika n ≠0, lanjutkan ke langkah 2.
2) Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.
3) Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang
kembali ke langkah 1.
Contoh:
m = 80, n = 12 dan dipenuhi syarat m ≥ n
80 = 6 ·12 + 8

12 = 1 · 8 + 4

8 =2·4+0
Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 4, maka FPB(80, 12) = 4

I. Relatif Prima
 Dua buah bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima jika FPB(a,
b) = 1.
Contoh 1
 20 dan 3 relatif prima sebab FPB(20, 3) = 1.

19
 Begitu juga 7 dan 11 relatif prima karena FPB(7, 11) = 1.
 Tetapi 20 dan 5 tidak relatif prima sebab FPB(20, 5) = 5 ≠ 1.
 Jika a dan b relatif prima, maka terdapat bilangan bulat m dan n
sedemikian sehingga ma + nb = 1 ……………….. (2)
Contoh 2
Bilangan 20 dan 3 adalah relatif prima karena FPB(20, 3) =1, atau dapat
ditulis
2 · 20 + (–13) · 3 = 1
dengan m = 2 dan n = –13. Tetapi 20 dan 5 tidak relatif prima karena
FPB(20, 5) = 5 ≠ 1 sehingga 20 dan 5 tidak dapat dinyatakan dalam m .
20 + n . 5 = 1.

J. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)


Defenisi:
Bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,an, masing-masing tak nol,
memiliki kelipatan bersama b, jika ai | b untuk i = 1, 2, 3, …………..,n.
Untuk bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,an, masing-masing tak nol,
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) mereka adalah bilangan
positif yang terkecil diantara kelipatan-kelipatan bersama untuk a1, a2,
a3,…….,an, itu. Kita lambangkan [a1, a2] sebagai KPK a1 dan a2 dan [a1,
a2, a3,…….,an] sebagai KPK dari a1, a2, a3,…….,an.

Teorema:
Jika b suatu kelipatan bersama a1, a2, a3,…….,an maka [a1, a2,
a3,…….,an]│b. dengan kata lain, jika h KPK untuk a1, a2, a3,…….,an
yaitu h=[ a1, a2, a3,…….,an] maka 0, ± h, ± 2h, ± 3h, …. Merupakan
kelipatan kelipatan bersama a1, a2, a3,…….,an. Bilangan b tadi salah
satu dari kelipatan-kelipatan itu.

20
Perhatikan penjelasan berikut:
 Misalkan a dan b bilangan bulat tidak nol.
 Kelipatan perekutuan terkecil (KPK – least common multiples atau
lcm) dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar m sedemikian
hingga
1. a| m dan b | m.
2. Bila a| n dan b | n, maka n ≥ m
 Dalam hal ini kita nyatakan bahwa KPK[a, b] = m.
Contoh:
KPK [5,4]= 20
KPK [7, 6] =42
KPK [15, 12] = 60

Penggunaan Algoritma Euclid merupakan salah satu alternatif


metode dalam menemukan FPB, kelemahan metode ini bahwa hanya
dapat diberlakukan untuk dua bilangan saja.
Algoritma ini tidak dapat menentukan KPK tetapi dengan bantuan
Algoritma ini FPB yang sudah ditemukan dapat digunakan untuk
membantu kita dalam menentukan KPK dengan menggunakan
teorema berikut:
Teorema:
Untuk dua bilangan bulat positif sebarang a dan b, berlaku
hubungan
[a,b](a,b) = a.b
atau dengan kata lain hasil perkalian antara KPK dan FPB sama
dengan hasil perkalian kedua bilangan itu.

21
Teorema ini dapat dinyatakan ke dalam bentuk yang berbeda yaitu:
a b
a, b 
a, b
Atau dengan kata lain, KPK adalah hasil bagi antara perkalian dua
bilangan a dan b dengan FPB nya.
Contoh
Kita dapat menentukan KPK dengan menggunakan teorema di atas
yaitu:
KPK dari 66 dan 50
Misalkan
a = 66 dan b = 50
a·b = (66) (50) = 3300
(a,b) = 2
a b
a, b 
a, b
66  50
66,50  
66,50 
3300

2
 1650
Catatan: [a,b] artinya KPK dari a dan b dan (a,b) artinya FPB dari
a dan b

K. Aritmetika Modulo
 Misalkan a adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat > 0.
Operasi a mod m (dibaca “a modulo m”) memberikan sisa jika a
dibagi dengan m.

22
 Notasi: a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0  r <
m.
 Bilangan m disebut modulus atau modulo, dan hasil aritmetika
modulo m terletak di dalam himpunan {0, 1, 2, …, m – 1}
(mengapa?).
Contoh 1.

Beberapa hasil operasi dengan operator modulo:

(i) 23 mod 5 = 3 (23 = 5  4 + 3)


(ii) 27 mod 3 = 0 (27 = 3  9 + 0)
(iii) 6 mod 8 = 6 (6 = 8  0 + 6)
(iv) 0 mod 12 = 0 (0 = 12  0 + 0)
(v) – 41 mod 9 = 4 (–41 = 9 (–5) + 4)
(vi) – 39 mod 13 = 0 (–39 = 13(–3) + 0)
Penjelasan untuk (v): Karena a negatif, bagi |a| dengan m
mendapatkan sisa r’. Maka a mod m = m – r’ bila r’  0. Jadi |– 41|
mod 9 = 5, sehingga –41 mod 9 = 9 – 5 = 4.

L. Kongruen

 Misalnya 38 mod 5 = 3 dan 13 mod 5 = 3, maka kita katakan 38  13


(mod 5) (baca: 38 kongruen dengan 13 dalam modulo 5).
 Misalkan a dan b adalah bilangan bulat dan m adalah bilangan > 0,
maka a  b (mod m) jika m habis membagi a – b.
 Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka ditulis a / b
(mod m) .
Contoh 1.

17  2 (mod 3) ( 3 habis membagi 17 – 2 = 15)

23
–7  15 (mod 11) (11 habis membagi –7 – 15 = –22)
12 / 2 (mod 7) (7 tidak habis membagi 12 – 2 = 10 )
–7 / 15 (mod 3) (3 tidak habis membagi –7 – 15 = –22)

 Kekongruenan a  b (mod m) dapat pula dituliskan dalam hubungan

a = b + km
(3)

yang dalam hal ini k adalah bilangan bulat.

Contoh 2.

17  2 (mod 3)dapat ditulis sebagai 17 = 2 + 5  3

–7  15 (mod 11) dapat ditulis sebagai –7 = 15 + (–2)11

 Berdasarkan definisi aritmetika modulo, kita dapat menuliskan a mod


m = r sebagai

a  r (mod m)

Contoh 3.

Beberapa hasil operasi dengan operator modulo berikut:

(i) 23 mod 5 = 3 dapat ditulis sebagai 23  3 (mod 5)

(ii) 27 mod 3 = 0 dapat ditulis sebagai 27  0 (mod 3)

(iii) 6 mod 8 = 6 dapat ditulis sebagai 6  6 (mod 8)

(iv) 0 mod 12 = 0 dapat ditulis sebagai 0  0 (mod 12)

24
(v) – 41 mod 9 = 4 dapat ditulis sebagai –41  4 (mod 9)

(vi) – 39 mod 13 = 0 dapat ditulis sebagai – 39  0 (mod 13)

Teorema 2. Misalkan m adalah bilangan bulat positif.

1. Jika a  b (mod m) dan c adalah sembarang bilangan bulat maka

(i) (a + c)  (b + c) (mod m)
(ii) ac  bc (mod m)
(iii) ap  bp (mod m) untuk suatu bilangan bulat tak negatif p.
2. Jika a  b (mod m) dan c  d (mod m), maka

(i) (a + c)  (b + d) (mod m)
(ii) ac  bd (mod m)
Bukti (hanya untuk 1(ii) dan 2(i) saja):

1(ii) a  b (mod m) berarti:


 a = b + km
 a – b = km
 (a – b)c = ckm
 ac = bc + Km
 ac  bc (mod m)

2(i) a  b (mod m)  a = b + k1m

c  d (mod m)  c = d + k2m +
 (a + c) = (b + d) + (k1 + k2)m
 (a + c) = (b + d) + km ( k = k1 + k2)
 (a + c) = (b + d) (mod m)

25
Contoh 4.

Misalkan 17  2 (mod 3) dan 10  4 (mod 3), maka menurut Teorema


2,

17 + 5 = 2 + 5 (mod 3)  22 = 7 (mod 3)

17 . 5 = 5  2 (mod 3)  85 = 10 (mod 3)

17 + 10 = 2 + 4 (mod 3)  27 = 6 (mod 3)

17 . 10 = 2  4 (mod 3)  170 = 8 (mod 3)

 Perhatikanlah bahwa Teorema 2 tidak memasukkan operasi


pembagian pada aritmetika modulo karena jika kedua ruas dibagi
dengan bilangan bulat, maka kekongruenan tidak selalu dipenuhi.
Misalnya:
(i) 10  4 (mod 3) dapat dibagi dengan 2 karena 10/2 = 5 dan 4/2
= 2, dan 5  2 (mod 3)
(ii) 14  8 (mod 6) tidak dapat dibagi dengan 2, karena 14/2 = 7
dan 8/2 = 4, tetapi 7 / 4 (mod 6).

M. Balikan Modulo (modulo invers)

 Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka kita dapat menemukan
balikan (invers) dari a modulo m. Balikan dari a modulo m adalah
bilangan bulat a sedemikian sehingga

a a  1 (mod m)

26
Bukti: Dari definisi relatif prima diketahui bahwa FPB(a, m) = 1, dan
menurut persamaan (2) terdapat bilangan bulat p dan q sedemikian
sehingga
pa + qm = 1
yang mengimplikasikan bahwa
pa + qm  1 (mod m)
Karena qm  0 (mod m), maka
pa  1 (mod m)

Kekongruenan yang terakhir ini berarti bahwa p adalah balikan dari a


modulo m.
 Pembuktian di atas juga menceritakan bahwa untuk mencari balikan
dari a modulo m, kita harus membuat kombinasi lanjar dari a dan m
sama dengan 1. Koefisien a dari kombinasi lanjar tersebut merupakan
balikan dari a modulo m.

Contoh 1.
Tentukan balikan dari 4 (mod 9), 17 (mod 7), dan 18 (mod 10).

Penyelesaian:
(a) Karena FPB(4, 9) = 1, maka balikan dari 4 (mod 9) ada. Dari
algoritma Euclidean diperoleh bahwa
9=24+1
Susun persamaan di atas menjadi
–2  4 + 1  9 = 1
Dari persamaan terakhir ini kita peroleh –2 adalah balikan dari 4
modulo 9. Periksalah bahwa
–2  4  1 (mod 9) (9 habis membagi –2  4 – 1 = –9)
(b) Karena FPB(17, 7) = 1, maka balikan dari 17 (mod 7) ada. Dari
algoritma Euclidean diperoleh rangkaian pembagian berikut:

27
17 = 2  7 + 3 (i)
7 = 2  3 + 1 (ii)
3 = 3  1 + 0 (iii) (yang berarti: FPB(17, 7) = 1) )
Susun (ii) menjadi:
1=7–23 (iv)
Susun (i) menjadi
3 = 17 – 2  7 (v)
Sulihkan (v) ke dalam (iv):
1 = 7 – 2  (17 – 2  7) = 1  7 – 2  17 + 4  7 = 5  7 – 2  17
atau
–2  17 + 5  7 = 1
Dari persamaan terakhir ini kita peroleh –2 adalah balikan dari
17 modulo 7.
–2  17  1 (mod 7) (7 habis membagi –2  17 – 1 = –35)
(c) Karena FPB(18, 10) = 2  1, maka balikan dari 18 (mod 10)
tidak ada.

N. Kekongruenan Lanjar
 Kekongruenan lanjar adalah kongruen yang berbentuk
ax  b (mod m)
dengan m adalah bilangan bulat positif, a dan b sembarang bilangan
bulat, dan x adalah peubah bilangan bulat.
 Nilai-nilai x dicari sebagai berikut:

ax = b + km
yang dapat disusun menjadi

28
b  km
x
a
dengan k adalah sembarang bilangan bulat. Cobakan untuk k = 0, 1,
2, … dan k = –1, –2, … yang menghasilkan x sebagai bilangan bulat.

Contoh 1.
Tentukan solusi: 4x  3 (mod 9) dan 2x  3 (mod 4)

Penyelesaian:
(i) 4x  3 (mod 9)

3 k 9
x
4
k = 0  x = (3 + 0  9)/4 = 3/4 (bukan solusi)
k = 1  x = (3 + 1  9)/4 = 3
k = 2  x = (3 + 2  9)/4 = 21/4 (bukan solusi)
k = 3, k = 4 tidak menghasilkan solusi
k = 5  x = (3 + 5  9)/4 = 12

k = –1  x = (3 – 1  9)/4 = –6/4 (bukan solusi)
k = –2  x = (3 – 2  9)/4 = –15/4 (bukan solusi)
k = –3  x = (3 – 3  9)/4 = –6

k = –6  x = (3 – 6  9)/4 = –15

Nilai-nilai x yang memenuhi: 3, 12, … dan –6, –15, …

(ii) 2x  3 (mod 4)
29
3 k 4
x
2
Karena 4k genap dan 3 ganjil maka penjumlahannya menghasilkan
ganjil, sehingga hasil penjumlahan tersebut jika dibagi dengan 2 tidak
menghasilkan bilangan bulat. Dengan kata lain, tidak ada nilai-nilai x
yang memenuhi 2x  3 (mod 5).

O. Chinese Remainder Problem

Pada abad pertama, seorang matematikawan China yang bernama


Sun Tse mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Tentukan sebuah bilangan bulat yang bila dibagi dengan 5 menyisakan
3, bila dibagi 7 menyisakan 5, dan bila dibagi 11 menyisakan 7.

Pertanyaan Sun Tse dapat dirumuskan kedalam sistem kongruen lanjar:


x  3 (mod 5)
x  5 (mod 7)
x  7 (mod 11)

TEOREMA 5.6. (Chinese Remainder Theorem) Misalkan m1, m2,


…, mn adalah bilangan bulat positif sedemikian sehingga FPB(mi, mj)
= 1 untuk i  j. Maka sistem kongruen lanjar
x  ak (mod mk)
mempunyai sebuah solusi unik modulo m = m1  m2  …  mn.

30
Contoh 1
Tentukan solusi dari pertanyaan Sun Tse di atas.

Penyelesaian:
Menurut persamaan (5.6), kongruen pertama, x  3 (mod 5),
memberikan x = 3 + 5k1 untuk beberapa nilai k. Sulihkan ini ke dalam
kongruen kedua menjadi 3 + 5k1  5 (mod 7), dari sini kita peroleh k1
 6 (mod 7), atau k1 = 6 + 7k2 untuk beberapa nilai k2. Jadi kita
mendapatkan x = 3 + 5k1 = 3 + 5(6 + 7k2) = 33 + 35k2 yang mana
memenuhi dua kongruen pertama. Jika x memenuhi kongruen yang
ketiga, kita harus mempunyai 33 + 35k2  7 (mod 11), yang
mengakibatkan k2  9 (mod 11) atau k2 = 9 + 11k3. Sulihkan k2 ini ke
dalam kongruen yang ketiga menghasilkan x = 33 + 35(9 + 11k3) 
348 + 385k3 (mod 11). Dengan demikian, x  348 (mod 385) yang
memenuhi ketiga konruen tersebut. Dengan kata lain, 348 adalah
solusi unik modulo 385. Catatlah bahwa 385 = 5  7  11.
Solusi unik ini mudah dibuktikan sebagai berikut. Solusi tersebut
modulo m = m1  m2  m3 = 5  7  11 = 5  77 = 11  35. Karena 77 3 
1 (mod 5), 55  6  1 (mod 7), dan 35  6  1 (mod 11), solusi unik
dari sistem kongruen tersebut adalah
x  3  77  3 + 5  55  6 + 7  35  6 (mod 385)
 3813 (mod 385)  348 (mod 385)

P. Bilangan Prima (Basit)


Defenisi:
Sebuah bilangan bulat P > 1 dinamakan bilangan Prima (P prima)
jika tidak ada bilangan d pembagi p, yang memenuhi 1<d<p.

31
Defenisi ini di tingkat SD disederhanakan menjadi

Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya dapat dibagi 1 dan


dengan bilangan itu sendiri.
Bilangan yang bukan prima di sebut bilangan komposit.

Teorema:
Tiap bilangan bulat n > 1 dapat dinyatakan sebagai hasil kali
bilangan-bilangan prima

 Contoh: 23 adalah bilangan prima karena ia hanya habis dibagi oleh 1


dan 23.
 Karena bilangan prima harus lebih besar dari 1, maka barisan
bilangan prima dimulai dari 2, yaitu 2, 3, 5, 7, 11, 13, …. Seluruh
bilangan prima adalah bilangan ganjil, kecuali 2 yang merupakan
bilangan genap.
 Bilangan selain prima disebut bilangan komposit (composite).
Misalnya 20 adalah bilangan komposit karena 20 dapat dibagi oleh 2,
4, 5, dan 10, selain 1 dan 20 sendiri.

Teorema (The Fundamental Theorem of Arithmetic). Setiap


bilangan bulat positif yang lebih besar atau sama dengan 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.

Contoh 1.
9=33 (2 buah faktor prima)
100 = 2  2  5  5 (4 buah faktor prima)
13 = 13 (atau 1  13) (1 buah faktor
prima)

32
 Untuk menguji apakah n merupakan bilangan prima atau komposit,
kita cukup membagi n dengan sejumlah bilangan prima, mulai dari 2,
3, … , bilangan prima  n. Jika n habis dibagi dengan salah satu dari
bilangan prima tersebut, maka n adalah bilangan komposit, tetapi jika
n tidak habis dibagi oleh semua bilangan prima tersebut, maka n
adalah bilangan prima.
Contoh 2.
Tunjukkan apakah (i) 171 dan (ii) 199 merupakan bilangan prima atau
komposit.
Penyelesaian:
(i) 171 = 13.077. Bilangan prima yang  171 adalah 2, 3, 5, 7, 11,
13. Karena 171 habis dibagi 3, maka 171 adalah bilangan
komposit.
(ii) 199 = 14.107. Bilangan prima yang  199 adalah 2, 3, 5, 7, 11,
13. Karena 199 tidak habis dibagi 2, 3, 5, 7, 11, dan 13, maka 199
adalah bilangan prima.

Q. Teorema Fermat
 Terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk menguji
keprimaan suatu bilangan bulat, yang terkenal dengan Teorema
Fermat. Fermat (dibaca “Fair-ma”) adalah seorang
matematikawan Perancis pada tahun 1640.
Teorema 4 (Teorema Fermat). Jika p adalah bilangan prima dan a
adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi dengan p, yaitu
FPB(a, p) = 1, maka
ap–1  1 (mod p)

33
Contoh 1.
Kita akan menguji apakah 17 dan 21 bilangan prima atau bukan. Di sini
kita mengambil nilai a = 2 karena FPB(17, 2) = 1 dan FPB(21, 2) = 1.
Untuk 17,
217–1 = 65536  1 (mod 17)
Karena 17 tidak membagi 65536 – 1 = 65535 (65535  17 = 3855).
Untuk 21,
221–1 =1048576 \ 1 (mod 21)
karena 21 tidak habis membagi 1048576 – 1 = 1048575.

 Kelemahan Teorema Fermat: terdapat bilangan komposit n


sedemikian sehingga 2n–1  1 (mod n). Bilangan bulat seperti itu
disebut bilangan prima semu (pseudoprimes).
 Misalnya komposit 341 (yaitu 341 = 11  31) adalah bilangan prima
semu karena menurut teorema Fermat,
2340  1 (mod 341)
Untunglah bilangan prima semu relatif jarang terdapat.
Contoh 2.
Periksalah bahwa (i) 316  1 (mod 17) dan (ii) 186  1 (mod 49).
Penyelesaian:
(i) Dengan mengetahui bahwa kongruen 33  10 (mod 17),
kuadratkan kongruen tersebut menghasilkan
36  100  –2 (mod 17)
Kuadratkan lagi untuk menghasilkan
312  4 (mod 17)
Dengan demikian, 316  312  33  3  4  10  3  120  1 (mod
17)

34
(ii) Caranya sama seperti penyelesaian (i) di atas:
182  324  30 (mod 49)
184  900  18 (mod 49)
186  184  182  18  30  540  1 (mod 49)

R. Fungsi Euler 
Fungsi Euler  medefinisikan (n) untuk n  1 yang menyatakan jumlah
bilangan bulat positif < n yang relatif prima dengan n.
Contoh 1
Tentukan (20).
Penyelesaian:
Bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 20 adalah 1 sampai 19. Di
antara bilangan-bilangan tersebut, terdapat (20) = 8 buah yang relatif
prima dengan 20, yaitu 1, 3, 7, 9, 11, 13, 17, 19.
Untuk n = 1, 2, …, 10, fungsi Euler adalah
(1) = 0 (6) = 2
(2) = 1 (7) = 6
(3) = 2 (8) = 4
(4) = 2 (9) = 6
(5) = 4 (10) = 4
 Jika n prima, maka setiap bilangan bulat yang lebih kecil dari n
relatif prima terhadap n. Dengan kata lain, (n) = n – 1 hanya
jika n prima.
Contoh 2.
(3) = 2, (5) = 4, (7) = 6, (11) = 10, (13) = 12, …

Teorema.

35
Jika n = pq adalah bilangan komposit dengan p dan q prima, maka
(n) = (p) (q) = (p – 1)(q – 1).
Contoh 3
Tentukan (21).
Penyelesaian:
Karena 21 = 7  3, (21) = (7) (3) = 6  2 = 12 buah bilangan bulat
yang relatif prima terhadap 21, yaitu 1, 2, 4, 5, 8, 10, 11, 13, 14, 17,
19, 20.

Teorema
Jika p bilangan prima dan k > 0, maka (pk) = pk – pk-1 = pk-1(p – 1) .
Contoh 4
Tentukan (16).
Penyelesaian:
Karena (16) = (24) = 24 – 23 = 16 – 8 = 8, maka ada delapan buah
bilangan bulat yang relatif prima terhadap 16, yaitu 1, 3, 5, 7, 9, 11,
13.

Teorema 7 (Euler’s generalization of Fermat theorem). Jika FPB(a,


n) = 1, maka
a(n) mod n = 1 (atau a(n)  1 (mod n) )

S. Latihan-latihan Soal

1. Buktikan 2 + 4 + 6 + . . . + 2n = n (1 + n)

2. Buktikan bahwa n2 ≤ 2n , untuk setiap bilangan asli n ≥ 4

3. Gunakan Algoritma Euclid untuk menghasilkan bilangan bulat x dan


y yang memenuhi:
a. FPB(312,178) = 312x + 178y

36
b. FPB (866, 654) = 866x + 654y

4. Gunakan teorema (a,b) [a,b] = a . b untuk menentukan:


a. KPK [36,48],
b. KPK [227,143]

5. Gunakan teorema (a,b) [a,b] = a . b untuk menentukan:


a. KPK [32,48],
b. KPK [235,105]

6. Buktikan teorema
Untuk dua bilangan bulat positif sebarang a dan b, berlaku (a,b) [a,b]
=a.b

7. Hitunglah hasil pembagian modulo berikut:


a. 42 Modulo 8
b. -34 Modulo 11
8. Tunjukkan apakah bilangan berikut adalah bilangan prima atau
komposit:
a. 223
b. 377
9. Tunjukkan bahwa:
310 = 1 (modulo 11)
10. Fungsi Euler  mendefinisikan (n) untuk n  1 yang menyatakan
jumlah bilangan bulat positif < n yang relatif prima dengan n
Tentukan:
a.  (45)
b.  (52)
c.  (77)
11. Tentukan sebuah bilangan bulat yang bila dibagi dengan 3
menyisakan 1, bila dibagi 5 menyisakan 2, dan bila dibagi 7
menyisakan 3
Yang dirumuskan ke dalam sistem kongruen linear:
x  1 (mod 3)
x  2 (mod 5)
x  3 (mod 7)

37
T. TUGAS TERSTRUKTUR 1
Mata Kuliah : Matematika Diskrit
Prodi/Sem. : Pendidikan Matematika/VI (Enam)
Dosen Penguji : Nego Linuhung, M. Pd
Dikumpulkan : Pada Pertemuan Ke-2

1. Perhatikan bahwa:
1 = 12
1 + 3 = 4 = 22
1 + 3 + 5 = 9 = 32
1 + 3 + 5 + 7 = 16 = 42
Dengan mengikuti pola yang tampak, carilah :
a. 1 + 3 + 5 + . . . + 99
b. 1 + 3 + 5 + . . . + 1001
c. 1 + 3 + 5 + . . . + 5555

TUGAS TERSTRUKTUR 2
Mata Kuliah : Matematika Diskrit
Prodi/Sem. : Pendidikan Matematika/VI (Enam)
Dosen Penguji : Nego Linuhung, M. Pd
Dikumpulkan : Pada Pertemuan Ke-5

1. Buktikan (a,b) [a,b] = a . b


2. Tentukan KPK dari 168 dan 230
3. Tentukan FPB dari 180 dan 290

TUGAS TERSTRUKTUR 3
Mata Kuliah : Matematika Diskrit
Prodi/Sem. : Pendidikan Matematika/VI (Enam)
Dosen Penguji : Nego Linuhung, M. Pd
Dikumpulkan : Pada Pertemuan Ke-7

1. Beberapa hasil operasi dengan operator modulo:


(i) 23 mod 5 = . . .
(ii) 27 mod 3 = . . .
(iii) 6 mod 8 = . . .
(iv) 0 mod 12 = . . .
(v) – 41 mod 9 = . . .
2. Tentukan sebuah bilangan bulat yang bila dibagi dengan 5 menyisakan 3,
bila dibagi 7 menyisakan 5, dan bila dibagi 11 menyisakan 7.

38
TUGAS TERSTRUKTUR 4
Mata Kuliah : Matematika Diskrit
Prodi/Sem. : Pendidikan Matematika/VI (Enam)
Dosen Penguji : Nego Linuhung, M. Pd
Dikumpulkan : Pada Pertemuan Ke-14

1. Tunjukkan apakah (i) 173 dan (ii) 201 merupakan bilangan prima
atau komposit
2. Tentukan (20).
3. Tentukan (35)

DAFTAR PUSTAKA

Nuryadi . (2015). Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan


Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dengan Metode Ebik. Tersedia.
Online. diakses 3 Januari 2015

Sukirman, Teori Bilangan, Yogyakarta : FMIPA UNY. Tersedia. Online.


diakses 3 April 2015

Rinaldi Munir. Teori Bilangan (Number Theory). Bahan Kuliah IF2091


Struktur Diskrit. Tersedia. Online. diakses 3 April 2015

R. Rosnawati. Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA UNY. Tersedia.


Online. diakses 3 April 2015

39

Anda mungkin juga menyukai