Anda di halaman 1dari 19

RAHASIA

PUSAT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikpenerbad


PUSAT PENDIDIKAN PENERBAD Nomor Kep / / / 201
Tanggal 201

QUALITY CONTROL & ASSURANCE


BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Alat utama sistem senjata berciri khas yaitu berbobot teknologi dan padat
material karena selalu dipengaruhi secara langsung oleh kemajuan dan
perkembangan teknologi penerbangan pada khususnya.

b. Untuk menjaga dan mempertahankan kehandalan, kesiapan serta ciri-ciri


khas yang dimilikinya itu peranan Quality Control dan Quality Assurance (Kualitas
mutu dan kualitas produksi) dan sistim pemeliharaan pesawat terbang dan
kelengkapannya seperti senjata pesawat terbang / Helikopter, Radio dan Instrument
serta kelistrikan yang ada sangat menentukan dan diperlukan dengan sasaran
dapat menyiapkan alut sista laik, siap pakai dan siap operasional dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI AD secara effective dan effisien

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi pendidikan Suspahar Helikopter Bell 412.

b. Tujuan. Agar siswa Suspahar Jatlisira memahami tentang pengetahuan


Quality Control dan Assurance sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di Satuan.

RAHASIA
2

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan pada Naskah
Departemen tentang Quality Control and Assurance ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

a. Pendahuluan.
b. Quality Assurance
c. Quality Control
d. Evaluasi Akhir Pelajaran
e. Penutup
3

BAB II
QUALITY ASSURANCE

4. Umum.

a. Adalah suatu kwalitas sebagai jaminan yang diberikan kepada konsumen


atau pemakai bahwa barang atau jasa yang di produksi telah memenuhi ketentuan-
ketentuan, standard, limitasi yang telah ditetapkan.

b. Kwalitas adalah suatu tingkat kesesuaian suatu barang atau jasa dalam
memenuhi standard atau spesifikasi kwalitas yang ditetapkan.
Kwalitas menurut Yosep G. Monks adalah suatu tingkat kesesuaian suatu barang
atau jasa dalam memenuhi standard atau spesifikasi barang yang ditetapkan,
standard itu dapat berkaitan dengan waktu, bahan, kemampuan, kehandalan,
bentuk, penampilan atau karakteristik lain yang telah terukur.

5. Pengertian.

a. Dalam kegiatan pemeliharaan, ada 3 bagian / bidang kegiatan yang sangat


erat hubungannya satu sama yang lain :

1) Kegiatan di bidang Senjata pesawat terbang / Helikopter, Radio dan


Instrument serta kelistrikan yang ada : yaitu suatu kegiatan yang menjamin
penyusunan dan Penetapan ketentuan-ketentuan standard teknik, petunjuk-
petunjuk termasuk Publikasi Teknik (MM, CROM, IPC, SB) serta bimbingan
teknis (Instruksi har) mengenai pelaksanaan kegiatan pemeliharaan khusus
Jatlisira serta menjamin bahwa persyaratan “Laik Terbang” akan dapat
dipenuhi.
2) Kegiatan Bidang Pelaksanaan Pemeliharan khusus Jatlisira yaitu
suatu kegiatan yang menjamin atas kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan
produksi
3) Kegiatan bidang pengendalian kwalitas pemeliharaan yaitu suatu
kegiatan yang menjamin apakah ketentuan-ketentuan di bidang Senjata
pesawat terbang / Helikopter, Radio dan Instrument serta kelistrikan yang
ada betul-betul dipenuhi oleh pelaksana kegiatan pemeliharaan.
4

b. Inspeksi, adalah suatu penyelidikan secara seksama terhadap produksi jasa


atau materiIl dengan jalan pengukuran, pengkajian atau observasi visual untuk
menetapkan tingkat penyesuaiannya terhadap spesifikasi atau standard pekerjaan
yang telah ditetapkan.

c. Inspector, Pejabat yang berdasarkan bidang keahliannya ditetapkan untuk


melaksanakan pemeriksaan terhadap produk jasa atau materiil yang digunakan
untuk pemeliharaan Jatlisira Penerbad dengan kewenangan meluluskan atau
menolak sesuai dengan Spesifikasi teknik yang berlaku

d. Laik Terbang, adalah suatu keadaan dimana pesawat terbang :

1) Dapat diterbangkan / berfungsi berarti semua bagian-bagian dan


komponen-komponen Jatlisira bekerja dengan semestinya
2) Harus aman (safe) sehingga crew / penumpang tidak akan
mendapatkan kecelakaan, cedera yang disebabkan oleh keadaan
pesawatnya sendiri
3) Harus dapat dipercaya (Reliable) bahwa semua ketentuan
performance yang telah ditentukan dalam Jatlisira betul-betul dapat dipenuhi
dalam jarak waktu yang telah ditentukan pula

6. Tugas dan tanggung jawab

a. Tugas yang harus dikerjakan sebagai berikut :

1) Mengadakan pemeriksaan, penilaian terhadap hasil kegiatan


pekerjaan baik sepanjang kegiatan pekerjaan itu dilakukan maupun
sepanjang sesudah selesai kegiatan pekerjaan tersebut terutama pada
bagian yang kritis tentang jatlisira apakah hasil kegiatan telah dilaksanakan
dengan ketentuan yang ada
2) Mengadakan pemeriksaan, penilaian terhadap sarana kerja secara
periodik ataupun sepanjang suatu kegiatan yang sedang dikerjakan apakah
sarana tersebut masih memenuhi persyaratan / standard yang telah
ditentukan dalam Publikasi dan Limitasi Jatlisira.
5

a) Alat Kerja. Tools & Special Tools, Test Beng, GSE, Avionic
Tools, alat-alat kerja dan keamanannya (kamja) dan lain-lain
mengenai jumlahnya , macamnya kondisinya standarisasinya dan
lain-lain
b) Fasilitas Kerja. Bangunan, gedung, ventilasi, instalasi, angin,
air dan lain-lain. Mengenai jumlah energinya yang dihasilkan, kondisi
standarisasinya.
c) Material yang digunakan, mengenai kwalitas, cara penyimpanan
sesuai standard dan lain-lain
d) Personil (operator). Memiliki kemampuan standard (skill /
Spesialisasi) telah memenuhi ketentuan yang berlaku sesuai dengan
kebutuhan
e) Perangkat Lunak. Publikasi teknik Jatlisira yang ada apakah
“Up to date”

3) Memberikan laporan mengenai kekurangan-kekurangan hasil dari


pemeriksaan dan penilaian dari hasil pekerjaan serta saran-saran
tindakannya
4) Membuat analisa dari laporan-laporan tentang hal-hal yang di luar
kewajaran, kerusakan barang-barang Jatlisira (defect Report), laporan
kecelakaan dan lain-lain hal yang dapat menghambat dan merugikan serta
memberikan saran tindakan kepada yang berwenang dalam kegiatan
pemeliharaan Jatlisira.
5) Memberikan petunjuk, langsung kepada para pelaksana kegiatan
pemeliharaan Jatlisira mengenai kekurangan-kekurangan, serta cara
memperbaikinya
6) Memberikan saran tentang Enginering terhadap pengembangan
kemampuan kegiatan pemeliharaan khususnya Jatlisira.
7) Mengadakan Pengawasan mengenai kelancaran pelaksanaan kartu-
kartu kerja (Work card, work sheet dan petunjuk-petunjuk lain yang berlaku)
8) Mengadakan pemeriksaan mengenai kelengkapan dan kemutakhiran
data pada publikasi teknik khususnya Jatlisira.
6

9) Menyarankan, mengingatkan tentang pentingnya pemakaian alat-alat


Slambangja khususnya Jatlisira.
10) Melaksanakan kegiatan khusus yang ditugaskan dari satuan atas
dalam rangka pengendalian kwalitas komponen Jatlisira.

b. Tanggung jawab Inspector. Dalam pelaksanaannya para Inspector


mempunyai persyaratan relatif lebih tinggi dari pada para personil pelaksana
(para mekanik) pada seluruh kegiatan pemeliharaan senjata listrik, dari alut sista.
Adapun persyaratan tersebut antara lain :

1) Penguasaan keahlian yang sempurna, profesional , berkwalitas tinggi


(memiliki jiwa quality windedness) dengan dilandasi disiplin, kesadaran,
mental, motivasi tanggung jawab yang tinggi sangat diharapkan di dalam
pelaksanaan tugas.
2) Tingkat Skill (keahlian) yang paling tinggi paling tidak melebihi para
mekanik.
3) Pengalaman kerja yang lebih banyak serta memiliki kemampuan
menganalisa sesuatu masalah Jatlisira dengan cepat, tepat, efective &
efisien.
4) Memiliki ketelitian, ketekunan, kritis dan sensitif dalam tugas serta
mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan para mekanik serta
kemampuan menjelaskan dan pemberian contoh.
5) Kondite baik dan menjadi tauladan.
6) Memiliki surat keputusan, sertifikat, lisensi dan cap pengesahan, lebih
baik lagi memiliki sertifikat lisensi dari Dinas Standarisasi Kelaikan Udara
(DSKU).
7) Memiliki kesabaran, ketabahan dalam menghadapi masalah-masalah
Jatlisira dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal lain.
8) Memahami segala instruksi, petunjuk dan lain-lain sebagai standard
yang telah ditetapkan oleh Enginering Publikasi teknik khususnya Jatlisira.
7

7. Penggunaan ”Cap Inspector”. Bertujuan untuk bukti pengesahan dan


jaminan bahwa pemeriksaan terhadap suatu produksi maupun material boleh
dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang Inspector sesuai dengan petunjuk atau
ketentuan yang berlaku, Puspenerbad belum menggunakan Cap Inspector bagi personil
Teknical Inspector.
Beberapa Jenis Cap Inspector :

a. Cap Inspector Pemeliharaan (Har). Digunakan oleh setiap Inspector yang


berkewajiban untuk mengesahkan, memberikan pernyataan atas proses
pemeliharaan Alut sista dan komponen Jatlisira serta hasil pekerjaan dari Pabrik.

b. Cap Inspector Functional (Functional Jatlisira). Digunakan oleh


inspector yang berkewajiban untuk mengesahkan atau memberi pernyataan
tentang kelulusan pesawat terbang melaksanakan test Flight

c. Cap Inspector Penimbangan Pesawat (W & B). Dipergunakan oleh


Inspector yang berkewajiban untuk mengesahkan atau memberi pernyataan atas
hasil penimbangan pesawat terbang dan hasil leveling dan Aligment

d. Cap Inspector Swing Compas. Digunakan oleh Inspector yang


berkewajiban untuk mengesahkan atau memberi pernyataan atas hasil
pelaksanaan “Swing Compas”

e, Cap Inspector laboratorium alat ukur presisi. Digunakan oleh setiap


Inspector yang berkewajiban untuk mengesahkan atau memberi pernyataan atas
hasil kaliberasi terhadap komponen-komponen yang memerlukan Kalibrasi (Tessa).

f. Cap Inspector Non Distructive Inspection (NDI). Digunakan oleh setiap


Inspector yang berkewajiban untuk mengesahkan atau memberi pernyataan atas
hasil pemeriksaan dengan Non Distructive Inspection (NDI).

g. Cap Inspector Pemeriksaan dan pengujian bahan. Dipergunakan oleh


setiap Inspector yang berkewajiban untuk mengesahkan atau memberikan
pernyataan atau hasil pemeriksaan atau pengujian bahan atau material
8

8. Pernyataan Hasil Pemeriksaan.

a. Pernyataan Pelulusan (Acceptance). Yaitu pernyataan yang berarti


menyetujui hasil pemeliharaan, perbaikan produksi yang telah dihasilkan
dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan petunjuk yang telah
ditetapkan / yang berlaku
Pernyataan tersebut dapat berarti :
1) Baik
2) Dapat diterima
3) Dapat dipergunakan

b. Pernyataan penolakan (Rejection), yaitu pernyataan yang mengandung


maksud kebalikan dari makna pelulusan, pernyataan tersebut berarti :
1) Tidak Baik
2) Tidak dapat digunakan
3) Tidak dapat diterima

c. Pernyataan Inspector mengenai pelulusan (Acceptance) ataupun


penolakan (Rejection) harus mencantumkan referensi sebagai dasar pelulusan
atau penolakan tersebut.
Sebagai contoh, berdasarkan MM chapter paragraf fuel indikator tidak berfungsi
dengan baik.

9. Tugas dan tanggung jawab Seksi Pengendalian produksi.

a. Seksi Produksi.

1) Merencanakan, mengatur dan mengawasi serta mengkoordinasikan


kegiatan pekerjaan Harsabang
2) Merencanakan, mengatur dan mengkoordinasikan latihan Satuan
3) Merencanakan, mengatur dan mengkoordinasikan setiap pnggunaan
pesawat terbang
9

4) Mengawasi, mengkoordinasikan alat peralatan khusus dan supervisi


penggunaannya

b. Batiur Dalprod

1) Mengklasifikasikan kerusakan pesawat terbang dan komponennya


2) Menentukan dan mengawasi setiap pekerjaan pemeliharaan pesawat
terbang dan komponennya
3) Melaksanakan dan mengatur pencatatan data pesawat terbang
4) Melaksanakan pemeriksaan dan menentukan kelaikan pekerjaan yang
dilaksanakan Bengrik dan Bengbaik

c. Ba Dalprod

1) Melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat terbang dan


komponennya
2) Menyiapkan perangkat lunak pendukung pemeliharan pesawat
terbang
3) Mengadministrasikan pesawat masuk dan keluar
4) Merecord perubahan jam pesawat dan komponen

d. Ta Dalprod

1) Membantu melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat


terbang dan komponennya
2) Membantu menyiapkan perangkat lunak pendukung pemeliharan
pesawat terbang
3) Melaksanakan administrasi pencatatan surat masuk dan keluar
4) Membantu pencatatan perubahan jam pesawat dan komponen

e. Jurlistik

1) Membantu melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat


terbang dan komponennya
2) Mengadministrasikan surat masuk dan keluar
3) Melaksanakan pekerjaan dan penulisan
10

10. Tugas dan tanggung jawab Pawas Dalhar Skadron.

a. Melaksanakan dan mengawasi pengadministrasian pelaksanaan pekerjaan


pemeliharaan dan perbaikan dari masing-masing seksi pemeliharaan

b. Melaksanakan, mengkoordinir penggunaan suku cadang pesawat terbang


dan menentukan skala prioritas pekerjaan pemeliharaan pesawat terbang

c. Membuat protap pelaksanaan dan prosedure pemeriksaan berkala


pemeliharaan pesawat terbang

d. Melaksanakan program penggantian component pesawat terbang sesuai


kewenangan (Allocation chart)

e. Menindak lanjuti pelaksanaan ASB, SB, SI dan Instruksi pemeliharaan


pesawat terbang

f. Melaporkan kondisi pesawat terbang dipangkalan dan di rahwan kepada


Danflite Harsabang

11. Evaluasi

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kwalitas sesuai pengertian MR. Yosep
G. Monks ?
b. Jelaskan apa yang dimaksud laik terbang terhadap pesawat terbang
penerbad ?
c. Jelaskan Tugas dari personil / Inspector Quality Assurance ?
d. Inspector harus mempunyai Cap Inspector, ada berapa jenis Cap Inspector
dan apa fungsinya ?
11

BAB III
QUALITY CONTROL

12. Umum.

a. Quality Assurance. Adalah untuk memberikan jaminan kepada konsumen


(pengguna) bahwa barang, alut sista yang diperbaiki, diproduksi telah memenuhi
ketentuan yang berlaku sedangkan Quality Control adalah untuk menyakinkan
agar alut sista, komponen yang diperbaiki, diproduksi, spesifikasi / standard
Enginering yang telah ditetapkan, benar-benar telah dipatuhi / diterapkan dalam
pelaksanaan proses produksi

b. Antara Quality Control (Daltu) & Quality Assurance (Dalprod) merupakan


suatu kontinum (rantai) yang selalu berhubungan erat dengan demikian kegiatan
pengendalian kwalitas (daltu) tersebut mempunyai tujuan 2 arah kedalam (proses
produksi) dan keluar proses produk terjual pada konsumen

13. Tujuan Pengendalian Mutu (Kualitas)

a. Terlaksananya kebijaksanaan dan sasaran Tupok Satuan khususnya TNI AD


pada umumnya
b. Peningkatan kerja sama dan semangat kerja
c. Pengembangan kemampuan personel
d. Peningkatan Produktifitas dan perbaikan yang bermutu (Berkualitas)

14. Proses Inspeksi (Pemeriksaan). Untuk menyakinkan kegiatan pemeliharaan


terhadap bagian-bagian atau kegiatan-kegiatan tertentu khususnya Jatlisira telah
dilaksanakan sesuai dengan Specifikasi pemeliharaan ditetapkan ketentuan proses
Inspeksi sebagai berikut :

a. In Process Inspection. Adalah apabila dalam urutan perakitan atau


perakitan ulang sistim, sub sistim atau komponen Jatlisira terdapat tahap tahap
perakitan yang mempersulit pelaksanaan Inspeksi (Pemeriksa) terhadap bagian-
12

bagian tertentu (tanpa pembongkaran) maka terhadap keadaan semacam itu harus
diterapkan ketentuan IN PROCESS INSPECTION
b. Double Inspection (Inspeksi ganda). Pada pemeliharaan bagian
pesawat, sistim pesawat, sub sistim pesawat atau komponen Jatlisira yang apabila
mengalami kerusakan akan secara langsung mempengaruhi keselamatan
penerbangan harus diterapkan ketentuan Inspeksi (Pemeriksaan) ganda.
Adapun pekerjaan yang harus mendapatkan inspeksi ganda sebagai berikut :

1) Sistim Flying Control (Flight Control). Meliputi semua component dan


bagian-bagian yang meneruskan gaya-gaya baik secara manual maupun
mekanis yang menghasilkan gerakan atau penguncian gerakan bidang alat
kemudi Cyclic, Collective, pedal servo actuator, flap, aeleron, rudders
elevator dan lain-lainnya.
2) Sistim Engine Control. Meliputi semua komponen dan bagian yang
secara fungsional mengendalikan tenaga yang dihasilkan oleh motor yang
bersangkutan seperti Flap Pitch Control, Power Pitch Control linear actuator
engine, governor rigging dan lain-lainnya.
3) Sistim Under Carriage Control. Meliputi semua komponen dan
bagian yang secara fungsional mengatur gerakan under carriage seperti
Retraction lowering, up and down locking, Steering and wheel breaking
dengan sistim bersangkutan.
4) Associated Sistim Equipment. Meliputi semua sistim dan
perlengkapan seperti antara lain flying control (Flight Control) Reversing
System, Artificial feel system Pitot Static system, Radar system, Auto Pilot
System dan System lain yang berpengaruh terhadap karakteristik pesawat
tersebut Engine Control, Under carried.
]

c. Catatan. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan inspeksi


ganda adalah sebagai berikut :

1) Jarak pelaksanaan inspeksi ganda oleh inspector I dan II tidak boleh


terlalu lama terutama apabila keadaan lingkungan (Temp, Kelembaban dan
sebagainya) dapat mengakibatkan perubahan-perubahan parameter pada
object Inspeksi ganda.
13

2) Diantara pemeriksaan I dan Pemeriksaan II Object inspeksi ganda


tidak boleh diganggu atau distel ulang.
3) Apabila Inspeksi ganda terhadap suatu rakitan (Assy) sistim atau
komponen yang terdiri dari beberapa bagian dimana ketelitian atau
ketepatan tiap-tiap bagian tidak dapat dibuktikan pada tahap akhir ketika
diadakan uji fungsi maka inspeksi ganda itu harus dilakukan secara bertahap
pada tiap-tiap kegiatan.

15. Uji Fungsi. Uji fungsi sistim Jatlisira dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : Uji
fungsi pada bangku penguji (Test Bench) untuk mengetahui service ability suatu barang
dan uji fungsi dalam keadaan terpasang pada rangkaian sistim pesawat terbang untuk
mengetahui ketepatan pemasangan dan kemampuan operasi sistim Jatlisira.
Hal yang perlu diperhatikan dalam uji fungsi sebagai berikut :

a. Uji Fungsi Bangku Penguji (Test Bench). Dilakukan apabila :

1) Komponen Jatlisira yang diterima dari gudang dan akan dipasang


pada pesawat terbang disangsikan service abilitynya (kemampuan dan
kumutakhirannya).
2) Barang Jatlisira yang mengalami perbaikan atau dipulih balikan
(Overhoul).
3) Barang Jatlisira yang dilepas dari pesawat terbang untuk penyajian
berkala atau kalibrasi.
4) Proses penggantian aksesori atau komponen Jatlisira dilakukan tanpa
membongkar bagian –bagian lain.

b. Uji fungsi sistim Jatlisira harus dan dilaksanakan oleh atau dibawah supervisi
seseorang yang berkwalifikasi Avionik yang terlatih dan berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut dan harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pengujian
atau berdasarkan ketentuan Enginering yang berlaku.

16. Uji Terbang (Test Flight). Merupakan suatu kegiatan uji fungsi terhadap
komponen Jatlisira yang bertujuan untuk menyakinkan bahwa pesawat terbang mampu
14

untuk melakukan misi dan penerbangan. Uji fungsi terbang dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan pada Schedule Inspection manual (berkala) dari pesawat tersebut.
Kebutuhan Uji terbang ditetapkan oleh Perwira Teknik seperti tersebut dibawah ini :

a. Setelah selesai periodik Inspeksi


b. Pemasangan komponen sistim Jatlisira.
c. Setelah selesai Special Inspection
d. Setelah selesai conditional inspection
e. Setelah selesai pelaksanaan modifikasi dan Rewiring, Retrofit yang
berpengaruh pada system tertentu
f. Setelah pelaksanaan awal Inspection

17. Kerusakan. Dalam proses produksi dan proses pemeliharaan khususnya Jatlisira
suatu produksi akan selalu dihadapkan dengan masalah timbulmya suatu cacat/
kerusakan (Defect) dimana suatu penyimpangan terhadap spesifikasi teknik. Timbulnya
kerusakan kemungkinan terjadi dalam proses produksi dan pada waktu pemakaian suatu
produk (operasional). Ada dua pengertian tentang kerusakan sebagai berikut :

a. Berdasarkan IPTN Manual Part 10 TO-JBO2-O2. Pengertian kerusakan


yang lazim dianut oleh kalangan perusahaan Manufacturing adalah setiap
penyimpangan dari Standard, Spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan
dinyatakan sebagai kerusakan.

b. Berdasarkan dari kelaikan Bab 8 paragraf 18-0.6.0. Pengertian kerusakan


yang dianut oleh operator Penerbangan yaitu keadaan suatu pesawat terbang,
komponen Jatlisira atau perlengkapannya yang terjadi pada waktu pemakaian
Normal yang menghambat pesawat terbang, komponen atau perlengkapan tersebut
untuk bekerja dengan baik sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan atau suatu
keadaan yang dapat mengurangi umur pemakaiannya dibawah umur yang dapat
diharapkan pada pemakaian Normal atau yang telah ditetapkan / disyahkan untuk
itu.

c. Pengertian # a lebih bersifat umum dan dapat ditetapkan pada berbagai proses
produksi (tidak tergantung pada jenis produksinya) sebaliknya pengertian # b bersifat
15

specifik untuk pesawat terbang. Walau kedua pengertian itu sepintas tampak
berbeda tetapi pada hakekatnya mempunyai dasar pemikiran yang sama yaitu :

1) Setiap penyimpangan baik berupa kerusakan maupun kegagalan akan


mengakibatkan kerugian atau keadaan tidak aman
2) Setiap Penyimpangan akan meminimalkan / menurunkan nilai kwalitas, itu
berarti pula menurunnya keandalan suatu produksi

Agar kerusakan yang terjadi dalam proses atau pemeliharaan Jatlisira tidak
menimbulkan keadaan yang fatal maka penanganan masalah “Kerusakan” perlu
dikendalikan secara tertib dan serius.

18. Klarifikasi Kerusakan. Sesuai peraturan yang berlaku untuk pemeliharaan


pesawat terbang (PKPS Bab 18 paragraf 18.0.2.0) menetapkan bahwa material suku
cadang / komponen Jatlisira serta perlengkapan lainnya yang dipakai pada pemeliharaan
pesawat terbang harus sesuai dengan specifikasi yang ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya dan hal itu juga dianut oleh Puspenerbad TNI AD.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka pendeteksian kerusakan atau cacat harus
dimulai sejak material diterima digudang penerima sampai dengan uji fungsi mengingat
tingkat kerusakan suatu barang bervariasi maka diadakan pengklasifikasian kerusakan
sebagai berikut :

a. Kerusakan Kritis. Kerusakan yang oleh penilaian dan pengalaman


menunjukkan kemungkinan mengakibatkan bahaya atau keadaan tidak aman bagi
personil yang menggunakan atau oleh penilaian dan pengalaman menunjukan
penurunan kemampuan dan fungsi taktis pesawat terbang.

b. Kerusakan Berat. Suatu kondisi yang tidak termasuk dalam kriteria kerusakan
kritis tetapi dapat mengakibatkan kegagalan (Failure) fungsi atau penurunan
kegunaan suatu komponen atau perlengkapan pesawat terbang dengan persyaratan
yang telah ditetapkan.

c. Kerusakan sedang / Ringan. Suatu kondisi terjadi penyimpangan tidak


menimbulkan penurunan kemampuan pengurangan umur pemakaian atau
16

pembatasan penggunaan komponen perlengkapan pesawat terbang, yang


tergolong dalam kerusakan ringan adalah kerusakan yang dengan perbaikan atau
penyetelan sederhana dapat dikembalikan kedalam kondisi dan kemampuan semula
serta penyimpangan-penyimpangan yang berdasarkan Spesifikasi teknik dari
komponen atau perlengkapan tersebut masih berada dalam batas limitasi yang
diijinkan.

19. Tugas dan Tanggung jawab Quality Control (Daltu).

a. Pasi Daltu

1) Merencanakan, mengatur dan mengawasi serta mengkoordinasikan


kegiatan pekerjaan Harsabang
2) Merencanakan, mengatur dan mengkoordinasikan latihan Satuan
3) Merencanakan, mengatur dan mengkoordinasikan setiap pnggunaan
pesawat terbang
4) Mengawasi, mengkoordinasikan alat peralatan khusus dan supervisi
penggunaannya

b. Batiur Daltu

1) Mengklasifikasikan kerusakan pesawat terbang dan komponennya


2) Menentukan dan mengawasi setiap pekerjaan pemeliharaan pesawat
terbang dan komponennya
3) Melaksanakan dan mengatur pencatatan data pesawat terbang
4) Melaksanakan pemeriksaan dan menentukan kelaikan pekerjaan yang
dilaksanakan Bengrik dan Bengbaik

c. Ba Daltu

1) Melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat terbang dan


komponennya
2) Menyiapkan perangkat lunak pendukung pemeliharan pesawat
terbang
3) Mengadministrasikan pesawat masuk dan keluar
4) Merecord perubahan jam pesawat dan komponen
17

d. Ta Daltu

1) Membantu melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat


terbang dan komponennya
2) Membantu menyiapkan perangkat lunak pendukung pemeliharan
pesawat terbang
3) Melaksanakan administrasi pencatatan surat masuk dan keluar
4) Membantu pencatatan perubahan jam pesawat dan komponen

e. Jurlistik

1) Membantu melaksanakan administrasi pencatatan data pesawat


terbang dan komponennya
2) Mengadministrasikan surat masuk dan keluar
3) Melaksanakan pekerjaan dan penulisan

20. Evaluasi

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerusakan dan dapat dibedakan menjadi
berapa bagian / jenis kerusakan tersebut ?
b. Proses pemeriksaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu In Process
Inspection dan Double Inspection. Jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan
dalam double Inspection tersebut.
c. Uji fungsi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu uji fungsi dibangku
penguji (Test Bench) dan Uji fungsi terbang. Jelaskan apa yang dimaksud uji fungsi
terbang tersebut ?
d. Quality Control dapat dikatakan berfungsi sebagai proses kedalam dan proses
keluar (Kostomer-konsumen) apabila yang dikerjakan Quality Control (Daltu) sebagai
proses kedalam !
18

BAB IV
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

21. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kwalitas sesuai pengertian MR. Yosep G.
Monks ?
b. Jelaskan apa yang dimaksud laik terbang terhadap pesawat terbang penerbad
c. Jelaskan Tugas dari personil / Inspector Quality Assurance ?
d. Inspector harus mempunyai Cap Inspector, ada berapa jenis Cap Inspector dan
apa fungsinya ?
e. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerusakan dan dapat dibedakan menjadi
berapa bagian / jenis kerusakan tersebut ?
f. Proses pemeriksaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu In Process
Inspection dan Double Inspection. Jelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan
dalam double Inspection tersebut.
g. Uji fungsi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu uji fungsi dibangku
penguji (Test Bench) dan Uji fungsi terbang. Jelaskan apa yang dimaksud uji fungsi
terbang tersebut ?
h. Quality Control dapat dikatakan berfungsi sebagai proses kedalam dan proses
keluar (Kostomer-konsumen) apabila yang dikerjakan Quality Control (Daltu)
sebagai proses kedalam !
RAHASIA
19

BAB V
PENUTUP

22. Penutup. Demikian Naskah Departemen tentang Quality Control & Assurance
ini disusun untuk dapat digunakan sebagai bahan pengajaran bagi Kursus Perwira
Pemeliharaan Helikopter Bell 412

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai