Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

Pemberian Mulsa Jerami Padi (Oryza sativa) Terhadap Gulma dan Produksi
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merr)

The Effect of Rice Straw Mulch (Oryza sativa) on Weeds and Crop Production of
Soybeans (Glycine max (L.) Merr)

Yuwindah Gustanti*, Chairul dan Zuhri Syam

Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas, Sumatera Barat


* koresponden : yuwindahgustanti@yahoo.com

Abstract

An experiment of giving mulch of rice straw (Oryza sativa) on weeds and crop production
soybeans (Glycine max (L.) Merr) has been carried out at the Laboratory of Plant Ecology,
Andalas University, Padang from June to September 2013. The purpose of this study was to
determine and define how mulch of rice straw suppress weed growth and increase the
production of soybeans. This experiment used a Completely Randomized Design with five
treatments and five replications. The result showed that rice straw mulching of 300g/10kg can
suppressed the growth of weeds, and rice straw mulching of 500g/10kg could increase soybean
production. All treatments showed significantly influence on the increase weight of soybeans
product.

Keyword: mulch, rice straw, soybean, weeds

Pendahuluan dengan tanaman budidaya bila tumbuh


bersama. Pemakaian mulsa merupakan
Tanaman kacang kedelai (Glycine max (L.) salah satu cara yang efektif dalam usaha
Merr) ialah komoditas tanaman pangan pengendalian gulma (Sukman dan Yakup,
yang penting di Indonesia sebagai sumber 1991). Mulsa yang sengaja dihamparkan
utama protein nabati. Tanaman kedelai ini dipermukaan tanah atau lahan pertanian
telah lama diusahakan di Indonesia dapat melindungi lapisan atas tanah dari
khususnya Pulau Jawa dan Bali, kedelai cahaya matahari langsung dengan intensitas
sudah lama ditanam sejak tahun 1758. cahaya yang tinggi dan dari curah hujan
Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun yang cerah, mengurangi kompetisi antara
makin meningkat sejalan dengan tanaman dengan gulma dalam memperoleh
pertambahan jumlah penduduk. Kenaikan sinar matahari, mencegah proses evaporasi
konsumsi ini tidak dapat dikejar oleh sehingga penguapan hanya melalui
produksi dalam negeri sehingga masih transpirasi yang normal dilakukan oleh
ditutup dengan impor. Pada tahun 2011 tanaman. (Rukmana dan Saputro, 1999).
konsumsi kedelai dalam negeri tercatat Dari uraian tersebut maka dilakukan
14,31 juta ton. Sedangkan produksi hanya penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
mencapai 2,9 juta ton (Badan Pusat dan menentukan berapa takaran mulsa
Statistik, 2011). jerami padi dapat menekan pertumbuhan
Permasalah yang timbul dari gulma serta dapat meningkatkan produksi
rendahnya produksi rata- rata kedelai di tanaman kacang kedelai.
Indonesia adalah belum adanya pengelolaan
gulma yang baik (Dimyati dan Marwan, Metode Penelitian
1991). Gangguan gulma terhadap tanaman
budidaya menurut Sastroutomo (1990) Penelitian ini dilakukan di Rumah Kawat
merupakan pengaruh kompetisi dan dan dilanjutkan di Laboratorium Ekologi
allelopati, sehingga gulma selalu bersaing Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA,

Received: 27 Desember 2013


Accepted: 24 Maret 2014
74
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

Universitas Andalas, Padang. Penelitian cepat yang selanjutnya akan memproduksi


dilaksanakan dari bulan Juni hingga biji yang akan dapat tumbuh kembali
September 2013. Bahan dan Alat yang sebagai individu baru. Dalam penelitian ini,
digunakan polybag, thermometer, soil adanya gulma Imperata cylindrica tumbuh
moistrumeter, timbangan, sprayer, oven, dominan adalah karena gulma ini
kertas koran, label dan alat tulis. Sedangkan berkembang dengan menggunakan rhizom
bahan yang digunakan adalah benih kacang yang bersifat regeneratif yang kuat
kedelai, jerami padi, tanah kebun yang sehingga mampu tumbuh dengan baik,
gembur, pupuk (Urea, TSP dan KCl) serta sedangkan jenis gulma yang paling sedikit
air. Penelitian menggunakan Rancangan tumbuh adalah Mikania micrantha
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima sebanyak 1 individu. Hal ini disebabkan
perlakuan dan lima ulangan. Jika berbeda karena adanya ketersediaan dari biji gulma
nyata dilakukan uji DNMRT pada taraf 5%, yang sedikit pada tanah yang digunakan.
dengan perlakuan A (kontrol/ tanpa mulsa), Sementara jenis dan jumlah individu
B (200 g mulsa/polybag), C (300 g gulma yang paling sedikit didapatkan pada
mulsa/polybag), D (400 g mulsa/polybag), perlakuan E yaitu 12 individu dengan 5
E (500 g mulsa/polybag). Pelaksanaan spesies. Hal ini disebabkan karena
penelitian dengan menanam biji kedelai perbedaan ketebalan lapisan mulsa,
sebanyak 3 biji dengan kedalaman sedalam semakin banyak takaran mulsa dan tebal
5 cm per-lubang dengan menggunakan lapisan mulsa maka kemampuan
tanah kebun yang gembur. Pemupukan menghambat pertumbuhan gulma akan
dasar dilakukan bersamaan dengan waktu berbeda. Sesuai pendapat Lamid (1983)
tanam yaitu 1,2 g/polybag Urea, pupuk semakin tinggi takaran mulsa yang
susulan dilakukan pada umur 30- 40 hari diberikan maka semakin sedikit jumlah
yaitu TSP 0,4 g dan KCl 0,2g. Pemberian gulma yang tumbuh. Perbedaan ketebalan
mulsa jerami padi yang telah kering mulsa yang diberikan mengakibatkan
dilakukan sehari setelah waktu tanam, kemampuan menekan gulma yang tumbuh
dihamparkan secara merata dipermukaan juga berbeda. Banyaknya mulsa
tanah dengan takaran mulsa yang sesuai menyebabkan biji gulma yang berkecambah
dengan perlakuan. Parameter yang diamati kurang mampu melanjutkan proses
adalah komposisi gulma, berat basah dan fotosintesa untuk pertumbuhannya.
berat kering gulma, tinggi tanaman, jumlah Menurut Purwowidodo (1988) salah satu
cabang primer, jumlah polong bernas per- kegunaan mulsa dapat menghalangi
tanaman, berat biji kacang kedelai, dan intensitas cahaya kepermukaan tanah.
faktor abiotik yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kedelai. Berat Basah dan Berat Kering Gulma
Dari analisa sidik ragam diketahui bahwa
Hasil dan Pembahasan pengaruh pemberian mulsa jerami padi
(Oryza sativa) menunjukan perbedaan yang
Komposisi Gulma nyata terhadap berat basah dan berat kering
Dari hasil pengamatan terhadap komposisi gulma. Dari Tabel 2 dilihat rata- rata berat
gulma pada masing-masing polybag basah gulma yang memperlihatkan hasil
didapatkan hasil bahwa perlakuan A berbeda nyata antar perlakuan setelah
merupakan komposisi gulma yang paling dilakukannya analisa statisitik. Rata- rata
banyak ditemukan, yaitu sebanyak 82 berat basah gulma tertinggi didapat pada
individu dengan 10 spesies. Jumlah perlakuan A (kontrol) yaitu 79,54 gr dan
individu yang dominan adalah Ageratum berbeda nyata dengan perlakuan B dan C,
conyzoides dan Imperata cylindrica. serta D dan E. Rata- rata berat basah gulma
Menurut Sukma 2002, hadirnya gulma yang yang paling rendah didapatkan pada
tumbuh dominan disebabkan karena perlakuan E yaitu 4,82 gr dan tidak berbeda
banyaknya biji gulma yang terdapat nyata dengan perlakuan C dan D, akan
didalam tanah dan mempunyai perakaran tetapi berbeda nyata dengan perlakuan A
yang luas, sehingga gulma tumbuh dengan dan B. Ini disebabkan dari awal
75
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

pertumbuhan tanaman kacang kedelai, pada perlakuan C dan D akan tetapi berbeda
perlakuan A gulma dapat tumbuh dengan nyata dengan perlakuan A dan B.
bebas tanpa dihalangi oleh mulsa. Peningkatan ketebalan mulsa
Pada rata- rata berat kering gulma menyebabkan penurunan berat basah dan
setelah dilakukan uji statistik didapatkan berat kering gulma, akibat tekanan yang
perbedaan yang nyata antar perlakuan. ditimbulkan. Semakin berat takaran mulsa
Menurut Zimdahl (1980) diarea yang cukup maka semakin tebal lapisannya, sehingga
cahaya jumlah dan jenis gulma yang semakin sedikit cahaya matahari yang
tumbuh akan meningkat, dengan demikian sampai kepermukaan tanah. Akibatnya
semakin banyak individu gulma yang ada kecambah gulma akan terganggu
semakin tinggi berat keringnya. Rata- rata pertumbuhannya karena tidak mendapatkan
berat kering gulma yang tertinggi energi matahari untuk pertumbuhan
didapatkan pada perlakuan A yaitu 16,17 gr selanjutnya. Pertumbuhan gulma yang
dan berbeda nyata dengan perlakuan B, C, tertekan akan mempengaruhi bobot berat
D dan E. Sedangkan berat rata- rata basah dan berat kering gulma pada tiap-
terendah didapatkan pada perlakuan E yaitu tiap perlakuan (Miller, 1970).
0,64 gr dan tidak berbeda nyata dengan

Tabel 1. Komposisi Gulma pada Tanaman Kedelai dalam masing- masing Perlakuan :
N Jumlah Individu Gulma
Family Jenis Gulma Jumlah
o A B C D E
1 Asteraceae* Ageratum conyzoides L. 20 4 5 2 5 36
Mikania micrantha H.B.K. 1 3 − 1 2 7
2 Amaranthaceae* Amaranthus spinosus L. 5 9 6 4 3 27
3 Apiaceae* Centella asiatica (L.) Urb. 8 − 2 2 − 12
Drymaria cordata (L.) Wild ex. − − 3 − − 3
4 Caryophyllaceae* R&S
5 Cyperaceae** Cyperus rotundus (L.) C 4 6 − 5 − 15
6 Graminae*** Cynodon transvalensis Davy 7 − 3 2 − 12
Eleusine indica (L.) Geartn 2 8 5 4 − 19
Imperata cylindrica L. 18 6 4 3 1 32
7 Euphorbiaceae* Phyllanthus niruri L. − 1 2 2 1 6
8 Oxalidaceae* Oxalis barrelieri Linn. 12 4 2 1 − 19
9 Piperaceae* Peperomia pellucida (L.) H.B.K. 5 − − − − 5
Jumlah 82 41 32 26 12 193
Keterangan:
A= Kontrol (Tanpa Mulsa); B= 200 gram mulsa/ polybag; C= 300 gram mulsa/ polybag; D= 400 gram
mulsa/ polybag; E= 500 gram mulsa/ polybag
*gulma berdaun lebar; ** gulma teki-tekian; *** gulma rumput-rumputan

Tabel 2. Berat Basah dan Berat Kering Gulma pada Tanaman Kedelai dalam masing- masing Perlakuan
Berat Gulma
No Perlakuan
Berat Basah(gram) Berat Kering (gram)
1 A (kontrol tanpa mulsa 79,54 a 16,17 a
2 B (200 gram mulsa/ polybag 53,29 b 11,38 b
3 C (300 gram mulsa/ polybag 14,38 c 3,03 c
4 D (400 gram mulsa/ polybag 8,48 c 1,65 c
5 E (500 gram mulsa/ polybag 4,82 c 0,64 c
Keterangan: Angka- angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama, tidak berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5%.
76
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

Tinggi Tanaman kekurangan cahaya akan terjadi


Dari pengamatan terhadap rata- rata tinggi penimbunan auksin, menyebabkan
tanaman kedelai dengan pemberian mulsa pemanjangan sel lebih cepat yang
jerami padi (Oryza sativa) setelah dianalisa menyebabkan etiolasi pada tanaman. Sesuai
dengan sidik ragam dapat dilihat pada juga dengan pendapat Syarief (1986)
Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa menyatakan bahwa faktor - faktor yang
setelah diuji dengan analisa statistik mempengaruhi pertumbuhan tanaman
hasilnya tidak berbeda nyata untuk tinggi secara luas adalah fakkor eksternal yaitu
tanaman kedelai dengan pemberian mulsa lingkungan, seperti intensitas cahaya yang
jerami padi (Oryza sativa). Hal yang terpenuhi akan baik bagi pertumbuhan
mendukung hasil penelitian ini adalah tanaman. Serta faktor internal atau genetik
karena adanya dugaan pertumbuhan yang akan mendapatkan kualitas dan
tanaman yang dipengaruhi oleh adanya kuantitas yang baik melalui pertumbuhan
faktor genetik yaitu kemampuan tanaman dari tanaman itu sendiri.
dalam mengekspresikan gennya serta
ditunjang dengan adanya faktor lingkungan Jumlah Cabang Primer
yang memungkinkan tanaman itu dapat Dari pengamatan terhadap rata- rata tinggi
tumbuh dengan optimum. Tinggi tanaman tanaman kedelai dengan pemberian mulsa
kedelai pada penelitian ini, mencapai 120 jerami padi (Oryza sativa) setelah dianalisa
cm. sedangkan tinggi tanaman pada dengan sidik ragam dapat dilihat pada
tanaman kedelai varietas anjasmoro ini Tabel 4. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa
berkisar 64 – 68 cm. setelah diuji dengan analisa statistik
Hal ini disebabkan karena adanya hasilnya tidak berbeda nyata untuk jumlah
naungan disekitar lokasi penanaman yang cabang primer. Ini terlihat pada rata- rata
menyebabkan berkurangnya intensitas jumlah cabang primer terbanyak setelah
cahaya yang diterima tanaman, sehingga dilakukan analisa statisik yaitu pada
tanaman mengalami perpanjangan pada perlakuan E sebanyak 7, sedangkan rata-
batang. Cahaya yang tidak maksimal masuk rata jumlah cabang primer terendah
ke tanaman dengan sendirinya akan tumbuh didapatkan pada perlakuan A dan B yaitu
mencari arah sumber cahaya dan terjadinya sebanyak 5 buah.
pemanjangan pada batang tanaman
(etiolasi) disebabkan karena adanya Tabel 4. Jumlah Cabang Primer pada Tanaman
pengaruh hormon tumbuhan, dimana Kedelai dalam masing-masing Perlakuan
hormon pada tumbuhan ini berfungsi Jumlah
Cabang
sebagai pemanjangan dan pembesaran sel.
No Perlakuan Primer
Tabel 3. Tinggi Tanaman pada Tanaman 1 A (kontrol tanpa mulsa 5
Kedelai dalam masing- masing Perlakuan 2 B (200 gram mulsa/ polybag 5
Tinggi 3 C (300 gram mulsa/ polybag 6
No Perlakuan Tanaman 4 D (400 gram mulsa/ polybag 6
1 A (kontrol tanpa mulsa 82,7 5 E (500 gram mulsa/ polybag 7
2 B (200 gram mulsa/ polybag 90,54 Keterangan ns: ANOVA tidak berbeda nyata jadi
3 C (300 gram mulsa/ polybag 100,2 tidak dilakukan uji DNMRT pada taraf 5%.
4 D (400 gram mulsa/polybag 102,9
Ini disebabkan mulsa jerami padi
5 E (500 gram mulsa/ polybag 107,7
yang dihamparkan dapat mengendalikan
Keterangan ns : ANOVA tidak berbeda nyata
gulma, sehingga jika gulma semakin lama
jadi tidak dilakukan uji DNMRT pada taraf 5%.
tumbuh bersamaan dengan tanaman kedelai
maka jumlah cabang primer semakin
Moenandir (1988) menyatakan
sedikit. Sebaliknya jika gulma tidak tumbuh
bahwa hormon tumbuhan seperti auksin
bersamaan dengan tanaman kedelai maka
dapat merubah tumbuh dan perkembangan
jumlah cabang primer semakin banyak,
tumbuhan. Pada tumbuhan yang
karena tanaman kedelai dapat tumbuh bebas
77
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

tanpa adanya persaingan dengan gulma. pengambilan matahari oleh tanaman


Selain itu adanya peningkatan pertumbuhan terhalang oleh gulma sehingga kedelai akan
cabang primer ini juga disebabkan karena menerima cahaya yang kurang dan
persediaan akan unsur hara pada jerami akibatnya jumlah polong yang dihasilkan
padi terpenuhi bagi pertumbuhan tanaman. akan menurun. Anderson (1977)
Pada tanah- tanah yang tidak diberi mulsa menjelaskan bahwa intensitas cahaya yang
jerami padi ada kecendrungan menurunnya rendah akibat naungan merupakan faktor
bahan organik tanah, dan sebaliknya pada pembatas utama dalam pertumbuhan
tanah- tanah yang diberi mulsa jerami padi tanaman. Selanjutnya Anwar (1982)
kandungan bahan organiknya cukup mantap menjelaskan bahwa apabila intensitas
dan cenderung meningkat. Selanjutnya cahaya matahari yang diterima kedelai
mulsa jerami padi dapat mengurangi berkurang akibat naungan, maka
penguapan dalam kurun waktu yang lama menyebabkan jumlah polong akan
dan karena dapat menambah bahan organik berkurang.
tanah maka kemampuan untuk menahan air
menjadi meningkat (Purwowidodo, 1988). Tabel 5. Jumlah Polong Bernas Pertanaman
Kacang Kedelai pada Tanaman Kedelai dalam
Jumlah Polong Bernas Per-tanaman masing- masing Perlakuan
Jumlah
Dari pengamatan terhadap jumlah polong
No Perlakuan Polong Bernas
bernas pertanaman dengan pemberianmulsa Pertanaman
jerami padi (Oryza sativa), setelah 1 A (kontrol tanpa mulsa 32,4
dianalisadengan sidik ragam dapat dilihat
pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat 2 B (200 gram mulsa/
45,2
polybag
bahwa semakin tinggi takaran mulsa maka
3 C (300 gram mulsa/
semakin banyak jumlah polong bernas yang polybag
47,8
dibentuk. Jumlah bernas meningkat seiring 4 D (400 gram mulsa/
dengan bertambahnya takaran mulsa yang 49,2
polybag
diberikan. Pemberian mulsa pada perlakuan 5 E (500 gram mulsa/
50,2
B ternyata mampu meningkatkan jumlah polybag
rata- rata polong bernas pertanaman yaitu Keterangan ns: ANOVA tidak berbeda nyata jadi
45,2 jika dibandingkan dengan perlakuan A tidak dilakukan uji DNMRT pada taraf 5%.
yang hanya 32,4. Jumlah rata- rata polong
yang banyak didapatkan pada perlakuan E Berat Biji Tanaman Kacang Kedelai
yaitu 50,2. Akan tetapi perbedaan rata- rata Dari pengamatan terhadap berat biji kacang
jumlah polong tanaman kedelai pada kedelai dengan pemberian mulsa jerami
masing- masing perlakuan setelah padi (Oryza sativa) setelah dianalisa dengan
dilakukan uji statistik tidak menunjukan sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 6.
perbedaan yang nyata pada masing- masing Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa
perlakuan. pemberian mulsa pada tanaman kedelai
Hal ini disebakan karena perlakuan memberikan pengaruh terhadap berat biji
yang diberi mulsa jerami padi yang cukup, kacang kedelai, terjadinya perbedaan berat
dapat menekan keberadaan gulma tanpa biji kedelai cukup besar antara perlakuan D
mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai dan E dibandingkan A (Kontrol). Berat biji
dibandingkan perlakuan yang tidak diberi kedelai yang diperoleh pada pengamatan ini
mulsa. Sehingga hasil yang didapatkan adalah penimbangan yang dilakukan setelah
pada tanaman kedelai untuk pembetukan dikering- anginkan selama tiga hari. Berat
cabang primer akan meningkat. Selain itu biji kedelai yang paling tinggi didapatkan
sedikitnya jumlah polong yang terbentuk pada perlakuan E yaitu 31,34 gr berbeda
pada perlakuan bergulma adalah akibat nyata dengan perlakuan A dan B tetapi
persaingan yang ditimbulkan antara sama dengan perlakuan C dan D.
tanaman dan gulma terhadap perebutan Sedangkan rata- rata berat biji yang
unsur hara dan ruang tumbuh, terutama terendah didapatkan pada perlakuan A yaitu
unsur cahaya matahari. Karena 17,01 gr dan tidak berbeda nyata dengan
78
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

perlakuan B tetapi berbeda nyata dengan sehingga pengelolaan air pada tanaman
perlakuan C, D dan E. dapat terpenuhi. Selain itu pada kondisi ini
akan didapat hasil tanaman kedelai yang
Tabel 6. Berat Biji Kacang Kedelai dalam baik.
masing- masing Perlakuan :
Berat Biji Kesimpulan
No Perlakuan (gr)
1 A (kontrol tanpa mulsa 17,01 a Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
B (200 gram mulsa/ maka didapatkan kesimpulan sebagai
2 polybag 20,49 ab berikut:
C (300 gram mulsa/ 1. Pemberian mulsa jerami padi dengan
3 polybag 20,81 b takaran 300 g/ polybag sudah mulai
D (400 gram mulsa/ menekan pertumbuhan gulma.
4 polybag 26,90 bc
2. Pada pemberian mulsa jerami padi 500 g/
E (500 gram mulsa/
5 polybag 31,34 c polybag mampu menaikkan hasil
Keterangan: Angka-angka pada lajur yang tanaman kedelai.
diikuti oleh huruf kecil yang sama, tidak
berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf Ucapan Terima Kasih
5%.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada
Hal ini membuktikan bahwa tanaman reviewer atas bantuan dan masukan dalam
kedelai mengalami kompetisi dengan gulma kesempurnaan penelitian ini.
yang tumbuh. Persaingan ini
mengakibatkan pertumbuhan dan Daftar Pustaka
perkembangan akan terganggu
Adsarwanto, 2007. Kedelai. Jakarta:
menyebabkan hasil menjadi menurun.
Penebar Swadaya
Akibat dari berkurangnya hara yang Anderson, W. P. 1997. Weed Science
diterima tanaman maka terjadi penekanan
Princple. West Publishing Co. San
dalam pembentukan biji yang tiap Fransisco.
polongnya tidak sama. Utomo et al, (1986)
Anwar, K. 1982. Pengaruh Naungan
mengatakan bahwa kompetisi gulma
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
dengan tanaman mengakibatkan Kacang Kedelai (Glycine max (L.)
berkurangnya jumlah biji perpolong.
Merr.) Tesis Sarjana Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Pengukuran Faktor Abiotik
Alam Universitas Andalas, Padang
Dari pengamatan yang telah dilakukan
Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera
maka didapatkan suhu udara dari awal Barat. 2011. Sumatera Barat dalam
penanaman sampai saat panen yaitu
Angka. Padang. 245hal.
berkisar antara 26-300C yang masih berada Dimyati, A. and L. Marwan. 1991. Strategi
dalam kisaran suhu udara yang baik bagi
dan Program Penelitian dan
tanaman kedelai. pH tanah yang diukur dari
Pengembangan Tanaman Pangan
tanaman kedelai didapatkan 5,8 – 6,2. Nasional. Dalam: Machmud, M. M.
Keadaan pH tanah yang sesuai bagi
K. Kardin dan L. Gunarto (eds).
pertumbuhan tanaman kedelai berkisar
Prosising Lokakarya Penelitian
antara 5,5- 6,5. Rata- rata kelembaban tanah
Komoditas dan Processes and
yang didapatkan dari minggu awal
Aplication. Washington D. C
penanaman hingga akhir penanaman
American Chelmical Society.
berkisar antara 70 – 81 % yang merupakan
Lamid, Z. 1983. Pengendalian Gulma pada
kisaran optimum bagi pertumbuhan
Zero dan Minimum Tillage Kedelai
tanaman kedelai. Adsarwanto (2007)
Setelah Padi Gogo. Laporan Kelti
mengatakan bahwa tanaman kedelai cocok
Kacang- kacangan. Belti Sukarami.
tumbuh pada daerah sedang dimana curah
hujan dan panas yang tidak terlalu tinggi
79
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
3(1) – Maret 2014: 73-79 (ISSN : 2303-2162)

Lamina . 1989. Kedelai dan Sukman, Y., dan Yakup. 1991. Gulma dan
Pengembangannya. CV. Simplex. Teknik Pengendaliannya. PT. Raja
Jakarta. Grafindo Persada. Jakarta.
Miller. 1970. Teknologi Pemulsaan. Syarief, E.S. 1986. Kesuburan dan
Dewaruci Press. Jakarta. 169 hal. Pemupukan Tanaman Pertanian.
Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pustaka Buana. Bandung.
Pengendalian Gulma. Buku I. Utomo, D. Nuswandari, A. P. Lontoh.
Rajawali Press. Jakarta 1986. Periode Krisis Kacang Hijau
Purwowidodo. 1988. Teknologi Mulsa. terhadap Gulma. Prosiding
Dewa Ruci Press. Jakarta. Konferensi ke VIII. HIGI. Bandung.
Rukmana, R dan U. U. S Saputro. 1999. Zimdhal, R. L.1980. Weed Crop
Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Competition. Published in The
Penerbit Kanisusu 88 hal. United States By The International
Plant Protection Center Oregen Statet
University, Corvalis. Oregon USA.

Anda mungkin juga menyukai