Anda di halaman 1dari 3

Kaizen adalah suatu metode praktis yang berfokus pada tindakan perbaikan menuju

ke arah yang lebih baik dari sebelumnya dalam menjalankan proses operasional di bidang

manufaktur, engineering, development maupun bussiness management.

Kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan cepat secara terus menerus untuk

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kaizen adalah bagaimana membuat agar pekerjaan

lebih mudah dengan selalu menyadari bahwa metoda kerja yang paling baik adalah bekerja

dengan cepat dan kondusif dalam menciptakan produk dengan kualitas yang baik.

Arti Kaizen dimaksud Continuous Improvement /  Perbaikan Berkesinambungan.

Filosofi : Tidak ada yang terbaik, yang ada adalah lebih baik

Pengertian : Kita harus selalu meningkatkan apa yang sudah kita capai

Apa yang diperbaiki? : Perilaku, Pola Pikir, Cara Kerja, Kualitas Hasil Kerja, dan lain-lain.

Sistem Ide Dalam Aktivitas Kaizen

Sistem Ide adalah contoh konkret dalam menggunakan ide-ide kreatif karyawan untuk

membuat produk sebaik mungkin.

Improvement yang dilakukan karyawan:

1. Bisa karena penugasan atasan melalui aktivitas harian.

2. Bisa berdasarkan ide karyawan sendiri yang dihasilkan dalam aktivitas QCC dapat

diajukan juga melalui Sistem Usulan Ide Kreatif.

Apakah Kaizen Merupakan Sistem Yang Efektif?

Berdasarkan testimoni dari perusahaan otomotif Jepang dan perusahaan-perusahaan

lainnya Kaizen terbukti merupakan metode yang sangat efektif dan kuat. Namun dalam

beberapa organisasi ada juga yang mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan

filosofi Kaizen tersebut. Kegagalan kaizen karena perusahaan yang menerapkan kaizen

belum sepenuhnya berkomitmen untuk menempatkan dan merespon kaizen sebagai

landasan strategi.
Dalam penerapannya, kaizen harus dimulai dari perubahan pola pikir (mindset) dari setiap

individu dari organisasi tersebut. Perlu diingat bahwa melihat keberhasilan pencapaiannya

tidak bisa dalam jangka pendek namun berupa suatu akumulasi keberhasilan dalam konteks

jangka panjang.

Mengapa karyawan perlu berpartisipasi? Untuk memberikan kesempatan bagi karyawan

untuk mendesain kembali pekerjaan mereka.

Dalam menerapkan Kaizen di tempat kerja, anggota organisasi di dalam perusahaan harus

bekerja sama dalam mematuhi minimal tiga hal, sebagai berikut:

1. Pemeliharaan Tempat Kerja (5S)

Dalam bahasa Jepang disebut sebagai 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)

atau disebut juga 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). Inti dari 5R, Karyawan

mengikuti semua aturan yang disepakati dan ditetapkan pada tiap langkah 5R. Saat

mencapai step rajin, mereka telah cukup terbekali untuk mengikuti dan mematuhi berbagai

aturan lain dalam pekerjaan mereka.

2. Menghilangkan Pemborosan

Kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah adalah pemborosan. SDM di tempat kerja

memiliki dua kemungkinan yaitu apakah ia memberikan nilai tambah atau tidak memberikan

nilai tambah. Hal ini juga berlaku bagi sumber daya perusahaan lainnya. Kaizen lebih

menekankan menghilangkan pemborosan daripada menambah investasi bisnis.

3. Standardisasi

Kemajuan yang diraih bukanlah hasil satu lompatan besar ke depan, tetapi diraih karena

perubahan kecil tanpa henti yang berhubungan dengan produk atau jasa. Di dalam kaizen,

kesempurnaan itu tidak ada. Artinya tidak ada kemajuan sistem yang bisa memenuhi ideal,

selalu saja ada ruang untuk melakukan perbaikan dengan cara menerapkan usaha yang

memberi nilai tambah dan mengeliminasi usaha yang tidak memberi nilai tambah.

Di Kaizen, istilah standarisasi lebih mewakilkan terhadap aktivitasnya. Di mana standarisasi

tersebut bersifat sementara. Standarisasi dipertahankan sampai ada karyawan yang dapat

mengerjakan suatu aktivitas dengan lebih baik. Tidak ada standar yang bersifat permanen
tetapi harus terus diperbaiki. Filosofi kaizen menganggap bahwa cara kerja perlu

disempurnakan setiap saat dan tidak ada satu haripun berlalu tanpa penyempurnaan di

dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai