Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IX

GENETIKA
(ABKC 2305)

“SIMULASI SINTESIS PROTEIN”

Disusun Oleh :
Nur Alita Yulianti
(1910119120011)
Kelompok VI A

Asisten Dosen :
Abdul Majid
Nida Lessy

Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. H. M. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
DESEMBER
2020
PRAKTIKUM IX
Topik : Simulasi Sintesis Protein
Tujuan : 1. Mengetahui kode genetic yang didapatkan pada proses simulasi
protein
2. Mengetahui mekanisme sintesis protein dalam tubuh makhluk
hidup melalui simulasi
Hari/tanggal : Selasa/8 Desember 2020
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Karton 3. Alat dokumentasi
2. Alat tulis 4. Alat musik
B. Bahan :
Peserta peraga, yaitu:
1. 10 orang sebagai DNA Sense
2. 10 orang sebagai DNA Antrisense
3. 10 orang sebagai mRNA
4. 5 orang sebagai tRNA
5. 5 orang sebagai Asam amino
6. 2 orang sebagai SBP
7. 2 orang sebagai enzim
8. 1 orang sebagai ribosom besar
9. 1 orang sebagai ribosom kecil
10. 1 orang sebagai narrator
11. 2 orang sebagai pemusik

II. CARA KERJA


1. Mempelajari materi sintesis protein.
2. Menyiapkan konsep dan melakukan latihan untuk drama musikal simulasi
sintesis protein.
3. Melakukan pementasan drama musical simulasi sintesis protein.

III. TEORI DASAR


Tempat basa nitrogen itu adalah U, C, A, G, dapat sebagai alphabet
dalam molekul ADN, seperti yang kita ketahui sampai sekarang dikenal 20
macam asam amino, yang menjadi masalah dari kode genetic itu adalah
bagaimanakah empat basa nitrogen itu dapat diterjemahkan dalam 20
macam asam amino yang menjadi bahan dasar protein.
Telah diketahui bahwa ADN adalah bahan genetic yang member
informasi genetic dari sel ke sel dan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sebuah pita molekul ADN terdiri dari tiga persenyawaan
kimia, yaitu asam popat, gula dioksibosa dan basa nitrogen, tulang
punggung asam pospat-deoksiribosa selalu sama untuk berbagai segmen
dari molekul ADN. Tetapi basa nitrogennya berbeda-beda, berhubungan
dengan itu informasi genetic tergantung dari urutan basa nitrogen yang
menyusun segmen molekul itu.
Satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino
dinamakan kodon, kemungkinan kode genetic yang paling sederhana ialah
kode singlet, dimana sebuah nukleotida member kode untuk sebuah asam
amino. Mengingat adanya 20 macam asam amino, maka baru 4 macam
asam amino saja yang dapat diberi kode penyelidikan beberapa ahli seperti
Nirenbang (1961), dkk, asam amino yang memiliki sifat structural hampir
sama cenderung mempunyai kodon sekeluarga.
Beberapa sifat dari kode triplet ialah:
A. Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa tunggalpun yang
dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon
sehingga enam empat kodon itu semua berbeda-beda nukleotidanya.
B. Kodon AUG disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai
sintesis rantai polipeptida.
C. Kode genetic ini memiliki banyak sinonim sehingga hampir semua
asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon, contohnya tiga
asam amino, yaitu argenin, serin dan leusin masing-masing
mempunyai enam kodon sinonim. Tetapi untuk banyak kodon sinonim
yang menyatakan asam amino, dua basa permulaan dari triplet adalah
tetap, sedangkan basa yang ketiga dapat berlainan.
D. Kode genetic dapat mempunyai dua arti kodon yang sama dapat
diperinci lebih dari satu asam amino sebagai contoh kodon UUU
biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada Stepto
misin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau serin.
E. Kode genetic itu ternyata universal, karena kode yang sama berlaku
untuk semua macam makhluk hidup.
F. Beberapa kodon dinamakan kodon non-sense karena kodon-kodon ini
tidak merupakan kode untuk salah satu asam amino pun misalnya
UAA, UAG, dan UGA (Halang, 2019).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. DNA DNA mRNA tRNA Asam
Sense Antisense Amino
1. TAC ATG AUG UAC Methionine
2. ACA TGT UGU UUC Lysine
3. TTC AAG AAG AAA Leucine
4. GGA CCT CCU AAG Serine
5. AAA TTT UUU AUC STOP
6. CCA GGT GGU
7. AAG TTC UUG
8. GGG CCC CCC
9. ATC TAG UAG
10. GCC CGG CGG
Keterangan :
A : Adenin G : Guanin
C : Sitosin U : Urasil
B. Berdasarkan literatur

(Sumber : Sridianti. 2012)


V. ANALISIS DATA
Protein berfungsi dalam banyak aspek kehidupan selular dan
terdapat ribuan atau bahkan puluhan ribu protein berbeda dalam sebuah sel
tunggal. Enzim yang mempercepat banyak reaksi kimia dalam sel terbuat
dari rantai-rantai protein. Sejumlah hormon, misalnya insulin, juga terbuat
dari protein (Elrod dan Stansfield, 2002: 55 - 56). Terdapat dua tahapan
dalam pembentukan protein yang secara keseluruhan disebut sintesis protein
(Elrod dan Stansfield, 2002 : 61- 62).
1. Transkripsi
Tahap pertama pembentukan protein adalah transkripsi DNA menjadi
molekul RNA-d. Proses tersebut dilaksanakan oleh enzim RNA
polimerase. Enzim ini melekat ke DNA pada sekuens nukleotida
spesifik yang disebut promotor. Promotor merupakan tanda awal
dimulainya proses transkripsi
2. Translasi
Dalam tahap ini, terjadi penerjemahan sekuens nukleotida menjadi
sekuens asam amino protein.
Berdasarkan simulasi praktikum yang di lakukan terdapat dua
tahapan dalam proses sintesis protein yaitu transkripsi dan translasi. Proses
transkripsi berupa DNA mencetak RNA d untuk membawa kode-kode
pembentukan protein berdasarkan pada urutan basa nitrogennya. Kemudian
RNA d keluar dari nukleus menuju ke ribosom di sitoplasma yang mana
RNA d tadi berfungsi untuk pola cetakan dan berakhir dengan RNA d
melekat pada ribosom. Proses translasi berupa penerjemahan kode-kode
genetik atau sering disebut kodon oleh RNA t berupa urutan asam-asam
amino yang diinginkan. RNA t yang ada di sitoplasma datang dengan
membawa asam amino yang sesuai dengan kodon yang dibawa oleh RNA d.
Antikodon dari RNA t berpasangan dengan kodon RNA d berdasarkan
pasangan basa nitrogennya. Asam amino yang dibawa oleh RNA t akan
saling bergandengan dengan ikatan peptida dalam urutan yang sesuai
dengan kodon RNA d sehingga terbentuklah protein yang diinginkan.
Protein yang diihasilkan merupakan enzim yang mengatur metabolisme sel.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, pertama-tama di dalam sel
terdapat DNA berbentuk seperti dua spiral yang sering disebut sebagai
double helix dengan basa nitrogen yang saling berikatan berupa kode-kode
genetik atau disebut dengan kodon. Tahap transkripsi terjadi di dalam
nukleus, terdapat beberapa enzim yaitu enzim helikase yang berperan untuk
memutuskan ikatan hidrogen pada DNA yang kemudian distabilkan oleh
SBP (Single Blinding Protein) agar tidak kembali bersatu. Kemudian ada
enzim polimerase berfungsi untuk mentranskripsi sense untuk membentuk
mRNA. Tahap transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang
ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA. Lalu mRNA yang terbentuk
dari tahap transkripsi akan meninggalkan nukleus untuk menuju sitoplasma
dibantu dengan RNA t dan ribosom dalam tahap translasi. Kemudian DNA
kembali berikatan dengan basa nitrogen masing-masing.
Setelah mRNA tiba di sitoplasma untuk mencari ribosom. Untaian
mRNA terdiri dari ekson dan intron. Ekson merupkan urutan nukleotida
yang mengkode protein dan intron merupakan urutan nukleotida yang tidak
mengkode untuk protein sehingga hanya urutan ekson dari mRNA yang
berperan dalam tahap translasi. Tahap translasi terjadi di sitoplasma,
tepatnya pada ribosom yang tersusun atas molekul-molekul beberapa
macam protein yang terdiri dari sub-unit kecil dan sub-unit besar. Tahap
translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA sehingga
membentuk protein yang sesuai. Sintesis protein diawali kodon start dan
diakhiri kodon stop. Kumpulan asam amino ini bergabung menjadi protein.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa informasi yang disandikan
dalam suatu gen menemukan ekspresi akhir pada runtutan asam-asam amino
suatu polipeptida. Asam-asam amino yang terbentuk berbeda satu dengan
yang lain, selama sintesa protein asam-asam amino menjadi kovalen terikat
oleh ikatan peptida yang dibentuk oleh hidrolisis dari kelompok-kelompok
amino dan karboksil (Kimball, 1983). Kode genetik adalah universal,
artinya kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup. Protein
mempunyai peranan penting dalam organisasi structural dan fungsional dari
sel. Protein structural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa
bagian di luar sel seperti kutikula, serabut, dsb. Protein fungsional (misalnya
enzim dan hormone) mengawasi hampir semua kegiatan metabolism,
biosintesa, pertumbuhan, perfanasan dan perkembangbiakan sel. Berbagai
macam protein dibuat oleh berbagai tipe sel. Proses pembuatan protein
menyangkut salah satu dari dogma pusat dari Biologi Molekuler, yang
menyatakan bahwa informasi genetic itu beralih dari asam nukleat ke
protein (Suryo, 2013).
Menurut Sarmoko (2011), aliran informasi genetik mirip dengan
urutan-urutan huruf tertentu yang menyampaikan informasi dalam bahasa
tulisan. Pada DNA atau RNA, monomernya merupakan keempat jenis
nukleotida yang berbeda dalam basa nitrogennya. Gen biasanya panjangnya
mencapai ratusan atau ribuan nukleotida, masing-masing memiliki urutan
basa yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki
monomer yang tersusun pada struktur primer, tetapi monomernya adalah ke-
20 asam amino tersebut. Dengan demikian, asam nukleat dan protein berisi
informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimia yang berbeda. Untuk beralih
dari DNA, yang ditulis dalam satu bahasa, ke protein, yang ditulis dalam
bahasa lain, membutuhkan dua tahapan utama yaitu transkripsi dan translasi.
Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan template DNA.
Kedua asam nukleat menggunakan bahasa yang sama dan informasinya
tinggal ditranskripsi (disalin) dari satu molekul ke molekul yang lain. Persis
sebagai mana saat proses replikasi, untai DNA menyediakan suatu cetakan
(template) untuk sintesis untai komplemen terbaru, pada transkripsi juga
disediakan template untuk menyusun RNA. Molekul RNA yang dihasilkan
merupakan transkrip penuh dari perintah pembangun protein dari gen
tersebut. Jenis molekul RNA ini disebut RNA messenger atau mRNA
(Sarmoko, 2011).
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada
pada urutan DNAmenjadi molekul RNA. Menurut Sarmoko (2011),
mekanisme dasar sintesis RNA Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Faktor-faktor pengendali transkripsi menempel di bagian promoter,
misalnyaRNA polimerase (Inisiasi).
2. Pembentukan kompleks promotor terbuka (open promoter complex).
Tidak seperti replikasi di mana DNA benar-benar dibuka, pada
transkripsi pilinan DNA dibuka namun masih tetap di dalam RNA
polimerase.
3. RNA polimerase membaca DNA cetakan (template) dan mulai
melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer (Elongasi).
4. Setelah pemanjangan untaian RNA, diikuti dengan terminasi yang
ditandai dengan lepasnya RNA polimerase dari DNA yang
ditranskripsi (Terminasi).
Sedangkan translasi merupakan sintesis polipeptida yang
sesungguhnya, yang terjadi berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini
terjadi perubahan bahasa, sel menerjemahkan (mentranslasi) urutan basa
molekul mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Tempat translasi
adalah ribosom yang terletak di sitoplasma (Sarmoko, 2011).
VI. KESIMPULAN
1. Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi structural dan
fungsional dari sel.
2. Dalam sintesis protein sangat diperlukan molekul-molekul serta organel
seperti asam amino, DNA, RNA, ribosom, dan enzim-enzim.
3. Sintesis protein terjadi melalui dua tahapan, yaitu transkripsi dan translasi.
4. Tahap transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada
pada urutan DNA menjadi molekul RNA.
5. Tahap translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA
sehingga membentuk protein yang sesuai
VII. DAFTAR PUSTAKA
Elrod, S. dan Stansfield, W. 2007. Schaum’s Outlines: Genetika.
Terjemahan oleh Damaring Tyas W. Jakarta: Erlangga.

Halang, Bunda. 2019. Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin : CV.


Batang

Kimball, J.W. 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sarmoko. 2011. From Gene To Protein: Molecular Biology. Yogyakarta :


Department of Phamacy UNSOED.

Sridianti. 2012. Proses Sintesis Protein. Diakses melalui


http://www.sridianti.com/bagaimana-proses-sintesis-protein-
berlangsung.html pada tanggal 21 Mei 2019.

Suryo. 2013. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai