Anda di halaman 1dari 19

Pengertian, Jenis dan Struktur Asam Nukleat

Posted on Januari 28, 2015 by Hikmat


Sebuah asam nukleat adalah senyawa organik kompleks yang ditemukan di semua organisme
hidup. Asam nukleat ditemukan pada tahun 1869 oleh ahli biokimia Swiss Johann Friedrich
Miescher (1844-1895).

Miescher menemukan adanya senyawa organik yang tidak biasa dalam inti sel dan memberikan
senyawa yang nama nuklein. Senyawa tidak biasa karena mengandung kedua nitrogen dan
fosfor, selain karbon, hidrogen, dan oksigen.

Nuklein adalah salah satu senyawa organik pertama yang telah ditemukan yang berisi kombinasi
elemen. Meskipun penelitian kemudian menunjukkan bahwa berbagai bentuk nuklein terjadi di
bagian lain dari sel, nama tetap dalam bentuk dimodifikasi oleh yang diketahui saat ini: asam
nukleat.

Struktur asam nukleat


Asam nukleat merupakan polimer, molekul yang sangat besar yang terdiri dari unit yang lebih
kecil berulang kali lagi dan lagi. Unit-unit kecil yang polimer yang dibuat dikenal sebagai
monomer. Dalam kasus asam nukleat, monomer yang disebut nukleotida. Asam Amino: Salah
satu senyawa sekitar dua lusin kimia dari mana protein dibuat.

Sitoplasma: Cairan dalam sel yang mengelilingi inti dan kompartemen membran-tertutup
lainnya. Helix ganda: Bentuk diambil oleh molekul DNA dalam inti.

Rekayasa genetika: Manipulasi isi genetik dari suatu organisme untuk kepentingan analisis
genetik atau untuk memproduksi atau memperbaiki suatu produk.

Monomer: Sebuah molekul kecil yang dapat dikombinasikan dengan dirinya sendiri berkali-kali
selama membuat molekul besar, polimer. Basa nitrogen: Sebuah komponen dari nukleotida dari
asam nukleat yang dibuat. Ini terdiri dari cincin yang mengandung karbon, nitrogen, oksigen,
dan hidrogen.

Nukleotida: Unit dasar asam nukleat. Ini terdiri dari gula sederhana, gugus fosfat, dan basa
nitrogen yang mengandung.

Inti: Sebuah kompartemen dalam sel yang tertutup oleh membran dan yang berisi informasi
genetik. Gugus fosfat: Pengelompokan atom satu atom fosfor dan empat oksigen yang terjadi
pada nukleotida.

Protein: Sebuah senyawa kimia kompleks yang terdiri dari banyak asam amino melekat satu
sama lain yang penting untuk struktur dan fungsi semua sel hidup.
Ribosom: struktur kecil dalam sel di mana protein
diproduksi.
Struktur yang tepat dari nukleotida dan asam nukleat yang sangat kompleks. Semua nukleotida
terdiri dari tiga komponen: gula sederhana, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Sebuah gula
sederhana adalah molekul organik yang mengandung hanya karbon, hidrogen, dan oksigen.

Mungkin yang paling terkenal dari semua gula sederhana adalah glukosa, gula yang terjadi
dalam darah mamalia dan, ketika dicerna, menyediakan energi bagi gerakan mereka. Sebuah
kelompok fosfat hanyalah sebuah atom fosfor yang empat atom oksigen yang terpasang. Dan
basa nitrogen adalah senyawa organik sederhana yang mengandung nitrogen selain karbon,
oksigen, dan hidrogen.

Jenis asam nukleat


Asam nukleat merujuk pada seluruh kelas senyawa yang mencakup puluhan contoh yang
berbeda. Fosfat (P) kelompok dalam semua asam nukleat yang persis sama. Namun, dua jenis
gula yang ditemukan dalam asam nukleat. Salah satu jenis gula yang disebut deoksiribosa. Jenis
lain disebut ribosa. Perbedaan antara dua senyawa adalah deoksiribosa berisi satu kurang oksigen
(deoksi berarti “tanpa oksigen”) daripada ribosa.

Asam nukleat yang berisi deoksiribosa gula disebut asam deoksiribonukleat, atau DNA; yang
mengandung ribosa disebut asam ribonukleat, atau RNA. Asam nukleat juga mengandung lima
jenis basa nitrogen. Nama-nama mereka dasar dan singkatan yang digunakan bagi mereka yang
adenin (A), sitosin (C), guanin (G), timin (T), dan urasil (U).

Asam deoksiribonukleat semuanya mengandung empat pertama basa nitrogen ini: A, C, G, dan
T. ribonukleat asam semuanya mengandung tiga pertama (A, C, G) dan urasil, tapi tidak timin.
Molekul DNA dan RNA berbeda satu sama lain, oleh karena itu, sehubungan dengan gula yang
dikandungnya dan berkaitan dengan basa nitrogen yang dikandungnya. Mereka berbeda dalam
dua hal penting lainnya: struktur fisik mereka dan peran mereka bermain dalam organisme hidup.

Asam deoksiribonukleat (DNA).


Sebuah molekul tunggal DNA terdiri dari dua helai sangat panjang nukleotida, mirip dengan
struktur dari semua asam nukleat. Dua helai berbaris sehingga basa nitrogen yang membentang
dari tulang punggung gula-fosfat saling berhadapan. Akhirnya, dua helai yang melilit satu sama
lain, seperti sepasang kabel telepon melingkar melilit satu sama lain. Molekul memutar dikenal
sebagai double helix.

Fungsi DNA.
Salah satu penemuan terbesar biologi modern terjadi pada tahun 1953 ketika ahli biologi
Amerika James Watson (1928-) dan kimiawan Inggris Francis Crick (1916) menemukan peran
DNA dalam organisme hidup. DNA, Watson dan Crick mengumumkan, adalah “materi genetik,”
substansi kimia dalam semua sel hidup yang melewati karakteristik genetik dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

Bagaimana DNA melakukan fungsi ini? Ketika ahli biologi mengatakan bahwa karakteristik
genetik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, salah satu cara untuk
memahami pernyataan yang mengatakan keturunan yang tahu bagaimana untuk menghasilkan
jenis yang sama dari bahan kimia yang mereka butuhkan dalam tubuh mereka seperti yang
dilakukan orang tua mereka.

Secara khusus, mereka tahu bagaimana untuk menghasilkan yang paling penting dari semua
bahan kimia dalam organisme hidup: protein. Protein sangat penting untuk fungsi dan struktur
dari semua sel hidup.

Pengertian, Jenis dan Struktur Asam Nukleat

Watson dan Crick mengatakan bahwa cara basa nitrogen yang berbaris dalam molekul DNA
merupakan semacam “kode.” Kode ini tidak semua yang berbeda dari kode Anda dapat
menggunakan dengan teman: A = 1, B = 2, C = 3, dan seterusnya. Dalam DNA, namun,
dibutuhkan tiga basa nitrogen untuk membentuk kode. Misalnya, kombinasi CGA berarti satu hal
ke sel, kombinasi GTC lain, CCC kombinasi ketiga, dan seterusnya.

Setiap kemungkinan kombinasi tiga basa nitrogen dalam molekul DNA singkatan satu asam
amino. Asam amino adalah senyawa kimia yang terbentuk protein. Sebagai contoh, protein yang
memberitahu tubuh untuk membuat mata biru mungkin terdiri dari seribu asam amino diatur
dalam urutan A 15 -A 4 -A 11 -A 8 -A 5 – dan seterusnya.

Apa Watson dan Crick mengatakan adalah bahwa setiap urutan yang berbeda dari basa nitrogen
dalam molekul DNA singkatan dari urutan tertentu molekul asam amino dan, dengan demikian,
untuk protein tertentu. Dalam contoh di atas, urutan N 4 -N 1 -N 2 -N 3 -N 4 -N 3 -N 3 -N 1 -N 4
mungkin dibayangkan berdiri untuk urutan asam amino A 15 -A 4 -A 11 -A 8 -A 5 – , pada
gilirannya, dapat berdiri untuk protein untuk mata biru.
Pengertian, Jenis dan Struktur Asam Nukleat

Ketika setiap set sel tentang tugas membuat bahan kimia khusus untuk yang bertanggung jawab,
maka, “terlihat” di molekul DNA pada intinya. Kode yang terkandung dalam molekul tersebut
menceritakan sel yang bahan kimia untuk membuat dan bagaimana cara membuatnya.

Asam ribonukleat.
Jadi apa peran yang asam ribonukleat (RNA) molekul bermain di sel? Sebenarnya pertanyaan
yang sedikit rumit karena ada setidaknya tiga jenis penting dari RNA: RNA (mRNA);
mentransfer RNA (tRNA); dan RNA ribosom (rRNA). Dalam diskusi ini, kita fokus pada hanya
yang pertama dua jenis RNA: mRNA dan tRNA.

DNA biasanya hanya ditemukan dalam inti sel. Namun protein tidak dibuat di sana. Mereka
dibuat di luar sel dalam partikel kecil yang disebut ribosom. Peran utama dari mRNA dan tRNA
adalah untuk membaca pesan genetik yang tersimpan dalam molekul DNA dalam inti, membawa
pesan yang keluar dari inti dan ribosom dalam sitoplasma sel, dan kemudian menggunakan pesan
itu untuk membuat protein.

Langkah pertama dalam proses berlangsung di dalam inti sel. Sebuah molekul DNA dalam inti
digunakan untuk membuat merek molekul mRNA baru yang terlihat hampir identik dengan
molekul DNA. Perbedaan utama adalah bahwa molekul mRNA adalah untai tunggal panjang,
seperti sepotong panjang spaghetti. Para basa nitrogen pada untai panjang ini adalah bayangan
cermin dari basa nitrogen dalam DNA.

Dengan demikian, mereka membawa pesan genetik persis sama dengan yang disimpan dalam
molekul DNA. Setelah terbentuk, molekul mRNA melewati keluar dari inti dan ke dalam
sitoplasma, di mana ia menempel ribosom. The mRNA sekarang hanya menunggu untuk
produksi protein untuk memulai.

Agar langkah itu berlangsung, molekul asam amino di seluruh sitoplasma harus “ditangkap” dan
dikirim ke ribosom. Di sana mereka harus berkumpul persis urutan yang benar, sebagaimana
ditentukan oleh pesan genetik pada molekul mRNA.

“operator” untuk molekul asam amino adalah molekul RNA transfer (tRNA). Setiap molekul
tRNA yang berbeda memiliki dua ujung yang berbeda. Salah satu ujung dirancang untuk mencari
dan melampirkan sendiri ke beberapa asam amino tertentu. Ujung dirancang untuk mencari dan
melampirkan sendiri ke beberapa urutan tertentu basa nitrogen.

Dengan demikian, setiap molekul tRNA beredar di sel menemukan asam amino tertentu yang
dirancang. Ini menempel pada molekul itu dan kemudian mentransfer molekul ke ribosom. Pada
ribosom, ujung molekul tRNA menempel pada molekul mRNA hanya dalam posisi yang tepat.
Proses ini diulang lagi dan lagi sampai setiap posisi pada mRNA yang
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks,
berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam
ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus.

Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel. Asam
nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya adalah nukleotida. Setiap nukleotida
terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah
gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat. Jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang
terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat
mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam
nukleat tersebut memiliki perbedaan: adenina, sitosina, dan guanina dapat ditemukan pada RNA
maupun DNA, sedangkan timina dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan
hanya pada RNA.

Asam deoksiribonukleat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari DNA)

Struktur heliks ganda DNA. Atom-atom pada struktur tersebut diwarnai sesuai dengan unsur kimianya
dan struktur detail dua pasangan basa ditunjukkan oleh gambar kanan bawah
Gambaran tiga dimensi DNA

Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan singkatan DNA (bahasa Inggris:


deoxyribonucleic acid), adalah sejenis biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-
instruksi genetika setiap organisme dan banyak jenis virus. Instruksi-instruksi genetika ini
berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi organisme dan virus. DNA
merupakan asam nukleat; bersamaan dengan protein dan karbohidrat, asam nukleat adalah
makromolekul esensial bagi seluruh makhluk hidup yang diketahui. Kebanyakan molekul DNA
terdiri dari dua unting biopolimer yang berpilin satu sama lainnya membentuk heliks ganda. Dua
unting DNA ini dikenal sebagai polinukleotida karena keduanya terdiri dari satuan-satuan
molekul yang disebut nukleotida. Tiap-tiap nukleotida terdiri atas salah satu jenis basa nitrogen
(guanina (G), adenina (A), timina (T), atau sitosina (C)), gula monosakarida yang disebut
deoksiribosa, dan gugus fosfat. Nukleotida-nukelotida ini kemudian tersambung dalam satu
rantai ikatan kovalen antara gula satu nukleotida dengan fosfat nukelotida lainnya. Hasilnya
adalah rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling. Menurut kaidah pasangan basa (A
dengan T dan C dengan G), ikatan hidrogen mengikat basa-basa dari kedua unting polinukleotida
membentuk DNA unting ganda

Dua unting DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa keduanya berpasangan secara
berlawanan. Pada setiap gugus gula, terikat salah satu dari empat jenis nukleobasa. Urutan-
urutan empat nukleobasa di sepanjang rantai punggung DNA inilah yang menyimpan kode
informasi biologis. Melalui proses biokimia yang disebut transkripsi, unting DNA digunakan
sebagai templat untuk membuat unting RNA. Unting RNA ini kemudian ditranslasikan untuk
menentukan urutan asam amino protein yang dibangun.

Struktur kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk menyimpan informasi biologis
setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA resisten terhadap pembelahan kimia, dan kedua-
dua unting dalam struktur unting ganda DNA menyimpan informasi biologis yang sama.
Karenanya, informasi biologis ini akan direplikasi ketika dua unting DNA dipisahkan. Sebagian
besar DNA (lebih dari 98% pada manusia) bersifat non-kode, yang berarti bagian ini tidak
berfungsi menyandikan protein.

Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom. Semasa pembelahan sel, kromosom-kromosom ini
diduplikasi dalam proses yang disebut replikasi DNA. Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan,
fungi, dan protista) menyimpan kebanyakan DNA-nya dalam inti sel dan sebagian kecil sisanya
dalam organel seperti mitokondria ataupun kloroplas.[1] Sebaliknya organisme prokariotik
(bakteri dan arkaea) menyimpan DNA-nya hanya dalam sitoplasma. Dalam kromosom, protein
kromatin seperti histon berperan dalam penyusunan DNA menjadi struktur kompak. Struktur
kompak inilah yang kemudian berinteraksi antara DNA dengan protein lainnya, sehingga
membantu kontrol bagian-bagian DNA mana sajakah yang dapat ditranskripsikan.

Para ilmuwan menggunakan DNA sebagai alat molekuler untuk menyingkap teori-teori dan
hukum-hukum fisika, seperti misalnya teorema ergodik dan teori elastisitas. Sifat-sifat materi
DNA yang khas membuatnya sangat menarik untuk diteliti bagi ilmuwan dan insinyur yang
bekerja di bidang mikrofabrikasi dan nanofabrikasi material. Beberapa kemajuan di bidang
material ini misalnya origami DNA dan material hibrida berbasis DNA.[2]

Daftar isi
 1 Sifat-sifat DNA
o 1.1 Nukleobasa DNA
o 1.2 Alur DNA
o 1.3 Pemasangan basa
o 1.4 Sense dan antisense
o 1.5 Pemilinan kumparan (Supercoiling)
o 1.6 Struktur alternatif DNA
 2 Fungsi biologis
o 2.1 Replikasi
 3 Penggunaan DNA dalam teknologi
o 3.1 DNA dalam forensik
o 3.2 DNA dalam komputasi
 4 Sejarah
 5 Referensi

Sifat-sifat DNA
Struktur kimia DNA; ikatan hidrogen ditunjukkan oleh garis putus-putus

DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri dari satuan-satuan berulang yang disebut
nukleotida.[3][4][5] Tiap-tiap nukleotida terdiri dari tiga komponen utama, yakni gugus fosfat, gula
deoksiribosa, dan basa nitrogen (nukleobasa)[6]. Pada DNA, nukleobasa yang ditemukan adalah
Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C) dan Timina (T). Nukleobasa yang terhubung dengan
sebuah gugus gula disebut sebagai nukleosida, dan nukleosida yang terhubung dengan satu atau
lebih gugus fosfat disebut sebagai nukleotida. Polimer yang terdiri dari nukleotida yang saling
terhubung menjadi satu rantai disebut sebagai polinukleotida.[7] Sehingga DNA termasuk pula ke
dalam polinukleotida.

Rantai punggung unting DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.[8] Gula
pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula
terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu
gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Ikatan yang tidak simetris ini membuat DNA
memiliki arah atau orientasi tertentu. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada
satu unting berlawanan dengan orientasi nukleotida unting lainnya. Hal ini disebut sebagai
antiparalel. Kedua ujung asimetris DNA disebut sebagai 5' (lima prima) dan 3' (tiga prima).
Ujung 5' memiliki gugus fosfat terminus, sedangkan ujung 3' memiliki gugus hidroksi terminus.
Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya, yakni gula 2-deoksiribosa
pada DNA digantikan gula ribosa pada RNA.[9]

Dalam organisme hidup, DNA biasanya ditemukan dalam bentuk berpasangan dan terikat kuat.
[10][9]
Dua unting DNA saling berpilin membentuk heliks ganda. Heliks ganda ini distabilisasi
oleh dua gaya utama: ikatan hidrogen antar nukleotida dan interaksi tumpukan antar nukleobasa
aromatik.[11] Dalam lingkungan sel yang berair, ikatan π konjugasi antar basa nukleotida tersusun
tegak lurus terhadap sumbu pilinan DNA. Hal ini meminimalisasi interaksi dengan cangkang
solvasi, dan sehingganya menurunkan energi bebas Gibbs.

Struktur DNA semua jenis spesies terdiri dari dua rantai heliks yang berpilin dengan jarak antar
putaran heliks 34 Å (3,4 nanometer) dan jari-jari 10 Å (1.0 nanometer).[12] Menurut kajian
lainnya, ketika diukur menggunakan larutan tertentu, rantai DNA memiliki lebar 22-26 Å (2,2-
2,6 nanometer) sedangkan satu satuan nukleotida memiliki panjang 33 Å (0,33 nm).[13] Walaupun
satuan nukleotida ini sangatlah kecil, polimer DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang
terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom 1 yang merupakan kromosom terbesar pada
manusia mengandung sekitar 220 juta pasangan basa.[14]

Nukleobasa DNA

Nukleobasa diklasifikasikan ke dalam dua jenis: purina (A dan G) yang berupa fusi senyawa
heterolingkar beranggota lima dengan senyawa heterolingkar beranggota enam, dan pirimidina
(C dan T) yang berupa cincin beranggota enam.[9] Pirimidina lainnya, urasil (U), biasanya
menggantikan timina pada DNA. Perbedaan urasil dengan timina terletak pada ketiadaan gugus
metil pada cincin urasil. Selain kelima nukleobasa tersebut, terdapat pula sejumlah besar analog
asam nukleat buatan yang telah disintesis untuk mengkaji sifat-sifat asam nukleat dan digunakan
dalam bioteknologi.[15]

Urasil biasanya tidak ditemukan dalam DNA (ditemukan dalam sel hanya sebagai produk uraian
sitosina). Namun pada sejumlah bakteriofag– bakteriofag PBS1 dan PBS2 Bacillus subtilis dan
bakteriofag piR1-37 Yersinia– timina telah digantikan oleh urasil.[16] Fag lainnya - fag S6
Staphylococcus - juga telah diidentifikasi mempunyai urasil pada genomnya.[17]

Basa J (beta-d-glukopiranosiloksimetilurasil) yang merupakan bentuk modifikasi dari urasil juga


dapat ditemukan pada sejumlah organisme: flagellata Diplonema dan Euglena, dan seluruh
organisme marga kinetoplastid[18] Biosintesis basa J terjadi dalam dua tahap: pada tahap pertama,
basa timina spesifik pada DNA diubah menjadi hidroksimetildeoksiuridina (HOMedU); pada
tahap kedua HOMedU diglikosilasi menjadi basa J.[19] Protein-protein yang mengikat basa J ini
juga telah berhasil diidentifikasi.[20][21][22] Protein-protein ini tampaknya merupakan kerabat jauh
dari onkogen Tet1 yang terlibat dalam patogenesis leukimia myeloid akut.[23] Basa J tampaknya
bekerja sebagai sinyal terminasi untuk RNA polimerase II.[24][25]

Alur mayor dan minor DNA. Alur minor merupakan tapak pengikatan untuk Hoechst 33258.
Alur DNA

Pada struktur heliks ganda DNA, terdapat ruang antar unting DNA yang juga berbentuk alur
heliks. Ruang kosong ini bersebelahan dengan pasangan basa dan merupakan tapak ikatan yang
potensial. Dikarenakan kedua unting DNA tidak berposisi secara simetris satu sama lainnya, alur
yang dihasilkan jugalah tidak berukuran sama. Satu alur yang disebut alur mayor, memiliki lebar
22 Å, sedangkan alur lainnya yang disebut alur minor, memiliki lebar 12 Å.[26] Lebarnya alur
mayor berarti bahwa tepi-tepi basa nukleotida dapat lebih mudah diakses melalui alur mayor
daripada melalui alur minor. Akibatnya, protein-protein seperti faktor-faktor transkripsi yang
mengikat pada urutan basa tertentu biasanya melakukan kontak dengan basa melalui alur mayor.
[27]
Situasi ini dapat bervariasi pada konformasi DNA yang tak lazim dalam sel, walaupun alur
mayor dan minor selalu dinamai demikian untuk menrefleksikan perbedaan ukuran yang terlihat
apabila DNA dipuntir balik menjadi bentuk lazim B.

Pemasangan basa
Info lebih lanjut: Pasangan basa

Pada heliks ganda DNA, tiap jenis nukleobasa pada satu unting DNA berikatan hanya dengan
satu jenis nukleobasa dari unting DNA lainnya. Hal ini disebut sebagai pemasangan basa
komplementer. Purina akan membentuk ikatan hidrogen dengan pirimidina; adenina berikatan
dengan timina dalam dua ikatan hidrogen, dan sitosina berikatan dengan guanina dalam tiga
ikatan hidrogen. Susunan dua nukleotida ini disebut sebagai satu pasangan basa. Karena ikatan
hidrogen tidak bersifat kovalen, ia dapat putuskan dan digabung kembali relatif mudah. Kedua
unting DNA dalam heliks ganda oleh karenanya dapat ditarik terbuka seperti zipper, baik melalui
gaya mekanika maupun temperatur tinggi.[28] Karena pasangan basa ini bersifat komplementer,
semua informasi pada urutan unting ganda heliks DNA terduplikasi pada tiap unting. Hal ini
sangat penting dalam replikasi DNA. Interaksi reversible dan spesifik antara pasangan basa
komplementer sangat kritikal terhadap keseluruhan fungsi DNA dalam makhluk hidup.[4]
Atas, pasangan basa GC dengan tiga ikatan hidrogen. Bawah, pasangan basa AT dengan dua ikatan
hidrogen. Ikatan hidrogen non-kovalen ditunjukkan oleh garis putus-putus.

Dua jenis pasangan basa mempunyai jumlah ikatan hidrogen yang berbeda. Pasangan AT
memiliki dua ikatan hidrogen, sedangkan pasangan GC memiliki tiga ikatan hidrogen. DNA
yang mengandung pasangan basa GC yang tinggi lebih stabil daripada DNA berpasangan basa
GC rendah.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, kebanyakan molekul DNA ditemukan dalam keadaan
unting ganda yang berikatan secara non-kovalen dan berbentuk heliks. Struktur unting ganda ini
(dsDNA, double-stranded DNA) utamanya distabilkan oleh interaksi tumpukan basa intra-
unting. Interaksi yang terkuat ada pada tumpukan G dengan C. Kedua unting tersebut dapat
dipisahkan menjadi dua molekul DNA unting tunggal (ssDNA, single-stranded DNA) melalui
proses yang dinamakan peleburan DNA. Peleburan terjadi pada temperatur tinggi, kadar garam
yang reandah, dan nilai pH yang tinggi (DNA juga melebur pada nilai pH rendah, tetapi
dikarenakan DNA tidak stabil akibat depurinasi asam, peleburan pH rendah jarang digunakan).

Stabilitas dsDNA tidak hanya bergantung pada kandungan GC (% pasangan basa G,C) DNA,
namun juga tergantung pada urutan basa (tumpukan basa) dan panjang molekul DNA tersebut
(molekul yang lebih panjang lebih stabil). Oleh sebab itu, kekuatan ikatan antar dua unting DNA
ditentukan oleh persentase pasangan basa GC dan keseluruhan panjang heliks ganda DNA.
Heliks DNA yang panjang dengan kandungan GC yang tinggi memiliki interaksi antar-unting
yang lebih kuat; sebaliknya heliks DNA yang pendek dengan kandungan AT yang tinggi
memiliki interaksi antar-unting yang lebih lemah.[29] Dalam proses biologis, bagian heliks ganda
DNA yang perlu dipisahkan dengan mudah seperti kotak Pribnow TATAAT pada beberapa
promotor cenderung memiliki kandungan AT yang tinggi.[30]

Stabilitas DNA dapat diukur melalui berbagai cara; umumnya stabilitas DNA diukur berdasarkan
temperatur lebur DNA (disebut juga nilai Tm), yakni temperatur di mana 50% molekul DNA
unting ganda melebur menjadi molekul DNA unting tunggal. Temperatur lebur ini bergantung
pada kekuatan ionik dan konsentrasi DNA. Ketika seluruh pasangan basa dalam heliks ganda
DNA melebur, kedua unting DNA akan terpisah sebagai dua molekul yang independen. Unting-
unting tunggal DNA ini tidak memiliki bentuk tunggal yang sama, walaupun beberapa
konformasi lebih stabil daripada konformasi lainnya.[31]
Sense dan antisense
Info lebih lanjut: Sense

Sebuah urutan sekuens DNA disebut sebagai "sense" apabila urutan basa DNA-nya sama dengan
urutan kopi RNA duta yang ditranslasikan menjadi protein.[32] Urutan pada unting
komplementernya disebut sebagai urutan "antisense". Baik urutan sense dan antisense dapat
ditemukan pada berbagai bagian unting DNA yang sama (kedua unting DNA dapat mengandung
baik urutan sense maupun antisense). Pada prokariota dan eukariota, urutan RNA antisense juga
diproduksi, namun fungsi RNA antisense ini tidaklah diketahui dengan jelas.[33] RNA antisense
diajukan terlibat dalam regulasi ekspresi gen melalui pemasangan basa RNA-RNA.[34]

Pada sebagian kecil urutan DNA prokariota dan eukariota, dan sebagian besar urutan DNA
plasmid dan virus, perbedaan antara unting sense dan antisense menjadi kabur dikarenakan
terdapatnya gen yang tumpang tindih.[35] Dalam hal ini, beberapa urutan DNA memiliki tugas
ganda, yakni menyandikan protein pertama ketika dibaca melalui salah satu unting, dan
menyandikan protein kedua ketika dibaca dengan arah berlawanan melalui unting
komplementernya. Pada bakteri, ketumpangtindihan ini kemungkinan terlibat dalam regulasi
transkripsi gen.[36] Sedangkan pada virus, gen yang tumpang tindih ini meningkatkan jumlah
informasi yang dapat disandikan dalam genom virus yang berukuran kecil.[37]

Pemilinan kumparan (Supercoiling)


Info lebih lanjut: Kumparan terpilin DNA

DNA dapat dipuntir menjadi seperti tali melalui proses yang disebut pemilinan kumparan DNA.
Pada kondisi "relaksasi", unting DNA biasanya akan mengitari sumbu heliks ganda setiap 10,4
pasangan basa. Namun jika DNA dipuntir, unting-untingnya dapat tergulung menjadi lebih rapat
ataupun tergulung menjadi lebih longgar.[38] Jika DNA dipuntir searah putaran heliks, basa-basa
dalam unting DNA akan terikat lebih rapat. Hal ini dinamakan pemilinan kumparan positif.
Sebaliknya jika DNA dipuntir berlawanan putaran heliks, basa-basa dalam unting DNA akan
terlepas lebih mudah. Hal ini dinamakan pemilinan kumparan negatif. Secara alamiah,
kebanyakan DNA memiliki bentuk pemilinan kumparan negatif yang disebabkan oleh enzim
topoisomerase.[39] Enzim ini juga diperlukan untuk melepaskan tegangan puntiran yang dialami
DNA semasa proses transkripsi dan replikasi.[40]

Dari kiri ke kanan, struktur DNA A, DNA B, dan DNA Z


Struktur alternatif DNA

Terdapat banyak kemungkinan konformasi-konformasi DNA yang dapat kita temukan, di


antaranya A-DNA, B-DNA, dan Z-DNA, walaupun hanya B-DNA dan Z-DNA saja yang telah
diamati secara langsung pada organisme fungsional.[8] Konformasi-konformasi yang diadopsi
oleh DNA bergantung pada tingkat hidrasi DNA, urutan DNA, tingkat dan arah pilinan
kumparan DNA, modifikasi kimiawi pada basa DNA, jenis dan konsentrasi ion-ion logam,
maupun keberadaan poliamina dalam larutan.[41]

Fungsi biologis
Replikasi

Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang
digandakan.

Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan
membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan
replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya,
proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu
merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan
satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi.
Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang
diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai
DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai
tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk
membuat rantai pasangannya.

Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal
dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru
yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA
pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh
enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu
membuka pilinan rantai DNA.

Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan
mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses
pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase
mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai
yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai
telah benar-benar terpisah.

Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA
baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang
dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis
amatlah kecil.

Penggunaan DNA dalam teknologi


DNA dalam forensik

Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, sperma, kulit, liur atau
rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan
tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA
profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short
tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh
genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk
mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire,
Inggris.

Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah
contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah membantu
investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh
DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak
dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling tepercaya untuk mengidentifikasi seorang
pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat
diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
DNA dalam komputasi

DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan sebagai
sebuah cara komputasi.

Riset dalam algoritme pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam
urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritme ini
digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam
aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritme sederhana untuk masalah ini biasanya
mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritme-algoritme ini untuk menunjukkan sifat
kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.

Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk
menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut
database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan
dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan
pencarian homologi.

Asam ribonukleat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari RNA)
Sebuah hairpin loop dari sebuah pra-mRNA. Yang di-highlight adalah nukleobasa (hijau) dan
tulang punggung ribosa-fosfat (biru). Catatan bahwa ini adalah satu untai RNA yang melipat
kembali ke dirinya sendiri.

Asam ribonukleat (ARN, bahasa Inggris: ribonucleic acid, RNA) adalah molekul polimer yang
terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen.
RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan
empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui. Seperti
DNA, RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih sering
ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada untai ganda
berpasangan. Organisme seluler menggunakan RNA duta (bahasa Inggris: messenger RNA,
mRNA) untuk menyampaikan informasi genetik (menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk
menunjukkan basa nitrogen guanin, urasil, adenin, dan sitosin (bahasa Inggris: cytosine)) yang
mengarahkan sintesis protein spesifik. Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka
menggunakan genom RNA.

Beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel dengan mengkatalis reaksi biologis,
mengendalikan ekspresi gen, atau merasakan dan mengkomunikasikan tanggapan terhadap sinyal
seluler. Salah satu dari proses aktif ini adalah sintesis protein, fungsi yang universal dimana
molekul mRNA mengarhkan perakitan protein pada ribosom. Proses ini menggunakan molekul
RNA transfer (bahasa Inggris: transfer RNA, tRNA) untuk memberikan asam amino ke ribosom,
di mana RNA ribosomal (bahasa Inggris: ribosomal RNA, rRNA) kemudian menghubungkan
asam amino bersama-sama untuk membentuk protein.
Daftar isi
 1 Struktur RNA
 2 Tipe-tipe RNA
 3 Fungsi RNA
 4 Interferensi RNA
 5 Referensi
 6 Pranala luar

Struktur RNA
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah
nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus
basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari
satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain.

Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa, sehingga
dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA disebut deoksiribosa.[1] Basa nitrogen
pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA.
Jadi tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida.

Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi
sesuai dengan tipe dan fungsinya.

Tipe-tipe RNA
RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud sepasang
pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik mengajarkan, pada
eukariota terdapat tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein:[2]

1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), yang disintesis dengan RNA


polimerase I.
2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), yang disintesis dengan RNA
polimerase II
3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA), yang disintesis dengan RNA
polimerase III

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam berbagai macam
bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan ekspresi genetik orang
sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam "peredaman gen" atau gene
silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang terlibat dalam proses pertahanan terhadap
serangan virus.

Fungsi RNA
Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi
sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika
virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang
kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru.

Namun, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein
dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini,
RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode
urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama
kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer
yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut.

Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia
RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik
universal sebelum organisme hidup memakai DNA.

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nukleat

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat

https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_ribonukleat

Anda mungkin juga menyukai