NIM : 1313041008
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA
2. Replikasi DNA
Replikasi DNA akan menghasilkan DNA baru. Ada tiga hipotesis yang menjelaskan
terjadinya replikasi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa bentuk double helix DNA yang
lama tetap dan langsung menghasilkan double helix yang baru disebut konservatif.
Hipotesis kedua menyatakan double helix akan terputus-putus, selanjutnya segmen-
segmen tersebut akan membentuk segmen-segmen baru yang bergabung dengan segmen lama
membentuk DNA baru. Hipotesis ini disebut dispersif. Hipotesis ketiga menyatakan dua pita
spiral dari double helix memisahkan diri dan setiap pita tunggal mencetak pita pasangannya
disebut semikonservatif.
Teori replikasi DNA oleh Watson dan Crick menyatakan bahwa proses replikasi terjadi
secara semikonservatif. Hipotesis ini mendapat dukungan kuat dari M.S. Meselson dan F.W.
Stahl. Mereka menggunakan bakteri Escherichia coli sebagai organisme percobaan.
E. coli dapat hidup pada garam lebih berat, yaitu 15 N. Perhatikan Gambar
anorganik jika dalam garam tersebut disamping. Pertama-tama Meselson dan
terdapat sumber atom nitrogen untuk Stahl memelihara E. coli selama beberapa
pembuatan protein dan asam nukleat. generasi dalam media yang mengandung 15
Meselson dan Stahl memakai ion amonium NH4+.
(NH4+) dalam penelitiannya. Meskipun
isotop nitrogen yang paling lazim 14 N,
tetapi mereka menggunakan ion amonium
yang mengandung isotop nitrogen yang
Replikasi DNA menurut Meselson dan Stahl
Pada akhir periode ini, mereka menemukan DNA sel lebih berat dari normal. Selanjutnya,
mereka memindahkan sel-sel itu ke media yang mengandung ion amonium normal (14 NH4+)
dan membiarkan sel tersebut hanya sekali membelah diri. DNA pada generasi baru ini memiliki
berat di antara berat DNA normal dari DNA generasi sebelumnya. Hal ini menggambarkan
bahwa pengaruh dari atom nitrogen dalam DNA baru yaitu 14 N dan separuh 15 N.
Namun, apabila bakteri itu dibiarkan membelah diri lagi dalam ion amonium normal (14
NH4+) maka terbentuklah dua jenis DNA dengan berat yang berbeda. Separuh dari DNA
mempunyai berat normal dan separuh DNA lainnya mempunyai berat di tengah-tengah. Hal
tersebut membuktikan bahwa molekul DNA tidak mengalami pemecahan dan penyusunan
kembali di antara pembelahan sel-sel, tetapi tiap pita induk tidak mengalami perubahan saat ia
membentuk pita komplementer. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang paling tepat
yaitu hipotesis semikonservatif.
Selain memerlukan deoksiribonukleotida, dalam proses replikasi DNA juga memerlukan
beberapa enzim berikut:
a. Helikase, enzim ini berfungsi menghidrolisis rantai ganda polinukleotida menjadi dua rantai
tunggal polinukleotida.
b. Polimerase, berfungsi merangkai rantai-rantai mononukleotida membentuk DNA baru.
c. Ligase, berfungsi menyambung nukleotida ulir tunggal DNA yang baru terbentuk.
3. Mekanisme Kerja DNA
Pada mekanisme kerja DNA dalam aktivitas sel diikuti oleh sintesis protein. Sintesis
protein atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi
genetik di dalam kromosom dan DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Informasi genetik pada
double helix DNA berupa kode-kode sandi atau genetik. Kode-kode tersebut akan dibawa dan
dan dicetak untuk membentuk RNA.
Tahapan-tahapan dari pembentukan RNA atau Sintesis Protein terbagi 2 yaitu Transkripsi
dan Translasi yang akan dibahas sebagai berikut:
a. Transkripsi
Transkripsi merupakan pencetakan RNA messenger oleh DNA. Transkripsi terjadi dalam
3 tahap yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.
1) Tahap Inisiasi, RNA polymerase menempel pada promoter yaitu urutan basa nitrogen
khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang
digunakan pada proses perekaman gen hanya satu buah, dinamakan rantai sense. Sedangkan
rantai lainnya merupakan rantai noncoding atau antisense (tidak digunakan dalam
transkripsi).
2) Tahap Elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polymerase yang bergerak sepanjang
rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan basa
nitrogen pertama sebagai hasil perekaman. Setelah hasil perekaman berjumlah 30 buah,
suatu senyawa kimia akan berikatan dengan ujung 5’ RNA yang berfungsi sebagai penutup
untuk memberikan sinyal inisiasi tahap translasi, dan mencegah terjadinya degradasi RNA.
3) Tahap Terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul DNA yang baru
terpisah dari DNA template. Segera setelah molekul RNA terpisah, sebanyak 100-200
molekul asam adenilat berikatan pada ujung 3’ RNA. Penambahan senyawa kimia tersebut
menghasilkan urutan nukleotida adenine dalam jumlah yang banyak pada ujung 3 ’ RNA.
Akhirnya dihasilkan produk transkripsi yang lengkap dinamakan messenger RNA (mRNA).
b. Translasi
Translasi adalah Penerjamahan kode oleh tRNA berupa kode yang dikehendaki. Translasi
terjadi di sitoplasma dan melibatkan ribosom. Sama dengan Transkripsi, proses terjadinya
Translasi terbagi 3 yaitu Inisiasi, elongasi dan terminasi.
1) Tahap Inisiasi ditandai dengan pengenalan kodon AUG yang terdapat pada bagian akhir
mRNA yang disebut juga kodon Start. Kodon AUG merupakan kode pembentukan
metionin. Kemudian, tRNA yang membawa metionin akan bergabung melalui pembentukan
ikatan pada subunit besar ribosom dan terbentuklah ribosom yang lengkap. Molekul tRNA
pertama yang terikat pada ribosom akan menempati tempat khusus, yaitu sisi P (Polipeptida)
yang akan terbentuk rantai polipeptida. tRNA berikutnya akan berikatan dengan kodon
kedua dan menempati ribosom pada sisi A (asam amino).
2) Tahap Elongasi ditandai dengan masuknya tRNA pada sisi A (asam amino) sehingga
dihasilkan rangkaian asam amino yang dihubungkan oleh rantai peptide. Ribosom akan
bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan menerjemahkan asam amino berikutnya pada
sisi A yang kosong. Asam amino yang kosong bergerak ke sisi P (polipeptida) dan terjadi
pemutusan ikatan dengan tRNA . dengan demikian, rantai polipeptida akan terus terbentuk.
3) Tahap Terminasi apabila ribosom mencapai kodon “stop” (UAG) pada mRNA. Polipeptida
akan dilepaskan dari ribosom dan sintesis protein berakhir. Kemudian setiap sub unit
ribosom akan terpisah dan akan siap kembali untuk sintesis protein berikutnya.
4. Sifat DNA
DNA memiliki beberapa sifat diantaranya yaitu:
a. Jumlah DNA konstan dalam setiap jenis sel dan spesies. Konstan dalam artian tetap dan
tidak berubah jumlahnya. Contohnya Jumlah DNA pada kucing berbeda dengan jumlah
DNA pada Anjing. Begitupun dengan jumlah DNA pada manusia dan primate berbeda
jumlahnya.
b. Kandungan DNA dalam sel bergantung pada sifat ploidi (genom) sel atau jumlah kromosom
di dalam sel.
c. Bentuk DNA pada sel eukariotik adalah seperti benang dan tidak bercabang, sedangkan
d. DNA pada sel Prokariotik, mitokondria dan plastida berbentuk sirkuler.
5. Fungsi DNA
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya salah satu fungsi DNA yaitu sebagai wadah
atau tempat penyimpanan informasi genetic dari makhluk hidup. Ternyata, selain fungsi tersebut,
ada 3 fungsi lainnya yang terdapat pada DNA. Diantaranya yaitu:
a. Sebagai pembawa informasi genetik
DNA sebagai bentuk kimiawi gen merupakan pembawa informasi genetic makhluk hidup
seperti ciri dan sifat makhluk hidup. Contohnya yaitu, kita membawa sifat dan cirri khas dari
orang tua kita. Ciri dan Sifat itu dapat berupa warna mata, warna kulit bentuk wajah dsb. Lalu
bagaimana jika kita tidak memiliki cirri dan sifat dari orang tua kita? Lalu bagaimana kalau
kedua orang tua teman-teman berkulit putih sedangkan teman-teman berkulit coklat? Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, DNA tidak hanya membawa sifat dan cirri dari orang tua
kita. DNA juga dapat menurunkan sifat dari generasi sebelum orang tua kita. Contohnya dari
kakek, paman, bibi bahkan kakek buyut kita. Asalkan memiliki hubungan darah ada
kemungkinan sifat itu diturunkan ke generasi selanjutnya.
b. Berperan dalam duplikasi diri dan pewarisan sifat
Duplikasi diri atau Replikasi DNA nenpunyai peran penting bagi DNA untuk mewariskan
sifat dari satu sel ke sel lainnya.
c. Ekspresi informasi genetik
Gen-gen membawa informasi untuk membentuk protein tertentu. Proses ini terjadi
melalui mekanisme sintesis protein. Proses pembentukan protein ini terjadi melalui proses
transkripsi DNA menjadi RNA dan translasi RNA membentuk rantai polipeptida.
D. Sintesis Protein
Pada uraian mengeni DNA telah disebutkan bahwa DNA berfungsi sebagai heterokatalis
(mensintesis molekul lain). Uraian berikut merupakan salah satu contoh fungsi DNA tersebut.
DNA yang terletak di dalam nukleus merupakan suatu cetakan kode genetik yang menghasilkan
informasi genetik. Kode genetik disusun oleh urutan basa nitrogen (A, T, G, dan C). Dalam
sintesis protein, kode-kode genetik dalam DNA disalin menjadi mRNA. Proses ini disebut
transkripsi.
Proses ini diawali dengan melekatnya RNA polimerase pada molekul DNA sehingga
sebagian rantai double helix DNA membuka. Akibatnya, salah satu rantai DNA yang membuka
tersebut mencetak RNA. Rantai DNA yang mengandung kode-kode genetik (kodon) dan dapat
mencetak mRNA disebut rantai sense. Rantai DNA yang tidak mencetak mRNA disebut rantai
antisense. Misalnya urutan basa N pada rantai DNA terdiri atas TAC, GCT, CGA, dan CTA
maka urutan basa N pada rantai mRNA yaitu AUG, CGA, GCU, dan GAU. Perhatikan susunan
DNA dan RNA berikut.