Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PEMBAHASAN
Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan dalam penyimpanan serta
pemindahan informasi genetik (polinukleotida). Asam nukleat terdiri dari Asam
deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA).
a. Komponen Penyusun Asam Nukleat
1. Basa Nitrogen Heterosiklik
Basa nitrogen heterosiklik yang merupakan penyusun asam nukleat adalah turunan Purina dan
pirimidina.
Purina dan turunannya
Purina atau purin adalah senyawa heterosiklik majemuk yang mempunyai lingkar pirimidina dan
imidazol yang berimit. Turunan purina yang merupakan penyusun asam nukleat adalah adenine
atau 6-aminopurina dan guanine atau 2-amino-6-oksipurina.

Pirimidina dan turun-turunannya


Pirimidina atau pirimidin termasuk senyawa heterosiklik sederhana lingkar 6, dengan 2 atom
nitrogen sebagai heteroatomnya. Turunan-turunan pirimidina yang meupakan penyusun asam
nukleat adalah sitosin atau 2-oksi-4-aminopirimidina yang disingkat C, timin atau 2, 4-dioksi-5-
metilpirimidina yang disingkat T dan urasil atau 2, 4-dioksipirimidina yang disingkat U.

2. Pentosa atau Gula Penyusun


Pentose yang menyusun asam nukleotida adalah ribose dan 2-deoksiribosa. Dalam struktur kimia
asam nukleat, kedua pentose tersebut terdapat dalam bentuk lingkar furanosa. Ribose merupakan
penyusun RNA dan 2-deoksiribosa merupakan penyusun DNA.

3. Fosfat Penyusun
Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam ortofosfat. Fosfat ini berupa kristal
berbentuk orto-rombik, tak stabil dan melebur pada suhu 42,350C. Fosfat ini tergolong asam
lemah atau sedang dan bervalensi tiga jenis garam natrium. Garam natrium tersebut dapat
terbentuk pada suhu kamar yaitu, Natrium fosfat Na3PO4, Natrium hidrogen fosfat Na2HPO4, dan
Natrium dihidrogen fosfat NaH2PO4.
b. Nukleotida dan Nukleosida
Suatu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida, sedangkan nukleotida
adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA,
nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.
Basa purin dan pirimidin tidak berikatan secara kovalen satu sama lain. Oleh karena itu,
suatu polinukleotida tersusun atas kerangka gula-fosfat yang berselang seling dan mempunyai
ujung 5-P dan 3-OH. Monomer nukleotida dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan
fosfodiester antara -OH di atom C nomor 3nya dengan gugus fosfat dari nukleotida berikutnya.
Kedua ujung poli- atau oligonukleotida yang dihasilkan menyisakan gugus fosfat di atom karbon
nomor 5' nukleotida pertama dan gugus hidroksil di atom karbon nomor 3' nukleotida terakhir.

c. DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat
penyimpanan informasi genetik. Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan
model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
dengan heliks ganda Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang
tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks
ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:
Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)
Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G),

serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T)


Gugus fosfat

Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai
polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan. Fosfat dan
gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa N
menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan
pasangan basa antara kedua rantai.
Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada rantai lainnya,
sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan basa ini dihubungkan
oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan T dihubungkan oleh ikatan hidrogen
rangkap dua, sedangkan basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya
ikatan hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan saling
komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai diketahui, maka sekuens pada
rantai yang lainnya dapat ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka jarak antara
kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu tetap. Dengan perkataan lain,
kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai yang satu dibaca dari arah 5 ke 3, maka
rantai pasangannya dibaca dari arah 3 ke 5. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan
arah (antiparalel).

Replikasi DNA

Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara mitosis, tiap-tiap
sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya. Dengan demikian,
DNA harus secara tepat direplikasi sebelum pembelahan dimulai. Replikasi DNA dapat terjadi
dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Proses komplementasi
pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama
sebagai cetakan.
Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu :
1. Model pertama adalah model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah,
berfungsi sebagai cetakan untuk dua dua rantai DNA baru.
2. Model kedua disebut model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama tersebut.
3. Model ketiga adalah model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama
digunakan sebgai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru.
Gambaran replikasi yang terjadi terhadap DNA :

Dari ketiga model replikasi tersebut, model semikonservatif merupakan model yang tepat
untuk proses replikasi DNA. Replikasi DNA semikonservatif ini berlaku bagi organisme
prokariot maupun eukariot. Perbedaan replikasi antara organisme prokariot dengan eukariot
adalah dalam hal jenis dan jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan dan kompleksitas replkasi
DNA. Pada organisme eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis, tepatnya
pada fase sintesis dalam siklus pembelahan sel.
d. RNA

RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi
sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan informasi genetik
misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur
informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat
berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau
molekul RNA lain. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.
Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
5 karbon
Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin
yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
Gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang
dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis
DNA. Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau
ribonukleotida. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA
merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.

Tipe RNA

RNAd atau RNAm

RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu urutan
basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di dalam
inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan
utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. RNAd berupa rantai
tunggal yang relatif panjang.

RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom. Setiap subunit
ribosom terdiri dari 30 46% molekul RNAr dan 70 80% protein.

RNAt

RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom. Pada salah
satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian basa pendek ( disebut antikodon ). Suatu asam amino
akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon. Pelekatan ini
merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya
berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada
RNAd.

f. Sifat-Sifat Asam Nukleat

Stabilitas asam nukleat


Ketika melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau struktur sekunder RNA,
sepintas akan terlihat bahwa struktur tersebut menjadi stabil karena adanya ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama kuatnya dengan ikatan
hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi,
ikatan hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi hanya
sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa.
Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan (stacking
interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik
menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga
perpasangan tersebut menjadi kuat.
Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO 4 dengan suhu lebih dari 100C,
asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen-komponennya. Namun, di
dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja
yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.
Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status
tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan struktur guanin
dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton.
Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga
pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA.
Bahkan pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan
dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.

Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH
netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH 2)2) dan formamid (COHNH2). Pada
konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen.
Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda
mengalami denaturasi.
Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena
diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter. Dengan
demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang
relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya
itulah molekul DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan
masalah tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.
Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung (bouyant
density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat molekul tinggi,
misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan
tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat
tinggi, maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan
membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi gradien
yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam
tingkat kerapatan (equilibrium density gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.
Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar tabung
dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun dari protein.
Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan apung
DNA () merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, = 1,66 + 0,098%
(G + C).

DAFTAR PUSTAKA

http://books.google.co.id/books?
id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA307&dq=asam+nukleat&hl=en&sa=X&ei=SnCPUarOCMbNrQfa0
ICoBQ&sqi=2&redir_esc=y#v=onepage&q=asam%20nukleat&f=false
http://biopsi2007.blogspot.com/2010/10/dna-dan-rna.html
http://biomol.wordpress.com/bahan-ajar/asam-nukleat/
http://books.google.co.id/books?
id=zosAg6HQAF4C&pg=PA29&dq=asam+nukleat&hl=en&sa=X&ei=wnKPUd7_JsunrgexyIG
YCA&redir_esc=y#v=onepage&q=asam%20nukleat&f=false
Diposkan oleh Rina Lutfia Alfisyahrin di 6/15/2013 12.26.00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Reaksi:

1 komentar:

1.

Rimadini radam10 Juni 2015 20.22

dapusnya ada yg pake buku ga sayy??? hehehe

Balas

Muat yang lain...

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

About Me

Rina Lutfia Alfisyahrin


Jakarta, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Blog Archive
2015 (1)

2013 (6)

o Juni (3)

MAKALAH ENZIM DAN KOENZIM

MAKALAH ASAM NUKLEAT

KOMPOSISI TUBUH MANUSIA

o April (3)

2012 (12)

2011 (23)
METABOLISME ASAM NUKLEAT

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan
reaksi kimia organik. Sedangkan untuk katabolisme itu sendiri yaitu reaksi yang
mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi. Dan anabolisme
merupakan reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, di laboratorium Hoppe-
Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka,
kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh
inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim
pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap
inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.
kemudian zat ini dinamakan nuclein sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein.
Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa
pembentuk sel dan jaringan normal.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasiakehidupan
dapat diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang dipilih oleh Friedrich
adalah sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nyadan ia mendapatkan sel-sel
tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting
dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya
terikatpada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat
padahiston. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut
nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi
yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing sel.
Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut asam
deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam
ribonukleaotida (RNA).
Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak
nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah
RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila
nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA
(Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama
pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu
2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine.
Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan
timin.
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu
gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari
jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih
dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan
atau dipecah menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam
lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan
mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam
triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itumengandung pentosa, maka bila
dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan
warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-bromfenilhidrazina.
Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam, DNA akan memberikan
warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

Jenis-jenis Asam Nukleat


Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam
deoksiribonukleat dan RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA
maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa.
Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara protein
danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer
sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh nukleutida
asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energy.

Struktur DNA dan RNA


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA yang terdiri dari monomer
nukleotida,dimana nukleotida ini biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa
nitrogen,dan gula pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti: adenine,
guanine, sitosin, timin dan danurasil.

DNA (deoxyribonucleic acid)


Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida yang
terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul
DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C
nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat.
Secara kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (GC), dan
adenidan adenin berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu
sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.
Gambar : Struktur DNA
RNA (Ribonukleat acid)
Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri atas molekulmolekul
ribonukleotida. Seperti DNA, asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara
atom C nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribose dengan perantaraan
gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur sebagian dari molekul RNA :
Meskipun banyak persamaan dengan DNA , RNA juga mempunyai beberapa
perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk molekul RNA bukan heliks ganda,
tetapi berupa rantai tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin seperti DNA , tetapi tidak
mengandung Timin. Sebagai gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan demikian
bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa pirimidin DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama dengan Sitosin, demikian pula
jumlah adenin tidak harus sama dengan Urasil. Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer
RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini
mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama
mempunyai peranan penting dalam sintesis protein.
Nukleotida dan Nukleosida
Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat. Molekul
nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat suatu basa
(purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan
dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin. Rumus berikut
ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu nukleoprotein.

Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang berasal dari RNA ialah
ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang berasal dari DNA ialah
adenin,sitosin dan timin. Dari RNA akan diperoleh adenin, guanin, sitosin dan urasil.

Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribose atau deoksiribosa.
Basa purin atau pirimidin terikat padapentosa oleh ikatan glikosidik,yaitu pada atom
karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan
ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari
atom hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari
pentosa. Untuk basa pirimidin,gugus OH pada atom C-1 berikatandengan atom H pada
atom N-1
Fungsi Asam Nukleat
DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis protein dan RNA. DNA
mengandung bagian-bagian yang menentukan pengaturan ekspresi gen (promoter,
operator, dll.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen dari ribosom, mesin
biologis pembuat protein Messenger RNAs (mRNA) merupakan bahan pembawa
informasi genetik dari gen ke ribosom. Transfer RNAs (tRNAs) merupakan bahan yang
menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan asam amino RNAs memiliki
fungsi-fungsi yang lain, di antaranya fungsi-fungsi katalis Asam nukleat merupakan
molekul raksasa yang memiliki fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan
menerunkannya kepada keturunanya. Susunan asam nukleat yang menentukan
apakah mahluk itu menjadi hewan , tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan
dalam sel, apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan
mentranslasi informasi genetik; dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa
energi; zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi
reduksi.
Sintesis RNA dan DNA
Sintesis RNA
Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim DNA-RNA polymerase menggunakan
sebagai template, sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi. Inisiasi transkripsi
dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan promotor dalam DNA (biasanya ditemukan
"upstream" dari gen).
DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas helikase enzim. Enzim kemudian berlanjut
sepanjang untai template dalam arah 3 'to 5', mensintesiskan molekul RNA
komplementer dengan elongasi terjadi di 5 'ke 3' arah. Urutan DNA juga menentukan
dimana berakhirnya sintesis RNA akan terjadi. RNA sering dimodifikasi oleh enzim
setelah transkripsi. Misalnya, poli dan topi 5 'ditambahkan ke mRNA eukariotik intron
pra-dan dikeluarkan oleh spliceosome.
Ada juga sejumlah polimerase RNA RNA-tergantung yang menggunakan RNA
sebagai template mereka untuk sintesis untai baru RNA. Sebagai contoh, sejumlah
virus RNA (seperti virus polio) menggunakan jenis enzim untuk mereplikasi materi
genetic mereka. Juga, RNA-dependent RNA polimerase merupakan bagian dari jalur
interferensi RNA di banyak organisme.
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan
atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA
yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA
untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA
polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan
merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai nukleotida-
nukleotida RNA dari arah 5 ke 3, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang
cetakan DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida
spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan),
terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
1. Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda DNA,
sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNAnya.
3. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu, polimerase mencapai titik
terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase
terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang
lebih jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari
enzim tersebut.

Sintesis DNA
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA yaitu proses perbanyakan
bahan genetic. Pengkopian rangkaian molekul bahan genetik( DNA atau RNA)
sehingga dihasilkan molekul anakan yang sangat identik.
Model replikasi DNA secara semikonservatif menunjukkan bahwa DNA anakan
terdiri atas pasangan untaian DNA induk dan untaian DNA hasil sintesis baru.
Model ini memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan sebagai
cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru. Model ini memberikan
gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan sebagai cetakan (template) bagi
pembentukan untaian DNA baru.
Komponen utama Replikasi, adalah sebagai berikut :
1. DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
2. Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTp.
Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu: (i) basa purin atau pirimidin,(ii)
gula 5-karbon( deoksiribosa) dan (iii) gugus fosfat.
3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisi proses polimerisasi
nukleotida menjadi untaian DNA.
4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai replikasi
DNA.
5. Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu enzim helikase dan enzim lain yang
membantu proses tersebut yaitu enzim girase.
6. Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka,yaitu protein
7. SSB (single strand binding protein).
8. Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmenfragmen DNA.

Meknisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut :


1. Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk,
2. Peng-"awal"-an( initiation, inisiasi) sintesis DNA.
3. Pemanjangan untaian DNA,
4. Ligasi fragmen-fragmen DNA, dan
5. Peng-"akhir"-an (termination, terminasi) sintesis DNA.
Sintesis untaian DNA yang baru akan dimulai segera setelah kedua untaian DNA
induk terpisah membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua untaian DNA induk
dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA berlangsung dengan orientasi 5'-P
ke 3'-OH. Oleh karena ada dua untaian DNA cetakan yang orientasinya berlawanan,
maka sintesis kedua untaian DNA baru juga berlangsung dengan arah geometris yang
berlawanan namun semuanya tetap dengan orientasi 5' ke 3'.

Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi
dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang
disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA awal (leading
strand). Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu replikasi
dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang
disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA awal (leading
strand).
Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga
molekul DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Pada untaian DNA awal,
polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga molekul DNA baru yang
disintesis merupakan satu unit. Fragmen-fragmen DNA pendek yang disintesis tersebut
disebut fragmen Okazaki, karena fenomena sintesis DNA secara diskontinu tersebut
pertama kali iungkapkan oleh Reiji Okazaki pada tahun 1968.

Transkripsi dan Translasi


Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan
DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-
sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah
satu untaian molekul RNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul
RNA yang komptementer.

Mekanisme Dasar Transkripsi adalah sebagai berikut :


Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Faktor-faktor yang mentendalikan transkripsi menempel pada bagian promoter.
2. Penempelan faktor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya kompleks
promoter yang terbuka (open promoter complex).
3. RNA pofimerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan pengikatan
nukleotida yang komplementer dengan cetakannya.
4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti
dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan
RNA polimerase dari DNA yang ditranskripsi.

Karakter Kimiawi Transkripsi adalah sebagai berikut :


1. Prekursor untuk sintesis RNA adalah empat macam ribonukleotida yaitu 5'-trifosfat ATP
GTP CTP dan UTP (pada RNA tidak ada thymine).
2. Reaksi polimerisasi RNA pada prinsipnya sama dengan polimerisasi DNA, yaitu dengan
arah 5' 3'.
3. Urutan nukleotida RNA hasil sintesis ditentukan oleh cetakannya yaitu urutan DNA yang
ditranskripsi. Nukleotida RNA yang digabungkan adalah nukleotida yang komplementer
dengan cetakannya. Sebagai contoh, jika urutan DNA yang ditranskripsi adalah ATG,
maka urutan nukleotida RNA yang digabungkan adalah UAC.
4. Molekul DNA yang ditranskripsi adalah molekul untai-ganda tetapi yang berperanan
sebagai cetakan hanya salah satu untaiannya.
5. Hasil transkripsi berupa molekul RNA untai tunggal.

Translasi
Translasi adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul
mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun
suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka).
Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel
tempat berlangsungnya sintesis protein, tRNA adalah pembawa asam-asam amino
yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida.
Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap tiga
nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari
urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada RNA).

Kodon (kode genetik)


Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yangterdiri atas 3 nukleotida yanq
berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon, yang menyandi suatu kodon
asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino
metionin, Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam amino metionin yang
mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot, asam amino awal tidak
berupa metionin tetapi formil metionin (fMet).
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui mengenai kode genetik, yaitu:
Kode genetik bersifat tidak saling tumpang-tindih (non-overlappind kecuali pada kasus
tertentu, misalnya pada bakteriofag
Tidak ada sela (gap) di antara kodon satu dengan kodon yang lain.
Tidak ada koma di antara kodon.
Kodon bersifat degenerotea, buktinya ada beberapa asam amino yang mempunyai
lebih dari satu kodon.
Secara umum, kodon bersifat hampir universal karena pada beberapa organel jasad
tinggi ada beberapa kodon yang berbeda dari kodon yang digunakan pada sitoplasm.
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang sesuai yang
terdapat pada molekul tRNA.
Sebagai contoh, kodon metionin (AUG) mempunyai komplemennya dalam bentuk
antikodon UAC yang terdapat pada tRNAMet
Pada waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada ribosom,
maka bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai yang ada pada sisi
A tersebut.
Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang disambungkan ke
dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam ribosom

Proses Translasi
Dalam proses translasi, setiap kodon berpasangan dengan antikodon yang sesuai yang
terdapat pada molekul tRNA. Sebagai contoh, kodon metionin (AUG) mempunyai
komplemennya dalam bentuk antikodon UAC yang terdapat pada tRNAMet. Pada
waktu tRNA yang membawa asam amino diikat ke dalam sisi A pada ribosom, maka
bagian antikodonnya berpasangan dengan kodon yang sesuai yang ada pada sisi A
tersebut. Oleh karena itu, suatu kodon akan menentukan asam amino yang
disambungkan ke dalam polipeptida yang sedang disintesis di dalam ribosom.
Sebelum inisiasi translasi di lakukan, diperlukan molekul tRNA (aminoasil
tRNA) yang berfungsi membawa asam amino spesifik.
Inisiasi translasi (eukariyot)
Kodon inisiasi adalah metionin
Molekul tRNA inisiator disebut sebagai tRNA
Ribosom bersama-sama dengan tRNA dapat menemukan kodon awal dengan cara
berikatan dengan ujung 5' (tudung), kemudian melakukan pelarikan (scanning) transkrip
ke arah hilir (dengan arah 5' 3') sampai menemukankodon awal (AUG).
Menurut model scanning tersebut, ribosom memulai translasi pada waktu menjumpai
sekuens AUG yang pertama kali

Pemanjangan polipeptida
Proses pemanjangan polipeptida disebut sebagai proses elongation yang secara
umum mempunyai mekanisme yang serupa pada prokaryot dan eukaryot.
Proses pemanjangan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu: (1) pengikatan aminoasil-tRNA
pada sisi A yang ada di ribosom,( 2) pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari
tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A dengan membentuk ikatan peptida, dan (3)
translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A.

Terminasi
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom.
Dalam keadaan normal tidak ada aminoasil-tRNA yang membawa asam amino sesuai
dengan ketiga kodon tersebut.
Oleh karena itu, jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi tersebut,
maka proses translasi berakhir

METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN

Basa purin dan pirimidin ditemukan di dalam nukleotida dan dalam asam nukleat.
Basa-basa tersebut dibentuk de novo oleh jalur yang menggunakan asam amino
sebagai precursor dan menghasilkan nukleotida. Sebagian besar sintesis de novo
terjadi di hati, dan
basa bernitrogen serta nukleosida kemudian diangkut ke jaringan lain oleh sel darah
merah. Otak juga membentuk nukleotida dalam jumlah yang bermakna.
Biosintesis purin dan pirimidin diatur dan dikoordinasikan dengan ketat oleh
mekanisme umpan-balik yang menjamin agar waktu dan jumlah produksikedua zat
tersebut selalu sesuai dengan kebutuhan fisiologisnya yang bervariasi. Penyakit genetic
metabolism purin mencakup gout, sindrom Lesch-Nyhan, defisiensi adenosine
deaminase dan difisiensi purin nukleotida fosforilase. Sebaliknya, selain asiduria orotat,
hanya sedikit kelainan katabolisme pirimidin yang secara klinis bermakna.
Jaringan tubuh dapat menyintesis purin dan pirimidin dari zat-zat antara
amfibolik. Asam nukleat dan nukleotida yang dimakan yang karenanya bersifat
nonesensial secara dietetik diuraikan disaluran cerna menjadi mononukleotida sehingga
dapat diserap atau diubah menjadi basa purin dan pirimidin. Basa purin kemudian
dioksidasi menjadi asam urat yang dapat diabsorpsi atau diubah menjadi basa purin
atau pirimidin. Basa purin kemudian dioksidasi menjadi asam urat yang akan diabsorbsi
maupun diekskresikan dalam urine. Jika hanya sedikit atau tidak ada purin/pirimidin
dalam makanan untuk dijadikan asam nukleat jaringan, senyawa yang disuntikkan
dapat digunakan untuk membentuk asam nukleat. Oleh kaena itu, penggbungan
[3H]timidin (senyawa yang disuntikkan) menjadi DNA ini dapat digunakan untuk
mengukur laju sintesis DNA.

Pembentukan Nukleotida Purin dan Pirimidin


Pembentukan Nukleotida Purin 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) adalah sumber gugus
ribosa. Senyawa ini disintesis dari ATP dan ribosa 5-fosfat, yang dibentuk dari glukosa
melalui jalur pentosa fosfat. Basa purin dibentuk pada gugus ribosa (pada gambar 1)

Gambar 1. Biosintesis purin. A. Reaksi dalam jalur biosintesis. B. Asal atom pada basa
purin . RR = ribonukleotida reduktase; FH4 = tetrahiddrofosfat.
Dalam reaksi pertama jalur, PRPP bereaksi dengan glutamin membentuk
fosforibosilamin (Gbr 2). reaksi ini, yang menghasilkan nitrogen 9 cincin purin,
dikatalisis oleh PRPP glutamil amidotransferase, suatu enzim yang dihambat oleh tiga
produk jalur, IMP, AMP, dan GMP. Ketiga nukleosida ini juga menghambat sintesis
PRPP sehingga memperlambat produksi nukleotida purin dengan menurunkan kadar
substrat PRPP.
Dalam reaksi kedua, keseluruhan gugus glisin ditambahkan ke prekursor yang sedang
tumbuh. Glisin menyediakan karbon 4 dan 5 serta nitrogen 7 pada cincin purin (Gbr. 3).
Kemudian, karbon 8 disediakan oleh metenil tetrahidrofolat, nitrogen 3 oleh glutamin,
karbon 6 oleh CO2, nitrogen 1 oleh aspartat, dan karbon 2 oleh formil tetrahidrofolat.
Gambar 1.1 memperlihatkan sumber masing-masing atom cincin purin.
Gambar 3 penggabungan gglisin ke dalam precursor purin.

Gambar 2 Langkah pertama dalam biosintesis purin. Basa purin dibentuk pada gugus ribose. Produk
jalur ini (IMP, MP, dan GMP) menghambat reaksi. ketersediaan substrat PRPP adalah penentu kecepatan
reaksi ini.

Nukleotida purin pertama yang dibentuk oleh jalur ini adalah inosin monofosfat (IMP).
Nukleotida ini mengandung basa hipoxantin yang disatukan oleh ikatan N- glikosidat
dari nitrogen 9 cincin purin ke karbon 1 pada ribosa (Gbr.4)
IMP berfungsi sebagai titik cabang, serta nukleotida adenin dan guanin dibentuk dari
IMP (lihat Gbr.1). Adenosin monofosfat (AMP) berasal dari IMP melalui penambahan
sebuah gugus amino dari aspartat ke karbon 6 cincin purin dalam reaksi yang
memerlukan GTP. Guanosin monofosfat (GMP) berasal dari IMP melalui pemindahan
sebuah gugus amino dari amida glutamin ke karbon 2 cincin purin. Dalam hal ini, reaksi
membutuhkan ATP. AMP dan GMP masing-masing menghambat pembentukannya
sendiri dari IMP.

Gambar.4 Struktur inosin monofosfat (IMP). basanya adalah hipoxantin.

AMP dan GMP dapat mengalami fosforilase ke tingkat difosfat dan trifosfat dan
digunakan untuk proses yang memerlukan energi di dalam sel. Purin nukleosida
trifosfat juga digunakan sebagai prekursor untuk sintesis RNA (lihat gambar 1).
Untuk sintesis DNA, gugus ribosa harus direduksi menjadi deoksiribosa (Gbr. 5).
reduksi ini terjadi di tingkat dinukleotida dan dikatalisis oleh ribonukleotida reduktase,
yang memerlukan protein tioreduksin. Deoksiribonukleosida difosfat dapat mengalami
fosforilase ke tingkat trifosfat dan kemudian digunakan sebagai prekursor untuk sintesis
DNA (lihat gambar 1).
Gambar 5 Reduksi ribose menjadi deosiribosa. reduksi berlangsung ditingkat nukleosida difosfat.
Ribonukleosida difosfat (NDP) dibah menjadi deoksiribunokleosida difosfat (dNDP). Tioridoksin dioksidasi
menjadi suatu disulfide, yang harusdireduksi agar reaksi tetap dapat menghasilkan dNDP. N = basa
nitrogen, biasanya adenine, guanine dan sitosin.

Pembentukan Nukleotida Pirimidin


Dalam pembentukan nukleotida pirimidin, yang disintesis pertama kali adalah
basa, kemudian basa tersebut dilekatkan ke gugus ribose 5-fosfat. Dalam reaksi
pertama, glutamine bereaksi dengan CO2 dan ATP membentuk karbamoil fosfat.
Reaksi ini analog dengan reaksi pertama pada siklus urea, kecuali bahwa digunakan
glutamine sebagai sumber nitrogen (bukan amonia) dan terjadi di dalam sitosol (bukan
di mitokondria). Reaksi ini dikatalisis oleh karbamoil fosfat sintetase II, yang dihambat
oleh UTP, salah satu produk jalur. Reaksi analog dalam pembentukan urea dikatalisis
oleh karbamoil fosfat sintetase I, yang diaktifkan oleh N-asetil glutamate.
Dalam reaksi selanjutnya pada biosintesis pirimidin, keseluruhan molekul
aspartat ditambahkan ke karbamoil fosfat. Molekul ini kemudian menutup untuk
membentuk struktur cincin, yang di oksidase menjadi asam orotat. Orotat bereaksi
dengan PRPP, menghasilkan orotidin 5-fosfat, yangkemudian mengalami dekarboksilasi
membentuk uridin monofosfat (UMP).
UMP mengalami fosforilasi menjadi UTP. Sebuah gugus amino, yang berasal
dari amida glutamine, ditambahkan ke karbon 4 untuk menghasilkan CTP. UTPN dan
CTP adalah precursor untuk sintesis RNA.
CTP mengalami defosforilasi membentuk CDP, dan pada tingkat difosfat ini
gugus ribose di reduksi menjadi deoksiribosa oleh ribonukleotida reduktase (Gbr .5).
dCDP mengalami defosforilasi dan deaminasi, membentuk dUMP. Metilen
tetrahidrofolat memindahkan sebuah gugus metil ke dUMP membentuk dTMP. Reaksi
fosforilasi menghasilkan dCTP dan dTTP, precursor yang digunakan untuk sintesis DNA

Penguraian Basa Purin dan Pirimidin


Penguraian Basa Purin
Penguraian nukleotida purin (AMP dan GMP) terjadi terutama di hati . AMP mula-
mula mengalami deamilasi menjadi IMP. Kemudian IMP dan GMP mengalami
defosforilase, dan ribosa diputuskan dari basa. Hipoxantin, basa yang terbentuk dari
pemutusan IMP, diubah oleh xantin oksidase menjadi xantin, dan guanin 8 mengalami
diaminasi menghasilkan xantin. Jalur untuk penguraian adenin dan guanin menyatu di
titik ini. Xantin diubah oleh xantin oksidase menjadi asam urat, yang diekskresikan
dalam urine. Xantin oksidase adalah suatu enzim yang memerlukan molibdenum yang
menggunakan oksigen molekular dan menghasilkan hidrogen peroksida (H202).
Terdapat bentuk lain xantin oksidase yang menggunakan NAD+ sebagai akseptor
electron.
Asam urat memiliki pK. 5,4. Didalam tubuh senyawa ini mengalami ionisasi membentuk
urat. Urat tidak mudah larut dalam air. Jumlahnya didalam tubuh manusia normal
sangat dekat dengan konstanta kelarutan.
Penguraian Basa Pirimidin

gbr. 6 penguraian baa purin. reaksi-reaksi yang dihambat oleh alopurinol ditandai. terdapat bentuk xantin
oksidase yang kedua yang menggunakan NAD+menghasilkan O2 sebagai akseptor electron.

Nukleotida pirimidin mengalami defosforilasi, dan nukleosida mengalami


pemutusan menghasilkan ribosa 1-fosfat dan basa pirimidin bebas yaitu sitosin,urasil,
dan timin. Sitosin mengalami deaminasi membentuk urasil, yan diubah menjadi CO2,
NH4+, dan -alanin. Timin diubah menjadi CO2, NH4+, dan -aminoisobutirat. produk-
produk prnguraian pririmidin ini diekskresikan dalam urine atau diubah menjadi CO2,
H2O, dan NH4+ (yang membentuk urea). produk-produk tersebut tidak menimbulkan
gangguan pada tubuh, berbeda dengan urat, yang dibentuk dari purin dan dapat
mengendap menimbulkan gout.

Anda mungkin juga menyukai