Disusun oleh :
Sifat RNA dapat dilihat berdasarkan tipe tipe RNA. RNA dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu :
Ukuran molekul m-RNA tergantung pada jumlah sisa asam amino dalam
protein yang memerlukan molekul m-RNA itu sebagai cetakan. Sintesis suatu
protein yang mengandung sisa asam amino sebanyak 500 jelas harus diurus
oleh molekul m-RNA yang mempunyai sedikitnya 1500 (3 500 basa).
1.1.3. Transkripsi
Ada dua tipe asam nukleat yaitu , DNA (Asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam
ribonukleat). Asam nukleat inilah yang memungkinkan organisme hidup untuk menurunkan
komponen kompleks yang dimiliki, dari satu generasi ke generasi berikutnya
(Campbell,2009).
A. Pengertian DNA
DNA adalah materi genetik yang diwariskan dari orang tua atau induk masing masing
kepada keturunanya. Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA panjang,
biasanya dalam satu DNA membawa beberapa ratus gen atau lebih. Ketika sebuah sel
mereproduksi dirinya sendiri dengan cara membelah (mitosis dan meiosis), molekul
DNA-nya disalin dan diteruskan dari satu generasi sel ke generasi berikutnya. Dikodekan
dalam struktur DNA adalah informasi itu (Campbell, 2009)
B. Struktur DNA
C. Replikasi DNA
Replikasi bahan genetik ditentukan oleh beberapa komponen utama yaitu (Amir, dkk,
2010):
- DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
- Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP. Deoksi
ribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula 5-
karbon (deoksiribosa) dan gugus fosfat.
- Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisis proses
polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA.
Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang baru
terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA yang
rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA sangat stabil
dan mutasi jarang terjadi (Desy, 2010).
- Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasi DNA.
- Enzim pembuka ikatan untaian induk, yaitu enzim helikase dan enzim girase.
- Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka, yaitu
protein SSB (single strand binding protein).
- Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung
fragmen-fragmen DNA
Model Replikasi
Gambar 2. Hasil eksperimen Meselson dan Stahl untuk menentukan replikasi DNA yang
terjadi di alam (Pray, 2010)
14
Bila sel sel dibiarkan meningkat lagi dua kali jumlah pada media N, DNA yang
diisolasi memperlihatkan dua pita, satu menunjukkan densitas yang setara dengan DNA
ringan yang normal dan lainnya menunjukkan densitas DNA baru yang terlihat setelah sel
pertama jumlahnya mejadi dua kali, Meselson dan Stahl dengan demikian tiba pada
kesimpulan bahwa tiap dupleks DNA keturunan pada dua generasi sel sel mengandung satu
untaian induk dan satu untaian yang baru dibuat, tepat dengan pernyataan hipotesis Watson-
Crick. Jenis replikasi ini disebut semikonservatif, karena hanya satu untaian induk
dipertahankan pada tiap DNA keturunan. Pengamatan mereka dengan jelas meniadakan
replikasi konservatif, dimana satu dupleks DNA keturunan mempunyai dua untaian baru. Hal
ini juga meniadakan suatu mekanisme dispersif dimana tiap untaian keturunan DNA
mengandung potongan pendek dari kedua induk da DNA baru yang bergabung bersama
secara acak (Lehninger, et.al., 2005).
4. Tahapan Replikasi
Proses replikasi dalam molekul DNA dimulai pada suatu titik yang disebut dengan
Origin of Replication (Ori). Pada titik ini, DNA akan membentuk seperti gelembung kecil,
dimana ikatan hidrogen antara basa-basa terputus dan pasangan basanya terpisah. Heliks
mulai membuka uliran (Ma, et.al., 1998).
Tahapan replikasi DNA pada sel eukariot adalah sebagai berikut (Anonymous1, 2011):
1. Tahapan pertama (inisiasi) dalam proses replikasi DNA terjadi adalah pemutusan ikatan
hidrogen antara basa-basa nitrogen dari dua untai yang antiparalel. Pemutusan ikatan
tersebut terjadi pada rantai yang kaya akan ikatan A-T. Hal tersebut dikarenakan ikatan
antara adenin dan timin yang hanya merupakan ikatan rangkap dua, sedangkan pada ikatan
antara sitosin dan guanin adalah ikatan rangkap tiga. Helikase adalah enzim yang
berfungsi untuk membuka untai ganda DNA. Titik awal dimana terjadinya splitting
disebut sebagai origin of replication. Struktur yang dihasilkan disebut dengan Replication
Fork.
Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan dengan
leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmen-segmen yang
disebut fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA
polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada primer RNA
tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'3'. Fragmen primer RNA tersebut lalu
disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan deoksiribonukleotida
baru ditambahkan untuk mengisi celah yang tadinya ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu
menyambungkan fragmen-fragmen Okazaki tersebut sehingga sintesis lagging strand
menjadi lengkap (Necel, 2009).
Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang memutus
ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya untaian
ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian tunggal
DNA. Masingmasing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua untaian
DNA baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase membentuk
untaian DNA baru dengan memperpanjang oligonukleotida (RNA) yang dibentuk oleh enzim
primase dan disebut primer (Necel, 2009).
Daftar Pustaka
Glick, B.R. & J.J. Pasternak. 1994. Molecular 8iotechnology: PrinCiples and Applications of
Recombinant DNA. Washington, D.C.: ASM Press.
Lorenzen, N., and S.E. La Patra. 2005. DNA Vaccines for Aquaqultured Fish. Rev. Sci. Tech.
Off. Int. Epiz. 201-203.
Kiss T (2001). "Small nucleolar RNA-guided post-transcriptional modification of cellular
RNAs". The EMBO Journal. 20 (14)
Lee JC; Gutell RR (2004). "Diversity of base-pair conformations and their occurrence in
rRNA structure and RNA structural motifs". J. Mol. Biol. 344 (5)
Campbell NA, et. al. 2004. Biologi. 5 thed . Jakarta : Penerbit Erlangga