Anda di halaman 1dari 33

Nama Penulis

Bondan Sangaji Sugita, S.Pd


Nama Sekolah
Tk Rumah Citta
DI Panjaitan 70 Yogyakarta
(0274) 373709

Tahun Penyusunan
2022
Penguatan terkait cara bersikap terhadap teman yang beragama lain merupakan hal yang tidak kalah
penting dalam pengenalan agama pada anak. Bagaimana berinteraksi, menghargai perbedaan, bekerja
sama, saling tolong menolong dan sebagainya.
Melalui projek “Bermain bersama yang menyenangkan” harapannya anak akan lebih mengenal sikap
menghargai keberagaman agama dalam lingkungan sekitarnya. Anak akan lebih nyaman dalam
berinteraksi dengan mereka yang menganut agama lain. Mereka bisa bermain bersama, bekerjasama,
bisa saling membantu dan saling berbagi.
Aspek sosial emosional anak akan banyak terstimulasi dalam kegiatan ini, bagaimana berinteraksi
dengan teman, membangun kerjasama, memecahkan masalah dan sebagainya. Selain itu aspek
bahasa, kognisi, nilai agama moral dan fisik motorik juga akan mengikuti.
Alat dan Bahan Catatan
Puzzle tempat ibadah Guru membuat puzzle dengan memanfaatkan barang bekas seperti kardus
Gambar tempat perayaan keagamaan Guru membuat rancangan kegiatan untuk memainkan puzzle
Guru menyiapkan gambar

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak untuk bermain puzzle dengan tingkat kesulitan puzzle yang beragam atau dengan dipadukan kegiatan main yang
sedang digemari anak. Misal dipadukan dengan permainan motorik kasar.

(Anak Bermain Halang Rintang) (Anak Menyusun Puzzle)


Sebelum bermain ajak anak untuk membuat kesepakatan bersama terkait permainan yang akan dimainkan. Hal yang perlu diingat saat
membuat kesepakatan adalah anak melihat langsung lingkungan sekitar yang akan digunakan untuk bermain dan cara memainkan permainan
tersebut. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan mengusulkan kesepakatan untuk disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita
mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak : Mainnya harus antri // Guru: Kenapa harus antri? // Anak: Nanti kalau rebutan
malah dorong-dorongan, kalau jatuh nanti sakit

2. Setelah puzzle berhasil disusun sampai selesai, Guru memberikan umpan agar anak-anak penasaran. “Wah ada yang tahu ini gambar apa?”,
“Yuk habis ini coba kita cari tahu bareng-bareng ya tentang gambar ini, mau?”.

3. Guru mengajak anak istirahat sejenak untuk minum cuci tangan dan kaki bagi anak yang tidak menggunakan alas kaki saat bermain.

4. Guru mengajak anak untuk duduk melingkar dan membahas tentang gambar yang ada pada puzzle. Beberapa pertanyaan pemantik yang
bisa digunakan guru:
● Siapa yang tahu nama bangunan ini? Apa ya namanya?
● Siapa yang pernah melihat? Kesana?
● Kapan kamu kesana?
● Kenapa kamu kesana?
● Apa yang kamu lakukan disana?
● Bagaimana cara berdoamu?
● Ada apa saja disana?

5. Guru menegaskan kembali tentang informasi yang ada pada puzzle dengan merangkum apa yang didapat dari percakapan dengan anak.
Seperti “Iya ini namanya gereja seperti yang tadi dikatakan Sisil, Doni dan Amad...”
6. Guru menunjukkan kembali gambar-gambar yang sudah disiapkan. Ajak anak bercerita tentang gambar-gambar tersebut. Beberapa
pertanyaan pemantik:
● Waaah ini gambar apa ya? Siapa yang mau cerita?
● Siapa yang tahu gambar apa ini? Apa namanya?
● Siapa yang pernah melihat?
● Kapan melihatnya?
● Apa saja yang kamu lihat?
Apabila mereka tidak melakukannya aktivitas yang ada pada gambar secara langsung, gali pengalaman mereka terkait orang disekeliling
ataupun peran mereka. Misal : Teman yang beragama kristen “Saat takbiran mobilku dipinjam untuk takbiran” // Teman yang beragama islam
“Biasanya aku sama mamaku kasih kado ke anak teman mamaku yang merayakan natal”

7. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka saat main bersama dan
menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah (Kesulitan saat kegiatan, dengan teman dsb). Pada kesempatan ini, guru menguatkan
kembali tentang keragaman di sekelilingnya, mengajak anak-anak mengenali hal yang sama dan berbeda dari dirinya dengan temannya.
Mulai dari hal yang bisa dilihat langsung, misal ciri fisik seperti rambut panjang atau pendek, kegemaran mereka seperti aktivitas yang disukai,
mainan yang disukai, dan sampai pada keragaman agama. Guru juga menguatkan kembali bahwa ternyata walaupun mereka berbeda tetapi
bisa bermain bersama. Misal “Teman-teman tadi juga keren bisa bekerjasama menyusun puzzle sampai selesai dan tentu ikut kesepakatan.
Kasih apa buat semuanya? Tepuk tangan semua….”

8. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya. Seperti “Besok mau ajak teman-teman untuk melihat
video lho, hmmm kira-kira video apa ya? Besok datang tepat waktu ya”
Catatan
1. Guru bisa menyesuaikan tingkat kesulitan puzzle kegiatan bermainnya
2. Guru bisa menyederhanakan atau mengubah pertanyaan pemantik sesuai pemahaman anak. Guru juga bisa mengembangkan pertanyaan
dari pendapat anak untuk membantu dalam melihat perbedaan agamanya dengan teman-temannya.
3. Pada sekolah tanpa keberagaman agama, bisa digali dari pengalaman mereka terkait perayaan keagamaan yang ada pada keluarganya.
Karena setiap keluarga juga memiliki rutinitas yang beragam. Selain itu untuk mendapat pengalaman yang beragam bisa ajak mereka
bercerita tentang orang-orang (berbeda agama) yang ada di lingkungannya.
4. Semua kegiatan harapannya ada kesepakatan bersama. Dengan adanya kesepakatan anak tidak merasa dipaksa, anak juga merasa dihargai
karena terlibat saat membuatnya, anak juga merasa memiliki sehingga harapannya anak juga punya rasa tanggung jawab terhadap
kesepakatan tersebut.
Alat dan Bahan Catatan
Vidio : Apabila sekolah tidak mempunyai alat untuk memutar video bisa diganti dengan
https://www.youtube.com/watch?v=FvwKXXlSxw4 cerita dongeng
Alat pemutar video

Kegiatan Pembelajaran
Alternatif 1: Melihat Video
1. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan bersama. Hal yang perlu diingat saat membuat kesepakatan adalah anak melihat langsung
lingkungan sekitar yang akan digunakan untuk berkegiatan dan kegiatan yang akan dilakukan. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan
mengusulkan kesepakatan untuk disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak
: Kabelnya dilihat saja // Guru: Kenapa? // Anak: Nanti kalau dipakai mainan bisa tersetrum

2. Guru mengajak anak untuk ice breaking dan dilanjut dengan diskusi terkait video yang sudah dilihat. Saat diskusi tentang video, guru bisa
memberikan beberapa pilihan kepada anak untuk melaporkan. Misal: anak dipersilahkan untuk menggambar sebagai umpan untuk bercerita.
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa digunakan untuk diskusi:
● Siapa yang mau cerita tentang video tadi?
● Siapa saja tokoh yang ada pada video?
● Apa yang dilakukan bayu dan mateis?
● Mateis merayakan apa?
● Kenapa Bayu tidak makan daging babi?
● Bagaimana sikap Mateis ketika Bayu tidak mau makan daging babi?
● Bagaimana perasaan mereka setelah bermain bersama?
Alternatif 2: Dongeng
1. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan bersama. Hal yang perlu diingat saat membuat kesepakatan adalah anak melihat langsung
lingkungan sekitar yang akan digunakan untuk berkegiatan dan kegiatan yang akan dilakukan. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan
mengusulkan kesepakatan untuk disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak
: Duduk saja // Guru: Kenapa? // Anak: Kalau berdiri nanti menghalangi teman yang lain

2. Guru mengajak anak untuk ice breaking dan dilanjut dengan diskusi terkait dongeng yang sudah dilihat. Saat diskusi tentang dongeng, guru
bisa memberikan beberapa pilihan kepada anak untuk melaporkan. Misal: anak dipersilahkan untuk menggambar sebagai umpan untuk
bercerita.
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa digunakan untuk diskusi:
● Siapa yang mau cerita tentang dongeng tadi?
● Siapa saja tokoh yang ada pada dongeng?
● Apa yang dilakukan bayu dan mateis?
● Mateis merayakan apa?
● Kenapa Bayu tidak makan daging babi?
● Bagaimana sikap Mateis ketika Bayu tidak mau makan daging babi?
● Bagaimana perasaan mereka setelah bermain bersama?

Lanjutan Alternatif 1/ 2
3. Setelah diskusi tentang video atau dongeng, guru juga memberi penguatan kepada anak untuk dapat melihat toleransi dalam beragama.
Saling tolong menolong, berbagi, mau menerima perbedaan yang ada di kelas atau pengalamannya. Guru juga bisa dengan memberi contoh
secara real bentuk toleransi yang sudah dilakukan teman-teman. Misal: “Kemarin ada teman yang bercerita kalau saat takbiran mobilnya
dipinjamkan untuk takbiran, ada teman yang memberi kado kepada teman yang merayakan natal”
4. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka saat main bersama dan
menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah (Kesulitan saat kegiatan, dengan teman dsb). Selanjutnya guru juga memberikan
pertanyaan simpulan terkait toleransi dalam kelas. Pertanyaan pemantik “Kita kan berbeda-beda, bisa kah kita berkegiatan bersama atau
bekerjasama? Seperti membuat proyek bersama? Mau?”

5. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya dan mengapresiasi kegiatan hari ini. Seperti “Coba
teman-teman cari ide ya, kira-kira kita mau membuat projek apa ne? Besok kita usulkan di sekolah”

Catatan
1. Guru bisa memilih alternatif kegiatan sesuai kebutuhan sekolah.
2. Guru bisa mengambil cerita di video untuk mendongeng atau bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelas atau sekolah.
3. Guru bisa menyederhanakan atau mengubah pertanyaan pemantik sesuai pemahaman anak. Guru juga bisa mengembangkan pertanyaan
dari pendapat anak untuk membantu dalam melihat perbedaan agamanya dengan teman-temannya.
Alat dan Bahan Catatan
Papan tulis/ Kertas besar Papan tulis atau kertas bisa disesuaikan dengan ketersediaan media sebagai
Kertas dan alat tulis tempat untuk menulis

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan sebelum melakukan diskusi tentang projek. Hal yang perlu diingat saat membuat
kesepakatan adalah anak tahu kegiatan yang akan dilakukan. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan mengusulkan kesepakatan untuk
disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak : Kalau mau usul angkat tangan
// Guru: Kenapa? // Anak: Biar nanti Mas/Pak Guru tahu siapa yang mau usul

2. Guru memfasilitasi anak untuk mengusulkan ide projek yang akan dikerjakan. Masing-masing anak diberikan kesempatan untuk mengusulkan
idenya. Anak diberi kebebasan untuk mengusulkan idenya, apapun itu. Anak juga diberikan beberapa pilihan saat mengusulkan idenya, bisa
dengan menggambar, menulis atau mengusulkan langsung. Ketika mengusulkan ide, harapannya anak juga bercerita kenapa dia
mengusulkan ide tersebut. Misal : “Roblox, karena aku pengen tahu cara membuat game di Roblox, kita bisa bermain game juga”
Guru menuliskan semua usulan ide proyek pada kertas besar. Untuk anak yang suka/ tertarik pada kegiatan menulis, guru mempersilakan
untuk menuliskan usulan idenya sendiri. Agar lebih menarik, guru menuliskan usulan ide anak dengan berbagai warna sesuai kemauan anak.

3. Setelah semua anak berhasil mengusulkan idenya, guru mengajak anak berdiskusi tentang proyek yang akan dipilih dari daftar usulan. Guru
dapat menggunakan metode musyawarah atau voting dalam pemilihan proyek sesuai kesepakatan kelas.

4. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka terkait projek yang akan dikerjakan
bersama dan menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah (Kesulitan saat kegiatan, dengan teman dsb). Disini juga bisa digunakan
untuk memberi dukungan kepada anak untuk mengenali bahwa temannya memiliki keinginan atau ketertarikan yang beragam. Dengan
keberagaman itu ternyata ada cara untuk menyatukan keinginan mereka.

5. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya dan mengapresiasi kegiatan hari ini. Seperti “Tadi apa
ya projek yang sudah kita sepakati? Ada yang sudah tahu tentang ular tangga? Oke coba besok kita cari tahu ya tentang ular tangga. Oiya
kita mau cari tahu lewat apa nih?”
Catatan
1. Tahap ini dilakukan ketika projek yang diambil berdasarkan kesepakatan/ ide anak.
2. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk mengusulkan idenya, apa saja. Dalam projek ini tidak ada satu tema wajib, karena projek ini
akan menekankan pada interaksi sosial anak dalam merespon keragaman minat, kemampuan anak.
3. Saat usul maupun voting, anak boleh mengusulkan lebih dari satu ataupun voting lebih dari satu sesuai keinginan anak.
Alat dan Bahan Catatan
Papan tulis/ Kertas besar Papan tulis atau kertas bisa disesuaikan dengan ketersediaan media sebagai
Ular tangga tempat untuk menulis

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan sebelum melakukan diskusi tentang projek. Hal yang perlu diingat saat membuat
kesepakatan adalah anak tahu kegiatan yang akan dilakukan. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan mengusulkan kesepakatan untuk
disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak : Kalau ada yang berbicara
didengarkan // Guru: Kenapa? // Anak: nanti kalau semua ngomong jadi bingung

2. Setelah proyek terpilih, guru mengajak anak untuk mencari informasi tentang projek melalui berbagai media yang dapat digunakan. Bisa
dengan mengamati bentuk ular tangga secara langsung, mencari tahu melalui pengalaman anak atau melalui internet

3. Guru mengajak anak untuk bercerita tentang apa saja yang sudah didapat ketika kegiatan mencari informasi. Guru bisa menuliskan informasi
yang didapat anak tentang projek dengan membuat mind map.
4. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka terkait kegiatan hari ini dan
menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah (Kesulitan saat kegiatan, dengan teman dsb). Guru bisa menggunakan mind map
untuk membantu mereview kegiatan hari ini.

5. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya dan mengapresiasi kegiatan hari ini. Seperti “Waaah
hari ini teman-teman keren, sudah cari tahu sendiri tentang ular tangga. Besok kita buat rancangannya ya, mau bagaimana ular tangga kita,
bentuknya, alat bahan yang digunakan, cara bermain, lama pengerjaan dan sebagainya”

Catatan
1. Guru dapat menggunakan berbagai media untuk mencari pengetahuan atau informasi terkait proyek. Seperti: Cerita pengalaman anak, buku.
Internet, guru tamu, minitrip, wujud projek itu sendiri dan sebagainya.
2. Saat membuat mind map, guru memberikan kesempatan pada semua anak untuk mengeluarkan pendapatnya. Untuk teman yang masih
belum mau berpendapat, bisa dipancing dengan pertanyaan atau cerita pengalamannya.
Alat dan Bahan Catatan
Papan tulis/ Kertas besar Papan tulis atau kertas bisa disesuaikan dengan ketersediaan media sebagai
tempat untuk menulis

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan sebelum melakukan diskusi tentang projek. Hal yang perlu diingat saat membuat
kesepakatan adalah anak tahu kegiatan yang akan dilakukan. Harapannya anak akan mengidentifikasi dan mengusulkan kesepakatan untuk
disepakati bersama. Ajak juga anak untuk bercerita mengapa dia mengusulkan kesepakatan itu. Misal : Anak : Kalau ada yang berbicara
didengarkan // Guru: Kenapa? // Anak: nanti kalau semua ngomong jadi bingung

2. Guru memfasilitasi anak untuk berdiskusi terkait kebutuhan dalam pengerjaan projek, seperti rancangan ular tangga (bentuk, gambar, jumlah
kotak dsb), alat dan bahan, lama pengerjaan, cara memainkan dan lain-lain. Guru menulis hal yang sudah disepakati dalam pengerjaan
proyek pada kertas besar.
3. Setelah rancangan projek sudah disepakati, anak diberi kesempatan untuk memilih peran pengerjaan proyek sesuai minat mereka. Selain
memilih, ajak anak bercerita alasan mereka memilih peran tersebut. Disini bisa dijadikan guru untuk mengenalkan macam kegemaran anak
dalam pengerjaan projek.

4. Untuk mempermudah guru atau anak mengenali peran masing-masing anak bisa dituliskan pada kertas besar. Ajak anak untuk berperan
dalam kegiatan ini dengan mendorong anak menuliskan sendiri. Bisa menuliskan judul, macam peran (Satu kata atau satu kalimat) atau
namanya. Untuk anak yang masih belum bisa menulis, guru bisa mendorong anak lain untuk saling membantu.
5. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka ketika diberi kesempatan untuk
memilih peran, dibantu teman dan membantu teman.

6. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya sesuai rencana pengerjaan projek dan mengapresiasi
kegiatan hari ini. Guru bisa mengajak anak untuk memanfaatkan alat dan bahan bekas yang ada di rumah untuk dibawa ke sekolah dihari
berikutnya. Berkaitan dengan hal tersebut sebaiknya guru juga mengkomunikasikan kepada orang tua, ajak orang tua dan anak untuk
berdiskusi terkait bahan yang bisa dipakai.

Catatan
1. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk memilih peran dalam kegiatan projek. Ajak anak untuk mengemukakan atau menyampaikan
alasan pada pilihannya. Ajak anak mengenali macam-macam ketertarikan atau kegemaran disetiap anak dan sampai pada sikap saling
menghormati terhadap pilihan temannya.
2. Guru bisa membatasi jumlah maksimal pada setiap pengerjaan projek dan beritahu anak alasannya. Ketika muncul sebuah permasalahan,
kenalkan anak pada sikap empati dan menemukan pemecahan masalahnya bersama.
Alat dan Bahan Catatan
Kertas bertuliskan rancangan projek Guru tetap menyediakan alat bahan untuk berjaga-jaga kalau ada yang tidak
Alat bahan sesuai rancangan projek membawa
Gambar referensi macam tempat ibadah dan
perayaan hari besar agama

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengumpulkan alat dan bahan menjadi kelompok-kelompok agar mudah dalam mendampingi. Guru mengajak anak bersama-sama
membaca rancangan projek, mengecek alat dan bahan sesuai kelompok peran/ tugas, membaca peran masing-masing anak dan rencana
pengerjaan (Waktu).

2. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan sebelum mengerjakan projek. Hal yang perlu diingat saat membuat kesepakatan adalah
anak tahu kegiatan yang akan dilakukan dan alat bahan yang akan digunakan.

3. Guru memfasilitasi anak untuk mengerjakan proyek. Guru selalu memberi kesempatan pada anak untuk aktif mengeksplorasi alat dan bahan
maupun cara mengerjakannya. Misal saat membuat dadu, gambar dotnya boleh divariasikan dengan gambar sesuai keinginan anak. Saat
membuat pion anak boleh menanyakan kepada temannya, siapa tokoh favoritnya. Saat membuat papan ular tangga beri dukungan anak
untuk bekerjasama menggabungkan karton, membuat garis, menggambar dengan berbagai cara sesuai ide anak. Apabila ada anak yang
merasa kesulitan, guru memberi dukungan kepada anak untuk saling membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Selain itu
kenalkan pada anak tentang apresiasi sebagai bentuk penguatan.
4. Pada akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka saat berkegiatan bersama dan
menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah. Pada kesempatan ini, guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita
tentang masalah yang dihadapi saat mengerjakan projek. Guru memberikan dorongan pada semua anak untuk mau membantu memecahkan
atau mencari solusi dari permasalahan tersebut. Beri apresiasi atas keberhasilan anak dalam berkegiatan bersama, saling bekerjasama, saling
membantu. Misal Anak: “Aku senang karena tadi dibantu sisil saat menulis nama masjid, sisil memberikan contoh tulisan dan aku menirukannya”
// Guru : Waaaaa kalian keren, bisa saling bantu atau bekerjasama”

5. Sebelum menutup kegiatan, guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya sesuai rencana pengerjaan projek.

Catatan
1. Ular tangga dalam proyek ini berukuran besar. Selain lebih menarik dan jelas gambar atau tulisannya, dalam pengerjaanya pun akan lebih
mudah.
2. Guru bisa memberikan referensi bentuk ular tangga, pion atau dadu.
3. Guru bisa menyesuaikan tugas dengan perkembangan masing-masing anak. Misal untuk anak yang baru tertarik dengan kegiatan menulis,
bisa dibantu dengan contoh tulisan, menulis di garis, mengeja dengan menulis sendiri dengan dibantu garis sebagai petunjuk jumlah huruf
yang ada pada kata yang akan ditulis, dan menulis mandiri.
4. Guru juga menekankan tentang kebersamaan, saling bekerjasama walau setiap anak berbeda-beda. Apabila ada perbedaan
kegemaran/minat, kemampuan atau pendapat saat berkegiatan, hal tersebut dapat teratasi.
5. Guru selalu memfasilitasi dan memberi dukungan untuk memecahkan masalah sederhana dan saling menghargai.
CONTOH ULAR TANGGA
Alat dan Bahan Catatan
Kardus/ Kertas Guru bisa memanfaatkan bahan-bahan yang tersisa untuk membuat undangan,
Papan tulis/ kertas besar seperti potongan kardus dan kertas
Alat tulis

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak bersama-sama mengecek perlengkapan projek “Ular tangga” dan membaca rencana pengerjaan (Waktu).

2. Guru mengajak anak diskusi tentang rencana tampil projek dengan menawarkan pada anak. Beberapa pertanyaan pemantik
● Teman-teman, pak guru punya usul ne, gimana kalau kita besok presentasi, cerita tentang proyek kita ke semua teman sekolah? Atau
mungkin bisa mengundang bapak ibuk teman-teman? Setuju nggak?
● Siapa saja yang diundang?
● Bagaimana ya caranya mengundang teman?

3. Guru mengajak anak untuk membuat kesepakatan dan lanjut untuk membuat undangan. Guru bisa mengajak anak berdiskusi untuk
menentukan waktu dan tempat akan diadakan presentasi. Guru bisa menuliskan pada kertas besar tentang kesepakatan isi undangan.
4. Guru memfasilitasi anak untuk membuat undangan dengan memanfaatkan kardus dan kertas bekas. Untuk anak yang baru belajar menulis bisa
memakai tulisan pada plano sebagai contoh. Sedangkan untuk anak yang sudah bisa menulis atau mau menulis sendiri bisa dibantu dengan
mengeja. Selain menulis anak-anak juga boleh menghias undangan sesuai ide masing-masing

5. Setelah undangan selesai, guru dan anak membagikan undangan tersebut pada setiap kelas yang akan di undangan. Selain membagikan bisa
juga ajak anak untuk membacakan langsung pada kelas yang akan diundang.

6. Di akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, perasaan mereka saat kegiatan bersama dan
menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah (Kesulitan saat kegiatan, dengan teman dsb). Guru menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan besok atau pertemuan selanjutnya sesuai rencana pengerjaan projek dan mengapresiasi kegiatan hari ini.
Catatan
1. Isi atau tulisan pada undangan sesuaikan dengan kemampuan anak (bisa diberi garis lurus saat menulis, bisa dengan diberi contoh tulisan,
bisa menulis dengan mandiri)
2. Ajak anak untuk terlibat aktif dalam diskusi

CONTOH UNDANGAN PROJEK


Alat dan Bahan Catatan
Projek ular tangga Guru bisa membagi tempat duduk sesuai tingkatan kelas (Penonton)
Pengeras suara
Karpet/ Tikar

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru mengajak anak bersama-sama mengecek keperluan untuk presentasi projek. Guru mengajak anak untuk membantu menyiapkan
kebutuhan saat mereka presentasi. Seperti menyiapkan karpet, menyiapkan ular tangga ke tempat mereka tampil. Bisa juga ajak anak untuk
membagi perannya. Seperti ada yang jadi MC, ada yang nanti bercerita tentang proses pengerjaan projek, ada yang cerita tentang proyeknya
atau yang memainkan ular tangga.

2. Sebelum presentasi, guru dan anak-anak membuat kesepakatan bersama saat presentasi. Beberapa pertanyaan pemantik saat presentasi
projek:
● Apa projek kalian?
● Bagaimana cara membuatnya?
● Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan?
● Ada gambar apa saja di ular tangga?
● Apa yang kamu buat? Kenapa kamu memilih itu?
● Bagaimana cara memainkannya?
● Bagaimana perasaanmu setelah membuat ular tangga?
● Apa yang paling kamu sukai saat membuat ular tangga?
3. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk memainkan ular tangganya. Saat bermain ular tangga boleh mengajak teman-teman dari luar
kelas.

Catatan
1. Presentasi projek ini merupakan bentuk apresiasi kita dan lingkungan sekolah terhadap pencapaian anak pada projek yang sudah mereka
lakukan.
2. Pertanyaan pemantik bisa diubah dan disesuaikan dengan pemahaman anak
Alat dan Bahan Catatan
Dokumentasi kegiatan Guru bisa menyiapkan dokumentasi kegiatan dari proses awal sampai akhir projek

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan pengalaman kegiatannya selama projek dan mengemukakan perasaannya
saat berkegiatan bersama. Guru bisa menunjukan dokumentasi kegiatan main anak, mulai dari proses awal projek sampai saat presentasi
sebagai pemantik. Guru memberi dorongan kepada anak untuk melihat bagaimana bermain atau berkegiatan dalam keberagaman, termasuk
perasaan mereka. Guru memberi apresiasi pada setiap keberhasilan anak.

2. Guru mempersilahkan anak untuk memainkan ular tangga yang mereka buat

3. Pada akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak untuk mereview pengalaman main hari ini, bagaimana perasaan mereka saat berkegiatan
bersama dan menanyakan siapa yang mungkin mempunyai masalah. Selain itu sebelum menutup kegiatan, guru bisa menguatkan kembali
tentang toleransi yang sudah dilakukan dan bagaimana perasaan mereka tentang hal tersebut.

Catatan
1. Pada sekolah tanpa keberagaman agama, kegiatan diskusi keberagaman dan pembiasaan sikap memahami persamaan dan perbedaan
dapat difasilitasi pada keberagaman budaya keluarga, suku bangsa dalam merayakan hari raya keagamaan.
1. Tabel Checklist
Nama Anak :

Tujuan Projek Hasil Observasi

Nama Kegiatan Catatan Situasi Teramati

Mengenal simbol-simbol dan ekspresi (nama kegiatan saat tujuan (narasi kegiatan anak pada kegiatan)
keagamaan yang konkret muncul)
Mengenali hal-hal yang sama dan
berbeda yang dimiliki diri dan teman
dalam berbagai hal
Membiasakan untuk mendengar
pendapat teman dan mulai
mengekspresikan secara wajar

Terbiasa kerjasama dalam melakukan


kegiatan dengan kelompok (dua orang
atau lebih)
Mulai membiasakan untuk peduli
kepada orang-orang di sekitar
2 Tabel Foto Berseri
Nama Anak :
Kegiatan :

Foto Kegiatan Catatan


3. Tabel Evaluasi Kegiatan
Hal yang Dievaluasi Catatan Penilaian

● Kesesuaian tujuan dengan kegiatan

● Ketepatan media yang digunakan

● Ketepatan metode pembelajaran

● Kemampuan fasilitasi guru

Rencana Tindak Lanjut :


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai