Anda di halaman 1dari 11

220 Konflik Antar Mahasiswa Asal Indonesia Timur di Kota Malang,

Jawa Timur

Dias Mahadi Talenta Pratama

diasmahdi@yahoo.com

Departemen Antropologi FISIP, Universitas Airlangga

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab koflik antar kelompok mahasiswa Ambon dengan
kelompok mahasiswa Sumba di Malang. Bagaimana realitas konflik yang berkepanjangan terjadi antar kelompok
mahasiwa Ambon dengan kelompok mahasiswa Sumba yang terjadi pada tahun 2014 hingga tahun 2016 di Malang.
Bagaimana proses penyelesaian konflik antar kelompok mahasiswa Ambon dengan kelompok mahasiswa Sumba di
Malang. Penelitian ini merupakan studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan
data yakni wawancara, observasi dan studi literatur. Data yang didapat kemudian digolongkan menjadi dua, yaitu
data sekunder dan data primer yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif sehingga
menggambarkan tentang penelitian secara utuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab konflik antar
kelompok mahasiswa Ambon dengan kelompok mahasiswa Sumba yang terjadi di Malang berupa masalah-masalah
sepeleh seperti salah paham, saling ejek, dan menggoda teman wanita dari salah satu kelompok. Puncak realitas
konflik berkepanjangan yang terjadi antara kelompok mahasiswa Ambon dengan kelompok mahasiswa Sumba di
Malang terjadi padatahun 2016, yang berdampak pada pemulangan paksa terhadap kelompok mahasiswa Sumba
kedaerahasalnya dan salah satu kelompok mahasiswa Ambon meninggal dunia. Upaya penyelesaian konflik yang
dilakukan adalah dengan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai dan diselesaikan secara kelembagaan.
Kata Kunci: Konflik, Realitas konflik

ABSTRACT
This study aims to determine the factors causing conflict between groups Ambon students with Sumba student
groups in Malang. How is the reality of prolonged conflict between groups of Ambon students with Sumba student
groups from 2014 to 2016 in Malang. How is the conflict resolution process between Ambon student groups with
Sumba student groups in Malang. This research is case study and using qualitative approach, with data collecting
technique that is interview, observation and literature study. The data obtained then classified into two, namely
secondary data and primary data which is then processed and presented in the form of descriptive so that describes
the whole research. The results showed that the causes of conflict between Ambon student groups and Sumba
student groups that occurred in Malang in the form of problems such as misunderstanding, mutual mockery, and
tease female friends from one of the group. The peak of the reality of the prolonged conflict between Ambonese
students and the Sumba student group in Malang occurred in 2016, affecting the forced return of the Sumbanese
students to their home areas and one of Ambon's student groups. The effort to resolve the conflict is to bring
together both parties to the conflict and solved the institutional.
Keywords: Conflict, Reality of conflict

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 358


PENDAHULUAN mereka.Keragama juga dekat dengan konflik
karena perbedaan pandangan dan
Malang merupakan sebuah kota yang
kebudayaan. Membuat mereka berusaha
terletak di Provinsi Jawa Timur dan mulai
agar idealisme yang dibawa kelompoknya
berkembang dalam berbagai sektor seperti
dapat diterima di likngkungan barunya. Hal
pemerintahan, perekonomian hingga sosial
tersebut dilakukan oleh masing-masing
budaya. Saat ini Kota Malang menjadi
kelompok sehingga konflik menjadi yang
wilayah dengan perkembangan bidang
tidak terhindarkan.
pendidikan yang sangat pesat dimana
banyaknya universitas yang ada di Malang Contoh kasus pada tahun 2014, konflik

dan menjadi tempat tujuan pendidikan untuk yang terjadi selama satu hari (26/06/2014 –

mahasiswa asal Malang sendiri maupun dari 27/06/2014) di wilayah Tlogomas,

wilayah luar Malang. Adapun dari sekian Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa

banyak mahasiswa yang menempuh studi di Timur, konflik yang terjadi melibatkan

Malang sendiri mayoritas adalah masyarakat kelompok mahasiswa Ambon dan kelompok

yang berasal dari luar wilayah Malang. mahasiswa Sumba. Konflik yang terjadi

Universitas-universitas yang ada di Malang diakibatkan karena mahasiswa asal Sumba

menawarkan beragam program studi yang hilang kesadaran atau mabuk dan menggoda

ada menjadi daya tarik tersendiri terutama atau menyinggung teman wanita mahasiswa

bagi para pendatang yang ingin menempuh asal Ambon. Konflik yang terjadi pada

studi dan hal tersebut membuat beberapa mulanya hanya melibatkan beberapa

universitas di Malang menjadi universitas mahasiswa Sumba dan Ambon yang beradu

yang memiliki daya tarik tersendiri atas argumen, tapi tidak lama merambat pada

mahasiswanya yang dominan dari luar Jawa kelompok masing-masing sehingga

khususnya wilayah Indonesia Timur. melibatkan ratusan mahasiswa. Akibat dari


konflik yang terjadi salah satu mahasiswa
Banyaknya mahasiswa Indonesia Timur
asal Sumba mengalami luka bacok.
datang ke pulau Jawa membentuk
(http://www.tribunnews.com/regional/2014/
keragaman penduduk.Keragaman itu
05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-di-
mempengaruhi terbentuknya sebuah
komunitas sesuai daerah asal

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 359


malang-terlibat-bentrok,diakses pada bertujuan agar peneliti dapat memaknai
tanggal 20 Maret 2017, pukul 17:00 WIB). suatu peristiwa kehidupan nyata dari
seseorang maupun kelompok atau organisasi
Dalam penulisan ini membahas tentang
dengan mempertahankan karakteristik
bagaimana terjadinya realitas konflik,
holistiknya. Penentuan informan
dampak konflik, dan penyelesaian konflik
menggunakan teknik purposive sampling.
antara mahasiswa Ambon dengan
mahasiswa Sumba yang berkelanjutan mulai
Hasil dan Pembahasan
tahun 2014 sampai 2016 di Kota Malang,
Jawa Timur.
Menurut Winardi (dalam Widiasavitri,

Metode Penelitian 2007:18-20) ada empat macam tipe konflik


yaitu, konflik dalam diri individu, konflik
Metode adalah cara kerja suatu penelitian antar pribadi, konflik antar kelompok, dan
untuk memahami objek penelitian konflik antar organisasi. Konflik yang
(Koentjaraningrat, 1987:7). Dalam skripsi terjadi antara kelompok Ambon dengan
ini peneliti menggunakan metode kualitatif, kelompok Sumba pada awalnya merupakan
karena metode ini sering digunakan dalam konflik antar personal dan kemudian
penlitian sosial. Menurut Moleong (2007:6) melebar menjadi konflik antar kelompok.
metede kualitafif adalah penelitian ilmiah Faktor penyebab konflik antar kelompok
yang mengutamakan interaksi yang Ambon dengan kelompok Sumba diawali
mendalam antara peneliti dengan fenomena dengan hal yang sepele seperti provokasi
yang sedang ditelitiyang bertujuan untuk terhadap salah satu anggota kelompok.
melihat fenomena secara ilmiah.
Kemudian masa puncak konflik terjadi pada
saat diklat “FMMB” mahasiswa baru asal
Dalam penelitian ini menggunakan
Maluku.
strategi studi kasus. Koentjaraningrat
(1987:30) mengatakan bahwa penelitian Konflik dalam bentuk tawuran antar
studi kasus merupakan penelitian yang mahasiswa di universitas Wisnuwardhana
meneliti tentang keadaan sosial suatu yang melibatkan atara dua kelompok yaitu
kelompok dimana masih banyak orang yang kelompok Ambon dengan kelompok Sumba
mengetahui keadaan ini.Studi kasus menurut , merupakan konflik antar suku yang
Yin (2004:4) marupakan penelitian yang

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 360


berlanjut mulai tahun 2014-2016. Bentuk puncak tawuran terjadi penyerbuan di kos-
konflik yang dilakukan oleh kedua kosan Jl. Raya Tlogomas, Gg.06 dan
kelompok tersebut adalah konflik kekerasan berlanjut sampai Gg.08.
fisik maupun materi yang ditandai dengan
adanya penyerangan, pengrusakan, dan Akibat dari tawuran tersebut sejumlah
penganiayaan hingga menyebabkan kaca kos-kosan rusak dan salah satu
kematian. Berikut ini akan dijelaskan faktor mahasiswa asal Sumba ada yang mengalami
penyebab dari beberapa kasus konflik antar luka bacok.Untuk meredahkan aksi tawuran
kelompok mahasiswa Ambon dan kelompok satuan Brimob dari Ampeldento, personil
mahasiswa Sumba: dari Polsek Lowokwaru, Blimbing, dan
Kedungkandang dikerahkan.Aksi saling
1) Kasus tawuran tahun 2014 di Tlogomas, lemparbatu terus berlanjut meskipun satuan
Kota Malang. polisi datang di lokasi, bahkan ada
mahasiswa yang masih mengacungkan
Kasus tawuran ntar kelompok Ambon sejata tajam.Untuk meredahkan aksi tawuran
dengan kelompok Sumba yang tejadi pada tembakan peringatan sebanyak tiga sampai
26 Mei 2014 sampai 27 Mei 2014 di empat kali diberikan. Pihak kepolisian
Tlogomas, Kota Malang kronologis awalnya mengamankan kurang lebih 20 mahasiswa
kelompok mahasiswa Ambon dan kelompok yang terlibat tawuran di Jl. Raya Tlogomas,
mahasiswa Sumba nongkrong di tempat Kota Malang. Meskipun tawuran selesai
yang sama. Pada saat itu kelompok satuan polisi tetap menjaga daerah tersebut,
mahasiswa Sumba sedang mabuk-mabukan dikarenakan takut terjadi bentrok susulan.
dan menggoda cewek dari kelompok Seperti yang dikatakan bapak Joko:
mahasiswa Ambon hingga salah satu
anggota kelompok yang tersinggung.Konflik “Oalah tawuran tahun 2014 itu ya mas,
kebetulan pas itu saya dilokasi. Waktu
antar pribadi melebar menjadi konflik antar
itu sekitar jam delapan malam saya
kelompok.Kedua kelompok yang awalnya sedang jualan nasgor di depan ruko
Tlogomas. Disitu ada mahsiswa dari
tidak lebih dari 20 orang menjadi semakin
Ambon sama mahasiswa dari Sumba
banyak setelah aksi saling lempar batu dan lagi nongkrong, tapi kelihatannya
mahasiswa dari Sumba lagi acara
serangan menggunakan senjata tajam.Aksi
minum mas. Tiba-tiba salah satu
kejar-kejaran sampai ke jalan raya dan mahasiswa Sumba menggoda teman
ceweknya mahasiswa Ambon.Yang

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 361


cowok tidak terima kalau ceweknya hingga melebar sampai kelompok
digoda akhirnya saling adu mulut.
besar.Aksi tawuran terjadi dua kali dalam
Sekitar setengah jam mahasiswa ambon
kembali ke depan ruko membawa sehari.
kurang lebih sekitar 50 an mahasiswa
Ambon pakai sepeda motor sama ada
yang bawa sajam.malam itu memang Tawuran pertama terjadi pada dini hari,
ada yang mbleyer-mbleyer, sepeda dan aksi tawuran kedua terjadi pada saat
motor cukup keras sampai sakit
ditelinga, langsung setelah itu terjadi petang.Tawuran pertama berlangsung
aksi saling serang dan jumlahnya kurang lebih selama 30 menit sebelum polisi
makin banyak. Langsung lempar batu
sama kejar-kejaran masuk gang disini melakukan pengamanan. Polisi melakukan
mas. Sekitar 2 jam satu truk Brimob pengamanan hingga pagi hari , kemudian
datang, tapi masih ada yang lempar-
lempar batu mas.Katanya ada tawuran kembali terjadi hingga petang.
mahasiswa Sumba yang kena bacok.” Dalam tawuran tersebut mereka saling
lempar batu dan mengacungkan senjata
Warga setempat pun merasa cemas dan
tajam.Kedua kelompok pun menyanyikan
tidak nyaman dengan aksi tawuran yang
yel-yel asal daerah mereka masing-masing
dilakukan oleh mahasiswa asal Indonesia
untuk memberikan semangat kelompoknya.
timur. Seperti yang dikatakan bapak Saiful:
Dalam tawuran yang terjadi tidak ada

“Gimana kita sebagai warga Tlogomas korban jiwa, namun kaca-kaca rumah warga
tidak cemas dan merasa nyaman mas kalo ada yang pecah.
mahasiswa yang tinggal disini membuat kita
tidak nyaman karena ulang mereka yang
arogan.” Seperti yang dikatakan bapak Joko
sebagai berikut:
2) Kasus tawuran tahun 2015 di Universitas
Kanjuruhan Malang.
“ya pernah dengar kalo tawuran
mahasiswa Ambon sama mahasiswa
Kasus tawuran antara mahasiswa Ambon Sumba terjadi lagi tahun di depan
UNIKAMA. Katanya teman-teman
dengan mahasiswa Sumba terjadi lagi. Kali saya yang jualan di daerah deket situ
ini aksi yang terjadi pada 20 November tawurannya itu pagi sampai maghrib
mas. Kedengeran ada yang nyanyi-
2015 di depan universitas Kanjuruhan nyanyi lagu daerah sambil lempar
Malang. Seperti kasus tawuran pada tahun batu dan sajam mas. Kayak perang
suku didaerahnya sendiri ya mas
2014 yang terjadi di Tlogomas, penyebab haha... tapi masalah korban yang
tawuran sebenarnya permasalahan individu jatuh kurang paham saya mas, cuma

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 362


kaca rumah warga banyak yang Kronologisnya diceritakan oleh
pecah.”
Mariosebagai berikut:

3) Kasus tawuran tahun 2016 di


Universitas Wisnuwardhana “Sebelum tawuran besar terjadi,
awalnya itu dari permasalahan pribadi,
Terjadi lagi tawuran antar mahasiswa asal saling tegur, sampai mereka tidak
terima dan kembali kelokasi membawa
Ambon dengan mahasiswa asal Sumba di rombongan dan senjata tajam. Mereka
Malag. Kali ini terjadi di universitas mengacungkan sacam kepada ketua
kelompok. Kita orang tidak terima
Wisnuwardhana pada tanggal 19 Maret 2016 dengan perlakuan tidak sopan dari
yang mengakibatkan salah satu mahasiswa mereka..”

asal Ambon meninggal dunia. Kronologis


Berbeda dengan dari Brury, awal
tawuran awalnya pada malam tanggal 19
terjadinya konflik:
Maret 2016 mahasiwa asal Maluku
melakukan pelantikan atau pengkaderan di “kita datang ke acara mereka dengan
lantai 3, aula universitas Wisnuwardhana. maksud ingin tahu acara apa yang
diselenggarakan. Tapi saat mau masuk
Rombongan asal Sumba yang jumlahnya ke lokasi acara mereka, salah satu
sekitar 7 orang datang dengan maksud panitia bilang kalau pakaian kami tidak
sopan dan melarng kita masuk. Kita
mengikuti acara tersebut.Terjadi salah rasa pakaian kami sudah sopan..”
paham pada saat pembicaraan antara panitia
dengan rombongan tersebut.Mahasiswa asal Melihat dinamika konflik sosial

Sumba meninggalkan lokasi dan kembali mahasiswa asal Ambon dan mahasiswa asal

lagi membawa lebih banyak rombongan dan Sumba, maka terdapat beberapa faktor

salah satu dari rombongan tersebut sewaktu-waktu sebagai penyebab dasar

membawa sajam.Setelah acara selesai terjadinya konflik sosial mahasiswa, banyak

kelompok mahasiswa Ambon dihadang oleh cara untuk menyelesaikan konflik tetapi

kelompok mahasiswa Sumba sambil tidak diikuti dengan kemauan. (Jumadi,

mengacungkan senjata tajam.Bentrok tidak 2009:186).

dapat dihindarkan hingga pada akhirnya


Timbulnya konflik karena adanya
kelompok Ambon berhasil membubarkan
perbedaan kepentingan (Pruitt dan Rubin,
kelompok Sumba.
2003:21). Menurut Isre (2003, 5-6) akar
konflik itu adalah suatu tingkat marjinalisasi

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 363


sosial atau penderitaan sosial yang tidak bias terjadinya konflik antar kelompok adalah
di tolerir dalam perebutan sumber daya dan masalah-masalah sepele seperti, teman
kekuasaan. Solidaritas kelompok terbentuk ceweknya digoda, salah paham komunikasi,
karena upaya memperjuangkan nilai-nilai, dan saling ejek yang merupakan masalah
status sosial, kekuasaan dan berbagai pribadi atau individu. Walaupun
sumberdaya yang langka dengan cara penyebabnya masalah pribadi dan
melemahkan, merusak atau menghancurkan menyangkut pautkan etnisitas dan
pihak lawan.Nampak pada setiap tindakan kelompok akhirnya masing-masing
kekerasan yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok tidak dapat mengendalikan
kelompok, selain berdampak adanya korban diri.Apabila ada salah satu pihak yang kalah
jiwa juga adanya pengrusakan seperti maka konflik masih terus berlangsung yang
pemecahan kacah rumah ataupun kos-kosan. merupakan aksi balas dendam.

Pemicu timbulnya konflik antar kelompok Aksi tawuran antara kelompok mahasiswa
mahasiswa asal Ambon dengan mahasiswa Ambon dengan kelompok mahasiswa Sumba
Sumba di Malang terkadang masih dalam di Kota Malang bersumber karena adanya
tingkatan isu dan saling tuding menuding perbedaan budaya, kepentingan dan nilai,
antara kelompok, hingga melebar menjadi perbedaan kepentingan dan idiologi tiap
tindakan kekerasan atau tawuran. Seperti kelompok. (Jumadi, 2009:157). Pandangan
yang dikatakan Aldo sebagai berikut: terhadap idiologi yang terbawa dalam
aktivitas tiap kelompok begitu
“awalnya cuma masalah pribadi, erat.Pemahaman idiologi yang dangkal
kemudian mengungkit kelompok atau
etnisitas. Karena ikatan dalam satu mengakibatkan munculnya benih perbedaan
kelompok sangat erat, masalah kecil pikiran antar kelompok mahasiswa yang
berubah menjadi masalah yang
besar”. kemudian disalurkan dalam bentuk tindakan
kekerasan.Perbedaan idioogi dan pandangan
Dari penjelasan para informan diatas mahasiswa disebut sebagai faktor pemecah
dapat disimpulkan bahwa realitas konflik dalam menyatukan sistem nilai dalam
yang terjadi antara mahasiswa asal Ambon pergerakan kelompok, yang seharusnya
dengan mahasiswa asal Sumba dimulai menjadi potensi kekuatan untuk melakukan
sejak tahun 2014. Hingga pada tahun 2016 pergerakan kelompok. (Jumadi, 2009:158).
memakan korban jiwa. Faktor penyebab

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 364


Perbedaan budaya dan kultur antar mahasiswa dalam menanggapi permasalahan
kelompok mahasiswa juga dapat menjadi sedikit sekali dilakukan dengan cara
pemicu terjadinya konflik, jika melihat kasus berdiskusi yang baik dan santun.Realita
konflik yang terjadi antara kelompok kebanyakan mahasiswa dalam
mahasiswa Ambon dengan kelompok menyelesaikan permasalahan dilakukan
mahasiswa Sumba di Kota Malang pada dengan aksi kekerasan baik verbal maupun
tahun 2014 hingga 2016, dikarenakan fisik.Kebijakan yang berlaku tidak dianggap
perbedaan kultur. (Jumadi, 2009:159). dengan cara akademis dimana sebagai ciri-
Disamping itu ego tiap kelompok menjadi ciri mahasiswa merupakan masyarakat yang
faktor yang sangat berpotensi menjadikan intelektual.
konflik antar kelompok dimana salah satu
kelompok menganggap kelompoknya lebih Konflik antara kelompok mahasiswa
superior atau kuat. Meskipun terdapat norma Ambon dengan kelompok mahasiswa
dan nilai dalam aturan seperti peraturan Sumba yang terjadi di Malang dapat
akademik dalam lingkungan perguruan dirasakan oleh berbagai pihak khususnya
tinggi, mereka memahami norma dan nilai pihak universitas, warga sekitar lokasi
sesuai dengan pemahaman dan identitas terjadinya konflik dan masing-masing
kesukuan mereka. Seperti yang kelompok. Bagi pihak universitas terjadinya
dikemukakan oleh Alo Liliweri (2005:146), konflik berdampak pada tingkat peminatan
pertikaian atau pertentangan antar etnik terhadap universitas, dan citra universitas
terjadi karena perbedaan kebutuhan, yang sebenarnya sebagai tempat menimba
nilai,dan motivasi pelaku yang terlibat di ilmu menjadi tempat berkumpulnya orang-
dalamnya. orang yang menyebabkan konflik. Seperti
yang dikatakan bapak Fajar (karyawan
Sisilain sumber konflik kekerasan di Universitas Wisnuwardhana) sebagai
kalangan kelompok mahasiswa karena berikut:
adanya solidaritas kelompok yang
ditanamkan. Aksi kekerasan yang sudah “kalo menurut saya ya dampaknya
sampai menyeluruh bukan hanya di
terjadi sebelumnya menjadi pemicu aksi kalangan mereka saja. Seluruh
kekerasan kelompok yang awalnya adalah universitas juga pasti kena imbas
terjadinya konflik tersebut. Bisa-bisa
permasalahan pribadi. Sekarang ini

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 365


akreditasi sama peminatan pada Bagi mahasiswa yang tidak terlibat aksi
universitas ini turun mas.”
tawuran tersebut merasa dirugikan dengan

Dampak juga dirasakan oleh masing- adanya aksi pengusiran paksa terhadap

masing kelompok yang tidak ikut terlibat warga dan pemkot. Seperti yang dikatakan

dalam konflik tersebut. Contoh kasusnya Sisca:

adalah saat konflik yang terjadi di


“saya merasa terpaksa, sebenarnya
Universitas Wisnuwardhana yang
saya tidak mau dipulangkan. Tujuan
berdampak pada pemulangan mahasiswa saya ke Malang untuk kuliah, niatnya
belajar. Tapi kalau keinginan warga
Sumba ke daerah asal mereka. Proses
agar kami pulang ke tempat asal
pemulangan mahasiswa Sumba ke daerah kami, ya kami ikuti saja. Sampai
situasi meredah dan aman.”
asal mereka bertujuan untuk memberikan
efek jera, dan sebagai bentuk antisipasi Pihak-pihak perguruan tinggi yang terkait
adanya aksi balas dendam di tempat tinggal dalam penyelesaian konflik antara kelompok
sementara mereka yang dapat menimbulkan mahasiswa Ambon dengan kelompok
permasalahan lain antara warga lokal mahasiswa Sumba memiliki peranan yang
dengan mahasiswa asal Indonesia Timur. kurang dalam menyelesaikan konflik antar
Seperti yang dikatakan salah satu informan kelompok mahasiswa.Pihak kampus hanya
Saiful sebagai berikut: menyelesaikan masalah akademik
mahasiswa sesuai dengan peraturan
“sebagai warga sini kita merasa
akademik yang berlaku.
terganggu dngan tingkah mereka,
kadang mereka suka membawa miras
ketempat kosnya sama bawa teman Aparat keamanan sangat berperan
perempuannya mas. Warga sini
mendapat perintah dari pemkot untuk penting dalam penyelesaian konflik antar
melakukan tindakan pengusiran paksa kelompok mahasiswa Ambon dengan
kepada mahasiswa Indonesia Timur.
Ya pengusiran ini sebagai bentuk mahasiswa Sumba. Apabila sudah sangat
protes warga terhadap perilaku genting atau chaos antara kedua kelompok
mereka yang masih tidak bisa
beradaptasi dengan lingkungan sekitar pihak aparat langsung turun ke lokasi
dan kerap melakukan kekerasan kejadian. Pihak universitas juga berperan
dikampung ini. Ya semoga juga bisa
memberikan efek jera terhadap melakukan penyelesaian konflik antara
mereka.” kedua kelompok. Selain diselesaikan oleh
pihak universitas dan aparat keamanan,

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 366


kedua kelompok mahasiswa juga memiliki mahasiswa Sumba di Malang agar tidak
peranan yang penting terhadap penyelesaian terjadi lagi.Karena, setiap tawuran yang
konflik yang terjadi. terjadi antara kedua kelompok
menimbulkan kerugian fisik maupun
Proses penyelesaian yang dilakukan oleh materi.
mahasiswa adalah dengan cara
mengumpulkan ketua masing-masing Simpulan
kelompok (kelompok mahasiswa Ambon
dan kelompok mahasiswa Sumba)dan Hasil penelitian dan pembahasan yang
mengadakan pertemuan untuk melakukan telah diuraikan menjelaskan bahwa konflik
mediasi perdamaian dengan baik. Selain itu berkepanjangan antar kelompok mahasiswa
mahasiswa yang terlibat dalam aksi tawuran Ambon dengan kelompok mahasiswa
memberikan solusi guna mencegah agar Sumba di Malang pada tahun 2014 sampai
konflik tidak terjadi lagi adalah dengan dengan tahun 2016 diakibatkan karena
mengadakan acara kebudayaan bersama- kesalah pahaman antar kelompok, dan
sama, menyingkirkan kepentingan dan ego ketersinggungan antar kelompok. Dengan
individu. Seperti yang dikatakan oleh Brury: adanya faktor-faktor seperti yang di
sebutkan di atas maka tidak menutup
“kalau gak salah hari sabtu kita kemungkinan bahwa konflik antar
melakukan koordinasi kesemua pihak
yang terlibat konflik untuk berkumpul mahasiswa tidak terjadi, karena kekerasan
di Mapolres Malang Kota. dan bagi kedua kelompok sudah merupakan
membicarakan aksi perdamaian. Kita
tidak ingin masalah ini berlarut-larut. budaya. Kemudian kurangnya komunikasi
Malah hari itu kita sepakat untuk yang baik antar kelompok membuat kedua
berdamai dengan tidak mengungkit
lagu masalah-masalah yang sudah kelompok mahasiswa tidak menyadari
berlalu. Disitu kita juga sepakat bahwa konflik yang terjadi berdampak
menjaga komunikasi yang baik antar
kelompok dan menyingkirkan negatif baik untuk mahasiswa sendiri,
kepentingan masing-masing individu.” universitas dan alumni karena masing-
masing kelompok lebih mementingkan ego.
Berdasarkan penjelasan diatas,
dijelaskan beberapa solusi penyelesaian
Dampak dari konflik dirasakan baik
konflik yang terjadi antara kelompok
pihak universitas, warga sekitar dan bahkan
mahasiswa Ambon dengan kelompok

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 367


mahasiswa dari kedua kelompok yang tidak
terlibat dalam konflik yang terjadi. Pihak
universitas dirugikan karena adanya Daftar Pustaka
konflik, membuat masyarakan kurang minat
untuk melanjutkan studi di universitas yang Isre, M. S. (2003). Konflik Etno Religius
didominasi mahasiswa asal Indonesia Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Departemen Agama R.I.
Timur. Masyarakat merasa resah dan tidak Jumadi. (2009). Tawuran Mahasiswa:
nyaman dengan mahasiswa asal Indonesia Konflik Sosial di Makassar. Makassar:
Rayhan Intermedia.
Timur yang tinggal di daerah mereka. Liliweri, A. (2005). Perasangka dan
Masyarakat berasumsi bahwa mahasiswa Konflik. Yogyakarta: LkiS
Yogyakarta.
yang berasal dari Indonesia Timur sering Koentjaraningrat.(1987). Sejarah Teori
membuat kerusuhan dan tidak bias Antropologi I. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Moleong, L. J. (2007). Metodologi
Bagi mahasiswa dari kedua kelompok yang Penulisan Kualitatif.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
tidak terlibat dalam konflik merasa Pruitt dan Rubin (2003). Teori Konflik
dirugikan dengan pengusiran paksa yang Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yin, R. K. (2004). Studi Kasus: Desain dan
dilakukan oleh warga akibat dari konflik Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo
tersebut. Sebab tujuan mereka datang ke Persada.
Widiasavitri, P. N. (2007). Skripsi:
Malang adalah untuk belajar bukan untuk Kemampuan Mengelola Konflik
membuat kerusuhan. Interpersonal Pada Badan Eksekutif
Mahasiswa Ditinjau Dari Komitmen
Pada Organisasi. Semarang:
Penyelesaian konflik antar kedua Universitas Soegijapranata.
(http://www.tribunnews.com/regional/2014/
kelompok yang terlibat dilakukan, dengan
05/27/lagi-dua-kelompok-mahasiswa-
mengumpulkan ketua kedua kelompok dan
di-malang-terlibat-bentrok, diakses
bersepakat untuk melakukan mediasi
pada tanggal 20 Maret 2017, pukul
dengan baik. Sebab kesadaran antara kedua
17:00 WIB).
kelompok untuk menyatakan tindak
perdamaian dapat meredahkan konflik yang
terjadi dan dapat mencegah rasa untuk
melakukan aksi balas dendam.

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.3/Oktober 2017, hal 368

Anda mungkin juga menyukai