id/supremasi 25
Oleh:
Muhammad Nur Yamin1, Millah Hanifah2, Bakhtiar3
1, 2, 3
FIS Universitas Negeri Makassar
1
nuryamin1@gmail.com, 2millahh08@gmail.com, 3bakhtiar@unm.ac.id
ABSTRACT: This study aims to find out the forms of radicalism and factors that build
radicalism among students judging by resistance to norms according to Robert K. Merton
namely conformity, innovation, ritualism, retreatism, and rebellion. This research method
is descriptive qualitative, the place of research in the Faculty of Social Sciences, Makassar
State University. Data collection using interview, observation, and documentation
techniques. The data was processed using interactive data analysis techniques according
to Milless and Hubermann, namely data reduction, data presentation, and conclusion
drawing. The results showed that the form of radicalism in student demonstrations was
caused by indicators of innovation and rebellion, then demonstrations conducted by
students often end ricuh or anarchist (have been exposed in radicalism), whereas when
viewed from indicators of conformity, ritualism, and retreatism, not the cause of students
exposed in radicals in demonstrations conducted by students. The factors that build
radicalism among students are: First, social movements are born by conditions that
provide opportunities for the movement. Second, social movements arise because of
widespread dissatisfaction over the situation. Third, social movements are solely a matter
of leadership ability of the mobilizer. Student demonstrations that ended in riots are not
always included in radicalism. The authority of the implementation of policies issued in
both the government and university sectors avoids the use of violence, this also applies
to students so as not to use violence in responding to the policies issued so that it can be
accepted by all parties.
yang kaya dan yang yang miskin. mahasiswa mulai dari aktivitas
Perubahan ini dapat pula menyebabkan intelektual yang kritis melalui seminar,
krisis identitas dan lunturnya nilai-nilai diskusi dan penelitian merupakan bentuk
sosail yang selama ini diagungkan. aktualisasi, selain kegiatan ilmiah,
Perubahan ini akan menimbulkan gejolak gerakan mahasiswa juga menyuarakan
yang dirugikan dan kemudian meluasnya sikap moralnya dalam bentuk petisi,
gerakan sosial. Ketiga, gerakan sosial pernyataan dan suara protes. Bentuk-
semata-mata masalah kemampuan bentuk konservatif ini kemudian
kepemimpinan dari tokoh penggerak. berkembang menjadi radikalisme yang
Tokoh penggerak yang mampu dimulai dari aksi demonstrasi di dalam
memberikan inspirasi, membuat jaringan, kampus.
membangun organisasi yang Mahasiswa adalah sebagai pelaku
menyebabkan sekelompok orang utama dan agent of change dalam
termotivasi terlibat dalam gerakan. gerakan-gerakan pembaharuan memiliki
Gerakan mahasiswa mengaktualisasikan makna yaitu sekumpulan mahasiswa
potensinya melalui sikap-sikap dan intelektual, memandang segala sesuatu
pernyataan yang bersifat imbauan moral, dengan pikiran jernih, positif, kritis yang
mereka mendorong perubahan dengan bertanggung jawab serta dewasa secara
mengetengahkan isu-isu moral sesuai moril, karena mahasiswa akan dituntut
sifatnya yang bersifat ideal. Ciri khas tanggung jawab akademisnya, dalam
gerakan mahasiswa ini adalah menghasilkan buah karya yang berguna
mengaktualisasikan nilai-nilai ideal bagi kehidupan lingkungan.
mereka karena ketidakpuasan terhadap
lingkungan sekitarnya. METODE PENELITIAN
Seperti halnya gerakan sosial
umumnya senantiasa melibatkan Metode yang digunakan dalam
pengorganisasian, melalui organsasi penelitian adalah metode deskriptif
inilah gerakan mahasiswa melakukan kualitatif, dimaksudkan mengumpulkan
pula aksi massa, demonstrasi dan informasi mengenai status suatu gejala
sejumlah aksi lainnya untuk mendorong radikalisme di kalangan mahasiswa,
kepentingannya, dengan kata lain keadaan gejala menurut apa adanya pada
gerakan massa turun ke jalan atau aksi saat penelitian dilakukan tanpa
pendudukan gedung-gedung publik bermaksud membuat kesimpulan yang
merupakan salah satu jalan untuk berlaku untuk umum atau generalisasi.
mendorong tuntutan mereka, dalam penelitian berlokasi di Fakultas Ilmu
mewujudkan fungsi sebagai kaum Sosial Universitas Negeri Makassar.
intelktual itu mahasiswa memainkan Fokus penelitian merupakan
peran sosial mulai dari pemikir, penyamaan pemahaman cara pandang
pemimpin dan pelaksana. Menurut karya ilmiah ini dan penjelasan dari
Prawista (2011) motif mahasiswa kerangka konsep sebagai berikut:
membangun organisasi adalah untuk a. Radikalisme
membangun dan memperlihatkan Radikalisme adalah paham atau
identitas mereka didalam merealisasikan ideologi yang menuntut perubahan dan
peran-peran dalam masyarakatnya, pembaharuan sistem sosial dan politik
bahkan mereka membangun organisasi dengan cara kekerasan. Esensi dari
karena yakin akan kemampuan lembaga radikalisme adalah sikap jiwa dalam
masyarakat tersebut sebagai alat mengusung perubahan. Tuntutan
perjuangan. Bentuk-bentuk gerakan perubahan oleh kaum yang menganut
paham ini adalah perubahan drastis yang makna yaitu sekumpulan mahasiswa
jauh berbeda dari sistem yang sedang intelektual, memandang segala sesuatu
berlaku. Penelitian sikap dan aktivitas dengan pikiran jernih, positif, kritis yang
unjuk rasa atau demo yang sering terjadi bertanggung jawab serta dewasa secara
di kalangan mahasiswa, terdiri dari: moril, karena mahasiswa akan dituntut
1) Konformitas adalah kesediaan tanggung jawab akademisnya, dalam
seseorang untuk menyesuaikan diri menghasilkan buah karya yang berguna
dengan norma yang ada dalam bagi kehidupan lingkungan.
mewujudkan aspirasi atau apa yang Informan dalam penelitian ini
dianggap bernilai oleh masyarakat. adalah Pembantu Dekan III FIS UNM,
2) Inovasi yaitu upaya untuk Mahasiswa pengurus lembaga kampus
mewujudkan aspirasi atau apa yang FIS UNM (BEM dan MAPERWA), dan
dianggap bernilai dengan cara-cara Mahasiswa pengurus organisasi kampus
tidak biasa atau non-konvensional. FIS UNM (HIMA, HMJ, dan HMPS).
3) Ritualisme merupakan sikap Sumber data primer diperoleh langsung
seseorang yang merasa memiliki dari hasil wawancara yang berisi
hambatan untuk meraih kesuksesan pertanyaan yang berkaitan dengan aksi
hidup dengan cara yang sesuai dengan demonstrasi mahasiswa dari informan
norma yang ada. Tetapi tidak yang dianggap berpotensi untuk
melanggar norma demi mewujudkan memberikan informasi yang relevan dan
aspirasinya. sesuai dengan apa yang terjadi di
4) Retreatisme merupakan sikap lapangan.Sedangkan data sekunder
seseorang yang merasa memiliki diperoleh secara tidak langsung untuk
hambatan untuk meraih kesuksesan mendukung penulisan pada penelitian ini
hidup dengan cara yang sesuai dengan melalui dokumen atau catatan yang ada
norma yang ada dan tidak melanggar serta tulisan-tulisan karya ilmiah dari
norma demi mewujudkan aspirasinya, berbagai media, literatur-literatur, arsip-
tetapi bersikap menolak aspirasi atau arsip resmi yang dapat mendukung
yang dianggap bernilai norma yang kelengkapan data primer yang senantiasa
ada dengan menarik diri dari berkaitan dengan masalah.
masyarakat dengan berperilaku apatis Teknik keabsahan data dengan
terhadap keadaan. triangulasi sumber berarti
5) Pemberontakan, seperti retreatisme, membandingkan dengan cara mengecek
pemberontakan menolak pandangan ulang derajat kepercayaan suatu
masyarakat mengenai apa yang informasi yang diperoleh melalui sumber
dianggap bernilai dan juga norma- yang berbeda. misalnya membandingkan
norma yang berlaku untuk hasil pengamatan dengan wawancara,
mewujudkannya. Namun, tidak membandingkan antara apa yang
menarik diri dari masyarakat dan dikatakan umum dengan yang dikatakan
budaya yang berlaku, melainkan secara pribadi, membandingkan hasil
berusaha secara radikal untuk wawancara dengan dokumen yang ada.
menggantikan nilai dan norma yang Kegiatan dalam analisis data
ada dengan nilai dan norma yang sama adalah mengelompokkan data
sekali baru. berdasarkan variabel dan jenis responden,
b. Mahasiswa mentabulasi data berdasarkan variabel
Mahasiswa adalah sebagai pelaku dari seluruh responden, dan menyajikan
utama dan agent of change dalam data tiap variabel yang diteliti. Data
gerakan-gerakan pembaharuan memiliki dianalisis dengan menggunakan analisis
tema dari Miles, Huberman dan Saldana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
dalam sugiyono (2017), menganalisis Makassar) berdasarkan konsep dari
data dengan tiga langkah : Reduksi data, Robert K. Merton, ditemukan beberapa
penyajian data, dan penarikan informasi sebagai berikut :
kesimpulan dan verifikasi. a) Konformitas
Berdasarkan faktadilapangan
HASIL DAN PEMBAHASAN terkait konformitas sesuai yang dilakukan
mahasiswa dimana bentuk interaksi yang
Fakultas Ilmu Sosial adalah salah di dalamnya seseorang berperilaku
satu fakultas tertua di Universitas Negeri terhadap orang lain sesuai dengan
Makassar dan merupakan proses harapan kelompok atau masyarakat
dinamika evolusi dari Fakultas Keguruan dimana ia tinggal. Hal ini dikarenakan
Pengetahuan Sosial (FKPS) IKIP sifat kritis dan rasa ingin tahu mahasiswa
Yogyakarta Cabang Makassar (SK yang tinggi membuat mereka selalu
Menteri PTIP Nomor 154 Tahun 1964 mencari tahu apa yang terjadi, sehingga
dan berakhir Fakultas Ilmu Sosial, hasil ketika mendengar akan adanya suatu
pemekaran dari Fakultas Ekonomi dan ketimpangan dalam kebijakan di
Ilmu Sosial yang diatur dalam Surat sekitarnya maka mereka akan ikut andil
Keputusan Rektor No dalam kegiatan yang dapat mencegah
4219/H36/KL/2008 Tanggal 11 Juni atau menghilangkan ketimpangan
2008. tersebut. Melihat dari indikator
Di awal pemisahan, Fakultas Ilmu konformitas dapat disimpulkan bahwa
Sosial sebagai fakultas induk hanya demonstrasi yang dilakukan mahasiswa
membina 4 (empat) Program Studi yaitu, termasuk dalam konformitas karena
Pendidikan Sejarah (S1), Pendidikan mahasiswa melakukan beberapa cara agar
Pancasila Dan Kewarganegaraan (S1), dapat menarik massa untuk bergabung
Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam pelaksanaan aksi demonstrasi
(S1) dan Program Studi Sosiologi, namun beberapa diantaranya yaitu ada
dalam kurun waktu (2012, 2013, dan pertemuan-pertemuan yang dilakukan
2014) dengan tekad dan komitmen tinggi, sebelum melaksanakan aksi untuk
Fakultas Ilmu Sosial mendapatkan membahas isu-isu yang akan dikawal
kepercayaan dari Dikti Fakultas Ilmu pada saat demonstrasi.
Sosial Universitas Negeri Makassar (FIS b) Inovasi
UNM) berupa pemberian izin operasional Demonstrasi yang dilakukan oleh
pada 5 Program Studi baru ini yakni (1) mahasiswa termasuk dalam inovasi
Program Studi Pendidikan IPS, (2) karena aksi yang dilakukan oleh
Program Studi Pendidikan Sosiologi, (3) mahasiswa memerlukan beberapa variasi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, yang akan digunakan, salah satu variasi
(4) Program Studi Pendidikan yang digunakan mahasiswa yaitu chaos
Antropologi, dan (5) Program Studi Ilmu dimana hal ini menjadi jalan terkhir yang
Administrasi Bisnis, dengan demikian dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak
jumlah Program Studi yang ada dalam menemui titik terang dalam aksi
lingkungan Fakultas Ilmu Sosial saat ini demonstrasi. Hal ini dikarenakan
sebanyak sebanyak 9 Program Studi. biasanya aksi demonstrasi yang berakhir
Setelah melakukan analisis data ricuh atau anarkis yang dilakukan oleh
dan beberapa peninjauan secara ilmiah mahasiswa merupakan aksi yang di
dan sistematis mengenai radikalisme setting, maksudnya telah di rencanakan
dikalangan mahasiswa (studi kasus sebelumnya, aksi seperti ini yang kita
sebut dengan chaos. Akan tetapi tidak karena mereka menyadari akan adanya
semua kericuhan yang terjadi saat aksi ketimpangan yang terjadi seperti
demonstrasi itu karena di setting, kebijakan-kebijakan yang tidak pro
biasanya hal ini juga terjadi karena ada rakyat dan lain sebagainya hal ini
kondisi yang mendorong massa menunjukkan bahwa kawan-kawan
melakukan tindakan yang tiba-tiba, entah mahasiswa peduli akan kehidupan
itu kurangnya koordinasi karena massa masyarakat dan tidak acuh akan masalah
yang terlalu banyak, adanya provokator, yang terjadi. Mereka menjalankan tugas
dan atau tergantung kondisi lapangan sebagai agent of change dalam negara
pada saat itu. demokrasi, dengan sifat kritis yang
c) Ritualisme berintelektual, dan argument-argumen
Penyebab terjadinya demonstrasi yang logis, karena hal itulah mahasiswa
karena adanya tujuan yang ingin dicapai diakui oleh masyarakat dan dipercaya
sedangkan sikap ritualisme tidak mampu menyalurkan aspirasi dari
menginginkan tujuan meskipun masyarakat.
melakukan cara-cara yang telah e) Pemberontakan
ditetapkan jika seperti itu hal ini dapat Indikator pemberontakan
diumpakan seperti seseorang yang menunjukkan bahwa aksi demonstrasi
melakukan aksi demonstrasi tanpa tujuan yang dilakukan mahasiswa termasuk
dapat dikatakan hanya ikut-ikutan saja dalam pemberontakan dimana mahasiswa
atau tim hore, massa aksi yang seperti melakukan aksi demonstrasi karena
inilah yang mudah di provokasi oleh menentang kebijakan yang dikeluarkan
oknum-oknum yang tidak bertanggung oleh pemangku kebijakan dan untuk
jawab sehingga terjadinya hal-hal yang mengubah kebijakan tersebut. Kebijakan
tidak diinginkan. yang dikeluarkan oleh pemangku
Cara-cara aksi demonstrasi yang kebijakan mengakibatkan terjadi
dilakukan oleh mahasiswa saat ini masih perlawanan dari mahasiswa, disini
sesuai dengan cara-cara penyampaian mahasiswa mencoba memperbaiki,
pendapat yang telah di tetapkan, memiliki melakukan perubahan terhadap kebijakan
tujuan yang jelas dan mengikuti aturan- yang dikeluarkan, memperbaiki
aturan yang berlaku. Model atau cara- ketimpangan-ketimpangan yang terjadi
cara berdemokrasi saat ini, pola dasarnya dengan memberikan saran dan kritik,
masih mengikuti demo-demo namun ada cara yang dilakukan oleh
sebelumnya hanya saja seiring mahasiswa untuk mengekang pimpinan
perkembangan zaman banyak variasi- dalam hal ini pemangku kebijakan yang
variasi baru yang dilakukan oleh dapat merugikan banyak pihak termasuk
mahasiswa. mahasiswa itu sendiri, yaitu dengan cara
d) Retreatisme chaos atau aksi demonstrasi yang
Tujuan dilaksanakannya berakhir ricuh. terkadang demonstrasi
demonstrasi itu agar adanya perubahan yang berakhir ricuh memiliki kaitan
dari kebijakan-kebijakan yang dengan konflik-konflik yang sebelumnya
menyimpang dan sebagainya, kemudian terjadi di mana kasus yang di kawal tidak
dalam aksi demonstrasi yang dilakukan mendapat titik temu dalam waktu yang
oleh mahasiswa itu tidak ada tujuan pihak cukup lama hingga membuat massa aksi
lain yang di titipkan, semua itu murni dari demonstran geram.Namun beberapa aksi
pemikiran dan kesadaran mahasiswa akan juga berakhir dengan ricuh karena adanya
adanya ketimpangan yang terjadi. provokator atau adanya oknum-oknum
Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa yang melenceng dari hasil kesepakatan