Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR FAKTOR YANG MEMOTIVASI PETANI

MELAKUKAN USAHA SARANG BURUNG WALET


(Collocalia fuchipagus) DI DESA SEBELIMBINGAN
KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI
KARTANEGARA

Oleh :

MUHAMMAD IMAM MUSLIH


NIM. 1503025047

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan suatu kegiatan manusia yang termasuk didalam nya


yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar
kurang lebih 50% mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai
petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara
kita. Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencangkup pertanian sebagai
budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan
pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun hewan demi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Sedangkan pengertian dalam arti luas tidak hanya
mencangkup pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta
mengelola dibidang peternakan seperti merawat dan membudidayakan hewan
ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti : ayam,
bebek, angsa, sapi, kerbau dan lain-lain. Serta pemanfaatan hewan yang dapat
membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cangkupan dalam
bidang pertanian [1 imam].
Peternakan ialah aktivitas pengembangbiakkan serta membudidayakan
binatang ternak untuk menerima manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Peternakan tidak terlepas dipemeliharaannya saja. Subsektor peternakan
memegang peranan utama menjadi salah satu sumber pertumbuhan khususnya
bagi perekonomian Indonesia.
Peternakan dan pengembangbiakkan sarang burung walet sangat banyak
diusahakan untuk saat ini di desa sebelimbingan kecamatan kota bangun karena
termotivasi dengan harga yang cukup menjanjikan dengan kisaran Rp 10 sampai
Rp 8 juta perkilo [2 imam].
Petani sebagai pengelola usahatani tentu mempunyai motivasi untuk
menjalankan dan mengembangkan sebuah usahataninya. Petani ketika memilih
usaha peternak dan mengembangbiakkan sebagai pengelola usahatani tentunya
mempunyai motivasi untuk menjalankan dan mengembangkan sebuah usahatani
nya
Petani ketika memilih mengembangbiakan sarang burung walet juga
mempunyai alasan sendiri sehingga termotivasi untuk mengembangbiakan nya
Peternak di desa sebelimbingan memilih mengembangbiakan sarang burung walet
tentu karena penjualan sarang burung walet sangat mudah karena tengkulak yang
langsung mengambil hasil panen dari peternak tersebut.
Petani di desa sebelimbingan sebelumnya mempunyai kesempatan dan
motivasi yang dipengaruhi oleh faktor faktor yang berperan terhadap motivasi ada
yang berasal dari dalam diri petani (internal) dan ada pula yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu umur, pendidikan, luas lahan dan pendapatan,
sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi.
Faktor faktor yang berperan terhadap motivasi petani di desa
sebelimbingan menarik untuk diteliti karena keteguhan para peternak terhadap
pengembangbiakan sarang burung walet.
Berdasarkan latar belakang diatas maka Peneliti tertarik melakukan
penelitian yang berjudul faktor-faktor yang memotivasi petani melakukan usaha
Sarang burung walet (Collocalia fuciphagus) di desa sebelimbingan Kecamatan
kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :


1. Faktor-Faktor apa yang motivasi petani melakukan usaha sarang burung
walet di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun?
2. Bagaimana tingkat motivasi petani dalam usaha sarang burung walet di
Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan


penelitian ini adalah sebagai berikuta :
1. Mengetahui faktor-faktor yang memotivasi petani melakukan usaha sarang
burung walet di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun?
2. Mengetahui tingkat motivasi petani dalam usaha sarang burung walet di

Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun?


D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti, peneliti ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi peneliti
serta untuk memenuhi wawasan.
2. Bagi petani, dapat memberikan pengetahuan sejauh mana tingkat motivasi
petani dalam usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan
Kecamatan Kota Bangun.
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan referensi dan landasan dalam menetukan
kebijakan pembangunan di sektor pertanian.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi
dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian
sejenis.
II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak.
Berdasarkan pada kata dasarnya motif, motivasi yang berarti dorongan sebab atau
alasan seseorang melakukan sesuatu dengan demikian motivasi berarti kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau
keinginan yang berlangsung sadar. Motivasi merupakan kekuatan potensial yang
ada didalam diri seseorang manusia yang dapat dikembangkannya sendiri atau
dikembangkan sejumlah kekuatan dari luar yang pada intinya yang berkisar pada
imbalan moneter dan imbalan non moneter yang dapat berperan terhadap kepada
hasil kinerja secara positif atau negative, hal ini tergantung pada situasi dan
kondisi kepada pihak yang bersangkutan[8].
Mendifikasikan motivasi yang merupakan keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan dan motivasi merupakan dorongan atau
tekanan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut.
Motivasi juga merupakan kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang
atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendakki[9].
[10] Ciri-ciri motivasi sebagai berikut :
a. Motivasi ini kompleks. Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai
satu tujuan, tetapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama yang
dipengaruhi individu itu sendiri.
b. Beberapa motivasi tidak didasari individu itu sendiri. Banyak tingkah laku
manusia yang tidak didasari oleh pelakunya.
c. Motivasi ini berubah-ubah. Motif bagi seseorang seringkali mengalami
perubahan, ini disebabkan oleh keinginan manusia yang sering berubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan.
d. Tiap individu motivasinya berbeda-beda. Dua orang yang mengikuti
kegiatan tertentu ada kalanya mempunyai motivasi berbeda-beda.
e. Motivasi dapat bervariasi. Hal ini terganggu pada tujuannya bermacam-
macam maka motivasinya juga bervariasi.
2. Faktor-faktor yang Berperan Terhadap Motivasi
Motivasi dibentuk oleh beberapa faktor berupa faktor internal yang
bersumber dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar
individu. Faktor-faktor internal yang membentuk motivasi yaitu umur, pendidikan
formal, pendidikan non formal, pendapatan dan luas dalam lahan (karakteristik
individu). Sedangkan faktor eksternal yang membentuk motivasi yaitu lingkungan
sosial dan lingkungan ekonomi.
a. Faktor internal
1). Umur
Umur merupakan suatu perkembangan usia seseorang yang diikuti dengan
intelegensi, perkembangan usia seseorang dapat mempengaruhi seseorang dalam
berfikir dan bekerja. Faktor umur dapat mempengaruhi kinerja seorang petani dan
juga dapat mempengaruhi prestasi seseorang.
Umur petani merupakan suatu faktok utama yang berkaitan erat dengan
kemampuan kerja dan dalam melaksanakan usahatani. Umur dapat dijadikan tolak
ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana kondisi umur yang
produktif maka kemungkinan besar seorang akan bekerja dengan baik dan
maksimal. Semakin muda umur petani maka akan semakin semangat untuk
mengetahui hal baru, maka dengan demikian mereka berusaha untuk cepat
melakukan adopsi walaupun mereka belum berpengalaman dalam hal adopsi
tersebut[11].
Menurut[12] menyatakan bahwa semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya
semakin lamban terhadap inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat. Mereka
kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan baru dan mengadopsi
teknologi baru.
2). Pendidikan
Pendidikan dalam arti luar mencangkup pendidikan, informal, formal dan
pendidikan non formal, Ketiga jenis pendidikan ini sulit untuk dipisahkan karena
saling berkaitan dan saling menunjang. Pendidikan informal merupakan proses
pendidikan yang panjang diperoleh dan dikumpulkan dari seseorang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup dan segala sesuatu yang diperoleh dari
pengalaman sehari-hari dari kehidupannya dalam bermasyarakat. Pendidikan
formal merupakan suatu sistem pengajaran yang kronologis dan berjenjang
lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Pendidikan non formal ialah pengajaran sistematis yang diorganisir diluar sistem
pendidikan formal bagi sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan khusus,
contoh pendidikan non formal adalah penyuluhan pertanian.
Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan
menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju pembangunan
praktek pertanian modern. Maka mereka yang mempunyai pendidikan tinggi
adalah yang paling relatif dan cepat dalam melaksanakan dan mengadopsi
teknlogi baru, begitu juga sebaliknya dengan mereka yang berpendidikan rendah,
agak sulit dalam melaksanakan mengadopsi inovasi dengan cepat karena tingkat
pendidikan yang dipunyai seorang petani dapat meningkatkan produktivitas dan
mutu kerja yang dilakukan tetapi sekaligus mempercepat proses penyelesaian
sebuah pekerjaan yang diusahakan. Berdasarkan pendapat diatas maka terdapat
suatu kecenderungan bahwa ada hubungan antara pendidikan yang dimiliki petani
dengan motivasi mereka dalam berusaha[13].
3) Luas Lahan/Bangunan
Tanah adalah sumber modal atau tempat dari bahan-bahan yang diperoleh
untuk memproduksi barang modal [14]. Petani yang mempunyai lahan yang luas
akan memperoleh hasil produksi yang besar dan begitu pula sebaliknya. Dalam
hal ini luasan lahan yang dimiliki petani sangat menentukan besar kecilnya
pendapatan ekonomi yang diperoleh. Luas lahan yang diusahakan petani relatif
sempit sering kali menjadi kendala untuk usaha yang lebih efesien. Dengan
keadaan tersebut petani terpaksa atau melakukan usaha lain diluar usahatani untuk
memperoleh tambahan pendapatan agar mencukupi kebutuhan keluarganya[15].
4) Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu tolak ukur penghasilan yang diterima
oleh petani dalam usahatani atau usaha lain yang dilakukan. Petani dengan
pendapatan rendah dan sedang akan termotovasi untuk mengikuti proyek agar
pendapatan mereka bisa lebih tinggi dan dapat mencukupi kebutuhan sahari-hari.
Petani dengan pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan lebih mudah dan
cepat mengadopsi suatu inovasi[16].
b. Fakto eksternal
1) Lingkungan Sosial\
Lingkungan sosial merupakan lingkungan dimana masyarakat sekeliling
responden baik secara langsung maupun tidak langsung memberi lingkungan yang
berperan terhadap perubahan-perubahan pada perilaku patani seperti kebudayaan,
pengambilan keputusan, opini public dari kekuatan kelompok sosial (Kelompok
organisasi) yang ada didalam masyarakat terdiri dari kekerabatan tetangga,
kelompok acuan, kelompok minat dan kelompok keagamaan[17].
2) Lingkungan ekonomi
Menurut [18] lingkungan ekonomi terdiri dari :
a) Lembaga pengkreditan yang menyediakan kredit bagi petani kecil fasilitas
kredit merupakan bagian yang menyatu dengan pengembangan usaha dalam
bidang agribisnis. Indonesia sudah diterapkan suatu peraturan yang bersifat
wajib dipatuhi dimana bank harus mengeluarkan beberapa persen dari dana
kreditnya untuk kepentingan sektor agribisnis. Bank harus beanar-benar dapat
mengembangkan bidang agribisnis.
b) Produsen dari penyalur sarana produksi atau peralatan tanaman petani produsen
merupakan penghasil barang-barang, hasil pertanian untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Pedagang pengumul sebagai pedagang
yang mengumpulkan barang-barang hasil usaha petani produsen, kemudian
memasarkannya kembali dalam patrai besar kepada pedagang lain[19].
c) Pengusaha industry pengolahan hasil pertanian.
d) Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain.

B. Petani

Petani merupakan seseorang yang bergerak dalam bidang pertanian,


istilah kata “petani” dari banyak kalangan dari akademis sosial memberikan
beberapa pengertian dan definisi yang beragam Sosok petani ternyata mempunyai
dimensi yang banyak sehingga berbagai kalangan memberi pandangan sesuai ciri-
ciri yang dominan. Moore mencatat tiga karakteristik petani yaitu: subordinasi
legal, kekhususan kultural, dan pemilik de facto atas tanah. Wolf memberikan
istilah peasants untuk petani yang dicirikan sebagai berikut: penduduk yang
secara eksistensial terlibat dalam bercocok tanam dan membuat keputusan tentang
proses cocok tanam. Kehidupan petani identik dengan pedesaan, sebagian besar
petani yang ada di Indonesia adalah pemilik lahan yang sekaligus penggarap lahan
yang mereka miliki[20].
Ciri-ciri petani dapat dilihat dengan beberapa pengetahuan pertama dilihat
dari tanaman yang diusahakan, petani yang memiliki pengetahuan tinggi
mempunyai wawasan yang luas dan memfokuskan menanami satu komoditas atau
satu usaha saja dalam melakukan usahatani. Kedua petani yang berpengetahuan
rendah biasanya dicirikan dengan tanaman tumpang sari dalam usahatani mereka.
Ketiga petani akan melakukan usahatani bukan karena melihat peluang namun apa
yang biasanya mereka perbuat atau mereka tanami atau usaha yang lain dilahan
mereka miliki [21].

C. Tinjauan Umum Burung Walet

Walet merupakan salah satu burung yang sangat special. Liur (saliva)
burung walet atau disebut sebagai sarang burung walet yang berhargaa tinggi.
Banyak rumah walet yang sudah dibangun untuk tempat bersarang dan
berkembangbiak. Banyak masyarakat (petani) tertarik berusaha sarang burung
walet, mereka sangat berharap bisa mendapat keuntungan yang banyak dari hasil
penen sarang burung walet.
Sarang burung walet yang diminta untuk konsumsi ekspor yaitu sarang
wakel gua dan rumahan, jenis sarang gua yaitu sarang putih, sarang merah, sarang
hitam dan seriti. Sedangkan hasil produksi rumahan yang sering diminta adalah
sarang putih, sarang merah, sarang kuning dan sarang seriti. Sarang walet yang
diminta pembeli berkadar air 5% sampai dengan 20% atau sesuai dengan
permintaan dari masing peneliti dari negara yang berbeda.
Adapun jenis-jenis sarang burung walet adalah sebagai berikut :
Walet sarang putih (Collocalia fuciphaga)
Walet sarang hitam (Collocalia maximus)
Walet sapi (Collocalia esculenta)
Walet sarang lumut (Collocalia vanikorensis)
Walet gunung (Collocalia brevirostris)
Walet besar (Hydrochous gigas)[10 dari proposal imam].

Klasifikasi burung walet sarang putih ini adalah sebagai berikut :


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Apodiformes
Famili : Apodidae
Genus : Collocalia
Species : Collocalia Fuciphaga[11 dri pro imam].

D. Penelitian terdahulu

1. Menurut [25]. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa


saja yang memotivasi petani dalam melakukan usahatani semangka di
Desa Sumber Sari Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hasil penelitian ini menunjukkan umur, pendidikan, luas lahan, dan
jumlah tanggungan secara simultan mempengaruhi motivasi petani dalam
melakukan usahatani semangka. Umur dan pendidikan secara persial tidak
berpengaruh nyata terhadap motivasi petani semangka sedangkan luas
lahan dan jumlah tanggungan secara persial berpengaruh nyata terhadap
motivasi petani semangka.
2. Menurut [27]. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji motivasi petani
dalam budidaya tanaman jagung manis, mengetahui faktor-faktor
pembentuk motivasi petani dalam budidaya tanaman jagung manis, dan
mengkaji hubungan antara faktor-faktor pembentuk motivasi dengan
tingkat motivasi petani dalam budidaya tanaman jagung manis. Metode
penelitian ini yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survey.
Cara pemilihan lokasi secara proposive di kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar. (1)Pengambilan sampel menggunakan
proportional random sampling dan responden diambil sebanyak 60 petani.
Analisis data menggunakan uji korelasi rank spearman dengan program
pembentuk motivasi yaitu umur, pendidikan non formal, pengalaman, luas
lahan, dan jumlah anggota keluarga, pendapatan, lingkungan sosial dan
lingkungan ekonomi (2) Kebutuhan akan keberdaan mendominasi tingkat
motivasi petani dalam budidaya tanaman jagung manis di Kecamatan
Colomadu Kabupaten Karanganyar yaitu berada pada kategori sangat
tinggi (3) Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara faktor luas
lahan, pendapatan, dan lingkungan sosial dengan motivasi petani dalam
budidaya jagung manis. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
faktor pendidikan non formal dan jumlah keluarga dengan motivasi
pertama dan budidaya tanaman jagung manis sedangkan faktor umur,
pengalaman, dan lingkungan ekonomi tidak berhubungan signifikan
dengan motivasi petani dalam budidaya tanaman jagung manis di
Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.
3. Menurut [26]. Menyatakan bahwa tingkat motivasi petani dalam
mengikuti kegiatan P2BN sebagai besar petani (74%) dari kelompok tani
Nawaru I termasuk dalam kategori tinggi, dimana motivasi petani berasal
dari dalam diri petani (Inristik) sedangkan pada kelompok tani Nawaru II
(68%) termasuk dalam kategori sedang. Tidak terdapat perbedaan yang
nyata perilaku petani sebelum kegiatan P2BN maupun setelah pelaksanaan
P2BN baik pada Kelompok Tani Nawaru I maupun pada Kelompok Tani
Nawaru II.
4. Menurut [3 pro imam]. Dampak Bisnis Burung Walet Terhadap Perubahan
Perekonomian Masyarakat Betung Banyuasin. Dari hasil penelitian pada
usaha sarang burung walet yaitu perekonomian yang begitu pesat dapat
dirasakan oleh masyarakat Betung Banyuasin, karena dampaknya begitu
besar terhadap perubahan perekonomian masyarakat Betung Banyuasin.
Selain itu dampak lain ialah pendidikan, penulis melihat dari tahun-
ketahun jumlah penduduk yang melanjutkan keperguruan tinggi semakin
banyak. Kini mereka berlomba-lomba memberikan pendidikan yang
terbaik untuk masa depan anak-anak mereka.
5. Menurut [25]. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Usaha Sarang Burung
Walet Terhadap Masyarakat Sekitar di Desa Selli Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini bagaiman dampak sosial sarang
burung walet terhadap masyarakat sekitar di Desa Selli Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone. Dari hasil penelitian setelah adanya usaha sarang burung
walet tentu berdampak terhadap ekonomi pribadi pada peternak, yaitu
membuka perubahan terhadap kehidupan sosial kearah yang lebih positif
seperti gaya hidup masyarakat konsumtif terhadap barang-barang mewah
setelah melakukan usaha sarang burung walet, terjadinya mobilitas sosial
vertical naik yang dialami oleh peternak sarang burung walet seperti
meningkatnya jenjang pendidikan anak, tingginya angka keberangkatan
haji, dan perubahan dalam pembuatan rumah secara permanen, serta
peternak sarang burung walet lebih mudah untuk memberi uang kepada
masyarakat seperti sedekah. Sedangkan dari dampak sosial dari usaha
sarang burung walet terhadap masyarakat sekitar seperti suara yang berisik
yang ditimbulkan dari burung walet dan rekaman pemanggil burung walet,
kotoran yang meresahkan masyarakat dan kekhawatiran terhadap penyakit.
III. KERANGKA PEMIKIRAN

Masyarakat Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun Kabupaten


Kutai Kartanegara sebagian besar berprofesi petani, namun ada juga bekerja pada
perusahaan atau bidang lain. Setiap orang pastinya mempunyai dasar dalam
melakukan tindakan untuk memenuhi tujuan yang diinginkan. Motivasi timbul
karena adanya kekurangan atau suatu kebutuhan yang diinginkan, sehingga
menyebabkan seseorang bertindak atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.

Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam pemilihan suatu
usahatani yang dikerjakan. Motivasi dalam hal ini merupakan kondisi yang
mendorong petani dalam usahatani pengembangbiakkan usaha sarang burung
walet di Desa Sebelimbingan. Setiap petani memilih motivasi yang berbeda-beda
dalam memilih usahatani yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomiannya.

Setiap petani mempunyai motivasi yang berbeda sebagai pendoroong


dalam melakukan suatu tindakan. Faktor yang berperan terhadap motivasi petani
dalam melakukan tindakan ada dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi umur, pendididkan, luas bangunan dan pendapatan. Faktor
eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi. Faktor sosial
ekonomi yang berperan terhadap motivasi tersebut dapat diketahui faktor mana
saja yang memiliki tingkat motivasi terhadap pengemangbiakkkan usaha sarang
burung walet. Selain itu juga dapat diketahui tingkat motivasi kelompok tani
dalam usaha sarang burung walet.
Faktor-faktor Yang
Memotivasi petani

Faktor Eksternal
Faktor internal:
1. Peran Adat Istiadat
1. Umur
2. Peran Penyuluh
2. Pendidikan
3. Peran Kelompok Tani
3. Luas bangunan
4. Lembaga Perkreditan
4. Pendapatan
5. Akses Pasar

Tingkat Motivasi

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 1 : Faktor-Faktor Yang Memotivasi Petani Melakukan Usaha Sarang


Burung Walet Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun
Kabupaten Kutai Kartanegara.
IV. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun


Kabupaten Kutai Kartanegara. Penerapan Lokasi berdasarkan pertimbanga bahwa
Desa Sebelimbingan terdapat usaha budidaya sarang burung walet. Waktu yang
digunakan dalam penelitian dimulai bulan mei 2022 hingga selesai.

B. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan dua macam metode pengambilan data


yaitu, data primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
ke lapangan dan mengadakan wawancara yaitu melakukan komunikasi langsung
dengan petani yang termotivasi usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan
daftar pertanyaan atau kuisioner yang disusun sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian untuk mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dari pihak
lain atau dari studi-studi sebelumnya. Untuk data sekunder data penelitian ini
bersumber dari Kantor Desa Sebelimbingan. Serta lembaga atau instansi yang
dapat menunjang penelitian ini.

C. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani yang berada di Desa
Sebelimbungan Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil
Observasi Terdapat 4 kelompok tani yakni : Bumi bertuah, Harapan etam,
Rumpun bernas, Tani etam. Jumlah anggota dari 4 kelompok tani berjumlah 71
orang.
Adapun cara penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus
persamaan sebagai berikut

N
n= 2
N (d) +1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Nilai presentasi 15%
Salah satu cara menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian agar
mendapatkan hasil representative yaitu tingkat baku yang disesuaikan dengan
tingkat kemampuan, tenaga, biaya dan waktu yang tersedia, sehingga peneliti
menetapkan menggunakan tingakat presisi sebesar 15%[ ].

71 71
n= = =27 responden
71( 0,15) +1 2,6
2

Berdasarkan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus di atas , maka di


peroleh jumlah sampel sebanyak 27 responden. , peneliti menggunkan metode
penentuan sampel pada kelompok tani ditentukan dengan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel karena adanya pertimbangan karateristik atau
ciri-ciri tertentu pada suatu populasi dengan rumus persamaan sebagai
berikut[1.riduwan].
¿= ¿ . n
N

Dimana :
ni : Jumlah anggota sampel menurut stratum
n : Jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni : Jumlah anggota populasi menurut stratum
N : Jumlah anggota populasi seluruhnya
15
¿= .27=6 responden
71

Maka jumlah pengambilan sampel kelompok tani dapat dilihat pada tabel
1 sebagai berikut ini :
Tabel 1. Pengambilan sampel menurut kelompok tani
No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota (Jiwa) Jumlah sampel
1 Bumi Bertuah 15 6
2 Harapan Etam 21 8
3 Rumpuan Bernas 17 6
4 Tani Etam 18 7
Jumlah 71 27
Sumber : Kantor Desa Sebelimbingan (2022)

D. Definisi Variabel dan Pengukurannya

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti,
maka definisi operasional dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat petani mengambil


keputusan dalam melakukan usaha sarang burung walet untuk mencapai
sebuah tujuannya.
2. Faktor-faktor internal yang memotivasi petani melakukan usaha sarang
burung walet.
a. Umur, merupakan satuan waktu untuk mengukur keberadaan petani
responden sejak lahir sampai pada saat penelitian ini dilaksanakan yang
diukur dalam satuan tahun.
b. Pendidikan, adalah pembelajaran, pengetahuan dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkannya dari generasi ke generasi berikutnya dengan
melakukan pembelajaran. Pelatihan dan penelitian diukur dengan satuan
tahun.
c. Luas bangun, area yang dimiliki petani dan dikelola oleh petani responden
diukur dengan satuan meter.
d. Pendapatan, merupakan penghasilan petani responden dari total pendapatan
setiap pemanenan, yang diukur dalam satuan rupiah.
3. Faktor-faktor eksternal yang memotivasi petani melakukan usaha sarang
burung walet.
a. Peran adat istiadat, memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar
petani tentang kebiasaan berusaha sarang burung walet yang dilakukan.
b. Peran penyuluh, dalam memberikan motivasi kepada petani akan
mempengaruhi pola pikir dari seseoranga petani untuk melakukan kegiatan
usaha sarang burung walet.
c. Peran kelompok tani, dapet berpengaruh untuk memberikan masukan dan
keputusan terkait kegiatan usaha sarang burung walet.
d. Lembaga prekeditan, merupakan salah satu sarana dukungan kegiatan
usaha sarang burung walet yang dapat dimanfaatkan petani.
e. Akses pasar, sebagai salah satu tujuan utama penjualan hasil usaha sarang
burung walet memberi pengaruh nyata terhadap motivasi petani.

E. Metode Analisi Data

1. Faktor-faktor yang memotivasi


Untuk mengetahui tujuan kedua faktor-faktor yang paling berperan
terhadap motivasi petani usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan
Kecamatan Kota Bangun dianalisa dengan metode Likert. Skor nilai tertinggi
diberi nilai 3 dan skor terendah diberi 1. Selanjutnya skor tersebut ditabulasi dan
dijumlahkan untuk masing-masing indikator. Untuk mengetahui faktor internal
yang palimg berperan terhadap motivasi petani usaha sarang burung walet di Desa
Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2. Berikut yang menyajikan skor maksimum dan skor minimum dari
jawaban responden.
Tabel 2. Penilaian (skor) faktor internal
NO Indikator Skor Minimum Skor Maksimum
1 Umur 3 9
2 Pendidikan 5 15
3 Luas Bangunan 3 9
4 Pendapatan 3 9
Jumlah 14 42

Untuk mengetahui faktor eksternal yang paling berperan terhadap motivasi


petani usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota
Bangun diukur dengan indikator. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ditabel
sebagai berikut :
Tabel 3. Penilaian (skor) faktor eksternal
No Indikator Skor Minimum Skor Maksimum
1 Peran Adat 3 9
Istiadat
2 Peran Penyuluh 3 9
3 Peran Kelompok 3 9
Tani
4 Lembaga 2 6
Perkreditan
5 Akses Pasar 2 6
Jumlah 13 39

Untuk mengetahui jumlah banyaknya kelas interval yang diperlukan, maka


faktor internal dan eksternal dibedakan menjadi 3 yaitu rendah, sedang dan tinggi
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Xn−xi
C=
K
Keterangan :
C = Kelas interval
Xn = Skor Maksimum
Xi = Skor Minimum
K = Jumlah kelas
Persamaan diatas digunakan untuk menetapkan kategori faktor-faktor
internal dan eksternal yang berperan terhadap motivasi petani usaha sarang
burung walet menjadi 3 kategori dengan perhitungan sebagai berikut :
42−14 28
Faktor Internal C= = =9,33
3 3
39−13 26
Faktor Eksternal C= = =8,66
3 3
Berdasarkan perhitungan tersebut, selanjutnya ditetapkan interval kelas
untuk masing-masing faktor internal yang paling berperan terhadap motivasi
petani usaha sarang burung. Adapun interval kelas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Kategori dan interval faktor internal
No Interval Kelas Faktor-Faktor Internal
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnta ditetapkan interval


kelas untuk masing-masing faktor eksternal yang berperan terhadap motivasi
petani usaha sarang burung walet.
Tabel 5. Kategori dan interval faktor eksternal
No Interval Kelas Faktor-Faktor Eksternal
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi

2. Tingkat motivasi petani usaha sarang burung walet


Faktor-faktor yang memotivasi petani melakukan usaha sarang burung
walet di Desa Seblimbingan Kecamatan Kota Bangun yang diukur dengan
menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani, dalam penelitian
ini menggunakan alat bantu ukur yang berupa likert, yaitu menjabarkan faktor-
faktor yang terkait dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan diberikan skor
yang berbeda. Pilihan paling tinggi yaitu menjawab A berikan skor 3, sedangkan
menjawab B dengan skor 2 dan jawaban C dengan diberikan skor 1. Setiap skor
dalam masing-masing responden dijumlahkan untuk mengetahui motivasi
responden tersebut.
Adapun rincian skor faktor-faktor yang berperan terhadap motivasi petani
dalam melakukan usaha sarang burung walet dapat dilihat ditabel 6.
Tabel 6. Skor faktor-faktor yang memotivasi petani
No Faktor-faktor yang mempengaruhi Skor minimum Skor maksimum
motivasi
A Faktor Internal
1 Umur 3 9
2 Pendidikan 5 15
3 Luas Bangunan 3 9
4 Pendapatan 3 9
B Faktor Eksternal
1 Peran Adat Istiadat 3 9
2 Peran Penyuluh 3 9
3 Peran Kelompok Tani 3 9
4 Lembaga Ekonomi 2 6
5 Akses Pasar 2 6
Jumlah 27 81

Jumlah pertanyaan sebanyak 27 item, maka skor maksimalnya adalah 81


dan skor minimum 81. Jika kategori yang ditentukan sebanyak 3 kelas dan
menentukan faktor-faktor yang berperan terhadap motivasi petani, yaitu rendah,
sedang dan tinggi maka interval kelas dapat ditentukan sebagai berikut :
Xn− Xi 81−27
C= = =¿18
K 3

Keterangan :
C = Interval kelas
Xn = Skor maksimum
Xi = Skor minimum
K = Jumlah kelas
Hasil perhitungan digunakan untuk membuat kategori tingkat motivasi
petani dalam melakukan usaha sarang burung walet, sehingga metode pengukuran
dapat disajikan pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7 . Metode pengukuran kelas interval tingkat motivasi petani
No Interval Kelas Tingkat Motivasi Petani
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi

Menurut [30], untuk menetapkan peringkat dalam setiap variable


penelitian dalam hal faktor yang menentukan pengambilan keputusan yang
dominan menjalankan usaha sarang burung walet dapat dilihat dari perbandingan
antara skor actual dan skor ideal. Skor actual diperoleh melalui hasil perhitungan
seluruh pendapatan responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai
tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuisioner dikalikan dengan jumlah
responden. Apabila digunakan dengan rumus sebagai berikut :

Skor Aktual
% Skor Aktual= x 100 %
Skor Ideal

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumskan memilih jawaban tertinggi. Presentase faktor yang dominan dalam
menentuksn pengambilan keputusan. Petani dibedakan menjadi 3 yaitu dominan,
cukup dominan, tidak dominan. Adapun untuk mengetahui presentase interval
kelas ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

100 %
I=
Jumlah Kelas

100 %
I=
3

I =33,33 %

Keterngan :
I = Presentase Interval Kelas
Berdaasarkan perhitungan diatas dapat diketahui kategor presentase
interval. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Kategori berdasarkan interval kelas skor
No Interval Kelas Kategori
1 0% - 33,33% Dominan
2 33,34% - 66,66% Cukup Dominan
3 66,67% - 100% Tidak Dominan
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dibawah ini merupakan data hasil observasi dilapangan
dan data sekunder yang didapat oleh instansi terkait Faktor-faktor yang
memotivasi petani melakukan usaha sarang burung walet (collocalia fuchipagus)
di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian


Desa Sebelimbingan

Anda mungkin juga menyukai