Untitled
Untitled
Oleh :
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti, peneliti ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi peneliti
serta untuk memenuhi wawasan.
2. Bagi petani, dapat memberikan pengetahuan sejauh mana tingkat motivasi
petani dalam usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan
Kecamatan Kota Bangun.
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan referensi dan landasan dalam menetukan
kebijakan pembangunan di sektor pertanian.
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi
dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian
sejenis.
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak.
Berdasarkan pada kata dasarnya motif, motivasi yang berarti dorongan sebab atau
alasan seseorang melakukan sesuatu dengan demikian motivasi berarti kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau
keinginan yang berlangsung sadar. Motivasi merupakan kekuatan potensial yang
ada didalam diri seseorang manusia yang dapat dikembangkannya sendiri atau
dikembangkan sejumlah kekuatan dari luar yang pada intinya yang berkisar pada
imbalan moneter dan imbalan non moneter yang dapat berperan terhadap kepada
hasil kinerja secara positif atau negative, hal ini tergantung pada situasi dan
kondisi kepada pihak yang bersangkutan[8].
Mendifikasikan motivasi yang merupakan keadaan dalam pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan dan motivasi merupakan dorongan atau
tekanan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut.
Motivasi juga merupakan kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang
atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendakki[9].
[10] Ciri-ciri motivasi sebagai berikut :
a. Motivasi ini kompleks. Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai
satu tujuan, tetapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama yang
dipengaruhi individu itu sendiri.
b. Beberapa motivasi tidak didasari individu itu sendiri. Banyak tingkah laku
manusia yang tidak didasari oleh pelakunya.
c. Motivasi ini berubah-ubah. Motif bagi seseorang seringkali mengalami
perubahan, ini disebabkan oleh keinginan manusia yang sering berubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan.
d. Tiap individu motivasinya berbeda-beda. Dua orang yang mengikuti
kegiatan tertentu ada kalanya mempunyai motivasi berbeda-beda.
e. Motivasi dapat bervariasi. Hal ini terganggu pada tujuannya bermacam-
macam maka motivasinya juga bervariasi.
2. Faktor-faktor yang Berperan Terhadap Motivasi
Motivasi dibentuk oleh beberapa faktor berupa faktor internal yang
bersumber dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar
individu. Faktor-faktor internal yang membentuk motivasi yaitu umur, pendidikan
formal, pendidikan non formal, pendapatan dan luas dalam lahan (karakteristik
individu). Sedangkan faktor eksternal yang membentuk motivasi yaitu lingkungan
sosial dan lingkungan ekonomi.
a. Faktor internal
1). Umur
Umur merupakan suatu perkembangan usia seseorang yang diikuti dengan
intelegensi, perkembangan usia seseorang dapat mempengaruhi seseorang dalam
berfikir dan bekerja. Faktor umur dapat mempengaruhi kinerja seorang petani dan
juga dapat mempengaruhi prestasi seseorang.
Umur petani merupakan suatu faktok utama yang berkaitan erat dengan
kemampuan kerja dan dalam melaksanakan usahatani. Umur dapat dijadikan tolak
ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana kondisi umur yang
produktif maka kemungkinan besar seorang akan bekerja dengan baik dan
maksimal. Semakin muda umur petani maka akan semakin semangat untuk
mengetahui hal baru, maka dengan demikian mereka berusaha untuk cepat
melakukan adopsi walaupun mereka belum berpengalaman dalam hal adopsi
tersebut[11].
Menurut[12] menyatakan bahwa semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya
semakin lamban terhadap inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat. Mereka
kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan baru dan mengadopsi
teknologi baru.
2). Pendidikan
Pendidikan dalam arti luar mencangkup pendidikan, informal, formal dan
pendidikan non formal, Ketiga jenis pendidikan ini sulit untuk dipisahkan karena
saling berkaitan dan saling menunjang. Pendidikan informal merupakan proses
pendidikan yang panjang diperoleh dan dikumpulkan dari seseorang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup dan segala sesuatu yang diperoleh dari
pengalaman sehari-hari dari kehidupannya dalam bermasyarakat. Pendidikan
formal merupakan suatu sistem pengajaran yang kronologis dan berjenjang
lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Pendidikan non formal ialah pengajaran sistematis yang diorganisir diluar sistem
pendidikan formal bagi sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan khusus,
contoh pendidikan non formal adalah penyuluhan pertanian.
Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan
menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju pembangunan
praktek pertanian modern. Maka mereka yang mempunyai pendidikan tinggi
adalah yang paling relatif dan cepat dalam melaksanakan dan mengadopsi
teknlogi baru, begitu juga sebaliknya dengan mereka yang berpendidikan rendah,
agak sulit dalam melaksanakan mengadopsi inovasi dengan cepat karena tingkat
pendidikan yang dipunyai seorang petani dapat meningkatkan produktivitas dan
mutu kerja yang dilakukan tetapi sekaligus mempercepat proses penyelesaian
sebuah pekerjaan yang diusahakan. Berdasarkan pendapat diatas maka terdapat
suatu kecenderungan bahwa ada hubungan antara pendidikan yang dimiliki petani
dengan motivasi mereka dalam berusaha[13].
3) Luas Lahan/Bangunan
Tanah adalah sumber modal atau tempat dari bahan-bahan yang diperoleh
untuk memproduksi barang modal [14]. Petani yang mempunyai lahan yang luas
akan memperoleh hasil produksi yang besar dan begitu pula sebaliknya. Dalam
hal ini luasan lahan yang dimiliki petani sangat menentukan besar kecilnya
pendapatan ekonomi yang diperoleh. Luas lahan yang diusahakan petani relatif
sempit sering kali menjadi kendala untuk usaha yang lebih efesien. Dengan
keadaan tersebut petani terpaksa atau melakukan usaha lain diluar usahatani untuk
memperoleh tambahan pendapatan agar mencukupi kebutuhan keluarganya[15].
4) Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu tolak ukur penghasilan yang diterima
oleh petani dalam usahatani atau usaha lain yang dilakukan. Petani dengan
pendapatan rendah dan sedang akan termotovasi untuk mengikuti proyek agar
pendapatan mereka bisa lebih tinggi dan dapat mencukupi kebutuhan sahari-hari.
Petani dengan pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan lebih mudah dan
cepat mengadopsi suatu inovasi[16].
b. Fakto eksternal
1) Lingkungan Sosial\
Lingkungan sosial merupakan lingkungan dimana masyarakat sekeliling
responden baik secara langsung maupun tidak langsung memberi lingkungan yang
berperan terhadap perubahan-perubahan pada perilaku patani seperti kebudayaan,
pengambilan keputusan, opini public dari kekuatan kelompok sosial (Kelompok
organisasi) yang ada didalam masyarakat terdiri dari kekerabatan tetangga,
kelompok acuan, kelompok minat dan kelompok keagamaan[17].
2) Lingkungan ekonomi
Menurut [18] lingkungan ekonomi terdiri dari :
a) Lembaga pengkreditan yang menyediakan kredit bagi petani kecil fasilitas
kredit merupakan bagian yang menyatu dengan pengembangan usaha dalam
bidang agribisnis. Indonesia sudah diterapkan suatu peraturan yang bersifat
wajib dipatuhi dimana bank harus mengeluarkan beberapa persen dari dana
kreditnya untuk kepentingan sektor agribisnis. Bank harus beanar-benar dapat
mengembangkan bidang agribisnis.
b) Produsen dari penyalur sarana produksi atau peralatan tanaman petani produsen
merupakan penghasil barang-barang, hasil pertanian untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Pedagang pengumul sebagai pedagang
yang mengumpulkan barang-barang hasil usaha petani produsen, kemudian
memasarkannya kembali dalam patrai besar kepada pedagang lain[19].
c) Pengusaha industry pengolahan hasil pertanian.
d) Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain.
B. Petani
Walet merupakan salah satu burung yang sangat special. Liur (saliva)
burung walet atau disebut sebagai sarang burung walet yang berhargaa tinggi.
Banyak rumah walet yang sudah dibangun untuk tempat bersarang dan
berkembangbiak. Banyak masyarakat (petani) tertarik berusaha sarang burung
walet, mereka sangat berharap bisa mendapat keuntungan yang banyak dari hasil
penen sarang burung walet.
Sarang burung walet yang diminta untuk konsumsi ekspor yaitu sarang
wakel gua dan rumahan, jenis sarang gua yaitu sarang putih, sarang merah, sarang
hitam dan seriti. Sedangkan hasil produksi rumahan yang sering diminta adalah
sarang putih, sarang merah, sarang kuning dan sarang seriti. Sarang walet yang
diminta pembeli berkadar air 5% sampai dengan 20% atau sesuai dengan
permintaan dari masing peneliti dari negara yang berbeda.
Adapun jenis-jenis sarang burung walet adalah sebagai berikut :
Walet sarang putih (Collocalia fuciphaga)
Walet sarang hitam (Collocalia maximus)
Walet sapi (Collocalia esculenta)
Walet sarang lumut (Collocalia vanikorensis)
Walet gunung (Collocalia brevirostris)
Walet besar (Hydrochous gigas)[10 dari proposal imam].
D. Penelitian terdahulu
Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam pemilihan suatu
usahatani yang dikerjakan. Motivasi dalam hal ini merupakan kondisi yang
mendorong petani dalam usahatani pengembangbiakkan usaha sarang burung
walet di Desa Sebelimbingan. Setiap petani memilih motivasi yang berbeda-beda
dalam memilih usahatani yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomiannya.
Faktor Eksternal
Faktor internal:
1. Peran Adat Istiadat
1. Umur
2. Peran Penyuluh
2. Pendidikan
3. Peran Kelompok Tani
3. Luas bangunan
4. Lembaga Perkreditan
4. Pendapatan
5. Akses Pasar
Tingkat Motivasi
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung
ke lapangan dan mengadakan wawancara yaitu melakukan komunikasi langsung
dengan petani yang termotivasi usaha sarang burung walet di Desa Sebelimbingan
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan
daftar pertanyaan atau kuisioner yang disusun sesuai dengan masalah dan tujuan
penelitian untuk mengumpulkan data informasi yang dibutuhkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh/dikumpulkan dari pihak
lain atau dari studi-studi sebelumnya. Untuk data sekunder data penelitian ini
bersumber dari Kantor Desa Sebelimbingan. Serta lembaga atau instansi yang
dapat menunjang penelitian ini.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani yang berada di Desa
Sebelimbungan Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil
Observasi Terdapat 4 kelompok tani yakni : Bumi bertuah, Harapan etam,
Rumpun bernas, Tani etam. Jumlah anggota dari 4 kelompok tani berjumlah 71
orang.
Adapun cara penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus
persamaan sebagai berikut
N
n= 2
N (d) +1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Nilai presentasi 15%
Salah satu cara menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian agar
mendapatkan hasil representative yaitu tingkat baku yang disesuaikan dengan
tingkat kemampuan, tenaga, biaya dan waktu yang tersedia, sehingga peneliti
menetapkan menggunakan tingakat presisi sebesar 15%[ ].
71 71
n= = =27 responden
71( 0,15) +1 2,6
2
Dimana :
ni : Jumlah anggota sampel menurut stratum
n : Jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni : Jumlah anggota populasi menurut stratum
N : Jumlah anggota populasi seluruhnya
15
¿= .27=6 responden
71
Maka jumlah pengambilan sampel kelompok tani dapat dilihat pada tabel
1 sebagai berikut ini :
Tabel 1. Pengambilan sampel menurut kelompok tani
No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota (Jiwa) Jumlah sampel
1 Bumi Bertuah 15 6
2 Harapan Etam 21 8
3 Rumpuan Bernas 17 6
4 Tani Etam 18 7
Jumlah 71 27
Sumber : Kantor Desa Sebelimbingan (2022)
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti,
maka definisi operasional dapat dijabarkan sebagai berikut :
Xn−xi
C=
K
Keterangan :
C = Kelas interval
Xn = Skor Maksimum
Xi = Skor Minimum
K = Jumlah kelas
Persamaan diatas digunakan untuk menetapkan kategori faktor-faktor
internal dan eksternal yang berperan terhadap motivasi petani usaha sarang
burung walet menjadi 3 kategori dengan perhitungan sebagai berikut :
42−14 28
Faktor Internal C= = =9,33
3 3
39−13 26
Faktor Eksternal C= = =8,66
3 3
Berdasarkan perhitungan tersebut, selanjutnya ditetapkan interval kelas
untuk masing-masing faktor internal yang paling berperan terhadap motivasi
petani usaha sarang burung. Adapun interval kelas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4. Kategori dan interval faktor internal
No Interval Kelas Faktor-Faktor Internal
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Keterangan :
C = Interval kelas
Xn = Skor maksimum
Xi = Skor minimum
K = Jumlah kelas
Hasil perhitungan digunakan untuk membuat kategori tingkat motivasi
petani dalam melakukan usaha sarang burung walet, sehingga metode pengukuran
dapat disajikan pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7 . Metode pengukuran kelas interval tingkat motivasi petani
No Interval Kelas Tingkat Motivasi Petani
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
Skor Aktual
% Skor Aktual= x 100 %
Skor Ideal
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumskan memilih jawaban tertinggi. Presentase faktor yang dominan dalam
menentuksn pengambilan keputusan. Petani dibedakan menjadi 3 yaitu dominan,
cukup dominan, tidak dominan. Adapun untuk mengetahui presentase interval
kelas ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
100 %
I=
Jumlah Kelas
100 %
I=
3
I =33,33 %
Keterngan :
I = Presentase Interval Kelas
Berdaasarkan perhitungan diatas dapat diketahui kategor presentase
interval. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Kategori berdasarkan interval kelas skor
No Interval Kelas Kategori
1 0% - 33,33% Dominan
2 33,34% - 66,66% Cukup Dominan
3 66,67% - 100% Tidak Dominan
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dibawah ini merupakan data hasil observasi dilapangan
dan data sekunder yang didapat oleh instansi terkait Faktor-faktor yang
memotivasi petani melakukan usaha sarang burung walet (collocalia fuchipagus)
di Desa Sebelimbingan Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.