1
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
6. Peraturan Desa Gurun Tuo Simpang Nomor ..... Tahun
2020 Tentang Pedoman PengelolaanDan Pemanfaatan
Aset Desa Gurun Tuo Simpang.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
pengembangan, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan,
pemanfaatan, perubahan status hokum dan penatausahaan.
10. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan dari
dan bagi desa yang bersangkutan.
11. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari masyarakat yang
dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan usaha ke arah
pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang
di butuhkan oleh masyarakat.
12. Partisipasi masyarakat adalah Peran serta masyarakat dengan
kesadaran dan inisiatif sendiri untuk melaksanakan suatu kegiatan.
13. Gotong – royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah
membudaya serta mengandung unsure timbale balik yang bersifat
sukarela antara warga desa dengan Pemerintah Desa,untuk memenuhi
kebutuhan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.
14. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli
milik Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa) atau perolehan Hak lainnya yang sah.
15. Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan, penilaiandan pengendalian aset Desa.
16. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang
dalam menggunakan asset Desa yang sesuai dengan tugas dan fungsi.
17. Pemanfaatan adalah pendayagunaan aset Desa secara tidak langsung
dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas Pemerintahan
Desa dan tidak mengubah status kepemilikan.
18. Sewa adalah pemanfaatan asset Desa oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
19. Pungutan desa adalah segala bentuk iuran dari warga dan atau
sumbangan baik berupa uang yang diberikan oleh masyarakat desa
maupun pihak ketiga secara sukarela yang bersifat swadaya dan
partisipasi dan gotong royong berdasarkan kemampuan sosial
ekonomi masyarakat desa.
20. Bantuan Sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility) adalah
tanggung jawab social terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan/usaha dalam bentuk berbagai kegiatan yang
meliputi menjaga pelestarian lingkungan sekitar perusahaan,
membangun fasilitas umum, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar, memberikan bantuan bea siswa kepada anak yang dirasa
3
kurang mampu, hingga memberikan bantuan dana untuk
kesejahteraan masyarakat sekitar.
21. Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa adalah staf
desa yang diberi tugas khusus membantu Bendahara Desa dalam
rangka pengelolaan penerimaan Pendapatan Asli Desa.
22. Rekening Penerimaan Pendapatan Asli Desa adalah sarana
pengumpulan Pendapatan Asli Desa berupa uang dalam rangka
memenuhi pengelolaan keuangan yang transparan.
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
BAB III
OBJEK PUNGUTAN
Pasal 4
4
f. Pungutan yang berasal dari retribusi objek kegiatan Desa.
g. Sumbangan sukarela kegiatan khusus sosial kemasyarakatan.
(2) Objek pungutan pendapatan asli desa lainnya akan diatur dalam
Peraturan Kepala Desa tersendiri.
BAB III
RUANG LINGKUP PUNGUTAN
Pasal5
BAB IV
BESARAN TARIF PUNGUTAN
Pasal6
(1) Besarnya tarif iuran warga sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat
(1) huruf a dan b adalah sebagai berikut :
a. Aparatur Sipil Negara minimalRp. 20.000,- setahun.
b. Karyawan Swasta Perusahaan minimal Rp. 18.000,- setahun.
c. Karyawan Swasta Pemerintahan Desa minimal Rp. 15.000,-
setahun.
d. Pemilik usaha dalam sekala besar minimal Rp. 12.000,- setahun.
e. Pemilik usaha dalam sekala kecil minimal Rp. 10.000,- setahun.
5
c. Pengesahan surat pernyataan ganti rugi jual beli sesama
masyarakat, jika nilai transaksi diatas Rp. 10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah) sebesar Rp. 100.000,-
d. Setiap peristiwa transaksi jual beli dari hasil lahan masyarakat
Desa Gurun Tuo Simpang, seperti buah-buahan atau sejenisnya
dipungut 3% dari nilai transaksi
e. Pengurus administrasi lainnya yang tidak tercantum dalam
peraturan ini tidak dipungut biaya.
(4) Besarnya tarif pungutan sewa sebagaimana dimaksud pada pasal 4
ayat (1) huruf e adalah sebagai berikut :
a. Sewa Gedung Balai Pusat Belajar Masyarakatdan perlengkapannya
ke pihak ketiga sebesar Rp. 100.000,- dan biaya kebersihan sebesar
Rp. 40.000,-.
b. Sewa Gedung Perpustakaan dan perlengkapannya ke pihak ketiga
sebesar Rp. 50.000,- dan biaya kebersihan sebesar Rp. 30.000,-.
c. Sewa proyektor ke pihak ketiga sebesar Rp. 50.000,-
d. Sound System atau alat pengeras suara ke pihak ketiga Rp.
50.000,-
(5) Besarnya tarif retribusi objek kegiatan Desa sebagaimana dimaksud
pada pasal 4 ayat (1) huruf f adalah sebagai berikut :
a. Retribusi pedagang sebesar Rp. 10.000,-/hari
b. Parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 2.000,-
c. Parkir kendaraan roda empat sebesar Rp. 5.000,-
(6) Tarif objek retribusi lainnya yang belum tercantum dalam Peraturan
Kepala Desa ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB V
Pasal7
(1) Objek pungutan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1)
huruf a, huruf b dan huruf c dilakukan pendataan wajib pungut oleh
petugas yang ditunjuk.
(2) Hasil pendataan wajib pungut diberitahukan kepada yang
bersangkutan dan diminta mendaftarkan diri secara sukarela kepada
petugas yang ditunjuk dan diberikan kartu pungutan.
BAB VI
6
(1) Pembayaran Pungutan Desa disampaikan kepada Bendaharan Desa
melalui Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa.
(2) Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa dalam
menerima pungutan Desa dapat didelegasikaan kepada pihak ketiga.
(3) Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dari unsur
Kelembagaan Desa atau masyarakat umum lainnya yang mampu.
(4) Penerimaan Pungutan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebelum di setorkan ke Rekening Kas Desa terlebih dahulu di
setorkan di Rekening Penerimaan Pendapatan Asli Desa.
(5) Pembukaan Rekening Penerimaan Pendapatan Asli Desa dilakukan
pada Bank terdekat.
(6) Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa ditunjuk dari
unsur staf desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(7) Pembayaran Pungutan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat langsung di setorkan ke rekening Penerimaan Pendapatan Asli
Desa.
Pasal9
(1) Wajib Pungut dapat membayar Pungutan Desa secara lunas kepada
Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa secara
sukarela di Kantor Desa atau dititipkan melalui Ketua RT setempat.
(2) Jika wajib pungut melakukan pembayaran melalui rekening
Penerimaan Pendapatan Asli Desa, bukti pembayaran disampaikan ke
Bendahara Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa atau
dititipkan melalui Ketua RT setempat.
(3) Setiap pembayaran pungutan secara langsung ke Bendahara
Pembantu Penerimaan Pendapatan Asli Desa harus diberikan tanda
bukti pembayaran berupa kwitansi.
BAB VII
Pasal10
7
Kemasyarakatan Desa berdasarkan prioritas pendapatan dari wilayah
dusun.
(6) Besaran Alokasi penggunaan pungutan pendapatan asli desa dalam 1
(satu) tahun sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Pembangunan Desa 30 %.
b. Pemberdayaan Masyarakat Desa 40 %.
c. Pembinaan Kemasyarakatan Desa 30 %.
Pasal11
BAB VIII
Pasal 12
Pasal 13
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini, akan diatur lebih lanjut
oleh Kepala Desa.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal14
8
(1) Untuk pertama kali objek pungutan pendapatan asli desa
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf b dan
huruf c tahun 2019 dilakukan pendaftaran sejak tanggal diundangkan
Peraturan ini sampai dengan tanggal 30 November 2019.
(2) Untuk pertama kali objek pungutan sebagaimana dimaksud pada
pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c dilakukan pembayaran
tahun 2019 sejak tanggal diundangkan Peraturan ini sampai dengan
tanggal 31 Desember 2019.
(3) Untuk tahun 2020 dan seterusnya sebagaimana dimaksud pada pasal
4 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c pembayaran Pungutan Desa
dimulai sejak tanggal 1 Januari dan terakhir tanggal 30 November.
(4) Objek pungutan lainnya menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal15
M. BUKHORI
9
FIKRI
10