Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332156219

Early Childhood Motor Development and Parent Socio-economic Status

Article · April 2019


DOI: 10.17509/jpjo.v4i1.14466

CITATIONS READS

0 510

3 authors:

Mesa Rahmi Stephani Gano Sumarno


Universitas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
27 PUBLICATIONS   33 CITATIONS    19 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ricky Wibowo
Universitas Pendidikan Indonesia
27 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

using mobile applications to evaluate games performance in the school setting View project

Game Modification and Critical Thinking View project

All content following this page was uploaded by Mesa Rahmi Stephani on 22 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JPJO 4 (1) (2019) 21-26

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga


http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index

Early Childhood Motor Development and Parent Socio-economic Status

Mesa Rahmi Stephani1, Gano Sumarno1, Ricky Wibowo1


Prodi PGSD Penjas, Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia 1

Article Info Abstrak


Article History : Studi ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan perkembangan motorik anak usia dini
Received October 2018 dengan tingkat status sosial ekonomi (SES) orang tua. Metodologi penelitian
Revised December 2018 menggunakan studi komparasi Ex-post Facto. Populasi penelitian melibatkan anak usia
Accepted March 2019 4-5 tahun berasal dari sekolah pendidikan anak usia dini yang berada di daerah
Available online April 2019 perkotaan. Sampel dipilih sebanyak 50 (laki-laki = 27; perempuan = 23). Partisipasi
sampel keseluruhan sebesar 78%. Sehingga sampel yang representatif sebanyak 39.
Perkembangan Motorik anak diukur menggunakan Ages and Stages Questionaire
Keywords :
(ASQ) 3rd Edition. Sedangkan untuk mengukur Status Sosial Ekonomi (SES)
Early Childhood, Motor Development, menggunakan Instrument (Scale) for Measuring the Socioeconomic Status of a family.
Parent Socio-economic Status Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik anak usia dini tidak han-
ya dipengaruhi faktor status sosial ekonomi orang tua, juga dipengaruhi oleh tempat
bermain yang tersedia di sekolah dan lingkungan bermain di rumah. Penelitian ini
menunjukkan bahwa orang tua saat ini semakin memahami pentingnya pendidikan
anak sejak dini dalam mengoptimalkan perkembangan anak. Sekolah dan lingkungan
tempat tinggal merupakan salah satu wujud investasi terbaik untuk masa depan anak
yang lebih baik.
Abstract
This study was aimed at determining the relationship between early childhood motor
development and the level of socio-economic status (SES) of parents. The research
method used was Ex-post Facto comparative study. The population of the study in-
volved children aged 4-5 year from early childhood education schools in urban areas.
50 samples were selected (male = 27; female = 23). Overall sample participation was
78%. So that the representative sample were 39 participants. Children motor develop-
ment was measured by using the Ages and Stages Questionnaire (ASQ) 3rd Edition. To
measure the Socio-Economic Status (SES), an Instrument for Measuring the Socioeco-
nomic Status of a family was used. The results showed that the early childhood motor
development was not only influenced by parents' socioeconomic status, it was also
influenced by playgrounds available in schools and the playing space at home. This
study shows that parents today understand the importance of early childhood educa-
tion in optimizing children development. Schools and neighborhoods are two best in-
vestments for a better children' future.

Copyright © 2019, JPJO

ISSN 2580-071X (online)


 Correspondence Address : Jln. Dr. Setiabudhi No.229. Bandug, Indonesia
ISSN 2085-6180 (print)
E-mail : mesarahmistephani@upi.edu
DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466

21
Mesa Rahmi Stephani dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)

PENDAHULUAN
Perkembangan anak memerlukan perhatian yang Bermain bagi anak-anak merupakan sasaran utama
cukup besar. Hal ini dikarenakan masa anak-anak ber- dimana mereka belajar tentang tubuh dan kemampuan
langsung secara singkat dan cepat namun sangat motorik mereka (Gallahue, 2006). Bermain merupakan
menentukan bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini, bagian penting dari aktivitas fisik bagi anak-anak. Ber-
anak harus diberikan kesempatan untuk bereksplorasi main menjadi esensial untuk dikembangkan karena
dan bergerak seluas-luasnya agar anak dapat tumbuh berkontribusi terhadap kognitif, fisik, sosial dan pengel-
dan berkembang secara optimal. Perkembangan motor- olaan emosi anak-anak dan remaja (Stork and Sanders,
ik sangatlah penting untuk mendorong perkembangan 2008). Melalui aktivitas bermain, anak-anak terbukti
aspek lainnya, salah satunya adalah perkembangan so- mampu mengembangkan keterampilan gerak funda-
sial anak. Kehidupan anak sangat erat dengan bermain. mental (Fadilah, M., & Wibowo, 2018).
Banyak permainan yang memerlukan keterampilan mo-
Perkembangan motorik dipengaruhi oleh banyak
torik tinggi, sehingga anak perlu untuk diberikan pen-
faktor lingkungan, termasuk faktor latar belakang sosial
galaman gerak yang menstimulasi perkembangan mo-
ekonomi orang tua yang meliputi tingkat pendidikan,
toriknya hingga terampil. Anak perlu memiliki kemam-
pendapatan orang tua. orang tua sebagai basis keluarga,
puan motorik yang tidak timpang dengan teman
sebagai pendukung untuk membentuk aktivitas fisik,
sebayanya supaya bisa terlibat dalam berbagai aktivitas
memegang peran sentral dalam mengorganisir dan
permainan, sehingga proses interaksi sosial dapat ter-
membiayai partisipasi anak dalam olahraga. Banyaknya
jadi.
aktivitas fisik anak dapat dipertimbangkan sebagai sa-
Penelitian Bouffard menunjukkan bahwa ren- lah satu fungsi dari Status Sosial Ekonomi (SES) pada
dahnya kompetensi keterampilan gerak dasar pada anak orang tua dan keluarga (Hashemi, Hojjati, Nikravan, &
-anak (6-9) memberikan pengaruh negatif ketika anak Shariati, 2013). Faktanya, keluarga yang membel-
berinteraksi sosial dengan teman sebayanya(Bardid et anjakan uang dan mendorong anaknya untuk ber-
al., 2013). Secara jelas, kemudian hal ini penting sekali partisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga dalam
untuk memantau kompetensi keterampilan gerak dasar rangka untuk mengembangkan keterampilannya dan
dari anak sejak kecil hingga masa perkembangan selan- menjadi lebih bersosialisasi (Hashemi et al., 2013).
jutnya, dalam upaya untuk mengidentifikasi potensi
Tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua yang
keterlambatan atau penurunan perkembangan motorik.
semakin baik menumbuhkan kebutuhan dan kesadaran
Upaya awal ini dilakukan untuk menurunkan dampak
akan pentingnya pendidikan anak sejak dini, termasuk
negatif pada partisipasi dalam aktivitas fisik pada tahap
pada usia pra sekolah. Sehingga banyak orang tua me-
selanjutnya dan juga untuk menghindari dampak
nyekolahkan anak sedini mungkin. Mulai dari ke-
sekunder konsekuensi psikososial seperti penyimpan-
lompok bermain (Play Group), dan Taman Kanak-
gan konsep diri dan meningkatnya kecemasan atau kon-
kanan (Kindergarten) sebagai sarana pendidikan, agar
disi medis seperti diabetes dan masalah penyakit kardi-
anak bisa berkembang secara optimal.
ovaskular.
Ide yang mendasari pada perspektif investasi ialah
Pembelajaran gerak pada usia dini diarahkan dan
bahwa orang tua bertujuan untuk memaksimalkan kese-
difokuskan pada kekayaan gerak motorik. Anak usia
jahteraan ekonomi, sosial, dan emosial anaknya dimasa
dini (rata-rata dari usia 2 hingga 7 tahun) merupakan
yang akan datang melalui berinvestasi dalam pendidi-
periode yang penting untuk belajar dan mengem-
kan anak usia dini. Pilihan untuk menyekolahkan anak
bangkan pembelajaran fundamental movement skills
sejak dini diyakini dapat memberikan keunggulan da-
(FMS). Pada usia tujuh tahun, individu diharuskan un-
lam lingkungan belajar untuk anaknya yang diharapkan
tuk memperluas kosa gerak dan memperoleh tingkat
dapat memberikan peran sebagai pengganti orang tua
kompetensi yang cukup, kompetensi gerak inilah yang
ketika orang tua berangkat untuk bekerja. Bagaimana-
akan mengantarkan anak ke dalam sebuah periode di-
pun, orang tua menghadapi batasan dalam waktu dan
mana anak mulai terlibat dalam olahraga dan permainan
anggaran yang terbatas oleh pertimbangan lokasi, har-
yang memerlukan keterampilan yang lebih kompleks
ga, dan jam buka daycare yang sesuai dengan jam kerja
(Gabbard et al, 2008).

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466


22
Mesa Rahmi Stephani dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)

orang tua. Desakan waktu dan anggaran yang menjadi 5% dan kategori Bawah sebanyak 15%.
pemberat untuk orang tua tunggal dan keluarga yang
tidak mampu (Stahl, Schober, & Spiess, 2017)
Hingga saat ini, belum tersedia data perkembangan
motorik anak usia dini yang dikaitkan dengan status
ekonomi orang tua. Hal ini dipandang penting, agar
pendidikan anak usia dini bisa mengoptimalkan
perkembangan motorik anak usia ini melalui pendidi-
kan gerak yang cukup bagi anak. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis perkembangan motorik anak
ditinjau dari latar belakang status sosial-ekonomi orang Gambar 1. Proporsi Kategori SES
tua.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif. Desain penelitiannya adalah ex-
post facto. Populasi penelitian merupakan anak usia
dini pada TK, RA, dan PAUD yang berusia 4-5 tahun.
Sekolah berlokasi di daerah perkotaan. Subjek
penelitian sebanyak 50 anak beserta orang tua yang
telah bersedia untuk berpartisipasi dalam studi ini. Data
yang lengkap sebanyak 39 (tingkat partisipasi
Gambar 2. Perkembangan Motorik Berdasarkan
78%).Beberapa data tidak lengkap dikarenakan anak Status Sosial Ekonomi Orang Tua
tidak masuk sekolah saat diobservasi.
Data perkembangan motorik dikumpulkan dengan
cara mengobservasi langsung kepada anak yang dil- Gambar 2. menunjukkan perkembangan motorik
akukan saat jam sekolah. Instrument yang digunakan dikategorikan berdasarkan status sosial Ekonomi Orang
untuk mengukur perkembangan motorik pada anak usia Tua. Perkembangan motorik anak pada semua tingkat
4-5 tahun Ages and Stages Questionnaire (ASQ) 3rd SES berada pada kategori Cukup dan Baik.
Edition. Angket SES orang tua menggunakan Instru-
ment (Scale) for Measuring the Socioeconomic Status Tabel 1. Hasil Uji Keterkaitan Perkembangan Motorik
of a family yang dikembangkan (Aggarwal et al., 2005). dengan SES Orang Tua
Untuk menghindari perbedaan persepsi orang tua ter- Motor-
SES
hadap pengisian angket SES, maka saat pengisian orang Dev
tua diundang ke sekolah untuk mengisi Angket SES Correlation
1.000 .118
dipandu oleh tim observer. Analisis data menggunakan Coefficient
SES
Statistika Deskriptif. Uji korelasi menggunakan Ko- Sig. (2-tailed) . .474
relasi Kendall dan Spearman Spearman's N 39 39
rho
Correlation
.118 1.000
Motor- Coefficient
HASIL DAN PEMBAHASAN Dev Sig. (2-tailed) .474 .
N 39 39
Status sosial ekonomi (SES) orang tua dibagi men-
jadi tiga kategori, yakni atas, menengah dan bawah. Pada tabel 1 menunjukkan keterkaitan perkem-
SES terbanyak ada pada kelas Menengah. Kategori bangan motorik dengan SES melalui uji korelasi Ken-
SES didominasi oleh kategori menengah sebanyak 80% dall (r = 0,116 dan p = 0,466) dan Spearman (r = 0,118
dari total 39 sampel. Sedangkan kategori Atas sebanyak dan p = 474). Data menunjukkan koefisien korelasi

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466


23
Mesa Rahmi Stephani dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)

yang rendah. Serta koefisien p > 0,01. Maka, dapat meliputi rendahnya pendidikan orang tua, gangguan
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang kuat kejiwaan orang tua, miskinnya keterampilan, studi ke-
antara perkembangan motorik dengan SES orang tua. hamilan yang tidak diinginkan, dan lingkungan padat
penduduk. Analisis multivariate menunjukkan hub-
Potensi anak usia dini seringkali belum terlihat
ungan positif antara kemampuan motorik dengan
secara jelas apakah berbakat dalam bidang seni,
penghasilan orang tua serta jumlah ruangan yang ada
olahraga, bahasa ataukah sains. Salah satu cara untuk
didalam rumah. Rendahnya keterampilan motorik san-
melihat fungsi fisiologis dan psikologis anak berada
gat mengganggu dan mengakibatkan terhadap self-
dalam keadaan baik, tentu yang paling mudah dapat
esteem anak dan bisa menyebabkan emosi dan perilaku
diamati melalui aktivitas gerak motorik anak. Piaget
yang kurang baik (Golding et al., 2013).
mengemukakan bahwa kognisi dibangun dari persepsi
dan aksi, deskripsi teori Piaget pada bagaimana ket- Orang tua memilih sekolah sebagai investasi masa
erampilan motorik awal, seperti menggapai dan depan anak. Orang tua pada semua tingkat SES mem-
mengisap, digunakan dalam upaya mengembangkan iliki harapan yang sama dalam menempatkan anak
kognisi yang masih paling bisa diketahui oleh kita. Saat didalam lingkungan dan sekolah yang baik. Karena,
ini, masih sedikit ketertarikan pada penggunaan anak merupakan investasi orang tua dimasa mendatang.
perkembangan motorik untuk memprediksi status men- Sekolah dapat mengatasi ketimpangan SES dan
tal dimasa mendatang. Namun, banyak yang setuju keterbatasan lahan tempat tinggal di daerah perkotaan.
dengan Piaget pada gagasannya bahwa adanya keterkai- Penyediaan sarana bermain dan alat pembelajaran
tan antara perkembangan motorik dengan perkem- edukatif yang melatih motorik kasar dan halus mampu
bangan kognitif. (Thelen, 2000). memberikan stimulus positif terhadap perkembangan
motorik anak secara keseluruhan. Tingkat pendapatan
Keterampilan motorik kasar dan halus pada anak
orang tua yang masih dalam SES Kategori bawah,bisa
berhubungan dengan tingkat keberhasilan kesehatan
diatasi dengan cara menyekolahkan anak ke sekolah
seperti BMI yang lebih rendah dan aktivitas fisik dan
yang terjangkau, sehingga anak berinteraksi dengan
kebugaran jasmani yang lebih tinggi juga perkem-
lingkungan.
bangan yang lebih baik pada aspek kognitif dan bahasa.
(Veldman, et al. 2015). Perkembangan anak usia dini Pentingnya pelayanan terhadap perkembangan
seringkali tidak dihargai namun sebuah topik yang motorik anak usia dini untuk perkembangan individu
penting untuk perkembangan ekonomi. Pelajar dari dan sosial telah mengalami peningkatan perhatian baik
berbagai disiplin ilmu telah mengilustrasikan keunggu- pada Negara berkembang (Nilsen, 2017). Ketika anak
lanya untuk individu dan sosial dalam jangka panjang menghabiskan waktu di institusi diluar lingkungan ru-
sebagai sumber investasi pada anak usia dini mulai dari mah, mereka belajar terhadap sosialiasi ganda Anak
bayi hingga anak usia 5 tahun (Jenkins, 2014). James mungkin menemukan harapan yang berbeda antara di
Heckman beserta kolega (Jenkins, 2014) menunjukkan lingkungan rumah, dengan lingkungan institusi, dan
bahwa keuntungan dalam menginvestasikan pada anak harus belajar untuk berperilaku pada kedua lingkungan
usia dini lebih tinggi daripada masa kanak-kanak akhir, secara terpisah, disamping pada saat bersamaan
khususnya untuk anak yang kurang mampu. Secara bagaimana untuk menghubungkan antara keduanya.
nyata, upaya pemerintah dalam menyamakan hak Besarnya kemiripan antara harapan yang anak hadapi di
perkembangan anak usia dini dengan perkembangan lingkungan yang berbeda, merupakan kesempatan ter-
ekonomi secara langsung disebabkan pada pelaksanaan baik untuk mereka meraih keberhasilan (Nilsen, 2017).
program perkembangan anak usia dini dapat memulai
Studi telah menunjukkan hasil dan telah
peningkatan hak sosial dan produktivitas ekonomi da-
ditemukan cara untuk memperbaiki keterampilan mo-
lam jangka panjang. Diluar literatur sosial sains, disana
torik kasar yang efektif, mudah, dan cocok. Mengajar-
terlihat pertumbuhan antara Negara dan Kota-kota bah-
kan keterampilan motorik kasar pada anak yang baru
wa perkembangan anak usia dini memainkan peran pa-
belajar berjalan (toddlers), memberikan cara untuk
da berbagai dimensi dalam perkembangan ekonomi
memberbaiki keterampilan motorik kasar mereka, mes-
daerah (Jenkins, 2014).
kipun diperlukan studi lanjutan untuk melihat efektivi-
Hubungan signifikan pada keterlambatan gerak tas dan menetapkan jika perbaikan ini berpotensi lebih

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466


24
Mesa Rahmi Stephani dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)

besar dari yang terlihat pada anak yang lebih besar DAFTAR PUSTAKA
(Veldman, et al. 2017).
Aggarwal, O. P., Bhasin, S. K., Sharma, A. K., Chha-
Aspek perkembangan motorik di daerah perkotaan bra, P., Aggarwal, K., & Rajoura, O. P. (2005). A
yang terbatas lahan sempit, masih menunjukkan kate- New Instrument ( Scale ) for Measuring the Socioec-
gori baik yang masih tinggi. Anak memiliki potensi onomic Status of a Family : Preliminary Study, 30
tersendiri. Sekolah bisa mengoptimalkan potensi anak. (4), 3–6.
Kurikulum pada anak usia dini memberikan pemerataan Bardid, F., Deconinck, F. J. A., Descamps, S.,
program pendidikan tanpa melihat ketimpangan status Verhoeven, L., Pooter, G. De, Lenoir, M., & Hondt,
sosial ekonomi orang tua. Pada kontek di daerah E. D. (2013). Research in Developmental Disabili-
perkotaan, ketimpangan ruang gerak dan SES bisa diat- ties The effectiveness of a fundamental motor skill
asi oleh adanya sekolah dan taman bermain yang berada intervention in pre-schoolers with motor problems
di sekolah dan komplek tempat tinggal. depends on gender but not environmental context.
Research in Developmental Disabilities, 34(12),
Keterbatasan metode penelitian Ex-Post facto be-
4571–4581. https://doi.org/10.1016/
lum mampu menjawab bagaimana proses pembelajaran
j.ridd.2013.09.035.
motorik kasar dan halus secara eksplisit. Serta aspek
Fadilah, M., & Wibowo, R. (2018). Kontribusi Ket-
lain yang dapat berpotensi mempengaruhi perkem-
erampilan Gerak Fundamental Terhadap Keterampi-
bangan anak seperti ketersediaan ruang terbuka pada
lan Bermain Small-Sided Handball Games. Jurnal
sekolah dan lingkungan rumah, pandangan orang tua
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 3(1), 60-68.
terhadap pentingnya perkembangan motorik, karakteris-
Gabbard, J. L., & Swan II, J. E. (2008). Usability engi-
tik demografi dan letak geografis sekolah dan karakter-
neering for augmented reality: Employing user-
istik sekolah berbasis agama, dan masih banyak aspek
based studies to inform design. IEEE Transactions
lainnya, tentu menarik untuk dipelajari. Sehingga dapat
on visualization and computer graphics, 14(3), 513-
memberikan informasi dan rujukan terhadap pening-
525.
katan kualitas pendidikan anak usia dini. Implikasi
Gallahue, David L. (2006). Developmental Physical
penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dari
Education for Today’s Children (third edition).
berbagai tingkat latar belakang SES, memiliki harapan
USA: Brown & Benchmark Publisher.
yang sama untuk memberikan pendidikan terbaik bagi
Golding, J., Emmett, P., Iles-caven, Y., Steer, C., Lin-
anak melalui pendidikan anak sejak usia dini.
gam, R., Steer, C., & Lingam, R. (2013). of Child
Neurology A Review of Environmental Contribu-
KESIMPULAN tions to Childhood Motor Skills to Childhood Motor
Skills, (October). https://
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ter- doi.org/10.1177/0883073813507483
dapat keterkaitan SES terhadap perkembangan motorik Hashemi, M., Hojjati, A., Nikravan, F., & Shariati, M.
anak. Sekolah dapat menjadi katalisator ketimpangan (2013). The Comparison of Socio-Economic Status
SES orang tua dikalangan bawah untuk bisa mengopti- of Families and Social Support of Parents for the
malkan perkembangan anak khususnya dalam aspek Physical Exercises of Their Children. Procedia - So-
perkembangan motorik. cial and Behavioral Sciences, 82, 375–379. https://
doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.278
Jenkins, J. M. (2014). Early Childhood Development as
Economic Development : Considerations for State-
Level Policy Innovation and Experimentation.
https://doi.org/10.1177/0891242413513791
Nilsen, A. C. E. (2017). The expansion of early child-
hood development services and the need to recon-
ceptualize evidence. https://
doi.org/10.1177/1463949117731021

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466


25
Mesa Rahmi Stephani dkk./ Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 4 (1) (2019)

Stahl, J. F., Schober, P. S., & Spiess, C. K. (2017). Pa-


rental socio-economic status and childcare quality:
Early inequalities in educational opportunity? Early
Childhood Research Quarterly. https://
doi.org/10.1016/j.ecresq.2017.10.011
Thelen, E. (2000). Motor development as foundation
and future of developmental psychology, 24(4), 385
–397.
Veldman, S., Okely, A., Jones, R. (2015). Promoting
Gross Motor Skills in Toddlers: The Active Begin-
nings Pilot Cluster Randomized Trial. Perceptual &
Motor Skills Physical Development & Measurement
2015, © Perceptual Motor Skills. 121, 3, 857-872.
https://doi.org/10.2466/10.PMS.121c27x5.

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v4i1.14466


26
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai