Anda di halaman 1dari 8

Tingkat Kesiapan Implementasi Rekam Kesehatan Elektronik

Menggunakan D0Q-IT

Suhartini1, Bambang Karmanto2, Yanto Haryanto3,


Nita Budiyanti4, Lina Khasanah5*
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
1,2,3,4,5

E-mail: 5linaelshirazy@gmail.com

Abstract

Implementation of electronic health record (EHR) has begun to be applied in several cities in Indonesia.
For that we need an instrument in measuring the readiness of an area and health service facilities in its
implementation. DOQ-IT is an instrument since 2009 that has been developed by Masproo, which desaigns
the aspects that are assessed in measuring the readiness to implement HER. The instrument is in a narrative
form so that the measurement is not objective according to the score. This study aims to develop a DOQ-IT
in Indonesian which is then compiled into a questionnaire design that is tested for validity and reliability. The
results showed that the aspects that affect the readiness of EHR implementation are aspects of organization
alignment and organizational capacity. The questionnaire reliability test with a Cronbach”s Aplha value of
0,938, it was declared reliable. The questionnaire design developed can be applied to assess the readiness
of implementing EHR in health care facilities. Further research is needed to implement the questionnaire
design.

Keywords: Implementation, Electronic Health Record, DOQ-IT.

Abstrak

Implementasi Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) sudah mulai diterapkan di beberapa kota di Indonesia.
Untuk itu perlunya sebuah instrument dalam mengukur kesiapan suatu wilayah maupun fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pelaksanaannya. DOQ-IT merupakan instrument sejak 2009 sudah dikembangkan oleh
MASSPRO yang mendesain aspek-aspek yang dinilai pada pengukuran kesiapan implementasi RKE.
Instrument yang ada dalam bentuk narasi sehingga pengukurannya kurang obyektif sesuai dengan skornya.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrument DOQ-IT dalam Bahasa Indonesia yang kemudian
disusun ke dalam bentuk desain kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian didapatkan
aspek yang mempengaruhi kesiapan implementasi RKE yaitu aspek penyelarasan organisasi dan kapasitas
organisasi. Kuesioner yang dikembangkan terdiri dari 28 item pertanyaan. Pada uji validitas keseluruhan item
valid (r hitung > r tabel) dan uji reliabilitas kuesioner dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,938 dinyatakan
reliabel. Desain kuesioner yang dikembangkan dapat diterapkan untuk menilai kesiapan implementasi RKE
di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengimplementasikan desain kuesioner
tersebut.
Kata kunci: Implementasi, Rekam Kesehatan Elektronik, DOQ-IT.

PENDAHULUAN teknologi informasi kesehatan merupakan salah


Kemajuan teknologi informasi dalam bidang satu cara untuk memitigasi ketimpangan di masa
kesehatan ini berkembang ke dalam berbagai depan. (Ludwick & Doucette, 2009). Manajemen
aspek, baik dalam bidang pengembangan il- pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan
mu kesehatan, pengorganisasian rumah sakit, adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani
pengobatan, maupun rekam medis. Penerapan rekam medis baik secara manual maupun elektronik

157 157
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 9 No.2, Oktober 2021
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed); DOI : 10.33560/jmiki.v9i2.336

sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah Tools pada pengukuran kesiapan implementasi
sakit, praktik dokter klinik, asuransi kesehatan, RKE salah satunya dapat menggunakan Electronic
fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang Health Record (EHR) Assesment and Readiness
menyelenggarakan pelayanan dan menjaga re- Starter Assessment oleh Doctor’s Office Quality-
kaman (Gemala, 2012). Untuk memperkuat Information Technology (DOQ_IT) yang sudah
dalam penerapan rekam medis elektronik yakni dibuat oleh MASSPRO 2009 (MASSPRO, 2009).
adanya Undang-undang Informasi dan Transaksi Assessment DOQ-IT berisi penjabaran bagaimana
Elektronik (Republik Indonesia, 2016) Nomor 19 kita menilai suatu fasyankes dalam bentuk narasi
Tahun 2016, yang sekaligus memberikan peluang yang diberikan skor dengan kisaran (0-1) belum
untuk pengimplementasian rekam medis elektronik siap, (2-3) cukup siap dan (4-5) sangat siap.
di fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun Narasi penilaian skor sudah teradapat dalam tabel
lanjutan yang ada di Indonesia. tools DOQ-IT. Untuk memudahkan penilaian
Di era industri 4.0 ini maka setiap sarana pelayanan pada assessment kesiapan implementasi RKE,
kesehatan harus memiliki sistem informasi ke- maka penulis ingin mengembangkan instrumen
sehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 46 hasil modifikasi dari tools DOQ-IT kedalam item
Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan pertanyaan yang berupa deskriptif kuantitatif
(Peraturan Pemerintah RI No 46 Tahun 2014 sehingga lebih mudah dan obyektif untuk peng-
tentang SIK, 2014), sistem informasi kesehatan hitungan skornya.
merupakan seperangkat tatanan yang meliputi data,
informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, METODE
dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
dengan teknik pengambilan sampel purposive
tindakan atau keputusan yang berguna dalam
sampling. Terdapat beberapa tahapan dalam me-
mendukung pembangunan kesehatan. Penggunaan
ngembangkan kuesioner kesiapan RKE dengan
teknologi aplikasi di fasilitas pelayanan kesehatan
menggunakan tools DOQ-IT.
sudah mulai banyak digunakan. Aplikasi yang
komprehensif untuk dokumentasi dan pe-
Tahapan 1
laporan pasien pada sebuah wilayah dapat juga
dinamakan Rekam Kesehatan Elektronik (RKE). Tahapan ini berupa menterjemahkan pernyataan-
Pengembangan sistem informasi dalam suatu pernyataan pada tools DOQ-IT kedalam Bahasa
wilayah yang membawahi fasilitas pelayanan Indonesia yang diterjemahkan oleh 2 orang, yaitu
kesehatan diperlukan assessment yang dapat di- subyek pertama ahli Bahasa Inggris dan subyek
gunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat yang kedua ahli di bidang Sistem Informasi
kesiapan fasyankes dalam pengimplementasian Kesehatan dengan kategori keduanya minimal
RKE. berpendidikan S2.

Tingkat kesiapan fasyankes pada implementasi


Tahapan 2
RKE perlu diukur sebelum atau seiring berjalannya
waktu, agar bisa dilihat kekurangan persiapan pada Penyusunan kuesioner dan pemberian skor ber-
implementasi RKE dan evaluasi implementasi dasarkan tools DOQ-IT. Hasil total dari skor yang
RKE. Karena pada proses penerapan RKE ter- didapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu
dapat beberapa tantangan di antaranya masalah Sangat Siap, Cukup Siap dan Belum Siap.
infrastruktur, teknologi informasi, kurangnya
need assessment, masalah budaya, tingginya biaya Tahapan 3
software dan hardware serta standar pertukaran data Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dengan
(Sudirahayu & Harjoko, 2016). Untuk itu perlunya menggunakan SPSS. Responden pada pengujian ini

158
Suhartini, Bambang Karmanto, Yanto Haryanto, Nita Budiyanti, Lina Khasanah: Tingkat Kesiapan...

adalah petugas yang terkait dengan implementasi berpendidikan D3 Rekam Medis dan 69% sudah
RKE (petugas rekam medis dan pengolah data) di bekerja lebih dari 2 tahun.
22 Puskesmas di Kota Cirebon, total responden
adalah 100 orang. Penentuan valid dan reliabel Kuesioner
suatu kuesioner jika r hitung lebih besar daripada r Kuesioner pada penelitian ini merupakan hasil
table (menggunakan product moment). Sedangkan terjemahan dan modifikasi dari tools DOQ-IT
uji reliabilitas menggunakan uji Alpha Chroncbach disesuaikan dengan kondisi fasyankes di Indonesia.
instrumen dikatakan reliabel jika Alfa Chronbach Ada 28 item pertanyaan yang skor jawabannya
lebih dari 0,6. antara 0 – 5 terdiri dari 2 Aspek yaitu penyelarasan
organisasi dan kapasitas organisasi.

HASIL Masing – masing aspek memiliki kategori sebagai


berikut:
Hasil penelitian akan dijabarkan pada 3 kategori
yaitu karakteristik responden, hasil terjemahan 1. Aspek penyelarasan organisasi meliputi
kuesioner dan skornya, serta hasil uji validitas dan budaya, kepemimpinan, dan strategi.
reliabilitas. 2. Aspek kapasitas organisasi meliputi manajemen
informasi, staf klinis dan administrasi
Karakteristik responden rencana pelatihan formal, proses alur kerja,
Pemilihan responden berdasarkan kebutuhan akuntabilitas, keuangan dan anggaran,
sampel yang akan diukur dan terkait dengan keterlibatan pasien, dukungan manajemen, dan
implementasi RKE di fasyankes dalam hal ini di infrastruktur teknologi informasi.
Puskesmas. Berikut karakteristik responden pada
Pada DOQ-IT ini hasilnya akan menjabarkan
ujicoba kuesioner implementasi kesiapan RKE.
pada tingkat mana kesiapan Puskesmas dalam
Tabel 1. Pendidikan Responden mengimplementasikan rekam medis elektronik.
No. Kategori Frekuensi Persen (%) Tiap pernyataan di bawah ini terdapat 6 jawaban
1. Diploma 3 84 84%
berupa pernyataan yang dinilai dengan skor sebagai
berikut:
2. Sarjana (S1)/D4 14 14% 1. (a) nilai skor 0
(terapan)
2. (b) nilai skor 1
3. Magister (S2) 2 2%
3. (c) nilai skor 2
Total 100 100%
4. (d) nilai skor 3
Tabel 2. Masa Bekerja Responden 5. (e) nilai skor 4
No. Kategori Frekuensi Persen(%) 6. (f) nilai skor 5
1. 1-3 bulan 1 1%
Nilai skor 5 adalah jawaban paling tinggi, yang
2. Kurang dari 16 16% disetiap pernyataan nanti dijumlahkan hasil
1 Tahun (<1th)
total penilaian dari masing-masing pernyataan
3. Kurang dari 14 14% pada kuesioner kemudian dilihat hasil akhir dari
2 Tahun (<2th)
assessment tersebut berada pada kategori mana.
4. Lebih dari 69 69% Terdapat 3 kategori menurut tools DOQ -IT yaitu
2 Tahun (>2th)
Belum Siap (III) dengan nilai skor (0-49), Cukup
Total 100 100% Siap (II) dengan nilai skor (50-97) atau Sangat
Siap (I) dengan nilai skor (98-145) (MASSPRO,
Dari hasil tabel karakteristik responden 2009). Berikut tabel contoh pernyataan kuesioner
menunjukkan bahwa yang menjadi sampel pada
modifikasi kesiapan RKE:
penelitian pengembangan instrument ini 84%

159
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 9 No.2, Oktober 2021
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed); DOI : 10.33560/jmiki.v9i2.336

Tabel 3. Contoh Kuesioner Modifikasi Kesiapan RKE


Area Komponen
Pernyataan Skor
Kesiapan Kesiapan
Budaya 1. Pandangan mengenai Rekam Medis a Penggunaan teknologi informasi hanya untuk 0
Elektronik “paperless” saja
b Penggunaan teknologi informasi hanya di 1
bagian rekam medis dengan aplikasi
c Sebagai teknologi klinik untuk efesiensi alur 2
kerja

d Data dapat diakses cepat dan di mana saja 3


e Kemajuan teknologi untuk tujuan 4
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas
f Mengintegrasikan data dari berbagai sumber, 5
pendukung pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan keputusan klinis

2. Proses perencanaan terkait Rekam a Manajemen puncak (Top Manajemen) saja 0


Medis Elektronik terdiri atas
b Manajemen puncak (Top Manajemen) dan 1
atau tim yang terpilih
c Kepala Bagian Perencanaan atau kepala unit/ 2
instalasi
d Kepala unit/instalasi dan koordinator yang 3
ikut serta saja
e Manajemen puncak, Kepala Bagian 4
Perencanaan dan Tim yang terpilih
f Semua unit/instalasi dan semua tim saling 5
bekerja sama

Pada modifikasi kuesioner yang dibuat, terdapat 6 Tim Pengambil Keputusan


item-item pernyataan yang menyangkut aspek-
aspek dalam kesiapan implementasi RKE. Berikut Komponen Strategi
penjabaran pernyataan sejumlah 28 item yang 7 Teknologi Informasi dalam perencanaan strategis
masuk kedalam kategori penilaian aspek kesiapan harus memiliki
RKE.
8 Definisi kualitas dan efisiensi meliputi
Tabel 4. Pernyataan pada Kuesioner Modifikasi Komponen Manajemen Operasi
Kesiapan RKE
9 Optimalisasi penggunaan sistem dalam manajemen
Aspek Penyelarasan Organisasi pelayanan pasien
Budaya 10 Laporan yang dihasilkan Rekam Medis Eelektronik
1 Pandangan mengenai Rekam Medis Elektronik dapat digunakan manajemen, pelaporan data dan
peningkatan kualitas
2 Proses perencanaan terkait Rekam Medis Elektronik
terdiri atas Aspek Kapasitas Organisasi
3 Keterlibatan staf medis dalam proses Rekam Medis
Elektronik Komponen Staf Klinis dan Administrasi
4 Pembahasan utama terkait kerangka kerja untuk 11 Staf dan sumber daya manusia lainnya yang
menguraikan prioritas Rekam Medis Elektronik didedikasikan untuk kontrak dengan pihak ketiga
penyedia sistem
Kepemimpinan
5 Kepemimpinan dalam hal efektivitas penerapan 12 Kebutuhan staf untuk implementasi dan penggunaan
Rekam medis elektronik Rekam Medis Elektronik

160
Suhartini, Bambang Karmanto, Yanto Haryanto, Nita Budiyanti, Lina Khasanah: Tingkat Kesiapan...

13 Staf yang didedikasikan untuk manajemen proyek, Uji Validitas dan Reliabilitas
manajemen perubahan, dan peningkatan kualitas Tabel 5. Uji Validitas Kuesioner Kesiapan EMR
untuk Rekam Medis Elektronik
Kode r-tabel
r-hitung Kriteria
Komponen Training Instrument 5%(100)
Q1 0,359 0,195 Valid
14 Rencana pelatihan formal
Q2 0,306 0,195 Valid
15 Program pelatihan untuk manajer proyek dan staf TI Q3 0,356 0,195 Valid
yang terlibat dalam adopsi Rekam Medis Elektronik Q4 0,634 0,195 Valid
Q5 0,682 0,195 Valid
Komponen Proses Alur Kerja Q6 0,555 0,195 Valid
Q7 0,606 0,195 Valid
16 Proses administrasi dan klinis yang akan dimasukan Q8 0,693 0,195 Valid
dalam Rekam Medis Eletronik saat ini dan yang Q9 0,582 0,195 Valid
diusulkan, termasuk perkiraan volume peningakatn Q10 0,551 0,195 Valid
jumlah pasien dan kepegawaian Q11 0,604 0,195 Valid
17 Kebijakan, prosedur, dan protokol yang diperlukan Q12 0,783 0,195 Valid
untuk proses yang harus digunakan dalam pe- Q13 0,647 0,195 Valid
ngelolaan Rekam Medis Elektronik Q14 0,608 0,195 Valid
Q15 0,682 0,195 Valid
Akuntabilitas Q16 0,704 0,195 Valid
Q17 0,729 0,195 Valid
18 Peran dan tanggung jawab untuk menganalisis Q18 0,726 0,195 Valid
produk, ketentuan kontrak, dan bernegosiasi dengan Q19 0,431 0,195 Valid
vendor Q20 0,762 0,195 Valid
Q21 0,731 0,195 Valid
Komponen keuangan dan anggaran Q22 0,691 0,195 Valid
Q23 0,556 0,195 Valid
19 Anggapan terkait teknologi dalam Rekam Medis Q24 0,537 0,195 Valid
Elektronik Q25 0,755 0,195 Valid
20 Akuisisi RME dan pemeliharaan berkelanjutan Q26 0,571 0,195 Valid
Komponen keterlibatan pasien Q27 0,663 0,195 Valid
Q28 0,649 0,195 Valid
21 Interaksi pasien dengan Rekam Medis Elektronik
22 Kebijakan dan prosedur untuk koreksi atau akses Tabel 6. Uji Reliabilitas Kuesioner Kesiapan
pasien terhadap catatan medis elektronik dan EMR
pelepasan informasi pasien
Reliability Statistics
23 Proses rujukan resep elektronik
Cronbach’s Alpha N of Items
Komponen Dukungan Manajemen TI 0,938 100

24 Persyaratan manajemen teknologi informasi


Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
25 Penetapan staf IT dalam implementasi, rumus alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf
pemeliharaan, infrastruktur, dan pengguna Rekam α=0,05. Menurut (Wiratna, 2014) bahwa instrument
Medis Elektronik dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
26 Keterlibatan Staf IT pada proses perencanaan RME Alpha nilainya lebih besar dari 0,6. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai 0,938 lebih besar dari 0,6
dinyatakan reliabel.
Komponen infrastruktur TI

27 Penilaian kebutuhan perangkat keras, terminal PEMBAHASAN


desktop dan perangkat lain yang diperlukan untuk
Gambaran umum responden pada sampel pe-
mendukung penggunaan RME .
ngembangan instrument ini 84% berpendidikan
28 Rencana untuk infrastruktur teknis menggunakan D3 rekam medis. Sedangkan sumber daya yang
platform ketersediaan tinggi, ditingkatkan menjadi dibutuhkan selain basic rekam medis, Sumber
standar, terukur, dan mudah dipelihara Daya Manusia (SDM) harus memiliki spesifikasi

161
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 9 No.2, Oktober 2021
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed); DOI : 10.33560/jmiki.v9i2.336

di bidang teknologi dan informasi. Kebutuhan Reliabilitas kuesioner ditunjukkan pada tabel nilai
SDM yang memiliki kemampuan mendesain dan Cronbach’s Alpha = 0,938. Hal ini menunjukkan
merancang aplikasi serta menganalisa kebutuhan- bahwa 28 item pertanyaan pada kuesioner yang
kebutuhan pada pengembangan awal sebuah disusun reliabel atau konsisten. Data yang benar
sistem informasi. Selain itu pada implementasi akan membawa pada kesimpulan yang sesuai
RKE dibutuhkan kemampuan dan kemauan SDM dengan keadaan yang sebenarnya. Benar tidaknya
pada penggunaan aplikasi untuk membantu proses data tergantung pada baik tidaknya instrumen
penyelesaian pekerjaannya (Sudirahayu & Harjoko, pengumpul data atau pengukur objek dari suatu
2016). Untuk pengalaman kerja responden Sebagian variabel penelitian. Baik tidaknya suatu ins-
besar (69%) sudah bekerja lebih dari 2 tahun. Hal ini trumen penelitian ditentukan oleh validitas dan
bisa menjadikan alasan yang cukup dan memadai reliabilitasnya.
dalam pemahaman bagaimana implementasi RKE
Meskipun suatu instrumen telah terstandar dan
nanti dilaksanakan.
reliabel, tetapi hal itu tidak langsung membuat
Tingkat kesiapan implementasi terhadap RKE instrumen tersebut dapat digunakan dimana saja,
dengan menggunakan tools DOQ-IT dijabarkan kapan saja, kepada subjek siapa saja. Instrumen
dalam pernyataan yang telah diberikan skor. Hasil perlu diuji coba kembali setiap kali akan digunakan
modifikasi kuesioner yang dilakukan penulis (Tavakol & Dennick, 2011). Untuk itu perlunya
dengan menjabarkan pernyataan dalam bentuk validitas dan reliabilitas instrumen setiap kali akan
kuesioner yang diberikan skor 0-5. Modifikasi dilakukan penelitian. Menurut Dyah Budiyastuti
kuesioner memudahkan dalam penentuan skor & Bandur (2018:146) validitas pada pelaksanaan
dan penilaian pada kategori mana tingkat kesiapan penelitian ditentukan sejauh mana seorang peneliti
fasyankes pada implementasi RKE. Menurut mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara
(Diawati Chansanah, 2017) bahwa modifikasi khusus, validitas penelitian kuantitatif berakar
assessment kinerja diperlukan dalam rangka pada pandangan empirisme yang menekankan pada
aktivitas yang lebih kompleks sehingga assessment bukti, objektivitas, kebenaran, deduksi, nalar, fakta
yang dibuat lebih spesifik. Begitu pula dengan dan data numerik. Suatu tes yang memiliki validitas
assessment pada pengukuran tingkat kesiapan yang tinggi jika alat tersebut menjalankan fungsi
implementasi RKE perlu tools yang disesuaikan ukur secara tepat atau hasil ukur yang didapatkan
dengan kondisi fasyankes di lapangan. Menurut sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
(Budiyastuti D & Bandur A, 2018) bahwa tahapan tersebut (Azwar, 2016).
pada pengembangan instrument adalah analisis
Menurut hasil penelitian pada pengembangan ins-
kebutuhan, penentuan tujuan dan pengembangan
trumen analisis penerapan discovery learning bahwa
instrument. Pada pengembangan instrument di-
penilaian instrumen tersebut dilihat dari kecakupan
perlukan validasi oleh pakar dan validasi untuk
dan kesesuaian instrumen dengan analisis pem-
memperoleh reliabilitas pada studi kasus guru-guru
belajaran serta hasil modifikasi instrumen. Hal ini
biologi. Pada penelitian ini menggunakan pakar
sejalan dengan penelitian pengembangan instrumen
RKE dan Ahli penerjemah dalam menerjemahkan
kesiapan implementasi RKE yang dimodifikasi dan
dan memodifikasi kuesioner sehingga dapat di uji
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi fasyankes
validitas dan reliabilitasnya.
di lapangan. Nurkancana dalam Matondang
Tahapan selanjutnya pada pengujian validitas meng- (Matondang Zulkifli, 2014) menyatakan bahwa
gunakan metode korelasi produk momen Pearson. dalam hal validitas dan reliabilitas, tentunya
Berdasarkan nilai rhitung apabila nilai rhitung dipengaruhi oleh (1) instrumen, (2) subjek
lebih besar dari pada nilai rtabel yang ditunjukkan yang diukur, dan (3) petugas yang melakukan
melalui rtabel dengan N=100 yaitu 0,195. Dari pengukuran. Dalam hal pengukuran, khususnya
tabel di atas maka bisa disimpulkan bahwa semua dalam pendidikan tentunya yang terpenting adalah
instrument DOQ IT yang telah diterjemahkan informasi hasil ukur yang benar. Sebab dengan
sebanyak 28 pertanyaan dinyatakan Valid secara hasil ukur yang tidak atau kurang tepat maka akan
keseluruhan. Instrumen dikatakan valid apabila data memberikan informasi yang tidak benar, sehingga
dari variabel menunjukkan tepat tidak menyimpang kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
dari keadaan yang sebenarnya. Instrumen dikatakan
Langkah awal untuk persiapan penggunaan adopsi
reliabel jika data yang diungkapkan bisa dipercaya
rekam kesehatan elektronik maupun rekam medis
(Yusup, 2018).

162
Suhartini, Bambang Karmanto, Yanto Haryanto, Nita Budiyanti, Lina Khasanah: Tingkat Kesiapan...

elektronik di fasilitas pelayanan kesehatan dengan DAFTAR PUSTAKA


melalukan penilaian pada kesiapannya (Amatayakul
Amatayakul Margaret. (2004). Electronic Health
Margaret, 2004). Sejauh mana fasyankes siap
Records A Practical Guide for Professional
untuk mengimplementasikan semua yang berbasis
and Organization. AHIMA.
teknologi informasi. Menurut DOQ-IT dapat
dilihat dari 2 aspek, 1) penyelarasan organisasi
Ancker, J. S., Silver, M., Miller, M. C., & Kaushal,
yang meliputi nilai budaya, organisasi dalam hal ini
R. (2013). Consumer experience with
pengambilan keputusan, karakteristik, komitmen
and attitudes toward health information
kepemimpinan dan strategi yang meliputi visi,
technology : a nationwide survey. 1, 152–
misi, rencana strategis serta komunikasi internal
dan eksternal. 2) Kapasitas Organisasi meliputi 156. https://doi.org/10.1136/amiajnl- 2012-
manajemen informasi, staf klinis dan administrasi, 001062
pelatihan, proses alur kerja, akuntabilitas, keuangan
Azwar, S. (2016). Metode Penelitian. Pustaka
dan anggaran, keterlibatan pasien, dukungan
Pelajar.
manajemen IT dan insfrastruktur IT.
Penerapan RME dinyatakan berhasil jika dapat Budiastuti Dyah & Bandur A. (2018). Validitas
didorong dengan memberikan reward ataupun dan Reliabilitas Penelitian. Mitra Wacana
memperbaiki komponen-komponen yang lemah. Media.
(Sudirahayu & Harjoko, 2016). Hasil penelitian
(Ancker et al., 2013) pengalaman konsumen terhadap Diawati Chansanah, D. (2017). Pengembangan dan
dokter yang menggunakan RKE menyatakan bahwa Validasi Asesmen Kinerja dalam Proyek
peningkatan kualitas pelayanan dapat melalui Modifikasi Alat Praktikum Kimia Instrumen.
pertukaran informasi. Hal ini menunjukkan bahwa Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Sju/Index.Php/
implementasi RME maupun RKE pada fasyankes Chemined, 6(2252), 70–75. http://journal.
sangat membantu kinerja pelayanan nakes kepada unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
pasien. Untuk itu perlunya tools untuk mengukur
kesiapan implementasi RKE sehingga diketahui Gemala, H. (2012). Pedoman Manajemen Informasi
kelemahan-kelemahan terlebih dahulu sebelum Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan
diadopsinya RKE di fasyankes agar mengurangi (Revisi 3). UI PRESS.
kegagalan. Pengembangan instrumen modifikasi
kuesioner DOQ-IT yang sudah diuji validitas dan Ludwick, D. A., & Doucette, J. (2009). Primary
reliabilitas dapat diterapkan untuk menilai kesiapan Care Physicians’ Experience with Electronic
fasyankes pada implementasi RKE. Medical Records: Barriers to Implementation
in a Fee-for-Service Environment. 2009.
SIMPULAN https://doi.org/10.1155/2009/853524

Modifikasi instrumen DOQ-IT dalam bentuk MASSPRO, C. E. (2009). EHR Assessment and
kuesioner dapat digunakan pada penelitian untuk Readiness Starter Assessment Instructions
mengukur tingkat kesiapan fasyankes pada for Completing the Starter Assessment
implementasi RKE yang dibuktikan dengan hasil Section 1 – Organizational Alignment for
pengukuran instrumen yang valid dan reliabel.
EHR. 1–11.
Penelitian lanjutan bisa digunakan pada fasyankes
yang akan mengimplementasikan RKE sehingga Matondang Zulkifli. (2014). Validitas dan Re-
bisa diukur pada kategori mana kesiapannya. liabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Tabula-
rasa PPS Unimed, 496–500(1), 1510–1515.
UCAPAN TERIMA KASIH https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/
AMM.496-500.1510
Terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kota Cirebon dan seluruh res-
Peraturan Pemerintah Ri No 46 Tahun 2014
ponden petugas pengolah data yang ada di wilayah
tentang SIK (Issue 184, pp. 1–27). (2014).
kerja Puskesmas Kota Cirebon.

163
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 9 No.2, Oktober 2021
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed); DOI : 10.33560/jmiki.v9i2.336

Republik Indonesia. (2016). Undang-undang Tavakol, M., & Dennick, R. (2011). Making sense
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan of Cronbach’s alpha. International Journal
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 of Medical Education, 2, 53–55. https://doi.
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. org/10.5116/ijme.4dfb.8dfd
Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 251, 1689–1699. Wiratna, S. V. (2014). Metode Penelitian: Lengkap,
Praktis, dan Mudah Dipahami. Pustaka Baru
Sudirahayu, I., & Harjoko, A. (2016). Analisis Press.
Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elek-
tronik Menggunakan DOQ-IT di RSUD Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas
Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Journal Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal
of Information Systems for Public Health, Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan,
1(2), 35–43. https://journal.ugm.ac.id/jisph/ 7(1), 17–23. https://doi.org/10.18592/tar-
article/view/6536 biyah.v7i1.2100

164

Anda mungkin juga menyukai