Anda di halaman 1dari 12

Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN TERKAIT KENYAMANAN,


KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENUMPANG TRANSPORTASI
BUS KOPAJA
Rizka Amelia Azis / Yusuf Aninidita
Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No. 9 Kebun Jeruk, Jakarta 11510
rizka.amelia@esaunggul.ac.id

Abstrak
Transportasi adalah sarana yang penting dalam kebutuhan setiap orang. Sarana angkutan
umum saat ini semakin ditingkatkan pemerintah, hal ini dikarenakan Jakarta merupakan
kota metropolitan dengan mobilitas yang sangat tinggi dan juga guna menunjang
transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta.Salah satu alat transportasi umum
yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta adalah Koperasi Angkutan Jakarta
(Kopaja). Keberadaan bus Kopaja sebagai sarana transportasi menjadi salah satu
komponen pokok yang tidak dapat dipisahkan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan
manusia atau barang dari satu titik ke titik lainnya. Berbagai sarana transportasi yang ada
memiliki karakteristik pelayanan yang berbeda mulai dari daya tampung, kecepatan,
biaya, kenyamanan, keselamatan dan lain sebagainya yang menjadi pertimbangan bagi
user (pengguna) dalam memilih jenis sarana transportasi yang akan digunakan. Kopaja
dalam hal ini masih sering tidak memperhatikan peraturan lalu lintas, sehingga sering
sekali membahayakan penumpang maupun pengguna jalan yang lain. Hal itu jelas tidak
sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) terkait
kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi penumpang. Pada prinsipnya, Kopaja yang
bergerak dalam jasa transportasi darat bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada
konsumen. Dengan memberikan pelayanan sebaik mungkin, hal itu akan meningkatkan
pelayanan dari Kopaja yang pada akhirnya kepercayaan konsumen dalam menggunakan
Kopaja sebagai sarana transportasi akan meningkat.

Kata kunci: Perlindungan Konsumen, Kenyamanan, Keamanan, Keselamatan

Abstract
Transportation is an important tool in everyone's needs. Means of public transport is increasingly
enhanced government, this is because Jakarta is a metropolitan city with high mobility and also to
support transport needed by the people of Jakarta. One of the public transport that is most widely
used by people in Jakarta is Jakarta Transportation Cooperative (Kopaja). The existence of Kopaja
bus as a means of transportation to be one of the principal components of which can not be separated
to meet the needs of traveling people or goods from one point to another. Various transportation
facilities have the characteristics of different services ranging from capacity, speed, cost,
convenience, safety and so forth into consideration for the user (user) in selecting the type of
transportation to be used. Kopaja in this case they often do not notice the traffic rules, so often
endanger passengers or other road users. It was clearly not in accordance with Article 4 of the
Consumer Protection Act (BFL) concerning comfort, security and safety for passengers. In
principle, Kopaja engaged in ground transportation services can provide maximum service to
consumers. By providing the best service possible, it will improve the service of Kopaja that
ultimately consumer confidence in using Kopaja as a means of transportation will increase

Keywords : Consumer Protection , Safety , Security, Safety

Pendahuluan tinggi dan juga guna menunjang transportasi


Sarana angkutan umum di Jakarta saat yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta.
ini sedang ditingkatkan oleh pemerintah. Hal Salah satu alat transportasi umum yang paling
tersebut mengingat Jakarta merupakan kota banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta
metropolitan dengan mobilitas yang sangat adalah Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja).

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 23


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

Keberadaan bus Kopaja sebagai sarana kemudi yang hanya seadanya. Jika dilihat dari
transportasi menjadi salah satu komponen sisi ramah lingkungannya, kendaraan ini
pokok yang tidak dapat dipisahkan untuk merupakan salah satu penghasil polusi yang
memenuhi kebutuhan perjalanan manusia atau cukup besar. Hal tersebut diakibatkan oleh
barang dari satu titik ke titik lainnya. Berbagai mesin yang tidak bekerja secara fit sehingga
sarana transportasi yang ada memiliki menghasilkan pembuangan karbon yang
karakteristik pelayanan yang berbeda mulai cukup berbahaya dari pembakaran tidak
dari daya tampung, kecepatan, biaya, sempurna tersebut.
kenyamanan, keselamatan dan lain sebagainya Selain itu, masih banyak kejadian yang
yang menjadi pertimbangan bagi user sering dilakukan oleh pengendara bus kopaja,
(pengguna) dalam memilih jenis sarana yaitu sering menurunkan penumpang di
transportasi yang akan digunakan. tengah perjalanan sebelum tujuan penumpang
Secara kinerja jika dibandingkan turun, oper bus berikutnya dengan dipungut
dengan sarana transportasi lainnya dan biaya lagi, ugal ugalan dijalan, kejar kejaran
berdasarkan pemberitaan di media massa, dengan bus Kopaja lainnya dan keributan
Kopaja menjadi salah satu momok yang kerap antara supir bus dengan supir bus Kopaja
menimbulkan masalah, akan tetapi masih dalam satu rute. Hal tersebut sangat
banyak pengguna yang tetap menggunakan disayangkan, padahal penumpang sudah
sarana transportasi tersebut. Sampai saat ini, membayar kewajibannya sebagai konsumen
kopaja merupakan salah satu sarana tetapi penumpang tidak mendapatkan haknya
transportasi yang masih eksis dan menjadi sebagai konsumen. Untuk itu, diperlukan
salah satu transportasi alternatif bagi adanya upaya perlindungan konsumen sebagai
masyarakat khususnya DKI Jakarta. Dalam hal penumpang.
ini, seharusnya Kopaja lebih meningkatkan Upaya perlindungan konsumen
kualitas pelayanan bagi para penumpangnya didasarkan pada asas dan tujuan berdasarkan
baik dari segi keamanan, kenyamanan, Undang-Undang Perlindungan Konsumen
maupun keselamatan, mengingat bus (UUPK), yaitu:.
angkutan umum tersebut sering menimbulkan 1. Asas manfaat,
permasalahan dijalan dikarenakan supir bus 2. Asas keadilan,
yang lalai dan meremehkan keselamatan dan 3. Asas keseimbangan,
kenyamanan dalam berkendara dan berlalu 4. Asas keselamatan dan keamanan konsu-
lintas. men,
Kopaja adalah perusahaan yang 5. Asas kepastian hukum.
menyediakan jasa angkutan umum berupa bus Dalam Pasal 3 UUPK, disebutkan
sedang di Jakarta, Indonesia. Bus kopaja pada bahwa tujuan dari perlindungan konsumen
umumnya berwana hijau putih, yaitu paduan adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan,
warna antara warna hijau pada bagian atas dan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
putih putih pada bagian bawah yang diri, meningkatkan pemberdayaan konsumen,
berkapasitas 25 tempat duduk. Tetapi meski menciptakan unsur perlindungan hukum yang
berkapasitas 25 tempat duduk, kenyataannya mengandung kepastian hukum, menimbulkan
kendaraan ini sering melebihi kapasitas atau menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
penumpang (overcapacity). Jika dilihat dari sisi mengenai pentingnya perlindungan konsumen
keselamatan, transportasi umum ini sangat penumpang Kopaja, meningkatkan kualitas
jauh dari rasa aman. Kopaja dalam hal ini jasa yang menjamin kelangsungan usaha.
masih sering tidak memperhatikan peraturan Sedangkan tujuan umum perlindungan
lalu lintas, seperti tidak memperhatikan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
rambu-rambu lalu lintas sehingga sering sekali adanya kepastian hukum untuk memberikan
membahayakan penumpang maupun kepada konsumen.
pengguna jalan yang lain. Konsumen dapat terdiri dari mereka
Pada umumnya, dari segi fisik yang menggunakan barang atau jasa untuk
kendaraan sangat tidak memadai untuk tujuan membuat barang atau jasa lain atau
beroperasi, contohnya yaitu tidak berfungsinya menggunakan jasanya. Konsumen merupakan
alat pengukur kecepatan (speedo meter) dan alat salah satu pihak dalam hubungan dan

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 24


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

transaksi ekonomi yang haknya sering ini tingkat pelayanan dan operasi sistem, serta
diabaikan oleh para pelaku usaha, untuk itu kompleksitas permasalahannya yang tercermin
hak-hak konsumen perlu dilindungi. Menurut dalam tingkat keterbatasan kapasitas angkut,
pasal 1 angka 2 UUPK, konsumen adalah jarak tempuh dan kecepatan penggerakan serta
setiap orang pemakai barang/jasa yang kenyamanannya dapat disusun konsep
tersedia dalam masyarakat, baik bagi perbaikan dan pengembangan teknologi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, transportasi (Salim,1995).
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk Dalam perkembangannya, selain untuk
diperdagangkan. Sebagai pemakai barang/jasa mengatasi keterbatasan tersebut, suatu
konsumen memiliki beberapa hak dan teknologi transportasi dituntut pula untuk
kewajiban (Nasution,1995). Pengetahuan akan dikembangkan sedemikian sehingga biaya
hak-hak konsumen sangat penting agar orang transportasi yang dibutuhkan semakin rendah.
bisa bertindak sebagai pihak konsumen yang Untuk itu, pengembangan teknologi
mandiri dan paham akan hak dan transportasi membutuhkan dukungan dari
kewajibannya. beberapa jenis teknologi lain seperti
Berdasarkan uraian diatas, maka elektronika, mesin, metal, informatika serta
permasalahan yang akan dibahas dalam energi. Pada akhirnya diharapkan terjadi
penelitian ini, yaitu bagaimanaupaya hukum peningkatan kinerja teknologi transportasi
apa yang dapat ditempuh oleh penumpang yang dapat diteluisuri dengan memperhatikan
selaku konsumen terhadap pelanggaran hak- hubungan antara biaya angkut per ton²km
haknya yang telah diabaikan oleh pelaku dengan produktivitas pertknologia transpor-
usaha jasa bus kopaja? Oleh karena itu, penulis tasi perhari.
tertarik untuk mengadakan penelitian ini
dengan tujuan untuk mengetahui mengenai Sejarah Perkembangan Teknologi
solusi terhadap pelanggaran yang dilakukan Transportasi Darat
olehpengemudi bus kopaja terkait Manusia mengawali pemindahan
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan barang dengan menggunakan tangan
penumpang dan juga mengetahui tentang punggungnya. Akibat keterbatasan kapasitas
upaya hukum apa yang dapat ditempuh oleh angkut dan jarak tempuh, manusia mulai
penumpang selaku konsumen terhadap memanfaatkan hewan (kuda, keledai, unta ,
pelanggaran hak-haknya yang telah diabaikan dll) sehingga produktivitas jarak tempuh serta
oleh pelaku usaha jasa transportasi umum bus kecepatan perpindahan mulai meningkat.
kopaja.Adapun metode penelitian yang Dengan teknologi sederhana dikembangkan
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknologi roda dan selanjutnya dihasilkan
menggunakan metode penelitian hukum berbagai ukuran dan tipe kereta kuda/ pedato.
normative dan metode penelitian hokum Sejalan dengan perkembangan teknologi
empiris. Metode penelitian hukum normative automotif, metal, elektronika dan informatika
dilakukan karena penulis dalam melakukan manusia berhasil memanfaatkan sumber daya
penelitian ini bersumber pada data sekunder alam yang tersedia untuk menciptakan
yang penulis dapatkan di perpustakaan, berbagai jenis dan ukuran kendaraan bermotor
dengan demikian penulis telah melakukan serta lokomotif, bus, mobil, yang kesemuanya
library research. Sedangkan penelitian hokum cukup berhasil menjawab tuntutan akan
empiris penulis lakukan karena untuk kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan
melengkapi data sekunder, penulis mencari penggerak bahkan kenyamanan dan
data primer di lapangan, dengan demikian keselamatan (Hadihardjaja,2000).
penulis telah melakukan field research. Tentang tanggung jawab sepanjang
masa perjalanan dengan menggunakan
Pembahasan kendaraan angkutan umum, pengemudi
Filosofi dasar pengembangan teknologi bertanggung jawab atas segala kerugian yang
transportasi adalah usaha peningkatan kinerja diderita oleh penumpang, pemilik barang dan
pergerakan penumpang dan barang dengan atau pihak ketiga apabila timbulnya kerugian
berpatokan pada indikasi jenis dan itu karena kelalaian atau kesalahan dari
karakteristik teknologi transportasi dalam hal pengemudi pada kecelakaan lalu lintas yang

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 25


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

terjadi memperlihatkan berbagai jenis sarana segi fungsinya terminal merupakan tempat
transportasi untuk penumpang maupun (Fadel,2012):
barang (Nasution,2006). a. Mengawali dan mengakhiri satu
perjalanan
Moda Transportasi umum (Angkutan Darat) b. Perawatan sementara kendaraan
Moda merupakan alat transportasi c. Pool kendaraan
yang pelayanannya ditujukan untuk sejumlah d. Istirahat penumpang dan awak kendaraan
orang secara bersama sama. Dalam hal ini, e. Pengaturan jadwal keberangkatan, kedata-
masing-masing penumpang membayar ongkos ngan dan kelas pelayanan
sesuai tarif dan jarak, menerima pelayanan f. Penjualan tiket dan sebagainya
secara bersama-sama, tetapi si pemakai
angkutan umum tidak lagi memikirkan biaya Dari segi tata ruang wilayah, terminal
pemeliharaan dan bahan bakar kendaraan. Ciri dapat diartikan sebagai unsur tata ruang yang
operasi pelayanan moda ini ialah sebagai mempunyai peran penting bagi efisiensi
berikut (Fadel,2012): kehidupan wilayah, yang dapat membang-
1. Pemakai harus menyesuaikan diri dengan kitkan perjalanan serta berbentuk sebuah zona
asal dan tujuan (trayek) angkutan. (kawasan) dalam ruang wilayah (kota) seperti
2. Titik asal, tujuan serta rute yang dilalui (Fadel,2012):
tetap dan sangat tergantung dengan trayek a. Terminal Bus Pulogadung; dan
yang sudah ditentukan dalam peraturan. b. Pelabuhan Tanjung Priok, Zona Tanjung
3. Menghentikan kendaraan harus pada Priok di Jakarta.
tempat-tempat yang sudah ditentukan
dalam peraturan trayek dan peraturan Kondisi lalu lintas jalan adalah hasil
operator angkutan. dari perilaku arus lalu lintas. Perilaku lalu
4. Bentuk yang lazim dilihat diantaranya lintas sendiri adalah hasil pengaruh gabungan
adalah: antara manusia, kendaraan dan jalan dalam
a. Bus (darat/jalan raya)-dalam trayek, suatu lingkungan tertentu (Ansyari,2005).
dalam kota dan antar kota Manusia merupakan faktor yang paling tidak
b. Mobil penumpang kecil. Mikrolet stabil dalam pengaruhnya terhadap kondisi
(darat/jalan raya)-dalam trayek lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara
c. Taksi (darat/jalan raya)-non trayek tepat. Perilaku seorang pengemudi dipenga-
d. Bajaj(darat/jalan raya)- non trayek ruhi oleh faktor luar berupa keadaan
5. Perencanaan Terminal sekelilingnya, cuaca, daerah pandangan,
Secara umum pengertian terminal untuk penerangan jalan di malam hari dan emosinya
seluruh moda transportasi adalah sama. sendiri. Seorang pengemudi yang sudah hafal
pengertiannya dapat dilihat melalui tiga dengan jalan yang dilaluinya akan berbeda
segi yaitu (Edward,1988): sifatnya dengan seorang pengemudi pada jalan
a. Kedudukan dan keberadaan terminal yang belum dikenalnya. Dalam hal yang
dalam sistem transportasi terakhir ini, pengemudi cenderung untuk
b. Fungsinya mengikuti kelakuan pengemudi-pengemudi
c. Kewilayahan (tata ruang wilayah) lainnya (Fadel,2012).
Selain faktor-faktor tersebut di atas,
Dari segi kedudukan dan faktor lain yang mempengaruhi perilaku
keberadaannya dalam sistem transportasi, manusia adalah sifat perjalanan (bekerja,
terminal merupakan salah satu komponen rekreasi atau hanya berjalan-jalan) serta faktor
sistem transportasi yang berupa prasarana dan kecakapan, kemampuan dan pengalaman
fasilitas tetap. Terminal ini merupakan titik mengemudi. Untuk menguji apakah seorang
(simpul) dalam jaringan transportasi dan dianggap cukup cakap untuk mengemudi
menjadi tempat terhenti atau terputusnya arus kendaraan atau tidak, perlu dilakukan
pergerakan lalu lintas kendaraa. Sebagai serangkaian test yang hasilnya bila ia berhasil,
contoh, pergerakan mobil terhenti di tempat berupa Surat Izin Mengemudi (SIM) (Fadel,
parkir, dihalte, di terminal bus, dan di 2012).
pangkalan lain lainnya. Sementara itu, dari

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 26


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

Hak Serta Kewajiban Pelaku Usaha dan c. Memperlakukan atau melayani konsumen
Konsumen Jasa Layanan Transportasi Darat secara benar dan jujur, secara tidak
Angkutan Umum diskriminatif.
Untuk menciptakan keamanan bagi d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa
para pelaku usaha Transportasi Darat dan yang diproduksi dan/atau diperda-
sebagai keseimbangan atas hak-hak yang gangkan berdasarkan ketentuan standar
diberikan kepada konsumen, Pasal 6 UUPK mutu dan/atau jasa yang berlaku.
memberikan hak-hak bagi pelaku usaha, yaitu: e. Memberikan kesempatan kepada
a. Hak untuk menerima pembayaran yang konsumen untuk menguji dan/atau
sesuai dengan kesepakatan mengenai mencoba barang dan/atau jasa tertentu
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau serta memberikan jaminan dan/atau
jasa yang diperdagangkan. garansi atas barang yang dibuat dan/atau
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan diperdagangkan.
hukum dari tindakan hukum yang f. Memberi kompensansi, ganti rugi
beritikad baik. dan/atau penggantian atas kerugian
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri akibat penggunaan, pemakaian, dan
sepatutnya di dalam penyelesaian hukum pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
sengketa konsumen. diperdagangkan.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila g. Memberi kompensansi, ganti rugi
tidak terbuktu secara hukum bahwa dan/atau penggantian apabila barang
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh dan/atau jasa yang diterima atau
barang dan/atau jasa yang diperda- dimanfaatkan tidak sesuai dengan
gangkan, dan perjanjian.
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya. Dalam UUPK, terkait dengan jasa
layanan transportasi darat tampak bahwa
Berdasarkan hak hak yang sudah itikad baik lebih ditekankan kepada pengusaha
dijelaskan diatas maka saling berkaitan antara yang meliputi semua tahapan dalam
hak-hak dalam UUPK dengan Layanan melakukan kegiatan usahanya, sehingga dapat
Transportasi Darat. Tanpa adanya hak bagi diartikan bahwa kewajiban pengusaha jasa
pengusaha layanan transportasi darat maka layanan transportasi darat dimulai sejak para
tidak akan timbul pondasi layanan yang lebih pengusaha mendapatkan hak-haknya. Dengan
baik. Hal tersebut dikarenakan suatu layanan adanya hak-hak itu maka pengusaha juga
transportasi darat sangat penting demi berkewajiban memberikan layanan transpor-
menunjang keutuhan dan saling membutuh- tasi darat sesuai standar keamanan, kenya-
kan antara pengusaha layanan transportasi manan, dan keselamatan
darat dan penumpang sebagai pengguna jasa Dari sisi konsumen sebagai pemakai
layanan Transportasi Darat. barang dan/atau jasa, konsumen memiliki
Hak-hak tersebut berguna untuk sejumlah hak yang harus dilindungi. Dalam
menciptakan kenyamanan bagi para hal ini hak-hak konsumen sangat penting agar
pengusaha jasa layanan Transportasi Darat dan setiap orang dapat bertindak sebagai
sebagai keseimbangan atas hak-hak yang konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya
diberikan kepada penumpang. Selain itu, maka adalahjika ada tindakan yang merugikan
kepada pengusaha juga dibebankan pula konsumen maka ia dapat langsung
kewajiban-kewajiban yang diatur dalam Pasal menyadarinyadan mengetahui tindakan apa
7 UUPK yang isinya adalah sebagai berikut: yang selanjutnya dapat dilakukan dalam
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata
usahanya lain, ia tidak hanya tinggal diam ketika
b. Memberikan informasi yang benar, jelas, menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar
dan jujur mengenai kondisi jaminan oleh pelaku usaha (Shidarta,2006).
barang dan/atau jasa, serta memberikan Berdasarkan Pasal 4 UUPK, maka hak-
penjelasan penggunaan, perbaikan, dan hak konsumen dapat diuraikan sebagai
pemeliharaan. berikut:

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 27


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

1. Hak akan kenyamanan, keamanan dan penggunaan barang dan/atau jasa yang
keselamatan dalam mengkonsumsi diperolehnya sehingga konsumen dapat
barang/jasa terhindar dari kerugian (fisik maupun psikis).
2. Hak untuk memilih dan mendapatkan Selain memiliki hak, konsumen juga
barang / jasa sesuai dengan nilai tukar memiliki kewajiban yang tak kalah pentingnya
dan kondisi dan jaminan yang dijanjikan yang harus diperhatikan. Dalam Pasal 5 UUPK
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan dikatakan bahwa kewajiban konsumen, yaitu :
jujur mengenai kondisi dan jaminan 1. Membaca dan mengikuti petunjuk
barang/jasa. informasi pemakaian dan pemanfaatan
4. Hak untuk didengar pendapat dan barang/jasa.Tujuannya adalah untuk
keluhannya atas barang dan/atau jasa menjaga keamanan dan keselamatan
yang digunakan. konsumen itu sendiri
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi
perlindungan, dan upaya penyelesaian pembelian barang/jasa. Dengan itikad
sengketa perlindungan konsumen secara baik kebutuhan konsumen akan terhadap
patut. barang/jasa yang diinginkan bisa
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan terpenuhi dengan penuh kepuasan.
pendidikan konsumen 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani disepakati.
secara benar dan jujur serta tidak 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum
diskriminatif. sengketa perlindungan konsumen secara
Beberapa aspek penting dalam patut
perlindungan kepentingan konsumen juga Kewajiban tersebut sangat berguna bagi
dirumuskan dalam Perserikatan Bangsa- pengguna jasa layanan transportasi darat agar
Bangsa Nomor 38/248 tahun 1985 tentang selalu berhati-hati dalam menggunakan jasa
perlindungan konsumen yang dapat angkutan umum. Dengan demikian, pengguna
dilihat sebagai berikut: juga dapat terhindar dari kemungkinan-
1. Perlindungan konsumen dari bahaya kemungkinan masalah yang akan
bahaya terhadap kesehatan,transportasi menimpanya. Selain itu, kewajiban tersebut
dan keamanan berguna untuk mengimbangi hak pengguna
2. Promosi dan perlindungan kepentingan jasa layanan transportasi darat untuk
ekonomi sosial konsumen mendapatkan upaya penyelesaian sengketa
3. Tersedianya informasi yang memadai bagi sesuai ketentuan (Adjie,2016).
konsumen untuk memberikan kemam-
puan bagi mereka untuk melakukan Perlindungan Hak Konsumen Pengguna Jasa
pilihan yang sesuai kehendak dan Layanan Transportasi Bus Kopaja
kebutuhan pribadi UUPK merumuskan mengenai macam-
4. Pendidikan konsumen; macam hak konsumen, yang terdapat dalam
5. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif pasal 4. Dalam pasal tersebut terdapat hak
6. Kebebasan untuk membentuk organisasi yang secara umum dapat dikaitkan dengan
konsumen atau organisasi lain yang hak konsumen dalam berbagai bidang. Dalam
relevan dan memberikan kesempatan penelitian ini, hak konsumen yang terkait
pada organisasi tersebut untuk adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
menyerukan pendapatnya dalam proses keselamatan dalam menggunakan layanan jasa
pengambilan keputusan yang menyangkut transportasi umum dalam menggunakan bus
kepentingan mereka (Wijaya,2006). kopaja.
Hak konsumen selaku penumpang
Dari uraian tersebut, maka setiap yang tercantum dalam UUPK saling
konsumen berhak mendapatkan perlindungan berkesinambungan antara penumpang dan
atas barang atau jasa yang dikonsumsi dan pengusaha jasa layanan transportasi darat. Hal
dinikmati. Dalam penelitian ini, hak yang tersebut terlihat bahwa masalah kenyamanan,
dimaksud adalah hak untuk menjamin keamanan, dan keselamatan penumpang
keamanan dan keselamatan konsumen dalam merupakan hal yang paling pokok dan utama

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 28


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

dalam perlindungan konsumen dan dalam yang bebas masuk kedalam bus kopaja. Hal
pelayanan transportasi darat. Jasa yang tersebut jelas sangat mengganggu penumpang,
penggunaanya tidak memberikan karena pada umumnya jika pada angkutan
kenyamanan, terlebih lagi yang tidak aman umum pengamen tersebut kebanyakan dari
atau membahayakan keselamatan penumpang kalangan preman yang bertato yang terkadang
jelas tidak layak untuk dioperasikan dalam jasa ada yang meminta uang dengan memaksa
layanan transportasi darat untuk masyarakat. (Dewi,2016). Padahal idealnya angkutan
Jika kita membicarakan hak atas umum yang baik tidak memperbolehkan
kenyamanan dalam jasa layanan angkutan pengamen dan pedagang masuk ke dalam bus
umum, tidak hanya berkaitan dengan sarana untuk kenyamanan penumpang (Adji,2016).
utama saja, melainkan juga menyangkut Selain dari beberapa keluhan di atas,
sarana penunjangnya. Bus kopaja yang ada keluhan lain dari penumpang mengenai
saat ini mayoritas dalam melayani penumpang ketidaknyamanan menggunakan jasa
ternyata masih dapat dikatakan sangat kurang transportasi Kopaja tersebut, yaitu banyaknya
dalam hal pelayanan kenyamanannya. Banyak supir dan penumpang yang merokok didalam
keluhan penumpang terhadap angkutan Kopaja, dimana hal tersebut tidak sesuai
umum jenis ini, seperti penumpang tidak dengan Perda No.12 Tahun 2003 tentang lalu
merasakan kenyamanan yang seharusnya lintas dan angkutan jalan, kereta api, sungai,
mereka dapatkan yang selayaknya. dan danau, serta penyebrangan di Provinsi
Berdasarkan pengamatan yang dilaku- DKI Jakarta dan buruknya fisik Kopaja itu
kan penulis, masalah yang sering terjadi di sendiri, seperti kaca ventilasi bus susah
lapangan adalah kondisi bus Kopaja lebih dibuka, kaca retak/pecah, kurangnya
sering penuh sesak karena kelebihan lampu/penerangan yang memadai pada saat
penumpang atau overcapacity (Yanto,2016), malam hari dan tidak adanya speedo meter
padahal idealnya, untuk setiap bus Kopaja sehingga membuat supir tidak bisa mengontrol
kapasitasnya hanya 20-25 penumpang kecepatan yang menyebabkan ugal-ugalan
(Adjie,2016). Selain itu, masalah kenyamanan (Hendra,2106).
yang dikeluhkan penumpang yaitu didalam Menggunakan jasa transportasi tidak
bus Kopaja tidak tersedia alat bantu pegangan hanya cukup dari segi kenyamanannya saja,
yang layak dibagian atas kepalanya tetapi dilihat juga dari segi keamanan dan
(Subekti,2016). Karena tujuan awal dibuatnya keselamatan. Menurut kepala bidang
alat bantu pegangan tersebut yaitu agar ketika pengawasan angkutan darat Dishub DKI
bus berhenti mendadak penumpang dapat Jakarta yang dinyatakan aman yaitu yang
berpegangan agar tidak jatuh. memenuhi diantaranya yaitu segi kualitas
Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan (berhubungan dengan pelayanan di dalam
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 kendaraan seperti kursi tidak rusak atau
Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, berlubang, supir bus tidak merokok di dalam
yaitu dalam Pasal 95 yang menjelaskan bahwa kendaraan, tidak ada pengamen, tidak ada
jumlah tempat duduk dan tempat berdiri di pedagang asongan, kebersihan) dan dari segi
dalam bus umum haruslah jelas dinyatakan kuantitas dilihat dari jumlah penumpang
dengan suatu tulisan yang di tempatkan dimana kendaraan umum tersebut tidak
didalam mobil bus sehingga terlihat oleh awak melebihi kapasitas penumpang (overcapcity).
dan penumpang serta Pasal 97ayat (1) yaitu Hal tersebut sangat bertentangan dengan pasal
mobil bus yang digunakan untuk melayani 4 huruf (a) UUPK yang berkaitan dengan hak
angkutan jarak pendek dan angkutan kota, atas kenyaman dimana konsumen berhak
dapat disediakan tempat berdiri penumpang mendapatkan hak kenyamanan untuk tidak
juga ayat (3) penyediaan tempat berdiri dirugikan dalam menggunakan jasa layanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) transportasi angkutan umum khususnya
dilengkapi dengan pegangan tangan kopaja (Hendra,2016).
secukupnya. Menurut Undang²Undang Nomor 22
Ketidaknyamanan lainnya yang tahun 2009 Tentang Lalu lintas Angkutan jalan
terdapat dalam kopaja dapat dilihat dari Pasal 1 ayat 30 Keamanan Lalu Lintas dan
banyaknya pengamen dan pedagang asongan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 29


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau kartu pengawasan izin operasi dalam hal
kendaraan dari gangguan perbuatan melawan dilakukan pemeriksaan kendaraan
hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu bermotor.
lintas. Namun pada kenyataannya dilapangan 10. Mematuhi ketentuan tentang kelas jalan,
menunjukan bahwa keamanan dan rambu-rambu dan marka jalan, alat
keselamatan didalam Kopaja masih sangat pemberi isyarat lalu lintas, gerakan lalu
kurang. Pencopetan dan tindakan kriminal lintas, berhenti dan parkir, persyaratan
masih sering terjadi di dalam bus, begitu pula teknis dan laik jalan kendaraan bermotor,
dengan tindakan pelecehan terhadap kaum peringatan dengan bunyi dan sinar,
wanita yang kerap kali dijumpai. Dalam hal ini kecepatan maksimum dan/atau
jelas pihak kopaja seakan-akan tidak minimum, tata cara mengangkut orang
bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan barang, tata cara penggandengan dan
(Susi,2016). penempelan dengan kendaraan lain.
Dari sisi keamanan dan keselamatan 11. Memakai sabuk keselamatan bagi
didalam Kopaja juga masih sangat minim pengemudi.
karena banyaknya pengemudi bus yang sering
ugal-ugalan dalam mengemudi. Sebenarnya, Walaupun sudah ada aturan yang
perihal mengenai persyaratan pengemudi mengatur mengenai hal tersebut, masih saja
angkutan umum yang layak telah di atur banyak terjadi pelanggaran yang
dengan terperinci di dalam Peraturan Daerah mengakibatkan keamanan dan keselamatan
No. 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan penumpang diabaikan. Dalam hal ini
Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan Danau pengemudi Kopaja masih banyak yang tidak
serta Penyebrangan di Provinsi Daerah Khusus mengindahkan keamanan dan keselamatan
Ibu Kota Jakarta pasal 47 ayat 2, yaitu bahwa penumpang, seperti mengemudi
setiap pengemudi kendaraan umum yang kendaraannya terlalu kencang dengan ugal-
bertugas dalam pengoperasian kendaraan ugalan yang membuat penumpang tidak aman
untuk pelayanan angkutan umum wajib: dan tidak selamat.
1. Mampu mengemudikan kendaraannya Kenyamanan, keamanan dan kesela-
dengan wajar. matan penumpang adalah kunci utama dalam
2. Mematuhi ketentuan di bidang pelayanan berkendara, seharusnya angkutan umum
dan keselamatan angkutan. dapat mengantarkan penumpang ke tempat
3. Memakai pakaian seragam perusahaan tujuan dengan nyaman, aman dan selamat
yang dilengkapi dengan identitas sesuai dengan haknya sebagai konsumen tanpa
perusahaan, yang harus dipakai pada adanya kecerobohan/kelalaian pengemudi
waktu bertugas. dalam mengemudikan kendaraanya, dimana
4. Memakai kartu pengenal pegawai yang kelalaian pengemudi tersebut tidak jarang
dikeluarkan oleh perusahaan. menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang
5. Bertingkah laku sopan, ramah dan tidak mengakibatkan kematian.
merokok selama dalam kendaraan. Terkait hal tersebut, berikut adalah data
6. Tidak minum minuman yang kecelakaan bus Kopaja di daerah Jakarta Barat
mengandung alkohol, obat bius, narkotika dan Jakarta Pusat periode 2012-2014 yang
maupun obat terlarang lainnya. penulis peroleh dari Kepolisian Republik
7. Mematuhi waktu kerja, waktu istirahat Indonesia (Unit Laka Lantas), adalah sebagai
dan penggantian pengemudi sesuai berikut:
dengan ketentuan yang berlaku.
8. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki
dan pengguna jalan lainnya.
9. Menunjukkan surat tanda bukti
pendaftaran kendaraan bermotor, surat
tanda coba kendaraan bermotor, surat izin
mengemudi, dan tanda bukti lulus uji,
atau tanda bukti lain yang sah, kartu izin
usaha, kartu pengawasan izin trayek,

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 30


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

Kendaraan Angkutan Umum (Kopaja) Yang Terlibat kepada pihak penumpang. Akan tetapi,
Laka Lantas dikarenakan masih banyaknya pengemudi
No. Kecelaka
Tahun Kopaja Trayek an
kopaja yang belum memenuhi standar, maka
Ciledug-Tn penumpang menjadi tidak aman dalam
2012 16 Abang 3 kali menggunakan kopaja karena banyak kejadian
88 Slipi-Kalideres 3 kali yang menyebabkan kecelakaan dijalan yang
TN Abang-Rawa membuat penumpang tidak selamat.
95 lele 5 kali Selain standar tersebut, Undang-
Ciledug-Tn Undang juga sudah mengatur standar dalam
2013 16 Abang 3 kali mengoperasikan kendaraan bermotor.
88 Slipi-Kalideres 3 kali Menurut Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No.
TN Abang-Rawa
5 Tahun 2014 tentang transportasi, bahwa
95 lele 6 kali
Ciledug-Tn
setiap pemilik kendaraan bermotor yang di
2014 16 Abang 3 kali operasikan dijalan wajib memenuhi ketentuan
88 Slipi-Kalideres 4 kali jalan untuk menjamin keselamatan lalu lintas
Sumber: dan angkutan jalan. Sedangkan Pasal 56 ayat
Unit Laka Lantas, Data Kecelakaan Periode 2012- (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
2014 (Jakarta: Kepolisian Republik Indonesia, transportasi, bahwa setiap kendaraan bermotor
2016). yang di operasikan di jalan wajib melakukan
pengujian berkala.
Berdasarkan data tersebut, terlihat Menurut kepala pengelolaan uji KIR
bahwastandar keselamatan dan keamanan daerah Pulogadung bahwa pada dasarnya uji
penumpang kurang diperhatikan oleh KIR wajib dilakukan setiap 6 bulan sekali
pengemudi. Seharusnya penumpang selaku secara berkala. Hal tersebut dilakukan karena
konsumen pengguna jasa layanan transportasi untuk mengetahui kelayakan kendaraan
tersebut mendapatkan hak-haknya angkutan dalam hal ini adalah Kopaja
sebagaimana khusunya dalam penelitian ini (Muslim, 2016).
adalah hak mengenai kenyamanan, keamanan, Dalam menjalankan atau melaksanakan
dan keselamatan. suatu kegiatan, maka mutlak diperlukan izin
Menurut kepala bidang pengawasan guna mempermudah dan menertibkan
angkutan darat Dishub DKI Jakarta, setiap jalannya suatu kegiatan. Hal itu bertujuan
pengemudi bus harus memenuhi dalam untuk lebih memperjelas mengenai izin, baik
standar keselamatan penumpang. Hal tersebut tentang izin trayek, izin operasi angkutan
dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu maupun perizinan tertentu. Berdasarkan
(Hendra,2016): ketentuan umum peraturan daerah tentang
1. Harus memenuhi peraturan lalu lintas dan angkutan jalan dan retribusi perizinan
kelengkapan dokumen/surat operasional angkutan dalam pasal 1 angka 16, izin trayek
transportasi darat. yaitu izin yang diberikan kepada badan
2. Usia pengemudi harus diatas 17 tahun dan hukum atau perorangan yang bermaksud
mempunyai SIM. mengoperasikan kendaraan umum angkutan
3. Dilihat dari fisik kendaraan yaitu speedo kota pada trayek yang telah ditetapkan. Untuk
meter harus aktif, rem berfungsi dengan terwujudnya ketertiban di jalan, utamanya
baik, ban tidak boleh gundul atau ban yang berhubungan dengan jalur atau trayek
vulkanisir, tidak boleh menggunakan kaca yang harus dilalui oleh kendaraan umum
film hitam dan kaca spion tidak boleh maka harus ditetapkan jalur khusus terhadap
pecah. kendaraan tersebut guna menghindari
4. Kecepatan tidak boleh melebihi 60 kemacetan dan kesemrawutan.
km/jam. Dari uraian diatas, maka uji KIR dan
izin trayek merupakan salah satu bentuk solusi
Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam memberikan perlindungan kepada
diatas, standar tersebut seharusnya dapat penumpang bus kopaja baik dari sisi
dijadikan solusi dalam memberikan kenyamanan, keamanan dan kesalamatan. Hal
perlindungan keamanan dan keselamatan tersebut dikarenakan bus kopaja yang sudah

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 31


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

mendapatkan izin trayek dan lulus uji KIR memperhatikan ketentuan dalam pasal 45
tentu sudah layak untuk beroperasi. UUPK.
Pada umumnya di lapangan, konsumen
Upaya Hukum Terhadap Pelanggaran Hak selaku pengguna jasa layanan transportasi
Konsumen Pengguna Jasa Layanan Kopaja masih banyak yang kurang memahami
Transportasi Bus Kopaja ataupun mengetahui adanya penyelesaian
Sengketa terjadi apabila terdapat sengketa dengan dua cara diatas yaitu melalui
perbedaan pandangan antara para pihak pengadilan dan diluar pengadilan. Dalam hal
tentang suatu hal, dimana satu pihak merasa ini, konsumen untuk menyelesaikan
dirugikan hak-haknya oleh pihak yang lain. permasalahannya biasanya melalui dinas
Sengketa konsumen adalah sengketa antara perhubungan. Dinas Perhubungan tersebut
konsumen dengan pelaku usaha (publik atau memberikan upaya dalam menyelesaikan
privat) tentang produk konsumen, barang dan masalah dengan memberikan surat peringatan
atau jasa konsumen tertentu (Jurnalica, 2008). kepada operator angkutan umum khususnya
Dalam hal ini pihak konsumen yang Kopaja bahwa dalam rangka meningkatkan
bersengketa itu haruslah konsumen yang di pelayanan angkutan umum yang nyaman,
maksud dalam UU No. 8 tahun 1999 tentang aman, lancar, selamat, tertib dan teratur perlu
perlindungan konsumen. dilakukan pengawasan dan pemantauan
Berdasarkan ketentuan Pasal 47 dan terhadap operasional angkutan umum. Selain
pasal 48 UUPK, disebutkan bahwa tata cara itu, pihak dinas perhubungan mengontrol
penyelesaian sengketa konsumen dapat kelengkapan data/dokumen bus dan identitas
ditempuh dengan 2 cara, yaitu: kelayakan bus. Apabila bus tidak layak
1. Penyelesaian sengketa di luar beroperasi maka akan dilakukan pembekuan
pengadilan. izin trayek oleh dinas perhubungan
Penyelesaian sengketa dilakukan secara (Adji,2016).
damai yang dilakukan sendiri oleh pihak Konsumen yang sudah dirugikan oleh
konsumen dan pelaku usaha tanpa bantuan pelaku usaha dapat menuntut ganti kerugian
dari pihak lain. Dalam kasus sengketa antara kepada pelaku usaha. Beberapa hal yang perlu
penumpang pengguna kopaja dengan diingat dalam hal penggantian kerugian
pengusaha kopaja, penyelesaian sengketa adalah konsumen berhak untuk mendapatkan
dapat dilakukan adalah melalui dinas kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
perhubungan dengan bantuan pihak ketiga apabila barang dan atau jasa yang diterima
yaitu kepolisian. tidak sesuai perjanjian atau tidak sebagaimana
Apabila hak penumpang atas mestinya.
kenyamanan, keamanan dan keselamatan Perusahaan angkutan umum bertang-
tidak dapat dipenuhi oleh pelaku usaha dan gung jawab atas kerugian yang diderita oleh
dishub dapat minindak langsung di lapangan, penumpang yang meninggal dunia atau luka
maka penumpang dapat menyelesaian akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali
sengketa melalui YLKI (Yayasan Lembaga disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak
Konsumen Indonesia) sebagai sarana dapat dicegah atau dihindari atau karena
penyelesaian sengketa antara konsumen dan kesalahan penumpang. Jika korban meninggal
pelaku usaha. Namun, apabila tidak berhasil dunia akibat kecelakaan lalu lintas, perusahaan
maka dapat diselesaikan melalui BPSK (Badan angkutan umum wajib memberikan bantuan
Penyelesaian Sengketa Konsumen) dengan kepada ahli waris berupa biaya pengobatan
menggunakan alternativ dispute resolutions dan atau biaya pemakaman dengan
(ADR) yaitukonsiliasi, mediasi dan arbitrase. menggugurkan tuntutan perkara pidana.
Jika terjadi cedera terhadap badan atau
2. Penyelesaian Sengketa Melalui kesehatan korban akibat kecelakaan lalu lintas
Pengadilan perusahaan angkutan umum wajib memberi-
Menurut Pasal 48 UUPK, upaya hukum kan bantuan berupa biaya pengobatan dengan
melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tindakan menggugurkan gugatan perkara
tentang peradilan umum yang berlaku dengan pidana.

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 32


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

Menurut petugas Dishub DKI Jakarta usahanya, terutama dalam hal ini yaitu
dalam hal kecelakaan maka pihak yang pemberian pelayanan jasa transportasi umum
mengalami cedera, meninggal dunia berhak oleh pelaku usaha. Terkait kenyamanan,
mendapatkan asuransi kecelakaan dari jasa keamanan dan keselamatan penumpang bus
raharja (Hendra,2016). kopaja, masih banyak yang harus dibenahi dan
Dalam hal ini korban yang berhak atas diperbaiki misalnya mengenai hal-hal yang
santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat paling sering dikeluhkan konsumen dalam
angkutan penumpang umum yang mengalami menggunakan jasa transportasi kopaja.
kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh Dinas Perhubungan selaku pengawas
pengguna alat angkutan umum, selama angkutan jalan juga harus memberikan
penumpang yang bersangkutan berada dalam ketegasan kepada pengusaha kopaja untuk
angkutan tersebut yaitu saat naik dari tempat memenuhi standar kenyamanan, keamanan,
pemberangkatan sampai turun ditempat dan keselamatan agar penumpang selaku
tujuan. konsumen pengguna bus kopaja tidak
Dalam sengketa konsumen antara terabaikan hak-haknya. Salah satu bentuk
penumpang dan pengusaha Kopaja, solusi dalam memberikan perlindungan
penyelesaian sengketa yang banyak digunakan kepada penumpang bus kopaja baik dari sisi
adalah menggunakan jalur damai daripada kenyamanan, keamanan dan kesalamatan
meneruskan suatu perkara ke dalam adalah uji KIR dan izin trayek. Hal tersebut
pengadilan. Pada praktiknya dalam dikarenakan bus kopaja yang sudah
mendamaikan konsumen dengan kopaja yang mendapatkan izin trayek dan lulus uji KIR
tersandung kasus, YLKI secara tidak langsung tentu sudah layak untuk beroperasi.
melakukan konsiliasi dan mediasi layaknya Berdasarkan ketentuan pasal 47 dan
wewenang BPSK. YLKI berusaha pasal 48 penyelesaian sengketa konsumen
mempertemukan pelaku usaha dan konsumen, yang merasa dirugikan dan tidak mendapat-
setelah itu dilakukan mediasi antar kedua kan ganti kerugiannya dari pelaku usaha atas
pihak terkait, Apabila mediasi gagal atau tidak hak²hak konsumen dapat ditempuh dengan
berhasil maka YLKI akan menyarankan dua cara yaitu melalui penyelesaian sengketa
melakukan penyelesaian sengketa di BPSK diluar pengadilan dan melalui pengadilan.
(Sudaryatmo,2016). Akan tetapi pada prateknya melalui
Badan Penyelsaian Sengketa Konsumen pengadilan biasanya tidak diterapkan, lebih
(BPSK) wajib mengeluarkan putusan paling mengutamakan jalur perdamaian yang
lambat 21 hari kerja setelah gugatan diterima, melibatkan pihak ke-3 yaitu Yayasan Lembaga
dalam waktu paling lambat 7 hari kerja sejak Konsumen Indonesia (YLKI). Apabila melalui
menerima putusan BPSK sebagaimana jalur tersebut masih belum menemukan titik
dimaksud dalam pasal 55 pelaku usaha wajib temu/penyelesaian sengketa maka dapat
melakukan putusan tersebut. Para pihak juga dilanjutkan melalui Badan Penyelesaian
dapat mengajukan keberatan kepada Sengketa Konsumen (BPSK). Para pihak juga
pengadilan negri paling lambat 14 hari kerja dapat mengajukan keberatan di Pengadilan
setelah menerima putusan tersebut dan dapat negri. Selain hal itu juga konsumen dapat
diputuskan di pengadilan negeri. menyampaikan keluhannya kepada pihak
pemerintah yaitu Dishub terkait Kopaja yang
Kesimpulan tidak melakukan standar kenyamanan,
Perlindungan konsumen dalam keamanan dan keselamatan agar dapat
layanan jasa transportasi umum khususnya terkordinasi dan tidak menimbulkan
bus Kopaja di atur secara umum di dalam kecelakaan di jalan.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Nomor 8 Tahun 1999, dan secara khusus diatur DaftarPustaka
di dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun Ansyari. Alik.(2005). Rekayasa Lalu Lintas.
2009 Tentang lalu Lintas Dan Angkutan jalan. Malang: Universitas Muhhamadiyah
Semua hak yang tercantum dalam pasal²pasal Malang.
di kedua undang-undang tersebut harus
dilakukan pelaku usaha dalam menjalankan

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 33


Perlindungan Hak Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus Kopaja

Edward, K. Morlok. (1988). Pengantar Teknik Sudaryatmo. (4 Januari 2016). Wawancara


Dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Ketua YLKI. Jakarta.
Erlangga.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Fadel, Miro. (2012). Pengantar Sistem Perlindungan Konsumen.
Transportasi. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Hadihardja, Joetata Hadihardja. (2000). Sistem Transportasi.
Transportasi. Jakarta: Universitas
Gunadarma. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Keputusan Menteri Perhubungan Tentang
Pengujian Berkala Kendaran Bermotor. Wijaya, Gunawan dan Ahmad Yani. (2006).
No. 133 Tahun 2015 Hukum Tentang Perlindungan Konsumen.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Layanan Lingkup jaminan. Diakses dari
https://www.jasaraharja.co.id/layanan
/lingkup-jaminan

Maslihati Nur Hidayati. (Agustus, 2008).


Analisis Tentang Alternatif
Penyelesaian Sengketa Perlindungan
Konsumen: Studi Tentang Efektifitas
Badan Penyelesaian Sengketa
Perlindungan Konsumen. LexJurnalica, 5
(3).

Nasution, AZ.(2006). Hukum Perlindungan


Konsumen Suatu Pengantar. (Cet. 2).
Jakarta: Diadit Media.
---------------. (1995). Konsumen dan Hukum.
Jakarta: Diadit Media.

Peraturan Daerah tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai dan
Danau serta Penyebrangan di Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor
12 Tahun 2003.

Peraturan PemerintahTentang Kendaraan dan


Pengemudi. PP Nomor 43 tahun 1993.

Peraturan Pemerintahan Tentang Angkutan


Jalan. No.41 Tahun 1993

Salim, H.A. Abbas. (1995). Manajemen


Transportasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Shidarta. (2006). Hukum Perlindungan Konsumen


Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.

Lex Jurnalica Volume 13 Nomor 1, April 2016 34

Anda mungkin juga menyukai